Sedangkan imperialism secara etimologi berasal dari kata imperare yang berarti memerintah.
Oleh karena itu, pengertian dari imperialism yaitu suatu usaha yang dilakukan oleh suatu bangsa
untuk memerintah bangsa lain di luar dari wilayahnya sendiri. Imperialism dijalankan dengan
penuh paksaan demi mencapai tujuan bangsa yang melakukannya.
Maka, antara kolonialisme dan imperialism memiliki hubungan yang sangat erat. Bangsa-bangsa
Barat datang ke Indonesia ingin melakukan kolonialisme dan imperialism hanya demi mencapai
tujuan dari bangsa itu sendiri, tanpa mementingkan penduduk pribumi.
Secara umum, kolonialisme dan imperialism yang dilakukan bangsa Barat di Indonesia didasari
oleh beberapa hal, yaitu mencari kekayaan sebanyak-banyaknya (gold), menyebarkan paham atau
agama mereka (gospel), dan mencari kejayaan dan kedaulatan (glory). Dengan dasar tersebutlah,
bangsa-bangsa Barat melakukan kegiatan kolonialisme dan imperialism nya di seluruh penjuru
dunia.
Berdasarkan hal itu, maka bangsa-bangsa Eropa melakukan perjalanan untuk ke seluruh penjuru
dunia untuk menemukan daerah penghasil rempah-rempah. Indonesia yang notabene merupakan
daerah penghasil rempah-rempah, tidak luput dari invasi mereka. Mereka juga membawa misi lain
yaitu gold, gospel, and glory di dalam perjalannya. Ditambah dengan adanya semangat
reqonguesta yang berarti semangat pembalasan terhadap kaum muslim dimanapun berada.
Semangat-semangat tersebut yang menjadikan bangsa Eropa berani melakukan kolonialisme dan
imperialism di Indonesia.
Bangsa portugis memulai melakukan penjajahan dengan diadakannya perjalanan seorang Portugis
yang bernama Bartholomeu Diaz (1450-1500), dia berhasil mengarungi samudra hingga ke Benua
Afrika (Tanjung Harapan) pada tahun 1486.Setelah itu, ada juga Vasco da Gama (1469-1524) yang
berhasil mendarat di Calkuta India pada 22 Mei 1498. Lalu, juga ada Alfonso d
Albuquerque (1453-1515) yang berhasil mendarat di Malaka dan merebutnya pada tahun 1511.
Selain bangsa portugis, juga ada bangsa Spanyol yang juga melakukan perjalanan ke seluruh
penjuru dunia dengan tujuan yang sama. Bangsa Spanyol memulai kolonialisme dari
seorang Christopher Columbus (1451-1506), dia bersamadengan Amerigo
Vespucci berhasil menemukan Benua Amerika. Lalu, terdapatFerdinand Magelhaens (1519-1521)
yang melakukan ekspedisi hingga ke Kepulauan Filipina pada tahun 1920. Selanjtnya juga
ada Ferdinand Cortez yang berhasil masuk dan merebut serta menduduki Mexico tahun 1519
dengan menaklukkan suku Indian yaitu Kerajaan Aztec dan suku Maya di Yucatan. Yang terakhir,
ada Pizzaro yang berhasil menaklukkan kerajaan Indian di Peru yaitu suku Inca pada tahun 1530.
Setelah bangsa Spanyol, diikuti dengan bangsa Inggris. Bangsa Inggris melakukan invasi ditandai
dengan kedatangan beberapa tokoh penjajah berkebangsaan Inggris. Mereka ialah Sir Francis
Drake (1577-1580) yang melakukan pelayaran keliling dunia hingga memborong rempah-rempah
di Indonesia tepatnya di daerahTernate. Lalu, ada Pilgrim Fathers yang melakukan pelayaran pada
tahun 1607 hingga mendarat di Amerika Utara. Setelahnya, ada Sir James Lancester yangberhasil
mendarat di Aceh dan Penang pada tahun 1591, dilanjutkan dengan invasi pada tahun 1602 ke
Banten.
Lalu juga ada Sir Henry Middleton, pada tahun 1604 berhasil mendarat di Ternate, Tidore, Ambon
dan Banda. William Dampier yang pada tahun 1688 berhasil mendarat di Australia kemudian
melanjutkan pelayaran dengan menelusuri pantai ke arah Utara. James Cook pada tahun 1770
berhasil mendarat di Pantai Timur Australia sehingga diklaim sebagai penemu Benua Australia.
Terakhir, bangsa Eropa yang masuk ke Indonesia ialah bangsa Belanda yang ditandai
dengan Barentz, pada tahun 1594 mencari daerah Timur (Asia) melalui jalur lain yaitu ke
Utara. Cornelis de Houtman, pada tahun 1596 berhasil mendarat di Banten. Dan Jacob van
Neck yang berhasil mendarat di Banten pada 28 November 1598 dan berhasil mendapatkan
rempah-rempah yang banyak.
