Anda di halaman 1dari 36

LAPORAN LENGKAP

KIMIA DASAR

DISUSUN OLEH :
KELOMPOK : V (LIMA)
KELAS :E

1. AYU APRILIANI (105131119722)


2. NURAFIKA RAHMATILLAH (105131117722)
3. RISDA MAYANTI (105131118022)
4. JILSA SABILA RIZA (105131121822)
5. JIHAN SYAKIRA (105131121922)
6. ISTIQVAH IQBAL P (105131119022)
7. HARISA (105131118822)

LABORATORIUM KIMIA FARMASI


JURUSAN FARMASI
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
MAKASSAR
2023
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Buffer atau larutan penyangga merupakan larutan yang bersifat mempertahankan

Ph-nya, jika ditambahkan sedikit asam atau sedikit basa atau di encerkan. Buffer

atau larutan penyangga terdiri dari dua macam yaitu, larutan penyangga asam

lemah dengan basa konjugatnya ( garamnya ) dan larutan penyangga basa lemah

dengan asam konjugatnya ( garamnya ).

Sifat-sifat garam diantaranya asam , basa atau juga bisa bersifat netral, dan sifat-

sifat tersebut dapat di jelaskan menggunakan konsrp hidrolisis. Macam-macam

garam terdiri dari 4 macam yaitu, garam yang berasal dari asam kuat dan basa

kuat. Garam yang berasal dari asam kuat dan basa kuat, garam yang berasal dari

asam kuat dan basa lemah, garam yang berasal dari asam lemah dan basa lemah.

Larutan penyangga atau larutan dapar adalah larutan yang mengandung campuran

asam lemah dan basa konjugatnya atau sebaliknya. Perubahan Ph larutan ini

sangat kecil, ketika asam dan basa kuat di tambahkan dalam jumlah sedikit atau

sedang, ke dalam larutan dapar. Oleh karena itu larutan ini berguna untuk

mencegah perubahan Ph larutan. Larutan dapar digunakan untuk mempertahankan

Ph pada nilai tertentu dalam berbagai aplikasi kimia. Kebanyakan bentuk

kehidupan berhubungan dengan mempertahankan Ph, sehingga larutan dapar juga

digunakan untuk menjaga Ph agar konstan. Secara alami, sistem dapar bikarbonat

digunakan untuk mengatur Ph darah. ( Eka Nugraha, 2022 ).


Salah satu larutan standar buffer tertelusur yang telah dibuat di laboratorium

euktronkimia adalah larutan standar buffer. Larutan standar buffer ini nantinya

dapat digunakan sebagai salah satu larutan standar buffer untuk pemanfaatan

kualitas hasil kegiatan penelitian dan pengembangan larutan standar buffer

tersebut disajikan.

Berdasarkan uraian diatas maka dilakukanlah praktikum kimia dasar mengenai “

Ph dan Larutan Buffer “ agar praktikan bisa lebih mengetahui dan mengenal apa

itu Ph dan Larutan Buffer.


B. Maksud dan Tujuan

Adapun maksud dan tujuan dari percobaan ini yaitu :

1. Mahasiswa dapat mengukur Ph suatu larutan

2. Mahasiswa dapat memahami cara kerja dari sistem buffer

C. Prinsip Percobaan

Adapun prinsip dari percobaan ini yaitu :

1. Penentuan sifat asam dan basa serta Ph suatu sampel ( HCL, NH4OH,

CH3COOH, NaOH, NaHCO3, CH3COONa, H2CO3 ) dengan menggunakan

metode Ph indikator universal dan Ph meter.

2. Penentuan masing-masing Ph larutan buffer setelah dibagi 2 yang kemudian

akan ditambahkan 0,5 ml HCl pada sampel pertama dan 0,5 NaOH pada sampel

kedua, dan di ukur Ph dengan menggunakan indikator universal atau Ph meter dan

air suling yang juga dibagi menjadi 2 sampel, pertama ditambahkan 0,5 ml HCl

dan sampel kedua ditambah 0,5 ml NaOH, kemudian diukur Ph menggunakan

indikator universal atau Ph meter.


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. TeoriUmum

Buffer atau larutan penyangga merupakan larutan yang bersifat

mempertahankan Ph nya, jika ditambahkan sedikit asam atau sedikit basa dan atau

diencerkan. Larutan penyangga merupakan campuran asam lemah dengan basa

konjugatnya atau campuran basa lemah dengan asam konjugasinya.

