Anda di halaman 1dari 24

Pengertian Kolonialisme

Kolonialisme berasal dari kata colunus (colonia) yang berarti suatu usaha untuk untuk
mengembangkan kekuasaan suatu negara diluar wilayah negara tersebut. Kolonialisme pada
umumnya bertujuan untuk mencapai dominasi ekonomi atas sumber daya, manusia, dan
perdagangan di suatu wilayah. Wilayah koloni umumnya adalah daerah-daerah yang kaya
akan bahan mentah untuk keperluan negara yang melakukan kolonialisme.

Pengertian Imperialisme
Imperialisme adalah usaha memperluas kekuasaan suatu negara untuk menguasai negara lain.
Imperialisme dapat dibagi menjadi dua macam, yaitu imperialisme kuno dan imperialisme
modern. Imperialisme kuno berlangsung sebelum revolusi industri dan bertujuan untuk
memiliki kekayaan (gold), mencapai kejayaan (glory), dan menyebarkan agama (gospel).
Spanyol dan portugis adalah negara yang menjalankan imperialisme kuno. Sementara Inggris
merupakan negara yang menganut imperialisme modern.

Perbedaan kolonialisme dan imperialisme

1. Kolonialisme bertujuan untuk menguras habis sumber daya alam dari negara yang
bersangkutan untuk diangkut ke negara induk.
2. Imperialisme bertujuan untuk menanamkan pengaruh pada semua bidang kehidupan
negara yang bersangkutan.

Persamaan kolonialisme dan imperialisme


Persamaan kolonialisme dan imperialisme adalah akan membuat negara penjajah menjadi
makmur, sementara yang dijajah semakin menderita.

Di dalam sejarah bangsa-bangsa di dunia dikenal adanya masa penjelajahan samudra.


Aktivitas penjelajahan samudra ini dalam rangka untuk menemukan dunia baru. Dunia baru
yang dimaksud waktu itu pada mulanya adalah wilayah atau bagian dunia yang ada di sebelah
timur (timurnya Eropa sebagai penghasil rempah-rempah). Daerah yang menghasilkan
rempah-rempah itu tidak lain adalah Nusantara. Namun dalam konteks penemuan dunia baru
itu kemudian tidak hanya Kepulauan Nusantara saja tetapi juga daerah-daerah lain yang
ditemukan oleh orang Eropa pada periode penjelajahan samudra, misalnya Amerika dan
daerah-daerah lain di Asia.
Rempah-rempah adalah komoditas perdagangan yang sangat laris di Eropa. Dan
Indonesia terkenal sebagai kepulauan penghasil rempah-rempah. Kemudian bagaikan
memburu mutiara dari timur orang-orang Eropa berusaha datang ke Kepulauan Nusantara
untuk mendapatkan rempah-rempah. Tujuan Bangsa Barat yang tadinya hanya ingin
melakukan penjelajahan samudra karena motivasi untuk menemukan dunia baru berubah
bukan hanya sekedar motivasi lagi, tetapi juga muncul nafsu untuk menguasai dunia baru itu
demi memperoleh keuntungan ekonomi dan kejayaan politik.
Namun pada intinya, kedatangan bangsa Barat ke Indonesia dilatarbelakangi oleh
peristiwa jatuhnya Konstantinopel di kawasan laut tengah pada tahun 1453. Konstantinopel
adalah ibukota Kekaisaran Romawi Timur yang merupakan pelabuhan transit perdagangan
antara Asia dan Eropa. Semenjak kejatuhannya, jalur perdagangan antara Eropa dan Asia
Timur di kawasan Laut Tengah terputus. Rempah-rempah yang menjadi faforit di Eropa tidak
tersedia lagi. Para pedagang terpaksa mencari jalur lain ke sumber rempah-rempah dan hal
tersebut membawa bangsa Eropa ke Indonesia.
Selain itu, serangkaian penemuan di bidang teknologi juga merupakan faktor penting
untuk melakukan pelayaran bagi bangsa-bangsa barat menuju tanah Hindia/Kepulauan
Nusantara. Sementara itu semangat dan dorongan untuk melanjutkan perang salib disebut-
sebut juga ikut mendorong kedatangan bangsa-bangsa Barat ke Indonesia. Hal-hal tersebutlah
yang kemudian menjadi latar belakang dan tujuan datangnya Bangsa Barat ke Indonesia.

PETA PENJELAJAHAN SAMUDRA


1. Penjelajahan samudra bangsa Spanyol

Mulai tahun 1451 masehi atas perintah Ratu Isabella bangsa Spanyol
mengadakan penjelajahan samudra. Tokoh-tokoh penjelajahan samudra bangsa
Spanyol sebagai berikut :

1. Christophorus Columbus (1451-1506)

2. Ferdinand Magelhaens (1480-1521)

3. Juan Sebastian del Cano (1480-1522)

Rute penjelajahan samudra Christophorus Columbus dimulai dari kota Lisbon


berlayar kearah barat menyeberangi samudra Atlantik. Pada tahun 1492 berhasil
menemukan benua Amerika. Pada tahun 1519 dilanjutkan Ferdinand
Magelhaens dan Juan Sebastian del Cano dengan menempuh rute yang pernah
dilalui oleh Christophorus Columbus. Pada tahun 1521 sampai dikepulauan
Massava (sekarang Filipina). Setelah Ferdinand Magelhaens meninggal,
pelayaran dilanjutkan oleh Juan Sebastian del Cano dari Filipina menuju arah
selatan, maka sampailah dikepulauan Maluku tahun 1522 masehi.

Dengan demikian di Maluku terjadi persaingan dagang antara bangsa Portugis


dengan bangsa Spanyol. Untuk menghindari persaingan tersebut maka pada
tahun 1528 masehi dikota Saragosa (Spanyol) diadakan perjanjian. Isi
perjanjian tersebut bahwa Portugis tetap melanjutkan perdagangannya di
Maluku. Sedangkan Spanyol melanjutkan kegiatan dagangnnya di kepulauan
Massava di Filipina.

1. Penjelajahan samudra bangsa Belanda


BELANDA PADA TAHUN 1596 MENDARAT DI BANTEN

Pada tahun 1580 Spanyol melarang orang-orang Belanda membeli rempah-


rempah di pelabuhan Lisabon. Karena dirugikan oleh Spanyol, maka orang-
orang Belanda melakukan penjelajahan untuk mencari jalan kepusat penghasil
rempah-rempah. Tokoh-tokoh penjelajahan samudra bangsa Belanda antara lain
:

1. Barents (1594 masehi)

2. Cornelis de Houtman (1595 masehi)

Rute penjelajahan samudra bangsa Belanda dimulai pada tahun 1594, dipelopori
oleh Barents yang berlayar kearah kutub utara dan menemukan pulau Novaya
Zemlya. Kemudian pada tahun 1595 masehi dilanjutkan oleh Cornelis de
Houtman,
TAHUN 1596 DAN 1598 BELANDA MENDARAT DI BANTEN
PETA RUTE PENJELAJAHAN SAMUDRA

DAN MALUKU

menempuh jalur pelayaran bangsa Portugis. Setelah melewati semenanjung


Harapan, samudra Hindia dan selat Malaka, rombongan Cornelis de Houtman
sampai di pelabuhan Banten pada tahun 1596 masehi. Dari Banten Cornelis de
Houtman melanjutkan pelayarannya kearah Indonesia bagian timur, untuk
memperoleh rempah-rempah. Mereka singgah di Madura, Bali, kemudian
berlayar kearah utara sehingga sampai di kepulauan Maluku pada tahun 1598
masehi.
C. DE HOUTMAN

1. 2. Cara-cara yang digunakan oleh bangsa Eropa untuk mencapai tujuan.

Melalui penjelajahan samudra maka sejak tahun 1511 sampai tahun 1598
masehi bangsa-bangsa Eropa datang ke Indonesia. Adapun bangsa-bangsa
Eropa yang datang ke Indonesia adalah Portugis, Spanyol, Belanda dan Inggris.
Mereka datang ke Indonesia dengan tujuan sebagai berikut :

a. Mencari kekayaan atau gold yaitu dengan cara berdagang, mencari rempah-
rempah, menanamkan modal. Sehingga di negara-negara Asia dan Afrika
berdiri perusahaan-perusahaan swasta milik bangsa-bangsa Eropa.

b. Mencari kejayaan atau glory yaitu dengan cara menguasai negara-negara


dibenua Asia dan Afrika.

c. Menyebarkan agama Nasrani atau gospel ke negara-negara di Asia dan


Afrika, serta melanjutkan perang Salib terhadap orang-orang Islam.

Agar tujuan tersebut diatas dapat tercapai, maka bangsa-bangsa Eropa


melakukan upaya-upaya sebagai berikut :

1. Melaksanakan politik monopoli dagang di Indonesia, dengan maksud agar


bangsa-bangsa Eropa dapat menguasai serta mengendalikan kegiatan ekonomi
dan perdagangan di Indonesia. Untuk itu maka bangsa-bangsa Eropa
membentuk kongsi atau perusahaan perdagangan. Contohnya adalah Verenigde
oost Indische Copagnie (VOC) merupakan kongsi dagang milik orang-orang
Belanda.

2. Melaksanakan politik Devide Et Impera atau politik adu domba. Untuk


menguasai wilayah Indonesia maka bangsa-bangsa Eropa mengadu domba
rakyat Indonesia. Contoh pemerintah VOC Belanda mengadu domba Sultan
Ageng Tirtaya dari kerajaan Banten dengan putranya yaitu Sultan Haji.

3. MengEropakan bangsa Indonesia, maksudnya kondisi politik, ekonomi, sosial


dan budaya yang ada di Indonesia diganti seperti kondisi yang ada di negara-
negara Eropa. Contohnya kota Jakarta pada masa pemerintahan VOC Belanda
diganti menjadi Batavia, karena di Belanda ada negara bagian yang namanya
Republik Batav.

