pH Larutan Penyangga
Larutan penyangga asam
Dalam larutan buffer asam yang mengandung CH3COOH dan CH3COO−, terdapat
kesetimbangan:
CH3COOH(aq) ⇌ CH3COO−(aq) + H+(aq)
Setelah disusun ulang, persamaan pH larutan di atas akan menjadi persamaan
larutan penyangga yang dikenal sebagai persamaan Henderson – Hasselbalch
sebagaimana persamaan berikut ini:
Jika a = jumlah mol asam lemah, g = jumlah mol basa konjugasi, dan V = volum
larutan penyangga,
b. 10 mL larutan basa kuat KOH 0,1 M (1 mmol KOH) akan bereaksi dengan 20 mL
larutan asam lemah CH3COOH 0,1 M (2 mmol CH3COOH) menghasilkan air dan
garam basa konjugasi CH3COOK.
CH3COOH(aq) + OH−(aq) ⇌ CH3COO−(aq) + H2O(l)
c. Larutan penyangga dengan NH3 sebagai basa lemah dan NH4Cl sebagai garam
asam konjugasi
b = mol NH3 = 40 mL × 0,1 mmol/mL = 4 mmol
g = mol NH4+ = mol NH4Cl = 4 mL × 0,1 mmol/mL = 0,4 mmol
KESETIMBANGAN DALAM LARUTAN
Kesetimbangan kimia adalah keadaan dimana suatu reaksi bolakbalik berlangsung terus
menerus tetapi tidak ada perubahan yang dapat diamati. Susunan kesetimbangan tidak
berubah dari waktu ke waktu karena kecepatan terbentuk dan menghilangnya masing-
masing komponennya sama besar
. Konsep kesetimbangan perlu untuk memahami reaksi-reaksi yang berlangsung dalam
larutan yaitu yang emnyangkut ion-ion. Kesetimbangan yang sudah di ketahui adalah
kesetimbangan ionisasi asam lemah dan basa lemah. Dalam bahasan ini akan dipelajari tiga
jenis kesetimbangan ion lain yaitu larutan penyangga, hidrolisis garam, dan kesetimbangan
dalam larutan jenuh atau basa yang sedikit larut.
Larutan penyangga basa dapat dibuat dengan cara yang serupa dengan pembuatan
larutan penyangga. asam.
Jika ke dalam larutan ditambahkan suatu asam, maka ion dari asam akan
mengikat ion OH-. Hal ini menyebabkan kesetimbangan bergeser ke kanan sehingga
konsentrasi ion OH- dapat dipertahankan.
Penambahan sedikit asam atau basa ke dalam larutan penyangga atau pengenceran
tidak mengubah pH larutan.
Untuk mengetahui sifat larutan penyangga dilakukan suatu kegiatan yang bertujuan
mempelajari pengaruh penambahan asam kuat, basa kuat dan pengenceran terhadap pH
larutan penyangga dan larutan bukan penyangga. Sebagai larutan penyangga digunakan
larutan yang mengandung 0,1 M CH3COOH dan 0,1 M NaCH3COO, sedangkan larutan
bukan penyangga digunakan NaCl 0,1 M. Sebanyak 9 gelas kimia ukuran 100 mL diisi
dengan larutan penyangga masing-masing 10 mL. Kemudian ke dalam gelas :
1. ditambahkan 1 mL larutan HCl 0,1 M
2. ditambahkan 5 mL larutan HCl 0,1 M
3. ditambahkan 10 mL larutan HCl 0,1 M
4. ditambahkan 11 mL larutan HCl 01 M
5. ditambahkan 1 mL larutan NaOH 0,1 M
6. ditambahkan 5 mL latutan NaOH 0,1 M
7. ditambahkan 10 mL larutan NaOH 0,1 M
8. ditambahkan 11 mL larutan NaOH 0,1 M
9. ditambahkan 20 mL air suling.
Setelah iru pH larutan pada setiap gelas diukur dengan indikator universal. Hal ini sama
dilakukan pula terhadap larutan bukan penyangga.
Secara teori, pH larutan pada setiap gelas diukur dengan indikator universal. Hal ini sama
dilakukan pula terhadap larutan bukan penyangga.
Secara teori, percobaan tersebut adalah sebagai berikut :
pH awal : Larutan penyangga : 4,75
Larutan bukan penyangga : 7
Data pH setelah penambahan larutan HCl dan NaOH dan setelah pengenceran :
Jenis larutan 1 2 3 4 5 6 7 8 9
Larutan penyangga 4,83 5,22 3,74 4,64 4,75 4,79 4,83 4,81 4,75
Larutan bukan penyangga 2,32 1,70 1,48 1,45 11,68 12,30 12,52 12,55 7
Perubahan pH larutan penyangga dan bukan penyangga di atas dapat digambarkan dengan
grafik sebagai berikut :
Gambar grafik perubahan pH larutan penyangga (a) dan larutan bukan penyangga (b) pada
penambahan asam dan basa kuat.