Misal asam asetat (CH3COOH) dengan ion asetat (CH3COO-)yang berasal


dari natrium asetat (CH3COONa). Jika kedalam larutan ini ditambahkan sedikit
asam atau basa, ternyata Ph larutan tidak berubah, hal ini disebabkan ion H + dari
asam segera ditangkap oleh ion asetat (OH2) dan ion OH -dan basa segera
ditangkap oleh molekul asam asetat (CH3COOH).
CH3COO- + H+ CH3COOH ↔ CH3COOH
CH3COOH + OH+ ↔CH3COO- + H2O
Dengan demikian penambahan asam atau basa tidak mengubah konsentrasi H+dan
OH- dalam kelarutan, sehingga pH kelarutan komitmen.
Contoh lain dengan dilakukan pengenceran. Misal pengenceran larutan hingga
volumenya = 10 kali volume semula. Jika larutan ini diencerkan hingga
volumenya 10 kali, volume semula maka CH3COOH bertambah yang dapat
menyebabkan jumlah H+ dalam larutan bertambah, H+ tidak berubah karena
volume larutanbertambah, akibatnya,
Macam-macam larutan penyangga atau buffer sebagai berikut :

a) Larutan penyangga asam

Larutan penyangga asam merupakan campuran asam lemah dengan basa

konjugat (garamnya) dan berfungsi untuk mempertahankan harga pH pada

kondisi asam (pH <>). Contoh : CH3COOH dengan CH3COO.


CH3COOH dengan CH3COONa, H2CO3 dengan Na2CO3H2 dengan

Na5.H3PO4 dengan Na3PO4.

b) Larutan penyangga basa

Larutan pemyangga basa merupakan campuran basa lemah dengan asam

konjugatnya (garamnya) dan berfungsi mempertahankan harga pH pada

kondisi basa (pH >7). Contohnya NH4OH dengan NaH+, NaH+, NH14OH

dengan NH4Cl, NH4OH dan (NH4)4SO4.

Menghitung ph larutan atau buffer

a. Larutan penyangga asam

pada larutan penyangga asam, ph larutan dapat di hitung dengan

menerapkan konsep kesetimbangan. Sistem kesetimbangan yang

terjadi pada asam lemah atau basa lemah, dan menjadi faktor

penting terjadinya larutan penyangga atau buffer, larutan

penyangga asam dapat dibuat dengan menggunakan dua cara

sebagai berikut

1. Mencampurkan asam lemah dan garam nya (basa

konjugasinya) contoh:

Pada larutan penyangga asam ph larutan dapat dihitung dengan

menerapkan konsep kesetimbangan. Sistem kesetimbangan

yang terjadi pada asam lemah atau basa lemah menjadi faktor

penting terjadinya larutan penyangga. Larutan penyangga asam

dapat dibuat asam lemah dan garam nya (basa konjugasinya)


CH3COOH = asam lemah

CH3COONa= CH3COO ‾ + Na ⁺

CH3COO ‾ = asam kongjugasi

( [ CH 3 OO ⎺ ] )
Ka−
( {CH 3.COOH ⎺ ] )

CH3COO- hampir semua berasal dari CH3COONa (garam), karena


CH3COOH merupakan asam lemah sehingga sedikit terisolasi.

[ [ CH 3 OO ⎺ ] ]
¿+)¿=Ka=
[[CH 3. COOH ]]

[ [ mol asam lemah ] ]


¿1¿ ¿=Ka=
( { mol basa konjugasi ] )

a. Larutan penyangga basa, pH larutan dapat dihitung dengan menerapkan


konsep kesetimbangan. Sistem kesetimbangan yang terjadi pada basa
lemah dan asam konjugasi atau garamnya, menjadi factor penting
terjadinya larutan penyangga atau buffer. Larutan penyangga basa dapat
dibuat menggunakan cara sebagai berikut ;
1. Mencampurkan basa lemah dan garamnya (asam konjugatnya)
Contoh
Campuran larutan NH2 dengan NH4Cl
Harga [OH-] dan poH dari basa lemah dan asam konjugatnya dapat
dirumuskan ;

NH3 + H2O NH4 + OH⎺


NH4Cl NH4+ + Cl⎺

Kb = ¿ ¿
NH4+ hamper semua berasal dari NH4Cl (garam), karena NH3
merupakan basa lemah sehingga sedikit terionisasi
mol basa lemah
[[OH ⎺ ]]=Kb=
mol asm konjugat

