Anda di halaman 1dari 28

PERKEMBANGAN MASYARAKAT

INDONESIA PADA MASA PENJAJAHAN

Oleh: Putri Hanan R. (XI IPA6/21)


LATAR BELAKANG KOLONIALISME
DAN IMPERIALISME BARAT
 Di Bidang Ilmu Pengetahuan
Kemajuan di bidang ilmu pengetahuan ditandai dengan
munculnya teori Heliosentris (tata surya) oleh Nicolaus
Copernicus, seorang ahli ilmu pasti dan astronomi dari
Polandia. Ajaran Copernicus yang muncul pada tahun
1543 menjelaskan bahwa matahari sebagai pusat dari
seluruh benda-benda antariksa dan ia menyatakan pula
bahwa bentuk bumi adalah bulat seperti bola. Pernyataan
Copernicus ini sesungguhnya pernah muncul jauh
sebelumnya, yakni bersumber dari pengalaman Marco
Polo yang melakukan perjalanan dari Venesia (Italia)
melalui jalur darat ke negeri Cina antara tahun 1271 -
1292 hingga kembali ke tempat asalnya.
 Di Bidang Teknologi
Selain di bidang ilmu pengetahuan, Nicolaus Copernicus juga
mampu mengembangkan teknologi dengan cara membuat
kompas yang dapat digunakan untuk menunjukkan arah dalam
pelayaran. Pada tahun 1610, muncul ilmuwan baru dari Italia
bernama Galileo yang mendukung dan memperjelas pokok-
pokok ajaran Heliosentris dari Copernicus. Pada saat itu,
Galileo telah mampu mengembangkan teknologi dengan cara
membuat teropong jauh (teleskop).
 Di Bidang Sosial Ekonomi
Pada tahun 1453, bangsa Turki Usmani berhasil merebut
wilayah Konstantinopel (terutama Bandar Bizantium yang
biasa digunakan sebagai bandar penghubung perdagangan
antara Asia dan Eropa). Peristiwa itu mengakibatkan
terputusnya jalur perdagangan antara Asia dan Eropa sehingga
para pedagang sulit untuk mendapatkan rempah-rempah.
Kondisi sosial ekonomi para pedagang Eropa menurun akibat
krisis lalu lintas perdagangan ini, dan memaksa mereka untuk
mencari jalan lain dalam menemukan daerah penghasil
rempah-rempah dan membelinya secara langsung dengan cara
berlayar menjelajahi samudera.
MASUKNYA BANGSA-BANGSA BARAT
(EROPA) KE INDONESIA
 Bangsa Portugis
Portugis pertama yang mencoba mencari jalan baru ke Indonesia
adalah Bartholomeus Diaz. Ia meninggalkan Portugal pada tahun
1486. Ia menyusuri pantai barat Afrika hingga tiba di Tanjung
Harapan, tetapi ia gagal mencapai Indonesia. Setelah
Bartholomeus Diaz menemukan jalan ke timur di Tanjung
Harapan (Afrika Selatan), upaya mencari jalan ke Indonesia
diteruskan oleh armada-armada Portugis berikutnya.Armada
Portugis berikutnya yang mencoba berlayar ke Indonesia
dipimpin oleh Vasco da Gama. Mereka berangkat pada tahun
1497 dan berhasil melewati Tanjung Harapan. Sewaktu tiba di
Pelabuhan Malinda (Afrika Timur), mereka bertemu dengan
pedagang-pedagang Arab dan India. Namun, jalan ke Asia
Tenggara tetap dirahasiakan oleh para pedagang tersebut.
 Bangsa Spanyol
Pelopor berkebangsaan Spanyol yang mencari jalan langsung ke Indonesia
adalah Christopher Columbus, ia berlayar ke arah barat. Setelah dua bulan,
ia sampai di sebuah pulau yang kemudian dinamakan San Salvador.