4. Di Indonesia bangsa-bangsa Eropa membentuk pemerintah jajahan atau


kolonial. Dengan tujuan agar dapat mengendalikan seluruh kegiatannya
di Indonesia. Disamping itu juga membangun kekuatan militer untuk
mempertahankan kekuasaannya di Indonesia. Contohnya adalah “
Pemerintahan VOC Belanda yang dipimpin oleh Gubernur Jendral.”
PELOPOR PENJELAJAHAN SAMUDRA :
A. Portugis
1. Bartolomeos Diaz 1486
Bertolak dari Lisabon (Portugis),bergerak kearah selatan menyusuri pantai barat
Afrika,sampai di ujung selatan benua Afrika, yang kemudian diberi nama
Tanjung Harapan, kemudian Bartolomeos Diaz kembali lagi ke Portugis karena
ada gelombang/badai yang besar.
2. Vasco da Gama 1498
Bertolak deri Lisabon,kearah selatan menyusuri pantai barat Afrika,sampai di
ujung selatan benua Afrika, kemudian melanjutkan perjalanan sampai di Calicut
India.
3. Alfonso D’Albuquerque
Berhasil menaklukan Malaka tahun 1511.
Kemudian Maluku jatuh ke tangan Portugis 1512.
B. Spanyol
1. Christophorus Colombus (1492)
Bertolak dari Spanyol kearah barat,mengarungi samudra Atlantik, sampai di
kepulauan Bahama (Karibia), dia mengira telah sampai di Hindia, maka
peduduk pulau tersebut diberi nama Indian.
2. Expedisi Magellan-Canno (1521)
Bertolak dari Spanyol kearah barat mengarungi samudra Atlantik, menyusuri
pantai timur Amerika, sampai diujung selatan benua Amerika, kemudian
mengarungi samudra Pasifik yang sangat luas dan tenang, sampai di Massava
(Pilifina), disana Ferdinand Magellan tewas oleh orang Mactan, kemudian sisa
pasukan di bawah pimpinan Yuan Sebastian Del Canno melanjutken perjalanan
ke Kalimantan, Maluku, dan pulang ke Spanyol lewat Tanjung Harapan.
Dasar / landasan yang dipakai dalam penjelajahan samudra adalah Perjanjian
Tordesillas (Paus Alexander VI),Yang berisi pembagian wilayah/arah
penjelajahan samudra, Portugis kearah Timur, Spanyol kearah Barat.
Akibat bertemunya Portugis dan Spanyol di Maluku, maka muncul perjanjian
SARAGOSA 1526 yang isinya: Pembagian wilayah operasional perdagangan,
Portugis di Maluku, sedangkan Spanyol di Filipina.
C. Belanda
Jalur pelayaran Belanda tidak sama dengan Portugis karena
ada petunjuk jalan dari Jan Huygen Van Liscoten, mantan pelaut Belanda yang
bekerja pada Portugis.
1. Cornelis de Houtman (1596),menempuh perjalanan Ke Tanjung Harapan,
kemudian dilanjutkan sampai di Banten. Kedatangannya ditolak oleh rakyat
Banten karena Cornelis de Houtman bersikap kasar dan sombong.
2. Jacob Van Neck (1598),kedatangannya disambut baik oleh rakyat Banten.
Tokoh Penjelajahan Samudera Bangsa Spanyol

1. Christopher Columbus

Pada tanggal 3 Agustus 1492, dengan menggunakan tiga buah kapal yaitu Santa
Maria, Nina, dan Pinta, Columbus mulai berlayar mencari sumber rempah-
rempah di dunia Timur.

Setelah berlayar lebih dari 2 bulan mengarungi Samudra Atlantik, sampailah


Columbus di Pulau Guanahani yang terletak di Kepulauan Bahama, Karibia. Ia
merasa telah sampai di Kepulauan Hindia Timur yang merupakan sumber
rempah-rempah. Ia menamai penduduk asli di kawasan itu sebagai Indian.
Selanjutnya Kepulauan Bahama dikenal sebagai Hindia Barat.

Columbus bersama seorang penyelidik bernama Amerigo Vespucci antara


tahun 1492 – 1504, berlayar terhitung 4 kali. Mereka menemukan benua baru
yang diberi nama Amerika. Jadi penemu Benua Amerika adalah Christopher
Columbus.

2. Cortez dan Pizzaro

Sejak Columbus menemukan benua Amerika, menyusul pelaut-pelaut Spanyol


seperti Cortez dan Pizzaro.

Cortez men- duduki Mexico pada tahun 1519 dengan menaklukkan suku Indian
yaitu Kerajaan Aztec dan suku Maya di Yucatan. Pizzaro, pada tahun 1530
menaklukkan kerajaan Indian di Peru yaitu suku Inca.

3. Ferdinand Magelhaens (Magellan)

Pada tanggal 10 Agustus 1519, Magelhaens berlayar ke Barat didampingi oleh


Kapten Juan Sebastian del Cano (Sebastian del Cano) dan seorang penulis dari
Italia yang bernama Pigafetta. Penulis inilah yang mengisahkan perjalanan
Magelhaens - del Cano mengelilingi dunia yang membuktikan bahwa bumi itu
bulat seperti bola.

Pada tahun 1520, setelah menyeberangi Samudra Pasifik, sampailah rombongan


Magelhaens di Kepulauan Massava. Kepulauan ini kemudian diberi nama
Filipina, mengambil nama Raja Spanyol, Philips II.

Dalam suatu pertempuran melawan orang Mactan, Magelhaens gugur (27 April
1521). Akibat peristiwa itu rombongan bergegas meninggalkan Filipina
dipimpin oleh Sebastian del Cano, menuju Kepulauan Maluku

Magelhaens dianggap sebagai orang besar dalam dunia pelayaran karena


menjadi orang yang pertama kali berhasil mengelilingi dunia. Raja Spanyol
memberi hadiah sebuah tiruan bola bumi. Pada tiruan bola bumi itu dililitkan
pita bertuliskan ‘Engkaulah yang pertama kali mengitari diriku’
Tokoh Penjelajahan Samudera Bangsa Belanda

1. Barentz

Pada tahun 1594, Barentz mencari daerah Timur (Asia) melalui jalur lain yaitu
ke Utara. Perjalanan Barentz terhambat karena air laut membeku sesampainya
di Kutub Utara.

Ia berhenti di sebuah pulau yang dikenal dengan nama Pulau Novaya Zemlya,
kemudian memutuskan untuk kembali tetapi meninggal dalam perjalanan.

2. Cornelis de Houtman

Pada tahun 1595, de Houtman dengan empat buah kapal yang memuat 249
orang awak beserta 64 meriam, memimpin pelayaran mencari daerah asal
rempah- rempah ke arah Timur mengambil jalur seperti yang ditempuh
Portugis.

Pada tahun 1596 Cornelis de Houtman bersama rombongan sampai di Indonesia


dan mendarat di Banten

3. Abel Tasman

Abel Tasman berlayar mencapai perairan di sebelah Tenggara Australia. Pada


tahun 1642 ia menemukan sebuah pulau yang kemudian dikenal dengan nama
Pulau Tasmania.

Tujuan dibentuknya VOC adalah :


a. Menghindari persaingan tidak sehat diantara sesame pedagang Belanda.
b. Memperkuat posisi Belanda dalam menghadapi persaingan dengan pedagang dari bangsa lain.
c. Membantu dana pemerintah Belanda yang sedang berjuang menghadapi konflik dengan Spanyol.
Kekuatan VOC adalah strategi dagang dan system pengorganisasian yang rapi. Sumber dana VOC
berasal dari 6 kota pelabuhan di Belanda. Perwakilan tersebut dinamakan Heeren XVII (tuan-tuan
Ketujuh Belas) yang terdiri 8 perwakilan kota-kota pelabuhan dagang. VOC berkewajiban
melaporkan hasil keuntungan dagangnya kepada Staten Generaal (Parlemen Belanda).

Kebijakan Dan Kekejaman VOC


Posted on 12.27 by Ressa rizma

A.Kebijakan VOC
1. Menguasai pelabuhan-pelabuhan dan mendirikan benteng untuk melaksanakan monopoli
perdagangan. Pada tahun 1605 Belanda berhasil mendirikan pangklan dagang di banten, dengan
sebelumnya merebut benteng portugis di Ambon, benteng itu kemudian di sebut Benteng Victoria

2. Melaksanakan politik devide et impera (memecah dan menguasai) dalam rangka untuk menguasai
kerajaan-kerajaan di Indonesia. Apabila ada konflik internal di satu kerajaan, atau ada pertikaian
antara satu kerajaan dengan kerajaan tetangganya, Belanda membantu salah satu pihak untuk
mengalahkan lawannya, dengan imbalan yang sangat menguntungkan bagi pihak Belanda, termasuk
antara lain memperoleh sebagian wilayah yang bersama-sama dikalahkan. Dengan tipu muslihat dan
bantuan penguasa setempat, Belanda berhasil mengusir Portugis dari wilayah yang mereka kuasai di
Maluku, yang sangat kaya akan rempah-rempah, yang mahal harganya di Eropa. Contoh-contoh lain
dari politik devide et impera adalah:
. VOC berhasil membantu Sultan Haji dalam merebut Banten dari tangan Sultan Ageng Tirtayasa.

b. Dalam permusuhan antara Aru Palaka (Raja Bone) dan Hasanuddin (Sultan Makassar), VOC
membantu Aru Palaka sehingga terjadilah Perjanjian Bongaya yang menyebabkan Makassar jatuh ke
tangan VOC.

c. VOC berhasil memecah belah Mataram menjadi tiga: kasunanan, kesultanan, dan
mangkunegaran.
3. Untuk melaksanakan kekuasaannya di Indonesia yang sebelunya di pegang oleh dewan tujuh belas,
untuk membantu pemerintah belanda melaksanakan tugasnya di indonesia diangkatlan jabatan
Gubernur Jenderal VOC antara lain:
a. Pieter Both, merupakan Gubernur Jenderal VOC pertama yang memerintah tahun 1610-1614di
Ambon.
b. Jan Pieterzoon Coen, merupakan Gubernur Jenderal kedua yang memindahkan pusat VOC dari
Ambon ke Jayakarta (Batavia)Stelah sebelumnya merebut jayakarta dari tangan Wijayakrama. Pada
tanggal 30 mei 1619 J.P.Coen menghanguskan jayakarta dengan cara di bakar baru stelah itulah ia
menganti nama jayakarta menjadi Batavia. Karena letaknya strategis di tengah-tengah Nusantara
memudahkan pelayaran ke Belanda.
4. Melaksanakan sepenuhnya hak Oktroi yang diberikan pemerintah Belanda.(istimewa)
- hak monopoli