 Penerapan larutan penyangga atau buffer dalam kehidupan sehari-hari


sebagai berikut ;
a) Larutan penyangga dapat digunakan dalam analisis kimia dan laokimia
b) Larutan penyangga dapat digunakan dalam laboratorium bakteriologi
c) Larutan penyangga dapat digunakan dalam kultur jaringan
d) Larutan penyangga dapat digunakan dalam obat tablet dan cair
e) Larutan penyangga dapat digunakan dalam cocok tanaman hidroponik
f) Larutan penyangga dapat digunakan dalam tubuh manusia yang berfungsi
untuk menjaga keseimbangan pH dalam tubuh.
Dalam tubuh terdapat larutan penyangga H2CO3 dengan HCO3 - dan
H2PO4-dengan HPO4, sehingga pH dalam tubuh tidak berubah, yaitu
sekitaran 7,4
 Sistem penyangga dalam tubuh dibedakan sebagai berikut ;
1. Penyangga fosfat atau cairan indra sel (cairan dalam sel)
Campuran = H2PO4- dengan HPO43-
Sistem ini berlaku dengan asam dan basa sebagai berikut ;

HPO43- (aq) + H+ (aq) ↔ H2PO4- (aq) (pada penurunan pH tubuh)


H2PO4- (aq) + OH+ (aq) ↔ HPO42- (aq) + H2O (pada kenaikan pH
tubuh)
2. Penyangga karbonata atau cairan ekstra sel (luar sel = darah)
Campuran H2CO3 dengan HCO2-
H2CO3 (aq) + OH- (aq) ↔ HCO3 (aq) + H2O(s) (pada kenaikan pH
tubuh)
HCO(3)(aq) + OH- (aq) ↔ H2CO3 (aq) + H2CO3 (aq) (pada penurunan
pH tubuh)

3. Penyangga hemoglobin (berada dalam darah)

Campuran = HHb dengan HbO2

Kesetimbangan hemoglobin : titik (aq) + O2 (aq) → HbO2 (aq) + H +


(aq)
Penentuan pka asam lemah dilakukan dengan mencampurkan larutan asam asam

lemah dengan basa konjugasinya yang dalam praktikum ini dilakukan sebanyak 3

kli dengan komposisi campuran yang berbeda. Larutan buffer asam asetat di buat

dengan mencampurkan asam asetat dengan natrium hyarogen fasfat, dengan

dinatrium hyarogen fasfat serta larutan buffer asam karbonat asobat dengan

mencampur natrium karbonat dan natrium bikarbonat. Nilai ph menter yang telah

dikalibrasi terlebih dahulu.

Dengan mencampurkan asam lemah dengan garam nyaakan di dapatkan

larutan buffer yang mampu menahan perubahan ph karna terjadi detlarisasi yang

mengomsumsi perubahan asam basa. Asam lemah akan berasilasi dengan

penambahan OH‾ sedangkan basa konjugat dari garam nya akan diberi komponen

basa yang bereaksi dengan ion H⁺. Nilai pk dapat dicari dengan rumus.

VHA
Pka = pH + log =
VA ⎺

Penyesuaian ph pada larutan buffer yang telah di buat sebelumnya agar

sesuai dengan ph yang di inginkan untuk direaksikan pada modul selanjutnya.

Penyelesaian dilakukan dengan pemilihan larutan buffer yang di sebut dengan ph

buffer tingkat. Kemudian di timbulkan asam atau juga keringat hingga menerupai

ph yang di campurkan. Pemulihan ini disebabkan untuk dan mempercepat waktu

pengerjaan selain itu juga di terapkan tidak hanya tertentu jauh nilai ph akan

nerujuk kesetimbangan besi yang mengangkut larutan tidak dapat berfungsi

dengan baik. Dan merupakan unsur penting namun bernilai kehidupan yang ada di

alam karna pentingnya kehadiran unsur bagi tersebut, maka perhitungan kadar
bagi dalam suatu sangan harus dilakukan secara akurat. Kondisi peristiwa yang

akan diketahui dalam ph larutan penyangga dalam senyawa asam dan basa serta

kongjugatnya larutan produksi (Anita dan Drajat, 2018).

Sains adalah ilmu yang menarik bagi para pelajar karna fonumenaya lebih

mudah di amati secara langsung dari lingkungan sekitar. Sebagaimana bagian

dari sains fonumena kimia juga hendak di temukan dalam kehidupan sehari hari.

