Anda di halaman 1dari 14

A.

Pengertian Larutan Penyangga

Jika ke dalam air murni ditambahkan asam atau basa meskipun dalam jumlah yang sedikit, harga
pH dapat berubah secara drastis. Sebagaimana kita ketahui bahwa air murni mempunyai pH = 7.
Penambahan 0,001 mol HCl (1 mL HCl 1 M) ke dalam 1 liter air murni akan menghasilkan ion H+
sebanyak 10–3 M, sehingga pH turun menjadi 3. Di lain pihak, penambahan 0,001 mol NaOH (40
mg NaOH) ke dalam 1 liter air murni akan menghasilkan ion OH– sebanyak 10–3 M, sehingga pH
naik menjadi 11. Jadi, air murni tidak mampu menyangga atau mempertahankan pH terhadap
penambahan asam maupun basa.
Sekarang jika HCl yang sama (1 mL HCl 1 M) ditambahkan ke dalam 1 liter air laut, ternyata
perubahan pH-nya jauh lebih kecil, yaitu dari 8,2 menjadi 7,6. Larutan seperti air laut ini, yaitu
larutan yang mampu mempertahankan nilai pH tertentu disebut larutan penyangga atau larutan
buffer atau dapar.

class="entry-title"

B. Komponen Larutan penyangga


 Larutan penyangga dibedakan atas larutan penyangga asam dan larutan penyangga basa.
a. Larutan penyangga asam mengandung suatu asam lemah (HA) dengan basa konjugasinya (A–).
Contoh:
CH3COOH + NaCH3COO (komponen bufer: CH3COOH dan CH3COO–)
b. Larutan penyangga basa mengandung basa lemah (B) dengan asam konjugasinya (BH+).
Contoh:
NH3 + NH4Cl (komponen bufer: NH3 dan NH4+)
 Contoh Menentukan Larutan Penyangga
1. Periksalah apakah campuran larutan berikut bersifat penyangga atau tidak.
a. 50 mL larutan CH3COOH 0,1 M + 50 mL larutan Ca(CH3COO)2 0,1 M
b. 50 mL larutan CH3COOH 0,1 M + 50 mL larutan NaOH 0,2 M
c. 50 mL larutan CH3COOH 0,1 M + 50 mL larutan NaOH 0,1 M
Jawab:
a. Campuran dari 50 mL larutan CH3COOH 0,1 M dengan 50 mL larutan Ca(CH3COO)2 0,1 M
bersifat penyangga karena mengandung asam lemah (CH3COOH) dan basa konjugasinya, yaitu ion
CH3COO– yang berasal dari Ca(CH3COO)2.
b. Campuran dari 50 mL larutan CH3COOH 0,1 M dengan 50 mL larutan NaOH 0,2 M tidak
bersifat penyangga karena CH3COOH tidak bersisa.
CH3COOH + OH– ⎯⎯→ CH3COO– + H2O
Awal : 5 mmol 10 mmol – -
Reaksi : –5 mmol –5 mmol +5 mmol +5 mmol
Akhir : - 5 mmol 5 mmol 5 mmol
c. Campuran dari 50 mL larutan CH3COOH 0,1 M dengan 50 mL larutan NaOH 0,1M bersifat
penyangga karena CH3COOH akan bereaksi dengan sebagian ion OH– dari NaOH membentuk ion
CH3COO–.
CH3COOH + OH– ⎯⎯→ CH3COO– + H2O
Awal : 10 mmol 5 mmol – -
Reaksi : –5 mmol –5 mmol +5 mmol +5 mmol
Akhir : 5 mmol - 5 mmol 5 mmol
Jadi, dalam campuran terdapat 5 mmol CH3COOH (suatu asam lemah) dan 5 mmol ion CH3COO–
(basa konjugasi dari CH3COOH).
class="entry-title"

C. Menghitung pH Larutan Penyangga


A. Larutan Penyangga Asam
Campuran asam lemah dengan basa konjugasinya, misalnya CH3COOH dengan CH3COO–. Kita
ketahui bahwa hampir semua ion CH3COO– dalam larutan berasal dari garam sebab CH3COOH
hanya sedikit sekali yang terionisasi (James E. Brady, 1990).
CH3COOH ←⎯⎯⎯⎯→ CH3COO– + H+

B. Larutan Penyangga Basa


Sekarang marilah kita tinjau larutan yang mengandung basa lemah dengan asam konjugasinya.
Misalnya, NH3 dan NH4 + yang berasal dari garam (James E. Brady, 1990).
NH3 + H2O ←⎯⎯⎯⎯→ NH4+ + OH–