- hak untuk membuat uang

- hak nutuk mendirikan benteng

-hak untuk melaksanakan perjanjian dengan kerajaan di Indonesia,

- Hak untuk mengangkat dan memberhentikan pegawai

-hak untuk memilki tentara dan mempertahankan diri

-hak untuk menyatakan perang dan damai

-hak untuk mengangkat dan memberhentikan penguasa-penguasa setempat

5. Membangun pangkalan/markas VOC yang semula di Banten dan Ambon, dipindah ke Jayakarta
(Batavia). Pada waktu itu dengan armada angkatan lauut dengan 18 kapal prangnya J.P. Coen
mengepung Jayakarta. Dan dalam waktu singkat Jayakarta dapat diduduki VOC. Kemudian kota
Jayakarta di bumi hanguskan tanggal 30 mei 1619.Baru stelah itulah di beri nama BATAVIA.
6. Melaksanakan pelayaran Hongi (Hongi tochten). Yakni dengan Melakukan pelayaran hongi untuk
memberantas penyelundupan. Tindakan yang dilakukan VOC adalah merampas setiap kapal
penduduk yang menjual langsung rempah-rempah kepada pedagang asing seperti Inggris, Perancis
dan Denmark. Hal ini banyak dijumpai di pelabuhan bebas Makasar.
7. Melakukan monopoli perdagangan dengan mengambil beberapa peraturan yaitu
a. Verplichte Leverantie atau Prianger Stelsel yaitu penyerahan wajib hasil bumi dengn harga yang
telah di tetapkan oleh VOC. Peraturan ini melarang rakyatnya menjual hasil bumi kedapa selain
VOC.Prianger Stelsel ( system Priangan , penyerahan wajib) dimulai tahun 1723.Masyarakat di
Priangan dikenai aturan wajib kerja menanam kopi dan menyerahkan hasilnya kepada kompeni.
Wajib kerja ini sama dengan kerja paksa / rodi, rakyat tanpa diberi upah, menderita dan miskin.
b. Contingente yaitu kewajiban bagi rakyar ntuk membayar pajak berupa hasil bumi
c. Peraturan tentang ketentuan areal dan jumlah tanaman rempah-rempah yang boleh di tanam
d. Ekstirpasi yaitu hak VOC untuk menebang tanaman rempah-rempah agar tidak terjadi kelebihan
produksi yang dapat menyebabkan harganya merosot
e. Pelayaran Hongi yaitu pelayaran dengan perahu kora-kora untuk mengawasi pelaksanaan
monopoli perdagangan VOC dan menindah pelanggarnya

B. Kekejaman Belanda
Kekejaman kaum belanda terhadap indoensia daapat kita lihat dari hal-hal sebagai berikut.
1. VOC mendominasi seluruh kekuasaan raja-raja dari kerajaan di Indonesia
2. Wilayah kerjaan terpecah belah sehingga memunculkan kerajaan baru di bawah kekuasaan VOC
3. hak octroi ( istimewa ) VOC, membuat masyarakat Indonesia menjadi miskin,
menderita
4. Untuk menguasai perdagangan rempah-rempah, ia memaksakan monopoli, terutama di Maluku.
Dalam usahanya melaksanakan monopoli, VOC menetapkan beberapa peraturan, yaitu sebagai
berikut :

1. Rakyat Maluku dilarang menjual rempah-rempah selain kepada VOC


2. . Jumlah tanaman rempah-rempah ditentukan oleh VOC.
3. Tempat menanam rempah-rempah juga ditentukan oleh VOC.
Agar pelaksanaan monopoli tersebut benar-benar ditaati oleh rakyat, VOC mengadakan
Pelayaran Hongi. Pelayaran Hongi ialah patroli dengan perahu kora-kora, yang dilengkapi dengan
senjata, untuk mengawasi pelaksanaan monopoli di Maluku. Bila terjadi pelanggaran terhadap
peraturan tersebut di atas, maka pelanggarnya dijatuhi hukuman.

Hukuman terhadap para pelanggar peraturan monopoli disebut ekstirpasi. Hukuman itu berupa
pembinasaan tanaman rempah-rempah milik petani yang melanggar monopoli, dan pemiliknya
disiksa atau bisa-bisa dibunuh. Bukan main kejamnya tindakan VOC waktu itu.

Akibatnya penderitaan rakyat memuncak. Puluhan ribu batang tanaman pala dan cengkih
dibinasakan. Ribuan rakyat disiksa, dibunuh atau dijadikan budak, bahkan wanita di jadikan sebagia
alat pemuas nafsu para perajurit belanda waktu itu. Ribuan pula rakyat yang melarikan diri
meninggalkan kampung halamannya, karena ngeri melihat kekejaman Belanda. Tidak sedikit yang
meninggal di hutan atau gunung karena kelaparan. Tanah milik rakyat yang ditinggalkan, oleh VOC
dibagi-bagikan kepada pegawainya. Karena kekejaman tersebut maka timbulah perlawanan di
berbagai daerah.

hak Istimewa (hak Octroi) VOC , yaitu :


a. Dianggap sebagai wakil pemerintah Belanda di Asia.
b. Hak monopoli dagang di wilayah-wilayah antara Amerika Selatan dan Afrika
c. Hak memiliki angkatan perang dan membangun benteng pertahanan
d. Hak menyatakan perang dan atau membuat perjanjian secara adil dengan penguasa pribumi
e. Hak mengangkat pegawai
f. Hak memungut pajak
g. Hak melakukan pengadilan dan hak mencetak serta menyebarkan uang sendiri.

Proses dan Penyebab Kebangkrutan VOC Adapun penyebab bangkrutnya VOC diuraikan di
bawah ini. 1 Para pengurus VOC tidak lagi mementingkan kemajuan usaha dagangnya, tetapi
pengurus VOC lebih mengarah kepada memperkaya dirinya masing-masing. 2. VOC sebagai
kongsi dagang swasta yang semakin hari semakin merosot. 3. Pada tahun 1673 tercatat bahwa
VOC tidak mampu membayar deviden. 4. Kas VOC juga merosot tajam karena serangkaian
perang yang telah dilakukan VOC. 5. Pegawai dan pejabat VOC mulai hidup mewah dan
berfoya-foya. 6. Pengawasan yang lalai dan tidak berjalan secara baik.
Masa Pemerintahan Herman Willem Daendels

Herman Willem Daendels. Pada masa pemerintahannya dibangun jalan raya


antara Anyer di Banten hingga Panarukan di Jawa Timur.

Oleh : SS-Hauptsturmfuhrer Ajisaka Lingga Bagaskara

Letak geografis Belanda yang dekat dengan Inggris menyebabkan Napoleon Bonaparte
merasa perlu menduduki Belanda. Pada tahun 1806, Perancis (Napoleon) membubarkan
Republik Bataaf dan membentuk Koninkrijk Holland (Kerajaan Belanda). Napoleon
kemudian mengangkat Louis Napoleon sebagai Raja Belanda.

Karena Indonesia berada di bawah ancaman Inggris yang berkuasa di India, Napoleon
membutuhkan orang yang kuat dan berpengalaman militer untuk mempertahankan
jajahannya di Indonesia. Oleh karena itu, Louis Napoleon mengangkat Herman Willem
Daendels sebagai gubernur jenderal di Indonesia. Daendels mulai menjalankan tugasnya pada
tahun 1808 dengan tugas utama mempertahankan Pulau Jawa dari serangan Inggris.

A. Kebijakan Pemerintahan Herman W. Daendel

Sebagai seorang revolusioner, Daendels sangat mendukung perubahan-perubahan liberal.


Beliau juga bercita-cita untuk memperbaiki nasib rakyat dengan memajukan pertanian dan
perdagangan. Akan tetapi, dalam melakukan kebijakan-kebijakannya beliau bersikap diktator
sehingga dalam masa pemerintahannya yang singkat, yang diingat rakyat hanyalah
kekejamannya. Pembaruan-pembaruan yang dilakukan Daendels dalam tiga tahun masa
jabatannya di Indonesia adalah sebagai berikut.
I.) Bidang Birokrasi Pemerintahan

1. Dewan Hindia Belanda sebagai dewan legislatif pendamping gubernur jenderal dibubarkan
dan diganti dengan Dewan Penasihat. Salah seorang penasihatnya yang cakap ialah Mr.
Muntinghe.
2. Pulau Jawa dibagi menjadi 9 prefektuur dan 31 kabupaten. Setiap prefektuur dikepalai oleh
seorang residen (prefek) yang langsung di bawah pemerintahan Wali Negara. Setiap residen
membawahi beberapa bupati.
3. Para bupati dijadikan pegawai pemerintah Belanda dan diberi pangkat sesuai dengan
ketentuan kepegawaian pemerintah Belanda. Mereka mendapat penghasilan dari tanah dan
tenaga sesuai dengan hukum adat.

II.) Bidang Hukum dan Peradilan

1. Dalam bidang hukum, Daendels membentuk 3 jenis pengadilan.


* Pengadilan untuk orang Eropa.
* Pengadilan untuk orang pribumi.
* Pengadilan untuk orang Timur Asing.

Pengadilan untuk pribumi ada di setiap prefektuur dengan prefek sebagai ketua dan para
bupati sebagai anggota. Hukum ini diterapkan di wilayah kabupaten, sedangkan di wilayah
prefektuur seperti Batavia, Semarang, dan Surabaya diberlakukan hukum Eropa.
2. Pemberantasan korupsi tanpa pandang bulu, termasuk terhadap bangsa Eropa sekalipun.
Akan tetapi, Daendels sendiri malah melakukan korupsi besar-besaran dalam penjualan tanah
kepada swasta.