Kimia adalah bagian dari ilmu sains yang meliputi materi yang luas, seperti fakta,

konsep, aturan hukum, prinsip, dan teori. Kajian kimia dimana ilmunyang

mempelajari kumpulan, serta materi serta energi yang menyertai perubahan materi

( Alma.J.dkk , 2021)

Macam-macam garam

Garam memiliki berbagai macam sifat yaitu sebagai berikut:

a.) Garam yang berasal dari asam kuat dan basa kuat kation atau anion adalah

garam yang tidak menjalani hidrolisis, sehingga tidak mengubah jumlah

H⁺ dan OH‾ dalam air. Jadi larutan ini bersifat netral ph larutan sama

seperti air murni

b.) Garam yang berasal dari asam lemah dan basa kuat garam yang terjadi

asam lemah dan basa kuat ini terhidralisasi sari asam lemah dan basa kuat

yang mengandung asam yang terhidralisasi sedangkan pada basa kuat

tidak terhidrasi

c.) Garam yang berasal dari asam kuat dan basa lemah garam yang terdiri dari

asam asam kuat dan basa lemah itu jika dilarutkan dalam air akan

terhidralisasi sebagian atau persial


d.) Garam yang berasal dari asam lemah dan basa lemah larutan ini terdiri dari

asam lemah dan basa lemah sehingga lemah mengalami hidrolisis total.

Besar ph larutan ini tidak tergantung pada konsentrasi garamnya nilaikan

tergantung pada kodarisasi garm dan basa (Naila dan Ananda, 2020).
B. Uraian Bahan

1. Amonia (DIRJEN POM, 1979 : 806)


Nama Resmi : AMMONIA
Nama Lain : Hidrogen Nitrida, Amonia
RM/BM : NH3/17,03 g/mol
Pemeriaan : Cairan jernih, tidak berwarna, tidak berbau
Penyimpanan : Dalam wadah yang tertutup
Titik lebur : -77,32 ˚C
Titik Leleh : -33,34 ˚C
Keasaman : 9, 25
Kebasaan : 4,75
Inkompabilitas : Tidak boleh di campurkan dengan asam,
basa bahan pereduksi, logam, halogen, garam-
garam
logam.
Kegunaan : Sebagai sampel.

2. Aquadest (DIRJEN POM, 1975 : 96)


Nama Resmi : AQUA DESTILLATA
Nama Lain : Air Suling
RM/BM : H2O / 18,02g/mol
Rumus Struktur : H-O-H
Tiik Didih : 100 ˚C
Titik Leleh : 0 ˚C
Pemeriaan : Tidak berwarna, tidak berasa
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup
Inkompabilitas : Bahan yang mudah terhidralisis, bereaksi dengan
garam-garam antihidrat menjadi bentuk hidrat,
matenol, matena organic dan kalsium koloid.
Kegunaan : sebagai pelarut.
3. Asam Asetat (DIRJEN POM, 1975 : 41)
Nama Resmi : ACIDIUM ACCICUM
Nama Lain : Asam Asetat, Asam Cuka
RM/BM : CH3COOH / 60g/mol
Rumus Struktur :

Titik Didih :116-118 ˚C


Titik Leleh : 17 ˚C
Pemeriaan : Cairan jenih, larutan tidak berwarna, bau menusuk,
rasa asam.
Kelarutan : Dapat bercampur dengan air dan etanol (95%) dan
gliselor P.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup
Inkompabilitas : Bereaksi dengan substensi alkaline
Kegunaan : Sebagai sampel.

4. Asam Klorida (DIRJEN POM, 1979 : 33)


Nama Resmi : ACIDUM HYDROCHCORIUM
Nama Lain : Asam Klorida
RM/BM : HCl / 36,46g/mol
Rumus Struktur : H-Cl
Titik Didih :108,58 ˚C
Titik Lebur : -62-25 ˚C
Pemeriaan : Cairan tidak berwarna, berasap, berbau,
merangsang jika diencerkan dengan 2 bagian air,
asap dan bau hilang.
Kelarutan : Larut dalam etanol, asam asetat, tidak larut dalam
air, asetil eter.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup
Inkompabilitas : Bereaksi dengan sulfaktan
Kegunaan : Sebagai sampel.
5. Natrium Hidroksida (DIRJEN POM, 1979 : 412)
Nama Resmi : NATRIUM HYDROXYDIUM
Nama Lain : Natrium Hidroksida
RM/BM : NaOH / 40g/mol
Titik Didih : 1388 ˚C
Titik Lebur : 318 ˚C
Pemeriaan : Putih/praktis, keras, rapus dan menunjukkan
pecahan hablur. Berbentuk peler kecil serpihan
atau batang kecil.
Kelarutan : Mudah larut dalam air dan etanol
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat
Inkompabilitas : Jika terpapar udara, akan cepat menyerap karbon
dioksida dan menjadi lembab.
Kegunaan : Sebagai sampel.