Columbus gagal mencapai India.Setelah Columbus gagal menemukan
India, ekspedisi Spanyol selanjutnya ke daerah rempah-rempah dipelopori
oleh Ferdinand Magelhaens. Berbeda dengan armada Portugis, pada tahun
1519 Magellan berangkat melalui Samudera Atlantik. Setelah melewati
ujung Amerika Selatan, ia masuk ke Samudera Pasifik. Ia tiba di Filipina
pada tahun 1521. Ketika mencoba mengatasi perang antarsuku di Cebu,
Magelhaens terbunuh. Posisinya kemudian digantikan oleh Del Cano.
Dalam perjalanan kembali ke Spanyol, mereka singgah di Tidore. Sejak saat
itu, terjalin kerja sama antara Spanyol dan Tidore.
 Bangsa Inggris
Kedatangan bangsa Inggris ke Indonesia dirintis oleh Francis Drake dan Thomas
Cavendish. Dengan mengikuti jalur yang dilalui Magelhaens, pada tahun 1579
Francis Drake berlayar ke Indonesia. Armadanya berhasil membawa rempah-
rempah dari Ternate dan kembali ke Inggris lewat Samudera Hindia. Perjalanan
beriktunya dilakukan pada tahun 1586 oleh Thomas Cavendish melewati jalur yang
sama.Pengalaman kedua pelaut tersebut mendorong Ratu Elizabeth I meningkatkan
pelayaran internasionalnya. Hal ini dilakukan dalam rangka menggalakan ekspor
wol, menyaingi perdagangan Spanyol, dan mencari rempah-rempah. Ratu Elizabeth
I kemudian memberi hak istimewa kepada EIC (East Indian Company) untuk
mengurus perdagangan dengan Asia. EIC kemudian mengirim armadanya ke
Indonesia. Armada EIC yang dipimpin James Lancestor berhasil melewati jalan
Portugis (lewat Afrika). Namun, mereka gagal mencapai Indonesia karena diserang
Portugis dan bajak laut Melayu di selat Malaka.
 Bangsa Belanda
Armada Belanda yang pertama berusaha mencapai Indonesia dipimpin Van Neck,
namun ekspedisi ini gagal. Kemudian, pada tahun 1595 armada Belanda dipimpin
Cornelis de Houtman dan Pieter de Kaizer berangkat menuju Indonesia. Mereka
menyusuri pantai barat Afrika lalu sampai ke Tanjung Harapan. Dari sana, mereka
mengarungi Samudera Hindia dan masuk ke Indonesia melalui Selat Sunda lalu tiba
di Banten.
Armada ini tidak diterima oleh rakyat Banten karena Belanda bersikap kasar. Selain
itu, hubungan antara Banten dan Portugis masih baik. Kemudian dari Banten,
armada ini bermaksud menuju Maluku untuk membeli rempah-rempah namun
ternyata gagal mencapai Maluku. Cornelis de Houtman tiba kembali di negerinya
pada tahun 1597 dan ia disambut sebagai penemu jalan ke Indonesia.Setelah de
Houtman, armada Belanda datang ke Indonesia susul-menyusul. Hal ini
mengakibatkan lalu lintas Indonesia – Belanda menjadi ramai
 Lahirnya VOC
Untuk mengatasi persaingan diantara pedagang-pedagang Belanda
sendiri, pada tanggal 20 Maret 1682 Belanda membentuk VOC
(Vereenigde OostIndische Compagnie) atau persekutuan Dagang
Hindia Timur atas usulan Johan Van Oldenbarneveld. Tujuan
pembentukan VOC tidak lain adalah menghindari persaingan antar
pengusaha Belanda (intern) serta mampu menghadapi persaingan
dengan bangsa lain terutama Spanyol dan Portugis sebagai
musuhnya (ekstern). VOC dipimpin oleh De Heren Zuventien
(Dewan Tujuh Belas) yang berkedudukan di Amsterdam. Oleh
Pemerintahan Belanda, VOC diberi oktroii (hak-hak istimewa).