III.) Bidang Militer dan Pertahanan

Peta jalur Anyer-Panarukan yang dibangun atas perintah Gubernur Jenderal


Herman Willem Daendels. Rakyat melakukan pembuatan jalan ini dengan kerja
paksa atau roti, ehh... Rodi!

Dalam melaksanakan tugas utamanya untuk mempertahankan Pulau Jawa dari serangan
Inggris, Daendels mengambil langkah-langkah berikut ini.
1. Membangun jalan antara Anyer-Panarukan, baik sebagai lalu lintas pertahanan maupun
perekonomian.
2. Menambah jumlah pasukan dalam angkatan perang dari 3000 orang menjadi 20.000 orang.
3. Membangun pabrik senjata di Gresik dan Semarang. Hal itu dilakukan karena beliau tidak
dapat mengharapkan lagi bantuan dari Eropa akibat blokade Inggris di lautan.
4. Membangun pangkalan angkatan laut di Ujung Kulon dan Surabaya.

IV.) Bidang Ekonomi dan Keuangan

1. Membentuk Dewan Pengawas Keuangan Negara (Algemene Rekenkaer) dan dilakukan


pemberantasan korupsi dengan keras.
2. Mengeluarkan uang kertas.
3. Memperbaiki gaji pegawai.
4. Pajak in natura (contingenten) dan sistem penyerahan wajib (Verplichte Leverantie) yang
diterapkan pada zaman VOC tetap dilanjutkan, bahkan ditingkatkan.
5. Mengadakan monopoli perdagangan beras.
6. Mengadakan Prianger Stelsel, yaitu kewajiban bagi rakyat Priangan dan sekitarnya untuk
menanam tanaman ekspoer (seperti kopi).

V.) Bidang Sosial

1. Rakyat dipaksa melakukan kerja paksa (rodi) untuk membangun jalan Anyer-Panarukan.
2. Perbudakkan dibiarkan berkembang.
3. Menghapus upacara penghormatan kepada residen, sunan, atau sultan.
4. Membuat jaringan pos distrik dengan menggunakan kuda pos.

B. Akhir Kekuasaan Herman Willem Daendels

Kejatuhan Daendels antara lain disebabkan oleh hal-hal sebagai berikut.


1. Kekejaman dan kesewenang-wenangan Daendels menimbulkan kebencian di kalangan
rakyat pribumi maupun orang-orang Eropa.
2. Sikapnya yang otoriter terhadap raja-raja Banten, Yogyakarta, dan Cirebon menimbulkan
pertentangan dan perlawanan.
3. Penyelewengan dalam penjualan tanah kepada pihak swasta dan manipulasi penjualan
Istana Bogor.
4. Keburukan dalam sistem administrasi pemerintahan.

Louis Napoleon sebagai Raja Belanda akhirnya menarik kembali Daendels dengan
pertimbangan Daendels telah berbuat secara optimal di Indonesia. Penarikan Daendels ke
Belanda disertai dengan pengangkatannya sebagai seorang panglima perang yang kemudian
dikirim ke medan peperangan di Russia.

Keadaan Eropa Sebelum Revolusi Perancis


Salah satu ajaran yang berpengaruh di Eropa sebelum Revolusi Perancis adalah ajaran
Niccolo Machiavelli. Ajarannya mendukung kekuasaan raja secara mutlak. Ia menulis dalam
bukunya yang berjudul II Principe (atau The Prince artinya Sang Raja). Dalam bukunya
digambarkan tentang kekuasaan seorang raja yang absolut dengan kekuasaan tak terbatas
terhadap suatu negara, termasuk harta dan rakyat yang berada di dalam wilayah
kekuasaannya. Ajaran Machiavelli berkembang di Eropa sekitar abad ke-17 dan dianut oleh
raja-raja dari Eropa seperti Raja Frederick II, Tsar Peter Agung, Kaisar Joseph II, Raja
Charles I dan juga raja-raja Louis dari Prancis.
2. Latar belakang
Sebuah revolusi besar yang mengubah tatanan pemerintah dan kemasyarakatan justru
terjadi di Perancis. Golongan masyarakat yang menjadi penggeraknya adalah warga kota
yang berkeinginan menggantikan peranan kaum bangsawan dan gereja dalam pemerintah
maupun perekonomian. Revolusi tersebut disebabkan oleh banyak hal yang cakupannya
cukup luas, di antaranya sebagai berikut:
a. Berkembangnya Paham Rasionalisme dan Aufklarung
Paham-paham itu muncul setelah adanya gerakan renaissance dan humanisme yang
menentang kekuasan kaum Gereja di Eropa. Merupakan paham yang menganggap bahwa
pikiran merupakan sumber segala kebenaran, sehingga segala sesuatu yang tidak masuk akal
dianggap tidak benar. Tokoh-tokoh rasionalisme dan aufklarung ini di antaranya Denis
Diderot, J.d’ Alembert dan Voltaire.
b. Munculnya Paham Romantisme
Paham romantisme merupakan paham yang menjunjung tinggi perasaan dan menghargai
naluri manusia. Tokoh-tokoh paham romantisme yang banyak berpengaruh dalam revolusi
perancis adalah Jean Jacques Rousseau.
c. Pengaruh Perang Kemerdekaan Amerika (Revolusi Amerika)
Dalam perang Kemerdekaan Amerika, Perancis membantu Amerika dengan mengirimkan
pasukan yang dipimpin oleh Lafayette. Mereka telah mengenal paham-paham baru tentang
kebebasan dan demokrasi serta Declaration of Independence yang di dalamnya berisi
penghargaanya terhadap hak asasi manusia.
d. Ketidakadilan Dalam Sistem Feodalisme
Sistem feodalisme di Perancis membagi masyarakat menjadi tiga golongan, yaitu :
1) Golongan I (bangsawan)
2) Golongan II (kaum agama)
3) Golongan III (rakyat jelata)
Kaum bangsawan dan kaum agama tinggi memiliki hak istimewa sedangkan kaum agama
rendah dan rakyat jelata tidak memiliki hak. Dengan hak-hak istimewanya, selain bebas pajak
kaum bangsawan pun dapat menarik pajak dari rakyat.
e. Pemerintahan Yang Buruk
Kekuasaan tunggal raja pada masa pemerintahannya berubah menjadi tirani yang
memberikan kelonggaran raja untuk bertindak sewenang-wenang.
f. Adanya Kekosongan Kekuasaan (Vacuum of power)
Pada masa pemerintahan Louis XIV dan Louis XV, rakyat takut terhadap rajanya walaupun
mereka membencinya. Sedangkan pada masa pemerintahnya Louis XVI, walaupun bersifat
diktator namun tidak memiliki wibawa, sehingga rakyat tidak takut kepadanya. Sejak Raja
Louis XIV, raja-raja Perancis suka berfoya-foya dengan wanita-wanita cantik (madame
deficit) sehingga kas Negara kosong.
Pada tahun 1789, Ketika masa pemerintahan Louis XVI, beban negara sudah sangat
tinggi. Untuk mengatasi tersebut, satu-satunya cara adalah menarik pajak kepada kaum
bangsawan. Sidang Etats Generaux pun akhirnya digelar, tetapi terjadi kerusuhan. Hal itu
disebabkan golongan III (dari rakyat jelata) yang jumlahnya terbesar menuntut hak suaranya
dalam voting secara perorangan. Sedangkan golongan I dan II menghendaki voting dilakukan
pergolongan. Dengan cara itu golongan I dan II yang bersekongkol dapat dipastikan
memenangkan suara. Pada tanggal 14 Juli 1789 rakyat Perancis menyerbu penjara Bastille
yang merupakan tempat tahanan politik penentang pemerintah raja Perancis dan tempat
gudang senjata. Penyerbuan ini disebabkan oleh sebagai berikut:
1. Rakyat mendengar desas-desus bahwa Raja Perancis mengumpulkan tentaranya di sekitar
paris untuk menindas rakyat.
2. Rakyat membutuhkan senjata yang terdapat dalam penjara Bastille
Penyerbuan terhadap penjara Bastille berhasil dengan baik karena, tentara yang
berkumpul di Paris memihak rakyat, penyerangan tersebut dianggap sebagai permulaan
revolusi dan diresmikan sebagai Hari Nasional Perancis. Pada tanggal 20 Juli 1789 Dewan
Nasional bersidang di lapangan tennis, akibatnya Raja memerintahkan membubarkan Dewan
Konstituante, tetapi tidak dihiraukan. Raja pun tidak bertindak dan pasrah terhadap keadaan
negerinya. Saat itulah rakyat jelata yang berkuasa. Pimpinan rakyat yang terkenal dalam
Dewan Konstituante diantaranya, Mirabeau (bangsawan), Lafayette (bangsawan), dan
Sieyes (kaum agama).
Pada tanggal 27 Agustus 1789, Dewan Konstituante mengumumkan Hak Asasi Manusia
dan Warga (Declaration des Droits de l’homme et du Citoyen) sebagai dasar dari pemerintah
baru. Pada tanggal 14 Juli 1790 UUD Perancis disahkan. Dengan demikian pemerintahan
Perancis berubah menjadi Monarki Konstitusional yang membatasi kekuasaan Raja.
Salah satu dokumen penting yang dihasilkan pada saat terjadi Revolusi Perancis adalah
“Pernyataan Hak-Hak Asasi Manusia danWarga” Hak-hak asasi manusia yang dianggap telah
dimiliki manusia dan warga sejak lahir adalah sebagai berikut.
1) Hak atas kemerdekaan pribadi
2) Hak diperlakuan sama dengan hukum
3) Hak kebebasan bertempat tinggal
4) Hak atas milik pribadi
5) Hak atas keamanan pribadi
6) Hak untuk membela diri
7) Hak kebebasan menyatakan pendapat
8) Hak kebebasan memeluk agama.
3. Ciri-ciri Pemerintahan Raja Louis XIV :
1. Memerintah tanpa undang-undang
2. Memerintah tanpa dewan legislatif
3. Memerintah tanpa kepastian hukum
4. Memerintah tanpa anggaran belanja yang pasti
5. Memerintah tanpa dibatasai oleh kekuasaan apapun.
Raja Louis XIV terkenal dengan ucapannya “L’etat c’est moi” (negara adalah saya)
yang merupakan suatu semboyan abadi yang melukiskan bagaimana seorang raja absolut
paling berhasil dikawasan Eropa pada masa itu. Masyarakat kota merupakan penentang
utama terhadap sikap dan pemerintahan Raja Louis XIV. Golongan ini mempunyai sifat-sifat
sebagai berikut :
1. Menjunjung tinggi azas persamaan
2. Menjunjung tinggi kebebasan
3. Penggunaan akal fikiran yang sehat dan serba perhitungan
4. Kehidupan warga masyarakat kota yang bersifat liberalisme.
4. Tokoh-tokoh Pembaharuan Yang Menentang Kekuasaan Absolutisme Raja Louis :
1. John Locke (1632-1704), seorang filsuf Inggris yang menganjurkan adanya undang-undang
(konstitusi) dalam suatu kerajaan dan berpendapat bahwa manusia memiliki hak-hak sejak
lahir seperti hak kemerdekaan, hak memilih, hak untuk memiliki dan sebagainya.
2. Montesquieu (1689-1755), seorang filsuf berkebangsaan Perancis dalam bukunya L’Esprit
des Lois (1748) (The Spirit of The Law) menyatakan bahwa suatu negara yang ideal adalah
yang kekuasaannya dibagi atas tiga kekuasaan yaitu:
 Legislatif (pembuat Undang-Undang)
 Eksekutif (pelaksana Undang-Undang)
 Yudikatif (mengadili setiap pelanggar undang-undang)
3. Jean Jacques Rousseau (1712-1778) Mengemukakan Teori du Contract Social (Perjanjian
Masyarakat) dimana disebutkan bahwa manusia memiliki kesamaan derajat dan
kemerdekaan berasal dari rakyat oleh rakyat dan untuk rakyat.
Pemikir-pemikir ini mempengaruhi pola pikir golongan-golongan yang tertindas oleh
kaum borjuis yang nantinya akan melahirkan Revolusi Perancis.

