Jika ke dalam air murni ditambahkan asam atau basa meskipun dalam jumlah yang sedikit, harga
pH dapat berubah secara drastis. Sebagaimana kita ketahui bahwa air murni mempunyai pH = 7.
Penambahan 0,001 mol HCl (1 mL HCl 1 M) ke dalam 1 liter air murni akan menghasilkan ion H+
sebanyak 10–3 M, sehingga pH turun menjadi 3. Di lain pihak, penambahan 0,001 mol NaOH (40
mg NaOH) ke dalam 1 liter air murni akan menghasilkan ion OH– sebanyak 10–3 M, sehingga pH
naik menjadi 11. Jadi, air murni tidak mampu menyangga atau mempertahankan pH terhadap
penambahan asam maupun basa.
Sekarang jika HCl yang sama (1 mL HCl 1 M) ditambahkan ke dalam 1 liter air laut, ternyata
perubahan pH-nya jauh lebih kecil, yaitu dari 8,2 menjadi 7,6. Larutan seperti air laut ini, yaitu
larutan yang mampu mempertahankan nilai pH tertentu disebut larutan penyangga atau larutan
buffer atau dapar.
class="entry-title"
Contoh Soal
1. Sebanyak 50 mL larutan NH3 0,1 M (Kb = 10–5) dicampur dengan 100 mL larutan NH4Cl 0,5
M. Hitunglah pH larutan tersebut!
Jawab:
50 mL NH3 0,1 M + 100 mL NH4Cl 0,5 M
mol NH3 = 50 mL × 0,1 mmol/mL = 5 mmol
mol NH4Cl = 100 mL × 0,5 mmol/mL = 50 mmol
pOH = pKb – logb/g
pOH = 5 – log5/50
pOH = 5 – log 0,1
pOH = 5 +1
=6
pH = 14 – pOH
= 14 – 6
=8
2. Tentukan pH larutan penyangga yang dibuat dengan mencampurkan 50 mL larutan CH3COOH
0,1 M dengan 50 mL larutan NaCH3COO 0,1 M. (KaCH3COOH = 1,8 × 10–5)
Jawab:
50 mL CH3COOH 0,1 M + 50 mL NaCH3COO 0,1 M
mol CH3COOH = 50 mL × 0,1 mmol/mL= 5 mmol
mol NaCH3COO = 50 mL × 0,1 mmol/mL= 5 mmol
pH = pKa – loga/g
pH = – log 1,8 × 10–5 – log5/5
pH = – log 1,8 × 10–5
pH = 5 – log 1,8
= 4,75
class="entry-title"
g = jumlah mol garam (HCO3–) yang merepresentasikan [HCO3– ]; a = jumlah mol asam yang
merepresentasikan [H2CO3]
Penyelesaian:
Jadi perbandingan jumlah mol garam dengan jumlah mol asam atau perbandingan [HCO3– ] :
[H2CO3] adalah 20 : 1.
*****************************************************************************
2. Larutan Penyangga
Sifat-sifat larutan penyangga
Bila ke dalam air ditambahkan asam kuat atau basa kuat maka pH-nya akan berubah secara drastis.
Misalnya, ke dalam 5 ml air ditambahkan 17 tetes larutan HCl 0,1 M, maka pH air akan berubah
dari 7 menjadi sekitar 2. Bila ke dalam larutan tersebut kemudian ditambahkan larutan NaOH 0,1 M
sebanyak 19 tetes, maka pH larutan tersebut akan melonjak sekitar 11. Adakah larutan yang pH-nya
tidak berubah secara drastis bila ditambah sedikit asam kuat, basa kuat atau diencerkan? Perhatikan
percobaan berikut dan buktikan di laboratorium!
Nah, dari bagan di atas, kita dapat menyimpulkan 3 hal tentang sifat-sifat larutan penyangga, yaitu
dapat mempertahankan pH walaupun:
1. ditambah sedikit asam kuat.
2. ditambah sedikit basa kuat.
3. diencerkan.
Berdasarkan Gambar 2:
Zat X adalah larutan penyangga basa , zat Y adalah larutan penyangga asam , dan zat Z adalah
larutan penyangga basa.
Jadi, ada 2 jenis larutan penyangga yaitu:
1. larutan penyangga asam yang terdiri dari campuran asam lemah dan basa konjugasinya.
2. larutan penyangga basa yang terdiri dari campuran basa lemah dan asam konjugasinya.
Larutan penyangga dapat dibuat secara langsung dan secara tidak langsung. Hal ini tergantung
dari sumber asam konjugasi/basa konjugasi dari asam lemah/ basa lemahnya.
Perhatikan peta konsep berikut!
Perhatikanlah Gambar 3 berikut!
Berdasarkan Gambar 3, jika larutan penyangga terbentuk dengan cara tersebut maka larutan
penyangga dinamakan dibuat secara langsung.
