Anda di halaman 1dari 13

Remedial Agama

Aborsi dalam pandangan islam

Pengertian Abortus

Abortus (al-ijhadl) dalam bahasa artinya pengguguran janin dari rahim.

Abortus adalah berakhirnya kehamilan sebelum berusia 22 minggu.

Abortus dibedakan menjadi 2 :

1. Abortus spontan (terjadi dengan sendiri, keguguran, miscarriage) : 20 % dari semua abortus
2. Abortus provocatus (disengaja, digugurkan) : 80 % darisemuaabortus.
Abortus pontanini dapat dibedakan menjadi :
Abortus imminens (keguguran mengancam)
Abortus incipiens (keguguran berlangsung)
Abortus incompletes (keguguran tidak lengkap)
Abortus completus
Missed Abortion (keguguran tertunda)

Abortus habitualis (keguguran berulang-ulang)

Abortus provocatus / Induced abortion / procured abortion

Abortus provocatus artificialis / abortus therapeuticus : alasankehamilan


membahayakan/membawa maut bagi ibu

Abortus provocatus criminalis : tanpa alasan yang sah dan dilarang oleh hukum.
Di Indonesia yang dimaksud dengan indikasi medik adalah demi menyelamatkan nyawa ibu.
Syarat-syaratnya:
1. Dilakukan oleh tenaga kesehatan
2. Pertimbangan timahli (ahli medis lain, agama, hukum, psikologi).
3. Persetujuan tertulis dari penderita /suami / keluarga terdekat.
4. Dilakukan di sarana kesehatan yang memiliki tenaga / peralatan yang memadai, yang
ditunjuk oleh pemerintah.
5. Prosedur tidak dirahasiakan.
6. Dokumen medik harus lengkap.
7. "keguguran" spontaneous abortion

