Anda di halaman 1dari 4

A. KOMPETENSI DASAR: 3.12.

Menjelaskan prinsip kerja perhitungan pH, dan peran larutan penyangga


dalam tubuh makhluk hidup

B. INDIKATOR :
3.12.1 Mendeskripsikan pengertian larutan penyangga
3.12.2 Mengidentifikasi sifat larutan penyangga
3.12.3 Menjelaskan cara kerja larutan penyangga
3.12.4 Menghitung pH larutan penyangga
3.12.5 Menghitung pH larutan penyangga dengan menambahkan sedikit asam atau sedikit basa atau
dengan pengenceran
3.12.6 Menjelaskan fungsi larutan penyangga dalam tubuh makhluk hidup dan dalam kehidupan sehari-
hari

C. MATERI PEMBELAJARAN :
Kesetimbangan Ion dan pH Larutan Penyangga
 Sifat larutan penyangga
 pH larutan penyangga
 Peranan larutan penyangga dalam tubuh makhluk hidup dan industri (farmasi, kosmetik)

D. URAIAN MATERI PEMBELAJARAN :

A. Sifat Larutan Penyangga


Larutan penyangga adalah larutan yang dapat mempertahankan pH-nya bila ditambahkan sedikit asam,
sedikit basa ataupun diencerkan. Penambahan 0,1 mL larutan HCl 1 M ke dalam satu liter air suling mengubah
pH-nya dari 7 menjadi 4. Bila larutan HCl yang sama banyaknya ditambahkan ke dalam satu liter air laut,
perubahan pH-nya jauh lebih kecil, yaitu dari 8,2 menjadi 7,6. Larutan seperti air laut ini, yaitu larutan yang
dapat mempertahankan nilai pH tertentu, kita sebut larutan penyangga atau larutan buffer atau dapar.

B. Komponen dan Cara Kerja Larutan Penyangga


1. Komponen Larutan Penyangga
Larutan penyangga dibedakan menjadi larutan penyangga asam dan larutan penyangga basa. Larutan
penyangga asam mempertahankan pH pada daerah asam (pH < 7), sedangkan larutan penyangga basa
mempertahankan pH pada daerah basa (pH > 7).
a. Larutan Penyangga Asam
Larutan penyangga asam mengandung suatu asam lemah (HA) dan basa konjugasinya (A -). Larutan seperti itu
dapat dibuat dengan berbagai cara, misalnya :

1. Mencampurkan asam lemah (HA) dengan garamnya (LA, garam LA menghasilkan ion A-
yang merupakan basa konjugasi dari asam HA).
Contoh :
a. Larutan CH3COOH + larutan NaCH3COO (komponen penyangganya : CH3COOH dan
CH3COO- )
b. Larutan H2CO3 + larutan NaHCO3 (komponen penyangganya : H2CO3 dan HCO3-)
c. Larutan NaH2PO4 + larutan Na2HPO4 (komponen penyangganya : H2PO4- dan HPO42-)
Contoh-contoh larutan penyangga yang terbentuk dari campuran asam lemah dan basa konjugasinya
(garamnya), dapat Anda pelajari pada tabel berikut.
Tabel Beberapa Pembentuk Larutan Penyangga dari Asam Lemah

Komponen Pembentuk
Larutan Penyangga Garam Pembentuk Basa Konjugasi
Asam Basa
Lemah Konjugasi
CH3COOH CH3COO- CH3COONa, CH3COOK, atau (CH3COO)2Ba
HCOONa, HCOOK, atau (HCOO)2Ca
HCOOH HCOO- NaF
HF F- NaH2PO4
H3PO4 H2PO4- Na2HPO4
NaH2PO4 HPO42- Na3PO4
Na2HPO4 PO43-
Jadi dapat disimpulkan bahwa :

Larutan penyangga dapat terbentuk dari campuran asam lemah dan


basa konjugasinya atau campuran asam lemah dan garamnya.
2. Mencampurkan suatu asam lemah dengan suatu basa kuat di mana asam lemah dicampurkan dalam
jumlah berlebih. Campuran akan menghasilkan garam yang mengandung basa konjugasi dari asam lemah
yang bersangkutan.

Contoh :
100 mL Larutan CH3COOH 0,1 M + 50 mL larutan NaOH 0,1 M.
Jumlah mol CH3COOH = 100 mL x 0,1 mmol mL-1
= 10 mmol
Jumlah mol NaOH = 50 mL x 0,1 mmol mL-1
= 5 mmol
Campuran ini akan bereaksi menghasilkan 5 mmol Na CH3COO, sedangkan CH3COOH bersisa 5 mmol dengan
rincian sebagai berikut.
CH3COOH(aq) + NaOH(aq) Na CH3COOH(aq) + H2O(l)

Atau dengan reaksi ion :


CH3COOH(aq) + OH-(aq) CH3COO-(aq) + H2O(l)
(asam lemah) (basa konjugasi)
Awal : 10 mmol 5 mmol -
Reaksi : -5 mmol -5 mmol +5 mmol
Akhir : 5 mmol - 5 mmol
Campuran larutan merupakan penyangga (buffer), karena mengandung CH 3COOH (asam lemah) dan ion
CH3COO- (basa konjugasi dari CH3COOH) atau dengan kata lain jumlah mol CH3COOH dan CH3COO- bersisa.

b. Larutan Penyangga Basa


Larutan penyangga basa mengandung suatu basa lemah (B) dan asam konjugasinya (BH +). Larutan penyangga
basa dapat dibuat dengan cara yang serupa dengan pembuatan larutan penyangga asam.