Belanda juga membentuk kongsi dagang yang bernama Vereenigde Oost IndischeCompagnie
(VOC). VOC dibentuk oleh pemerintah Belanda dengan tujuan untuk memonopoli perdagangan di
Indonesia, serta untuk menghindari perselisihan di antara pedagang dari Belanda sendiri. VOC
mendapatkan beberapa hak istimewa yang diberikan oleh pemerintah Belanda. Hak-hak itu ialah
:
The right of trade monopoly (hak memonopoli dagang)
The right to haves armed forces and build forts (hak untuk memiliki kekuatan tentara sendiri
dan mendirikan benteng-benteng)
The right to make agreements with local aothorities or kings (hak untuk membuat
perjanjian kerjasama langsung dengan kekuasaan di wilayah tersebut).
The right to have its own currency (hak untuk memiliki mata uang sendiri)
Ke-4 hak istimewa yang diberikan oleh pemerintah Belanda ini membuat pedagang-pedagang
Belanda di Indnoseia mulai melakukan monopoli serta melakukan penjajahan terhadap pedagang
atau penduduk pribumi. Kehadiran daripada VOC yang terus menguat dan melakukan penguasaan
di Indonesia membuat bangsa Portugis takluk dan pergi dari Indonesia.
Di bawah kekuasaannya, Daendels bersikap sangat keras dan disiplin, sehingga dia sangat dibenci
baik itu oleh kaum pribumi maupun penguasa yang berada di bawah pimpinannya. Ditambah
dengan system kerja rodi yang diterapkan pada para pekerja, membuat rencana perlawanan
terhadapnya mulai bermunculan di beberapa wilayah di Indonesia. Berita ini terdengar oleh
Daendels, sehingga ia membutuhkan banyak uang untuk melakukan perlawanan. Dengan
strateginya yang menjual tanah Negara kepada pihak swasta asing (pembelian tanah disertai
penguasaan rakyat yang ada di atasnya), dia dipanggil kembali oleh raja napoleon Bonaparte dan
digantikan oleh Jan Willem Jansnsen.
Dari segi system pemerintahan, pada masa Thomas Stamford Rffless tidak banyak mengalami
perubahan dari masa Daendels. Pulau Jawa tetap dibagi menjadi 16 keresidenan yang dipimpin
oleh para bupati. Tetapi, pada masa Thomas, telah dibentuk system pengadilan berdasarkan
pengadilan di Inggris di tiap keresidenan.
Namun, menyerahnya Napoleon Bonaparte kepada Inggris pada tahun 1814 membuat Belanda
terlepas dari Perancis. Sebab itu, Belanda dan Inggris membuat sebuah perjanjian berupa
Convention of London yang isinya penyerahan kembali daerah kekuasaan Belanda yang dulunya
sempat direbut oleh Inggris kepada Belanda, termausk salah satunya Indonesia. Maka sejak
tanggal 19 Agustus 1816, terjadi penyerahan kekuasaan Hindia Belanda kepada pemerintah
Belanda di Batavia, dimana pihak Inggris diwakili oleh John Fendall dan Belanda oleh Mr.Ellout,
van der Capellen, dan Buyskeys. Dengan dtekennya perjanjian ini, maka secara resmi, wilayah
Indonesia jatuh kembali ke tangan Belanda.
Namun di dalam pelaksanaannya, system tanam paksa mendapat kritikan dari berbagai pihak, baik
dari rakyar pribumi, maupun dari pihak Belanda sendiri, yaitu antara pihak liberal dan humanis.
Maka oleh sebab itu, system tanam paksa perlahan-lahan mulai dihapuskan oleh pemerintah
Belanda. Secara resmi, system tanam paksa dihapus pada tahun 1870 berdasarkan atas UU
landreform (UU agraria).
Untuk mengganti system tanam paksa yang telah dihapus, Belanda membuat sitem politik terbuka,
yaitu memberi hak kepada para pribumi untuk memiliki lahan, akan tetapi, para petani wajib
menyewakannya kepada pemerintah. Dan pemerintah akan menyewakannya kepada para
pengusaha swasta dalam jangka waktu minimal 75 tahun.
Terakhir, pada tahun 1849, perang Japarag ameletus di Bali. Perang ini bermula saat kapal Belanda
terjebak di Buleleng. Sesuai dengan hokum adat setempat, kapal yang masuk ke daerah tersebut
harus menjadi hak milik kerajaan Buleleng. Namun, belanda menolak hal tersebut. Akhirnya
meletuslah pertempuran antara Belanda dengan Kerajaan Buleleng yang dipimpin oleh Gusti Ketut
Jelantik. Sayangnya, Belanda berhasil memenangkan pertempuran.