8. "aborsi" induced abortion

Transplantasi dalam pandangan islam


1. Pengertian Tranplantasi
Transplantasi Organ adalah transplantasi atau pemindahan seluruh atau sebagian
organ dari satu ke tubuh satu tubuh ketubuh yang lain, atau dari suatu tempat ke
tempat yang lain pada tubuh yang sama.
2. Jenis-Jenis Tranplantasi
Menurut Arifin (2009), beberapa jenis transplantasi atau pencangkokan, baik berupa
sel, jaringan maupun organ tubuh yaitu sebagai berikut :
1. Transplantasi Autologus, yaitu perpindahan dari satu tempat ke tempat lain dalam
tubuh itu sendiri.
2. Transplantasi Alogenik, yaitu perpindahan dari satu tubuh ketubuh lain yang sama
spesiesnya, baik dengan hubungan keluarga atau tanpa hubungan keluarga.
3. Transplantasi Sinergik, yaitu perpindahan dari satu tubuh ketubuh lain yang identik,
misalnya pada kembar identik.
4. Transplantasi Xenograf, yaitu perpindahan dari satu tubuh lain yang tidak sama
spesiesnya.
Ada dua komponen penting yang mendasari tindakan transplantasi (nursing-
transplan.blogspot.com), yaitu :
1. Eksplantasi, yaitu usaha mengambil jaringan atau organ manusia yang hidup atau
yang sudah meninggal.
2. Implantasi, yaitu usaha menempatkan jaringan atau organ tubuh tersebut kepada
bagian tubuh sendiri atau tubuh orang lain.
3. Pandangan Tranplantasi dari Segi Agama
1) Pandangan menurut agama Islam
Pendapat pertama mengatakan, haram memanfaatkan organ tubuh manusia yang
sudah meninggal, karena sosok mayat manusia harus dihormati sebagaimana ia
dihormati semasa hidupnya. Landasannya, sabda Rasullulah saw., Memotong
tulang mayat sama dengan memotong tulang manusia ketika masih hidup. ( HR.
Abu Daud)
Pendapat kedua menyatakan, memanfaatkan organ tubuh manusia sebagai
pengobatan dibolehkan dalam keadaan darurat. Alasannya, hadits riwayat Abu
Daud yang melarang memotong tulang mayat tersebut berlaku jika dilakukan
semena-mena tanpa manfaat. Apabila dilakukan untuk Pengobatan, pemanfaatan
organ mayat tidak dilarang karena hadits yang memerintahkan seseorang untuk
mengobati penyakitnya lebih banyak dan lebih meyakinkan daripada hadits Abu
Daud tersebut.
Akan tetapi pemanfaatannya harus mendapat ijin dari orang tersebut ( sebelum ia
wafat) atau dari ahli warisnya (setelah ia wafat). Tanpa mengurangi rasa hormat
kepada pendapat pertama, menurut hemat saya, pendapat kedua lebih logis untuk
diterima. Karena itu wajar kalau sebagian besar ulama madzhab Hanafi, SyafiI,
Maliki, Hanbali, dan ulama Zaidyyah membolehkannya. Kesimpulannya,
transpantasi merupakan cara pengobatan Islam.
Menjadi pendonor hukumnya mubah (boleh) bahkan bernilai ibadah kalau
dilakukan dengan ikhlas asal tidak membinasakan pendonor dan menjadi haram
bila membinasakannya. Orang meninggal boleh dimanfaatkan organnya untuk
pengobatan dengan catatan sebelum wafat orang tersebut mengizinkannya.
Wallahu Alam.
Bayi Tabung dalam pandangan islam
Pengertian Bayi Tabung
bayi tabung adalah proses pembuahan sel telur dan sperma di luar tubuh wanita. In
vitro adalah bahasa latin yang berarti dalam gelas/tabung gelas dan vertilization berasal dari
bahasa Inggris yang artinya pembuahan. Maka dari itu disebut bayi tabung.
Proses pembuahan dengan metode bayi tabung dilakukan antara sel sperma suami
dengan sel telur isteri, dengan bantuan tim medis untuk mengupayakan sampainya sel
sperma suami ke sel telur isteri. Sel sperma tersebut kemudian akan membuahi sel telur
bukan pada tempatnya yang alami. Setelah itu, sel telur yang telah dibuahi ini kemudian
diletakkan pada rahim isteri dengan cara tertentu sehingga kehamilan akan terjadi secara
alamiah di dalamnya.
Adapun pandangan islam tentang hukum bayi tabung diantaranya :
1. Islam membenarkan bayi tabung / inseminasi buatan apabila dilakukan antara sel
sperma dan ovum suami istri yang sah dan tidak ditransfer embrionya ke dalam
rahim wanita lain termasuk istrinya sendiri yang lain (bagi suami yang berpoligami),
baik dengan cara mengambil sperma suami kemudian disuntikkan ke dalam vagina
atau uterus istri, maupun dengan cara pembuahan dilakukan diluar rahim, kemudian
buahnya (vertilized ovum) ditanam di dalam rahim istri, asal keadaan kondisi suami
istri yang bersangkutan benar-benar memerlukan cara inseminasi buatan untuk
memperoleh anak, karena dengan cara pembuahan alami suami istri tidak berhasil
memperoleh anak.
Hal ini sesuai dengan hukum Fiqih Islam :
Hajat (kebutuhan yang sangat penting itu) diperlukan seperti dalam keadaan
terpaksa (emergency). Padahal keadaan darurat/terpaksa itu membolehkan
melakukan hal-hal terlarang.
2. Sebaliknya, islam mengharamkan kalau inseminasi buatan itu dilakukan dengan
bantuan donor sperma dan atau ovum, maka hukumnya sama dengan zina
(prostitusi). Sebagai akibat hukumnya, anak hasil inseminasi tersebut tidak sah dan
nasabnya hanya berhubungan dengan ibu yang melahirkannya. Oleh karena itu
pemerintah harus melarang adanya bank sperma atau donor spema karena itu
melanggar hukum islam.
Menurut sumber yang saya dapatkan, dalil-dalil syari yang dapat menjadi
landasan hukum untuk mengharamkan inseminasi buatan dengan donor, ialah
sebagai berikut:

Al-Quran Surat Al-Isra ayat 70 :

Dan sesungguhnya telah Kami meliakan anak-anak Adam, Kami angkat mereka
di daratan dan di lautan, Kami beri mereka rezeki dari yang baik-baik dan Kami
lebihkan mereka dengan kelebihan yang sempurna atas kebanyakan makhluk
yang telah Kami ciptakan.

