Anda di halaman 1dari 63

ASAM DAN BASA

lanjut ke slide
= berikutnya

kembali ke slide
sebelumnya

kembali ke menu awal


Materi Contoh
Soal Video Latihan
Soal
Teori Asam
dan Basa Derajat
Menurut Keasaman
Arrhenius (pH)

Tetapan Konsep Asam


Kesetimbang dan Basa
an Air (Kc) Brownted-
Lowry

Reaksi-reaksi
Kekuatan dalam
Asam dan Larutan Asam
Basa dan Basa
Asam

Basa
Menurut Arrhenius, Asam adalah zat yang dalam air
melepaskan ion H+ .

Asam Arrhenius dirumuskan dengan HxZ, yang dalam air


mengalami ionsasi sebagai berikut:
Menurut Arrhenius, Basa adalah zat yang dalam air
melepaskan ion OH-

Asam Arrhenius dirumuskan dengan M(OH)x, yang dalam air


mengalami ionsasi sebagai berikut:
M(OH)x → Mx++ xOH-
Persamaan ionisasi air dapat ditulis sebagai:

H2O(l) ←→ H+(aq) + OH-(aq)


Harga tetapan air adalah:

K= [H+][OH-] Kw =
[H+][OH-]
[H2O]

K [H2O] = [H+] [OH-]


Catatan:
Dalam larutan berair = [H+][OH-] = Kw
Dalam air murni (larutan netral) = [H+] = [OH-]
Dalam larutan asam = [H+] > [OH-]
Dalam larutan basa = [H+] < [OH-]
Kekuatan
Asam

Kekuatan
Basa
Kekuatan asam dipengaruhi oleh banyaknya ion – ion H+ yang dihasilkan
oleh senyawa asam dalam larutannya. Berdasarkan banyak sedikitnya ion H+
yang dihasilkan, larutan asam dibedakan menjadi dua macam, yaitu:

Asam Kuat

Asam Lemah
Asam kuat yaitu senyawa asam yang dalam larutannya terion seluruhnya
menjadi ion-ionnya. Reaksi ionisasi asam kuat merupakan reaksi
berkesudahan. Secara umum, ionisasi asam kuat dirumuskan sebagai
berikut.
HA(aq) ⎯⎯→ H+(aq) + A-(aq)

[H+] = x · [HA] atau [H+] = valensi asam · M

Keterangan: x = valensi asam


M = konsentrasi asam
Asam lemah yaitu senyawa asam yang dalam larutannya hanya sedikit
terionisasi menjadi ion-ionnya. Secara umum, ionisasi asam lemah valensi
satu dapat dirumuskan sebagai berikut.

HA(aq) ←→ H+(aq) + A-(aq)


Ka = [H+][A-]

[HA]
Berdasarkan persamaan di atas, karena pada asam lemah [H+] = [A-],
maka persamaan di atas dapat diubah menjadi:

C = [H+] 2 [H+] 2 = Ka · [HA]


HA

Dengan Ka: Tetapan ionisasi asam


Kekuatan basa dipengaruhi oleh banyaknya ion – ion OH- yang
dihasilkan oleh senyawa basa dalam larutannya. Berdasarkan banyak
sedikitnya ion OH- yang dihasilkan, larutan basa juga dibedakan menjadi
dua macam sebagai berikut.

Basa Kuat

Basa Lemah
Basa kuat yaitu senyawa basa yang dalam larutannya terion seluruhnya
menjadi ion-ionnya. Secara umum, ionisasi basa kuat dirumuskan sebagai
berikut.
Secara umum, ionisasi basa kuat dirumuskan sebagai berikut.
M(OH)x(aq) → Mx+(aq)+ xOH-(aq)

