Anda di halaman 1dari 9

SEJARAH MASUKNYA BANGSA EROPA KE INDONESIA

BESERTA PENGARUHNYA TERHADAP BERBAGAI ASPEK


KEHIDUPAN
KONSEP DASAR IPS
Dosen pengampu: Dr. Ani Siti Anisah, M. Pd

Kelompok 1:

Annisa Satya Eriesa (24066122004)


Dimas Marcel Fadillah (24066122007)
Nurlitasari (24066122021)
Andhika Putri Lestari (24066122034)

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS ISLAM DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS GARUT
GARUT
2023 M / 1444 H
SEJARAH MASUKNYA BANGSA EROPA KE INDONESIA
BESERTA PENGARUHNYA TERHADAP BERBAGAI ASPEK
KEHIDUPAN
A. Masuknya Bangsa Portugis, Spanyol, Belanda, dan Inggris Ke
Indonesia
1. Masuknya Bangsa Portugis Ke Indonesia
Jauh sebelum Bangsa Eropa melakukan penjelajahan ke wilayah Asia,
mereka sudah bisa menikmati kekayaan alam dari wilayah Asia, terutama rempah-
rempah dari pedagang Arab di Wilayah Eropa Selatan. Dalam kebudayaan Eropa,
rempah-rempah dari Timur yang selama ini dihadirkan oleh pedagang Arab sudah
sangat melekat menjadi kebutuhan bangsa Eropa sebagai perpaduan jenis obat,
pengawet makanan, bumbu masakan, dan juga simbol status sosial.
Situasi ekonomi dan jalur perdagangan rempah-rempah ke Eropa yang
aman dan baik-baik saja berubah total akibat jalur perdagangan yang ditutup oleh
kekhalifahan Utsmani, yang pada 29 Mei 1453 berhasil merebut kota
Konstantinopel (Istanbul-Turki) yang menjadi pintu masuk perdagangan dari
Timur yang menjual berbagai rempah.
Karena kebutuhan rempah-rempah bangsa Eropa yang tinggi dan
persediannya yang makin menipis, akhirnya Portugis dan Spanyol memutuskan
untuk mencari jalan lain menuju sumber rempah melalui ekspedisi jalur laut.
Affonso Albuquergue berhasil menguasai Malaka pada Februari 1511 dan
mulai mengetahui tempat rahasia penghasil rempah paling mahal, yaitu pulau
Ambon (cengkeh) dan pulau Banda (pala). Sejak saat itulah, Portugis menjadi
salah satu pemain baru dalam perekonomian dan perdagangan kawasan Timur
Nusantara.
Pada 1575 Portugis memutuskan untuk meninggalkan monopolinya di
Nusantara menuju daerah Tiongkok dan Jepang, karena wilayah Nusantara dinilai
tidak strategis, terlalu luasm dan terlalu banyak persaingan dari pedagang lokal
maupun internasional.
Secara geografis Portugis hanya pernah menguasi jalur perdagangan
Malaka dan pulau Timor bagian Timur. Paling signifikan Portugis hanya
mengikuti tatanan perdagngan Nusantara yang sebelumnya bebas menjadi
dimonopoli oleh pihak Eropa, serta penyebaran agama Katolik dibagian timur
Wilayah Nusantara.
2. Masuknya Bangsa Spanyol Ke Indonesia
Kedatangan bangsa Portugis sampai di Maluku segera diikuti oleh bangsa
Spanyol. Ekspedisi bangsa Spanyol di bawah pimpinan Magelhaen, pada tanggal
7 April 1521 telah sampai di Pulau Cebu. Rombongan Magelhaen diterima baik
oleh Raja Cebu sebab pada waktu itu Cebu sedang bermusuhan dengan Mactan.
Persekutuan dengan Cebu ini harus dibayar mahal Spanyol sebab dalam
peperangan ini Magelhaen terbunuh. Dengan meninggalnya Magelhaen, ekspedisi
bangsa Spanyol di bawah pimpinan Sebastian del Cano melanjutkan usahanya
untuk menemukan daerah asal rempah-rempah. Dengan melewati Kepulauan
Cagayan dan Mindanao akhirnya sampaidi Maluku (1521). Kedatangan bangsa
