Kolonialisme berasal dari kata colunus (colonia) yang berarti suatu usaha untuk untuk
mengembangkan kekuasaan suatu negara diluar wilayah negara tersebut. Kolonialisme pada
umumnya bertujuan untuk mencapai dominasi ekonomi atas sumber daya, manusia, dan
perdagangan di suatu wilayah. Wilayah koloni umumnya adalah daerah-daerah yang kaya
akan bahan mentah untuk keperluan negara yang melakukan kolonialisme.
Pengertian Imperialisme
Imperialisme adalah usaha memperluas kekuasaan suatu negara untuk menguasai negara lain.
Imperialisme dapat dibagi menjadi dua macam, yaitu imperialisme kuno dan imperialisme
modern. Imperialisme kuno berlangsung sebelum revolusi industri dan bertujuan untuk
memiliki kekayaan (gold), mencapai kejayaan (glory), dan menyebarkan agama (gospel).
Spanyol dan portugis adalah negara yang menjalankan imperialisme kuno. Sementara Inggris
merupakan negara yang menganut imperialisme modern.
1. Kolonialisme bertujuan untuk menguras habis sumber daya alam dari negara yang
bersangkutan untuk diangkut ke negara induk.
2. Imperialisme bertujuan untuk menanamkan pengaruh pada semua bidang kehidupan
negara yang bersangkutan.
Mulai tahun 1451 masehi atas perintah Ratu Isabella bangsa Spanyol
mengadakan penjelajahan samudra. Tokoh-tokoh penjelajahan samudra bangsa
Spanyol sebagai berikut :
Rute penjelajahan samudra bangsa Belanda dimulai pada tahun 1594, dipelopori
oleh Barents yang berlayar kearah kutub utara dan menemukan pulau Novaya
Zemlya. Kemudian pada tahun 1595 masehi dilanjutkan oleh Cornelis de
Houtman,
TAHUN 1596 DAN 1598 BELANDA MENDARAT DI BANTEN
PETA RUTE PENJELAJAHAN SAMUDRA
DAN MALUKU
Melalui penjelajahan samudra maka sejak tahun 1511 sampai tahun 1598
masehi bangsa-bangsa Eropa datang ke Indonesia. Adapun bangsa-bangsa
Eropa yang datang ke Indonesia adalah Portugis, Spanyol, Belanda dan Inggris.
Mereka datang ke Indonesia dengan tujuan sebagai berikut :
a. Mencari kekayaan atau gold yaitu dengan cara berdagang, mencari rempah-
rempah, menanamkan modal. Sehingga di negara-negara Asia dan Afrika
berdiri perusahaan-perusahaan swasta milik bangsa-bangsa Eropa.
1. Christopher Columbus
Pada tanggal 3 Agustus 1492, dengan menggunakan tiga buah kapal yaitu Santa
Maria, Nina, dan Pinta, Columbus mulai berlayar mencari sumber rempah-
rempah di dunia Timur.
Cortez men- duduki Mexico pada tahun 1519 dengan menaklukkan suku Indian
yaitu Kerajaan Aztec dan suku Maya di Yucatan. Pizzaro, pada tahun 1530
menaklukkan kerajaan Indian di Peru yaitu suku Inca.
Dalam suatu pertempuran melawan orang Mactan, Magelhaens gugur (27 April
1521). Akibat peristiwa itu rombongan bergegas meninggalkan Filipina
dipimpin oleh Sebastian del Cano, menuju Kepulauan Maluku
1. Barentz
Pada tahun 1594, Barentz mencari daerah Timur (Asia) melalui jalur lain yaitu
ke Utara. Perjalanan Barentz terhambat karena air laut membeku sesampainya
di Kutub Utara.
Ia berhenti di sebuah pulau yang dikenal dengan nama Pulau Novaya Zemlya,
kemudian memutuskan untuk kembali tetapi meninggal dalam perjalanan.
2. Cornelis de Houtman
Pada tahun 1595, de Houtman dengan empat buah kapal yang memuat 249
orang awak beserta 64 meriam, memimpin pelayaran mencari daerah asal
rempah- rempah ke arah Timur mengambil jalur seperti yang ditempuh
Portugis.