6. Natrium Bikarbonat (DIRJEN POM, 1979 : 424)


Nama Resmi : NATRI BIKARBONAT
Nama Lain : Natrium Bikarbonat
Rumus Molekul : NaHCO3
Rumus Struktur :

Titik Didih :-
Tidik Leleh : 60 ˚C
Pemeriaan : Serbuk hablur putih, stabil di udara, kering tetapi
di udara lembab, tidak berbau.
Kelarutan : Larut dalam 2 bagian air, tidak larut dengan etanol
(95%)
Inkompabilitas : Bereaksi dengan asam, asam garam, dan banyak
garam alkoholidol, dengan evolusi karbon
dioksida.
Kegunaan : Sebagai sampel.
7. Natrium Asetat (DIRJEN POM, 1979 : 709)
Nama Resmi : NATRIUM ASCTATAM HIDRAT
Nama Lain : Natrium Asetat
Rumus Molekul : CH3COONa
Rumus Struktur :

Titik Lebur : 324 ˚C


Pemeriaan : Massa lebur, putih kelabu, pucat, warna coklat
sangat pucat, nigrokroat
Kelarutan : Sangat mudah larut dalam air
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat
Inkompabilitas : Karbon disulfida, logam (alkali)
Kegunaan : Sebagai sampel.

C. PROSEDUR KERJA
1. Pengukuran Ph
a. Masukkan satu tetes HCL 0,1 M pada plat tetes. Celupkan kertas Ph
Universal kedalam larutan. Bandingkan warna kertas dengan bagian warna
yang disediakan. Catat Ph pada laporan anda.
b. Ulangi prossedur yang sama dengan 0,1 M Asam Asetat, Natrium Asetat 0,1
M, Asam Karbonat 0,1 M, Natrium Bikarbonat 0,1 M, Ammonia 0,1 M, dan
Naoh 0,1 M. Untuk setiap larutan, gunakan lubang yang berbeda dari plat
tetes. Catat hasilnya pada lembar laporan.
c. Tergantung pada ketersediaan jumlah Ph meter, mungkin sekitar 6,8
praktikan dapat menggunakan satu Ph meter. Siapkan beaker gelas yang
bersih dan kering. Tambahkan 5 ml Asam Asetat 0,1 M. Cuci elektroda
dengan air suling atau deonisasi yang terdapat dalam botol semprot. Siapkan
beaker gelas untuk menampung air cucian. Usap perlahan elektroda hingga
kering. Masukkan elektroda yang kering kedalam larutan Asetat.Nyalakan
“On” Ph meter dan basa Ph yang ditampilkan pada Ph meter.
2). Sistem Buffer
a. Siapkan 4 sistem buffer dalam 4 gelas kimia 50 ml yang terpisah, telah diberi
label, kering dan bersih :
(1). 5 ml Asam Asetat 0,1 M + 5 ml Natrium Asetat 0,1 M
(2). 1 ml Asam Asetat 0,1 M + 10 ml Natrium Asetat 0,1 M
(3). 5 ml Asam Karbonat 0,1 M + 5 ml Natrium Bikarbonat 0,1 M
(4). 1 ml Asam Karbonat 0,1 M + 10 ml Natrium Bikarbonat 0,1 M
Ukur Ph masing-masing sistem buffer dengan bantuan kertas Ph universal / Ph
meter. Catat data pada lembar kerja.
b. Bagi masing-masing buffer menjadi 2 bagian ( masing-masing 5 ml ) dan
masukkan pada beaker gelas bersih dan kering.
1). Untuk 5 ml pertama, sampel buffer (1) ditambahkan 0,5 ml HCL 0,1 M.
Campur dan ukur Ph dengan bantuan kertas Ph universal atau Ph meter.
Catat data pada lembar kerja.
2). Untuk 5 ml kedua, sampel buffer (1) ditambahkan 0,5 ml Naoh 0,1 M.
Campur dan ukur Ph dengan bantuan kertas Ph universal atau Ph meter.
Catat data pada lembar kerja
c. Ulangi pengukuran yang sama, mengikuti langkah b1 dan b2 mengunakan
buffer (2), (3) dan (4). Catat data pada lembar kerja
d. Masukkan 5 ml air suling pada dua beaker gelas. Ukur Ph dengan kertas Ph
universal atau Ph meter. Catat hasil pada lembar kerja.
1). Untuk sampel pertama dari Air Suling, tambahkan 0,5 ml HCL 0.1 M,
campur dan ukur Ph dengan kertas Ph universal atau Ph meter. Catat hasil
pada lembar kerja.
2). Untuk sampel kedua dari Air Suling, tambahkan 0.5 ml Naoh 0.,1 M,
campur dan ukur Ph dengan kertas Ph universal atau Ph meter. Catat hasil
pada lembar kerja.
BAB III

METODE KERJA

A. Waktu dan tempat

Adapun waktu dan tempat dilaksanakannya praktikum yaitu pada hari

Jumat 13 Januari 2023 pada pukul 13.30 - 16.30 WITA yang bertempat di

Laboratorium Mikrobiologi Farmasi Universitas Muhammadiyah

Makassar.

