Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN PENDAHULUAN PADA GANGGUAN

PEMENUHAN KEBUTUHAN OKSIGENASI

DISUSUN OLEH :
FIRZY FAWZAN PO713201211110 TK. 1C

CI INSTITUSI CI LAHAN

Hj. Hartati, S.Pd., S.Kep.Ns., M.Kes Ns.A.Nurinayah, S.Kep.M.Kep

PRODI DIII KEPERAWATAN POLTEKKES


KEMENKES MAKASSAR 2021/2022
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING

Judul : Laporan Pendahuluan Kebutuhan Aman dan

Nyaman Telah di setujui dan disahkan oleh pembimbing

institusi

FIRZY FAWZAN PO713201211110 TK. 1C

Makassar, 06 Juni 2022

CI INSTITUSI CI LAHAN

Hj. Hartati, S.Pd., S.Kep.Ns., M.Kes Ns.A.Nurinayah, S.Kep.M.Kep


DAFTAR ISI

2
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING.................................................................2
DAFTAR ISI....................................................................................................................3
BAB I................................................................................................................................4
KONSEP TEORI.............................................................................................................4
A. DEFINISI...................................................................................................................4
B. ETIOLOGI.................................................................................................................4
C. TANDA DAN GEJALA.............................................................................................4
D. PATOFISIOLOGI (PATHWAY)...............................................................................5
E. PEMERIKSAAN PENUNJANG..............................................................................5
F. KOMPLIKASI...........................................................................................................6
G. PENATALAKSANAAN............................................................................................6
BAB II..............................................................................................................................7
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN..........................................................................7
DENGAN PASIEN GANGGUAN AMAN DAN NYAMAN.........................................7
A. PENGKAJIAN...........................................................................................................7
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN.................................................................................8
C. PERENCANAAN......................................................................................................9
D. EVALUASI.................................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................10

3
BAB I
KONSEP TEORI
A. DEFINISI
Rasa aman didefinisikan oleh Maslow dalam Potter & Perry (2006)
sebagai sesuatu kebutuhan yang mendorong individu untuk memperoleh
ketentraman, kepastian dan keteraturan dari keadaan lingkungannya yang
mereka tempati. Keamanan adalah kondisi bebas dari cedera fisik dan
psikologis ( P o t t e r &Perry, 2006).
Rasa aman menurut Potter dan Perry mengatakan kondisi dimana
seseorang bebas dari cedera fisik dan psikologis dan dalam kondisi aman dan
tentram.
Nyaman adalah kondisi dimana kita merasa aman, senang dan tidak ada
beban pikiran. Kenyamanan perlu didapatkan setiap orang dalam setiap
kegiatannya, karena bila tidak nyaman, sesuatu yang dikerjakan tidak akan
menjadi maksimal hasilnya.

B. ETIOLOGI
1. Gejala penyakit.
2. Kurang pengendalian situasional atau lingkungan.
3. Ketidakadekuatan sumber daya (misalnya dukungan finansial, sosial dan
pengetahuan).
4. Kurangnya privasi.
5. Gangguan stimulasi lingkungan.
6. Efek samping terapi (misalnya, medikasi, radiasi dan kemoterapi).
7. Gangguan adaptasi kehamilan.

C. TANDA DAN GEJALA


1. Mengeluh tidak nyaman
2. Mengeluh mual
3. Mengeluh ingin muntah
4. Tidak berminat makan

4
D. PATOFISIOLOGI (PATHWAY)
Pada saat sel saraf rusak akibat trauma jaringan, maka terbentuklah zat-zat
kimia seperti Bradikinin, serotonin dan enzim proteotik. Kemudian zat-zat
tersebut merangsang dan merusak ujung saraf reseptor nyeri dan
rangsangan tersebut akan dihantarkan kehypothalamus melalui saraf
asenden.

E. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan diagnostik yang dapat dilakukan untuk mengetahui adanya
gangguan oksigenasi yaitu:
1. EKG, menghasilkan rekaman grafik aktivitas listrik jantung, mendeteksi
transmisi impuls dan posisi listrik jantung.
2. Pemeriksaan stres latihan, digunakan untuk mengevaluasi respond jantung
terhadap stres fisik. Pemeriksaan ini memberikan informasi tentang

5
respond miokard terhadap peningkatan kebutuhan oksigen dan
menentukan keadekuatan aliran darah koroner.
3. Pemeriksaan untuk mengukur keadekuatan ventilasi dan oksigenasi ;
pemeriksaan fungsi paru, analisis gas darah (AGD).