Artinya dengan hak-hak tersebut berarti VOC memiliki kekuasaan
seperti suatu negara. Mereka dapat bertindak bebas tanpa harus
konsultasi terlebih dulu dengan pemerintah Belanda di negeri induk
PENGARUH PENJAJAHAN BELANDA
PADA RAKYAT INDONESIA
 Perubahan Dalam Bidang Politik
Kekuasaan yang dimiliki oleh penguasa tradisional Indonesia sejak
kedatangan bangsa barat semakin lemah. Para raja, sultan dan
bangsawan lainnya kehilangan kekuasaan dalam pemerintahan karena
sangat tergantung kepada pemerintahan colonial belanda. Perubahan
kekuasaan ini dikarenakan pemerintah belanda berusaha untuk
menguasai seluruh wilayah Indonesia. Usaha yang dilakukan oleh
pemerintah belanda antara lain selalu mencampuri masalah intern
kerajaan, sehingga kebebasan para raja atau bangsawan lainnya dalam
mengambil suatu kebijakan tidak ada. Hal ini mengakibatkan kekuasaan
para raja atau bangsawan lainnya berada di bawah kekuasaan
pemerintah Belanda. Akibat yang ditimbulkan selanjutnya ialah
kekuasaan politik pribumi runtuh, kehidupan social ekonomi rakyat
mengalami kemerosotan dan tradisi yang berkembang dalam
masyarakat digantikan oleh tradisi penjajah. Kondisi ini akhirnya
menimbulkan reaksi dari para raja dan bangsawan lainnya yang
mendapat dukungan seluruh rakyat.
 Perubahan dalam bidang sosial
Perubahan yang terjadi dalam bidang social sejak munculnya kekuasaan
Belanda di Indonesia ialah terjadinya penindasan dan pemerasan secara
kejam. Kondisi ini mengakibatkan rakyat Indonesia hidup sengsara dan
menderita. Tingkat kesejahteraan rakyat menjadi sangat menurun dan
beban hidup yang dirasakan menjadi sangat berat. Di Indonesia banyak
terjadi kelaparan karena sumber daya alam dan tenaga kerja manusia
telah dikuras oleh Belanda, seperti ketika diberlakukannya culture
stelsel dan kerja rodi.
Tradisi yang dimiliki oleh Bangsa Indonesia pun, seperti upacara dan
tata cara yang berlaku dalam lingkungan istana, menjadi sangat
sederhana bahkan cenderung dihilangkan. Tradisi tersebut secara
perlahan-lahan digantikan oleh tradisi pemerintah Belanda. Akibatnya
lingkungan istana mulai kehilangan jati dirinya karena dipaksa untuk
mengikuti kebiasaan yang berlaku di kalangan lingkungan Pemerintah
Belanda.
 Perubahan Dalam Bidang Ekonomi
Kehidupan ekonomi yang dirasakan oleh bangsa Indonesia sejak kedatangan
Belanda ke Indonesia mengalami kemerosotan. Kemerosotan yang paling dirasakan
oleh bangsa Indonesia ialah dalam bidang perdagangan. Bangsa Indonesia pada
awalnya merupakan pedagang bebas. Tapi setelah Belanda datang ke Indonesia,
perdagangan (terutama perdagangan rempah-rempah) menjadi dimonopoli oleh
Belanda. Akibatnya harga rempah-rempah menjadi sangat murah. Sistem monopoli
yang diterapkan oleh belanda ditentang oleh bangsa Indonesia hingga
mengakibatkan terjadinya peperangan.
Kehidupan perekonomian bangsa Indonesia lebih merosot lagi setelah Belanda
melaksanakan culture stelsel gunga mengisi kas Belanda yang kosong. Culture
stelsel telah memaksa rakyat untuk menanam tanaman yang laku dijual di dunia
internasional dan bangsa Indonesia tidak diberi apa-apa sebagai imbalannya.
Penderitaan dan kelaparan terjadi dimana-mana, sementara pemerintah Belanda
mendapatkan keuntungan yang sangat banyak.