5. Penyebab Revolusi Perancis


Banyak faktor yang melatarbelakangi terjadinya Revolusi Perancis, diantaranya adalah:
1. Kemarahan terhadap absolutisme kerajaan.
2. Kemarahan terhadap signeurialisme di kalangan kaun buruh, para petani, dan sampai batas
tertentu kaum borjuis.
3. Bangkitnya gagasan-gagasan kaum pencerahan.
4. Utang nasional yang tidak terkendali, yang disebabkan dan diperparah oleh sistem pajak
yang tidak seimbang.
5. Situasi ekonomi yang buruk, yang sebagian disebabkan oleh keterlibatan Perancis, dan
bantuan terhadap Revolusi Amerika.
6. Kelangkaan makanan di bulan-bulan menjelang revolusi.
7. Kemarahan terhadap hak-hak istimewa kaum bangsawan dan dominasi dalam kehidupan
politik oleh kelas profesional yang ambisius.
8. Kebencian terhadap intoleransi agama.
9. Kegagalan Louis XVI menangani gejala-gejala ini secara efektif.

Sebab Khusus
a. Dalam Perang Kemedekaan Amerika Serikat (1780),Prancis yang merupakan musuh
bebuyutan dari Inggris mengirimkan pasukan untuk membantu Amerika di bawah pimpinan
Jenderal Marquis de Lafayette,sekembalinya dari Amerika,tentara-tentara tersebut membawa
pengaruh euphoria kebebasan di Prancis.
b. Pemborosan uang negara untuk mengadakan pesta-pesta mewah di Istana Versailles oleh
Permaisuri Marie Antoinette sehingga ia sering dijuluki Madame Deficit.
Sebab Umum
a. Utang negara menumpuk sehingga untuk membayar utang tersebut,rakyat di bebani pajak
yang sangat tinggi. Kerugian karena kalah dalam “Perang Tujuh Tahun” terhadap Inggris.
b. Raja bertindak sewenang-wenang karena dapat melakukan penangkapan tanpa pengadilan
terhadap siapa saja yang dicurigai.
c. Rakyat wajib membayar tunjangan kepada Kaum Gereja,Bangsawan dan Raja.
Dari banyak faktor yang ada dan sebab-sebab terjadinya Revolusi Perancis yang paling
mendominasi adalah karena keserakahan Raja Louis XVI dan Maria Antoinette ( istri Raja
Louis XVI ), yang mempergunakan uang rakyat untuk kepentingan pribadinya. Oleh karena
itu, ketika rakyat mengetahui tindakan yang dilakukan oleh rajanya yang sewenang-wenang,
rakyat mulai memberontak dengan berbagai cara, salah satunya adalah dengan menyerbu
penjara Bastille, dan mengambil kebijakan hukuman mati berupa pemenggalan kepada Raja
Louis XVI dan istrinya Maria Antoinette. Pada saat menjelang revolusi banyak kerusuhan-
kerusuhan yang terjadi yang dilakukan oleh rakyat karena pada saat itu terjadi perebutan
kudeta antara rakyat dan rajanya.
6. Semboyan Revolusi Perancis:
a. Libertie – kebebasan
b. Egalite – persamaan
c. Fraternity- persaudara
7. Dampak Revolusi Bagi Perancis :
Bidang Politik
a. Nasionalisme menjadi diperkuat dan mencapai puncak pada masa pemerintahan Kaisar
Napoleon.
b. Undang-Undang Dasar merupakan kekuasaan tertinggi
c. Timbulnya pengertian republik. Mula-mula revolusi Perancis bersifat liberal (1789-1792),
kemudian bersifat radikal (1792-1795). Dalam masa radikal inilah pemerintahan disusun
secara republik. Pemerintahan raja dianggap dianggap kurang tepat karena secara turun
temurun. Timbullah ide republik yang kepala negara dipilih oleh rakyat.
d. Timbulnya ide tentang aksi revolusioner, yaitu penggunaan kekuatan rakyat dalam revolusi.
e. Menyadarkan rakyat menuntut kebebasan, menentang kekuasaan asing, memunculkan
semangat nasionalisme, dan keinginan membentuk Negara berkedaulatan rakyat.
f. Berkembangnya paham demokrasi modern.
g. Aksi revolusioner untuk menggulingkan absolutisme raja.
Bidang Ekonomi
a. Kapitalisme berkembang karena yang berkuasa adalah golongan borjuis.
b. Petani menjadi pemilik tanah, bukan lagi penyewa tanah.
c. Penghapusan sistem pajak feodal.
d. Penghapusan gilde dan berkembang perdagangan bebas.
e. Timbulnya industri besar. Hal ini dimungkinkan karena Napoleon banyak memberi subsidi
pada industri-industri besar.
f. Sistem monopoli dihapuskan.
g. Susunan masyarakat baru.
h. Pendidikan merata bagi setiap golongan.
i. Lahirnya Code Napoleon sebagai cikal bakal hukum modern
Bidang Sosial
a. Dihapuskannya feodalisme.
b. Adanya susunan masyarakat yang baru, yakni : petani, buruh, golongan pertengahan, dan
kapitalis.
c. Terciptanya bangsawan baru dalam masyarakat bukan karena keturunan, tapi karena berjasa
pada negara.
d. Pendidikan dan pengajaran yang merata untuk semua lapisan masyarakat.
8. Dampak Revolusi Perancis Bagi Dunia Internasional
Bidang Politik
a. Tersebarnya paham Liberalisme
b. Meluasnya paham demokrasi
c. Meluasnya paham Nasionalisme
d. Berkembangnya gerakan Revolusioner
e. Semboyan Revolusi Perancis “Liberte, Egalite, Fraternite” (Kebebasan, Persamaan,
Persaudaraan) menggema ke berbagai negara Eropa dan menjadi spirit dalam melawan raja-
raja absolut.
f. Nasionalisme di Eropa timbul sebagai akibat tindakan sewenang-wenang Napoleon terhadap
negara-negara Eropa yang hampir seluruhnya berhasil dikuasai.

Bidang Ekonomi
a. Industri timbul di Eropa
b. Perdagangan beralih dari daerah pantai menuju ke pedalaman
c. Inggris kehilangan pasar di Eropa karena Napoleon menjalankan stategi politik Kontinental

Bidang Sosial
a. Penghapusan feodalisme
b. Pendidikan secara merata untuk semua lapisan masyarakat
c. Pengakuan terhadap HAM
d. Berkembangnya Ide Supermasi Hukum UUD merupakan kekuasaan tertinggi. Pada masa
pemerintahan Raja Louis XVI dan pemerintah sebelumnya. Hukum yang berlaku di Perancis
diberlakukan sama pada setiap orang dan daerah, karena adanya hak-hak istimewa dan tradisi
yang berbeda diseragamkan pada setiap orang dan daerah. Untuk itu Napoleon menyusun
kitab UUD yang disebut Code Civil yang kemudian menjadi Code Napoleon.
1. Munculnya Ide Pemerintahan Republik Dianggap kurang tepat karena pergantian kekuasaan
secara turun temurun tidak menjamin kualitas seorang kepala negara. Oleh karena itu perlu
dibentuk pemerintah republik dengan kepala negara dipilih langsung oleh rakyat.
2. Berkembangnya Paham Demokrasi.
Paham ini muncul sebagai dampak dari pengakuan terhadap hak-hak asasi manusia,
terutama kebebasan dan persaman hak antar manusia.
9. Terjadinya Perang Revolusi Perancis
Tanggal 14 Juli 1789 merupakan puncak kemarahan rakyat yang ditandai dengan
penyerbuan dan sekaligus meluluhlantahkan penjara Bastille. Hari itu pula merupakan awal
dimulainya revolusi Perancis, yang kelak juga menjadi inspirasi revolusi di sejumlah negara
Eropa dan juga revolusi industri. Sebuah era yang menandai hidupnya demokratisasi dalam
segala sendi kehidupan. Bastille seakan menjadi hakim yang mewakili ketimpangan sosial.
Revolusi di Perancis tak bisa dilepaskan dari sosok Napoleon Bonaparte. Ia terlahir dari
keluarga bangsawan, pada tanggal 15 Agustus 1769 di sebuah pulau bernama Corsica.
Kecerdasannya, membuat ia melesat cepat di dunia militer. Hampir seluruh daratan Eropa
berada dalam genggamannya.
Politik, masa menjelang revolusi membawa Perancis secara tak terelakkan ke arah perang
terhadap Austria dan sekutu-sekutunya. Sang Raja, kelompok Feuillant, dan Girondin
khususnya menginginkan perang. Mereka mengharapkan perang akan menaikkan
popularitasnya, mereka juga meramalkan kesempatan untuk memanfaatkan tiap kekalahan,
yang hasilnya akan membuatnya lebih kuat. Kelompok Girondin ingin menyebarkan revolusi
ke seluruh Eropa. Hanya beberapa Jacobin radikal yang menentang perang, lebih memilih
konsolidasi dan mengembangkan revolusi di dalam negeri. Kaisar Austria Leopold II,
saudara Marie Antoinette berharap menghindari perang, namun ia meninggal pada tanggal 1
Maret 1792. Perancis menyatakan perang kepada Austria (20 April 1792). Prusia bergabung
di pihak Austria beberapa minggu kemudian, maka sejak itu perang Revolusi Perancis telah
dimulai.
Setelah pertempuran kecil sebagai awal berlangsungnya perang sengit untuk Perancis,
maka pertempuran militer yang berarti pada perang itu terjadi dengan adanya Pertempuran
Valmy yang terjadi antara Perancis dan Prusia (20 September 1792). Meski hujan lebat
menghambat revolusi, namun artileri Perancis membuktikan keunggulannya. Namun, sejak
masa itu, Perancis menghadapi huru-hara dan monarki telah menjadi sebagai masa lalu.
10. Berakhirnya Revolusi Perancis
Kemudian Revolusi Perancis berhasil ditaklukkan oleh Napoleon Bonaparte, kemudian
Napoleon di angkat menjadi kaisar Perancis. Revolusi berhasil menguasai istana, pada
tanggal 16 Januari 1793 M. Raja Louis XVI dipenggal dengan pisau Guillotine, kemudian
menyusul Maria Antoinette. Perancis di bawah pemerintahan revolusioner membentuk
negara, dengan tentara milisi dipimpin Napoleon Bonnaparte yang bersemboyan liberte,
egalite, dan fraternette ( yang diabadikan pada warna bendera biru-putih-merah ), sementara
itu rakyat terus mengobarkan revolusi, mereka menyanyikan lagu Merseillaise (menjadi lagu
nasional sekarang).
Dalam perjalanan revolusi, Napoleon Bounaparte menjadi “sang Penyelamat”,
menyelamatkan Perancis dari gempuran negara-negara berkoalisi, bahkan oleh rakyat
kemudian beliau diangkat menjadi kaisar.
Pada perang koalisi VI, tahun 1814, Perancis dikalahkan oleh pasukan koalisi dan
Napoleon dibuang ke pulau Elba. Pada tahun 1815 Napoleon meloloskan diri dan terjadi
perang koalisi ke VII, akhirnya Perancis dapat dikalahkan kembali dan Napoleon dibuang ke
pulau St. Helena.
Revolusi Perancis membawa pengaruh yang sangat luas , secara politis lahirnya paham-
paham baru seperti liberalisme, demokrasi, dan nasionalisme sebagai perkembangan dari
semboyan revolusi liberte, egalite, dan fraternette. Secara ekonomis, penghapusan sistem
ekonomi feodalis, terjadinya industrialisasi di Eropa akibat blockade ekonomi Inggris oleh
Napoleon, dan Inggris kehilangan pasar di Eropa. Revolusi Perancis tidak hanya membawa
pengaruh besar di daratan Eropa tetapi juga telah meluas ke berbagai benua hingga ke
Indonesia.

kebijakan Daendels:
1. merombak sistem pemerintahan feodal dan menggantinya dengan sistem pemerintahan mdern.
rakyat dalam pemerintahan ini memegang kedaulatan tertinggi (pemerintahan liberal), dan bupati
menjadi pegawai yang gajinya ditentukan.
2. raja-raja jawa(surakarta/solo dan yogyakarta) dinyatakan sebagai bawahan.
3. membentuk pengadilan keliling dan peradilan pribumi.
4. membrantas korupsi dan penyelewengan dalam pemungutan dan penyerahan wajib pajak.
5. menjadikan para bangsawan atau penguasa lokal sebagai aparat atau pegawai pemerintah.

Pemerintahan Raffles dan Deandels

Pemerintahan Raffles dan Deandels

a. Tokoh Deandels dan pandangan-pandangannya


Letak geografis Belanda yang dekat dengan Inggris menyebabkan Napoleon Bonaparte
merasa perlu menduduki Belanda. Pada tahun 1806, Perancis (Napoleon) membubarkan
Republik Bataaf dan membentuk Koninkrijk Holland (Kerajaan Belanda). Napoleon
kemudian mengangkat Louis Napoleon sebagai Raja Belanda.
Karena Indonesia berada di bawah ancaman Inggris yang berkuasa di India, Napoleon
membutuhkan orang yang kuat dan berpengalaman militer untuk mempertahankan
jajahannya di Indonesia. Oleh karena itu, Louis Napoleon mengangkat Herman Willem
Daendels sebagai gubernur jenderal di Indonesia. Daendels mulai menjalankan tugasnya pada
tahun 1808 dengan tugas utama mempertahankan Pulau Jawa dari serangan Inggris.
Sebagai seorang revolusioner, Daendels sangat mendukung perubahan-perubahan liberal.
Beliau juga bercita-cita untuk memperbaiki nasib rakyat dengan memajukan pertanian dan
perdagangan. Akan tetapi, dalam melakukan kebijakan-kebijakannya beliau bersikap diktator
sehingga dalam masa pemerintahannya yang singkat, yang diingat rakyat hanyalah
kekejamannya. Pembaruan-pembaruan yang dilakukan Daendels dalam tiga tahun masa
jabatannya di Indonesia adalah sebagai berikut.
a. Bidang Birokrasi Pemerintahan
1. Dewan Hindia Belanda sebagai dewan legislatif pendamping gubernur jenderal dibubarkan
dan diganti dengan Dewan Penasihat. Salah seorang penasihatnya yang cakap ialah Mr.
Muntinghe.
2. Pulau Jawa dibagi menjadi 9 prefektuur dan 31 kabupaten. Setiap prefektuur dikepalai oleh
seorang residen (prefek) yang langsung di bawah pemerintahan Wali Negara. Setiap residen
membawahi beberapa bupati.
3. Para bupati dijadikan pegawai pemerintah Belanda dan diberi pangkat sesuai dengan
ketentuan kepegawaian pemerintah Belanda. Mereka mendapat penghasilan dari tanah dan
tenaga sesuai dengan hukum adat.

b. Bidang Hukum dan Peradilan


1. Dalam bidang hukum, Daendels membentuk 3 jenis pengadilan.
a. Pengadilan untuk orang Eropa.
b. Pengadilan untuk orang pribumi.
c. Pengadilan untuk orang Timur Asing.
Pengadilan untuk pribumi ada di setiap prefektuur dengan prefek sebagai ketua dan
para bupati sebagai anggota. Hukum ini diterapkan di wilayah kabupaten, sedangkan di
wilayah prefektuur seperti Batavia, Semarang, dan Surabaya diberlakukan hukum Eropa.
2. Pemberantasan korupsi tanpa pandang bulu, termasuk terhadap bangsa Eropa sekalipun.
Akan tetapi, Daendels sendiri malah melakukan korupsi besar-besaran dalam penjualan tanah
kepada swasta.
c. Bidang Militer dan Pertahanan
Peta jalur Anyer-Panarukan yang dibangun atas perintah Gubernur Jenderal Herman
Willem Daendels. Rakyat melakukan pembuatan jalan ini dengan kerja paksa Rodi
Dalam melaksanakan tugas utamanya untuk mempertahankan Pulau Jawa dari
serangan Inggris, Daendels mengambil langkah-langkah berikut ini.
1. Membangun jalan antara Anyer-Panarukan, baik sebagai lalu lintas pertahanan maupun
perekonomian.
2. Menambah jumlah pasukan dalam angkatan perang dari 3000 orang menjadi 20.000 orang.
3. Membangun pabrik senjata di Gresik dan Semarang. Hal itu dilakukan karena beliau tidak
dapat mengharapkan lagi bantuan dari Eropa akibat blokade Inggris di lautan.
4. Membangun pangkalan angkatan laut di Ujung Kulon dan Surabaya.
d. Bidang Ekonomi dan Keuangan
1. Membentuk Dewan Pengawas Keuangan Negara (Algemene Rekenkaer) dan dilakukan
pemberantasan korupsi dengan keras.
2. Mengeluarkan uang kertas.
3. Memperbaiki gaji pegawai.
4. Pajak in natura (contingenten) dan sistem penyerahan wajib (Verplichte Leverantie) yang
diterapkan pada zaman VOC tetap dilanjutkan, bahkan ditingkatkan.
5. Mengadakan monopoli perdagangan beras.
6. Mengadakan Prianger Stelsel, yaitu kewajiban bagi rakyat Priangan dan sekitarnya untuk
menanam tanaman ekspoer (seperti kopi).
e. Bidang Sosial
1. Rakyat dipaksa melakukan kerja paksa (rodi) untuk membangun jalan Anyer-Panarukan.
2. Perbudakkan dibiarkan berkembang.
3. Menghapus upacara penghormatan kepada residen, sunan, atau sultan.
4. Membuat jaringan pos distrik dengan menggunakan kuda pos