Contoh Soal
1. Sebanyak 50 mL larutan NH3 0,1 M (Kb = 10–5) dicampur dengan 100 mL larutan NH4Cl 0,5
M. Hitunglah pH larutan tersebut!
Jawab:
50 mL NH3 0,1 M + 100 mL NH4Cl 0,5 M
mol NH3 = 50 mL × 0,1 mmol/mL = 5 mmol
mol NH4Cl = 100 mL × 0,5 mmol/mL = 50 mmol
pOH = pKb – logb/g
pOH = 5 – log5/50
pOH = 5 – log 0,1
pOH = 5 +1
=6
pH = 14 – pOH
= 14 – 6
=8
2. Tentukan pH larutan penyangga yang dibuat dengan mencampurkan 50 mL larutan CH3COOH
0,1 M dengan 50 mL larutan NaCH3COO 0,1 M. (KaCH3COOH = 1,8 × 10–5)
Jawab:
50 mL CH3COOH 0,1 M + 50 mL NaCH3COO 0,1 M
mol CH3COOH = 50 mL × 0,1 mmol/mL= 5 mmol
mol NaCH3COO = 50 mL × 0,1 mmol/mL= 5 mmol
pH = pKa – loga/g
pH = – log 1,8 × 10–5 – log5/5
pH = – log 1,8 × 10–5
pH = 5 – log 1,8
= 4,75
class="entry-title"

D. Fungsi Larutan Penyangga


 Kebanyakan reaksi-reaksi biokimia dalam tubuh makhluk hidup hanya dapat berlangsung
pada pH tertentu.
 Oleh karena itu, cairan tubuh harus merupakan larutan penyangga agar pH senantiasa
konstan ketika metabolisme berlangsung.
 Dalam keadaan normal, pH dari cairan tubuh termasuk darah kita adalah 7,35 – 7,5.
Walaupun sejumlah besar ion H+ selalu ada sebagai hasil metabolisme dari zat-zat, tetapi
keadaan setimbang harus selalu dipertahankan dengan jalan membuang kelebihan asam
tersebut.
 Hal ini disebabkan karena penurunan pH sedikit saja menunjukkan keadaan sakit.
 Untuk itu tubuh kita mempunyai hal-hal berikut.
1. Sistem buffer, untuk mempertahankan pH tubuh agar tetap normal.
2. Sistem pernapasan.
 Di sini dipakai buffer H2CO3/HCO3–
Misalnya konsentrasi H3O+ dalam darah naik, berarti pH-nya turun.
H3O+ + HCO3– ←⎯⎯⎯⎯→ H2CO3 + H2O
 Bila pH turun maka pusat pernapasan kita akan dirangsang, akibatnya kita bernapas lebih
dalam sehingga kelebihan CO2 akan dikeluarkan melalui paru-paru. Sedangkan bila
konsentrasi OH– naik
H2CO3 + OH– ←⎯⎯⎯⎯→ HCO3– + H2O
 Karena kemampuan mengeluarkan CO2 ini, maka bufer H2CO3 dan HCO3– paling baik
untuk tubuh.
3. Ginjal
 Ginjal kita juga menolong untuk mengatur konsentrasi H3O+ dalam darah agar tetap
konstan, dengan jalan mengeluarkan kelebihan asam melalui urine, sehingga pH urine dapat
berada sekitar 4,8 – 7,0.
 Kegunaan larutan penyangga tidak hanya terbatas pada tubuh makhluk hidup.
 Reaksi-reaksi kimia di laboratorium dan di bidang industri juga banyak menggunakan
larutan penyangga. Reaksi kimia tertentu ada yang harus berlangsung pada suasana asam
atau suasana basa.
 Buah-buahan dalam kaleng perlu dibubuhi asam sitrat dan natrium sitrat untuk menjaga pH
agar buah tidak mudah dirusak oleh bakteri.

E. Soal-Soal Larutan Penyangga


1. Mengapa larutan yang mengandung campuran asam kuat dengan garamnya bukan merupakan
larutan penyangga?
2. Mengapa larutan penyangga tidak berubah apabila diencerkan? Jelaskan dengan menggunakan
rumus pH larutan penyangga!
3. Ke dalam 2 liter larutan asam asetat 0,2 M (Ka = 10–5) ditambahkan 8 gram NaOH. Hitunglah
pH larutan yang terjadi!
4. Tentukan pH larutan yang dibuat dengan mencampurkan 100 mL larutan NH3 0,1 M dengan 500
mL larutan NH4Cl 0,1 M. (Kb NH3 = 1,8 × 10–5)
5. Hitunglah pH larutan yang dibuat dengan mencampurkan 50 mL larutan CH3COOH 0,1 M
dengan 50 mL larutan NaCH3COO 0,2 M. (Ka CH3COOH = 10–5)
6. Berapa mL larutan CH3COOH 0,1 M harus ditambahkan ke dalam 200 mL larutan NaCH3COO
0,1 M untuk membuat larutan penyangga dengan pH = 5 (Ka CH3COOH = 10–5)?
7. Asam format (HCOOH) dan asam asetat (CH3COOH) keduanya tergolong asam lemah. Apakah
larutan yang mengandung Na-format dan asam asetat bersifat penyangga? Jelaskan!
8. Mengapa larutan penyangga penting dalam cairan tubuh? 9. Mengapa ion-ion H2PO4– maupun
HPO42– sangat berguna bagi sel tubuh kita?
10. Suatu penyangga bikarbonat, HCO3–, merupakan sistem yang penting dalam plasma dan cairan
tubuh. Jelaskan alasan pernyataan tersebut!
***********************************************************************
Berapa mL gas NH3 (pada keadaan STP) yang harus dialirkan ke dalam 150 mL larutan NH4Cl 0,5
M (Kb = 10–5) agar diperoleh larutan dengan pH = 8,5?
(log 2 = 0,3 dan log 3 = 0,5)