Perhatikanlah Gambar 4 berikut!
Berdasarkan Gambar 4, jika larutan penyangga terbentuk dengan cara tersebut maka larutan
penyangga dinamakan dibuat secara tidak langsung . Setiap reaksi asam lemah dengan basa kuat
atau basa lemah dengan asam kuat akan selalu menghasilkan larutan penyangga, asalkan
konsentrasi asam lemah/basa lemah harus lebih besar dari pada konsentrasi basa kuat/asam kuat.
Perhatikan Gambar 5 berikut untuk menjelaskan bagaimana reaksi asam lemah dengan basa kuat
menghasilkan larutan penyangga!
Berdasarkan Gambar 6a, Larutan penyangga HNO2/NO2- dapat dibuat dari campuran HNO2 dan
NaNO2. Berarti dalam larutan ini terkandung molekul HNO2, ion H+, Na+ dan NO2-. Penambahan
sedikit asam kuat akan menambah konsentrasi H+ dalam larutan (6b), namun kelebihan ini
dinetralisasi oleh NO2-, membentuk HNO2 sehingga kesetimbangan bergeser ke arah HNO2. Hal ini
membuat jumlah H+ dalam larutan menjadi tetap. Akibatnya (6c) nilai pH tetap.
b. Apabila ditambahkan sedikit basa kuat (Misal: NaOH)
Berdasarkan Gambar 7b, penambahan sedikit basa kuat akan memunculkan ion baru dalam larutan
penyangga HNO2/NO2- yaitu OH-, namun ion tersebut dinetralisasi oleh HNO2, membentuk
NO2- sehingga kesetimbangan bergeser ke arah NO2-. Hal ini membuat OH- tidak mengganggu H+
dalam larutan. Akibatnya (7c) nilai pH tetap.
c. Apabila dilakukan pengenceran dengan H2O
Berdasarkan Gambar 8, jika dilakukan pengenceran dengan H2O maka derajat ionisasi (α) asam
lemah akan naik (Hukum Pengenceran Ostwald) yang berarti menambah jumlah ion H+ dan NO2-
dari ionisasi asam lemah (8b). Akan tetapi karena volume larutan juga bertambah maka
penambahan konsentrasi H+ menjadi tidak berarti. Akibatnya (8c) nilai pH tetap.
Berdasarkan keterangan di atas, dapat disimpulkan prinsip kerja larutan penyangga asam dalam
mempertahankan pH adalah sebagai berikut:
1. Setiap penambahan H+ akan dinetralisasi oleh basa konjugasi.
2. Setiap penambahan OH- akan dinetralisasi oleh asam lemah.
3. +
Setiap pengenceran dengan H2O berarti memperbesar jumlah ion H dan basa konjugasi dari ionisasi asam lemah
+
namun penambahan konsentrasi H menjadi tidak berarti karena volume larutan juga bertambah.
Berdasarkan Gambar 9a, Larutan penyangga NH3/NH4+ dapat dibuat dari campuran
NH4OH(bentuk NH3 dalam air) dan NH4Cl. Berarti dalam larutan ini terkandung molekul NH4OH,
ion NH4+, ion OH- dan Cl-. Penambahan sedikit asam kuat akan memunculkan ion baru dalam
larutan (9b) yaitu H+, namun ion tersebut dinetralisasi oleh NH4OH, membentuk NH4+ sehingga
kesetimbangan bergeser ke arah NH4+. Hal ini membuat H+ tidak mengganggu OH- dalam larutan.
Akibatnya (9c) nilai pH tetap.
b. Apabila ditambahkan sedikit basa kuat (Misal: NaOH)
Berdasarkan Gambar 10, Penambahan sedikit basa kuat akan menambah konsentrasi OH- dalam
larutan, namun kelebihan ini dinetralisasi oleh NH4+, membentuk NH4OH sehingga kesetimbangan
bergeser ke arah NH4OH. Hal ini membuat jumlah OH- dalam larutan menjadi tetap. Akibatnya
(10c) nilai pH tetap.
c. Apabila dilakukan pengenceran dengan H2O
Berdasarkan Gambar 11, jika dilakukan pengenceran dengan H2O maka derajat ionisasi (α) basa
lemah akan naik/turun*(29) (Hukum Pengenceran Ostwald) yang berarti menambah jumlah ion
OH- dan NH4+ dari ionisasi basa lemah (11b). Akan tetapi karena volume larutan juga bertambah
maka penambahan konsentrasi OH- menjadi tidak berarti. Hal ini (11c) membuat nilai pH tetap.