b. Dampak pemerintahan Deandels bagi kehidupan ekonomi dan sosial masyarakat


Perkembangan imperialisme dan kolonialisme pada akhirnya menimbulkan
penderitaan dan kesengsaraan bagi rakyat Indonesia. Penderitaan itu hampir meliputi segala
bidang kehidupan dibidang politik, ekonomi, sosial.
Bidang Politik
Dalam bidang ini telah terjadi perubahan-perubahan besar dimana kekuasaan kolonial
semakin kuat, maka kekuasaan para raja/penguasa tradisional semakin merosot. Mereka
makin menutup pada kekuasaan asing.
Bidang Ekonomi
Tujuan utama orang-orang barat datang ke Indonesia berkaitan erat dengan aspek
ekonomi (memperoleh rempah-rempah sendiri). Untuk memperoleh rempah-rempah tersebut
mereka menempuh berbagai cara (monopoli)
Bidang Sosial
Perubahan dalam bidang sosial budaya sebagai contoh : masuk dan berkembangnya
agama Kristen serta berkembangnya unsur-unsur budaya Barat.
c. Deandels digantikan oleh Janssen
Daendels sebenarnya seorang liberal, tetapi setelah tiba di Indonesia berubah menjadi
seorang diktator yang bertindak kejam dan sewenang-wenang. Akibatnya, pemerintahannya
banyak menimbulkan kritik, baik dari dalam maupun dari luar negeri, akhirnya Daendels
dipanggil pulang ke Negeri Belanda.
Louis Napoleon kemudian mengangkat Jansen sebagai gubernur jenderal yang baru
menggantikan Daendels. Jansen ternyata tidak mampu menahan serangan Inggris sehingga
menyerah di Tuntang. Ia pun menandatangani penyerahan kekuasaan itu di daerah Tuntang
Salatiga. Oleh karena itu, perjanjian itu dikenal dengan nama Kapitulasi Tuntang (18
September 1811). Isi pokoknya ialah seluruh Pulau Jawa menjadi milik Inggris. Sejak saat
itu, Indonesia menjadi jajahan Inggris.
d. Prinsip-prinsip Raffles dalam memerintah di Indonesia
Sejak tanggal 18 Agustus 1811 adalah tanggal dimulainya kekuasaan Inggris di
Indonesia. Gubernur jendral Lord Minto secara resmi mengangakat Raffles sebagai
penguasanya. Dalam rangka menjalankan pemerintahannya, Raffles berpegang pada tiga
prinsip yaitu :
1. Pertama, segala bentuk kerja rodi dan penyerahan wajib dihapus, diganti penanaman bebas
oleh rakyat.
2. Kedua, peranan para bupati sebagai pemungut pajak dihapuskan dan para bupati dimasukkan
sebagai bagian pemerintah colonial.
3. Ketiga, atas dasar pandangan bahwa tanah itu milik pemerintah, maka rakyat penggarap
dianggap sebagai penyewa.
e. Usaha-usaha Raffles dalam menjalankan pemerintahan
Kebijakan politik Raffles di Indonesia dijalankan berdasarkan asas-asas liberal yang
menjunjung tinggi persamaan derajat dan kebebasan manusia. Dijiwai oleh nilai-nilai liberal,
Raffles bermaksut mewujudkan kebebasan dan menegakkan hukum dalam pemerintahannya,
yaitu berupa.
1. Perwujudan kebebasan dilaksanakan berupa kebebasan menanam, kebebasan berdagang, dan
produksi untuk ekspor.
2. Penegakkan hukum diwujudkan berupa perlindungan hukum kepada rakyat agar bebas dari
kesewenang-wenangan.
Sesuai dengan kebijakan politiknya tersebut, Raffles menerapkan kebijakan
ekonomi seperti yang dijalankan Inggris di India. Hal tersebut karena Indonesia memiliki
banyak persamaan, yaitu sama-sama negara agraris. Kebijakan ekonomi yang diterapkan
Inggris tersebut disebut dengan Landrent-system, atau sistem pajak tanah.
Berikut adalah usaha-usaha Rafffles dalam menjalankan pemerintahan :
No Bidang ekonomi Bidang sosial Bidang budaya
Melakukan sistem Menghapus Merintis
pemungutang sewa sistem monopoli. pembangunan
tanah (land rent Kebun Raya
1 system) dengan cara Bogor.
melakukan
pemungutan pajak
secara perorangan.
Mewajibkan petani Menghapus Menulis buku
untuk membayar sewa sistem dengan judul “The
2
tanah dalam bentuk perbudakan. History of Java”.
uang.
Melakukan Menghapus Menemukan jenis
pemungutan pajak penyerahan wajib bunga Rafflesia
3 tanah untuk semua dan sistem arnoldi di hutan
hasil penanaman penyerahan paksa. pedalaman
sawah. Bengkulu.
Mengangkat para Membagi pulau Membarikat
bupati menjadi jawa menjadi 16 bantuan-bantuan
pegawai negeri yang keresidenan. kepada lembaga-
4
bertugas untuk lembaga
memungut pajak kebudayaan dalam
tanah. negeri.

f. Kebijakan Land Rent


Dalam masa pemerintahannya, Raffles mengeluarkan kebijaksanaan ekonomi yang
disebut dengan sistem pemungutan pajak tanah atau landrent, yang bertujuan ingin
menciptakan suatu sistem ekonomi di Jawa yang bebas dari segala unsur paksaan.
Pokok-pokok kebijakan sistem pajak tanah adalah sebagai berikut:
a. Segala bentuk penyerahan wajib dan kerja paksa dihapuskan dan rakyat diberi kebebasan
dalam menentukan jenis tanaman yang akan ditanamnya.
b. Peranan para bupati sebagai pemungut pajak dihapuskan dan sebagai gantinya mereka
dijadikan sebagai aparat negara yang bertanggung jawab kepada pemerintah.
c. Pemerintah Inggris adalah pemilik tanah. Setiap petani yang menggarap tanah dianggap
sebagai penyewa tanah milik pemerintah. setiap penyewa tanah diwajibkan untuk membayar
pajak sebagai uang sewa.
Sistem pajak tanah menemui kegagalan, sebab:
a. Sistem pajak tanah tidak mendapat dukungan dari para bupati.
b. Sebagian besar masyarakat pedesaan belum mengenal sistem ekonomi uang.
c. Adanya kesulitan dalam menentukan jumlah pajak bagi setiap penyewa tanah.
Tanam Paksa atau Cultuurstelsel merupakan sistem yang bertujuan dan bermanfaat bagi
Belanda, Tanam Paksa adalah Peraturan Mempekerjakan seseorang dengan paksa tanpa
diberi gaji dan tanpa istirahat, sehingga sangat merugikan pekerja dan menyengsarakan.

Sejak awal abad ke-19, pemerintah Belanda mengeluarkan biaya yang sangat besar
untuk membiayai peperangan, baik di Negeri Belanda sendiri (pemberontakan
Belgia) maupun di Indonesia (terutama perlawanan Diponegoro) sehingga Negeri
Belanda harus menanggung hutang yang sangat besar.

Untuk menyelamatkan Negeri Belanda dari bahaya kebrangkrutan maka Johanes


van den Bosch diangkat sebagai gubernur jenderal di Indonesia dengan tugas pokok
menggali dana semaksimal mungkin untuk mengisi kekosongan kas negara,
membayar hutang, dan membiayai perang. Untuk melaksanakan tugas yang sangat
berat itu, Van den Bosch memusatkan kebijaksanaannya pada peningkatan produksi
tanaman ekspor.

Oleh karena itu, yang perlu dilakukan ialah mengerahkan tenaga rakyat jajahan
untuk melakukan penanaman tanaman yang hasil-hasilnya dapat laku di pasaran
dunia secara paksa. Setelah tiba di Indonesia (1830) Van den Bosch menyusun
program sebagai berikut.

1) Sistem sewa tanah dengan uang harus


dihapus karena pemasukannya tidak banyak dan pelaksanaannya sulit.
2) Sistem tanam bebas harus diganti dengan tanam wajib dengan jenis-jenis
tanaman yang sudah ditentukan oleh pemerintah.
3) Pajak atas tanah harus dibayar dengan penyerahan sebagian dari hasil
tanamannya kepada pemerintah Belanda.

b. Aturan-Aturan Tanam Paksa

Sistem tanam paksa yang diajukan oleh Van den Bosch pada dasarnya merupakan
gabungan dari sistem tanam wajib (VOC) dan sistem pajak tanah (Raffles) dengan
ketentuan-ketentuan sebagai berikut.

1) Penduduk desa yang punya tanah diminta menyediakan seperlima dari tanahnya
untuk ditanami tanaman yang laku di pasaran dunia.
2) Tanah yang disediakan bebas dari pajak.
3) Hasil tanaman itu harus diserahkan kepada pemerintah Belanda. Apabila
harganya melebihi pembayaran pajak maka kelebihannya akan dikembalikan kepada
petani.
4) Waktu untuk menanam tidak boleh melebihi waktu untuk menanam padi.
5) Kegagalan panenan menjadi tanggung jawab pemerintah.
6) Wajib tanam dapat diganti dengan penyerahan tenaga untuk dipekerjakan di
pengangkutan, perkebunan, atau di pabrik-pabrik selama 66 hari.
7) Penggarapan tanaman di bawah pengawasan langsung oleh kepala-kepala
pribumi, sedangkan pihak Belanda bertindak sebagai pengawas secara umum.

c. Pelaksanaan Tanam Paksa

Melihat aturan-aturannya, sistem tanam paksa tidak terlalu memberatkan, namun


pelaksanaannya sangat menekan dan memberatkan rakyat. Adanya cultuur procent
menyangkut upah yang diberikan kepada penguasa pribumi berdasarkan besar
kecilnya setoran, ternyata cukup memberatkan beban rakyat. Untuk mempertinggi
upah yang diterima, para penguasa pribumi berusaha memperbesar setoran,
akibatnya timbulah penyelewengan-penyelewengan, antara lain sebagai berikut.