Reaksi yang terjadi adalah sebagai berikut:


pH = 8,5 → pOH = 14 – 8,5 = 5,5 ; pKb = –log 10–5 = 5;
jumlah mol garam (g) = 150 mL x 0,5 M = 75 mmol
Meskipun konsentrasi NH3 tidak diketahui pada soal tersebut, kita dapat memanfaatkan pernyataan
“pada keadaan STP” di mana setiap 1 mol gas volum–nya adalah 22,4 L. Jadi kita akan menentukan
jumlah mol NH3 (b) kemudian mengonversinya menjadi volum sesuai keadaan STP tadi.
Karena kedua zat berada dalam wadah dengan volum yang sama maka kita dapat menggunakan
Jadi NH3 yang harus ditambahkan adalah sebanyak 25 mmol
atau setara dengan (0,025 mol x 22,4 L) 0,56 L atau 560 mL.

Berapakah perbandingan [HCO3– ] : [H2CO3] yang diperlukan untuk mempertahankan pH sebesar


7,4 dalam aliran darah, bila diketahui Ka H2CO3 dalam darah 8 × 10–7?

g = jumlah mol garam (HCO3–) yang merepresentasikan [HCO3– ]; a = jumlah mol asam yang
merepresentasikan [H2CO3]
Penyelesaian:
Jadi perbandingan jumlah mol garam dengan jumlah mol asam atau perbandingan [HCO3– ] :
[H2CO3] adalah 20 : 1.

*****************************************************************************
2. Larutan Penyangga
Sifat-sifat larutan penyangga
Bila ke dalam air ditambahkan asam kuat atau basa kuat maka pH-nya akan berubah secara drastis.
Misalnya, ke dalam 5 ml air ditambahkan 17 tetes larutan HCl 0,1 M, maka pH air akan berubah
dari 7 menjadi sekitar 2. Bila ke dalam larutan tersebut kemudian ditambahkan larutan NaOH 0,1 M
sebanyak 19 tetes, maka pH larutan tersebut akan melonjak sekitar 11. Adakah larutan yang pH-nya
tidak berubah secara drastis bila ditambah sedikit asam kuat, basa kuat atau diencerkan? Perhatikan
percobaan berikut dan buktikan di laboratorium!

Nah, dari bagan di atas, kita dapat menyimpulkan 3 hal tentang sifat-sifat larutan penyangga, yaitu
dapat mempertahankan pH walaupun:
1. ditambah sedikit asam kuat.
2. ditambah sedikit basa kuat.
3. diencerkan.

Komposisi Larutan Penyangga


Larutan penyangga terbentuk dari campuran asam/ basa dengan pasangan basa/ asam konjugasi
yang biasa diperoleh dari garamnya. Namun asam/basa yang mana? Kuat atau lemah? Perhatikan
peta konsep berikut!

Sekarang perhatikan Gambar 1 berikut!


Diketahui, zat X, Y, dan Z adalah larutan penyangga.

Berdasarkan Gambar 2:
Zat X adalah larutan penyangga basa , zat Y adalah larutan penyangga asam , dan zat Z adalah
larutan penyangga basa.
Jadi, ada 2 jenis larutan penyangga yaitu:
1. larutan penyangga asam yang terdiri dari campuran asam lemah dan basa konjugasinya.
2. larutan penyangga basa yang terdiri dari campuran basa lemah dan asam konjugasinya.
Larutan penyangga dapat dibuat secara langsung dan secara tidak langsung. Hal ini tergantung
dari sumber asam konjugasi/basa konjugasi dari asam lemah/ basa lemahnya.
Perhatikan peta konsep berikut!
Perhatikanlah Gambar 3 berikut!

Berdasarkan Gambar 3, jika larutan penyangga terbentuk dengan cara tersebut maka larutan
penyangga dinamakan dibuat secara langsung.
Perhatikanlah Gambar 4 berikut!