3. Abel Tasman
A.Kebijakan VOC
1. Menguasai pelabuhan-pelabuhan dan mendirikan benteng untuk melaksanakan monopoli
perdagangan. Pada tahun 1605 Belanda berhasil mendirikan pangklan dagang di banten, dengan
sebelumnya merebut benteng portugis di Ambon, benteng itu kemudian di sebut Benteng Victoria
2. Melaksanakan politik devide et impera (memecah dan menguasai) dalam rangka untuk menguasai
kerajaan-kerajaan di Indonesia. Apabila ada konflik internal di satu kerajaan, atau ada pertikaian
antara satu kerajaan dengan kerajaan tetangganya, Belanda membantu salah satu pihak untuk
mengalahkan lawannya, dengan imbalan yang sangat menguntungkan bagi pihak Belanda, termasuk
antara lain memperoleh sebagian wilayah yang bersama-sama dikalahkan. Dengan tipu muslihat dan
bantuan penguasa setempat, Belanda berhasil mengusir Portugis dari wilayah yang mereka kuasai di
Maluku, yang sangat kaya akan rempah-rempah, yang mahal harganya di Eropa. Contoh-contoh lain
dari politik devide et impera adalah:
. VOC berhasil membantu Sultan Haji dalam merebut Banten dari tangan Sultan Ageng Tirtayasa.
b. Dalam permusuhan antara Aru Palaka (Raja Bone) dan Hasanuddin (Sultan Makassar), VOC
membantu Aru Palaka sehingga terjadilah Perjanjian Bongaya yang menyebabkan Makassar jatuh ke
tangan VOC.
c. VOC berhasil memecah belah Mataram menjadi tiga: kasunanan, kesultanan, dan
mangkunegaran.
3. Untuk melaksanakan kekuasaannya di Indonesia yang sebelunya di pegang oleh dewan tujuh belas,
untuk membantu pemerintah belanda melaksanakan tugasnya di indonesia diangkatlan jabatan
Gubernur Jenderal VOC antara lain:
a. Pieter Both, merupakan Gubernur Jenderal VOC pertama yang memerintah tahun 1610-1614di
Ambon.
b. Jan Pieterzoon Coen, merupakan Gubernur Jenderal kedua yang memindahkan pusat VOC dari
Ambon ke Jayakarta (Batavia)Stelah sebelumnya merebut jayakarta dari tangan Wijayakrama. Pada
tanggal 30 mei 1619 J.P.Coen menghanguskan jayakarta dengan cara di bakar baru stelah itulah ia
menganti nama jayakarta menjadi Batavia. Karena letaknya strategis di tengah-tengah Nusantara
memudahkan pelayaran ke Belanda.
4. Melaksanakan sepenuhnya hak Oktroi yang diberikan pemerintah Belanda.(istimewa)
- hak monopoli
5. Membangun pangkalan/markas VOC yang semula di Banten dan Ambon, dipindah ke Jayakarta
(Batavia). Pada waktu itu dengan armada angkatan lauut dengan 18 kapal prangnya J.P. Coen
mengepung Jayakarta. Dan dalam waktu singkat Jayakarta dapat diduduki VOC. Kemudian kota
Jayakarta di bumi hanguskan tanggal 30 mei 1619.Baru stelah itulah di beri nama BATAVIA.
6. Melaksanakan pelayaran Hongi (Hongi tochten). Yakni dengan Melakukan pelayaran hongi untuk
memberantas penyelundupan. Tindakan yang dilakukan VOC adalah merampas setiap kapal
penduduk yang menjual langsung rempah-rempah kepada pedagang asing seperti Inggris, Perancis
dan Denmark. Hal ini banyak dijumpai di pelabuhan bebas Makasar.
7. Melakukan monopoli perdagangan dengan mengambil beberapa peraturan yaitu
a. Verplichte Leverantie atau Prianger Stelsel yaitu penyerahan wajib hasil bumi dengn harga yang
telah di tetapkan oleh VOC. Peraturan ini melarang rakyatnya menjual hasil bumi kedapa selain
VOC.Prianger Stelsel ( system Priangan , penyerahan wajib) dimulai tahun 1723.Masyarakat di
Priangan dikenai aturan wajib kerja menanam kopi dan menyerahkan hasilnya kepada kompeni.