KEBIJAKAN INGGRIS BAGI
INDONESIA
 Keberhasilan inggris mengalahkan Prancis di Eropa menyebabkan kekuasaan Belanda
atas Indonesia bergeser ke tangan Inggris. Untuk itulah ditandatangani Kapitulasi
Tuntang (1811) yang isinya Belanda menyerahkan Indonesia ke tangan Inggris dari
tangan Jansens kepada Thomas Stamford Raffles, seorang Letnan Gubernur Jenderal
Inggris untuk Indonesia. Oleh karena itu, beralihlah Indonesia dari tangan Belanda ke
tangan Inggris.
Pada waktu Indonesia dijajah Inggris, pusat kekuasaan Inggris di Timur jauh adalah
Kalkuta dengan Lord Minto sebagai gubernur jenderalnya.

Raffles adalah seorang liberalis. Ia juga seorang terpelajar yang berusaha memajukan
ilmu pengetahuan bagi masa depan. Dia tertarik pada sejarah, kebudayaan, dan seni.
Hasil penyelidikannya dikumpulkan dalam buku History of Java (1817 ). Ia juga
menghidupkan kembali perkumpulan para ahli ilmu pengetahuan, (Bataviaasch
Genootschap). Ia juga membangun penelitian kebun pertanian (sekarang Kebun Raya
di Bogor). Ia juga menemukan bunga bangkai yang diberi nama Rafflesia arnoldii
yang berada di Kebun Raya Bogor tersebut.
 Adapun langkah-langkah yang diambil Raffles adalah:
a. membagi Pulau Jawa menjadi 16 karesidenan,
b. para bupati dijadikan pegawai negeri,
c. melaksanakan perdagangan bebas,
d. melaksanakan land rente (pajak sewa tanah) dan Raffles menjual tanah kepada
swasta,
e. menghapuskan perbudakan, dan
f. kekuasaan para raja dikurangi.

Di Yogyakarta, Pangeran Notokusumo diangkat sebagai Paku Alam (1813).


Akibatnya, Mataram Yogyakarta pecah menjadi dua, yakni Kasultanan Yogyakarta
di bawah HB III dan Paku Alaman di bawah Paku Alam I.Pada tanggal 13 Agustus
1814, di Eropa ditandatangani Perjanjian London oleh Inggris dan Belanda yang
isinya Belanda memperoleh kembali sebagian besar daerah koloninya, termasuk
Indonesia. Oleh karena itu pada tahun 1816, Raffles meninggalkan Indonesia dan
Belanda kembali berkuasa di Indonesia.
PERLAWANAN RAKYAT INDONESIA TERHADAP
KOLONIALISME DANN IMPERIALISME
 Perlawanan Rakyat Maluku
Upaya rakyat Ternate yang dipimpin Sultan Hairun maupun
Sultan Baabulah(1575), sejak kedatangan bangsa Portugis
pada 1512 tidak berhasil, penyebabnya adalah tidak ada
kerja sama antara kerajaan Ternate, Tidore, dan Nuku.
Kekuatan Portugis hanya dapat diusir oleh kekuatan bangsa
Belanda yang lebih kuat.
 Pelawanan Rakyat Mataram
Sultan Agung yang memiliki cita – cita mempersatukan
pulau Jawa, berusaha mengalahkan VOC di Batavia.
Penyerangan yang dilakukan pada 1628 & 1629 mengalami
kegagalan, karena selain persiapan pasukannya yang belum
matang, juga tidak mampu membuat blok perlawanan
bersama kerajaan lainnya.
 Perlawanan Rakyat Makasar
Konflik antara Sultan Hasanuddin dari Makasar dan Arupalaka dari Bone,
memberi jalan bagi Belanda untuk menguasai kerajaan – kerajaan Sulawesi
tersebut. Untuk memperkuat kedudukannya di Sulawesi, Sultan Hasanuddin
menduduki Sumbawa, sehingga jalur perdagangan Nusantara bagian timur
dapat dikuasai. Hal ini dianggap oleh Belanda sebagai penghalang dalam
perdagangan. Pertempuran antara Sultan Hasnuddin dengan Belanda yang
dipimpin Cornelis Speelman selalu dapat dihalau pasukan Sultan Hasanuddin.