F. KOMPLIKASI
1. Hypoxia merupakan kondisi ketidakcukupan oksigen dalam tubuh, dari gas
yang diinspirasi ke jaringan.
2. Hyperventilasi merupakan jumlah udara dalam paru berlebihan.
3. Hypoventilasi meupakan ketidakcukupan ventilasi alveoli (ventilasi tidak
mencukupi kebutuhan tubuh), sehingga CO2 dipertahankan dalam aliran
darah.
4. Cheyne Stokes merupakan bertambah dan berkurangnya ritme respirasi,
dari pernafasan yang sangat dalam, lambat dan akhirnya diikuti periode
apnea.
5. Kussmaul’s (hyperventilasi) meupakan peningkatan kecepatan dan
kedalaman nafas biasanya lebih dari 20 x per menit.
6. Apneustic merupakan henti nafas pada gangguan sistem saraf pusat.
7. Biot’s Nafas dangkal, mungkin dijumpai pada orang sehat dan klien
dengan gangguan sistem saraf pusat.
8. Penurunan kesadaran.
9. Disorientasi
10. Gelisah dan cemas.

G. PENATALAKSANAAN
Pemberian antirematik dan pasang infus tujuannya yaitu untuk
mempertahankan cairan tubuh pasien. Antasida untuk mengurangi adanya
perasaan begah atau penuh serta tidak enak di abdomen dan untuk menetralisir
lambung. Antagonis H2 (seperti rantin ataupun ranitidine, simetidin) mampu

6
menurunkan sekresi asam lambung. Antibiotik diberikan jika dicurigai adanya
infeksi oleh kuman Helicobacter pylori.

BAB II
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
DENGAN PASIEN GANGGUAN AMAN DAN NYAMAN

A. PENGKAJIAN
Pengkajian keperawatan merupakan tahap awal dari proses keperawatan,
pengkajian keperawatan ini bertujuan untuk menggali atau mendapatkan data
utama tentang kesehatan pasien baik itu fisik, psikologis, maupun emosional
(Debora, 2013).
Menurut (Ardiansyah, 2012) yang harus dikaji pada klien yang mengalami
penyakit gastritis adalah:
1. Pengkajian (Anamnesis)
a. Biodata
Pada biodata, bisa diperoleh data tentang identitas pasien meliputi
nama pasien, tempat tanggal lahir, alamat, umur pasien, jenis kelamin
pasien, pekerjaan pasien, pendidikan pasien, status kawin pasien,
agama dan asuransi kesehatan. Selain itu juga dilakukan pengkajian
tentang orang terdekat pasien.
b. Keluhan utama
Selama pengumpulan riwayat kesehatan, perawat menanyakan
kepada pasien tentang tanda dan gejala yang dialami oleh pasien.
Setiap keluhan harus ditanyakan dengan detail kepada pasien
disamping itu diperlukan juga pengkajian mengenai keluhan yang
disarasakan meliputi lama timbulnya.
c. Riwayat Penyakit Sekarang

7
Pada riwayat penyakit sekarang, perawat mengkaji apakah gejala
terjadi pada waktu yang tertentu saja, seperti sebelum atau sesudah
makan, ataupun setelah mencerna makanan pedas dan pengiritasi dan
setelah mencerna obat tertentu atau setelah mengkonsumsi alhohol.
d. Riwayat penyakit dahulu
Untuk mengkaji riwayat penyakit dahulu atau riwayat penyakit
sebelumnya, perawat harus mengkaji apakah gejala yang berhubungan
dengan ansietas, stress, alergi, makan atau minum terlalu banyak, atau
makan terlalu cepat. Selain itu perawat juga harus mengkaji adakah
riwayat penyakit lambung sebelumnya atau pembedahan lambung
e. Riwayat kesehatan keluarga
Dalam riwayat kesehatan keluarga perawat mengkaji riwayat keluarga
yang mengkonsumsi alkohol, mengidap gastritis, kelebihan diet, serta
diet sembarangan.
Selain itu perawata juga mananyakan tentang penyakit yang pernah
dialami oleh keluarga.
Selain pengkajian riwayat harus bisa diseimbangkan sesuai dengan
kebutuhan seorang pasien. Setiap pola merupakan suatu rangkaian perilaku
yang membantu perawat dalam mengumpulkan suatu data (Wijaya & Putri,
2013).