Berdasarkan Gambar 4, jika larutan penyangga terbentuk dengan cara tersebut maka larutan
penyangga dinamakan dibuat secara tidak langsung . Setiap reaksi asam lemah dengan basa kuat
atau basa lemah dengan asam kuat akan selalu menghasilkan larutan penyangga, asalkan
konsentrasi asam lemah/basa lemah harus lebih besar dari pada konsentrasi basa kuat/asam kuat.
Perhatikan Gambar 5 berikut untuk menjelaskan bagaimana reaksi asam lemah dengan basa kuat
menghasilkan larutan penyangga!

Berdasarkan keterangan dapat disimpulkan:


Selain campuran asam lemah dengan garamnya / basa lemah dengan garamnya, suatu larutan
penyangga juga dapat dibuat dengan mencampurkan asam lemah dengan basa kuat atau basa
lemah dengan asam kuat Asalkan konsentrasi yang lemah harus lebih besar daripada yang kuat.

Prinsip Kerja Larutan Penyangga


Larutan penyangga mempertahankan pH berdasarkan prinsip kesetimbangan. Anda masih ingat apa
yang mempengaruhi nilai pH?
Yaa…benar! Konsentrasi H+ untuk larutan yang bersifat asam dan konsentrasi OH- untuk larutan
yang bersifat basa!!
Bagaimana nilai pH jika konsentrasi H+ dan OH- dalam larutan adalah tetap? Yaa..anda benar lagi!
Nilai pH juga akan tetap!!
Nah..sekarang anda akan mempelajari bagaimana prinsp kerja larutan penyangga dalam
mempertahankan pH! Konsentrasi!!
1. Prinsip Kerja Larutan Penyangga Asam
(Misal: HNO2/NO2- yang dibuat dari campuran HNO2 dengan NaNO2)
Perhatikanlah gambar berikut!
a. Apabila ditambahkan sedikit asam kuat (Misal: HCl)

Berdasarkan Gambar 6a, Larutan penyangga HNO2/NO2- dapat dibuat dari campuran HNO2 dan
NaNO2. Berarti dalam larutan ini terkandung molekul HNO2, ion H+, Na+ dan NO2-. Penambahan
sedikit asam kuat akan menambah konsentrasi H+ dalam larutan (6b), namun kelebihan ini
dinetralisasi oleh NO2-, membentuk HNO2 sehingga kesetimbangan bergeser ke arah HNO2. Hal ini
membuat jumlah H+ dalam larutan menjadi tetap. Akibatnya (6c) nilai pH tetap.
b. Apabila ditambahkan sedikit basa kuat (Misal: NaOH)
Berdasarkan Gambar 7b, penambahan sedikit basa kuat akan memunculkan ion baru dalam larutan
penyangga HNO2/NO2- yaitu OH-, namun ion tersebut dinetralisasi oleh HNO2, membentuk
NO2- sehingga kesetimbangan bergeser ke arah NO2-. Hal ini membuat OH- tidak mengganggu H+
dalam larutan. Akibatnya (7c) nilai pH tetap.
c. Apabila dilakukan pengenceran dengan H2O

Berdasarkan Gambar 8, jika dilakukan pengenceran dengan H2O maka derajat ionisasi (α) asam
lemah akan naik (Hukum Pengenceran Ostwald) yang berarti menambah jumlah ion H+ dan NO2-
dari ionisasi asam lemah (8b). Akan tetapi karena volume larutan juga bertambah maka
penambahan konsentrasi H+ menjadi tidak berarti. Akibatnya (8c) nilai pH tetap.
Berdasarkan keterangan di atas, dapat disimpulkan prinsip kerja larutan penyangga asam dalam
mempertahankan pH adalah sebagai berikut:
1. Setiap penambahan H+ akan dinetralisasi oleh basa konjugasi.
2. Setiap penambahan OH- akan dinetralisasi oleh asam lemah.
3. +
Setiap pengenceran dengan H2O berarti memperbesar jumlah ion H dan basa konjugasi dari ionisasi asam lemah
+
namun penambahan konsentrasi H menjadi tidak berarti karena volume larutan juga bertambah.

2. Prinsip Kerja Larutan Penyangga Basa


(Misal: NH3/NH4+ yang dibuat dari campuran NH4OH dengan NH4Cl)
a. Apabila ditambahkan sedikit asam kuat (Misal: HCl)

Berdasarkan Gambar 9a, Larutan penyangga NH3/NH4+ dapat dibuat dari campuran
NH4OH(bentuk NH3 dalam air) dan NH4Cl. Berarti dalam larutan ini terkandung molekul NH4OH,
ion NH4+, ion OH- dan Cl-. Penambahan sedikit asam kuat akan memunculkan ion baru dalam
larutan (9b) yaitu H+, namun ion tersebut dinetralisasi oleh NH4OH, membentuk NH4+ sehingga
kesetimbangan bergeser ke arah NH4+. Hal ini membuat H+ tidak mengganggu OH- dalam larutan.
Akibatnya (9c) nilai pH tetap.
b. Apabila ditambahkan sedikit basa kuat (Misal: NaOH)