[OH-] = x · [M(OH)x [OH-] = valensi basa · M


atau

Dengan: x = valensi basa


M = konsentrasi basa
Basa lemah yaitu senyawa basa yang dalam larutannya hanya sedikit
terionisasi menjadi ion-ionnya. Secara umum, ionisasi basa lemah valensi satu
dapat dirumuskan sebagai berikut.
M(OH) (aq) ←→ M+(aq)+ OH- aq)
Kb = [M+][OH-]
[M(OH)]
karena pada basa lemah [M+] = [OH-], maka persamaan di atas dapat diubah menjadi:
Kb=[OH-] 2 [OH-] 2= Kb · [M(OH)]
[M(OH)]

Dengan Kb: Tetapan Ionisasi Basa


Dapat juga dihitung dengan:
[OH-] = [M(OH)].
Konsep pH Pengukuran pH
Untuk menyatakan tingkat atau derajat keasaman suatu larutan, pada
tahun 1910, seorang ahli dari Denmark, Soren Lautiz Sorensen
memperkenalkan suatu bilangan yang sederhana. Bilangan ini
diperoleh dari hasil logaritma konsentrasi H+. Bilangan ini kita kenal
dengan skala pH. Harga pH berkisar antara 1 – 14 dan ditulis:
pH = – log [H+]
Analog dengan di atas, maka:
pOH = – log [OH- ]. Sedangkan hubungan antara pH dan pOH adalah:
Kw = [H+] [OH–]
– log Kw = –log [H+] + (–log [OH–])
pKw = pH + pOH
Pada suhu 25 ºC, pKw = pH + pOH = 14.
Dari uraian di atas dapat kita simpulkan bahwa:
a. Larutan bersifat netral jika [H +] = [OH -] atau pH = pOH = 7.
b. Larutan bersifat asam jika [H +] > [OH-] atau pH < 7.
c. Larutan bersifat basa jika [H +] < [OH-] atau pH > 7.
Karena pH dan konsentrasi ion H + dihubungkan dengan tanda negatif,
maka makin besar konsentrasi ion H + makin kecil pH, dan karena bilangan
dasar logaritma adalah 10, maka larutan yang nilai pH-nya berbeda
sebesar n mempunyai perbedaan ion H + sebesar 10n.
Jadi dapat disimpulkan:
• Makin besar konsentrasi ion H + makin kecil pH
• Larutan dengan pH = 1 adalah 10 kali lebih asam daripada larutan
dengan
pH = 2.
1. Menggunakan Beberapa Indikator
Indikator adalah asam organik lemah atau basa organik lemah yang dapat
berubah warna pada rentang harga pH tertentu (James E. Brady, 1990). Harga
pH suatu larutan dapat diperkirakan dengan menggunakan trayek pH
indikator..
2. Menggunakan Indikator Universal
pH suatu larutan juga dapat ditentukan dengan menggunakan indikator universal, yaitu
campuran berbagai indikator yang dapat menunjukkan pH suatu larutan dari perubaha
warnanya.

3. Menggunakan pH–meter
pH–meter adalah alat pengukur pH dengan ketelitian yang sangat tinggi.
Definisi Asam dan Basa Menurut Bronsted-Lowry
Menurut Bronsted dan Lowry, asam adalah spesi yang memberi proton atau donor
proton (H +), sedangkan basa adalah spesi yang menerima proton atau akseptor
proton (H +) pada suatu reaksi pemindahan proton.

Perhatikan contoh berikut.


NH4 +(aq) + H2O(l) ⎯⎯→ NH3(aq) + H3O +(aq)
asam basa
H2O(l) + NH3 (aq) ⎯⎯→ NH4 +(aq) + OH -(aq)
asam basa
Pada contoh di atas terlihat bahwa air dapat bersifat sebagai asam (donor
proton) dan sebagai basa (akseptor proton). Zat seperti itu bersifat amfiprotik
(amfoter).
Reaksi
Penetralan