Wajib kerja ini sama dengan kerja paksa / rodi, rakyat tanpa diberi upah, menderita dan miskin.
b. Contingente yaitu kewajiban bagi rakyar ntuk membayar pajak berupa hasil bumi
c. Peraturan tentang ketentuan areal dan jumlah tanaman rempah-rempah yang boleh di tanam
d. Ekstirpasi yaitu hak VOC untuk menebang tanaman rempah-rempah agar tidak terjadi kelebihan
produksi yang dapat menyebabkan harganya merosot
e. Pelayaran Hongi yaitu pelayaran dengan perahu kora-kora untuk mengawasi pelaksanaan
monopoli perdagangan VOC dan menindah pelanggarnya
B. Kekejaman Belanda
Kekejaman kaum belanda terhadap indoensia daapat kita lihat dari hal-hal sebagai berikut.
1. VOC mendominasi seluruh kekuasaan raja-raja dari kerajaan di Indonesia
2. Wilayah kerjaan terpecah belah sehingga memunculkan kerajaan baru di bawah kekuasaan VOC
3. hak octroi ( istimewa ) VOC, membuat masyarakat Indonesia menjadi miskin,
menderita
4. Untuk menguasai perdagangan rempah-rempah, ia memaksakan monopoli, terutama di Maluku.
Dalam usahanya melaksanakan monopoli, VOC menetapkan beberapa peraturan, yaitu sebagai
berikut :
Hukuman terhadap para pelanggar peraturan monopoli disebut ekstirpasi. Hukuman itu berupa
pembinasaan tanaman rempah-rempah milik petani yang melanggar monopoli, dan pemiliknya
disiksa atau bisa-bisa dibunuh. Bukan main kejamnya tindakan VOC waktu itu.
Akibatnya penderitaan rakyat memuncak. Puluhan ribu batang tanaman pala dan cengkih
dibinasakan. Ribuan rakyat disiksa, dibunuh atau dijadikan budak, bahkan wanita di jadikan sebagia
alat pemuas nafsu para perajurit belanda waktu itu. Ribuan pula rakyat yang melarikan diri
meninggalkan kampung halamannya, karena ngeri melihat kekejaman Belanda. Tidak sedikit yang
meninggal di hutan atau gunung karena kelaparan. Tanah milik rakyat yang ditinggalkan, oleh VOC
dibagi-bagikan kepada pegawainya. Karena kekejaman tersebut maka timbulah perlawanan di
berbagai daerah.
Proses dan Penyebab Kebangkrutan VOC Adapun penyebab bangkrutnya VOC diuraikan di
bawah ini. 1 Para pengurus VOC tidak lagi mementingkan kemajuan usaha dagangnya, tetapi
pengurus VOC lebih mengarah kepada memperkaya dirinya masing-masing. 2. VOC sebagai
kongsi dagang swasta yang semakin hari semakin merosot. 3. Pada tahun 1673 tercatat bahwa
VOC tidak mampu membayar deviden. 4. Kas VOC juga merosot tajam karena serangkaian
perang yang telah dilakukan VOC. 5. Pegawai dan pejabat VOC mulai hidup mewah dan
berfoya-foya. 6. Pengawasan yang lalai dan tidak berjalan secara baik.
Masa Pemerintahan Herman Willem Daendels
Letak geografis Belanda yang dekat dengan Inggris menyebabkan Napoleon Bonaparte
merasa perlu menduduki Belanda. Pada tahun 1806, Perancis (Napoleon) membubarkan
Republik Bataaf dan membentuk Koninkrijk Holland (Kerajaan Belanda). Napoleon
kemudian mengangkat Louis Napoleon sebagai Raja Belanda.
Karena Indonesia berada di bawah ancaman Inggris yang berkuasa di India, Napoleon
membutuhkan orang yang kuat dan berpengalaman militer untuk mempertahankan
jajahannya di Indonesia. Oleh karena itu, Louis Napoleon mengangkat Herman Willem
Daendels sebagai gubernur jenderal di Indonesia. Daendels mulai menjalankan tugasnya pada
tahun 1808 dengan tugas utama mempertahankan Pulau Jawa dari serangan Inggris.
1. Dewan Hindia Belanda sebagai dewan legislatif pendamping gubernur jenderal dibubarkan
dan diganti dengan Dewan Penasihat. Salah seorang penasihatnya yang cakap ialah Mr.
Muntinghe.
2. Pulau Jawa dibagi menjadi 9 prefektuur dan 31 kabupaten. Setiap prefektuur dikepalai oleh
seorang residen (prefek) yang langsung di bawah pemerintahan Wali Negara. Setiap residen
membawahi beberapa bupati.
3. Para bupati dijadikan pegawai pemerintah Belanda dan diberi pangkat sesuai dengan
ketentuan kepegawaian pemerintah Belanda. Mereka mendapat penghasilan dari tanah dan
tenaga sesuai dengan hukum adat.
Pengadilan untuk pribumi ada di setiap prefektuur dengan prefek sebagai ketua dan para
bupati sebagai anggota. Hukum ini diterapkan di wilayah kabupaten, sedangkan di wilayah
prefektuur seperti Batavia, Semarang, dan Surabaya diberlakukan hukum Eropa.
2. Pemberantasan korupsi tanpa pandang bulu, termasuk terhadap bangsa Eropa sekalipun.
Akan tetapi, Daendels sendiri malah melakukan korupsi besar-besaran dalam penjualan tanah
kepada swasta.
Dalam melaksanakan tugas utamanya untuk mempertahankan Pulau Jawa dari serangan
Inggris, Daendels mengambil langkah-langkah berikut ini.
1. Membangun jalan antara Anyer-Panarukan, baik sebagai lalu lintas pertahanan maupun
perekonomian.
2. Menambah jumlah pasukan dalam angkatan perang dari 3000 orang menjadi 20.000 orang.
3. Membangun pabrik senjata di Gresik dan Semarang. Hal itu dilakukan karena beliau tidak
dapat mengharapkan lagi bantuan dari Eropa akibat blokade Inggris di lautan.
4. Membangun pangkalan angkatan laut di Ujung Kulon dan Surabaya.
1. Rakyat dipaksa melakukan kerja paksa (rodi) untuk membangun jalan Anyer-Panarukan.
2. Perbudakkan dibiarkan berkembang.
3. Menghapus upacara penghormatan kepada residen, sunan, atau sultan.
4. Membuat jaringan pos distrik dengan menggunakan kuda pos.
Louis Napoleon sebagai Raja Belanda akhirnya menarik kembali Daendels dengan
pertimbangan Daendels telah berbuat secara optimal di Indonesia. Penarikan Daendels ke
Belanda disertai dengan pengangkatannya sebagai seorang panglima perang yang kemudian
dikirim ke medan peperangan di Russia.
Sebab Khusus
a. Dalam Perang Kemedekaan Amerika Serikat (1780),Prancis yang merupakan musuh
bebuyutan dari Inggris mengirimkan pasukan untuk membantu Amerika di bawah pimpinan
Jenderal Marquis de Lafayette,sekembalinya dari Amerika,tentara-tentara tersebut membawa
pengaruh euphoria kebebasan di Prancis.
b. Pemborosan uang negara untuk mengadakan pesta-pesta mewah di Istana Versailles oleh
Permaisuri Marie Antoinette sehingga ia sering dijuluki Madame Deficit.
Sebab Umum
a. Utang negara menumpuk sehingga untuk membayar utang tersebut,rakyat di bebani pajak
yang sangat tinggi. Kerugian karena kalah dalam “Perang Tujuh Tahun” terhadap Inggris.
b. Raja bertindak sewenang-wenang karena dapat melakukan penangkapan tanpa pengadilan
terhadap siapa saja yang dicurigai.
c. Rakyat wajib membayar tunjangan kepada Kaum Gereja,Bangsawan dan Raja.
Dari banyak faktor yang ada dan sebab-sebab terjadinya Revolusi Perancis yang paling
mendominasi adalah karena keserakahan Raja Louis XVI dan Maria Antoinette ( istri Raja
Louis XVI ), yang mempergunakan uang rakyat untuk kepentingan pribadinya. Oleh karena
itu, ketika rakyat mengetahui tindakan yang dilakukan oleh rajanya yang sewenang-wenang,
rakyat mulai memberontak dengan berbagai cara, salah satunya adalah dengan menyerbu
penjara Bastille, dan mengambil kebijakan hukuman mati berupa pemenggalan kepada Raja
Louis XVI dan istrinya Maria Antoinette. Pada saat menjelang revolusi banyak kerusuhan-
kerusuhan yang terjadi yang dilakukan oleh rakyat karena pada saat itu terjadi perebutan
kudeta antara rakyat dan rajanya.
6. Semboyan Revolusi Perancis:
a. Libertie – kebebasan
b. Egalite – persamaan
c. Fraternity- persaudara
7. Dampak Revolusi Bagi Perancis :
Bidang Politik
a. Nasionalisme menjadi diperkuat dan mencapai puncak pada masa pemerintahan Kaisar
Napoleon.
b. Undang-Undang Dasar merupakan kekuasaan tertinggi
c. Timbulnya pengertian republik. Mula-mula revolusi Perancis bersifat liberal (1789-1792),
kemudian bersifat radikal (1792-1795). Dalam masa radikal inilah pemerintahan disusun
secara republik. Pemerintahan raja dianggap dianggap kurang tepat karena secara turun
temurun. Timbullah ide republik yang kepala negara dipilih oleh rakyat.
d. Timbulnya ide tentang aksi revolusioner, yaitu penggunaan kekuatan rakyat dalam revolusi.
e. Menyadarkan rakyat menuntut kebebasan, menentang kekuasaan asing, memunculkan
semangat nasionalisme, dan keinginan membentuk Negara berkedaulatan rakyat.
f. Berkembangnya paham demokrasi modern.
g. Aksi revolusioner untuk menggulingkan absolutisme raja.
Bidang Ekonomi
a. Kapitalisme berkembang karena yang berkuasa adalah golongan borjuis.
b. Petani menjadi pemilik tanah, bukan lagi penyewa tanah.
c. Penghapusan sistem pajak feodal.
d. Penghapusan gilde dan berkembang perdagangan bebas.
e. Timbulnya industri besar. Hal ini dimungkinkan karena Napoleon banyak memberi subsidi
pada industri-industri besar.
f. Sistem monopoli dihapuskan.
g. Susunan masyarakat baru.
h. Pendidikan merata bagi setiap golongan.
i. Lahirnya Code Napoleon sebagai cikal bakal hukum modern
Bidang Sosial
a. Dihapuskannya feodalisme.
b. Adanya susunan masyarakat yang baru, yakni : petani, buruh, golongan pertengahan, dan
kapitalis.
c. Terciptanya bangsawan baru dalam masyarakat bukan karena keturunan, tapi karena berjasa
pada negara.
d. Pendidikan dan pengajaran yang merata untuk semua lapisan masyarakat.
8. Dampak Revolusi Perancis Bagi Dunia Internasional
Bidang Politik
a. Tersebarnya paham Liberalisme
b. Meluasnya paham demokrasi
c. Meluasnya paham Nasionalisme
d. Berkembangnya gerakan Revolusioner
e. Semboyan Revolusi Perancis “Liberte, Egalite, Fraternite” (Kebebasan, Persamaan,
Persaudaraan) menggema ke berbagai negara Eropa dan menjadi spirit dalam melawan raja-
raja absolut.
f. Nasionalisme di Eropa timbul sebagai akibat tindakan sewenang-wenang Napoleon terhadap
negara-negara Eropa yang hampir seluruhnya berhasil dikuasai.
Bidang Ekonomi
a. Industri timbul di Eropa
b. Perdagangan beralih dari daerah pantai menuju ke pedalaman
c. Inggris kehilangan pasar di Eropa karena Napoleon menjalankan stategi politik Kontinental
Bidang Sosial
a. Penghapusan feodalisme
b. Pendidikan secara merata untuk semua lapisan masyarakat
c. Pengakuan terhadap HAM
d. Berkembangnya Ide Supermasi Hukum UUD merupakan kekuasaan tertinggi. Pada masa
pemerintahan Raja Louis XVI dan pemerintah sebelumnya. Hukum yang berlaku di Perancis
diberlakukan sama pada setiap orang dan daerah, karena adanya hak-hak istimewa dan tradisi
yang berbeda diseragamkan pada setiap orang dan daerah. Untuk itu Napoleon menyusun
kitab UUD yang disebut Code Civil yang kemudian menjadi Code Napoleon.
1. Munculnya Ide Pemerintahan Republik Dianggap kurang tepat karena pergantian kekuasaan
secara turun temurun tidak menjamin kualitas seorang kepala negara. Oleh karena itu perlu
dibentuk pemerintah republik dengan kepala negara dipilih langsung oleh rakyat.
2. Berkembangnya Paham Demokrasi.
Paham ini muncul sebagai dampak dari pengakuan terhadap hak-hak asasi manusia,
terutama kebebasan dan persaman hak antar manusia.
9. Terjadinya Perang Revolusi Perancis
Tanggal 14 Juli 1789 merupakan puncak kemarahan rakyat yang ditandai dengan
penyerbuan dan sekaligus meluluhlantahkan penjara Bastille. Hari itu pula merupakan awal
dimulainya revolusi Perancis, yang kelak juga menjadi inspirasi revolusi di sejumlah negara
Eropa dan juga revolusi industri. Sebuah era yang menandai hidupnya demokratisasi dalam
segala sendi kehidupan. Bastille seakan menjadi hakim yang mewakili ketimpangan sosial.
Revolusi di Perancis tak bisa dilepaskan dari sosok Napoleon Bonaparte. Ia terlahir dari
keluarga bangsawan, pada tanggal 15 Agustus 1769 di sebuah pulau bernama Corsica.
Kecerdasannya, membuat ia melesat cepat di dunia militer. Hampir seluruh daratan Eropa
berada dalam genggamannya.
Politik, masa menjelang revolusi membawa Perancis secara tak terelakkan ke arah perang
terhadap Austria dan sekutu-sekutunya. Sang Raja, kelompok Feuillant, dan Girondin
khususnya menginginkan perang. Mereka mengharapkan perang akan menaikkan
popularitasnya, mereka juga meramalkan kesempatan untuk memanfaatkan tiap kekalahan,
yang hasilnya akan membuatnya lebih kuat. Kelompok Girondin ingin menyebarkan revolusi
ke seluruh Eropa. Hanya beberapa Jacobin radikal yang menentang perang, lebih memilih
konsolidasi dan mengembangkan revolusi di dalam negeri. Kaisar Austria Leopold II,
saudara Marie Antoinette berharap menghindari perang, namun ia meninggal pada tanggal 1
Maret 1792. Perancis menyatakan perang kepada Austria (20 April 1792). Prusia bergabung
di pihak Austria beberapa minggu kemudian, maka sejak itu perang Revolusi Perancis telah
dimulai.
Setelah pertempuran kecil sebagai awal berlangsungnya perang sengit untuk Perancis,
maka pertempuran militer yang berarti pada perang itu terjadi dengan adanya Pertempuran
Valmy yang terjadi antara Perancis dan Prusia (20 September 1792). Meski hujan lebat
menghambat revolusi, namun artileri Perancis membuktikan keunggulannya. Namun, sejak
masa itu, Perancis menghadapi huru-hara dan monarki telah menjadi sebagai masa lalu.
10. Berakhirnya Revolusi Perancis
Kemudian Revolusi Perancis berhasil ditaklukkan oleh Napoleon Bonaparte, kemudian
Napoleon di angkat menjadi kaisar Perancis. Revolusi berhasil menguasai istana, pada
tanggal 16 Januari 1793 M. Raja Louis XVI dipenggal dengan pisau Guillotine, kemudian
menyusul Maria Antoinette. Perancis di bawah pemerintahan revolusioner membentuk
negara, dengan tentara milisi dipimpin Napoleon Bonnaparte yang bersemboyan liberte,
egalite, dan fraternette ( yang diabadikan pada warna bendera biru-putih-merah ), sementara
itu rakyat terus mengobarkan revolusi, mereka menyanyikan lagu Merseillaise (menjadi lagu
nasional sekarang).
Dalam perjalanan revolusi, Napoleon Bounaparte menjadi “sang Penyelamat”,
menyelamatkan Perancis dari gempuran negara-negara berkoalisi, bahkan oleh rakyat
kemudian beliau diangkat menjadi kaisar.
Pada perang koalisi VI, tahun 1814, Perancis dikalahkan oleh pasukan koalisi dan
Napoleon dibuang ke pulau Elba. Pada tahun 1815 Napoleon meloloskan diri dan terjadi
perang koalisi ke VII, akhirnya Perancis dapat dikalahkan kembali dan Napoleon dibuang ke
pulau St. Helena.
Revolusi Perancis membawa pengaruh yang sangat luas , secara politis lahirnya paham-
paham baru seperti liberalisme, demokrasi, dan nasionalisme sebagai perkembangan dari
semboyan revolusi liberte, egalite, dan fraternette. Secara ekonomis, penghapusan sistem
ekonomi feodalis, terjadinya industrialisasi di Eropa akibat blockade ekonomi Inggris oleh
Napoleon, dan Inggris kehilangan pasar di Eropa. Revolusi Perancis tidak hanya membawa
pengaruh besar di daratan Eropa tetapi juga telah meluas ke berbagai benua hingga ke
Indonesia.
kebijakan Daendels:
1. merombak sistem pemerintahan feodal dan menggantinya dengan sistem pemerintahan mdern.
rakyat dalam pemerintahan ini memegang kedaulatan tertinggi (pemerintahan liberal), dan bupati
menjadi pegawai yang gajinya ditentukan.
2. raja-raja jawa(surakarta/solo dan yogyakarta) dinyatakan sebagai bawahan.
3. membentuk pengadilan keliling dan peradilan pribumi.
4. membrantas korupsi dan penyelewengan dalam pemungutan dan penyerahan wajib pajak.
5. menjadikan para bangsawan atau penguasa lokal sebagai aparat atau pegawai pemerintah.
Sejak awal abad ke-19, pemerintah Belanda mengeluarkan biaya yang sangat besar
untuk membiayai peperangan, baik di Negeri Belanda sendiri (pemberontakan
Belgia) maupun di Indonesia (terutama perlawanan Diponegoro) sehingga Negeri
Belanda harus menanggung hutang yang sangat besar.
Oleh karena itu, yang perlu dilakukan ialah mengerahkan tenaga rakyat jajahan
untuk melakukan penanaman tanaman yang hasil-hasilnya dapat laku di pasaran
dunia secara paksa. Setelah tiba di Indonesia (1830) Van den Bosch menyusun
program sebagai berikut.
Sistem tanam paksa yang diajukan oleh Van den Bosch pada dasarnya merupakan
gabungan dari sistem tanam wajib (VOC) dan sistem pajak tanah (Raffles) dengan
ketentuan-ketentuan sebagai berikut.
1) Penduduk desa yang punya tanah diminta menyediakan seperlima dari tanahnya
untuk ditanami tanaman yang laku di pasaran dunia.
2) Tanah yang disediakan bebas dari pajak.
3) Hasil tanaman itu harus diserahkan kepada pemerintah Belanda. Apabila
harganya melebihi pembayaran pajak maka kelebihannya akan dikembalikan kepada
petani.
4) Waktu untuk menanam tidak boleh melebihi waktu untuk menanam padi.
5) Kegagalan panenan menjadi tanggung jawab pemerintah.
6) Wajib tanam dapat diganti dengan penyerahan tenaga untuk dipekerjakan di
pengangkutan, perkebunan, atau di pabrik-pabrik selama 66 hari.
7) Penggarapan tanaman di bawah pengawasan langsung oleh kepala-kepala
pribumi, sedangkan pihak Belanda bertindak sebagai pengawas secara umum.
1) Tanah yang disediakan melebihi 1/5, yakni 1/3 bahkan 1/2, malah ada seluruhnya,
karena seluruh desa dianggap subur untuk tanaman wajib.
2) Kegagalan panen menjadi tanggung jawab petani.
3) Tenaga kerja yang semestinya dibayar oleh pemerinah tidak dibayar.
4) Waktu yang dibutuhkan tenyata melebihi waktu penanaman padi.
5) Perkerjaan di perkebunan atau di pabrik, ternyata lebih berat daripada di sawah.
6) Kelebihan hasil yang seharusnya dikembalikan kepada petani, ternyata tidak
dikembalikan.
Pelaksanaan sistem tanam paksa banyak menyimpang dari aturan pokoknya dan
cenderung untuk mengadakan eskploitasi agraris semaksimal mungkin. Oleh karena
itu, sistem tanam paksa menimbulkan akibat sebagai berikut.
2) Bagi Belanda.
Apabila sistem tanam paksa telah menimbulkan malapetaka bagi bangsa Indonesia,
sebaliknya bagi bangsa Belanda ialah sebagai berikut:
1) Golongan Pengusaha
Golongan ini menghendaki kebebasan berusaha. Mereka menganggap bahwa tanam
paksa tidak sesuai dengan ekonomi liberal.
Sesuai dengan tuntutan kaum liberal maka pemerintah kolonial segera memberikan
peluang kepada usaha dan modal swasta untuk menanamkan modal mereka dalam
berbagai usaha di Indonesia, terutama perkebunan-perkebunan di Jawa dan di luar
Jawa. Selama periode tahun 1870–1900 Indonesia terbuka bagi modal swasta Barat.
Itu sebabnya zaman itu sering disebut zaman Liberal. Selama masa Liberal, kaum
swasta Barat aktif membuka perkebunan-perkebunan seperti, kopi, teh, gula, dan
kina yang cukup besar di Jawa dan Sumatra Timur.
Dalam Undang-Undang Agraria juga telah disebutkan bahwa tanah yang boleh
disewa digolongkan menjadi dua macam.
1) Tanah milik negara, yaitu tanah-tanah yang tidak secara langsung menjadi milik
penduduk pribumi ( di luar wilayah desa). Tanah ini dapat disewa selama 75 tahun.
2) Tanah milik penduduk pribumi, misalnya sawah, ladang, dan yang sejenis yang
dimiliki langsung oleh penduduk desa. Tanah ini dapat disewa dalam jangka waktu 5
tahun atau sampai dengan 30 tahun.
Harapan kaum liberal untuk membuka tanah jajahan bagi perkembangan ekonomi
Hindia Belanda ternyata dapat tercapai. Perkebunan gula, kopi, tembakau, dan
tanaman-tanaman perdagangan lainnya diusahakan secara luas dan meningkat
secara cepat. Untuk memperlancar perkembangan produksi tanaman ekspor maka
pemerintah membangun waduk-waduk dan saluran-saluran irigasi.
Selain irigasi juga dibangun jalan-jalan raya, jembatan-jembatan, dan jalan kereta
api. Pembangunan jalan dimaksudkan untuk menunjang kelancaran pengangkutan
hasil-hasil perusahaan perkebunan dari daerah pedalaman ke daerah pantai atau
pelabuhan yang kemudian diteruskan ke luar.
Pada akhir abad ke-19, muncullah kritik-kritik tajam yang ditujukan kepada
pemerintah Hindia Belanda akibat praktik liberalisme yang gagal memperbaiki nasib
kehidupan rakyat Indonesia. Para pengkritik menganjurkan untuk memperbaiki
nasib rakyat Indonesia.
Kebijaksanaan ini didasarkan atas anjuran Mr. C. Th. Van Deventer yang menuliskan
buah pikirannya dalam majalah De Gids (perinstis/pelopor) dengan judul Een
Ereschuld (Berhutang Budi) sehingga dikenal dengan nama politik etis atau politik
balas budi. Gagasan Van Deventer terkenal dengan nama Trilogi Van Deventer yang
isinya sebagai berikut.
Undang-Undang Agraria 1870 (bahasa Belanda: Agrarische Wet 1870) diberlakukan pada tahun 1870
oleh Engelbertus de Waal (menteri jajahan) sebagai reaksi atas kebijakan pemerintah Hindia Belanda
di Jawa. Latar belakang dikeluarkannya Undang-Undang Agraria (Agrarische Wet) antara lain karena
kesewenangan pemerintah mengambil alih tanah rakyat. Politikus liberal yang saat itu berkuasa di
Belanda tidak setuju dengan Tanam Paksa di Jawa dan ingin membantu penduduk Jawa sambil
sekaligus keuntungan ekonomi dari tanah jajahan dengan mengizinkan berdirinya sejumlah
perusahaan swasta.
UU Agraria memastikan bahwa kepemilikan tanah di Jawa tercatat. Tanah penduduk dijamin
sementara tanah tak bertuan dalam sewaan dapat diserahkan. UU ini dapat dikatakan mengawali
berdirinya sejumlah perusahaan swasta di Hindia Belanda.
UU Agraria sering disebut sejalan dengan Undang-Undang Gula 1870, sebab kedua UU itu
menimbulkan hasil dan konsekuensi besar atas perekonomian di Jawa.