B. Alat dan bahan

1. Alat

Adapun alat yang digunakan pada praktikum ini yaitu Beaker gelas, botol

semprot, gelas ukur, Ph ukur, pipet tetes.

2.Bahan

Adapun bahan yang digunakan pada praktikum ini yaitu amonia 0,1 m

asam karbonat 0,1 m HCL 0,1 m kertas Ph universal NaOH 0,1 m natrium

asetat 0,1 m dan natrium bikarbonat 0,1 m

C. Cara kerja

1. Pengukuran Ph dengan kertas universal

a. Dimasukkan sampel pada plat tetes

b. Dicelupkan kertas Ph universal ke dalam larutan

c. Ditunggu hingga kertas Ph agak kering

d. Dibandingkan warna kertas dengan bagian warna yang disediakan


e. Dicatat PH

2. Pengukuran Ph dengan Ph meter elektroda

a. Disiapkan beaker gelas yang bersih dan kering

b. Ditambah 5-10 ml larutan cucl elektroda dengan aquadest

c. Dimasukkan elektroda yang kering ke dalam larutan

d. Dinyalakan on Ph meter elektroda dan dibaca Ph yang ditampilkan

3. Sistem buffer

a. Disiapkan larutan buffer dalam beaker gelas 50 ml lalu diukur ph-

nya

b. Dibagi buffer menjadi dua bagian (5ml /bagian)

c. Untuk sampel pertama dicampur HCL + aquadest + HCL dan

diukur ph-nya dengan kertas Ph universal

d. Untuk sampel kedua sampai buffer ditambah NaOH + aquadest +

NaOH dan diukur ph-nya dengan kertas Ph universal.


BAB IV

HASIL PENGAMATAN & PEMBAHASAN

A. Hasil Pengamatan

Tabel 1 Percobaan PH

No Sampel PH Indikator
1 HCl 0,1 M 2
2 NaOH 0,1 M 14
3 H2CO3 7
4 C2H3NO2 0,1 M 7
5 NH3 0,1 M 7
6 CH3COOH 0,1 M 3
7 HCO3 8

Tabel 2 Larutan Buffer

PH NaO Aq + Aq +
No Sampel HCl
campuran H HCl NaOH
CH3COOH +
1 3 2 13 3 13
NatriumAsetat
2 H2CO3+NaCO3 6 2 13 3 12
3 H2CO3+NaCO3 3 8 12 2 14
4 H2CO3+NaCO3 6 8 10 2 13

B. Reaksi

CH3COOH(aq) ↔ CH3COO-(aq) + H+(aq)

CH3COO Na(aq) ↔ CH3COO-(aq) + Na+(aq)

C. Pembahasan

Ph adalah suatu satuan ukur yang menguraikan derajat tingkat

kadar keasaman sama atau kadar alkali dari suatu larutan (Astria dkk,

2014).
Larutan buffer adalah larutan dimana Ph-nya hanya berubah sedikit

sekali dengan penambahan sedikit asam atau basa supaya larutan bisa

berpindah sebagai buffer, larutan tersebut harus mempunyai dua

komponen di mana yang satu mampu menetralkan asam dan yang satu lagi

bisa menetralkan basa (Budiwati, 2019).

Adapun cara kerja dalam percobaan pengukuran Ph yaitu

dimasukkan 1 tetes HCL 0,1 M pada plat tetes lalu ditambahkan 5 - 10 ml

asam asetat 0,1 M, kemudian dicuci elektroda dengan aquades, disiapkan

beaker gelas untuk menampung cucian, diusap elektroda dengan perlahan

hingga kering, dan dimasukkan elektroda yang kering ke dalam larutan

asam asetat. Dilihat nilai ph pada Ph indikator lalu dicatat hasilnya di tabel

pengamatan.