Dari keterangan di atas dapatlah disimpulkan sifat-sifat larutan penyangga sebagai berikut :
1). pH larutan penyangga praktis tidak berubah pada penambahan sedikit asam kuat atau
sedikit basa kuat atau pengenceran.
2). pH larutan penyangga berubah pada penambahan asam kuat atau basa kuat yang relatif
banyak,
yaitu apabila asam kuat atau basa kuat yang ditambahkan menghabiskan komponen
larutan penyangga itu, maka pH larutan akan berubah drastis.
3). Daya penahan suatu larutan penyangga tergantung pada jumlah mol komponenya, yaitu
jumlah mol asam lemah dan basa konjugasinya, jumlah mol basa lemah dan asam
konjugasinya.
4. Fungsi Larutan Penyangga dalam Tubuh Makhluk Hidup dan Dalam Kehidupan
Sehari-hari
Larutan penyangga digunakan secara luas dalam kimia analitis, biokimia dan
bakteriologi juga dalam fotografi, industri kulit dan zat warna. Dalam tiap bidang tersebut
terutama dalam biokimia dan bakteriologi diperlukan rentang pH tertentu yang sempit
untuk mencapai hasil optimum. Kerja suatu enzim tumbuhnya kultur bakteri dalam proses
biokimia lainnya sangan sensitif terhadap perubahan pH.
Cairan tubuh, baik cairan intra sel maupun cairan luar sel, merupakan larutan
penyangga. Sistem penyangga utama dalam cairan intra sel adalah pasangan asam basa
konjugasi dihidrogenphosphat- monohidrogenphosphat ( H2PO4- - HPO42- ). Sistem ini
bereaksi dengan asam dan basa sebagai berikut :
HPO4 2- (aq) + H + (aq) --------> H2PO4 – (aq)
H2PO4 – (aq) + OH- (aq) ------> HPO4 2- (aq) + H2O (l)
adapun sistem penahan utama dalam cairan luar sel ( darah) adalah pasangan asam
basa konjugasi asam karbonat dan bikarbonat (H2CO3 – HCO3- ). Sistem ini bereaksi
dengan asam dan basa sebagai berikut :
H2CO3 (aq) + OH- (aq) ------> HCO3- (aq) + H2O (l)
HCO3 – (aq) + H+ (aq) -----> H2CO3 (aq)
Sistem Penyangga diatas membantu menjaga pH darah hampir konstan, yaitu sekitar 7,4.
Perbandingan konsentrasi HCO3- terhadap H2CO3 yang diperlukan untuk
menjadikan pH = 7,4 adalah 20 : 1. Jumlah HCO3- yang relatif jauh lebih banyak itu
dapat dimengerti karena hasil-hasil metabolisme yang diterima darah lebih banyak yang
bersifat asam. Proses metabolisme dalam jaringan terus menerus membebaskan asam-
asam seperti asam laktat, asam fosfat dan asam sulfat. Ketika asam-asam masuk ke
pembuluh darah maka ion HCO3- akan berubah menjadi H2CO3, kemudian H2CO3 akan
terurai menjadi CO2. Pernapasan akan meningkat untuk mengeluarkan kelebihan CO2
melalui paru-paru. Apabila darah harus menerima zat yang bersifat basa maka H2CO3
akan berubah menjadi HCO3- . untuk mempertahankan perbandingan HCO3- /H2CO3
tetap 20/1 , maka sebagian CO2 yang terdapat dalam paru-paru akan larut ke dalam
darah membentuk H2CO3.
Apabila mekanisme pengaturan pH dalam tubuh gagal, seperti dapat terjadi selama
sakit, sehingga pH darah turun ke bawah 7,0 atau naik ke atas 7,8 dapat menyebabkan
kerusakan permanen pada organ tubuh bahkan kematian. Faktor-faktor yang dapat
menyebabkan keadaan asidosis (penurunan pH) adalah penyakit jantung, penyakit ginjal,
diabetes millitus ( penyakit gula), diare yang terus menerus, atau makanan berkadar
protein tinggi selama jangka wakru yang lama. Keadaan asidosis sementara dapat terjadi
karena olahraga intensif yang dilakukan terlalu lama. Alkalosis (peningkatan pH darah)
dapat terjadi sebagai akibat muntah yang hebat, hiperventilasi ( bernapas terlalu
berlebihan, kadang-kadang karena cemas atau histeris atau berada di ketinggian). Suatu
penelitian yng dilakukan terhadap para pendaki gunung yang mencapai puncak Everest
(8848 m) tanpa oksigen tambahan menunjukkan pH darah mereka berada di antara 7,7 -
7,8. Hiperventilasi diperlukan untuk mengatasi tekanan oksigen yang amat rendah ( kira-
kira 43 mmHg) di tempat setinggi itu.