Lalu Belanda meminta bantuan Arupalaka yang menyebabkan Makasar jatuh
ke tangan Belanda, dan Sultan Hasanuddin harus menandatangani perjanjian
Bongaya pada 1667, yang berisi :
a. Sultan Hasanuddin harus memberikan kebebasan kepada VOC berdagang di
Makasar dan Maluku.
b. VOC memegang monopoli perdagangan di Indonesia bagian timur, dengan
pusat Makasar.
c. Wilayah kerajaan Bone yang diserang dan diduduki Sultan Hasanuddin
dikembalikan kepada Arupalaka, dan dia diangkat menjadi Raja Bone.
 Perlawanan Rakyat Banten
Setelah Sultan Ageng Tirtayasa mengangkat putranya yang
bergelar Sultan Haji sebagai Sultan Banten, Belanda ikut
campur dalam urusan Banten dengan mendekati Sultan Haji.
Sultan Agung yang sangat anti VOC, segera menarik kembali
tahta putranya. Putranya yang tidak terima, segera meminta
bantuan VOC di Batavia untuk membantu mengembalikan
tahtanya, akhirnya dengan bantuan VOC, dia memperoleh
tahtanya kembali dengan imbalan menyerahkan sebagian
wilayah Banten kepada VOC.
LATAR BELAKANG PENDUDUKAN
JEPANG DI INDONESIA
PERANG DUNIA II DI KAWASAN ASIA PASIFIK
Perang Pasifik, yang dikenal di Jepang dengan nama Perang Asia Timur
Raya dan di Tiongkok sebagai Perang Perlawanan Terhadap Agresi Jepang)
(kang-Ri zhanzheng), terjadi di Samudra Pasifik, pulau-pulaunya, dan di
Asia. Konflik ini terjadi antara tahun 1937 dan 1945, namun peristiwa-
peristiwa yang lebih penting terjadi setelah 7 Desember 1941, ketika Jepang
menyerang Amerika Serikat serta wilayah-wilayah yang dikuasai Britania
Raya dan banyak negara lainnya.
Perang ini dimulai lebih awal dari Perang Dunia II yaitu pada tanggal 8 Juli
1937 oleh sebuah insiden yang disebut Insiden Jembatan Marco Polo
Peristiwa tersebut menyulut peperangan antara Tiongkok dengan .Perang ini
terjadi antara Jepang dan pihak Sekutu (yang termasuk Tiongkok, Amerika
Serikat, Britania Raya, Filipina, Australia, Belanda dan Selandia Baru).
PERGERAKAN NASIONAL PADA MASA PENDUDUKAN JEPANG
1. Gerakan Tiga A
• Nippon pelindung Asia
• Nippon cahaya Asia
• Nipppon pemimpin Asia
Gerakan ini diketuai Oleh Mr. Syamsuddin, tokoh Parindra Jawa Barat. Gerakan ini
tidak banyak menarik rakyat. Oleh karena itu pemerintah Jepang membubarkan
gerakan ini pada tahun 1943 sebagai gantinya dibentuk Putera.
2. Pusat Tenaga Rakyat (Putera)
• Organisasi ini dibentuk pada 1 Maret 1943 dibawah pimpinan empat serangkai,
yaitu Ir. Soekarno, Dr. Moh. Hatta, Ki Hajar Dewantara, dan KH. Mas Mansyur.
• Mereka dinggap mewakili aliran-aliran yang terdapat dalam masyarakat Indonesia.
Karena organisasi ini terlalu bersifat nasional, maka pada tahun 1944 dibubarkan
oleh pemerintah Jepang dan kemudian membentuk Jawa Hokokai.
3. Perhimpunan Kebangkitan Jawa (Jawa Hokokai)
Pimpinan dari organisasi ini di bawah komando militer Jepang. Organisasi ini
tersusun dari tingkat pusat sampai ke tingkat daerah. Jawa Hokokai dibentuk karena
perang sudah semakin meningkat. Rakyat dituntut agar memberikan pengabdin yang
maksimal dan bersedia mengorbankan diri serta mempertebal rasa persaudaraan.