Adapun cara kerja pada percobaan larutan buffer yaitu disiapkan 4

gelas kimia 50 ml yang telah diberi label : (1) 5 ml asam asetat 0,1 M + 5

ml natrium asetat 0,1 M. (2) 1 ml asam asetat 0,1 M + 10 ml natrium asetat

0,1 M. (3) 5 ml asam karbonat 0,1 M + 5 ml natrium karbonat 0,1 M. (4) 1

ml asam karbonat 0,1 M + 10 ml natrium bikarbonat 0,1 M, dibagi

masing-masing buffer menjadi dua bagian (masing-masing 5 ml) dan

dimasukkan pada beaker gelas. (1) untuk 5 ml pertama sampel bufer

ditambahkan 0,5 ml HCl 0,1 M dicampur dan diukur ph-nya dengan Ph

universal, lalu dicatat pada lembar kerja. (2) untuk 5 ml kedua, sampel

buffer ditambahkan 0,5 ml NaOH 0,1 M, diaduk lalu diukur Ph-nya

dengan Ph universal, lalu dicatat pada lembar kerja. selanjutnya


dimasukkan ke beaker glass lalu diukur pH-nya dan dicatat. (1) untuk

sampel pertama aquadest ditambah 0,5 ml HCL 0,5 M dicampur lalu

diukur Ph-nya. (2) untuk sampel kedua aquades ditambah 0,1 ml NaOH

0,1 M dicampur lalu diukur Ph-nya.

Adapun perlakuan khusus pada praktikum ini yaitu memanaskan

sampel atau padatan di atas hot plate.

Berdasarkan hasil percobaan yang kami lakukan pada pengukuran

pH didapatkan hasil Ph yaitu HCl = 2, dimana HCl termasuk dalam larutan

asam kuat, NaOH = 14 termasuk dalam larutan basa kuat lalu H 2CO3 = 7

termasuk dalam larutan netral. CH3COOH = 3, termasuk dalam larutan

asam, HCO3 = 8 termasuk dalam larutan basa.

Berdasarkan hasil percobaan yang kami lakukan pada larutan bufer

didapatkan hasil pH CH3COOH + natrium asetat = 3, HCl = 2 , dan

aquadest + HCL = 3. Ke 3 larutan tersebut termasuk ke dalam larutan

asam kuat lalu NaOH dan aquadest + NaOH masing-masing 13 termasuk

ke dalam basa kuat. Pada campuran H2CO3 + NaCO3 = 6 termasuk larutan

asam lemah, HCl = 2, aquadest + HCl = 3 termasuk ke dalam asam kuat.

Pada campuran H2CO3 + NaCO3 = 8, HCl = 8 termasuk ke dalam basa

lemah, NaOH = 12, aquadest + NaOH = 14 termasuk basa kuat, aquadest

+ HCl = 2 termasuk basa kuat. H2CO3 + NaCO3 = 6 termasuk asam kuat,

HCl = 8 termasuk basa lemah, NaOH = 10 termasuk basa lemah, aquadest

+ HCl = 2 termasuk asam kuat dan aquadest + NaOH = 13 termasuk basa

kuat.
Menurut (Julung budi dkk, 2017) basa adalah suatu zat yang dapat

menaikkan konsentrasi ion hidroksida dalam air. NaOH disosiasi

sempurna sehingga disebut basa kuat, NH3 merupakan basa lemah karena

disosiasi sebagian.

Menurut (Zulys, 2020) suatu asam kuat karena mempunyai

kecenderungan kuat untuk mendonasikan suatu proton ke air

menghasilkan basa konjugasi dan asam lemon yang terionisasi sangat

sedikit dalam air.

Adapun hubungan antara Ph dan larutan buffer dalam dunia

farmasi yaitu buffer dalam bidang farmasi banyak digunakan untuk

menetralkan darah atau biasanya pada kasus keracunan dalam bidang

farmasi banyak zat aktif yang harus berada dalam keadaan Ph stabil.
BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Adapun kesimpulan dari percobaan ini yaitu:

1. Pengukuran Ph pada larutan dapat dilakukan dengan menggunakan Ph

meter atau indikator asam basa

2. Prinsip kerja dari sistem buffer adalah larutan ini dapat

mempertahankan Ph awal larutan meskipun ke dalam larutan

ditambahkan asam kuat maupun basa kuat atau air dalam jumlah

tertentu

B. Saran

Adapun saran pada percobaan kali ini yaitu:

1. Untuk laboratorium, agar lebih memperhatikan jadwal pemakaian

laboratorium agar tidak terjadi tabrakan waktu

2. Untuk asisten agar lebih memperhatikan praktikan dalam melakukan

percobaan
DAFTAR PUSTAKA

Alma. J .,Genes. Astin L,. Lukman A,R.L (2021). Identifikasi Kesulitan


Pemahaman Konsep Larutan Penyangga Siswa di Gorontalo. Jambora
Journal Of Education Chemistry Vol 2. No. (2).

Astria, F ., Subito, M & Nugraha, D.W. (2014). Rancangan Bangun Alat Ukur Ph
dan Suhu Berbasis Short Message Service (SMS) Gateway. Palu :
Universitas Tadulako. Jurnal Metrik, Vol 1(1). PP 47-55.