1. Mencampurkan suatu basa lemah dengan garamnya


Contoh :
Larutan NH3 + larutan NH4Cl (komponen penyangganya : NH3 dan NH4+ )

Untuk lebih jelasnya, perhatikan tabel berikut.


Tabel Komponen Pembentuk Larutan Penyangga dari Basa Lemah

Komponen Pembentuk Garam Pembentuk Asam


Larutan Penyangga Konjugasi
Basa Asam
Lemah Konjugasi
NH4OH NH4+ NH4Cl, NH4Br, atau (NH4)2SO4

2. Mencampurkan suatu basa lemah dengan suatu asam kuat di mana basa lemahnya dicampurkan berlebih.
Contoh :
50 mL Larutan NH3 0,2 M (= 10 mmol) dicampur dengan 50 mL larutan HCl 0,1 M (= 5 mmol).
Campuran akan bereaksi menghasikan 5 mmol NH4Cl (ion NH4+), sedangkan NH3 bersisa 5 mmol dengan
rincian sebagai berikut :
NH3 (aq) + HCl(aq) NH4Claq)
Atau dengan reaksi ion :
NH3(aq) + H+(aq) NH4+(aq)
Awal : 10 mmol 5 mmol -
Reaksi : -5 mmol -5 mmol +5 mmol
Akhir : 5 mmol - 5 mmol
Jadi, campuran bersifat penyangga (buffer), karena mengandung NH 3 (basa lemah) dan ion NH 4+ (asam
konjugasi dari NH3) atau dengan kata lain jumlah mol NH3 dan jumlah mol NH4+ bersisa.

2. Cara Kerja Larutan Penyangga


Di atas telah disebutkan bahwa larutan penyangga mengandung komponen asam dan komponen basa, sehingga
dapat mengikat baik ion H+ maupun ion OH-. Oleh karena itu, penambahan sedikit asam kuat atau basa kuat
tidak mengubah pHnya secara signifikan. Cara kerja larutan penyangga dapat dipahami dari dua contoh berikut.
a. Larutan Penyangga Asam
Contoh :
Larutan Penyangga yang mengandung CH3COOH dan CH3COO-.
Dalam larutan tersebut terdapat kesetimbangan :
CH3COOH (aq) CH3COO-(aq) + H+(aq)

Pada penambahan asam :


Penambahan asam (H+) akan menggeser kesetimbangan ke kiri. Ion H + yang ditambahkan akan bereaksi dengan
ion CH3COO- membentuk molekul CH3COOH.
CH3COO-(aq) + H+(aq) CH3COOH(aq)

Pada penambahan basa :


Jika yang ditambahkan adalah suatu basa, maka ion OH - dari basa itu akan bereaksi dengan ion H + membentuk
air. Hal ini akan menyebabkan kesetimbangan bergeser ke kanan sehingga konsentrasi ion H + dapat
dipertahankan. Jadi, penambahan basa menyebabkan berkurangnya komponen asam (dalam hal ini CH 3COOH),
bukannya ion H+. Basa yang ditambahkan ini praktis bereaksi dengan asam CH 3COOH membentuk ion
CH3COO- dan air.
CH3COOH(aq) + OH – (aq) CH3COO-(aq) + H2O(l)

b. Larutan Penyangga Basa


Contoh :
Larutan Penyangga yang mengandung NH3 dan NH4+.
Dalam larutan tersebut terdapat kesetimbangan :
NH3 (aq) + H2O(l) NH4+(aq) + OH-(aq)

Pada penambahan asam :


Jika ke dalam larutan ditambahkan suatu asam, maka ion H + dari asam itu akan mengikat ion OH -. Hal itu
menyebabkan kesetimbangan bergeser ke kanan, sehingga konsentrasi ion OH - dapat dipertahankan. Jadi,
penambahan asam menyebabkan berkurangnya komponen basa (dalam hal ini NH 3), bukannya ion OH-. Asam
yang ditambahkan itu bereaksi dengan basa NH3 membentuk ion NH4+.
NH3(aq) + H+(aq) NH4+ (aq)

Pada penambahan basa :


Jika yang ditambahkan adalah suatu basa, maka kesetimbangan akan bergeser ke kiri, sehingga konsentrasi ion
OH- dapat dipertahankan. Basa yang ditambahkan itu akan bereaksi dengan komponen asam (dalam hal ini ion
NH4+), membentuk komponen basa (yaitu NH3 dan air).
NH4+(aq) + OH – (aq) NH3(aq) + H2O(l)
TUGAS I

1. Perhatikan data percobaan berikut.


Larutan pH awal pH dengan penambahan sedikit
Basa Asam
I 5,60 6,00 5,00
II 5,40 5,42 5,38
III 5,20 5,25 5,18
IV 8,20 8,80 7,80
V 9,20 9,60 8,70
Berdasarkan data percobaan di atas, tentukanlah larutan-larutan mana yang mempunyai
sifat penyangga !
2. Tentukan komponen penyangga dari larutan berikut:
1. CH3COOH dan CH3COONa
2. HF dan NaF
3. NH4OH dan NH4Br
4. CH3COOH dan CH3COOK
5. NH4OH dan NH4(SO4)2
3. Periksa apakah campuran berikut bersifat penyangga atau tidak. Jika ya, tuliskan
komponen penyangganya.
a. 0,1 mol HCl + 0,1 mol NaCl
b. 50 mL CH3COOH 0,1 M + 50 mL NaOH 0,1 M
c. 25 mL HCN 0,1 M + 10 mL NaOH 0,1 M
d. 10 mL NH3 0,2 M + 10 mL HCl 0,1 M

Anda mungkin juga menyukai