Titrasi Asam
dan Basa
Jika larutan asam dan basa dicampur, maka ion H+ dari asam dan ion
OH– dari basa akan bergabung membentuk molekul air, sedangkan
anion dari asam dan kation dari basa akan berikatan membentuk
senyawa garam. Karena hasil reaksi antara asam dengan basa
membentuk air yang bersifat netral, maka reaksi tersebut disebut reaksi
penetralan.
Asam + Basa ⎯→ Garam + Air
Contoh:
1. HCl + NaOH ⎯⎯→ NaCl + H2O
2. H2SO4 + 2 NH4OH ⎯⎯→ (NH4) 2SO4 + 2 H2O
Jika larutan asam dan basa dicampur, maka sifat garam yang terbentuk
ada tiga kemungkinan, yaitu:
a. Jika asam kuat + basa kuat → garam (netral).
c. Jika asam kuat + basa lemah → garam (asam).
d. Jika asam lemah + basa kuat → garam (basa).
Titrasi Asam–Basa
Titrasi adalah penambahan larutan baku (larutan yang telah
diketahui dengan tepat konsentrasinya) ke dalam larutan lain
dengan bantuan indikator sampai tercapai titik ekuivalen.
Titrasi dihentikan tepat pada saat indikator menunjukkan
perubahan warna. Saat perubahan warna indikator disebut titik
akhir titrasi (James E. Brady, 1990).
Kekuatan Asam

Kekuatan Basa

Menghitung pH
Tentukan konsentrasi ion H+ dalam masing-masing larutan
berikut.
a. HNO3 0,1 M
b. CH3COOH 0,05 M jika derajat
ionisasinya 1%
c. H2SO3 0,001 M jika Ka = 1 × 10–5
Jawab:
Petunjuk: H2SO4 dan HNO3 merupakan asam kuat, sedangkan
CH3COOH dan H2SO3
termasuk asam lemah.
a. HNO3 ⎯⎯→ H+ + NO3- c. H2SO3←→ 2 H+ +
[H+] = x · [HA] SO32-
= 1 · 0,1 [H+ ] = ⋅[HA] a K
= 0,2 M [H+ ] = 10 5 [0,001] ⋅
[H+ ] = 10 8
[H+] = 10–4M

b. CH3COOH ←→ CH3COO- + H+
[H+] = [HA] · α
= 0,05 · 0,01
= 0,0005 M
Tentukan konsentrasi ion OH– masing-masing larutan berikut.
a. Ca(OH) 2 0,02 M c. Al(OH) 3 0,1 M jika Kb = 2,5 × 10–6
b. KOH 0,004 M d. NH4OH 0,01 M jika terion
sebanyak 5%
Jawab:
Petunjuk: Ca(OH) 2 dan KOH merupakan basa kuat, sedangkan
Al(OH) 3 dan NH3
termasuk basa lemah.
a. Ca(OH) 2 ⎯⎯→ Ca2+ + 2 OH+ c. Al(OH) 3←→ Al3+ + 3 OH-
[OH–] = x · [M(OH)] [OH ] = ⋅ [M(OH)] b – K
= 2 · 0,02 [OH− ] = 2,5×10−6 ⋅ 0,1
= 0,04 M [OH− ] = 5×10−4 M

b. KOH ←→ K + OH- d. NH4OH ←→ NH4+ + OH-


[OH–] = x · [M(OH)] [OH–] = [M(OH)] · α
= 1 · 0,004 = 0,01 · 0,05
= 0,004 M = 0,0005 M
Hitunglah pH larutan berikut.
a. CH3COOH 0,1 M (Ka = 10–5)
b. Ca(OH2 2 0,3 M
Jawab:
b. CH3COOH 0,1 M (Ka = 10–5)
CH3COOH ←→ Η + + CH3COO–
[H+ ] 2 = [HA] a K
[H+ ] 2 = 10-5 ⋅[0,01]
[H+ ] 2 = 10-6
[H+ ] = 10-3 M
pH = 3
c. Ca(OH)2 0,3 M
Ca(OH)2 ⎯⎯→ Ca 2 + + 2 OH–
[OH–] = x · [M(OH)]
= 2 · 0,3
= 0,6 M
pOH = 1 – log 6
pH = 14 – pOH
= 14 – (1–log 6)
= 13 + log 6
NO. 1 NO. 6