4. Pembela Tanah Air (Peta)


Pembela Tanah Air (Peta) dibentuk pada tahun 1943, yang merupakan kesatuan
militer bersenjata yang dibentuk atas inisatif Gatot Mangkupraja. Di sini pemuda-
pemuda Indonesia dilatih kemiliteran Jepang untuk keperluannya. Ternyata Peta
inilah nantinya merupakan tenaga inti untuk membela Republik Indonesia. Jepang
memanfaatkan pendirian PETA untuk mengerahkan tenaga dalam rangka
menghancurkan Sekutu, yang dianggap merupakan kemenangan terakhir.
5. Masyumi (Majelis Syuro Muslimin)
• Meskipun Jepang mengekang aktivitas semua kaum nasionalis, namun
golongan nasionalis Islam mendapat perlakuan lain. golongan ini
memperoleh kelonggaran, karena dinilai paling anti Barat. Jepang menduga
bahwa golongan ini akan mudah dirangkul. Sampai bulan November 1943,
Jepang masih memperkenankan berdirinya Majelis Islam A’la Indonesia
(MIAI) yang dibentuk pada zaman Hindia Belanda. Para pemuka agama
diundang ke jakarta oleh Gunseikan Mayor Jendela Okazaki, untuk
mengadakan penukaran pikiran. Hasilnya adalah MIAI diakui sebagai
organisasi resmi Umat Islam, dengan syarat harus mengubah asas dan
tujuannya.
6. Chou Singi-In
Memsuki awal tahun 1943 Jepang mulai melemah. Mereka
mengalami kekalahan beruntun di berbagi front pertempuran.
Pada tanggal 8 Januari 1943, Perdana Menteri Tojo
mengumumkan secara resmi bahwa Filipina dan Birma akan
memperoleh kemerdekaannya pada tahun itu juga, sedangkan
mengenai Indonesia tidak disinggung sama sekali. Pernyataan itu
dapat menyinggung perasaan kaum nasionalis dan rakyat
Indonesia umumnya. Oleh karena itu, Perdana Menteri Tojo
menganggap perlu mengirim Menteri Urusan Asia Timur Raya,
Aoki, ke Jakarta awal bulan Mei 1943. Aoki adalah Menteri
Jepang pertama kali yang ada di Indonesia.
Sehubungan dengan pertemuan tokoh-tokoh empat serangkai
dengan Menteri Aoki itulah, maka pada tanggal 7 Juli 1943, Tojo
datang ke Jakarta.
PERJUANGAN MELAWAN PEDUDUKAN
JEPANG
Perjuangan melalui kerja sama (koperasi)
 Memanfaatkan Gerakan PUTERA (Pusat Tenaga Rakyat) Tujuan Jepang membentuk PUTERA
adalah agar kaum nasionalis dan intelektual menyumbangkan tenaga dan pikirannya untuk
kepentingan Jepang. Namun oleh para pemimpin Indonesia, PUTERA justru dimanfaatkan
untuk membela rakyat dari kekejaman Jepang serta untuk menggembleng mental dan semangat
nasionalisme, cinta tanah air , anti kolonialisme dan imperialisme. Dengan demikian PUTERA
ini ibarat tombak bermata dua.
 Memanfaatkan Barisan Pelopor (Syuisyintai) Organisasi ini dimanfaatkan oleh para nasionalis
sebagai penyalur aspirasi nasionalisme dan memperkuat pertahanan pemuda melalui pidato-
pidatonya.
 Memanfaatkan Chuo Sangi In (Badan Penasihat Pusat) Tugas badan ini adalah memberi
nasihat atau pertimbangan kepada Seiko Shikikan (penguasa tertinggi militer Jepang di
Indonesia). Oleh para pemimpin Indonesia melalui Chuo Sangi In dimanfaatkan untuk
menggembleng kedisiplinan. Salah satu saran Chuo Sangi In kepada Seiko Shikikan adalah
agar dibentuknya Barisan Pelopor untuk mempersatukan seluruh penduduk agar secara
bersama menggiatkan usaha mencapai kemenangan.