Misalkan jumlah mol NaCH3COO yang dilarutkan = g mol. Dalam larutan, garam ini
mengion sempurna membentuk g mol ion Na+ dan g mol ion CH3COO-
NaCH3COO (aq) ----------> CH3COO- (aq) + Na+ (aq)
Maka konsentrasi ion H+ dalam larutan akan ditentukan oleh persamaan berikut :
[ H+] = Ka x [CH3COOH]
[ CH3COO- ]
Jumlah ion CH3COO- dalam larutan = ( x + g), sedangkan jumlah CH3COOH = ( a-
x) mmol. Oleh karena dalam larutan terdapat banyak ion CH3COO- , yaitu yang
berasal dari NaCH3COO, maka kesetimbangan akan terdesak ke kiri, sehingga
jumlah mol CH3COOH dalam larutan dianggap tetap a mol (a - x) = a; jumlah
CH3COOH yang mengion diabaikan.
Dengan alasan yang sama, jumlah ion CH3COO- dalam larutan dapat dianggap = g
mol ( g + x = g; )
[ H+] = Ka x (a/V) / (g/V) ( V = volume larutan ) atau
[ H +] = Ka x a/g
pH = -log (Ka x a/g )
= -log Ka - log a/g atau
contoh soal :
Tentukan pH larutan penyangga yang dibuat dengan mencampurkan 50 mL larutan
CH3COOH 0,1 M dengan 50 mL larutan NaCH3COO 0,1 M Ka CH3COOH = 1,8 x 10-
5
jawab :
Mol CH3COOH = 50 mL x 0,1 mmol/mL
= 5 mmol
mol asam = mol basa konjugasi, maka pH = pKa = - log 1,8 x 10-5 = 4,75
b. Larutan Penyangga dari Basa Lemah dan Asam Konjugasinya
Perhatikan larutan penyangga yang mengandung NH3 dan NH4Cl. Dalam larutan,
NH3 mengion menurut reaksi keseimbangan sedangkan NH4Cl mengion sempurna.
NH3 (aq) + H2O (l) <=====> NH4+ (aq) + OH- (aq)
dengan
Kb = tetapan ionisasi basa lemah
b = jumlah mol basa lemah
g = jumlah mol asam konjugasi
Contoh soal
Ke dalam 100 mL larutan NH3 0,1 M ditambahkan 100 mL larutan (NH4)2 SO4 0,1 M.
Berapakan pH campuran itu ? Kb NH3 = 1,8 x 10-5. Apabila ke dalam campuran itu
ditambahkan lagi 20 mL larutan HCl 0,1 M, berapakah pH sekarang?
Jawab :
a) Campuran larutan NH3 dengan (NH4)2SO4 bersihat penyangga karena
mengandung basa lemah (NH3) dan asam konjugasinya (NH4+). pH larutan
tergantung pada perbandingan mol NH3 dengan ion NH4+.
Mol NH3 = 100 mL x 0,1 mmol/mL
= 10 mmol
Mol (NH4)2SO4= 100mL x 0,1 mmol/mL
= 10 mmol
Mol ion NH4+ = 2 x 10 mmol
= 20 mmol
[OH-] = Kb x b/g = 1,8 x 10-5 x 10/20 = 9 x 10-6
pOH = -log 9 x 10-6 = 6 - log 9
Maka pH = 14 - ( 6 - log9) = 8 + log 9 = 8,95
b) Penambahan HCl akan mengurangi jumlah NH3 dan menambah jumlah ion NH4+
yang terbentuk = 1 mmol. Susunan campuran sekarang dapat diperinci sebagai
berikut :
NH3 (aq) + H+ (aq) --------> NH4+ (aq)
Contoh soal
Periksalah, apakah campuran larutan berikut bersifat penyangga atau tidak?
a. 50 mL larutan CH3COOH 0,1 M + 50 mL larutan Ca (CH3COOH)2 0,1 M
b. 50 mL larutan CH3COOH 0,2 M + 50 mL larutan NaOH 0,1 M
c. 50 mL larutan CH3COOH 0,1 M + 50 mL larutan NaOH 0,1 M
d. 50 mL larutan CH3COOH 0,1 M + 50 mL larutan NaOH 0,2 M
Jawab :
a. Campuran dari 50 mL larutan CH3COOH 0,1 M + 50 mL larutan Ca
(CH3COOH)2 0,1 M bersifat penyangga karena mengandung asam lemah
(CH3COOH ) dan basa konjugasinya yaitu ion CH3COO- yang berasal dari
Ca(CH3COOH)2.
Jadi, dalam canpuran terdapat 5 mmol CH3COOH (suatu asam lemah ) dan 5 mmol
ion CH3COO- (basa konjugasi dari CH3COOH)