NO. 2 NO. 7

NO. 3 NO. 8

NO.4 NO. 9

NO. 5 NO. 10
1. Tentukan konsentrasi ion H + dalam H2SO4 0,02 M

a. 0,2 M c. 0,04 M e. 0,08 M

b. 0,02 M d. 0,4 M

Jawaban
2. Hitunglah pH larutan NH4OH 0,1 M (Kb = 10−5)

a. 8 a. 10 a. 12

a. 9 a. 11

Jawaban
3. Suatu larutan diketahui memiliki nilai pH sebesar 2,7.
Tentukan besar konsentrasi ion H+ dalam larutan
tersebut!

a. 2.95 x 10-3 e. 1.995 x 10-


c. 1.96 x 10-3 M 3 M
M

b. 2.984 x 10-3 d. 3.055 x


M 10-3 M

Jawaban
4. Jika harga Kb NH3 = 2 ⋅ 10−5 maka pH larutan NH3 0,2 M
adalah....

a. 8 − log 2 c. 11 − log 2 e. 8 + log 2

b. 11 + log 2 d. 3 − log 2

Jawaban
5. Pada pelarutan NH3 terjadi Kesetimbangan sebagai
berikut
NH3(aq) + H2O(l) ⇔ NH4+(aq) + OH–(aq)
yang merupakan asam basa konjugasi adalah

a. NH3 dan c. NH4 dan e. NH3 dan


H2O OH- OH-

b. H2O dan d. H2O dan


NH4+ OH-

Jawaban
6. Diketahui reaksi-reaksi :
1. HlO(aq)~ H2PO(aq) + H+(aq)
2. HS-(aq) + H+(aq) ~ H2S(aq)
3. SO-(aq)+ HNO(aq) ~ HSO(aq) + NO(aq)
4. NH(aq) + HP(I) ~ NH(aq) + OH-(aq)

Pasangan yang kedua spesinya berfungsi sebagai asam


menurut konsep Bronsted-Lowry
adalah ....
c. HP dan
a. H3P04 dan b. HS- dan
HS-
HS NH3
e. HP dan
d. HI04 dan HP HS-

Jawaban
7. Larutan jenuh senyawa hidroksida dari suatu logam
M(OH)3 mempunyai pH = 9,0. Harga Ksp (hasil kali
kelarutan) dari senyawa ini ialah ....

a. 3,0 X 10-20 b. 3,3 X 10-21 c. 1,0 X 10-10

d. 1,0 X 10-20 e. 3,0 X 10-21

Jawaban
8. Dalam suatu larutan terdapat ion Ca2+, Sr2+, Ba2+,
dan Pb2+ dengan konsentrasi yang sama. Jika larutan
itu dititrasi dengan larutan Na2S04, senyawa yang mula-
mula mengendap adalah ...

c. SrS04 (K sp = 2,5 x 10-


a. CaS04 (K sp = 9,1 x 10-6) 7)

b. BaS04(Ksp = 1 x 10- d. PbS04 (K sp = 1,6 x 10-


10) 8)

e. mengendap bersama-sama

Jawaban
9. Pada Pemanasan 1 mol gas SO3 dalam ruang yang
volumenya 5 liter diperoleh gas o2 sebanyak 0.25 mol.
Pada keadaan tersebut tetapan kesetimbangan Kc
adalah…

a. 0.05 b. 0.15 c. 1.45

.d,.2.45 e. 0.75

Jawaban
10. Pada Suatu reaksi kesetimbangan
2Al(s) + 3H2O ⇌ Al2O3(s) + 3H2
Mula-mula terdapat 1 mol Al dan 1 mol uap air.
Setelah kesetimbangan tercapai terdapat 0.6 mol hz.
Harga tetapan kesetimbangan adalah…

a. 2.257 b. 3.567 c. 3.375

d. 2.075 e. 2.576

Jawaban
Penyelesaian:
H2SO42H++SO42-

[H+] = x · [HA]
= 2 · 0,02
= 0,04 M
Penyelesaian:
NH4OH 0,1 M (Kb = 10 -
5)

