1. Portugis
Melalui penjelajahan samudra, bangsa Portugis berhasil mencapai India (Calcuta) tahun 1498 dann
berhasil mendirikan kantor dagangnya di Goa (1509). Tahun 1551, Portugis berhasil menguasai
malaka, selanjutnya Portugis mengadakan hubungan dagang dengan Maluku yang merupakan daerah
penghasil rempah-rempah di Indonesia.
Tahun 1512, Alfonso de Albuquerque mengurumkan beberapa buah kapal ke Maluku. Awalnya
masyarakat Maluku menyambut baik dan saling berebut menanamkan pangaruh kepada Portugis
agar dapat membeli rempah-rempah dan membantu masyarakat Maluku menghadapi musuh-
musuhnya.
Pada saat itu, kesultanan Ternate di Maluku diperintah oleh Kaicil Darus. Sultan ternate itu
meminta bantuan Portugis untuk mendirikan benteng di Ternate dengan tujuan agar ternate
terhindar dari kemungkinan serangan dari daerah lain. Tahun 1522 Portugis mengabulkan pemintaan
Sultan Ternate dengan mendirikan benteng Saint jhon. Pendirian benteng tersebut ternyata harus
dibayar mahal oleh Ternate karena Portugis menuntut imbalan berupa hak monopoli perdagangan
rempah-rempah di Ternate. Sultan ternate terpaksa harus menandatangani perjanjian monopoli
pendagangan dengan Portugis.
2. Spanyol
Tahun 1521 bangsa spanyol berhasil untuk pertama kali mendara di Tidore (Maluku) kemundian
siggah di Bacan dan Jailolo. Mereka tergabung dlam ekspedisi megelhaens-del cano. Kedatangan
bansa spanyol di sambut baik oleh masyarakat setepat karena pada saat itu rakyat Maluku sedang
bersengketa dengan Portugis.
Kedatangan spanyol di Maluku merupakan keberhasilan bangsa spanyol dalam mencapai daerah
yang di idam-idamkan, yaitu daerah penghasil rempah-rempah. Orang-oran g spanyol senang
berdagan di malukusehingga jumlahnya semakin banyak. Bagi portugis kehadiran spanyol
merupakan pelanggaran atas hak monopolinya. Akibatnya timbul persaingan antara Portugis dan
Spanyol. Persaingan tersebut sejalan dengan pertentangan antara sultan Ternate dan Sultan tidore.
Sultan ternate bersekutu dengan portugis, sendangkan sultan tidore bersekutu dengan Spanyol.
Puncaknya Portugis dan Spanyol menempuh jalan perundingan yang di laksanakan di Saragosa
(Spanyol) tahun 1529
Perundigan itu menghasilkan kesepakatan yang disebut dengan Pejanjian Saragosa yang berisi :
3.Belanda
Sebelum datang ke Indonesia untuk membeli rempah-rempah, para pedagang Belanda membeli
rempah-rempah hasil kekayaan alam indonesia di Lisabon (ibukota Portugis) Pada masa itu, Belanda
masih dalam penjajahan Spanyol. Tahun 1585 Belanda tidak lagi mengambil rempah-rempah dari
Lisabon karena Portugis di kuasai oleh bangsa Spanyol. Putusnya pendagangan rempah-rempah dari
Lisabon karena Portugis di Kuasai oleh bangsa Spanyol banyak menderita kerugia, Sejak saat itu
bangsa Belanda meulai mengadakan penjelajahan samudra untuk mencari daerah penghasil
rempah-rempah, yaitu Indonesia. Bulan April 1595 Belanda memulai pelayaranya menuju nusantara
dengan empat buah kapal dibawah pimpinan Cornelis de houtman dan De Keyzer, Pelayaran bangsa
Belanda ke Indonesia melaui jalur palayaran Portugis, Pelayaran de houtman memasuki wilayah
Nusantara melalui selat sunda.
4. Inggris
Sejak abad ke-17, para pedagang Inggris sudah berdagang sampai di daerah India. Di India
timur, para pedagang Inggris mendirikan kongsi dagang yakni East India Company (EIC)
pada tahun 1600, dengan daerah operasinya adalah India. Pusat kekuasaan EIC adalah
Kalkuta (India), dan dari kota inilah Inggris meluaskan wilayahnya ke Asia Tenggara.
Kedatangan bangsa Inggris ke Indonesia dirintis oleh Francis Drake dan Thomas Covendish
pada tahun 1579 mereka berhasil membawa rempah - rempah dari Maluku. Di bawah
Gubernur Jenderal Lord Minto yang berkedudukan di Kalkuta dibentuk ekspedisi Inggris
untuk merebut daerah - daerah kekuasaan Belanda yang ada di wilayah Indonesia. Inggris
berhasil menjalin hubungan dagang dengan Aceh, Jayakarta, Banjar, Maluku dan Makassar.
Tetapi Inggris tidak berhasil menanamkan pengaruh di Indonesia karena ketidak senangan
rakyat yang memaksakan cara dagang menurut aturannya sendiri. Kemudian Inggris
mengirimkan Kapten James Lancaster yang mendarat di Jawa dan Bali. Pada tahun 1811,
Thomas Stamford Raffles telah berhasil merebut seluruh wilayah kekuasaan Belanda di
Indonesia. Berdasarkan perjanjian London tahun 1815, Inggris diharuskan mengembalikan
kekuasaannya di Indonesia kepada Belanda. Dan pada tahun 1816 Inggris melaksanakan
kewajibannya itu.