Berdasarkan keterangan di atas, dapat disimpulkan prinsip kerja larutan penyangga basa dalam
mempertahankan pH adalah sebagai berikut:
1. Setiap penambahan H+akan dinetralisasi oleh basa lemah.
2. Setiap penambahan OH- akan dinetralisasi oleh asam konjugasi.
3. -
Setiap pengenceran dengan H2O berarti memperbesar jumlah ion OH dan asam konjugasi dari ionisasi
-
basa lemah, namun penambahan konsentrasi OH menjadi tidak berarti karena volume larutan juga
bertambah.
pH Larutan Penyangga
pH larutan penyangga tergantung oleh konsentrasi asam lemah/ basa lemah, konstanta
kesetimbangan asam lemah/ basa lemah dan konsentrasi garamnya. Dalam suatu sistem larutan
penyangga akan terdapat dua jenis reaksi yaitu reaksi kesetimbangan asam lemah/ basa lemah dan
reaksi ionisasi garamnya.
1. Menghitung pH Larutan Penyangga Asam
sehingga:
maka:
dan diperoleh:
sehingga:
maka:
Sehingga diperoleh:
Manfaat Larutan Penyangga
Larutan penyangga sangat penting dalam kehidupan; misalnya dalam analisis kimia, biokimia,
bakteriologi, zat warna, fotografi, dan industri kulit. Dalam bidang biokimia, kultur jaringan dan
bakteri mengalami proses yang sangat sensitif terhadap perubahan pH. Darah dalam tubuh manusia
mempunyai kisaran pH 7,35 sampai 7,45, dan apabila pH darah manusia di atas 7,8 akan
menyebabkan organ tubuh manusia dapat rusak, sehingga harus dijaga kisaran pHnya dengan
larutan penyangga.
1. Darah Sebagai Larutan Penyangga
Ada beberapa faktor yang terlibat dalam pengendalian pH darah, diantaranya penyangga karbonat,
penyangga hemoglobin dan penyangga fosfat.
a. Penyangga Karbonat
Penyangga karbonat berasal dari campuran asam karbonat (H 2 CO 3 ) dengan basa konjugasi
bikarbonat (HCO 3 ).
****************************************************************************
Larutan penyangga
Larutan penyangga, larutan dapar, atau buffer adalah larutan yang digunakan untuk
mempertahankan nilai pH tertentu agar tidak banyak berubah selama reaksi kimia berlangsung.
Sifat yang khas dari larutan penyangga ini adalah pH-nya hanya berubah sedikit dengan pemberian
sedikit asam kuat atau basa kuat.
Larutan penyangga tersusun dari asam lemah dengan basa konjugatnya atau oleh basa lemah
dengan asam konjugatnya. Reaksi di antara kedua komponen penyusun ini disebut sebagai reaksi
asam-basa konjugasi.
Daftar isi
1 Komponen Larutan Penyangga
2 Cara kerja larutan penyangga
2.1 Larutan penyangga asam
2.2 Larutan penyangga basa
3 Perhitungan pH Larutan Penyangga
3.1 Larutan penyangga asam
3.2 Larutan penyangga basa
4 Fungsi Larutan Penyangga
5 Pranala luar
Komponen Larutan Penyangga
Secara umum, larutan penyangga digambarkan sebagai campuran yang terdiri dari:
Asam lemah (HA) dan basa konjugasinya (ion A-), campuran ini menghasilkan larutan
bersifat asam.
Basa lemah (B) dan asam konjugasinya (BH+), campuran ini menghasilkan larutan bersifat
basa.
***********************************************************************
Secara singkat, cara kerja larutan penyangga adalah ketika ion hidrogen ditambahkan pada larutan
penyangga, ion tersebut akan ternetralisasi oleh basa di dalam larutan penyangga. Ion hidroksida
juga akan ternetralisasi oleh asam. Reaksi netralisasi tersebut tidak akan memberikan pengaruh
yang banyak terhadap pH larutan penyangga.
Ketika menentukan asam untuk larutan penyangga, cobalah untuk memilih asam yang mempunyai
nilai tetapan kesetimbangan asam (pKa) yang dekat dengan pH yang diinginkan. Hal ini akan
memberikan larutan penyangga yang ekivalen terhadap asam dan basa konjugat untuk menetralisasi
sebanyak mungkin H+ dan OH-.
Seperti pada contoh di atas, larutan penyangga bekerja dengan menggantikan asam atau basa kuat
dengan yang lemah. Proton asam kuat digantikan oleh ion amonium (sebuah asam lemah). Basa
kuat OH- digantikan oleh basa lemah amonia. Penggantian ini menyebabkan larutan penyangga
mempunyai kekuatan mengendalikan pH.
Dalam darah
Darah juga mengandung sistem buffer karena alasan berikut:
pH darah umumnya sekitar 7,4.
Jika pH darah selisih 0,5 saja, akan menyebabkan ketidaksadaran atau kondisi koma.
Karbondioksida dihasilkan lewat pernapasan dapat meningkatkan keasaman darah dengan
membentuk ion H+.
Kehadiran ion hidrogen karbonat akan menghilangkan H+ yang berlebihan.