Surat Al-Tin ayat 4 :

Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik


baiknya.

3. Jika inseminasi buatan dengan sel sperma dan ovum dari suami istri yang sah tetapi
embrionya ditransfer ke rahim wanita lain (ibu titipan), diperbolehkan islam dengan
catatan keadaan / kondisi suami istri yang bersangkutan benar-benar memerlukannya
(ada hajat, jadi bukan untuk kelinci percobaanatau main-main). Status anak hasil
inseminasi seperti ini sah menurut Islam.
Pandangan Agama Islam terhadap Bedah Plastik

Hukum operasi plastik ada yang mubah dan haram. Operasi plastik yang mubah adalah
bertujuan untuk memperbaiki cacat lahir seperti bibir sumbing atau cacat akibat kecelakaan,
kebakaran misal wajahnya rusak. Operasi plastik untuk memperbaiki cacat yang demikian ini
hukumnya adalah mubah berdasarkan keumuman dalil yang menganjurkan untuk berobat
(Al-Tadawl). Nabi SAW bersabda, wahai hamba-hamba Allah berobatlah kalian, karena
sesungguhnya Allah tidak menurunkan satu penyakit kecuali menurunkan pula obatnya (HR
Tirmidzi, no.1961).
Operasi plastik yang diharamkan adalah yang bertujuan semata-mata untuk mempercantik
atau memperindah wajah atau tubuh tanpa ada hajat untuk pengobatan atau untuk
memperbaiki cacat seperti operasi untuk memperindah bentuk dagu, hidung, buah dada,
menghilangkan kerut-kerutan dan sebagainya.
Sesuai firman Allah SWT (artinya): dan akan aku (syaitan) suruh mereka (mengubah ciptaan
Allah), lalu benar-benar mereka mengubahnya (QS.AN-NISA:119).
Dari firman Allah diatas dapat kita katan bahwa ayat tersebut adalah kecaman atas bisikan
syaitan yang selalu membujuk manusia untuk melakukan berbagai perbuatan maksiat,
diantaranya mengubah ciptaan Allah maka hukumnya haram.

Adapun jenis-jenis operasi plastik:


1. Operasi Ghairu Ikhtiyariyah (tidah dikehendaki)
Operasi Ghairu Ikhtiyariyah adalah suatu operasi yang bertujuan untuk mengobati penyakit
yang terjadi tanpa kerusakan seseorang didalam penyakit tersebut, seperti bergabungnya
jari tangan atau kaki, bibir sumbing dan lain-lain.
Operasi ini bertujuan untuk mengobati penyakit dan pada akhirnya menghasilkan keindahan
pada seseorang, dan operasi ini hanya sebagai pengobatan jadi di perbolehkan di dalam
syariat sesuai dengan hadist yang di riwayatkan oleh Abi Hurairah bahwa Nabi SAW bersabda
Allah tidak menurunkan penyakit kecuali menurunkan pula obatnya (Shahih Bukhori hlm
204 jilid bab pengobatan).

2. Operasi Ikhtiyariyah (yang sengaja di lakukan)


Operasi Ikhtiyariyah adalah operasi yang dilakukan bukan karena alasan medis
namun mutlak hasrat seseorang dalam memperindah diri dan berlebihan mengartikan
kata indah. Dalam hal ini terbagi dua bagian yaitu bagian merubah bentuk dan bagian
yang mengawetkan umur. Contoh operasi yang sengaja dilakukan seperti memperindah
dagu, memperindah wajah dengan menghilangkan kerutan, memperindah payudara
dengan mengecilkan atau membesarkannya dengan suntik silikon.
Hal tersebut hanya beberapa jenis operasi yang didasarkan pada kesenangan
seseorang saja. Bisa dikatakan merubah bentuk ciptaan Allah dan sudah melampaui batas
kewajaran. Firman Allah yang mengingatkan kita untuk tidak melampaui batas, sebagai
berikut:
Artinya: oleh karena itu kami tetapkan (suatu hukum) bagi bani israil bahwa: barangsiapa
yang membunuh seseorang manusia, bukan karena orang itu ( membunuh) orang lain
atau bukan karena membuat kerusakan di muka bumi, maka seakan-akan dia telah
membunuh manusia seluruhnya dan barang siapa yang memelihara kehidupan seorang
manusia, maka seolah-olah dia telah memelihara kehidupan manusia semuanya. Dan
sesungguhnya telah datang kepada mereka rosul-rosul kami denagn ( membawa)
keterangan-keterangan yang jelas, kemudian banyak diantara mereka sesudah itu sunguh-
sunguh melampaui batas dalam berbuat kerusakan di muka bumi( Al- Maidah: 32).
Secara umum agama islam megharamkan operasi plastik tanpa indikasi yang secara
umum bisa merubah bentuk ciptaan Allah juga banyak mudharatnya dari pada
manfaatnya ( QS. An-Nisa 118-119).