Spanyol ini diterima baik oleh Sultan Tidore yang saat itu sedang bermusuhan
dengan Portugis, Sebaliknya, kedatangan Spanyol di Maluku bagi Portugis
merupakan pelanggaran atas “hak monopoli”. Oleh karena itu, timbullah
persaingan antara Portugis dan Spanyol. Sebelum terjadi perang besar,akhirnya
diadakan Perjanjian Saragosa (22 April 1529) yang isinya Spanyol harus
meninggalkan Maluku dan memusatkan kegiatannya di Filipina, serta Portugis
tetap melakukan aktivitas perdagangan di Maluku.
3. Masuknya Bangsa Belanda ke Indonesia
Sebelum datang ke Indonesia, para pedagang Belanda membeli rempah-
rempahdi Lisabon (ibu kota Portugis). Pada waktu itu Belanda masih berada di
bawah penjajahan Spanyol. Mulai tahun 1585, Belanda tidak lagi mengambil
rempah-rempah dari Lisabon karena Portugis dikuasai oleh Spanyol. Dengan
putusnya hubungan perdagangan rempah-rempah antara Belanda dan Spanyol
mendorong bangsa Belanda untuk mengadakan penjelajahan samudra.
Pada bulan April 1595, Belanda memulai pelayaran menuju Nusantara
dengan empat buah kapal di bawah pimpinan Cornelis de Houtman. Dalam
pelayarannya menuju ke timur, Belanda menempuh rute Pantai Barat Afrika –
Tanjung Harapan–Samudra Hindia–Selat Sunda–Banten. Pada saat itu Banten
berada di bawah pemerintahan Maulana Muhammad (1580–1605) Kedatangan
rombongan Cornelis de Houtman, pada mulanya diterima baik oleh masyarakat
Banten dan juga diizinkan untuk berdagang di Banten. Namun, karenanya sikap
yang kurang baik sehingga orang Belanda kemudian diusir dari Banten.
Selanjutnya, orang-orang Belanda meneruskan perjalanan ke timur akhirnya
sampai di Bali Rombongan kedua dari Negeri Belanda di bawah pimpinan Jacob
van Neck dan Van Waerwyck, dengan delapan buah kapalnya tiba di Banten pada
bulan November 1598. Sementara itu hubungan Banten dengan Portugis sedang
memburuk sehingga kedatangan bangsa Belanda diterima dengan baik. Sikap
Belanda sendiri juga sangat hati-hati dan pandai mengambil hati para penguasa
Banten sehingga tiga buah kapal mereka penuh dengan muatan rempah-rempah
(lada) dan dikirim ke Negeri Belanda, sedangkan lima buah kapalnya yang lain
menuju ke Maluku.
Keberhasilan rombongan Van Neck dalam perdagangan rempah-rempah,
mendorong orang-orang Belanda yang lain untuk datang ke Indonesia. Akibatnya
terjadi persaingan di antara pedagang-pedagang Belanda sendiri. Setiap kongsi
bersaing secara ketat. Di samping itu, mereka juga harus menghadapi persaingan
dengan Portugis, Spanyol, dan Inggris. Melihat gelagat yang demikian, Olden
Barneveld menyarankan untuk membentuk perserikatan dagang yang mengurusi
perdagangan di Hindia Timur. Pada tahun 1602 secara resmi terbentuklah
Vereenigde Oost Indiesche Compagnie (VOC) atau Perserikatan Dagang Hindia
Timur. VOC membuka kantor dagangnya yang pertama di Ambon (1602) di
kepalai oleh Francois Wittert. Tujuan dibentuknya VOC adalah sebagai berikut:
a. Untuk menghindari persaingan yang tidak sehat antara sesama pedagang
Belanda.
b. Untuk memperkuat posisi Belanda dalam menghadapi persaingan, baik
dengansesama bangsa Eropa, maupun dengan bangsa-bangsa Asia
c. Untuk mendapatkan monopoli perdagangan, baik impor maupun ekspor.