B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Diagnosis keperawatan adalah suatu penilaian klinis terhadap adanya
pengalaman dan respon individu, keluarga ataupun komunitas terhadap
masalah kesehatan, pada risiko masalah kesehatan atau pada proses kehidupan.
Diagnosis keperawatan adalah bagian vital dalam menentukan proses asuhan
keperawatan yang sesuai dalam membantu pasien mencapai kesehatan yang
optimal. Mengingat diagnosis keperawatan sangat penting maka dibutuhkan
standar diagnose keperawatan yang bisa diterapkan secara nasional di
Indonesia dengan mengacu pada standar diagnosa yang telah dibakukan
sebelumnya (PPNI, 2016).

8
Diagnosa keperawatan menurut (PPNI, 2016) dalam buku Standar
Diagnosa Keperawatan Indonesia adalah Gangguan Rasa Nyaman
berhubungan dengan gejala penyakit. Tanda dam gejala mayor, subjektif:
mengeluh mual, merasa ingin muntah, tidak berminat makan. Gejala dan tanda
minor, subjektif: merasa asam di mulut, sensasi panas/dingin, sering menelan,
objektif: saliva meningkat, pucat. Menurut (Nurarif & Kusuma, 2015)
diagnosa keperawatan yang mungkin muncul pada penyakit gastritis adalah:
a. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan masukan nutrient yang tidak adekuat
b. Kekurangan volume cairan berhubungan dengan masukan cairan tidak
cukup dan kehilangan cairan berlebihan karena muntah
c. Nyeri akut berhubungan dengan mukosa lambung teriritasi
d. Defisiensi pengetahuan berhubungan dengan penatalaksanaan diet dan
proses penyakit.

C. PERENCANAAN
Implementasi merupakan suatu proses keperawatan yang dilakukan setelah
perencanaan keperawatan. Implementasi keperawatan adalah langkah keempat
dari proses keperawatan yang telah direncanakan oleh perawat untuk
membantu pasien yang bertujuan mencegah, mengurangi, dan menghilangkan
dampak ataupun respon yang dapat ditimbulkan oleh adanya masalah
keperawatan serta kesehatan.
Implementasi keperawatan membutuhkan fleksibilitas dan kreativitas perawat
(Debora, 2013).

D. EVALUASI
Evaluasi keperawatan merupakan tahap kelima atau proses keperawatan
terakhir yang berupaya untuk membandingkan tindakan yang sudah dilakukan
dengan kriteria hasil yang sudah ditentukan. Evaluasi keperawatan bertujuan
menentukan apakah seluruh proses keperawatan sudah berjalan dengan baik
dan tindakan berhasil dengan baik (Debora, 2013). Evaluasi yang diharapkan

9
dapat dicapai pada pasien gastritis dalam pemenuhan kebutuhan rasa nyaman
adalah dapat mengontrol terhadap adanya gejala, menyatakan rasa nyaman,
tidak adanya mual.

DAFTAR PUSTAKA
Tim Pokja SDKI DPP PPNI. (2017). Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia
(1st ed.). Jakarta:
Dewan Pengurus Pusat Persatuan Perawat Nasional Indonesia. Retrieved from
http://www.inna-ppni.or.id

Tim Pokja SIKI DPP PPNI. (2018). Standar Intervensi Keperawatan


Indonesia (I). Jakarta. Retrieved from http://www.inna-ppni.or.id

Tim Pokja SLKI DPP PPNI. (2018). Standar Luaran Keperawatan Indonesia:
Definisi dan
Kriteria Hasil Keperawatan (1st ed.). Jakarta: Dewan Pengurus Pusat
Persatuan Perawat Nasional Indonesia. Retrieved from
http://www.innappni.or.id

Asmadi. 2008. Tehnik Prosedural Keperawatan: Konsep Aplikasi Kebutuhan


Dasar Klien. Jakarta : Salemba Medika.

Wartonah. 2006.Kebutuhan Dasar Manusia dan Proses Keperawatan.


Jakarta:Salemba Medika:

Muhammad,Wahit Iqbal dkk. 2007.Buku Ajar Kebutuhan Dasar Manusia.


Jakarta : EGC

10
11

Anda mungkin juga menyukai