Perjuangan Melalui Gerakan Bawah Tanah ( Non Kooperasi )
 Gerakan Kelompok Sutan Syahrir . Kelompok ini merupakan pendukung
demokrasi parlementer model Eropa barat dan menentang Jepang karena merupakan
negara fasis. Mereka berjuang dengan cara sembunyi-sembunyi atau dengan strategi
gerakan bawah tanah.
 Golongan Persatuan Mahasiswa golongan ini sebagian besar berasal dari
mahasiswa Ika Daigaku (Sekolah Kedokteran) di Jalan Prapatan 10 dan yang
terhimpun dalam Badan Permusyawaratan Pelajar-Pelajar Indonesia (BAPERPI) di
Cikini Raya 71. Kelompok Persatuan Mahasiswa ini anti Jepang dan sangat dekat
dengan jalan pikiran Sutan Syahrir.
 Kelompok Pemuda Menteng 31 Kelompok ini dibentuk oleh sejumlah pemuda
yang bekerja pada bagian propaganda Jepang (Sendenbu). Kelompok ini bermarkas
di gedung Menteng 31 Jakarta. Secara resmi pendirian asrama ini dibiayai Jepang
dengan maksud menggembleng para pemuda untuk menjadi alat mereka. Akan
tetapi tempat ini oleh pemuda dimanfaatkan secara diam-diam untuk menggerakkan
semangat nasionalisme.
Perlawanan Bersenjata
 Perlawanan Rakyat di Cot Pleing (10 November 1942)
Perlawanan ini dipimpin oleh Tengku Abdul Jalil, seorang guru
mengaji. Perlawanan di Cot Pleing, Lhoseumawe, Aceh ini
diawali dari serbuan Jepang terhadap masjid di Cot Pleing.
Masjid terbakar dan pasukan Tengku Abdul Jalil banyak yang
gugur. Akhirnya Tengku Abdul Jalil tewas ditembak oleh
Jepang.
 Perlawanan Rakyat di Pontianak (16 Oktober 1943)
Perlawanan ini dilakukan oleh suku Dayak di pedalaman serta
kaum feodal di hutan-hutan. Latar belakang perlawanan ini
karena mereka menderita akibat tindakan Jepang yang kejam.
Tokoh perlawanan dari kaum ningrat yakni Utin Patimah.
 Perlawanan Rakyat di Sukamanah, Singaparna, Jawa Barat (25
Februari 1944) Perlawanan ini dipimpin oleh KH. Zainal Mustafa,
seorang pendiri pesantren Sukamanah, perlawanan ini lebih
bersifat keagamaan. KH. Zainal Mustafa tidak tahan lagi
membiarkan penindasan dan pemerasan terhadap rakyat, serta
pemaksaan terhadap agama yakni adanya upacara “Seikeirei”
(menyembah terhadap Tenno Heika Kaisar Jepang). KH. Zainal
Mustafa beserta 27 orang pengikutnya dihukum mati oleh Jepang
tanggal 25 Oktober 1944.
 Perlawanan Rakyat di Cidempet, Kecamatan Lohbener,
Indramayu (30 Juli 1944)
Perlawanan ini dipimpin oleh H. Madriyas, Darini, Surat, Tasiah
dan H. Kartiwa. Perlawanan ini disebabkan oleh cara pengambilan
padi milik rakyat yang dilakukan Jepang dengan kejam.
 Sehabis panen, padi langsung diangkut ke balai desa.
Perlawanan rakyat dapat dipadamkan secara kejam dan para
pemimpin perlawanan ditangkap oleh Jepang.
 Pemberontakan Peta. Salah satu pemberontakan yang
terbesar pada masa pendudukan Jepang adalah pemberontakan
Peta di Blitar. Pemberontakan itu dipimpin oleh Supriyadi.
Pemberontakan Peta terjadi pada tanggal 14 Februari 1945.
TERIMA KASIH 

Anda mungkin juga menyukai