Keluarga berencana (kb) menurut pandangan islam

A. Pengertian Keluarga Berencana

keluarga berencana berarti pasangan suami istri yang telah mempunyai


perencanaan yang kongkrit mengenai kapan anaknya diharapkan lahir agar setiap
anaknya lahir disambut dengan rasa gembira dan syukur dan merencanakan berapa
anak yang dicita-citakan, yang disesuaikan dengan kemampuannya dan situasi
kondisi masyarakat dan negaranya.

B. Pandangan Al-Quran Tentang Keluarga Berencana

Dalam al-Quran banyak sekali ayat yang memberikan petunjuk yang perlu kita
laksanakan dalam kaitannya dengan KB diantaranya ialah :
Surat An-Nisa ayat 9:

Dan hendaklah takut pada Allah orang-orang yang seandainya meninggalkan


dibelakang mereka anak-anak yang lemah. Mereka khawatir terhadap kesejahteraan
mereka. Oleh sebab itu hendaklah mereka bertakwa kepada Allah dan hendaklah
mereka mengucapkan perkataan yang benar.

Selain ayat diatas masih banyak ayat yang berisi petunjuk tentang pelaksanaan KB
diantaranya ialah surat al-Qashas: 77, al-Baqarah: 233, Lukman: 14, al-Ahkaf: 15, al-
Anfal: 53, dan at-Thalaq: 7.

Dari ayat-ayat diatas maka dapat ditarik kesimpulan bahwa petunjuk yang perlu
dilaksanakan dalam KB antara lain, menjaga kesehatan istri, mempertimbangkan
kepentingan anak, memperhitungkan biaya hidup brumah tangga.

C. Pandangan al-Hadits Tentang Keluarga Berencana

Dalam Hadits Nabi diriwayatkan:

( )

sesungguhnya lebih baik bagimu meninggalkan ahli warismu dalam keadaan


berkecukupan dari pada meninggalkan mereka menjadi beban atau tanggungan
orang banyak.

Dari hadits ini menjelaskan bahwa suami istri mempertimbangkan tentang biaya
rumah tangga selagi keduanya masih hidup, jangan sampai anak-anak mereka
menjadi beban bagi orang lain. Dengan demikian pengaturan kelahiran anak
hendaknya dipikirkan bersama.

D. Hukum Keluarga Berencana

a. Menurut Pandangan Ulama

1) Ulama yang memperbolehkan

Diantara ulama yang membolehkan adalah Imam al-Ghazali, Syaikh al-Hariri,


Syaikh Syalthut, Ulama yang membolehkan ini berpendapat bahwa
diperbolehkan mengikuti progaram KB dengan ketentuan antara lain, untuk
menjaga kesehatan si ibu, menghindari kesulitan ibu, untuk menjarangkan

anak. Mereka juga berpendapat bahwa perencanaan keluarga itu tidak sama
dengan pembunuhan karena pembunuhan itu berlaku ketika janin mencapai
tahap ketujuh dari penciptaan. Mereka mendasarkan pendapatnya pada surat
al-Muminun ayat: 12, 13, 14.
2) Ulama yang melarang

Selain ulama yang memperbolehkan ada para ulama yang melarang


diantaranya ialah Prof. Dr. Madkour, Abu Ala al-Maududi. Mereka melarang
mengikuti KB karena perbuatan itu termasuk membunuh keturunan seperti
firman Allah:

Dan janganlah kamu membunuh anak-anak kamu karena takut (kemiskinan)


kami akan memberi rizkqi kepadamu dan kepada mereka.