Ayu Hindayani, Nuryatini H, Onan Z, Yosi, A. Christina E. Herry B, Andreas


(2021). Pembuatan Larutan Standar Buffer Yang Tertelusuri Untuk
Menjamin Keakuratan Pengukuran Ph Pada Pemantauan Kualitas Air.
Prosiding Seminar Nasional Aplikasi Sains dan Teknologi (SNAST).
Yogyakarta.

Budiwati, R. (2019). Kimia Dasar 1. Bandung : Itenas

Dhita Ariyanti, Djarot Sugiarso (2018). Optimasi Ph Larutan Penyangga dan


Pereduksi K2C2O4 Untuk Penentuan Kadar Fe(1) – 1, 10. Fenontrolia
Secara Spektrofotometri Sisa Tampak. Surabaya : Akta Kimiandu Vol
3(2) PP. 190-202.

Dirjen POM, (1979). Farmakope Edisi III. Jakarta : Depkes RI

Eka Nugraha (2022). Makalah Larutan Penyangga. Makassar : Universitas


Pancasakti.

Naila R.A.K. Arimanda V.P.W (2020). Makalah Buffer dan Hidrolisis Semarang :
Universitas Islam Negeri Sunan Walisongo
Julung Budi, G.TJ. Mujamilah, Ridwan (2017). Variasi Basa Pada Pembentukan
Nama Partikel Masnotik Oksida Besi. Jurnal Sains Materi Indonesia.
Tanggerang

Zulys. A (2020). Kimia Dasar I. Jakarta : Universitas Indonesia


LAMPIRAN

A. SKEMA KERJA PENGUKURAN PH

Dimasukkan satu tetes HCL 0,1 M di plat tetes

Dicelupkan kertas Ph universal dalam larutan

Diulangiprosedur yang samadengan 0,1 M asamasetat,


natriumasetat 0,1 M, asamkarbonat 0,1 M, natriumbikarbonat 0,1
M, ammonia 0,1 M danNaoH 0,1 M

Disiapkan beaker glass yang bersih

Ditambahkan 5-10 ml asam asetat 0,1 M

Diukur Ph dan dibaca lalu ditulis pada tabel pengamatan


SKEMA KERJA LARUTAN BUFFER

Disiapkan 4 gelas kimia 50 ml berbeda

Dicampur larutan yang akan diukur Ph nya

Dicelupkan Ph universal pada masing-masing larutan

Dicatat datanya dan ditulis pada tabel pengamatan

Dibagi buffer menjadi dua masing-masing 5 ml lalu dimasukkan di


beaker gelas

Ditambahkan 0,5ml HCL 0,1M pada buffer (1)

Ditambahkan 0,5ml NaoH 0,1M pada buffer (2)

Diukur masing-masing Ph pada larutan buffer

Dimasukkan 5 ml aquadest pada 2 beaker gelas lalu ukur Ph nya


Ditambahkan 0,5 ml HCL 0,1M pada sampel (1) lalu diukur Ph nya

Ditambahkan 0,5ml HCL NaoH 0,1M padasampel (2) lalu diukur Ph


nya

Dicatat hasil Ph yang diukur


B. PERHITUNGAN BAHAN

1. Asam Asetat
m = 10 x 1,05 x 37 %
60,05
= 6,47
v1 . m1 = v2. m2
v1 . 6147 = 100. 0,1
v1 = 100 . 0,1
6,47
= 1,55 ad 100 ml aquadest

2. Asam Klorida (HCL)


v1. m1 = v2 . m2
12 = 100 . 0,1
12
= 0,083 ad 100 ml aquadest

3. Naoh
v1 . m1 = v2 . m2
0,1 = X x 1 liter
40 x 0,1 liter
0,1 = X
4
X = 0,1 x 4
0,4 gram
4. Natrium Bikarbonat (NaHco3)
M = Massa
Mr
M = Massa x IL
Mr 0,1 L

0,1 = X x 10
84 84
10 = 8 . 4
= 0. 84
C. GAMBAR ALAT DAN BAHAN

NO GAMBAR KETERANGAN

1 Plat tetes digunakan untuk menaruh larutan

atau cairan sampel

2 Kertas Ph universal yang digunakan untuk

mengukur tingkat keasaman suatu larutan

3 Mengukur beberapa Ph dari aquadest 5ml


4 Masukka Ph universal kedalam sampel
aquadest + hcl dan ditemukan ph keduanya
yaitu 3

5 Hasil dari pengukuran ph aquadest dengan


NaOH yaitu 12

6 Hasil dari pengukuran ph H2CO2 + NaCO3


yaitu 6

7 Hasil dari pengukuran H2CO3 + NaCO3 yaitu


8 / Tergolong kedalam basa

Anda mungkin juga menyukai