Berdasarkan Gambar 10, Penambahan sedikit basa kuat akan menambah konsentrasi OH- dalam
larutan, namun kelebihan ini dinetralisasi oleh NH4+, membentuk NH4OH sehingga kesetimbangan
bergeser ke arah NH4OH. Hal ini membuat jumlah OH- dalam larutan menjadi tetap. Akibatnya
(10c) nilai pH tetap.
c. Apabila dilakukan pengenceran dengan H2O

Berdasarkan Gambar 11, jika dilakukan pengenceran dengan H2O maka derajat ionisasi (α) basa
lemah akan naik/turun*(29) (Hukum Pengenceran Ostwald) yang berarti menambah jumlah ion
OH- dan NH4+ dari ionisasi basa lemah (11b). Akan tetapi karena volume larutan juga bertambah
maka penambahan konsentrasi OH- menjadi tidak berarti. Hal ini (11c) membuat nilai pH tetap.
Berdasarkan keterangan di atas, dapat disimpulkan prinsip kerja larutan penyangga basa dalam
mempertahankan pH adalah sebagai berikut:
1. Setiap penambahan H+akan dinetralisasi oleh basa lemah.
2. Setiap penambahan OH- akan dinetralisasi oleh asam konjugasi.
3. -
Setiap pengenceran dengan H2O berarti memperbesar jumlah ion OH dan asam konjugasi dari ionisasi
-
basa lemah, namun penambahan konsentrasi OH menjadi tidak berarti karena volume larutan juga
bertambah.

pH Larutan Penyangga
pH larutan penyangga tergantung oleh konsentrasi asam lemah/ basa lemah, konstanta
kesetimbangan asam lemah/ basa lemah dan konsentrasi garamnya. Dalam suatu sistem larutan
penyangga akan terdapat dua jenis reaksi yaitu reaksi kesetimbangan asam lemah/ basa lemah dan
reaksi ionisasi garamnya.
1. Menghitung pH Larutan Penyangga Asam

Konstanta kesetimbangan asam lemah:

sehingga:

maka:

dan diperoleh:

2. Menghitung pH Larutan Penyangga Basa

Konstanta kesetimbangan basa lemah:

sehingga:

maka:

Sehingga diperoleh:
Manfaat Larutan Penyangga
Larutan penyangga sangat penting dalam kehidupan; misalnya dalam analisis kimia, biokimia,
bakteriologi, zat warna, fotografi, dan industri kulit. Dalam bidang biokimia, kultur jaringan dan
bakteri mengalami proses yang sangat sensitif terhadap perubahan pH. Darah dalam tubuh manusia
mempunyai kisaran pH 7,35 sampai 7,45, dan apabila pH darah manusia di atas 7,8 akan
menyebabkan organ tubuh manusia dapat rusak, sehingga harus dijaga kisaran pHnya dengan
larutan penyangga.
1. Darah Sebagai Larutan Penyangga
Ada beberapa faktor yang terlibat dalam pengendalian pH darah, diantaranya penyangga karbonat,
penyangga hemoglobin dan penyangga fosfat.
a. Penyangga Karbonat
Penyangga karbonat berasal dari campuran asam karbonat (H 2 CO 3 ) dengan basa konjugasi
bikarbonat (HCO 3 ).

H 2 CO 3 (aq) –> HCO 3(aq) + H + (aq)


Penyangga karbonat sangat berperan penting dalam mengontrol pH darah. Pelari maraton dapat
mengalami kondisi asidosis, yaitu penurunan pH darah yang disebabkan oleh metabolisme yang
tinggi sehingga meningkatkan produksi ion bikarbonat. Kondisi asidosis ini dapat mengakibatkan
penyakit jantung, ginjal, diabetes miletus (penyakit gula) dan diare. Orang yang mendaki gunung
tanpa oksigen tambahan dapat menderita alkalosis, yaitu peningkatan pH darah. Kadar oksigen
yang sedikit di gunung dapat membuat para pendaki bernafas lebih cepat, sehingga gas
karbondioksida yang dilepas terlalu banyak, padahal CO 2 dapat larut dalam air menghasilkan
H 2 CO 3 . Hal ini mengakibatkan pH darah akan naik. Kondisi alkalosis dapat
mengakibatkan hiperventilasi (bernafas terlalu berlebihan, kadang-kadang karena cemas dan
histeris).
b. Penyangga Hemoglobin
Pada darah, terdapat hemoglobin yang dapat mengikat oksigen untuk selanjutnya dibawa ke seluruh
sel tubuh. Reaksi kesetimbangan dari larutan penyangga oksi hemoglobin adalah:
HHb + O 2 (g) « HbO 2 - + H +
Asam hemoglobin ion aksi hemoglobin
Keberadaan oksigen pada reaksi di atas dapat memengaruhi konsentrasi ion H +, sehingga pH darah
juga dipengaruhi olehnya. Pada reaksi di atas O 2 bersifat basa. Hemoglobin yang telah melepaskan
O 2 dapat mengikat H + dan membentuk asam hemoglobin. Sehingga ion H + yang dilepaskan pada
peruraian H 2 CO 3 merupakan asam yang diproduksi oleh CO 2 yang terlarut dalam air saat
metabolisme.
c. Penyangga Fosfat
Pada cairan intra sel, kehadiran penyangga fosfat sangat penting dalam mengatur pH darah.
Penyangga ini berasal dari campuran dihidrogen fosfat (H 2 PO 4 - ) dengan monohidrogen fosfat
(HPO 3 2- ).