E. Macam-macam Alat Kontrasepsi

Pil, Suntikan, Susuk KB, AKDR (Alat Kontrasepsi Dalam Rahim), Sterilisasi.

Euthanasia Dalam Pandangan Islam

Euthanasia secara bahasa berasal dari bahasa Yunani eu yang berarti baik, dan
thanatos, yang berarti kematian (Utomo, 2003: 177). Dalam bahasa Arab, Euthanasia
dikenal dengan istilah qatl ar-rahma atau taysr al-mawt. Menurut istilah kedokteran,
euthanasia berarti tindakan untuk meringankan kesakitan atau penderitaan yang dialami
seseorang yang akan meninggal; juga berarti mempercepat kematian seseorang yang ada
dalam kesakitan dan penderitaan hebat menjelang kematiannya.

1. Euthanasia Positif

Eutanasia positif adalah tindakan memudahkan kematian si sakit -karena kasih sayang-
yang dilakukan oleh dokter dengan mempergunakan instrumen (alat) atau obat.

Contohnya, seorang yang menderita kanker ganas dengan rasa sakit yang luar biasa
hingga penderita sering pingsan. Dalam hal ini dokter yakin bahwa yang bersangkutan akan
meninggal dunia. Kemudian dokter memberinya obat dengan takaran tinggi (overdosis) yang
sekiranya dapat menghilangkan rasa sakitnya, tetapi menghentikan pernapasannya sekaligus.

Hukum Euthanasia Positif

Memudahkan proses kematian secara aktif (eutanasia positif) jelas-jelas tidak


diperkenankan oleh syariat Islam. Sebab yang demikian itu berarti dokter melakukan
tindakan aktif dengan tujuan membunuh si sakit dan mempercepat kematiannya melalui
pemberian obat secara overdosis.

Maka dalam hal ini, dokter telah melakukan pembunuhan, baik dengan cara
pemberian obat overdossis yang pada hakikatnya merupakan racun yang keras, ataupun
dengan menggunakan senjata tajam.

Semua itu termasuk pembunuhan yang haram hukumnya, bahkan termasuk dosa besar
yang membinasakan.

2. Eutanasia Negatif

Sedangkan euthanasia negatif adalah tindakan membiarkan saja pasien yang sudah
parah sakitnya tanpa tindakan pengobatan.

Contohnya orang yang mengalami keadaan koma yang sangat lama. Dalam keadaan
demikian ia hanya mungkin dapat hidup dengan mempergunakan alat bantu pernapasan di
ruang ICU atau ICCU.

Hukum Euthanasia Negatif

Adapun memudahkan proses kematian dengan cara pasif, maka semua berkisar pada
`menghentikan pengobatan` atau tidak memberikan pengobatan.

Hal ini didasarkan pada keyakinan dokter bahwa pengobatan yang dilakukan itu tidak
ada gunanya dan tidak memberikan harapan kepada si sakit, sesuai dengan sunnatullah dan
hukum sebab-akibat.

AIDS dalam pandangan Islam

A. Definisi

Acquired Immune Deficiency Syndrome, secara harfiah Acquired artinya didapat bukan
keturunan. Immune artinya sistem kekebalan. Deficiency adalah kekurangan, dan
Syndrome yakni kumpulan gejala penyakit. Sedangkan secara terminologi AIDS
merupakan kumpulan gejala penyakit yang menyerang dan atau merusak system
kekebalan tubuh manusia melalui HIV (Human Immune Virus).
Sampai saat ini belum ada vaksin yang mampu mencegah HIV( mungkin hanya sebatas
mencegah penyebarannya melalui ARV). Orang yang terinfeksi HIV akan menjadi karier
selama hidupnya, firman Allah s.w.t. yang berbunyi:

dan sesungguhnya akan kami berikan cobaan kepadamu dengan sedikit kelaparan,
ketakutan,dan berikanlah berita gembira bagi orang-orang sabar. (Al-Baqarah:155)

C. Penyebab dan Penularannya

Kemajuan iptek telah menimbulkan pola dan gaya hidup baru yang bersumber pada
doctrine of permissiveness yang kemudian melahirkan permissive society, hal tersebut
tercermin pada pola dan gaya hidup semisal;

perdagangan seks

pengesahan perkawinan sesama jenis

pameran seks

pornografi

legalisasi aborsi tak bertanggung jawab, dan seterusnya.