4. Masuknya Bangsa Inggris ke Indonesia


Setelah Portugis berhasil menemukan kepulauan Maluku, perdagangan
rempah-rempah semakin meluas. Dalam waktu singkat Lisabon berkembang
menjadi pusat perdagangan rempah-rempah di Eropa Barat. Dalam kaitan ini
Inggris dapat mengambil keuntungan besar dalam perdagangan rempah- rempah
karena Inggris mendapatkan rempah-rempah secara bebas dan relatif murah di
Lisabon. Rempah-rempah itu kemudian diperdagangkan di daerah-daerah Eropa
Barat bahkan sampai di Eropa Utara. Tetapi karena Inggris terlibat konflik dengan
Portugis sebagai bagian dari Perang 80 Tahun, maka Inggris mulai mengalami
kesulitan untuk mendapatkan rempah- rempah dari pasar Lisabon. Oleh karena
itu, Inggris kemudian berusaha mencari sendiri negeri penghasil rempah-rempah.
Banyak anggota masyarakat, para pelaut dan pedagang yang tidak melibatkan diri
dalam perang justru mengadakan pelayaran dan penjelajahan samudra untuk
menemukan daerah penghasil rempah-rempah. Dalam pelayarannya ke dunia
Timur untuk mencaridaerah penghasil rempah-rempah, Inggris sampai ke India.
Para pelaut danpedagang Inggris ini masuk ke India pada tahun 1600.
Inggris justru memperkuat kedudukannya di India. Inggris membentuk
kongsi dagang yang diberi nama East India Company (EIC). Dari India inilah
para pelaut dan pedagang Inggris berlayar ke Kepulauan Nusantara untuk
meramaikan perdagangan rempah-rempah. Oleh karena itu, pada abad ke 18,
sudah banyak para pedagang- pedagang Inggris yang berdagang sampai ke
Indonesia, bahkan sejak Belanda masih berkuasa di Indonesia dengan sekutunya
Perancis. Inggris bahkan sempat mengancam monopoli perdagangan yang
dilakukan Belanda dengan perusahaan dagangnya, yaitu VOC.
Pada tahun 1602, pemerintah Inggris mengirim utusannya ke Banten
gunamengadakan hubungan bilateral antara pedagang Inggris dengan Banten.
Hasil daripertemuan ini adalah diberikannya izin oleh Sultan Banten untuk
Inggrismendirikan kantor dagang di Banten. Selain di Banten, Inggris juga
membangunkantor dagang di Jayakarta. Hingga abad ke 16, Inggris telah
mendirikan banyakkantor dagang di daerah Indonesia, seperti Gowa, Makassar,
dan Aceh. Tetapidengan sikapnya yang sombong dan otoriter, masyarakat
Indonesia tidakmenyukai pedagang-pedagang Inggris.
B. Pengaruh Datangnya Bangsa Eropa Terhadap Berbagai Aspek
Kehidupan
1. Aspek Politik
Pada masa pemerintahan kolonial, kekuasaan-kekuasaan kerajaan di
Nusantara menurun karena adanya intervensi dari pemerintah kolonial, lewat
devide et impera (politik adu domba). Melalui devide et impera, pemerintah
kolonial Belanda berhasil memengaruhi penguasa-penguasa di daerah untuk
tunduk terhadap kekuasaannya. Berhasil membuat penguasa daerah tunduk,
berarti juga dapat “mengatur” beberapa kebijakan baru, seperti:
a. Membagi wilayah Hindia Belanda khususnya Jawa menjadi 9 prefektur
dan 30 regentschap.
b. Tiap prefektur dipimpin oleh prefek yang merupakan orang Eropa
sedangkan tiap regentschap (kabupaten) dipimpin bupati yang berasal dari
orang pribumi bangsawan.
c. Prefektur dan regent berada di bawah Gubernur Jenderal yang
berkedudukan sebagai pemimpin tertinggi pemerintah kolonial Belanda.
d. Gubernur Jenderal dibantu oleh enam departemen yaitu kehakiman,
keuangan, dalam negeri, kebudayaan dan kepercayaan, ekonomi serta
kesejahteraan rakyat.
e. Perubahan dalam politik pemerintahan kembali terjadi akibat kebijakan
politik Pax Nederlanica di akhir abad 19 menuju awal abad 20.
Pax Nederlanica adalah perubahan sistem pemerintahan dari administrasi
tradisional ke sistem administrasi modern. Sistem ini diterapkan untuk
menggantikan posisi penting pemerintah daerah ke tangan pemerintah Belanda
dengan cara mengangkat dan menggaji pegawai yang menduduki jabatan struktur
birokrasi. Dalam sistem tersebut jabatan tertinggi yang bisa dipegang oleh
masyarakat pribumi adalah bupati dan di bawahnya terdapat wedana dan patih.
Berikut bagan dari struktur pemerintahan kolonial Hindia Belanda:

Selain itu, sistem pemerintahan di Indonesia sekarang merupakan warisan


dari penerapan ajaran Trias Politica yang dijalankan oleh pemerintah kolonial
Belanda. Dalam badan yudikatif di struktur tersebut, pemerintahan kolonial
Belanda membagi badan peradilan menjadi tiga macam berdasarkan golongan
masyarakat di Hindia-Belanda. Badan peradilan tersebut terdiri dari peradilan
untuk orang Eropa, peradilan orang Timur Asing, dan peradilan orang
pribumi. Dalam badan legislatif, pemerintah kolonial Belanda membentuk
Volksraad atau Dewan Rakyat pada tahun 1918.
2. Aspek Budaya
Kedatangan bangsa Eropa ke Nusantara memengaruhi kebudayaan bangsa
Indonesia. Pengaruh tersebut mulai dari kosakata bahasa, musik, seni tari,
pakaian, arsitektur hingga cara berpikir. Dampak dalam bidang budaya yang
pertama adalah adanya kata-kata serapan. Kamu bisa lihat kata-katanya di bawah
ini:

Selain itu, kedatangan Bangsa Eropa juga mengenalkan berbagai hal baru
ke bangsa kita. Misalnya, kita jadi tahu berbagai musik internasional ataupun
tarian seperti dansa. Selain itu, ada juga bangunan-bangunan yang menjadi saksi
bisu terhadap segala peristiwa masa lampau. Semua bangunan tersebut punya ciri
khas yang sulit dibuat saat ini. Seperti bangunan yang bisa kita temui di Kota Tua,
Jakarta. Dulunya, Kota Tua merupakan pusat pemerintahan Batavia.
Bangsa Eropa, terutama Belanda, juga banyak mendirikan benteng-
benteng untuk menghalau serangan dari Inggris. Kamu bisa lihat benteng Fort de
Kock di Bukittinggi, di Sumatera Barat, Benteng Marlborough di Bengkulu,
Benteng Spellwijk di Banten, Benteng Vredeburg di Yogyakarta, dan lain-lain.
3. Aspek Sosial
Bangsa Eropa, terutama Belanda, juga banyak mendirikan benteng-
benteng untuk menghalau serangan dari Inggris. Kamu bisa lihat benteng Fort de
Kock di Bukittinggi, di Sumatera Barat, Benteng Marlborough di Bengkulu,
Benteng Spellwijk di Banten, Benteng Vredeburg di Yogyakarta, dan lain-lain.
Salah satu penyebar agama Katolik di Indonesia yang terkenal adalah
Fransiscus Xaverius, seorang misionaris dari Portugis, di Maluku pada tahun
1546-1547. Di samping penyebaran agama Katolik, agama Kristen Protestan juga
turut tersebar di Indonesia.
Penyebaran agama Kristen Protestan mulai terjadi pada masa
pemerintahan Gubernur Jendral Raffles. Penyebaran agama ini dilakukan oleh
Nederlands Zendeling Genootschap (NZG), yaitu organisasi yang menyebarkan
agama Kristen Protestan berdasarkan Alkitab. Beberapa tokoh yang tergabung
dalam NZG yang terkenal adalah Ludwig Ingwer Nommensen dan Sebastian
Qanckaarts.
4. Aspek Ekonomi
Dengan datangnya Bangsa Eropa, masyarakat Indonesia diperkenalkan
pada mata uang di masa Raffles menjalankan kebijakan Sistem Sewa Tanah.
Diperkenalkannya uang kertas dan logam mendorong munculnya perbankan
modern di Hindia-Belanda. Salah satunya adalah de Javasche Bank, bank modern
di Hindia-Belanda yang muncul pertama kali dan didirikan di Batavia pada tahun
1828.
Selanjutnya adalah bangkitnya kehidupan perekonomian akibat
pembangunan jalan raya pos Anyer-Panarukan. Keberadaan infrastruktur jalan
didukung oleh jaringan transportasi khususnya kereta api yang muncul dan
berkembang pada masa Sistem Tanam Paksa. Jaringan kereta api muncul dan
berkembang di Hindia-Belanda sebagai sarana pengantaran hasil perkebunan yang
ada di Hindia Belanda serta transportasi masyarakat. Munculnya sistem
transportasi ini merupakan dampak kedatangan Bangsa Eropa bagi Indonesia yang
masih bisa kamu gunakan hingga hari ini.
5. Aspek Pendidikan
Masuknya bangsa Eropa ke Nusantara juga membawa pengaruh besar
dalam bidang pendidikan. Pendidikan dari Eropa pertama kali masuk ke
Nusantara bersamaan dengan masuknya agama Kristen Katolik. Kala itu dibangun
sekolah yang mengajarkan ajaran agama Katolik untuk para pribumi dari daerah
Timur Indonesia di sekitar daerah Maluku.
Pendidikan mulai dianggap penting saat kebijakan Politik Etis dilakukan
oleh pemerintah kolonial. Perhatian pemerintah kolonial Belanda terhadap
pendidikan dikarenakan guna memenuhi kebutuhan tenaga kerja di sektor-sektor
swasta dan pemerintahan. Sekolah-sekolah yang didirikan pemerintah menganut
sistem pendidikan barat dan hanya bisa dimasuki oleh kalangan bangsawan.
Beberapa contoh sekolah yang didirikan pada masa awal pemerintah kolonial
Belanda, antara lain:

Pendidikan selanjutnya yang dibentuk pemerintah kolonial Belanda adalah


sekolah-sekolah kejuruan seperti sekolah calon pegawai negeri sipil yaitu OSVIA
(Opleidingschool voor Inlandsche Ambtenaren). Ada pula dua sekolah kejuruan
medis selevel dengan tingkat universitas yaitu School Tot Opleiding van
Inlandsche Artsen (STOVIA), dan Nederland Indische Artssenschool (NIAS).
STOVIA didirikan oleh pemerintah kolonial Hindia-Belanda untuk melahirkan
dokter-dokter demi mengatasi berbagai penyakit berbahaya di wilayah jajahannya.
Sekolah ini didirikan untuk mendidik masyarakat pribumi, sehingga setelah
mengenyam pendidikan di STOVIA mereka mendapat gelar “Dokter Jawa”.
Kemudian muncul kembali pendidikan tingkat universitas Technische
Hoogeschool (THS, Sekolah Tinggi Teknik). Melalui sekolah-sekolah bergaya
pendidikan barat yang didirikan oleh pemerintah kolonial Belanda nantinya
melahirkan golongan elite baru dalam masyarakat Indonesia. Golongan elite baru
inilah yang membawa perubahan dalam perjuangan bangsa Indonesia mencapai
kemerdekaan.
REFERENSI
Aslim, F. (2022). Penjajahan Bangsa Eropa di Indonesia Selama 350 Tahun,
Benarkah ?. [Online]. Diakses dari https://www.zenius.net/blog/sejarah-
penjajahan-belanda-inggris-portugis-indonesia .
Kharti, I. S. V. (2020). Dampak Kedatangan Bangsa Eropa Bagi Indonesia Sejarah
Kelas 11. [Online]. Diakses dari https://www.ruangguru.com/blog/sejarah-
kelas-11-dampak-kedatangan-bangsa-eropa-bagi-indonesia .
Putra, A. R. (2020). Modul pembelajaran SMA sejarah Indonesia Kelas XI:
penjajahan bangsa Eropa di Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai