Anda di halaman 1dari 24

BAB I

PENDAHULUAN

A.Latar Belakang
Revolusi Industri yang memberikan pengaruh terhadap perekonomian, khususnya
di kawasan Eropa telah mendorong Negara negara Barat untuk melakukan
penjelajahan samudera. Penjelajahan ini bertujuan untuk mencari daerah yang
akan dijadikan jajahan. Di daerah-daerah yang telah berhasil dikuasai, para
penjelajah melakukan eksploitasi besarbesaran terhadap sumber daya alam dan
memasarkan hasil industri dari negaranya. Pada awal kedatangannya, para
penjelajah yang menemukan daerah baru dan mendarat di suatu tempat,
memperkenalkan dirinya sebagai pedagang. Mereka melakukan interaksi
perdagangan dengan penduduk pribumi, bahkan di antara mereka ada pula yang
mendirikan pemukiman (koloni)
Pada perkembangan selanjutnya, tanpa disadari oleh penduduk pribumi daerah itu
oleh mereka dianggap sebagai daerah miliknya. Dengan leluasa mereka
mengeksplorasi dan mengeksploitasi kekayaan yang ada di daerah baru itu. Dalam
sistem politik, pendudukan, dan penguasaan suatu daerah oleh Negara lain disebut
penjajahan atau istilah populernya disebut kolonialisme.
Tujuan  utama kolonialisme adalah kepentingan ekonomi. Kebanyakan koloni
yang yang dijajah adalah wilayah yang kaya akan bahan mentah. Istilah
kolonialisme bermaksud memaksakan satu bentuk pemerintahan atas sebuah
wilayah atau negeri lain (tanah jajahan) atau satu usaha untuk mendapatkan
sebuah wilayah baik melalui paksaan atau dengan cara damai. Penaklukan atas
sebuah wilayah bisa dilakukan secara damai atau paksaan baik secara langsung
maupun tidak langsung. Negara yang menjajah menggariskan panduan tertentu
atas wilayah jajahannya, meliputi aspek kehidupan sosial, pemerintahan, undang-
undang dan sebagainya.

1
B.Rumusan Masalah
 Apa itu kolonialisme?
 Bagaimana bangsa barat datang dan menguasai Indonesia?
 Bagaimana kolonialisme membuat bangsa Indonesia menderita?

C.Tujuan dan Manfaat Penulisan Makalah

 Mengatahui Tujuan Kolonalisme


 Apa Tujuan Bangsa Barat Ke Indonesia

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Kolonialisme
Kolonialisme merupakan istilah yang berasal dari kata “colonus”, artinya adalah
menguasai. Oleh sebab itu, kolonialisme dapat dimaknai sebagai suatu upaya
yang dilakukan suatu negara untuk menguasai wilayah tertentu di luar
negaranya.

Adapun tujuan dari kolonialisme suatu negara ialah untuk mencapai kekuatan
dominan di berbagai bidang kehidupan, baik politik, ekonomi, sumber daya alam
maupun sumber daya manusia. Hal ini terjadi sebab sebuah negara yang ingin
melakukan kolonialisme tidak memiliki kekayaan bumi yang dibutuhkan. Selain
itu, sebuah negara yang hendak melakukan kolonialisme merupakan negara
superior daripada negara lain.

Ciri utama terjadinya kolonialisme adalah penguasaan suatu wilayah dengan


sumber daya alam yang melimpah untuk dibawa ke negara asal penjajah
tersebut. Biasanya proses kekuasaan ini berlangsung cukup lama karena
dukungan militer yang kuat. Contoh negara yang berhasil menguasai wilayah
lain yaitu, Belanda, Spanyol, Portugis, dan Inggris.

B. Kedatangan Bangsa Eropa di Indonesi


Hubungan perdagangan antara Asia – Eropa yang berlangsung selama berabad-
abad mengalami gangguan dengan adanya Perang Salib ( 1096 – 1291 M ),
puncaknya terjadi setelah kota Konstantinopel dikuasai oleh Turki Usmani tahun
1453 yang berakibat hubungan perdagangan tersebut terputus total. Akibatnya

3
bangsa Eropa terpaksa mencari jalan sendiri menuju ke daerah penghasil rempah-
rempah yaitu Hindia ( Indonesia ), sehingga dimulailah
“ Jaman Penjelajahan Samudera”.
Faktor-faktor yang mendorong terjadinya penjelajahan Samudera antara lain :
1. Reconguesta, yaitu semangat pembalasan bangsa Eropa terhadap
kekuasaan Islam di manapun dijumpai, sebagai tindak lanjut dari Perang
Salib.
2. Gold, yaitu semangat untuk mencari kekayaan/emas.
3. Glory, yaitu semangat memperoleh kejayaan negara atau daerah jajahan.
4. Gospel, yaitu semangat untuk menyebarkan agama Nasrani.
5. Adanya penemuan baru seperti kompas, teropong, mesiu, dan peta yang
menggambarkan secara lengkap dan akurat garis pantai, terusan, dan
pelabuhan.
6. Adanya teori Heliosentris oleh Copernicus yang menyatakan pusat tata
surya adalah matahari dan bentuk bumi bulat sehingga mendorong orang
untuk membuktikannya.

Negara Eropa yang mempelopori penjelajahan samudera adalah Portugis


dan Spanyol, yang kemudian diikuti oleh Inggris, Perancis dan Belanda.
Adapun tokoh-tokoh penjelajah samudera yang terkenal adalah sebagai
berikut :
a. Portugis :Bartholomeus Diaz, Vasco da Gama, Alfonso d’ Albuquerque.

4
b. Spanyol : Christoper Columbus, Ferdinand Magelhaez, Juan Sebastian Del
Cano.

c. Inggris : Sir Francis Drake, Sir James Lancaster, James Cook

d. Belanda : Cornelis de Houtman, Jacob van Neck, Abel Jan Tasman.

5
C. Terbentuknya Kekuasaan Kolonial Eropa di Indonesia
Awalnya hubungan antara kerajaan/bangsa Indonesia dengan bangsa Eropa
berjalan setara, mereka saling menghormati dan bekerja sama dalam
perdagangan. Namun dalam perkembangannya nampak tujuan asli bangsa
Eropa yang akan memonopoli perdagangan rempah-rempah serta menguasai
wilayah penghasil rempah-rempah tersebut.

a. Kekuasaan Portugis
Pada tahun 1511 Portugis berhasil menguasai Malaka, dan selanjutnya tahun
1512 ekspedisi diarahkan ke timur menuju Maluku. Ternyata hampir
bersamaan dari arah utara Spanyol juga sampai di Maluku ( 1521 ), akibatnya
terjadi persaingan antar kedua negara tersebut dalam menguasai Maluku.
Perselisihan berakhir dengan Perjanjian Saragosa tahun 1529 yang
menetapkan bahwa Portugis tetap berkuasa di Maluku sedangkan Spanyol
harus kembali ke Philipina. Sejak itulah Portugis berkuasa secara mutlak di
Maluku.

b.Kekuasaan Belanda
Kedatangan Belanda pertama kali ke Indonesia mereka mendarat di Banten
tahun 1596 di bawah pimpinan Cornelis de Houtman, namun karena sikapnya
yang kasar mereka diusir kembali ke negaranya. Pada tahun 1598 datang
rombongan dagang berikutnya di bawah pimpinan Jacob van Neck yang
bersikap lebih terbuka sehingga bisa diterima dengan baik. Selanjutnya
berbondong bondong ekspedisi dagang dari Belanda datang ke Indonesia.
Untuk menghindari persaingan sesama pedagang Belanda, mereka
mendirikan kongsi dagang yang diberi nama VOC (Vereenigde Oost Indische

6
Compagnie ) pada tanggal 20 Maret 1602. Karena keuntungan yang diperoleh
sangat besar sehingga mereka tidak hanya memonopoli perdagangan saja
tetapi dengan taktik Devide et Impera mereka menguasai satu persatu
wilayah Indonesia. Namun pada akhir abad ke-18, VOC bangkrut dan
dibubarkan, sehingga kekuasaan di Indonesia diambil alih langsung oleh
Kerajaan Belanda.

b. Kekuasaan Inggris
Pada tahun 1811 Inggris menyerang Indonesia dan berhasil mengalahkan
Belanda dengan penyerahan kekuasaan dalam Kapitulasi Tuntang. Sejak itu
Inggris berkuasa di Indonesia di bawah Gubernur Jendral Thomas Stamford
Raffles.Namun kekuasaan Inggris tidak bertahan lama karena terjadi
kesepakatan yang disebut Konvensi London tahun 1814 yang isinya Belanda
memperoleh kembali jajahannya yang semula direbut Inggris. Penyerahan
secara resmi berlangsung di Batavia tanggal 19 Agustus 1816, sehingga sejak
saat itu Hindia Belanda ( Indonesia ) kembali dikuasai Kerajaan Belanda
sampai kedatangan Jepang tahun 1942 yang menggantikan kedudukan
mereka.

D. Kebijakan Kolonial Yang Menyebabkan Penderitaan Rakyat


1. Portugis
Portugis berkuasa di Maluku cukup lama yaitu dari tahun 1512 sampai tahun
1641, selama berkuasa mereka menerapkan kebijakan-kebijakan yang sangat
berpengaruh bagi rakyat di daerah Maluku, yaitu :
a. Berusaha menanamkan pengaruh kekuasaannya di Maluku.
b. Menyebarkan agama Katolik di daerah-daerah yang dikuasai.
c. Mengembangkan bahasa dan seni musik keroncong Portugis.
d. Sistem monopoli perdagangan cengkih dan pala di Ternate.

7
Akibat dari kebijakan tersebut menimbulkan penderitaan dan kesengsaraan
rakyat, yang selanjutnya menumbuhkan benih-benih kebencian dan
perlawanan terhadap Portugis.

2. VOC di Indonesia
VOC dibentuk pada tanggal 20 Maret 1602 di Ambon, Maluku dengan
tujuan untuk menghindari persaingan di antara perusahaan dagang Belanda
dan memperkuat diri agar dapat bersaing dengan perusahaan dagang negara
lain. Oleh pemerintah Kerajaan Belanda, VOC diberi hak-hak istimewa yang
dikenal dengan nama “ hak oktroi”, seperti:
a. hak monopoli perdagangan,
b. hak untuk membuat uang sendiri,
c. hak untuk mendirikan benteng pertahanan,
d. hak untuk membentuk tentara,
e. hak untuk melaksanakan perjanjian dengan kerajaan di Indonesia.

Berikut ini disajikan secara singkat kebijakan-kebijakan yang diterapkan pada


masa VOC dan pengaruhnya bagi bangsa Indonesia :
a. Menguasai pelabuhan-pelabuhan dan mendirikan benteng untuk
melaksanakan monopoli  perdagangan.
b. Melaksanakan politik devide et impera (memecah belah dan menguasai)
dalam rangka untuk menguasai kerajaan-kerajaan di Indonesia.
c. Membangun pangkalan/markas VOC yang semula di Ambon, dipindah
ke Batavia.
d. Melaksanakan pelayaran Hongi (Hongi tochten) untuk mengawasi
perdagangan gelap penyelundupan rempah-rempah di Maluku.
e. Adanya hak ekstirpasi, yaitu hak untuk membinasakan tanaman rempah-
rempah yang melebihi ketentuan.

Kebijakan- kebijakan VOC yang diterapkan di Indonesia:

8
 Menguasai pelabuhan-pelabuhan dan mendirikan benteng untuk
melaksanakan monopoli perdangan.
 Melaksakan politik devide et impera ( memecah dan menguasai ) dalam
rangka untuk menguasai kerajaan-kerajaan di Indonesia. 

Adapun pengaruh yang dirasakan oleh bangsa Indonesia antara lain :

a. Kekuasaan raja menjadi berkurang atau bahkan didominasi secara


keseluruhan oleh VOC.
b. Wilayah kerajaan terpecah-belah dengan melahirkan kerajaan dan
penguasa baru di bawah kendali VOC
c. Hak oktroi VOC, membuat masyarakat Indonesia menjadi miskin,
dan menderita.
d. Rakyat Indonesia mengenal ekonomi uang, mengenal sistem
benteng pertahanan , etika perjanjian, dan senjata modern (senjata
api dan meriam).
e. Pelayaran Hongi, dapat dikatakan sebagai suatu perampasan,
perampokan, perbudakan, dan pembunuhan.
f. Hak ekstirpasi bagi rakyat merupakan ancaman matinya suatu
harapan atau sumber penghasilan yang harusnya bisa berlebih.

Akibat salah urus dan terjadinya korupsi oleh para pegawainya, akhirnya
VOC mengalami kebangkrutan  dan akhirnya dibubarkan pada tanggal 31
Desember 1799.

9
3. Pemerintahan Hindia Belanda ( Republik Bataafsche)
Kekuasaan di Indonesia diambilalih langsung oleh kerajaan Belanda yang
saat itu ada di bawah kekuasaan Perancis ( Republik Bataafche ) Untuk
memerintah Hindia Belanda Indonesia), diangkatlah Gubernur Jendral
Herman Williem Daendels (1808 – 1811 ). Tugas utama yang diemban adalah
mempertahankan Pulau Jawa dari ancaman serangan Inggris. Untuk mencapai
tujuan tersebut, Daendels menerapkan kebijakan seperti :
a. Semua pegawai pemerintah menerima gaji tetap dan mereka dilarang
melakukan kegiatan perdagangan.
b. Melaksanakan contingenten yaitu pajak dengan penyerahan berupa
hasil bumi.
c. Menetapkan verplichte leverentie, kewajiban menjual hasil bumi hanya
kepada pemerintah
d. Belanda dengan harga yang telah ditetapkan.
e. Menerapkan sistem kerja paksa (rodi) dan membentuk tentara dengan
melatih pribumi.
f. Membangun jalan pos dari Anyer sampai Panarukan ( 1.000 km ) untuk
kepentingan pertahanan.
g. Mewajibkan Prianger stelsel, yaitu kewajiban bagi rakyat Priangan
untuk menanam kopi.
h. Melakukan penjualan tanah milik negara kepada pihak swasta (asing).

Akibat kebijakan yang diterapkannya tersebut menimbulkan pengaruh bagi


rakyat, yaitu :
1. Kebencian yang mendalam baik dari kalangan penguasa daerah maupun
rakyat,
2. Munculnya tanah-tanah partikelir yang dikelola oleh pengusaha swasta,
3. Perlawanan oleh para penguasa maupun rakyat,
4. Kemiskinan dan penderitaan yang berkepanjangan.

10
Selama berkuasa Daendels dikenal sebagai seorang yang kejam, disiplin dan
bertangan besi, oleh karena dipandang sangat otoriter maka Daendels ditarik
kembali dan kedudukannya digantikan oleh Gubernur Jendral Janssen tahun
1811. Namun dia tidak setangguh Daendels, sehingga harus mengakui
kekuasaan  Inggris dengan menandatangani Perjanjian/Kapitulasi Tuntang
pada tanggal 17 September 1811 dan sejak itu Indonesia jatuh ke tangan
Inggris.

4. Kebijakan Pemerintah Kolonial Inggris


Sebagai Gubernur Jendral diangkat Thomas Stamford Raffles ( 1811 –
1816 ), selama berkuasa dia menetapkan kebijakan sebagai berikut :
1. Menerapkan sistem sewa tanah atau Landrent, dimana para petani
harus membayar pajak sebagai uang sewa tanah, karena tanah dianggap
milik negara.
2. Membagi Pulau Jawa menjadi 16 karesidenan, dengan maksud untuk
mempermudah koordinasi dan pengawasan atas daerah kekuasaan.
3. Memperbaharui sistem peradilan dengan mengadopsi sistem yang
berlaku di Inggris.
4. Merintis pembangunan Kebun Raya Bogor dan menemukan bunga
Rafflesia arnoldi.
5. Menulis buku sejarah Jawa yang berjudul “ History of Java “.
6. Masa kekuasaan Inggris di Indonesia tidak berlangsung lama, karena
terjadi perubahan politik di Eropa seiring jatuhnya Napoleon Bonaparte
( Perancis ) sehingga dalam Konvensi London tahun 1814 status
Hindia Belanda dikembalikan seperti sebelum perang yaitu kembali
menjadi milik Kerajaan Belanda. Penyerahan kekuasaan dilakukan di
Batavia pada tanggal 19 Agustus 1816.

11
5. Kebijakan Pemerintah Hindia Belanda
Setelah penyerahan kekuasaan tersebut, maka Hindia Belanda kembali
dikuasai oleh pemerintah kolonial Belanda yang menunjuk Van der Capellen
sebagai Komisaris Jendral ( 1817-1830 ) yang beraliran liberal
(menghendaki urusan ekonomi diserahkan kepada swasta). Tugasnya sangat
berat dalam menutup hutang-hutang pemerintah Belanda yang dipakai untuk
membiayai perang. Terjadi penentangan oleh golongan konservatif yang
menghendaki urusan ekonomi dipegang langsung oleh pemerintah. Situasi
perekonomian Belanda yang tidak kunjung membaik menyebabkan golongan
liberal kalah, sehingga golongan konservatif mengambilalih kekuasaan.
Dalam perkembangannya kedua golongan tersebut silih berganti berkuasa,
sehingga kebijakan yang diterapkan di Hindia Belanda juga berubah-ubah.
Adapun kebijakan yang diterapkan antara lain : Sistem Tanam
Paksa/Cultuur Stelsel ( 1830 – 1870 )

Rakyat dipaksa untuk menanam tanaman ekspor yang saat itu sangat laku
dalam perdagangan internasional seperti kopi, teh, kina, dan tembakau
( disebut tanaman wajib ).
Secara singkat pokok-pokok aturan Tanam Paksa adalah sebagai berikut :
1) Rakyat wajib menyiapkan 1/5 dari lahan garapan untuk ditanami tanaman
wajib.
2) Lahan tanaman wajib bebas pajak, karena hasil yang disetor dianggap

12
sebagai pajak
3) Setiap kelebihan hasil panen dari jumlah pajak akan dikembalikan.
4) Tenaga dan waktu yang diperlukan untuk menggarap tanaman wajib,
tidak boleh melebihi waktu yang diperlukan untuk menanam padi.
5) Rakyat yang tidak memiliki tanah, wajib bekerja selama 66 hari dalam
setahun di perkebunan atau pabrik milik pemerintah.
6) Jika terjadi kerusakan atau gagal panen, menjadi tanggung jawab
pemerintah.

E. Kekejaman Kolonialisme terhadap Hak Azasi Rakyat Indonesia


Penjajahan yang dialami bangsa Indonesia selama berabad – abad telah
mendatangkan berbagai penderitaan bagi bangsa Indonesia. Siapapun
penjajahnya, baik Portugis, Spanyol, Belanda, Inggris maupun Jepang, tetap saja
mereka memperlakukan bangsa Indonesia sebagai bangsa yang terjajah dangan
tanpa peri kemanusiaan. Sebagai bangsa yang terjajah, maka tidak ada lagi
kemerdekaan, kebebasan dan kedaulatan dinikmati oleh bangsa Indonesia. Yang
dapat dirasakan hanyalah pemaksaan, penindasan, eksploitasi tenaga manusia,
eksploitasi kekayaan tanah air, yang semuanya hanya untuk kepentingan bangsa
penjajah. Keuntungan yang diperoleh bangsa Indonesia dari penjajahan hanya
sedikit sekali dan tidak sebanding dengan penderitaan yang dirasakan. Ketika
pertama kali bangsa Portugis menguasai Indonesia, maka mulailah penderitaan
itu. Bergantinya penjajahan dari Portugis ke Belanda tidaklah bertambah baik,
bahkan bertambah buruk. Bahkan Belanda jauh lebih lama dalam melakukan
penjajahannya terhadap Indonesia, sehingga dengan demikian deretan

13
penderitaan bangsa Indonesia itu di bawah penjajahan Belanda berlangsung
lama, selama penjajahan itu berlangsung.
Semua janji dan kata manis kolonial dilanggar. Pertama, bukan 1/5 dari tanah
petani yang ditanami, tetapi 1/4, 1.3, bahkan setengah dari tanah milik petani
digunakan untuk tanaman ekspor. Bahkan penanaman tersebut memilih tanah-
tanah yang dubur. Kedua, tanah yang dipakai untuk keperluan penanaman
tanaman ekspor tersebut tetap dikenakan pajak. Ketiga, para petani harus
menghabiskan sebagian besar waktunya untuk mengerjakan tanaman
pemerintah, sehingga tidak ada waktu untuk menggarap sawahnya sendiri.
Keempat, para kepala daerah merasa tergiur dengan cultuur procenten, akibatnya
mereka mulai berlomba-lomba mengusahakan daerahnya agar memberikan hasil
sebanyak mungkin. Ulah mereka itu mengakibatkan rakyat semakin menderita.
Kelima, kegagalan panen akibat hama atau banjir pada kenyataannya menjadi
beban petani. Keenam, bukan 65 hari lamanya rakyat harus bekerja rodi,
melainkan menurut keperluan pemerintah.

Rakyat sangat menderita, kelaparan terjadi dimana-mana akibatnya jumlah


kematian meningkat. Orang yang menentang kerja paksa disiksa. Demikianlah
penderiataan rakyat pulau Jawa akibat tanam paksa yang diciptakan oleh Van
den Bosch. Belanda memperoleh keuntungan besar, sedangkan keuangannya
menjadi normal kembali. Pembangunan di negeri Belanda dibiayai dari hasil
tanam paksa.
Tanam paksa dengan cara sewenang-wenang itu berjalan hampir setengah abad
dari tahun 1830 sampai 1870. Dapat kita bayangkan betapa besar kesengsaraan
yang diderita rakyat, tertama di Jawa Barat, dan Jawa Tengah.
Meskipun tanam paksa sudah menyimpang dari teori yang diciptakan Van den
Bosch, pemerintah Belanda tidak mau peduli sebab tanam paksa telah
memberikan keuntungan yang sangat besar. Namun

Ketika belanda menyerah kepada Jepang pada tahun 1942, rakyat Indonesia
semula menaruh harapan bahwa penderitaannya selama dijajah bangsa Barat akan

14
berakhir dan berganti kearah kehidupan yang lebih baik. Harapan itu ternyata sia –
sia, karena sepak terjang Jepang tidak sesuai dengan janji – janji muluknya.
Jepang yang semula seakan mau membantu melepaskan penderitaannya akhibat
penjajahan Barat, ternyata malah menambah kesengsaraan rakyat Indonesia.
Jepang pada akhirnya juga melakukan tindakan penjajahan terhadap Indonesia
dengan kekejaman di luar batas perikemanusiaan. Pada masa pendudukan jepang
para petani dipaksa untuk menyerahkan hasil padinya dan hasil pertanian lainnya
kepada pihak Jepang. Semua hasil pertanian diangkut untuk kepentingan Jepang
dalam menghadapi perang. Keadaan ekonomi itu memang sangat parah, karena
semua hasil produksi disedot untuk kepentingan perang. Semua sumber kekayaan
rakyat dikuras habis sampai ke akar – akarnya. Hal ini menyebabkan rakyak
Indonesia di berbagai tempat mengalami kemelaratan dan kelaparan, sehingga
banyak harus makan jagung, bonggol pisang, dan sebagainya. Penyakit
kekurangan gizi merajalela. Sementara itu rakyat pun banyak tidak mampu
memiliki pakaian yang layak. Mereka banyak yang terpaksa harus memakai
pakaian dari karung goni atau baju karet.
Penderitaan rakyat pada Jaman Jepang terutama dialami oleh mereka yang terjadi
romusha (pekerja ). Pada mulanya romusha dilakukan secara sukarela untuk
membantu Jepang atas dasar sikap simpati rakyat terhadap Jepang. Namun
kemudian, karena Jepang memerlukan jumlah tenaga romusha yang banyak.
Akhirnya romusha berubah menjadi paksaan. Tenaga romusha itu antara lain
untuk membangun jalan raya, kubu pertahan, lapangan udara, pekerja kasar di
pabrik atau pelabuhan, dan lain – lain. Ribuan romusha dari Jawa banyak dikirim
ke luar Jawa, bahkan ke luar negeri misalnya ke Thailand, Birma, Malaya, dan
Vietnam. Tenaga – tenaga romusha itu pada umunya diambil dari para pemuda
desa, sehingga mempunyai pengaruh terhadap kehidupan ekonomi desa.
Kehidupan romusha ditempat kerjanya sangat tidak manusiawi. Mereka
diperlakukan dengan sangat buruk oleh Jepang. Mereka dipaksa bekerja dari pagi
hari sampai petang hari, tanpa istirahat dan makanan serta perawatan yang cukup.
Mereka pun diawasi secara ketat oleh tentara jepang, hanya pada malam hari saja
mereka dapat istirahat. Sementara itu mereka pun sangat mudah untuk terjangkit

15
penyakit, karena kondisi kesehatan dan lingkungannya tidak terpelihara. Banyak
sekali romusha yang akhirnya meninggal di tempat kerjanya. Hal ini terutama
disebabkan karena pekerja yang terlalu berat, kesehatan yang tidak terjamin dan
makanan yang tidak cukup.

F.Kezaliman VOC
Selama di Indonesia, VOC memlakukan hal hal seperti berikut :
1. Merebut pasaran produksi pertanian dan memonopoli perdagangan di
Indonesia.
2. VOC mendudukin tempat tempat strategis
3. Melakukan pemaksaan bahkan sampai diperangi apabila ada rakyat
Indonesia yang tidak mau bekerja.
4. Melakukan tipu daya agar mendapat keuntungan dan kekuasaan sebesar
besarnya.
5. Ikut campur dalam masalah kekerajaan.
6. Bentuk Reaksi Rakyat Indonesia Terhadap Keserakahan dan Kezaliman
VOC
7. Perlakuan VOC terhadap Indonesia, menyebabkan banyak perlawanan dari
berbagai penjuru.

1.Mataram Melawan VOC


Sultan Agung bercita-cita mengusir orang-orang Belanda dari pulau Jawa. Pada
tahun 1628 menyerang VOC di Batavia dipimpin Tumenggung Bahureksa. Gagal.
Menyusul pasukan Tumenggung Suro Agul-agul. Kyai Dipati mandurareja dan
Kyai Dipati Upasanta, menyerang benteng Holandia tetapi gagal.
Pada tahun 1629 pasukan Mataram kembali menyerang Batavia. Serangan gagal
kembali. Namun pada serangan kedua ini Gubernur Jenderal J.P. Coen meninggal.

Alasan-alasan Mataram menyerang di Batavia diantaranya:

16
 Belanda dianggap merintangi cita-cita Sultan Agung
 Belanda merintangi hubungan dagang Mataram dengan Malaka
 Belanda berbuat kasar dalam berdagang
 Kerajaan Makasar menghadapi VOC

2.Peperangan Makassar
Ibukota Makasar Sombapou merupakan bandar yang sangat strategis. VOC ingin
menguasainya. Usaha yang dilakukannya antara lain mengajukan permintaan
kepada Sultan Makasar agar:
 Makasar menutup bandarnya bagi kapal-kapal asing kecuali VOC
 Makasar memberi hak monopoli kepada VOC
 Melarang kapal-kapal dagang Makasar membeli rempah-rempah di
Maluku

Permintaan tersebut ditolak Sultan, akhirnya perselisihan tidak bisa dihindarkan.


Sebagai raja, Sultan Hasannudin dengan gagah berani melawan VOC. Ia
mendapat julukan Ayam Jantan dari Timur. Tahun 1667 VOC berhasil menghasut
raja Bone Aru Palaka untuk melawan Makasar. Pertempuran hebat terjadi Juli
1667. Pasukan Makasar harus menghadapi persekutuan VOC dan Aru Palaka.

17
Tahun 1667 bulan November Sultan Hasannudin terpaksa harus menandatangani
perjanjian Bongaya.
Isinya:
 Makasar harus mengakui monopoli VOC
 Wilayah Makasar diperkecil hingga tinggal Gowa
 Makasar harus membayar seluruh biaya perang

3.Perlawanan Banten terhadap VOC

Perlawanan rakyat Banten terhadap VOC mulai berlangsung sejak VOC merebut
Jayakarta (1629). Perlawanan ditingkatkan pada masa pemerintahan Sultan Agung
Tirtayasa, sejak 1651. Melihat perkembangan Banten VOC tidak senang, maka
VOC dengan bantuan putra raja (Sultan Haji) berhasil mengadu domba
Akhirnya Sultan berserta Pangeran Purbaya terdesak dan melarikan diri. Tetapi
Sultan dapat ditangkap tahun 1683, sedang Pangeran Purbaya menyingkir ke
Periangan.
Perlawanan rakyat Banten dilanjutkan oleh Ratu Bagus Buang dan Kyai Tapa.
Perlawanan rakyat Banten terhadap VOC membawa akibat:

 Banten dikuasai VOC


 VOC berhak campur tangan penuh dalam pemerintahan

18
 Hak kuasa Banten atas Cirebon harus dilepaskan
 Biaya perang harus ditanggung Banten
 Perlawanan Trunojoyo terhadap VOC

Trunojoyo adalah putra bupati Madura. Tahun 1674 ia mengankat senjata


melakukan perlawanan karena Sultan Amangkurat I memerintah secara
sewenang-wenang dan bekerjasama dengan VOC. Trunojoyo dibantu Karaeng
Galesung, Monte Marano, Macan Wulung, dan lain-lain. Pengganti Angkurat I
yaitu Amangkurat II meminta bantuan VOC. Di bawah pimpinan kapten Jonker,
tahun 1679 Trunojoyo tertangkap dan dibunuh Amangkurat II

4.Perlawanan Untung Suropati

19
Untung Suropati mantan serdadu VOC tidak tega melihat bangsanya diperlakukan
sewenang-wenang oleh serdadu VOC. Ia mengangkat senjata. Perlawanannya
berlangsung antara tahun 1658-1706. Ia bekerjasama dengan Sunan Amangkurat
III(Sunan Mas)

G.Proses Kebrangkutan VOC


VOC ( Verenigde Oostindische Compagnie) atau yang biasanya kita kenal dengan
kongsi dagang milik belanda ini telah berdiri sejak 1602 ini yang pertama kali
datang ke indonesia untuk melakukan perdagangan keseluruh benua asia. Tapi
tahukah kalian bahwa VOC dulunya merupakan salah satu kongsi dagang yang
paling berkuasa dan berjaya karena mereka memiliki banyak laba dari hasil
penjualan rempah-rempah dan barang komoditi lainnya dari Asia yang kemudian
dijual ke Eropa. Kemudia perusahaan yang dimiliki mayoritas seluruh warga
negara Belanda ini pernah mengalami kebangkrutan dan akhirnya semua aset-
asetnya diambil oleh pemerintahan Belanda pada sekitar abad ke-18.

Faktor-faktor penyebab kebangkrutan VOC antara lain:

1. Banyaknya korupsi yang dilakukan oleh sebagian besar pegawai tinggi


VOC yang dibuat untuk membeli rumah-rumah mewah di Belanda

2. Pembukuan mengenai laba yang berbeda antara kantor dagang di Asia


dengan kantor di Pusat yakni di Belanda, sehingga menyebabkan banyak

20
sekali uang-uang hasl laba dari VOC yang diselewengkan oleh para
pegawai yang bekerja di kantor-kantor cabang VOC

3. Adanya ekspansi dagang yang dilakukan VOC untuk memperbesar daerah


jangkauannya perdangannya yang membutuhkan biaya yang tidak sedikit
sedangkan laba yang dibubukan VOC tidak mencukupi sehingga banyak
hutang-hutang yang timbul akibat ekspansi dagang tersebut.

4. Adanya serangan terhadap kapal-kapal milik VOC di lautan yang


dilakukan oleh armada kapal laut milik Eropa, sehingga banyak kapal
dagang milik VOC yang tidak kembali sehingga membuat VOC menjadi
kekurangan armada kapal untuk dagang.

21
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dalam sistem politik, pendudukan, dan penguasaan suatu daerah oleh Negara lain
disebut penjajahan atau istilah populernya disebut kolonialisme.

Tujuan  utama kolonialisme adalah kepentingan ekonomi. Kebanyakan koloni


yang yang dijajah adalah wilayah yang kaya akan bahan mentah. Istilah
kolonialisme bermaksud memaksakan satu bentuk pemerintahan atas sebuah
wilayah atau negeri lain (tanah jajahan) atau satu usaha untuk mendapatkan
sebuah wilayah baik melalui paksaan atau dengan cara damai. Penaklukan atas
sebuah wilayah bisa dilakukan secara damai atau paksaan baik secara langsung
maupun tidak langsung. Negara yang menjajah menggariskan panduan tertentu
atas wilayah jajahannya, meliputi aspek kehidupan sosial, pemerintahan, undang-
undang dan sebagainya.

Penjajahan yang dialami bangsa Indonesia selama berabad – abad telah


mendatangkan berbagai penderitaan bagi bangsa Indonesia. Siapapun
penjajahnya, baik Portugis, Spanyol, Belanda, Inggris maupun Jepang, tetap saja
mereka memperlakukan bangsa Indonesia sebagai bangsa yang terjajah dangan
tanpa peri kemanusiaan. Sebagai bangsa yang terjajah, maka tidak ada lagi
kemerdekaan, kebebasan dan kedaulatan dinikmati oleh bangsa Indonesia. Yang
dapat dirasakan hanyalah pemaksaan, penindasan, eksploitasi tenaga manusia,
eksploitasi kekayaan tanah air, yang semuanya hanya untuk kepentingan bangsa
penjajah. Semua sumber kekayaan rakyat dikuras habis sampai ke akar – akarnya.
Hal ini menyebabkan rakyak Indonesia di berbagai tempat mengalami
kemelaratan dan kelaparan, sehingga banyak harus makan jagung, bonggol
pisang, dan sebagainya. Penyakit kekurangan gizi merajalela. Sementara itu
rakyat pun banyak tidak mampu memiliki pakaian yang layak. Mereka banyak
yang terpaksa harus memakai pakaian dari karung goni atau baju karet.

22
B.Saran
Penderitaan rakyat selama berabad abad menjadi pelajaran yang berharga bahwa
sesungguhnya manusia memiliki hak yang sama, yaitu hak untuk hidup merdeka
dan beradab. Oleh sebab itu kita yang sudah merdeka sudah seharusnya menjalani
kemerdekaan dengan baik dan tidak merusak hidup kita sendiri.

23
DAFTAR PUSTAKA

 http://iwak-pithik.blogspot.co.id/2011/12/pengertian-kolonialisme-
dan.html
 http://arniapriani02.blogspot.co.id/p/materi-pembelajaran.html
 http://ameliani-riska.blogspot.co.id/2012/02/penjajahan-dan-
akibatnya.html
 http://japancolonialism.blogspot.co.id/2011/09/mengenang-kekejaman-
tentara-jepang-di.html
 https://id.scribd.com/document/319754466/Makalah-Kolonialisme-Dan-
Kezalimannya

24

Anda mungkin juga menyukai