1) Tanah yang disediakan melebihi 1/5, yakni 1/3 bahkan 1/2, malah ada seluruhnya,
karena seluruh desa dianggap subur untuk tanaman wajib.
2) Kegagalan panen menjadi tanggung jawab petani.
3) Tenaga kerja yang semestinya dibayar oleh pemerinah tidak dibayar.
4) Waktu yang dibutuhkan tenyata melebihi waktu penanaman padi.
5) Perkerjaan di perkebunan atau di pabrik, ternyata lebih berat daripada di sawah.
6) Kelebihan hasil yang seharusnya dikembalikan kepada petani, ternyata tidak
dikembalikan.

d. Akibat Tanam Paksa

Pelaksanaan sistem tanam paksa banyak menyimpang dari aturan pokoknya dan
cenderung untuk mengadakan eskploitasi agraris semaksimal mungkin. Oleh karena
itu, sistem tanam paksa menimbulkan akibat sebagai berikut.

1) Bagi Indonesia (Khususnya Jawa)


a) Sawah ladang menjadi terbengkelai karena diwajibkan kerja rodi yang
berkepanjangan sehingga penghasilan menurun drastis.
b) Beban rakyat semakin berat karena harus menyerahkan sebagian tanah dan hasil
panennya, membayar pajak, mengikuti kerja rodi, dan menanggung risiko apabila
gagal panen.
c) Akibat bermacam-macam beban menimbulkan tekanan fisik dan mental yang
berkepanjangan.
d) Timbulnya bahaya kemiskinan yang makin berat.
e) Timbulnya bahaya kelaparan dan wabah penyakit di mana-mana sehingga angka
kematian meningkat drastis.

Bahaya kelaparan menimbulkan korban jiwa yang sangat mengerikan di daerah


Cirebon (1843), Demak (1849), dan Grobogan (1850). Kejadian ini mengakibatkan
jumlah penduduk menurun drastis. Di samping itu, juga terjadi penyakit busung
lapar (hongorudim) di mana-mana.

2) Bagi Belanda.
Apabila sistem tanam paksa telah menimbulkan malapetaka bagi bangsa Indonesia,
sebaliknya bagi bangsa Belanda ialah sebagai berikut:

a) Keuntungan dan kemakmuran rakyat Belanda.


b) Hutang-hutang Belanda terlunasi.
c) Penerimaan pendapatan melebihi anggaran belanja.
d) Kas Negeri Belanda yang semula kosong dapat terpenuhi.
e) Amsterdam berhasil dibangun menjadi kota pusat perdagangan dunia.
f) Perdagangan berkembang pesat.

e. Akhir Tanam Paksa

Sistem tanam paksa yang mengakibatkan kemelaratan bagi bangsa Indonesia,


khususnya Jawa, akhirnya menimbulkan reaksi dari berbagai pihak, seperti berikut
ini.

1) Golongan Pengusaha
Golongan ini menghendaki kebebasan berusaha. Mereka menganggap bahwa tanam
paksa tidak sesuai dengan ekonomi liberal.

2) Baron Van Hoevel


Ia adalah seorang missionaris yang pernah tinggal di Indonesia (1847). Dalam
perjalanannya di Jawa, Madura dan Bali, ia melihat penderitaan rakyat Indonesia
akibat tanam paksa. Ia sering melancarkan kecaman terhadap pelaksanaan tanam
paksa. Setelah pulang ke Negeri Belanda dan terpilih sebagai anggota parlemen, ia
semakin gigih berjuang dan menuntut agar tanam paksa dihapuskan.

3) Eduard Douwes Dekker


Ia adalah seorang pejabat Belanda yang pernah menjadi Asisten Residen Lebak
(Banten). Ia cinta kepada penduduk pribumi, khususnya yang menderita akibat
tanam paksa. Dengan nama samaran Multatuli yang berarti "aku telah banyak
menderita", ditulisnya buku Max Havelaar atau Lelang Kopi Persekutuan Dagang
Belanda (1859) yang menggambarkan penderitaan rakyat akibat tanam paksa dalam
kisah Saijah dan Adinda.

Akibat adanya reaksi tersebut, pemerintah Belanda secara berangsur-angsur


menghapuskan sistem tanam paksa. Nila, teh, kayu manis dihapuskan pada tahun
1865, tembakau tahun 1866, kemudian menyusul tebu tahun 1884. Tanaman
terakhir yang dihapus adalah kopi pada tahun 1917 karena paling banyak
memberikan keuntungan.

f. Sistem Usaha Swasta

Sesudah tahun 1850, kaum liberal memperoleh kemengangan politik di Negeri


Belanda. Mereka juga ingin menerapkan asas-asas liberalisme di tanah jajahan.
Dalam hal ini kaum liberal berpendapat bahwa pemerintah semestinya tidak ikut
campur tangan dalam masalah ekonomi; tugas ekonomi haruslah diserahkan kepada
orang-orang swasta; agar kaum swasta dapat menjalankan tugasnya maka harus
diberi kebebasan berusaha.

Sesuai dengan tuntutan kaum liberal maka pemerintah kolonial segera memberikan
peluang kepada usaha dan modal swasta untuk menanamkan modal mereka dalam
berbagai usaha di Indonesia, terutama perkebunan-perkebunan di Jawa dan di luar
Jawa. Selama periode tahun 1870–1900 Indonesia terbuka bagi modal swasta Barat.
Itu sebabnya zaman itu sering disebut zaman Liberal. Selama masa Liberal, kaum
swasta Barat aktif membuka perkebunan-perkebunan seperti, kopi, teh, gula, dan
kina yang cukup besar di Jawa dan Sumatra Timur.

Pembukaan perkebunan besar itu dapat dilakukan dengan adanya Undang-Undang


Agraria 1870. Adapun tujuannya ialah sebagai berikut.

1) Untuk melindungi hak milik petani-petani pribumi atas tanahnya, dari


penguasaan orang-orang asing.
2) Peluang kepada para pengusaha asing untuk dapat menyewa tanah dari rakyat
Indonsia.

Dengan demikian, para pengusaha hanya dapat diperbolehkan menyewa tanah-


tanah petani dalam jangka waktu tertentu dan tidak boleh membelinya.

Dalam Undang-Undang Agraria juga telah disebutkan bahwa tanah yang boleh
disewa digolongkan menjadi dua macam.

1) Tanah milik negara, yaitu tanah-tanah yang tidak secara langsung menjadi milik
penduduk pribumi ( di luar wilayah desa). Tanah ini dapat disewa selama 75 tahun.
2) Tanah milik penduduk pribumi, misalnya sawah, ladang, dan yang sejenis yang
dimiliki langsung oleh penduduk desa. Tanah ini dapat disewa dalam jangka waktu 5
tahun atau sampai dengan 30 tahun.

Harapan kaum liberal untuk membuka tanah jajahan bagi perkembangan ekonomi
Hindia Belanda ternyata dapat tercapai. Perkebunan gula, kopi, tembakau, dan
tanaman-tanaman perdagangan lainnya diusahakan secara luas dan meningkat
secara cepat. Untuk memperlancar perkembangan produksi tanaman ekspor maka
pemerintah membangun waduk-waduk dan saluran-saluran irigasi.

Selain irigasi juga dibangun jalan-jalan raya, jembatan-jembatan, dan jalan kereta
api. Pembangunan jalan dimaksudkan untuk menunjang kelancaran pengangkutan
hasil-hasil perusahaan perkebunan dari daerah pedalaman ke daerah pantai atau
pelabuhan yang kemudian diteruskan ke luar.

Selama zaman Liberal (1870–1900), usaha-usaha perkebunan swasta Barat


mengalami kemajuan pesat dan mendatangkan keuntungan yang besar bagi
pengusaha. Kekayaan alam Indonesia mengalir ke Negeri Belanda. Akan tetapi, bagi
penduduk pribumi, khususnya di Jawa telah membawa kemerosotan kehidupan dan
kemunduran tingkat kesejahteraan. Hal ini sangat terasa sejak adanya krisis
perkebunan tahun 1885 yang mengakibatkan uang sewa tanah dan upah pekerja di
pabrik serta perkebunan menurun.

Pada akhir abad ke-19, muncullah kritik-kritik tajam yang ditujukan kepada
pemerintah Hindia Belanda akibat praktik liberalisme yang gagal memperbaiki nasib
kehidupan rakyat Indonesia. Para pengkritik menganjurkan untuk memperbaiki
nasib rakyat Indonesia.

Kebijaksanaan ini didasarkan atas anjuran Mr. C. Th. Van Deventer yang menuliskan
buah pikirannya dalam majalah De Gids (perinstis/pelopor) dengan judul Een
Ereschuld (Berhutang Budi) sehingga dikenal dengan nama politik etis atau politik
balas budi. Gagasan Van Deventer terkenal dengan nama Trilogi Van Deventer yang
isinya sebagai berikut.

1) irigasi atau pengairan (memperbaiki pengairan);


2) emigrasi atau pemindahan penduduk atau transmigrasi;
3) edukasi atau pendidikan (memajukan pendidikan).

Undang-Undang Agraria 1870 (bahasa Belanda: Agrarische Wet 1870) diberlakukan pada tahun 1870
oleh Engelbertus de Waal (menteri jajahan) sebagai reaksi atas kebijakan pemerintah Hindia Belanda
di Jawa. Latar belakang dikeluarkannya Undang-Undang Agraria (Agrarische Wet) antara lain karena
kesewenangan pemerintah mengambil alih tanah rakyat. Politikus liberal yang saat itu berkuasa di
Belanda tidak setuju dengan Tanam Paksa di Jawa dan ingin membantu penduduk Jawa sambil
sekaligus keuntungan ekonomi dari tanah jajahan dengan mengizinkan berdirinya sejumlah
perusahaan swasta.
UU Agraria memastikan bahwa kepemilikan tanah di Jawa tercatat. Tanah penduduk dijamin
sementara tanah tak bertuan dalam sewaan dapat diserahkan. UU ini dapat dikatakan mengawali
berdirinya sejumlah perusahaan swasta di Hindia Belanda.
UU Agraria sering disebut sejalan dengan Undang-Undang Gula 1870, sebab kedua UU itu
menimbulkan hasil dan konsekuensi besar atas perekonomian di Jawa.

Anda mungkin juga menyukai