NH4OH ←⎯⎯⎯⎯→ NH4 + +


OH -
[OH -] 2 = [M(OH)] b – K
[OH - ] 2 = 1×10 -5 ⋅0,1
[OH -] = 10 -3 M
pOH =3
pH = 14 – pOH
= 14 – 3
= 11
Pembahasan

Data:
pH = 2,7
[H+] = .....
Dengan rumus yang sama dan perhitungan
memakai bantuan kalkulator
Pembahasan :

Menentukan pOH dari basa lemah terlebih dahulu


melalui tetapan ionisasi basa yang diketahui:
Pembahasan :

Menurut Bronsted Lowry :


Asam → Pemberi Proton
Basa → Penerima Proton
Maka asam basa konjugasi adalah H2O dan
OH-
Pembahasan :

Teori Asam-Basa menurut Bronsted-Lowry menyatakan:


Asam : suatu zat yang memberikan proton (H+) kepada zat lain
Basa.: suatu zat yang menerima proton (H+) dari zat lain.

1. H3POiaq) ~ H2PO~(aq) + H+(aq)


Hl04(aq) = sebagai asam, karena memberikan H+

2. HS-(aq) + H+(aq) ~ H2S(aq) ..~ .


HS-(aq) : sebagai basa, karena menerima H+

3. SO-(aq) + HN03(aq) ~ HSO~(aq) + NO;(aq)


SO(aq) : sebagai basa, karena menerima H+

4. NH(aq) + HP(l) ~ NH(aq) + OH-(aq)


NH3(aq) : sebagai basa, karena menerima H+
H20 : sebagai asam, karena memberikan H+
Pembahasan:

pH = 9 maka pOH = 14 - 9 = 5
pOH = -log [OH-]
5 = -log [OH-]
[OH-]= 10-5 M
M(OH)(aq) ---> M+(aq) + 3 OH-(aq)
Ksp = [M+(aq)][OH-(aq)]
= (1x 10-5) : (10-5)3
= 0,33 x 10-20
Ksp = 3,3 x 10-21
Pembahasan :

Suatu larutan garam akan mengendap apabila hasil kali


ion-ion yang dipangkatkan
koefisien reaksinya lebih besar daripada tetapan hasil
kali ke1arutannya. Dengan kata
lain, niakin kecil harga Ksp makin mudah mengendap.
Pada soal di atas, BaSO 4 mempunyai
KSP terkecil sehingga BaS04 merupakan senyawa yang
mula-mula mengendap.
Pembahasan :

2SO3 ⇌ 2SO2 + O2
M 1 – –
B 0.5 0.5 0.25 –
S 0.5 0.5 0.25

Molar 2 SO3 = 0.5 / 5 = 0.1


Molar 2 SO2 = 0.5 / 5 = 0.1
Molar O2 = 0.25 / 5 = 0.05

Kc = [SO2]2 . [O2] / [SO3]2


= [0.1]2 . [0,1] / [0.05]2
= 0.05
Pembahasan :

2Al(s) + 3H2O ⇌ Al2O3(s) + 3H2


M 1 1 – –
B 0.4 0.6 0.2 0.6 –
S 0.6 0.4 0.2 0.6

Kc = [H2]3 / [H2O]3
= [0.6]3 / [0.4]3
= 0.216 / 0.064
= 3.375
Back
Created By

Kelompok 3

Fahri Rizalul Ula


Fatin Mahdiatun Nisa
Choiriyah Annisa

Pendidikan Kimia
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Negeri Jakarta
2015

Anda mungkin juga menyukai