Allah s.w.t. berfirman:

maka tatkala mereka melupakan peringatan yang telah diberikan, kami pun membuka
semua pintu kesenangan untuk mereka, sehingga apabila mereka bergembira, kami siksa
mereka dengan sekonyong-konyong, maka ketika itu mereka terdiam terdiam berputus
asa. (Al-Anam:44)

Allah swt berfirman dalam Al-Quran :

Sesungguhnya Allah tidak berbuat dzalim kepada manusia sedikit pun, akan tetapi
manusia itulah yang berbuat dzalim kepada diri mereka sendiri. (QS. Yunus: 44).

Penyakit HIV-AIDS yang sangat ditakuti oleh masyarakat, bukanlah merupakan penyakit
Kutukan Tuhan sebagaimana pandangan sebagaian masyarakat. Melainkan penyakit
biasa sebagaimana penyakit-penyakit lainnya. Penyakit HIV-AIDS diatas lebih banyak di
takuti oleh masyarakat karena penyakit tersebut belum ada obatnya. Penyakit tersebut
muncul dikarenakan perbuatan manusia yang melanggar terhadap syariah yang telah di
tetapkan.

HIV terutama terdapat di dalam darah, air mani, dan cairan vagina, cairan preseminal, air
susu ibu. Penularannya melalui:

1. Hubungan seksual dengan pengidap HIV (homo atau heteroseksual)

2. Transfusi darah yang mengadung HIV


3. Alat suntik bekas pengidap HIV; tindik, tattoo, narkoba (IDU), injeksi, dan lain-lain

4. Dari ibu hamil kepada janinnya.

D. Pencegahan

1) Secara Umum

Memberikan penyuluhan tentang HIV/AIDS dan kesehatan reproduksi melalui ceramah


agama, khotbah, pengajian, seminar, lokakarya, dan lain-lain. Firman Allah s.w.t.:

serulah manusia kepada jalan Allah dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan
bantulah pula dengan cara yang baik. (An-Nahl:25)

2) Secara Khusus

Memperkenalkan metode A, B, C, dan D, yakni:

Abstain from sex bagi remaja dan belum menikah

Be faithful setia terhadap pasangan

Condom selalu menggunakan kondom

Dont use a hypodermic needle tidak menggunakan alat suntik bekas pengidap
HIV/AIDS.

E. Pengamanan

Ditujukan kepada orang yang berperilaku sebagai penyebab menularnya HIV/AIDS. Di


negara Amerika Serikat AIDS dipandang secara hukum sebagai senjata mematikan. Di Los
Angeles, seorang pekerja seks yang tahu dirinya terinfeksi HIV, tetapi tetap meneruskan
kegiatannya, didakwa sebagai percobaan pembunuhan.

Di Minessota, seorang yang terinfeksi HIV dan menggigit orang lain dengan tujuan
menularkannya, didakwa sebagai percobaan pembunuhan dengan senjata tajam.

F. Pengobatan

Hadits Rasulullah s.a.w. yang diriwayatkan oleh Arbaah:

berobatlah hai hamba Allah, karena Allah tidak menurunkan suatu penyakit, kecuali
diturunkan pula obatnya, kecuali penyakit yang satu (pikun).

Islam memberikan tuntunan dalam pengobatan HIV/AIDS yakni secara fisik, psikis, dan
social. Secara fisik melalui medis dan sejenisnya hingga yang terbaru ARV (AntiRetroviral)
secara psikis melalui kesabaran, taubat, taqarrub ilallah (dzikrullah), dan berdoa,
sedangkan secara social melalui penerimaan dan dukungan penuh masyarakat terutama
keluarga.

Anda mungkin juga menyukai