H 2 PO 4 - (aq) + H + (aq) –> H 2 PO 4(aq)

H 2 PO 4 - (aq) + OH - (aq) –> HPO 4 2- (aq) ) + H 2 O (aq)


Penyangga fosfat dapat mempertahankan pH darah 7,4. Penyangga di luar sel hanya sedikit
jumlahnya, tetapi sangat penting untuk larutan penyangga urin.
2. Air Ludah sebagai Larutan Penyangga
Gigi dapat larut jika dimasukkan pada larutan asam yang kuat. Email gigi yang rusak dapat
menyebabkan kuman masuk ke dalam gigi. Air ludah dapat mempertahankan pH pada mulut sekitar
6,8. Air liur mengandung larutan penyangga fosfat yang dapat menetralisir asam yang terbentuk
dari fermentasi sisa-sisa makanan.
3. Menjaga keseimbangan pH tanaman.
Suatu metode penanaman dengan media selain tanah, biasanya ikerjakan dalam kamar kaca dengan
menggunakan mendium air yang berisi zat hara, disebut dengan hidroponik . Setiap tanaman
memiliki pH tertentu agar dapat tumbuh dengan baik. Oleh karena itu dibutuhkan larutan
penyangga agar pH dapat dijaga.
4. Larutan Penyangga pada Obat-Obatan
Asam asetilsalisilat merupakan komponen utama dari tablet aspirin, merupakan obat penghilang
rasa nyeri. Adanya asam pada aspirin dapat menyebabkan perubahan pH pada perut. Perubahan pH
ini mengakibakan pembentukan hormon, untuk merangsang penggumpalan darah, terhambat;
sehingga pendarahan tidak dapat dihindarkan. Oleh karena itu, pada aspirin ditambahkan MgO yang
dapat mentransfer kelebihan asam.

****************************************************************************

Larutan penyangga
Larutan penyangga, larutan dapar, atau buffer adalah larutan yang digunakan untuk
mempertahankan nilai pH tertentu agar tidak banyak berubah selama reaksi kimia berlangsung.
Sifat yang khas dari larutan penyangga ini adalah pH-nya hanya berubah sedikit dengan pemberian
sedikit asam kuat atau basa kuat.
Larutan penyangga tersusun dari asam lemah dengan basa konjugatnya atau oleh basa lemah
dengan asam konjugatnya. Reaksi di antara kedua komponen penyusun ini disebut sebagai reaksi
asam-basa konjugasi.

Daftar isi
 1 Komponen Larutan Penyangga
 2 Cara kerja larutan penyangga
 2.1 Larutan penyangga asam
 2.2 Larutan penyangga basa
 3 Perhitungan pH Larutan Penyangga
 3.1 Larutan penyangga asam
 3.2 Larutan penyangga basa
 4 Fungsi Larutan Penyangga
 5 Pranala luar
Komponen Larutan Penyangga
Secara umum, larutan penyangga digambarkan sebagai campuran yang terdiri dari:
 Asam lemah (HA) dan basa konjugasinya (ion A-), campuran ini menghasilkan larutan
bersifat asam.
 Basa lemah (B) dan asam konjugasinya (BH+), campuran ini menghasilkan larutan bersifat
basa.

Komponen larutan penyangga terbagi menjadi:


 Larutan penyangga yang bersifat asam
Larutan ini mempertahankan pH pada daerah asam (pH < 7). Untuk mendapatkan larutan ini dapat
dibuat dari asam lemah dan garamnya yang merupakan basa konjugasi dari asamnya. Adapun cara
lainnya yaitu mencampurkan suatu asam lemah dengan suatu basa kuat dimana asam lemahnya
dicampurkan dalam jumlah berlebih. Campuran akan menghasilkan garam yang mengandung basa
konjugasi dari asam lemah yang bersangkutan. Pada umumnya basa kuat yang digunakan seperti
natriumNa), kalium, barium, kalsium, dan lain-lain.
 Larutan penyangga yang bersifat basa
Larutan ini mempertahankan pH pada daerah basa (pH > 7). Untuk mendapatkan larutan ini dapat
dibuat dari basa lemah dan garam, yang garamnya berasal dari asam kuat. Adapun cara lainnya
yaitu dengan mencampurkan suatu basa lemah dengan suatu asam kuat dimana basa lemahnya
dicampurkan berlebih.

Cara kerja larutan penyangga


Larutan penyangga mengandung komponen asam dan basa dengan asam dan basa konjugasinya,
sehingga dapat mengikat baik ion H+ maupun ion OH-. Sehingga penambahan sedikit asam kuat
atau basa kuat tidak mengubah pH-nya secara signifikan. Berikut ini cara kerja larutan penyangga:

Larutan penyangga asam


Adapun cara kerjanya dapat dilihat pada larutan penyangga yang mengandung CH3COOH dan
CH3COO- yang mengalami kesetimbangan. Dengan proses sebagai berikut:
 Pada penambahan asam
Penambahan asam (H+) akan menggeser kesetimbangan ke kiri. Dimana ion H+ yang ditambahkan
akan bereaksi dengan ion CH3COO- membentuk molekul CH3COOH.
CH3COO-(aq) + H+(aq) → CH3COOH(aq)
 Pada penambahan basa
Jika yang ditambahkan adalah suatu basa, maka ion OH- dari basa itu akan bereaksi dengan ion H+
membentuk air. Hal ini akan menyebabkan kesetimbangan bergeser ke kanan sehingga konsentrasi
ion H+ dapat dipertahankan. Jadi, penambahan basa menyebabkan berkurangnya komponen asam
(CH3COOH), bukan ion H+. Basa yang ditambahkan tersebut bereaksi dengan asam CH3COOH
membentuk ion CH3COO- dan air.
CH3COOH(aq) + OH-(aq) → CH3COO-(aq) + H2O(l)

Larutan penyangga basa


Adapun cara kerjanya dapat dilihat pada larutan penyangga yang mengandung NH3 dan NH4+
yang mengalami kesetimbangan. Dengan proses sebagai berikut:
 Pada penambahan asam
Jika ditambahkan suatu asam, maka ion H+ dari asam akan mengikat ion OH-. Hal tersebut
menyebabkan kesetimbangan bergeser ke kanan, sehingga konsentrasi ion OH- dapat
dipertahankan. Disamping itu penambahan ini menyebabkan berkurangnya komponen basa (NH3),
bukannya ion OH-. Asam yang ditambahkan bereaksi dengan basa NH3 membentuk ion NH4+.
NH3 (aq) + H+(aq) → NH4+ (aq)
 Pada penambahan basa
Jika yang ditambahkan adalah suatu basa, maka kesetimbangan bergeser ke kiri, sehingga
konsentrasi ion OH- dapat dipertahankan. Basa yang ditambahkan itu bereaksi dengan komponen
asam (NH4+), membentuk komponen basa (NH3) dan air.
NH4+ (aq) + OH-(aq) → NH3 (aq) + H2O(l)

Perhitungan pH Larutan Penyangga


Larutan penyangga asam
Dapat digunakan tetapan ionisasi dalam menentukan konsentrasi ion H+ dalam suatu larutan
dengan rumus berikut:
[H+] = Ka x a/valxg
atau
pH = p Ka - log a/g
dengan, Ka = tetapan ionisasi asam lemah
a = jumlah mol asam lemah
g = jumlah mol basa konjugasi

Larutan penyangga basa


Dapat digunakan tetapan ionisasi dalam menentukan konsentrasi ion H+ dalam suatu larutan
dengan rumus berikut:
[OH-] = Kb x b/valxg
atau
pOH = p Kb - log b/g
pH = 14 - pOH
dengan, Kb = tetapan ionisasi basa lemah
b = konsentrasi basa lemah
g = konsentrasi asam konjugasi

Fungsi Larutan Penyangga


Adanya larutan penyangga ini dapat kita lihat dalam kehidupan sehari-hari seperti pada obat-obatan,
fotografi, industri kulit dan zat warna. Selain aplikasi tersebut, terdapat fungsi penerapan konsep
larutan penyangga ini dalam tubuh manusia seperti pada cairan tubuh. Cairan tubuh ini bisa dalam
cairan intrasel maupun cairan ekstrasel. Dimana sistem penyangga utama dalam cairan intraselnya
seperti H2PO4- dan HPO42- yang dapat bereaksi dengan suatu asam dan basa. Adapun sistem
penyangga tersebut, dapat menjaga pH darah yang hampir konstan yaitu sekitar 7,4. Selain itu
penerapan larutan penyangga ini dapat kita temui dalam kehidupan sehari-hari seperti pada obat
tetes mata. Pada obat tetes mata mempunyai pH yang sama dengan cairan tubuh kita, agar tidak
menimbulkan efek samping.

***********************************************************************

Pengertian Larutan Penyangga


Larutan penyangga (buffer solution) adalah larutan yang mempunyai pH yang sangat stabil. Jika
suatu asam atau basa ditambahkan pada larutan penyangga, maka pH tidak berubah secara
signifikan. Dengan cara lain, menambahkan air ke dalam atau menguapkan air dari larutan pH juga
tidak mengubah pH larutan buffer.

Cara Kerja Larutan Penyangga


Seperti yang telah diketahui dalam menghitung pH larutan, penambahan sedikit asam kuat akan
mengubah pH larutan (kecuali larutan penyangga) secara drastis. Tetapi, ada suatu kondisi dimana
pH harus dijaga supaya tetap konstan ketika asam atau basa ditambahkan ke dalam larutan. Larutan
penyangga menjawab tantangan tersebut. Para ahli kimia sering menggunakan larutan buffer untuk
mengatur pH sebuah reaksi.

Secara singkat, cara kerja larutan penyangga adalah ketika ion hidrogen ditambahkan pada larutan
penyangga, ion tersebut akan ternetralisasi oleh basa di dalam larutan penyangga. Ion hidroksida
juga akan ternetralisasi oleh asam. Reaksi netralisasi tersebut tidak akan memberikan pengaruh
yang banyak terhadap pH larutan penyangga.

Ketika menentukan asam untuk larutan penyangga, cobalah untuk memilih asam yang mempunyai
nilai tetapan kesetimbangan asam (pKa) yang dekat dengan pH yang diinginkan. Hal ini akan
memberikan larutan penyangga yang ekivalen terhadap asam dan basa konjugat untuk menetralisasi
sebanyak mungkin H+ dan OH-.

Cara Membuat Larutan Penyangga


Larutan penyangga secara sederhana dibuat dengan mencampurkan asam lemah dengan basa
konjugatnya. Secara sama, larutan penyangga juga dapat dibuat dengan mencampurkan basa lemah
dengan asam konjugatnya. Larutan penyangga bekerja secara bereaksi dengan asam atau basa yang
ditambahkan untuk mengendalikan pH. Sebagai contoh, bayangkanlah sebuah larutan penyanga
yang terbuat dari basa lemah amonia, NH3 dan asam konjugatnya, ion amonium (NH4+). Ketika
asam klorida (HCl) ditambahkan pada larutan tersebut, amonia akan "merendam" proton (H+) dari
asam menjadi ion NH4+. Karena proton telah terkunci dalam ion amonium, proton tidak dapat
menjalankan aksinya untuk menurunkan pH larutan. Ketika NaOH ditambahkan pada larutan
penyangga yang sama, ion amonium akan menyumbangkan proton yang tadi terkunci kepada basa
menjadi amonia dan air. Dalam hal ini larutan penyangga menetralkan basa.

Seperti pada contoh di atas, larutan penyangga bekerja dengan menggantikan asam atau basa kuat
dengan yang lemah. Proton asam kuat digantikan oleh ion amonium (sebuah asam lemah). Basa
kuat OH- digantikan oleh basa lemah amonia. Penggantian ini menyebabkan larutan penyangga
mempunyai kekuatan mengendalikan pH.

Fungsi Larutan Penyangga


Larutan penyangga mempunyai kaitan erat dengan kehidupan. Penerapan larutan penyangga mudah
sekali ditemukan dalam kegiatan sehari-hari. Beberapa fungsi larutan penyangga adalah:

Pada sistem biologi


Dalam sistem biologi, larutan penyangga ditemukan pada air liur, usus, dan darah untuk menjaga
supaya pH tetap konstan dan organ tubuh bekerja dengan semestinya. Sebagian besar enzim juga
bekerja pada nilai pH tertentu.

Dalam darah
Darah juga mengandung sistem buffer karena alasan berikut:
 pH darah umumnya sekitar 7,4.
 Jika pH darah selisih 0,5 saja, akan menyebabkan ketidaksadaran atau kondisi koma.
 Karbondioksida dihasilkan lewat pernapasan dapat meningkatkan keasaman darah dengan
membentuk ion H+.
 Kehadiran ion hidrogen karbonat akan menghilangkan H+ yang berlebihan.

Aplikasi larutan penyangga yang lain


Beberapa peralatan rumah tangga menggunakan cara kerja larutan penyangga. Di antaranya adalah:
 Pada sampo, larutan penyangga digunakan untuk menjaga kebasaan supaya tidak
mencederai mata.
 Pada lotion bayi, menjaga pH supaya tetap 6 untuk mencegah perkembangbiakan bakteri.
 Selain itu, sistem penyangga juga ditemukan pada tetes mata dan serbuk pencuci.

Anda mungkin juga menyukai