Anda di halaman 1dari 189

KELAS XI

SEJARAH INDONESIA SMA ST. PAULUS


JAKARTA
PETA KONSEP
Antara Kolonialisme dan Imperialisme

Bermula dari Jatuhnya Konstantinopel (1453)


Ekonomi dan perdagangan Eropa merosot

Gold, Gospel, Glory

Melacak Perburuan Mutiara dari Timur


Spanyol-Portugis-Belanda-Inggris

Mengevaluasi Pemerintah Penjajahan Hindia Belanda

Menganalisis Kemaharajaan VOC

Penderitaan dan Kesengsaraan Rakyat


A.Kedatangan Bangsa Barat di Dunia Timur

1. Memahami Motivasi, Nafsu, dan Kejayaan Barat

Motivasi:
- Untuk menemukan dunia baru
- Untuk survive: memenuhi kepuasan dan kejayaan kehidupan di dunia.

Nafsu: Utk menguasai dunia baru demi keuntungan ekonomi /kejayaan politik.

Pertanyaannya adalah daerah mana yang dimaksud dunia baru itu?


A.Kedatangan Bangsa Barat di Dunia Timur

: Wilayah/bagian dunia Timur (timurnya Eropa) sebagai penghasil


bahan-bahan yang sangat diperlukan dan digemari oleh bangsa-bangsa
Eropa. Bahan-bahan yang dimaksudkan itu adalah rempah-rempah seperti
cengkih, lada, pala, dan lain-lain.

Mengapa orang-orang Eropa sangat memerlukan rempah-rempah?


Rempah2 menjadi komoditas perdagangan yang sangat laris di
Eropa. Daerah yang menghasilkan rempah2 itu tidak adalah Kepulauan
Nusantara. Orang-orang Eropa menyebut daerah itu dengan nama Hindia.

Bagaikan “memburu mutiara dari timur”, orang-orang Eropa


berusaha datang ke Kepulauan Nusantara untuk mendapatkan rempah-
rempah. Namun dalam konteks penemuan dunia baru itu kemudian tidak
hanya Kepulauan Nusantara saja tetapi juga daerah-daerah lain yang
ditemukan orang-orang Eropa pada periode penjelajahan samudra,
misalnya Amerika, dan daerah-daerah lain di Asia.
A.Kedatangan Bangsa Barat di Dunia Timur

Kedatangan bangsa Barat ke Indonesia dilatarbelakangi oleh peristiwa yang jauh


dari Indonesia yi: jutuhnya KONSTANTINOPEL ke tangan TURKI 1453. Serangkaian penemuan
di bidang teknologi juga faktor penting untuk melakukan pelayaran bagi bangsa-bangsa
Barat menuju Tanah Hindia/Kepulauan Nusantara.

Tujuan Utama Bangsa Barat melakukan penjelajahan samudera adalah membangun


jalur perdagangan baru dengan India dan Timur Jauh. Dunia Timur dikenal sebagai sumber
Rempah-rempah.
A.Kedatangan Bangsa Barat di Dunia Timur
Faktor yang memotivasi kedatangan bangsa Barat di Indonesia:

a. Perkembangan IPTEK
Jaman renaisance mengalami kemajuan di bidang IPTEK. Berbagai pnelitian
dilakukan untuk menemukan hal-hal baru. Kebangkitan ilmu ini mendorong manusia untuk
mengamati dunia. Pada masa ini muncul berbagai macam teori.
1. NICOLAUS COPERNIKUS
: bumi itu bulat (heliosentris) jika seseorang berangkat dari satu titik, maka ia akan kembali
pada titik tersebut. Bumi berputar pada porosnya, bulan mengelilingi matahari dan bumi,
planet2 juga mengelilingi matahari.
2. GALILEO GALILEI
: setuju dgn Copernikus. Kemudian Galileo menciptakan TELESKOP untuk mengamati benda-
benda angkasa dan dapat melihat bulan yg permukaanya tidak rata.
3. SIR ISAAC NEWTON
: seluruh benda langit mbergerak dengan ketepatan yg dapat diramalkan seperti gerak
gerak jam. Karena itu manusia dapat menyederhanakannya dalam pikiran.
A.Kedatangan Bangsa Barat di Dunia Timur

Kemajuan tekhnologi perkapalan dan astronomi menambah semangat bangsa Barat


untuk melakukan penjelajahan samudera menemukan dunia baru. Kapal-kapal dilengkapi dengan
kompas yg mengurangi resiko tersesat. Juga tekhnik pelayaran yg memanfaatkan angin untuk
menggerakkan kapal.

b. Semboyan Gold, Glory dan Gospel.


Gold: emas yg menggambarkan kekayaan. Sembolyan ini kemudian hari menjadi
pemicu lahirnya merkantilisme di Eropa. Merkantilisme: anggapan bahwa kejayaan negara diukur
dengan banyaknya emas yg dimiliki sebagai hasil keuntungan berdagang.suatu negara dikatakan
kaya jika memiliki emas yang banyak.

Glory: kemuliaan dan kejayaan yg dicapai. Setelah kejayaan diperoleh: selanjutnya


adalag kemasyuran dan kemenangan. Dalam perkembangannya, Glory melahirkan Imperialisme.
Imperialisme: pandangan yg mengatakan bahwa kekayaan suatu negara dilihat dari banyaknya
wilayah koloni dan jalur perdagangan yg dikuasai. Kondisi ini mendorong bangsa Barat untuk
saling mengalahkan untuk mendapat kekuasaan.

Gospel: penyebaran agama. Selama perjalanan perdagangan, selalu ada misionaris


yg bertugas untuk menyebarkan ajaran tentang agama Kristen. Bagi para misionaris, bermisi
adalah pekerjaan yang mulia dan panggilan hidup.
A.Kedatangan Bangsa Barat di Dunia Timur

c. Pencarian rempah-rempah.
rempah-rempah digunakan untuk memberi rasa sedap
pada setiap makanan yg sebelumnya hanya disedapkan dengan
garam. Selain itu, rempah-rempah juga digunakan untuk
menghangatkan tubuh. Rempah-rempah yg dicari adalah:
- Cengkeh: Ternate, Tidore, Moti, Makian Dan Bacan
- Pala : pulau Banca
- Lada : Sumatera dan Jawa
2. Kedatangan Bangsa Barat di Indonesia
(1. Bangsa Portugis didukung oleh pangeran Hery, putera raja Portugis)
Bartolomeus Diaz (1450-1500): pemimpin edisi pertama untuk menemukan kepulauan
rempah-rempah. Perjalanan melalui Barat Afrika hingga sampai di Tanjung Harapan.
Vasco dagama (1497): mengitari tanjung harapan dan menyisir pantai Timur Afrika hingga
sampai di Calicut India pada tgl 20 Mei 1498. mereka berhassil membawa rempah-rempah
ke Portugis. Namun VD tidak berhasil menjalin hubungn baik dgn mas setempat.
Keberhasilan ini menjadi penghargaan bagi Bangsa Portugis.
Alfonso d’Albuquerque (1509) sebagai wakil Portugis di India. Dibawah kekuasaannya,
Portugis berhassil menguasai Bandar Goa pada 1510 dan menjadikannya markas Portugis.
Kemudian mereka mengincar MALAKA. Untuk menguasai MALAKA, d’Albuquerque
menyiapkan satu armada dgn 19 kapal dengan kekuatan 800 org yg terdiri dari pelayar
dan serdadu. Pada 10 Agustus 1511, d’Albuquerque berhasil menguasai MALAKA dan
d’Albuquerque diangkat menjadi penguasa MALAKA.
Antonio de Abreau dan didampingi Fransisco Serrao: diutus d’Albuquerque untuk
menemukan kepulauan rempah-rempah di Timur (Maluku). Kemudian rombongan de Abreau
berhasil mencapai pelabuhan Gresik di Jawa Timur. Sedangkan kapal yg dipimpin Serrao:
hanya mencapai Hitu (Ambon) karena kapalnya rudak diterjang badai.
Portugis disambut baik oleh Sultan Ternate karena ingin meminta bantuan Portugis
untuk menyerang Tidore. Hadiahnya dari Ternate bagi Portugis adallah boleh melakukan
monopoli perdagangan di sekitar Ternate.
2. Bangsa Spanyol
Portugis dan Spanyol pelopor penjelajah bangsa Barat. Kelompok ini berlomba
mengerahkan armada untuk melakukan pelayaran dengan tujuan untuk
menemukan pulau rempah-rempah.
Pelayaran Portugis: Timur.
Pelayaran Spanyol: Barat.

Pelayaran pertama Spanyol pada: 3 Agustus 1492 dipimpin oleh: Cristhoporus


Colombus.

Pada: 6 September 1492 rombongan Colombus mencapai kepulauan


Kanari di sebelah Barat Afrika.
pada: 12 Oktober berhasil menyeberangi samudera Atlantik dan tiba di
kepulauan Bahama.
2. Bangsa Spanyol

Selanjutnya, Spanyol dibawah pimpinan:


Amerigo Wespuci:
Berhasil mencapai Amerika Selatan pada 1499. Mereka mengira
daerah itu adalah: Hindia atau India yg banyak dengan rempah-rempah, karena
bangsa Spanyol menyebut masyarakat setempat dengan “Indian” yg berarti
orang India. Nama Amerika juga diberikan bangsa Spanyol yg diambil dari
nama Amerigo Wespuci.
2. Bangsa Spanyol

Ferdinan Magelland: (Ferdinan Magelhaens) dibantu oleh sebastian del


Cano. Mereka berlayar ke arah Barat menyeberangi samudera Pasifik.
Pada 15 21, mereka tiba di Massava yg kemudian menjadi Filipina.
Namun naasnya Ferdinan tewas dalam pertempuran dengan masyarakat
setempat. Kelompok kemudian dipimpin oleh

Sebastian del Cano: Mereka kemudian berlayar ke arah Selatan


melewati kepulauan Cagayan dan Mindanao dan mereka berhasil tiba
di kepulauan Maluku Pada 1521. di kepulauan Maluku, Spanyol dan
Portugis saling bertengkar. Keduanya bersekutu dengan masyarakat
setempat yi:
Spanyol dengan Tidore
Portugis dgn Ternate.
perselisihan ini akhirnya diselesaikan dgn diadakannya perjanjian
SARAGOSA yg berisi:
1. Maluku menjadi daerah di bawah pengaruh Portugis
2. Spanyol harus meninggalkan Maluku dan memusatkan diri di
Filipina
3. Bangsa Inggris
Inggris meniru Spanyol dlm berlayar yi: menuju Barat. Rombongan
dipimpin oleh:
Frances Drake dan dibantu oleh Thomas Cavendis yg berangkat pada 1577dan
mendapat dukungan penuh dari Ratu Elizabeth I.
1579 mereka berhassil mencapai daerah Ternate dan mereka memborong rempah-
rempah untuk dibawakan ke Inggris pada 1580.
Keberhasilan ini mendatangkan keuntungan yg besar bagi bangsa Inggris.
Kemudian mereka ingin merebut Indonesia dari tangan Belanda dan Potrugis dan
menjadikannya daerah monopoli dagang dan wilayah kekuasaan politik.
Pada abad XVII mereka mendatangi Indonesia yg sedang terjadi
kekacauan di Jayakarta dalam masalah adu domba dengan Banten yg dijadikan
VOC.
Penguasa Jayakarta yg mampu membaca kelicikan VOC mengizinkan
Inggris untuk mendirikan gudang kayu dekat kantor dagang VOC. Keadaan ini
membuat VOC geram dan melakukan serangan ke Jayakarta. Karena itu,
penguasa Jayakarta Wijayakrama meminta bantuan Inggris.
3. Bangsa Inggris

Pada: 1619: Terjadi perang laut yg merupakan puncak pertempuran antara VOC
dengan Jayakarta. Jayakarta meminta bantuan Inggris.

Inggris mengirim 1 armada sebanyak 15 kapal laut bawah


pimpinan Sir Thomas Dale. Ia mengintervensi VOC di perairan jawa. Namun
kemenangan ini hanya berlangsung selama satu hari, karena keesokan harinya
VOC berhasil merebut Jayakarta.

Pada1628: Inggris berhasil bekerja sama dengan Banten, yg ditandai dengan


diizinkannya Inggris mendirikan pangkalan dagang utama Asia di Banten.
Inggris membangun benteng untuk melindungi diri dari ancaman VOC dan
kenyamanan dalam menjual lada.
4. Bangsa Belanda

Keberhasilan Portugis dan Spanyol dalam penjelajahan mendorong


bangsa Belanda untuk melakukan penjelajahan menemukan dunia timur yg penuh
dengan rempah-rempah.
Belanda awalnya dipimpin oleh:
Barents (1594): berangkat dari Belanda untuk menemukan dunia Timur. Barents
berlayar melalui kutub Utara yg kemudian gagal karena kapalnya terjebak di
pulau Nova Zembla di Kutub Utara.
Kemudian Belanda melanjutkan penjelajahan ke dunia Timur dengan
mengikuti rute Portugis. Meskipun bangsa Portugis merahasiakan rute perjalannya
kepada Belanda, orang Belanda tetap mengetahuinya karena ada orang
Belanda yg bekerja di kapal Portugis. Orang Belanda yg berkeja di kapal
Portugis salah satunya adalah:
4. Bangsa Belanda

Jan Huygen van Lin-Schoten.

Pada 1595, ia menerbitkan buku yg berjudul Iti-nerario naer


Oost ofte Portugaels IndienI (pedoman perjalanan ke Timur bangsa
Portugis).

Buku memuat peta perjalanan ke Timur/Hindia dan rincian


penemuan-penemuan bangsa Portugis di dunia Timur. Berdasarkan buku
itu, Belanda mengetahui kekayaan yd ada di dunia Timur. Mereka juga
mengetahui persoalan yg dihadapi Portugis dalam perjalanan.
4. Bangsa Belanda
Setelah mempelajari buku tersebut, Belanda menyempurnakan
persiapannya seperti: kapal dan senjata berperang. Tujuannya utk mengalahkan
Portugis yg lebih dulu sampai di Indonesia.

Pada 1595, rombongan Belabda terdiri dari 4 kapal siap berangkat ke


Indonesia dgn 249 awak dan 64 pucuk meriam dibawah pimpinan Cornelis de
Houtman.

Pada 1596, mereka tiba di Banten, tetapi mereka ditolak masyarakat


setempat karena sikap de Houtman yg tidak menghormati masyarakat setempat.
Banten menolak sebagai salah satu bentuk mempertahankan harga diri bangsa.
Mereka tidak ingin kehilangan kehabagiaan karena dijajah asing.

Banten juga berani menolak belanda karena adanya hasutan dari


Portugis. Portugis bertujuan untuk menghadang Belanda berdagang di banten.
Belanda kemudian pergi dengan menelusuri pantai Utara Jawa.
4. Bangsa Belanda
Pada 1597, mereka kembali ke Belanda dengan personil yg tidak lagi
utuh tetapi mereka membawa rempah-rempah yg banyak.

Pada 1598, Belanda kembali tiba di Banten bawah pimpinan Jacob van
Neck yang dibantu oleh van waerwijck dan van Heemskerck.
Mereka bertiga lebih pintar berdiplomasi dari pada de Houtman.
Mreka berusaha memperbaiki kesalahan tim sebelumnya. Mereka memberi
cindera mata berupa tempat minum dari emas murni kepada penguasa Banten.
Rombongan ini bersikap lebih sopan dan ramah kepada masyarakat
setempat. Karena itu mereka diterima baik di Banten. Kemudian Banten dan
Belanda semakin harmonis yg ditandai dengan diizinkannya Belanda mendirikan
kantor dagang diberi nama Logi setelah diberikan sejumlah banyak uang
jaminan kepada penguasa Banten. Pada 1602, Belanda memiliki 4 Loji di Banten.
Belanda kemudian melanjutkan perjalanan ke Dunia Timur dan mencapai
kepulauan Maluku. Di sana mereka berhasil menggeser kekuasaan Portugis.
Portugis kemudian berpindah ke Papua dan Nusa Tenggara.
TAHAP PERTAMA SELESAI
TEST ULANGAN HARIAN:
SOAL:
B. Masa Kekuasaan VOC
Ini adalah museum yang
sangat megah yang
dikenal dengan Museum
Fatahilah atau Museum
Sejarah Jakarta. Gedung
yang sekarang terletak
di Jalan Taman Fatahilah
mulai dibangun tahun
1620 atas perintah
Gubernur Jan Pieter Zoen
Coen. Gedung ini
kemudian dikenal
sebagai Stadhuis atau
Balai Kota, merupakan
salah satu bangunan
Belanda di Batavia yang
digunakan sebagai kantor
Gubernur Jenderal VOC
(Vereenigde
Oost Indische Compagnie
)

Coba amati baik-baik gambar di atas!


1. Kira-kira gambar gedung apa, dan kapan dibangun?
2. Ada di mana gedung itu, apa fungsinya?
1. Pembentukan VOC

Telah dijelaskan di awal bahwa tujuan kedatangan Eropa ke dunia


timur: untuk mendapatkan keuntungan dan kekayaan.

Tujuan ini boleh dikatakan dicapai setelah mereka menemukan


rempah-rempah di Kepulauan Nusantara. Berita tentang keuntungan
yang melimpah berkat perdagangan rempah-rempah itu menyebar luas.

Dengan demikian semakin banyak orang2 Eropa yang tertarik


datang ke Nusantara. Mereka saling berinteraksi dan bersaing dalam
meraup keuntungan berdagang.
1. Pembentukan VOC

Para pedagang Portugis bersaing dengan Belanda, Spanyol, Inggris, dan


seterusnya. Bahkan tidak hanya antarbangsa, antarkelompok atau kongsi dagang,
dalam satu bangsapun mereka saling bersaing.

Karena itu, untuk memperkuat posisinya di dunia Timur masing-masing kongsi


dagang dari suatu negara membentuk persekutuan dagang bersama. Sebagai contoh
seperti pada tahun 1600 Inggris membentuk sebuah kongsi dagang yang diberi nama
East India Company (EIC), pusatnya berkedudukan di Kalkuta, India. Dari Kalkuta setiap
kebijakan Ingris di dunia timur, dikendalikan. Pada 1811 kedudukan Inggris begitu kuat
dan meluas bahkan pernah berhasil menempatkan kekuasaannya di Nusantara.

Persaingan yang cukup keras juga terjadi di antarperusahaan dagang Belanda.


Masing-masing ingin memenangkan kelompoknya agar mendapatkan keuntungan besar.
Kenyataan ini mendapat perhatian khusus pihak pemerintah dan parlemen Belanda,
sebab persaingan antarkongsi Belanda juga akan merugikan Kerajaan Belanda sendiri.
1. Pembentukan VOC

Terkait dengan itu, maka pemerintah dan Parlemen Belanda (Staten Generaal)
pada 1598 mengusulkan agar antarkongsi Belanda bekerja sama membentuk sebuah
perusahaan dagang yang lebih besar.

Usulan ini baru terealisasi empat tahun berikutnya, yakni 20 Maret 1602 secara
resmi dibentuklah persekutuan kongsi dagang Belanda di Nusantara sebagai hasil fusi
antarkongsi yang telah ada. Kongsi dagang Belanda ini diberi nama Vereenigde Oost
Indische Compagnie (VOC) atau dapat disebut dengan “Perserikatan Maskapai
Perdagangan Hindia Timur/Kongsi Dagang India Timur”. VOC secara resmi didirikan di
Amsterdam.
1. Pembentukan VOC
Latar belakang terbentuknya VOC
1. menghindari persaingan antarpedagang Belanda
2. untuk memperkuat diri dalam menghadapi persaingan dagang
dengan negara lain (Spanyol, Portugis dan Inggris)

Tokoh-tokohnya :
1. Pangeran Mauritz
2. baroen Von Hoevel
3. Pieter Both
4. Jan Pieterszoon Coen
1. Pembentukan VOC
Tujuan dibentuknya VOC :
1. Menghindari persaingan yg tdk sehat antara sesama klpk/kongsi pedagang
Belanda yang telah ada,
2. Memperkuat kedudukan Belanda dalam menghadapi persaingan dengan
para pedagang negara lain.
3. Membantu keuangan pemerintah Belanda
4. Menyaingi pedagang-pedagang lainnya
5. Menjalankan pemerintahan sebagai wakil Pemerintahan Belanda di Hindia
Timut

VOC dipimpin oleh sebuah dewan yang beranggotakan 17 orang,


sehingga disebut “Dewan Tujuh Belas” (de Heeren XVII). Mereka terdiri dari
delapan perwakilan kota pelabuhan dagang di Belanda. Markas Besar Dewan
ini berkedudukan di Amsterdam.
1. Pembentukan VOC
Dalam menjalankan tugas, VOC ini memiliki beberapa kewenangan (hak
Oktroi) antara lain:

1. Melakukan monopoli perdagangan di wilayah antara Tanjung Harapan sampai


dengan selat Magelhaens, termasuk Kepulauan Nusantara,
2. Membentuk angkatan perang sendiri,
3. Melakukan peperangan,
4. Mengadakan perjanjian dengan raja-raja setempat,
5. Mencetak dan mengeluarkan mata uang sendiri,
6. Mengangkat pegawai sendiri, dan
7. Memerintah di negeri jajahan

Sebagai sebuah kongsi dagang, dengan kewenangan dan hak-hak di


atas, menunjukkan bahwa VOC memiliki hak-hak istimewa dan kewenangan
yang sangat luas. VOC sebagai kongsi dagang bagaikan negara dalam
negara.
1. Pembentukan VOC

Dengan memiliki hak untuk membentuk angkatan perang sendiri dan boleh
melakukan peperangan, maka VOC cenderung ekspansif. VOC terus berusaha
memperluas daerah-daerah di Nusantara sebagai wilayah kekuasaan dan
monopolinya.

VOC memandang bangsa2 Eropa lain sebagai musuhnya. Mengawali


ekspansinya tahun 1605 VOC telah berhasil mengusir Portugis dari Ambon. Benteng
pertahanan Portugis di Ambon dapat diduduki tentara VOC. Benteng itu kemudian oleh
VOC diberi nama Benteng Victoria.
1. Pembentukan VOC
Pada awal pertumbuhannya sampai tahun 1610, “Dewan Tujuh Belas” secara
langsung harus menjalankan tugas-tugas dan menyelesaikan berbagai urusan VOC,
termasuk urusan ekspansi untuk perluasan wilayah monopoli.

Karena jauhnya tempat antara Belanda dengan Nusantara, maka para panitia
tujuh belas sangat sulit untuk melaksanakan tugasnya. Karena itu pada 1610 secara
kelembagaan diciptakan jabatan baru dalam organisasi VOC, yakni jabatan gubernur
jenderal. Gubernur jenderal merupakan jabatan tertinggi yang bertugas
mengendalikan kekuasaan di negeri jajahan VOC. Di samping itu juga dibentuk “Dewan
Hindia” (Raad van Indie).

Tugas “Dewan Hindia” ini adalah memberi nasihat dan mengawasi


kepemimpinan gubernur jenderal. Gubernur jenderal VOC yang pertama adalah Pieter
Both (1610-1614). Tugasnya adalah: menata organisasi kongsi dagang secara baik-
baik agar harapan mendapatkan monopoli perdagangan di Hindia Timur dapat
diwujudkan. Pieter Both mendirikan pos perdagangan di Banten tahun 1610.
1. Pembentukan VOC
Pada tahun itu juga Pieter Both meninggalkan Banten dan berhasil memasuki Jayakarta.
Penguasa Jayakarta waktu itu, Pangeran Wijayakrama yang sangat terbuka dalam hal
perdagangan. Pedagang dari mana saja bebas berdagang, di samping dari Nusantara juga dari
luar seperti dari Portugis, Inggris, Gujarat/India, Persia, Arab, termasuk juga Belanda. Dengan
demikian Jayakarta dengan pelabuhannya Sunda Kelapa menjadi kota dagang yang sangat
ramai.

Kemudian pada tahun 1611 Pieter Both berhasil


-Mengadakan perjanjian dengan penguasa Jayakarta, guna pembelian sebidang tanah seluas
50x50 vadem ( satu vadem sama dengan 182 cm) yang berlokasi di sebelah timur Muara
Ciliwung. Tanah inilah menjadi cikal bakal hunian dan kekuasaan VOC di tanah Jawa dan cikal
bakal Kota Batavia.
-Pieter Both juga berhasil mengadakan perjanjian dan menanamkan pengaruhnya di Maluku dan
berhasil mendirikan pos perdagangan di Ambon
2. Perkembangan VOC

Pada 1614 Pieter Both digantikan Gerard Reynst (1614-1615). Baru


berjalan satu tahun kemudian digantikan gubernur jenderal yang baru yakni
Laurens Reael (1615-1619). Pada masa jabatan Laurens Reael ini berhasil
dibangun Gedung Mauritius yang berlokasi di tepi Sungai Ciliwung.

Orang-orang Belanda (VOC) cerdik, awalnya mereka baik kpd rakyat


juga dlm hubungan dagang dengan kerajaan-kerajaan yang ada di Nusantara.
Mereka diizinkan oleh Pangeran Wijayakrama untuk membangun tempat tinggal
dan loji di Jayakarta. Sikap baik rakyat dan para penguasa setempat ini
dimanfaatkan VOC untuk memperkuat kedudukannya di Nusantara. Lama
kelamaan orang-orang Belanda mulai menampakkan sikap congkak, dan
sombong.
2. Perkembangan VOC

Setelah merasakan nikmatnya tinggal di Nusantara dan menikmati


keuntungannya yang melimpah dalam berdagang, Belanda semakin bernafsu ingin
menguasai dan melakukan paksaan serta kekerasan. Hal ini telah menimbulkan
kebencian rakyat dan para penguasa lokal.

Oleh karena itu, pada tahun 1618 Sultan Banten yang dibantu tentara Inggris
di bawah Laksamana Thomas Dale berhasil mengusir VOC dari Jayakarta. Orang-
orang VOC kemudian menyingkir ke Maluku. Setelah VOC hengkang dari Jayakarta
pasukan Banten pada awal tahun 1619 juga mengusir Inggris dari Jayakarta. Dengan
demikian Jayakarta sepenuhnya dapat dikendalikan oleh Kesultanan Banten.
2. Perkembangan VOC

Tahun 1619 Gubernur Jenderal VOC Laurens Reael digantikan Gubernur


Jenderal Jan Pieterzoon Coen (J.P. Coen). J.P. Coen (berani dan kejam serta ambisius).

Karena merasa bangsanya dipermalukan pasukan Banten dan Inggris di


Jayakarta, maka ia mempersiapkan pasukan untuk menyerang Jayakarta. Armada
angkatan laut dengan 18 kapal perangnya mengepung Jayakarta dan dalam waktu
singkat Jayakarta dapat diduduki VOC.

Kota Jayakarta kemudian dibumihanguskannya pada 30 Mei 1619. Di atas


puing-puing kota Jayakarta itulah dibangun kota baru bergaya kota dan bangunan
Belanda. Kota baru itu dinamakan Batavia sebagai pengganti nama Jayakarta.
2. Perkembangan VOC

Dalam waktu singkat VOC mengalami kamajuan pesat. Thn 1605 VOC
membantu Sultan Baabullah mengusir Portugis dari maluku. Kemudian VOC
menerapkan kebijakan di Maluku:
1. Hongi Tochten (pelayaran Hongi): pelayaran pantai yg dilengkapi pasukan
perang untuk menjaga pedagang Maluku agar tidak menjual rempah2
kepada pedagang lain selain VOC. Jika kedapatan akan dihukum berat.

2. Ekstirpasi: menebang tanaman rempah-rempah masyarakat agar produksi


rempah-rempah tidak berlebihan

3. Contingenten: kewajiban rakyat membayar pajak hasil bumi


2. Perkembangan VOC

Wilayah kekuasaan VOC semakin luas, Heeren Zeventien semakin repot.


Ia membentuk perwakilan jenderal Pieter Both 1610. tindakannya adalah:
1. Membangun pos perdagangan di banten dan Maluku
2. Memasuki dan menjalin hbgn baik dgn penguasa Jayakarta,
pangeran Wijayakrama
3. Membeli tanah 50x50 vadem utk dijdkn kota Batavia
4. Mengadakn perjanjian dan mempengarhi penguasa Maluku
2. Perkembangan VOC

Thn 1614 Both dgntikan Gerard Reynst yg (1 thn berkuasa). 1615


digantikn Lurents Reael yg berhasil membngn gedung Mauritius di tepi Ciliwung.
Dia berkuasa hingga 1619. digantikan Jan Pieterszoon Coen yg memiliki tgas
yg berat yi: hrs merebt Jayakarta dari tgn Banten.
Dia kemudian mengerahkn 18 kapal utk menyrng, dan pada 30 Mei
1619 berhasil merebut Jayakarta dan membangn kota baru hingga Batavia
menjadi pusat kekuatan VOC.
2. Perkembangan VOC

Pd 1623, J.P Coen pulang ke Belanda. Dan jbtnnya diduduki Pieter de Carpentier .
Pd 1627 J.P Coen: kmbli bertugas dgn beban menghadapi serangn Sultan Agung (mataram).
Namun dpt diatasi dgn mudah.

VOC memiliki kekuatan di Ambon dan Batavia dan mampu menguasai kerajaan
lokal dan pelabuhn diperbnyk. Untuk memuluskn rencanya, Belanda menerapkan sistem
politik Devide et impera (politik adu domba/pecah belah). Belanda kemudian dpt
menguasai tmpt lokal dgn mudah.

VOC menjalankan kekuasaannya dgn:


1. Contingenten: rakyat wajib bayar pajak berupa hasil bumi
2. Verplichte Leverantie: rakyat wajib membayar pajak di daerah yg tdk
dikuasai VOC
3. Preanger Stelsel: rakyat wajib menanam kopi di daerah Priangan
4. Membgn kerja sama dgn pemernth tradisional utk mempermudah
penaklukan wilayah
2. Perkembangan VOC

Pd 1641: VOC: mengusir Portugis dari Malaka : menguasai Aceh


1667 VOC : Sultan Hasanudin di Makasar. (prj. Bongaya): menegaskan kekuasaan VOC di
makasar. : Raja Sulaiman, terpakasa memberikan hak monopoli dagang bagi VOC.

VOC: membuat benteng setiap daerah kekuasaanya dan melakukan pelayaran HONGI.
Benteng yg mereka bangun adalah:
1. B. Durstededi Saparua
2. B. Nassau di banda
3. B. Victoria di Ambon
4. B. Orange di Ternate
5. B. Rotterdam di Makassar
2. Perkembangan VOC

1616: VOC memperluas wilayah ke Papua. Kekuasaan di daerah Papua sudah


sejak 1606 dgn pimpinan Willem Janz.
Pada 1616-1617: Le Maire dan William Schouten melakukan penelitian di
pantai Timur Papua yg kemudian menemukan pulau: Admiralty dan New
Ireland.
Pada 1667: pulau yg seblmnya dikuasai Tidore, kemudian dikuasai VOC.
Setiap derah yg dikuasai VOC, tidak hanya memonopoli perdagangan tetapi
juga mengontrol pelaksanaan politiknya.
3. PembubaranVOC

1. Alasan Pembubaran VOC


Pada abad XVII dan XVIII VOC sampai pada masa kejayaannya. Mereka
meraup keuntungan karena menguasai daerah perdagangan yg luas mulai dari
Amsterdam, Tanjung Harapan, India, Hingga Papua.

Namun di balik semua itu, VOC memiliki banyak permasalahan terutama


karena luas wilayahnya. Pada 27 Maret 1749, parlemen Belanda mengeluarkan
undang-undang yg menentapkan raja Willem IV sbg petinggi VOC. Karena itu,
Heeren Zeventien harus bertanggung jawab kepada raja. Karena itu
perngorganisasian VOC lbh dekat dengn raja.

Sejak 1673: VOC memiliki banyak utang. Hal ini didukung oleh para
pegawai VOC yg suka dgn korupsi membuat VOC semakin terpuruk. Karena itu,
kedudukan VOC semakin lemah dan kemudian diambil alih oleh kekuasaan
pemerintah Belanda.
3. PembubaranVOC

Alasannya adalah sebagai berikut:


1. Banyak pegawai VOC yang curang dan korupsi
2. Banyak pengeluaran untuk biaya peperangan contoh perang melawan
Hasanuddin dari Gowa
3. Banyaknya gaji yang harus dibayar karena kekuasaan yang luas
membutuhkan pegawai yang banyak
4. Pembayaran Devident (keuntungan) bagi pemegang saham turut
memberatkan setelah pemasukan VOC kekurangan
5. Bertambahnya saingan dagang di Asia terutama Inggris dan Perancis
6. Perubahan politik di Belanda dengan berdirinya Republik Bataaf 1795
yang demokratis dan liberal menganjurkan perdagangan bebas.
C. Penjajahan Pemerintahan Hindia Belanda

Berakhirnya VOC di Indoensia, bukan berarti berakhirnlah kekuasaan Belanda di


Indoenesia. Belanda masih melanjutkan kekuasaannya dengan membangun
kolonialisme yg menduduki kembali daerah kekuasaan VOC sebelumnya.

Pemerintahan Hindia Belanda mulai memerintah sejak XIX- awal abad XX


1. Masa Pemerintahan Republlik Bataaf
pada thn 1795, Belanda mengalami perubahan pemerintahan. Pada wktu
yg sama, munculah kelompok yg disebut patriot yg berlandaskan pd
semangat revolusi perancis yi: liberte, egalite dan fraternite.
C. Penjajahan Pemerintahan Hindia Belanda

Kelompok patriot menginginkan perubahan di pemerintahan Belanda yi:


menginginkan Belanda menjadi negara kesatuan. Pd thn yg sama (1795) Perancis
berhasil menguasai Belada dan raja Wilem V melarikan diri ke Inggris.

Perancis membentuk pemerintahan baru di Belanda yi: republik Bataaf


yg dipimpin oleh Louis Napoleon, adik napoleon Bonaparte. Perjalanan
pemerintahannya:
C. Penjajahan Pemerintahan Hindia Belanda

1. Pemerintahan Republik Bataaf

a. Daendels:
H.W. Daendels sebagai Gubernur Jenderal memerintah di Nusantara pada tahun
1808-1811. Tugas: mempertahankan Jawa agar tidak dikuasai Inggris.

Sebagai pemimpin yang ditunjuk oleh Pemerintahan Republik Bataaf, Daendels


harus memperkuat pertahanan dan juga memperbaiki administrasi pemerintahan, serta
kehidupan sosial ekonomi di Nusantara khususnya di tanah Jawa.
C. Penjajahan Pemerintahan Hindia Belanda
Bidang Sosial Ekonomi
Daendels juga diberi tugas untuk memperbaiki keadaan di Tanah Hindia, sembari
mengumpulkan dana untuk biaya perang. Oleh karena itu, Daendels melakukan berbagai
tindakan yang dapat mendatangkan keuntungan bagi pemerintah kolonial. Beberapa
kebijakan dan tindakan Daendels itu misalnya:

1. Daendels memaksakan berbagai perjanjian dengan penguasa Surakarta dan


Yogyakarta yang intinya melakukan penggabungan banyak daerah ke dalam
wilayah pemerintahan kolonial, misalnya daerah Cirebon,
2. Meningkatkan usaha pemasukan uang dengan cara pemungutan pajak,
3. Meningkatkan penanaman tanaman yang hasilnya laku di pasaran dunia,
4. Rakyat diharuskan melaksanakan penyerahan wajib hasil pertaniannya,
5. Melakukan penjualan tanah-tanah kepada pihak swasta.
C. Penjajahan Pemerintahan Hindia Belanda

Bidang Pemerintahan
Daendels juga melakukan berbagai perubahan di bidang pemerintahan. Ia
banyak melakukan campur tangan dan perubahan dalam tata cara dan adat istiadat
di dalam kerajaan-kerajaan di Jawa.

Kalau sebelumnya pejabat VOC datang berkunjung ke istana Kasunanan


Surakarta ataupun Kasultanan Yogyakarta ada tata cara tertentu, misalnya harus
memberi hormat kepada raja, tidak boleh memakai payung emas, kemudian membuka
topi dan harus duduk di kursi yang lebih rendah dari dampar (kursi singgasana raja),
Daendels tidak mau menjalani seremoni yang seperti itu.
C. Penjajahan Pemerintahan Hindia Belanda

Ia harus pakai payung emas, duduk di kursi sama tinggi dengan raja, dan
tidak perlu membuka topi. Sunan Pakubuwana IV dari Kasunan Surakarta terpaksa
menerima, tetapi Sultan Hamengkubuwana II menolaknya (Baca Ricklefs, 2005).

Penolakan Hamengkubuwana II terhadap kebijakan Daendels menyebabkan


terjadinya perseteruan antara kedua belah pihak. Untuk memperkuat kedudukannya di
Jawa, Daendels berhasil mempengaruhi Mangkunegara II untuk membentuk pasukan
“Legiun Mangkunegara” dengan kekuatan 1.150 orang prajurit.

Pasukan ini siap sewaktu-waktu untuk membantu pasukan Daendels apabila


terjadi perang. Dengan kekuatan yang ia miliki, Daendels semakin congkak dan
berani. Daendels mulai melakukan intervensi terhadap pemerintahan kerajaan-
kerajaan lokal, misalnya saat terjadi pergantian raja.
C. Penjajahan Pemerintahan Hindia Belanda

Melihat bentuk intervensi dan kesewenang-wenengan Daendels, Raden Rangga


terdorong untuk melancarkan perlawanan terhadap kekuatan kolonial. Raden Rangga
adalah kepala pemerintahan mancanegara di bawah Kasultanan Yogyakarta.

Oleh karena itu, Sultan Hamengkubuwana II mendukung adanya perlawanan yang


dilancarkan Raden Rangga. Namun perlawanan Raden Rangga ini segera dapat
ditumpas dan Raden Rangga sendiri terbunuh.

Setelah berhasil mematahkan perlawanan Raden Rangga, Daendels kemudian


memberikan ultimatum kepada Sultan Hamengkubuwana II agar menyetujui
pengangkatan kembali Danureja II sebagai patih dan Sultan harus menanggung kerugian
perang akibat perlawanan Raden Rangga. Sultan Hamengkubuwana II menolak ultimatum
itu.

Akibatnya, pada Desember 1810 Daendels menuju Yogyakarta dengan membawa


3.200 orang serdadu. Dengan kekuatan ini Daendels berhasil memaksa
Hamengkubuwana II untuk turun tahta dan menyerahkan kekuasaannya kepada
puteranya sebagai Sultan Hamengkubuwana III. Hamengkubuwana III ini sering disebut
Sultan Raja dan Hamengkubuwana II yang masih diizinkan tinggal di lingkungan istana
sering disebut Sultan Sepuh.
C. Penjajahan Pemerintahan Hindia Belanda
Di samping hal-hal di atas, Daendels juga melakukan beberapa tindakan yang dapat
memperkuat kedudukannya di Nusantara. Beberapa tindakan yang dimaksud adalah
sebagai berikut.
1. Membatasi secara ketat kekuasaan raja-raja di Nusantara.

2. Membagi Pulau Jawa menjadi sembilan daerah prefectuur/prefektur (wilayah yang


memiliki otoritas). Masing-masing prefektur dikepalai oleh seorang prefek. Setiap prefek
langsung bertanggung jawab kepada Gubernur Jenderal. Di dalam struktur pemerintahan
kolonial, setiap prefek membawahi para bupati.

3. Kedudukan bupati sebagai penguasa tradisional diubah menjadi pegawai pemerintah


(kolonial) yang digaji. Sekalipun demikian para bupati masih memiliki hak-hak feodal
tertentu.

4. Kerajaan Banten dan Cirebon dihapuskan dan daerahnya dinyatakan sebagai wilayah
pemerintahan kolonial.
C. Penjajahan Pemerintahan Hindia Belanda

Bidang pertahanan dan keamanan


Memenuhi tugas mempertahankan Jawa dari serangan Inggris, Daendels melakukan
langkah-langkah:
1. Membangun benteng-benteng pertahanan baru
2. Membangun pangkalan angkatan laut di Anyer dan Ujungkulon. Namun pembangunan
pangkalan di Ujungkulon boleh dikatakan tidak berhasil
3. Meningkatkan jumlah tentara, dengan mengambil orang-orang pribumi karena pada
waktu pergi ke Nusantara, Daendels tidak membawa pasukan. Oleh karena itu, Daendels
segera menambah jumlah pasukan yang diambil dari orang-orang pribumi, yakni dari
4.000 orang menjadi 18.000 orang.
4. Membangun jalan raya dari Anyer (Jawa Barat, sekarang Provinsi Banten) sampai
Panarukan (ujung timur Pulau Jawa, Provinsi Jawa Timur) sepanjang kurang lebih 1.100 km.
Jalan ini sering dinamakan Jalan Daendels.
C. Penjajahan Pemerintahan Hindia Belanda

Pelaksanaan program pembangunan di bidang pertahanan dan keamanan


tersebut telah merubah citra Daendels. Pada awalnya Daendels dikenal sebagai tokoh
muda yang demokratis yang dijiwai panji-panji Revolusi Perancis dengan semboyannya:
liberte, egalite dan fraternite. Ia berubah menjadi diktator.

Daendels juga mengerahkan rakyat untuk kerja rodi. Dengan kerja rodi itu maka
rakyat yang sudah jatuh miskin menjadi semakin menderita, apalagi kerja rodi dalam
pembuatan pangkalan di Ujungkulon, karena lokasi yang begitu jauh, sulit dicapai dan
penuh dengan sarang nyamuk malaria. Oleh karena itu, wajar kalau kemudian banyak
rakyat Hindia yang jatuh sakit bahkan tidak sedikit yang meninggal.
C. Penjajahan Pemerintahan Hindia Belanda

Bidang peradilan
Untuk memperlancar jalannya pemerintahan dan mengatur ketertiban dalam kehidupan
bermasyarakat, Daendels juga melakukan perbaikan di bidang peradilan. Daendels
berusaha memberantas berbagai penyelewengan dengan mengeluarkan berbagai
peraturan.
1. Daendels membentuk tiga jenis peradilan: (1) peradilan untuk orang Eropa, (2) peradilan
untuk orang-orang Timur Asing, dan (3) peradilan untuk orang-orang pribumi. Peradilan
untuk kaum pribumi dibentuk di setiap prefektur, misalnya di Batavia, Surabaya, dan
Semarang.
2. Peraturan untuk pemberantasan korupsi tanpa pandang bulu. Pemberantasan korupsi
diberlakukan terhadap siapa saja termasuk orang-orang Eropa, dan Timur Asing.
C. Penjajahan Pemerintahan Hindia Belanda

b. Janssen (1811):
Pada bulan Mei 1811, Daendels dipanggil pulang ke negerinya. Ia
digantikan oleh Jan Willem Janssen. Janssen dikenal seorang politikus
berkebangsaan Belanda. Sebelumnya Janssen menjabat sebagai Gubernur
Jenderal di Tanjung Harapan (Afrika Selatan) tahun 1802-1806.

Pada tahun 1806 itu Janssen terusir dari Tanjung Harapan karena daerah
itu jatuh ke tangan Inggris. Pada tahun 1810 Janssen diperintahkan pergi ke Jawa
dan akhirnya menggantikan Daendels pada tahun 1811. Janssen mencoba
memperbaiki keadaan yang telah ditinggalkan Daendels.
C. Penjajahan Pemerintahan Hindia Belanda
Namun harus diingat bahwa beberapa daerah di Hindia sudah jatuh ke
tangan Inggris. Sementara itu penguasa Inggris di India, Lord Minto telah
memerintahkan Thomas Stamford Raffles yang berkedudukan di Pulau Penang
untuk segera menguasai Jawa.
Raffles segera mempersiapkan armadanya untuk menyeberangi Laut
Jawa. Pengalaman pahit Janssen saat terusir dari Tanjung Harapan pun terulang.
Pada Tanggal 4 Agustus 1811 sebanyak 60 kapal Inggris di bawah komando
Raffles telah muncul di perairan sekitar Batavia. Beberapa minggu berikutnya,
tepatnya pada tanggal 26 Agustus 1811 Batavia jatuh ke tangan Inggris.
Janssen berusaha menyingkir ke Semarang bergabung dengan Legiun
Mangkunegara dan prajurit-prajurit dari Yogyakarta serta Surakarta. Namun
pasukan Inggris lebih kuat sehingga berhasil memukul mundur Janssen beserta
pasukannya.
Janssen kemudian mundur ke Salatiga dan akhirnya menyerah di Tuntang.
Penyerahan Janssen secara resmi ke pihak Inggris ditandai dengan adanya
Kapitulasi Tuntang pada tanggal 18 September 1811.
C. Penjajahan Pemerintahan Hindia Belanda
2. Pemerintahan Inggris:
Tanggal 18 September 1811 adalah tanggal dimulainya kekuasaan Inggris di
Hindia. Gubernur Jenderal Lord Minto secara resmi mengangkat Raffles sebagai
penguasanya. Pusat pemerintahan Inggris berkedudukan di Batavia. Sebagai penguasa di
Hindia, Raffles mulai melakukan langkah-langkah untuk memperkuat kedudukan Inggris di
tanah jajahan.
Dalam rangka menjalankan pemerintahannya, Raffles berpegang pada tiga
prinsip:
Pertama, segala bentuk kerja rodi dan penyerahan wajib dihapus, diganti penanaman bebas
oleh rakyat.
Kedua, peranan para bupati sebagai pemungut pajak dihapuskan dan para bupati
dimasukkan sebagai bagian pemerintah kolonial.
Ketiga, atas dasar pandangan bahwa tanah itu milik pemerintah, maka rakyat penggarap
dianggap sebagai penyewa. Berangkat dari tiga prinsip itu Raffles melakukan beberapa
langkah, baik yang menyangkut bidang politik pemerintahan maupun bidang sosial ekonomi.
C. Penjajahan Pemerintahan Hindia Belanda
a. bidang pemerintahan
Raffles didampingi para penasihat: Gillespie, Mutinghe, dan Crassen.
Secara geopolitik, Jawa dibagi menjadi 16 karesidenan. Selanjutnya untuk
memperkuat kedudukan dan mempertahankan keberlangsungan kekuasaan
Inggris, Raffles mengambil strategi membina hubungan baik dengan para
pangeran dan penguasa yang sekiranya membenci Belanda.
Strategi ini sekaligus sebagai upaya mempercepat penguasaan Pulau
Jawa sebagai basis kekuatan untuk menguasai Kepulauan Nusantara. Sebagai
realisasinya, Raffles berhasil menjalin hubungan dengan raja-raja di Jawa dan
Palembang untuk mengusir Belanda dari Hindia. Tetapi nampaknya Raffles tidak
tahu balas budi.
Setelah berhasil mengusir Belanda dari Hindia, Raffles mulai tidak simpati
terhadap tokoh-tokoh yang membantunya. Sebagai contoh dengan apa yang
terjadi pada Raja Palembang, Baharuddin. Raja Baharuddin termasuk raja yang
banyak jasanya terhadap Raffles dalam mengenyahkan Belanda dari Nusantara,
tetapi justru Raffles ikut mendukung usaha Najamuddin untuk menggulingkan Raja
Baharuddin.
C. Penjajahan Pemerintahan Hindia Belanda
Pada waktu Raffles berkuasa, konflik di lingkungan istana Kasultanan
Yogyakarta nampaknya belum surut. Sultan Sepuh yang pernah dipecat oleh
Daendels, menyatakan diri kembali sebagai Sultan Hamengkubuwana II dan Sultan
Raja dikembalikan pada kedudukannya sebagai putera mahkota.
Tetapi nampaknya Sultan Raja tidak puas dengan tindakan ayahandanya,
Hamengkubuwana II. Melalui seorang perantara bernama Babah Jien Sing, Sultan
Raja berkirim surat kepada Raffles. Surat itu isinya melaporkan bahwa di bawah
pemerintahan Hamengkubuwana II, Yogyakarta menjadi kacau.
Dengan membaca isi surat dari Sultan Raja itu, Raffles menyimpulkan
bahwa Sultan Hamengkubuwana II seorang yang keras dan tidak mungkin diajak
kerja sama bahkan bisa jadi akan menjadi duri dalam pemerintahan Raffles di
tanah Jawa.
Oleh karena itu, Raffles segera mengirim pasukan di bawah pimpinan
Kolonel Gillespie untuk menyerang Keraton Yogyakarta dan memaksa Sultan
Hamengkubuwana II turun dari tahta.
C. Penjajahan Pemerintahan Hindia Belanda
Sultan Hamengkubuwana II berhasil diturunkan dan Sultan Raja
dikembalikan sebagai Sultan Hamengkubuwana III. Sebagai imbalannya
Hamengkubuwana III harus menandatangani kontrak bersama Inggris. Isi politik
kontrak itu antara lain sebagai berikut.
1. Sultan Raja secara resmi ditetapkan sebagai Sultan Hamengkubuwana III, dan
Pangeran Natakusuma (saudara Sultan Sepuh) ditetapkan sebagai penguasa
tersendiri di wilayah bagian dari Kasultanan Yogyakarta dengan gelar Paku Alam
I.
2. Sultan Hamengkubuwana II dengan puteranya Pangeran Mangkudiningrat
diasingkan ke Penang.
3. Semua harta benda milik Sultan Sepuh selama menjabat sebagai sultan
dirampas menjadi milik pemerintah Inggris.
b. Tindakan dalam bidang ekonomi
Raffles tidak ubahnya Daendels, bisa dikatakan adalah tokoh pembaru dalam menata
tanah jajahan. Pandangannya di bidang ekonomi juga cukup revolusioner.

Yang jelas Raffles telah melakukan beberapa tindakan untuk memajukan perekonomian
di Hindia. Tetapi program itu tujuan utamanya untuk meningkatkan keuntungan
pemerintah kolonial. Beberapa kebijakan dan tindakan yang dijalankan Raffles antara
lain sebagai berikut.
1. Pelaksanaan sistem sewa tanah atau pajak tanah (land rent) yang kemudian meletakkan
dasar bagi perkembangan sistem perekonomian uang.
2. Penghapusan pajak dan penyerahan wajib hasil bumi.
3. Penghapusan kerja rodi dan perbudakan.
4. Penghapusan sistem monopoli.
5. Peletakan desa sebagai unit administrasi penjajahan.
Kebijakan dan program land rent yang dicanangkan Raffles tersebut tidak terlepas dari
pandangannya mengenai tanah sebagai faktor produksi. Menurut Raffles, pemerintah adalah
satu-satunya pemilik tanah.

Dengan demikian sudah sewajarnya apabila penduduk Jawa menjadi penyewa


dengan membayar pajak sewa tanah dari tanah yang diolahnya. Pajak dipungut perorangan.
Jumlah pungutannya disesuaikan dengan jenis dan produksi tanah.

Tanah yang paling produktif akan membayar pajak sekitar 1/2 dari hasil dan tanah
yang paling tidak produktif hanya 1/4 dari hasil. Kalau dirata-rata setiap wajib pajak itu
akan menyerahkan sekitar 2/5 dari hasil. Setelah itu petani bebas menggunakan sisanya.
Pemerintahan Raffles berakhir pada 1816. kemudian digantikan John Fendall
Jr. Ia memerintah hindia Belanda hanya 5 bulan karena berdasarkan hasil konvensi
London yg mengatakan bahwa: Inggris harus mengembalikan tanah Hhindia Belanda
kepada belanda. Maka berakhirlah jajahan Inggris di Indonesia.
Masa pemerintahan Van Der Capellen dan Gisignies
1816 pemerintahan belanda mengalami krisis keuangan karena melawan
Peranci dan membayar utang VOC. Untuk itu diangkatlah vd Capellen yg bertuga
untuk mengisi kas Kerajaan.
ketika memerintah ada beberapa kebijakan Capellen:
1. Kelompok swasta bebas infestasi di Hindia Belanda,tetapi pengelolaan alam tetap
oleh pemernth Hingia Belanda
2. Menghapus peran pejabat lokal
3. Menetapkan pajak untuk penduduk pribumi

kebijakan2 ini sulit dipenuhi masyarakat karena mereka susah memenuhi


kebutuhan hidup harian. Karena itu munculah berbagai perlawanan seperti perang
Dipanegoro/prng jawa. Karena pengeluaran harus dikeluarkan. Capellen dianggap tdk
berhasil.
Kemudian ia digantikan Hendrik Merkus de Kock. Kock hanya sebentar dan
digantikan Leonard Pierre Joseph du Bus de Gisignies. Gisignies juga dianggap tdk
berhasil dan digantikan v.d Bosch.
Masa pemerintahan v.d Bosch
Latar belakang munculnya Bosch:
1. kegagalan politik jalan tengah di Belanda-adanya kubu konservatif dan
liberal di parlemen Belanda
2. Kosongnya kas belanda karena membiayai perlawanan daerah dan adanya
upaya pemisahan dari belgia
3. Korupsi yg meraja lela di pemerintahan Belanda

Tujuan pemerintahn Bosch: utk mengisi kembali kas keuangan Belanda yg sudah
kosong melalu sistem tanam paksa (cultuurstelsel)
Ketentuan tanam paksa:
a) Tiap desa menyiapkan 1/5 tanahnya utk ditanami tanaman ekspor ( kopi,
tebu nila)
b) Tanah yg ditanam komoditas ekspor tersbut bebas pajak
c) Waktu yg digunakan dlm melaksanakan tanam paksa tdk boleh lebih dari
tiga bulan
d) Kegagalan panen karena alam akan ditanggung pemerintah
e) Kelebihan hasil panen akan dikembalikan kepada penduduk
f) Pelaksanaan akan diawasi pemrnth Belanda
g) Penduduk yg buka petani harus bekerja di perkebunan dan pabrik milik
Belanda
h) Mereka yg tdk bida melaksanakan wajib tanam paksa dpt diganti dgn
bekerja di pabrik dan perkebunan pemerintah selama 65 hari.
Pelaksanaan Tanam Paksa:

Secara umum, peraturan Belanda terdengar sangat baik dan


menguntungkan rakyat. Namun dlm pelaksanaannya, Belanda dan penguasa
lokal melakukan penekanan dan pemerasan besar-besaran.

Masyarakat hidup dlm kemiskinan dan kelaparan. Beban rakyat semakin


besar ketika peraturan lain ada yi: kewajiban menyerahkan seluruh hasil
panen, tetap membayar pajak dll.

Di pihak Belanda, sistem tanam paksa mendatangkan keuntungan yang


melimpah. Terbukti pada thn 1832-1867 keuntungan Belanda mencapai 967
Gulden. Jumlah yg bgtu besar saat itu.
Penyelewengan dlm sistem tanam Paksa:
a. Tanah yg ditanam lebih dari 1/5 hampir tdk ada lagi tanah yg dpt
ditanam warga
b. Waktu menanam tanaman ekspor jauh lebih lama dari pada menanam
padi sehingga tdk ada waktu mas utk mengurus tanamannya sendiri
c. Kondisi tanah yg dipilih adalah yg paling subur, yg tdk subur sulit tumbuh
naman lain
d. Pengawasan tanam paksa oleh pribumi yg mendpt upah dgn sistem cultuur
procentem.
e. Kegagalan panen menjadi tanggung jawab petani
Dampak sistem tanam Paksa:
a) Dampak negatif:
1. Rakyat Indo mengalami kemiskinan, kelaparan, dan wabah penyakit
2. Sebaliknya pihak Belanda memperoleh untung besar dan mampu melunasi
utang-utang

b) Dampak positif
1) Mas Indonesia mengetahui berbagai jenis tanaman yg dijual ke pasar
dunia
2) Bangsa Indo mengenal sistem irigasi yang baik
Kemudian, tanam paksa mendpt kritikan yi: kritikan dlm buku karya Multatuli (
E. Douwes Dekker) yg berjudul: MAX HAVELAAR.,: sistem tanam paksa di Indonesia
banyak melaggar nilai kemanusiaan. Masyarakat Indonesia diperas habis-habisan oleh
pem Belanda juga penguasa lokal.

Ketika kelompok Liberal menang dalam parlemen Belanda, desakan agar


tanam paksa cepat dihapus.

Pada 1870, sistem tanam paksa mula secara pelan2 dihapus. Sebagai
gantinya diterapkanlah sistem ekonomi liberal.
1. Uraikan dengan jelas dan tepat tentang Faktor yang memotivasi kedatangan bangsa Barat di Indonesia berdasarkan Perkembangan IPTEK!

Jaman renaisance mengalami kemajuan di bidang IPTEK. Berbagai pnelitian dilakukan untuk menemukan hal-hal baru. Kebangkitan ilmu ini
mendorong manusia untuk mengamati dunia. Pada masa ini muncul berbagai macam teori.

1. NICOLAUS COPERNIKUS

: bumi itu bulat (heliosentris) jika seseorang berangkat dari satu titik, maka ia akan kembali pada titik tersebut. Bumi berputar pada porosnya, bulan
mengelilingi matahari dan bumi, planet2 juga mengelilingi matahari.

2. GALILEO GALILEI

: setuju dgn Copernikus. Kemudian Galileo menciptakan TELESKOP untuk mengamati benda-benda angkasa dan dapat melihat bulan yg permukaanya tidak
rata.

3. SIR ISAAC NEWTON

: seluruh benda langit mbergerak dengan ketepatan yg dapat diramalkan seperti gerak gerak jam. Karena itu manusia dapat menyederhanakannya dalam
pikiran.

2. Tuliskan dengan tepat dan jelas tentang kedatangan Bangsa Portugis ke Indoensia!

didukung oleh pangeran Hery, putera raja Portugis)

Bartolomeus Diaz (1450-1500): pemimpin edisi pertama untuk menemukan kepulauan rempah-rempah. Perjalanan melalui Barat Afrika hingga sampai di
Tanjung Harapan.

Vasco dagama (1497): mengitari tanjung harapan dan menyisir pantai Timur Afrika hingga sampai di Calicut India pada tgl 20 Mei 1498. mereka berhassil
membawa rempah-rempah ke Portugis. Namun VD tidak berhasil menjalin hubungn baik dgn mas setempat. Keberhasilan ini menjadi penghargaan bagi
Bangsa Portugis.

Alfonso d’Albuquerque (1509) sebagai wakil Portugis di India. Dibawah kekuasaannya, Portugis berhassil menguasai Bandar Goa pada 1510 dan
menjadikannya markas Portugis. Kemudian mereka mengincar MALAKA. Untuk menguasai MALAKA, d’Albuquerque menyiapkan satu armada dgn 19 kapal
dengan kekuatan 800 org yg terdiri dari pelayar dan serdadu. Pada 10 Agustus 1511, d’Albuquerque berhasil menguasai MALAKA dan d’Albuquerque
diangkat menjadi penguasa MALAKA.

Antonio de Abreau dan didampingi Fransisco Serrao: diutus d’Albuquerque untuk menemukan kepulauan rempah-rempah di Timur (Maluku). Kemudian
rombongan de Abreau berhasil mencapai pelabuhan Gresik di Jawa Timur. Sedangkan kapal yg dipimpin Serrao: hanya mencapai Hitu (Ambon) karena
kapalnya rudak diterjang badai.

Portugis disambut baik oleh Sultan Ternate karena ingin meminta bantuan Portugis untuk menyerang Tidore. Hadiahnya dari Ternate bagi
Portugis adallah boleh melakukan monopoli perdagangan di sekitar Ternate.
3. Tuliskan dengan jelas dan tepat tentang proses terbentuknya VOC!
4. Uraikan dengan jelas dan tepat alasan-alasan/ latar belakang pembubaran VOC! Alasannya
adalah sebagai berikut:
1. Banyak pegawai VOC yang curang dan korupsi
2. Banyak pengeluaran untuk biaya peperangan contoh perang melawan Hasanuddin dari
Gowa
3. Banyaknya gaji yang harus dibayar karena kekuasaan yang luas membutuhkan pegawai
yang banyak
4. Pembayaran Devident (keuntungan) bagi pemegang saham turut memberatkan setelah
pemasukan VOC kekurangan
5. Bertambahnya saingan dagang di Asia terutama Inggris dan Perancis
6. Perubahan politik di Belanda dengan berdirinya Republik Bataaf 1795 yang demokratis
dan liberal menganjurkan perdagangan bebas.
5. Tuliskan dengan jelas dan tepat apa yang dimaksud dengan Masa Pemerintahan Republlik
Bataaf!
pada thn 1795, Belanda mengalami perubahan pemerintahan. Pada wktu yg sama,
munculah kelompok yg disebut patriot yg berlandaskan pd semangat revolusi perancis yi:
liberte, egalite dan fraternite.
SOAL MID SEJARAH INDOENSIA
KLS XI IIS
SMA ST. PAULUS JAKARTA 2015/2016

1. Uraikan dengan jelas dan tepat tentang Faktor yang memotivasi kedatangan bangsa
Barat di Indonesia berdasarkan Perkembangan IPTEK!

2. Tuliskan dengan tepat dan jelas tentang kedatangan Bangsa Portugis ke Indoensia!

3. Tuliskan dengan jelas dan tepat tentang proses terbentuknya VOC!

4. Uraikan dengan jelas dan tepat alasan-alasan/ latar belakang pembubaran VOC!

5. Tuliskan dengan jelas dan tepat apa yang dimaksud dengan Masa Pemerintahan
Republlik Bataaf!
KISI-KISI MID SEJARAH INDONESIA
KLS XI IIS SMA ST. PAULUS JAKARTA

1. Faktor kedatangan bangsa barat ke indoensia


2. Kedatangan bangsa portugis dan spanyol ke indonesia
3. Terbentuknya voc
4. Pembubaran voc
5. Masa pemerintahan belanda di indonesia
Penghapusan Tanam Paksa
Berawal dari kesengsaraan rakyat dan munculnya kelompok Liberal di
Parlemen Belanda, sistem tanam paksa mendapat kritikan keras. Timbullah pro dan
kontra mengenai pelaksanaan Tanam Paksa.

Pihak yang pro Tanam Paksa: kelompok konservatif dan para pegawai
pemerintah karena mendatangkan banyak keuntungan.

Pihak kontra: Yg merasa kasihan thdp penderitaan rakyat pribumi.


Mereka kelompok2 yang dipengaruhi ajaran agama dan penganut asas
liberalisme.

Kaum liberal menghendaki tidak adanya campur tangan pemerintah


dalam urusan ekonomi. Kegiatan ekonomi diserahkan kepada pihak swasta.
Pandangan kaum liberal berkembang semakin kuat. Apalagi setelah
mereka memenangi politik di Parlemen (Staten Generaal) yg berperan penting
mengurus tanah jajahan.

Peran pemerintah harus dikurangi, sebaliknya pihak swasta harus bebas


untuk mengelola kegiatan ekonomi.

Pemerintah berperan sebagai pelindung warga, mengatur tegaknya


hukum, dan membangun sarana-prasarana agar semua aktivitas masyarakat
berjalan lancar.
Kaum liberal menuntut pelaksanaan Tanam Paksa diakhiri. Oleh
karena itu, secara berangsur-angsur Tanam Paksa mulai dihapus dan mulai
diterapkan sistem politik ekonomi liberal.

Penghapusan sistem Tanam Paksa dilakukan secara bertahap:


1. Tanaman lada dihapus thn 1862
2. Tanaman teh dihapus 1865
3. Tembakau dihapus 1866
4. Tebu dihapus 1870
5. Kopi di Priangan tutup tahun 1917
Seiring dengan upaya pembaruan dalam menangani perekonomian
di negeri jajahan, Belanda telah mengeluarkan perundang-undangan
spt:
1. Undang-undang Perbendaharaan Negara (Comptabiliet Wet) 1864 .
Isinya: setiap anggaran belanja Hindia Belanda harus diketahui dan
disahkan oleh Parlemen.
2. Undang-undang Gula (Suiker Wet). Mengatur monopoli tanaman tebu
oleh pemerintah yang kemudian secara bertahap akan diserahkan
kepada pihak swasta.
3. Undang-undang Agraria (Agrarische Wet) pada tahun 1870. Mengatur
tentang prinsip-prinsip politik tanah di negeri jajahan.
Isi UU Agraria:
 Tanah di negeri jajahan di Hindia Belanda dibagi menjadi dua bagian.
Pertama: Tanah milik penduduk pribumi berupa persawahan, kebun, ladang
dan sebagainya.
Kedua: Tanah- tanah hutan, pegunungan dan lainnya yang tidak termasuk
tanah penduduk pribumi dinyatakan sebagai tanah pemerintah.

 Pemerintah mengeluarkan surat bukti kepemilikan tanah.

 Pihak swasta dapat menyewa tanah, baik tanah pemerintah maupun tanah
penduduk. Sewa-menyewa tanah ini harus didaftarkan kepada pemerintah.
Sejak dikeluarkan UU Agraria itu, pihak swasta semakin banyak
memasuki tanah jajahan di Hindia Belanda. Mereka memainkan peranan
penting dalam mengeksploitasi tanah jajahan. Oleh karena itu, mulailah
era imperialisme modern.
Berkembanglah kapitalisme di Hindia Belanda. Tanah jajahan
berfungsi sebagai:
1. Tempat untuk mendapatkan bahan mentah untuk kepentingan industri
di Eropa, dan tempat penanaman modal asing,
2. Tempat pemasaran barang-barang hasil industri dari Eropa,
3. Penyedia tenaga kerja yang murah.
Jenis tanaman perkebunan yang dikembangkan is : tebu,
tembakau, kopi, teh, kina, kelapa sawit, dan karet.

Secara definitif, berakhirnya sistem tanam paksa terjadi pada tahun 1870
ketika UU Agraria dikeluarkan. Setelah itu, masyarakat bebas untuk mengolah
tanahnya dan menyewakan tanah kepada pihak asing.
Perkembangan agama Kristen.
Perkembangan agama Kristen di Indonesia secara garis besar dapat
dikelompokkan menjadi dua:
1. Kristen Katolik dan
2. Kristen Protestan.

Seperti halnya agama Hindu, Buddha dan Islam, penyebaran agama Kristen
juga melalui aktivitas pelayaran dan perdagangan. Aktivitas pelayaran dan
perdagangan waktu itu sudah menjangkau ke seluruh wilayah Kepulauan Indonesia.

Dalam kenyataannya agama Kristen Katolik dan Kristen Protestan


berkembang di berbagai daerah. Bahkan di daerah Indonesia bagian Timur seperti
di Papua, daerah Minahasa, Timor, Nusa Tenggara Timur, juga daerah Tapanuli di
Sumatera, agama Kristen menjadi mayoritas.
Proses masuknya agama Kristen ke Indonesia ada 2 gelombang:
Pertama dikatakan bahwa agama Kristen ada sejak zaman kuno.
Cosmas Indicopleustes mengatakan bahwa pada abad ke-6 sudah ada
komunitas Kristiani di India Selatan, di pantai Malabar, dan Sri Lanka. Dari Malabar
itu agama Kristen menyebar ke berbagai daerah.

Pada 650 agama Kristen sudah mulai berkembang di Kedah (Semenanjung


Malaya) dan sekitarnya. Pada abad ke-9 Kedah berkembang menjadi pelabuhan
dagang yang sangat ramai di jalur pelayaran yang menghubungkan India-Aceh-
Barus- Nias-melalui Selat Sunda-Laut Jawa dan terus ke Cina.

Jalur inilah yang disebut sebagai jalur penyebaran agama Kristen dari India
ke Nusantara. Diberitakan bahwa agama Kristen kemudian mulai tumbuh di Barus
(Fansur). Di daerah ini terdapat gereja yang dikenal dengan Gereja Bunda Perawan
Murni Maria. Disebutkan juga bahwa di Lobu Tua dekat Kota Barus terdapat desa
tua yang dinamakan “Desa Janji Mariah”.
Dari uraian tersebut dapat dijelaskan bahwa agama Kristen (Katolik dan Protestan)
masuk dengan cara damai melalui kegiatan pelayaran dan perdagangan. Agama ini tumbuh
di daerah-daerah pantai di Semenanjung Malaya dan juga pantai barat di Sumatera.

Periode kedua, penyebaran agama Kristen menjadi lebih intensif seiring dengan datangnya
bangsa-bangsa Barat ke Indonesia pada abad ke-16.

Kedatangan bangsa2 Barat itu semakin memantapkan dan mempercepat


penyebaran agama Kristen di Indonesia. Orang Portugis menyebarkan agama Kristen Katolik
(selanjutnya disebut Katolik). Orang- orang Belanda membawa agama Kristen Protestan
(selanjutnya disebut Kristen).

Oleh karena itu, periode ini sering disebut The Age of Discovery. Kegiatan
penjelajahan samudra untuk menemukan dunia oleh orang-orang Portugis dan Spanyol
dengan semboyannya; gold, glory, dan gospel.
Dengan motivasi dan semboyan itu penyebaran agama Katolik oleh Portugis tidak
dapat terlepas dari kepentingan ekonomi dan politik. Setelah menguasai Malaka
tahun 1511 Portugis meluaskan eksploitasi ke Maluku utk mndpt rempah-rempah.

1512 pertama kali kapal Portugis mendarat di Hitu (di Pulau Ambon) Maluku. Pada
waktu itu perdagangan di Kepulauan Iagi ramai. Melalui kegiatan peradagangan
ini pula Islam sudah berkembang di Maluku. Kemudian datang Portugis untuk
menyebarkan agama Katholik. Berkembanglah agama Katolik di beberapa
daerah di Kepulauan Maluku.

Para penyiar agama Katolik diawali oleh para pastor padre. Pastor yang
terkenal waktu itu adalah Pastor Fransiscus Xaverius SJ dari ordo Yesuit. Ia aktif
mengunjungi desa-desa di sepanjang Pantai Leitimor, Kepulauan Lease, Pulau
Ternate, Halmahera Utara dan Kepulauan Morotai.

Usaha penyebaran agama Katolik ini kemudian dilanjutkan oleh pastor-


pastor yang lain. Kemudian di Nusa Tenggara Timur seperti Flores, Solor, dan Timor
agama Katolik berkembang tidak terputus sampai sekarang.
Berikutnya juga berkembang agama Kristen di Kepulauan Maluku terutama setelah
VOC menguasai Ambon. Pada waktu itu aktif menyebarkan agama baru ini dengan
semangat piesme, yaitu menekankan pertobatan orang-orang Kristen.
Penyebaran agama Kristen ini juga semakin intensif saat Raffles berkuasa.
Agama Katolik dan Kristen berkembang pesat di Indonesia bagian Timur.
Agama Katholik juga berkembang di Minahasa setelah Portugis singgah
di tempat itu pada abad ke-16 yg dipimpin oleh pastor Diogo de Magelhaens
dan Pedro de Mascarenhas. Peristiwa ini terjadi pada tahun 1563, yang dapat
dikatakan sebagai tahun asuknya agama Katolik di Sulawesi Utara. Tercatat pada
ekspedisi itu sejumlah rakyat dan raja menyatakan masuk agama Katolik dan
dibabtis. Misalnya Raja Babontehu bersama 1.500 rakyatnya telah dibabtis oleh
Magelhaens. Agama Kristen juga masuk dan berkembang di tanah Minahasa.

Agama Katolik dan Kristen berkembang di daerah-daerah Papua, wilayah


Timur Kepulauan Indonesia pada umumnya, Sulawesi
Utara dan tanah Batak di Sumatera. Singkatnya agama Katholik
dan Kristen dapat berkembang di berbagai tempat di Indonesia, termasuk di
Batavia dan Jawa pada umumnya. Bahkan di Jawa ada sebutan Kristen Jawa.
Tugas
Buatlah karya tulis dengan judul “Antara Penjajahan dan Kezaliman”
Buatlah tulisan yang mengulas tentang infrastruktur peninggalan Belanda di
Indonesia (misalnya pabrik, jalan raya, jalan kereta api, dan sebagainya). Coba
cari tokoh/pemuka masyarakat yang sekiranya tahu tentang hal itu.
Buatlah poster tentang pertumbuhan kota pada masa Belanda, yang
ditandai dengan dibuatnya rel kereta api, pabrik gula dan sebagainya.
Jawab dan selesaikan beberapa pertanyaan berikut!

1. Jelaskan
bagaimana kondisi Eropa Barat sekitar abab ke-14-15, sehingga akhirnya
orang-orang Eropa itu mencari dunia baru ke timur?
2. Jelaskan bahwa VOC adalah negara dalam negara!
3. Benarkah J.P. Coen merupakan peletak dasar bagi penerapan kolonialisme dan
imperialisme di Indonesia?
4. Apa yang dimaksud dengan kolonialisme dan imperialisme? Dalam praktik keduanya
tidak dapat dipisah pisahkan bahkan dikatakan kolonialisme merupakan
penguatan dari imperialisme, apa maksudnya?
5. Apakah politik devide et impera? Tunjukkan bukti-bukti bahwa VOC telah
menerapkan politik devide et impera!
6. Jelaskan kaitan antara korupsi dan bubarnya VOC!
7. Pada masa pemerintahan Raffles, peran bupati sebagai penarik pajak dihapus dan
para bupati dijadikan pegawai bagian dari pemerintahan kolonial.
Mengapa demikian, apa maksud Raffles di balik itu semua, coba jelaskan!
8. Cari benang merah kaitan antara VOC, Tanam Paksa dan Usaha Swasta, yang pada
akhirnya membuat kemiskinan dan penderitaan rakyat!
9. Ceritakan kembali proses masuknya agama Kristen ke Indonesia!
10. Tahun 1563, dapat dikatakan sebagai tahun pertumbuhan agama Katolik di tanah
Minahasa Sulawesi Utara. Coba jelaskan!
A. Perlawanan Bangsa Indonesia terhadap Portugis dan VOC
1. Perlawanan Rakyat Aceh Terhadap Portugis
Pada 1511 Portugis berhasil menguasai Malaka. Pedagang Islam dilarang
berdagang di wilayah Malaka. Praktik monopoli Portugis di Malaka memberi
keuntungan bagi Aceh. Kedudukan Portugis di Malaka menjadi ancaman sekaligus
hambatan bagi Sultan Iskandar Muda untuk mewujudkan cita-citanya menguasai
Malaka. Portugis menganggap pelabuhan Aceh yang semakin ramai menjadi ancaman
bagi Portugis.
a. Latar Belakang

Komoditas utama Aceh adalah lada. Oleh karena itu, Portugis berusaha
menaklukkan Aceh agar dapat memonopoli perdagangan lada di wilayah Indonesia.
Kedudukan Portugis di Malaka dianggap ancaman bagi Aceh. Untuk menghadapi
Portugis yang bisa terjadi sewaktu-waktu, Aceh melengkapi kapal-kapal dagangnya
dengan senjata, prajurit, dan meriam. Juga melakukan kerja sama dengan kerjaan-
kerjaan lain, seperti Turki, Kalikut, dan Demak. Tindakan Portugis ini telah mengganggu
kedaulatan Kerajaan Aceh. Oleh karena itu, Aceh mulai mengumpulkan kekuatan untuk
menyerang Portugis.
b. Jalannya Perlawanan
Sultan Salahudin Riayat Syah Kahar memimpin pasukan Aceh menyerang
Portugis di Malaka. Portugis berjuang keras untuk mengalahkan pasukan Aceh
yang datang tiba-tiba. Serangan ini dibahas Portugis pada 1569 dengan
menyerang balik. Serangan Portugis ini dapat ditinggalkan oleh pasukan Aceh.
Masa Sultan Iskandar Muda, Aceh tumbuh menjadi kerjaan besar. S
Iskandar Muda mengumpulkan kekuatan untuk menyerang Malaka. Selain untuk
mengusir Portugis, juga ingin mengusai Malaka. Isakandar Muda mengadakan
kapal-kapal baru yang dapat memuat 600-800 prajurit. Kekuatan pertahanan
darat Aceh ditambah dengan mendatangkan kuda-kuda dari Persia, mencipkan
pasukan gajah, dan milisi infanteri.
Iskandar Muda menempatkan pengawas di jalur-jalur perdangan untuk
mengamankan wilayah kekuasaannya. Pasukan Aceh di bawah Iskandar Muda
melakukan serangan besar-besaran terhadap Portugis. Serangan ini membuat
Portugis kewalahan dan harus mengerahkan semua kekuatannya untuk
menghadapi pasukan Iskandar Muda. Akan tetapi, serangan ini belum berhasil
mengusir Portugis dari Malaka. Pada tahun-tahun berikunya, pasukan Aceh dan
Portugis terus saling menyerang, tetapi Aceh maupun Portugis sama-sama tidak
bisa saling menguasai.
Perjuangan Aceh untuk mengusir Portugis dilakukan dengan gigih. Akan tetapi,
usahanya belum mampu mengusir Portugis dari Malaka. Setelah Sultan Iskandar Muda
wafat, kedudukan pemimpin Aceh berada di tangan Sultan Iskandar Thani. Sultan
Iskandar Thani tidak secakap Sultan Iskandar Muda sehingga Kerajaan Aceh mengalami
kemunduran. Pada tahun 1641 Portugis akhirnya keluar dari Malaka karena
kedatangan VOC. VOC mampu menggantikan kedudukan Portugis menguasai
perdangan di Malaka.
2. Perlawanan Rakyat Maluku

Kepulauan Maluku merupakan daerah pusat penghasilan rempah-rempah.


Maluku dikuasai oleh dua kerajaan yang saling bersaing, yaitu Ternate dan Tidore.
Persaingan kedua kerajaan semakin meruncing saat keduanya melakukan kerja sama
dengan Spanyol dan Portugis. Kerjaan Ternate melakukan kerja sama dengan Spanyol
dan Tidore bekerja sama dengan Portugis. Akan tetapi, kerja sama Ternate dan
Spanyol tidak berlangsung lama karena berdasarkan Perjanjian Saragosa, Spanyol
harus meninggalkan Maluku.
a. Perlawanan Terhadap Portugis

Portugis melakukan monopoli perdagangan rempah-rempah di Ternate.


Bahakan, Portugis ikut campur dalam urusan pemerintahan Ternate. Tindakan Portugis
akhirnya memancing kemarahan rakyat Ternate.

Pada masa pemerintahan Sultan Hairun (1534-1570), rakyat Tertate bangkit


melakukan perlawanan terhadap Portugis. Sultan Hairun mengobarkan perang untuk
mengusir Portugis dari Ternate. Kedudukan Portugis di Malaka menyebabkan Portugis di
Maluku Kesulitan mendapat bantuan. Gubernur Portugis di Maluku, Lopez de Mesquita
mengajukan perundingan damai kepada Sultan Hairun ke benteng Sao Paulo.
Dengan cara ini Sultan Hairun berhasil ditangkap dan dibunuh oleh lopez
de Mesquita. Lopez de Mesquita beranggapan bahwa dengan terbunuhnya
Sultan Hairun, perlawanan rakyat Ternate akan berhenti karena kehilangan
pemimpin hebat. Akan tetapi, membunuh Sultan Iskandar Hairun justru semakin
meningkatkan kemarahan rakyat. Bahkan, seluruh rakyat Maluku dapat bersatu
melawan Portugis.
Di bawah kepemimpinan Sultan Baabullah (1570-1583), rakyat
menyerang pos-pos perdagangan dan pertahanan Portugis di Maluku benteng
Sao Paulo dikepung selama lima tahun. Dengan strategi ini Sultan Baabullah
berhasil mengalahkan Portugis. Pada tahun 1575 Portugis meninggalkan Maluku.
b. Perlawanan Terhadap VOC
Setelah kalah Portugis melarikan diri ke Ambon. Pada tahun 1605 VOC berhasil
mengusir Portugis dari Ambon. VOC bekerja sama dengan rakyat Maluku menanam
cengkih. Akan tetapi, kebijakan VOC justru merugikan rakyat. VOC membatasi jumlah
tanaman rempah-rempah agar harganya tetap tinggi. Pada tahun 1680 VOC berhasil
menjadikan Tidore sebagai salah satu vassalnya. Penempatan Tidore sebagai vassal
(daerah bawahan) menimbulkan reaksi keras dari Sultan Nuku. Sultan Nuku seharusnya
menjadi Sultan Tidore, tetapi VOC justru mengangkat Putra Alam sebagai Sultan Tidore.
Perlawanan Sultan Nuku mendapatkan dukungan dari seluruh rakyat Maluku
yang merasa terlindas oleh VOC. Sultan Nuku berhasil mendapat dukungan dari Sultan
Ternate, pimpinan Raja Ampat, dan orang-orang Gamrange dari Halmahera.
Perlawanan Sultan Nuku berhasil membuat Belanda kewalahan. Serangan dengan
kekuatan besar dan bertubi-tubi dari pasukan Sultan Nuku (yang mendapat dukungan
dari Inggris) berhasil mengembalikan kekuasaan Tidore. Sultan Nuku diangkat sebagai
sultan berdaulat dan Tidore tidak lagi menjadi vassal dari VOC.
3. Perlawanan Rakyat Mataram (Sultan Agung) Terhadap VOC
Pada masa pemerintahan Sultan Agung, Mataram mencapai puncak
kejayaannya. Sultan Agung merupakan Raja Mataram yang gigih memerangi VOC.
Kedudukan VOC di Batavia dianggap Sultan Agung berpendapat bahwa keberadaan
VOC di Batavia menyebabkan penderitan bagi pedagang pribumi karena VOC
melakukan monopoli. VOC sering menghalang-halangi kapal dagang Mataram yang
akan berdagang ke Malaka. Sultan Agung mengirim pasukan Mataram ke Batavia
untuk menyerang VOC.
a. Latar Belakang:
1. VOC memonopoli perdagn yg merugikn pribumi
2. VOC menolak kedaulatan kerajaan Mataram di bawah Sultan Agung
Hanyokrokusumo
3. VOC dianggp penghmbat dalm mempersatukan Jawa oleh Sultan Agung
4. Keinginan Sultan Agung mengusir VOC dari tanah Jawa
b. Serbuan Pertama Ke Batavia

Serangan pertama pasukan Mataram terhadap VOC di Batavia dilakukan


pada tahun 1628. Serangan ini dipimpin oleh Tumenggung Bahurekso. Pasukan
Mataram mendarat di Marunda (sebelah timur Cilincing, Jakarta) dan mendirikan
benteng pertahanan dari bambu. Usaha ini diketahui oleh VOC yang kemudian
membakar perkampungan di sekitar benteng.Dalam situasi seperti itu datang pasukan
bantuan Mataram yang dipimpin oleh Tumenggung Suro Agul-Agul, Kiai Dipati
Mandurarejo, dan Dipati Upsonto. Laskar orang Sunda yang dipimpin oleh Dipati Ukur.
Mereka berusaha membendung Sungai Ciliwung agar benteng
VOC kekurangan air. Strategi ini sempat menyebabkan VOC
kekurangan air dan terjangkit wabah penyakit kolera. Kekuatan dan
persenjataan VOC yang jauh lebih unggul menyebabkan pasukan
Mataram harus mundur. Dalam pertempuran ini Mataram bahkan harus
kehilangan Tumenggung Bahurekso. Mataram juga kalah stamina
karena harus melakukan perjalanan jauh dari pusat Mataram di
Yogyakarta hingga Batavia. Pasukan Mataram akhirnya kembali ke
Mataram. Meskipun Mataram kalah, Sultan Agung tidak lantas
menyerah.
c. Serbuan Kedua Ke Batavia
Sultan agung menyusun strategi untuk kembali menyerang Batavia. Sultan Agung
mrningkatkan jumlah kapal dan persenjataan. Sultan Agung juga membangun lumbung-
lumbung di Tegal dan Cirebon agar pasukan Mataram tidak kekurangan bahan
makanan saat menyerang Batavia. Serangan kedua pasukan Mataram tidak
kekurangan bahan makanan saat menyerang Batavia. Serangan kedua pasulan
Mataram terhadap VOC tetjadi pada tahun 1629. Di bawah pimpinan Dipati Puger
dan Dipati Purbaya, 80.000 pasukan Mataram berhasil sampai di depan gerbang
Batavia. Pasukan Mataram juga talah melengkapi diri dengan senjata api dan meriam.
Dalam serangan ini pasukan Mataram berhasil menghancurkan benteng
Hollandia dan mengancam menerobos masuk ke Batavia. Akan tetapai, serangan
mereka terhenti oleh pertahanan pasukan VOC. Gubernur Jenderal J.P. Coen mengirim
kapal perang ke Tegal dan Cirebon untuk membakar lumbung padi pasukan Mataram.
Peristiwa ini menyebabkan pasukan Mataram yang bertempur di Batavia kekuangan
bahan makanan. Akhirnya, setelah kelelahan dan kekurangan makanan, pasukan
Mataram memutuskan mundur.
VOC menganggap Mataram merupakan slah satu kerajaan yang menjadi
ancaman besar bagi kekuasaannya. Sepeniggal Sultan Agung, VOC berhasil
melemahkan Mataram. Raja Amangkurat 1 yang menghantikan Sultan Agung justru
melakukan ancaman justru menjadi bergantung pada VOC. Kondisi ini menyebabkan
timbulnya perlawanan di Mataram, salah satunya dipimpin oleh Trunojoyo. Dalam
perkembangannya, VOC berhasil mengendalikan Mataram. Raja-raja Mataram
selanjutnya berada di bawah pengaruh VOC.
4. Perlawanan Banten Terhadap VOC
Pada abad XVII Masehi Banten menjadi pusat perdangan yanga ramai di ujung
barat Pulau Jawa. Masa pemerintahan Sultan Ageng Tirtayasa (1631-1683) Banten
dapat mengungguli Makasar dan Aceh sebagai bandar perdangan tersebar di
Indonesia. Kondisi ini memicu konflik dengan VOC di Batavia. Sejak awal VOC ingin
menguasai Banten, tetapi selalu gagal. VOC hanya bisa membangun bandar di Batavia.
a. Kebencian Sultan Ageng Tirtayasa Terhadap VOC
Sultan Ageng Tirtayasa sangat membenci VOC karna menjadi penghalang
perkembangan perdagangan Banten. Selama masa pemerintahan Sultan Ageng
Tirtayasa, Banten sering merampas dan merusak kapal serta perkebunan VOC. Bahkan,
Banten menggangu daerah kekuasaan Belanda hingga tembok Kota Batavia. VOC
memerangi pembrontakan Trunojoyo di Mataram. Memperkuat pertahanan Batavia
membangun beberapa benteng pertahanan, salah satunya benteng Noordwijik.
Untuk memperkuat pertahanan, Sultan Ageng Tirtayasa membangun saluran
irigasi yang membentang dari Sungai Untung Jawa hingga Pontang untuk mempermuah
transportasi perang. Sultan Ageng Tirtayasa juga melakukan hubungan dengan negara-
negara lain untuk memulihkan posisi Banten sebagai bandar perdagangan internasional
dan mengalahkan Batavia. Negara-negara asing diundang untuk brdagang fi Banten
antara lain Inggris, Prancis, Denmark, Cina , dan Persia Batavia sebagai bandar
perdangangan milik VOC. VOC berusaha melakukan blokade terhadap perdangan ke
Banten. Tindakan VOC ini semakin menumbuhkan semangat rakyat Banten untuk
melawan VOC dan mengusir dari Batavia.
b. Politik Devide et Impera VOC di Banten
Pada tahun 1671 Sultan Agung Tirtayasa melakukan perubahan dalam
birokrasi Kerjaan Banten. Sultan Haji diangkat sebagai raja pembantu.
Tugasnya adalah bertanggung jawab terhadap urusan dalam negeri Banten.
Sementara itu, Sultan Ageng Tirtayasa dan Pangeran Arya Purbaya
bertanggung jawab atas urusan luar negeri Banten.
Pemisahan kekuasaan ini dimanfaatkan oleh VOC untuk mempraktikkan
politik devide et impera yang menjadi andalannya. VOC menghasut Sultan Haji
dengan mengatakan bahwa Pangeran Arya Purbaya yang akan naik takhta
menjadi Sultan Banten menggantikan Sultan Ageng Tirtayasa. Hasutan VOC ini
menyebabkan Sultan Haji khawatir dan mecurigai Sultan Banten menggantikan
Sultan Ageng Tirtayasa. Hasutan VOC ini menyebabkan Sultan Haji khawatir
dan mencurigai Sultan Ageng Tirtayasa serta Pangeran Arya Purbaya. Sultan
Haji melakukan perjanjian dengan VOC untuk memuluskan niatnya menjadi
Sultan Banten.
VOC bersedia membantu Sultan Haji dengan syarat beriku:
1) Banten harus menyerahkan Cirebon kepada VOC.
2) Pedangang Cina, Persia, dan India dilarang berdagang di Banten.
3) Perdangan lada di Banten menjadi hak monopoli VOC.
4) Pasukan Banten yang menguasai daerah pantai dan pedalaman harus ditarik.
5) Apabila Banten mengingkari persetujuan ini, wajib membayar 600.000 ringgit
kepada VOC
Akibatnya, timbul pertentangan antara Sultan Haji dan Sultan Ageng
Tirtanyasa. Sultan Haji berhasil merebut kekuasan Banten pada tahun 1681. Sultan
Ageng berusaha merebut kembali Banten dengan membentuk pemerintahan baru.
Pada tahun 1682 Sultan Ageng Tirtayasa berhasil mengepung wilayah kekuasaan
Sultan Haji. Saat itu Sultan Haji meminta bantuan VOC untuk mengalahkan Sultan
Ageng Tirtayasa. Pasukan Sultan Ageng Tirtayasa pada akhirnya harus mundur
karena serangan VOC. Sultan Ageng Tirtayasa terus melakukan serangan terhadap
VOC dan Sultan Haji. Pasukan Sultan Ageng Tirtayasa ini menerapkan taktik
gerilya. Setelah berhasil menggulingkan kekuasaan Sultan Ageng Tirtayasa, Sultan
Haji memberi VOC hak monopoli perdangan kaya Cina di Banten ke Batavia.
Pelabuhan Banten menjadi sepi
5. Perlawanan Rakyat Makasar terhadap VOC
Pada awal abad XVI Masehi di wilayah Sulawesi Selatan muncul kerajaan
Islam Gowa dan Tallo. Kedua kerajaan itu bergabung menjadi Kerajaan Makassar.
Berkat letak Geografisnya yang strategis, Makassar berkembang menjadi pusat
perdagangan dikawasan indonesia bagian timur. Pada masa pemerintahan Sultan
Hasanuddin ( 1654-1669 ) makassar mencapai puncak kejayaan. Pada saat itu
Makassar menjadi pesaing berat VOC dalam pelayaran dan perdagangan dikawasan
indonesia timur.

a. Perdagangan Bebas di Makassar


Kerajaan Makassar dikenal sebagai kerajaan yang begiu terbuka dengan pendatang.
Kerajaan Makassar mengizinkan pedagang-pedagang asing, seperti Inggris, Denmark,
dan Portugis, untuk membangun loji-loji disekitar pelabuhan Somba Opu.
Pelabuhan Somba Opu menjadi pasar utama rempah-rempah selundupan dari
Maluku yang dikuasai VOC. Kondisi ini sering menimbulkan konflik dengan VOC yang
ingin memaksakan pembatasan pelayaran dan monopoli perdagangan rempah-rempah.
Oleh karena itu, VOC beruaha mencari jalan untuk menghancurkan Makassar.
b. Serangan VOC terhadap Makassar

VOC berusaha keras untuk memonopoli perdagangan di Makassar. Satu-


satunya cara untuk mengujudkan keinginan VOC menguasai Makassar adalah
menundukkan Kerajaan Goa. Pada tahun 1634 VOC memblokade Pelabuhan Somba
Opu, tetapi usaha ini gagal karna kapal Makassar berukuran kecil sehingga dengan
gesit mencari jalur baru. Pada tahun 1654 VOC kembali menyerang Makassar.
Penyerangan VOC tersebut mengalami kegagalan karena rakyat makassar memberikan
perlawanan sengit di bawah pimpinan Sultan Hasanuddin. Selanjutnya, pada tahun
1666 VOC mengerahkan armada yang besar untuk menaklukan Makassar.
Selama pertempuran melawan pasukan Makassar, VOC mendapat bantuan
dari pangeran Bugis bernama Aru Palaka. Tujuan Aru Palaka membantu VOC dalam
perang tersebut adalah membebaskan kerajaan Bone dari Kekuasaan Makassar. Aru
palaka berhasil mendorong rakyat bugis melakukan pemberontakan terhadap Sultan
Hasanuddin dan menyerang makassar.
VOC memaksa Sultan Hasanuddin menandatangani Perjanjian Bongaya yang
isinya sebagai berikut.
1. VOC memperoleh hak monopoli rempah-rempah dimakassar
2. VOC boleh mendirikan benteng pertahanan di Makassar
3. Wilayah kekuasaan kerajaan Goa-Tallo diluar Makassar menjadi milik VOC
4. Aru palaka diakui sebagai Raja Bone.
6. Perlawanan Rakyat Riau terhadap VOC
Sebelum jatuh ketangan VOC di wilayah Riau terdapat kerajaan Kutai yang kecil
menggantungkan perekonomian pada kegiatan pergadangan. Kerajaan itu antara lain
Siak, Indragirl, Rokan, dan Kampar. VOC ingin memperluas kekuasaannya dengan
memonopoli perdagangan di Kepulauan Riau.a.
a. Perlawanan Siak Sri Indrapura
Kerajaan Siak Sri Indrapura didirikan Sultan Abdul Jalil Rahmat Syah pada
1723. Sultan Abdul Jalil Rahmat Syah mulai melakukan perlawanan terhadap VOC dan
berhasil merebut Johor. Untuk memperkuat pertahan, Sultan Jalil Rahmat Syah
membangun benteng pertahanan di Pulau Bintan. Tujuan pembangunan benteng di
pulau Bintan ini untuk mempermudah serangan terhadap pertahanan VOC di Malaka.
Pasukan Kerajaan Siakm Sri Indrapura menyerang Malaka dipimpin Raja Lela Muda.
Sebelum berhasil mengusir VOC dari Malaka, Sultan Abdul Jalil Rahmat Syah
wafat. Kekuasaan kerajaan Siak Sri Indraputra selanjutnya jatuh ke tangan putranya,
Sultan Abdul Jalil Muzhaffar Syah. Sultan Abdul Jalil Muzhaffar Syah mengakat putra
Raja Lela Muda, Raja Indra Pahlawan sebagai komandan pasukan Siak.
b. Siasat Hadiah Sultan
Perlawanan di Pulau Guntung Terjadi selama sekira satu bulan. Voc terus
mendapatbantuan pasukan, sedangkan pasuka Siak semakin terdesak. Kondisi ini
menyebabkan pasukan peperangan dengan VOC. Pasukan dan amunisi Siak sangat
terbatas, Sedangkan VOC bisa dengan mudah mendatangkan bantuan dan
persenjataan.
Sultan Siak bersama dengan para panglimanya mengatur siasat baru untuk
mengalahkan VOC. Mereka sepakat tidak akan melawan VOC dengan peperangan,
tetapi melalui siasat tipu daya. Siasat perang ini dikenal dengan nama “siasat hadiah
sultan”. Sultan diminta berpura-pura berdamai dengan VOC. Ajakan damai ini disambut
dengan gembira oleh VOC.
Perundingan damai antara VOC dan sultan siak dilakukan di Loji Pulau Guntung.
Dalam perundingan itu, Sultan Siak dipaksa tunduk kepada VOC. Sultan Siak dengan
sigap memberikan kode kepada pasukan Siak yang sebenarnya telah mengepung loji
itu. Selanjutnya, loji di Pulau Guntung itu dibakar. Rombongan Sultan Siak kembali
dengan kemenangan. Akan tetapi, keberhasilan siasat hadiah Sultan ini belum bisa
mengusir VOC dari Malaka.
Sepeninggalan Sultan Abdul Jalil Muzhaffar Syah, Kerajaan Siak mengalami
kemunduran. Kerajaan Siak pada akhirnya harus takluk kepada VOC. Wilayah yang
harus menjadi milik VOC antara lain kota pinang, pagarawan, baru bara, langkat,
temiang, dan deli. Kerajaan Sak menunjukan bahwa Siak dalam melawan VOC ini
menunjukan bahwa bangsa Indonesia tidak kalah cerdas dari bangsa barat.
7. Perlawanan Etnik Tionghoa
Sejak abad V Masehi orang-orng Tionghoa telah menjalin hubungan dengan
bangsa Indonesia, baik dalam perdagangan maupun hubungan diplomatis. Mereka
membentuk Kampung-kampung perdagangan di sepanjang pesisir utara Jawa.

a. Perubahan Sosial di Batavia


Pada abad XVIII perekonomian dunia mengalami guncangan hebat yang
menyebabkan turunya harga gula. Kondisi ini juga memengaruhi perekonomian Kota
Batavia. Akibatnya, angka pengangguran di Batavia meningkat. Sebagian dari mereka
adalah tenaga kasar yang tidak mempunyai keahlian.
Peningkatan jumlah pengangguran di Batavia memnyebabkan kota Batavia
tidak lagi nyaman. Keamanan kota juga teganggu dengan maraknya pencurian. Kondisi
ini menyebabkan Gubernur Jendral VOC, Adrian Valckenier, merenapkan kebijakan
mengirimkan kelebihan pengangguran itu ke Sri Langka untuk membangun benteng dan
kota persinggahan.
Pada tahun 9 oktober 1740 terjadi huru-hara didalam tembok kota
Batavia.VOC melakukan perampokan dan pembersihan etnik Tionghoa.
b. Dampak Peristiwa 9 oktober 1740
Tragedi orang-orang di Tionghoa tidak hanya berdampak pada kehidupan di
Batavia, tetapi juga berakibat pada ketidakstabilan politik di Kesultanan Mataram.
Setelah peristiwa tanggal 9 oktober 1740, etnik Tionghoa berusaha meninggalkan
Batavia.
Gagal memasuki Banten, para pelarian itu bergerak ke Timur. Sekira seribu
orang bertemu di pantai sisi utara Pati, kota kecil di Jawa Tengah. Akhirnya, sebagai
tindakan balasan, mereka bergabung dengan komunitas Cina asal Semarang dan
mengepung benteng pingggir pantai. Mereka menetap di pesisir utara pulau Jawa,
khususnya daerah Jawa Tengah. Mereka kembali ke Batavia setelah VOC mengeluarkan
kebijaksanan baru memberikan izin tinggal kepada orang-orang Tionghoa diluar
tembok kota Batavia.
8. Perlawanan Pangeran Mangkubumi dan Mas Said
Kerajaan Mataram sepeninggalan Sultan Agung justru menjalin hubungan dekat
dengan VOC. Sebagian besar bangsawan Mataram juga melakukan kerja sama
dengan VOC. Keadaan ini menyebabkan rakyat menderita, sebab para bangsawan
hanya mementingkan dirinya sendiri. Bahkan, Mataram sudah dua kali berpindah ibu
kota akibat keratonnya diserang pemborantakan. Beberapa pemberontak itu dilakukan
oleh kalangan kraton itu sendiri, seperti pemberontak Raden Mas Said dan Pangeran
Mangkubumi.
a. Penyebab Perlawanan
Penyerahan wilayah di sekitar pantai utara Pulau Jawa kepada VOC
menimbulkan keresahan rakyat dan bangsawan Mataram. Penyerahan ini menyebabkan
Mataram tidak lagi mempunyai pelabuhan dagang.
Pasukan Mataram yang dibantu oleh VOC merasa kewalahan mengatasi
perlawanan Raden Mas Said tersebut. Pakubuono II akhirnya membuat sayembara bagi
siapa pun yang berhasil menumpas pasukan Raden Mas Said akan mendapat tanah di
Suwokati. Sayembara ini menarik minat Pangeran Mangkubumi, saudara Pakubuono II.
Pasukan Pangeran Mangkubumi berhasil memadamkan perlawanan tersebut.
Setelah berhasil menumpas perlawanan Raden Mas Said, seharusnya Pangeran
Mangkubumi mendapat hadiah seperti yang disebutkan dalam sayembara. Akan tetapi,
janji Pakubuwono II untuk memberikan sebidang tanah di Sukowati tidak segera
terlaksana karena bujukam Patih Pringgoloyo. Keadaan ini menimbulkan konflik
terselubung antara Pangeran Mangkubumi dan Patih Pringgoloyo. Dalam pertemuan di
Keraton Surakarta, dalam suasana memanas ini, Pangeran Mangkubumi justru
dipermalukan oleh Gubernur Jendral van Imhoff.
b. Pemberontakan Pangeran Mangkubumi
Pangeran Mangkubumi yang merasa tersinggung akhirnya memutuskan
bergabung dengan pasukan Raden Mas Said dan melakukan pemberontakan.
Gabungan dari pasukan Pangeran Mangkubumi dan Raden Mas Radeb Said ini semakin
membuat Pakubuwono II kewalahan.
Pangeran Mangkubumi dan Raden Mas Radeb Said berhasil menguasai
sebagian besar wilayah Mataram. Perlawanan ini berhasil membuat pasukan VOC dan
Mataran kewalahan. Pangeran Mangkubumi mendapat dukungan dari rakyat dan
bupati-bupati di daerah pesisir utara Jawa yang wilayahnya dikuasai oleh VOC.
c. Perjanjian Giyanti
Saat Pangeran Mangkubumi dan Raden Mas Said melakukan pemberontakan,
Pakubuwono II meninggal dunia. Sebelum meninggal, pakubuwono II menandatangani
kesepakatan dengan VOC bahwa tahta Kerajaan Mataram setelah ia meninggal
diserahkan kepada VOC.
VOC berusaha melakukan perdamaian dengan Pangeran Mangkubumi Melalui
Perundingan. VOC menawarkan apabila Pangeran Mangkubuwono bersedia mengakhiri
perlawanannya, Pangeran Mangkubumi akan mendpat setengah dari wilayah kerajaan
Mataram. Akhirnya, ditandatanganilah Perjanjian Giyantin.
Isi Perjanjian Giyanti sebagai berikut.
1. Kerajaan Mataram dibagi menjadi dua wilayah, yaitu Kesunanan Surakarta yang
beribu kota di Solo dan Kesultanan Yogyakata.
2. Pangeran Mangkubumi diangkat menjadi Sultan danbergelar Sultan Hamengku
Buwono.
3. Sultan Hamengku Buwono akan melakukan kerja sama dengan Belanda dalam
menyelenggarakan pemerintahannya.
4. Pangeran Mangkubumi akan mengampuni bupati yang memihak pada belanda.
5. Sultan tidak akan menuntut daerah Madura dan pesisir utara Jawa yang menjadi
hak VOC.

MATERY UU SEJARAH INDONESIA


.Perlawanan Bangsa Indonesia terhadap Pemerintah Hindia Belanda

1. Perang Tondano
Perang Tondano adalah bentuk perlawanan rakyat Minasa terhadap dominasi
kolonial di wilayahnya.terjadi pada tahun 1808-1809 untuk melawan VOC dan
pemerintah Hindia Belanda. Perang ini dibagi menjadi dua tahap,yaitu Perang Tondano I
dan Perang Tondano II.

a. Perang Tondano I

Perang Tondano 1 terjadi karena usaha VOC untuk memonopoli beras dari
Minahasa. Akan tetapi, permintaan VOC ini ditolak oleh rakyat Minahasa. Penolakan ini
memicu kemarahan VOC. Selanjutnya, VOC membendung Sungai Temberan sehingga
membanjiri permukiman penduduk Minahasa. Meskipun demikian, usaha ini tidak
membuat penduduk Minahasa tunduk kepada VOC. VOC terus melakukan tekanan.
Meraka mengepung permukiman baru orang Minahasa di Danau Tondano.

Akan tetapi, ultimatum ini tidak diindahkan oleh orang-orang Minahasa. VOC
akhirnya mundur ke Manado. Setelah VOC mundur. Hasil pertanian mereka menumpuk
karena tidak ada yang membeli. Orang-orang Minahasa akhirnya memutuskan untuk
menjalin kerja sama dengan VOC agar hasil panen mereka tidak menumpuk. Kerja
sama orang Minahasa dengan VOC inilah yang mengakhiri Perang Tondano I.
b. Perang Tondano II
Gubernur Jenderal Deandels membuat kebijaksanaan baru saat kerajaan Belanda
memintanya memperkuat pertahanan untuk menghalau pasukan inggris.

Kebijakan Deandels adalah merekrut pasukan dari suku-suku pemberani di


Nusantara, di antaranya suku Minahasa. Rencana Belanda ini mendapat penolakan
dari orang-orang Minahasa. Bahkan,para ukung (pemimpin adat) justru menyatukan
kekuatan untuk melawan pasukan Belanda.

Strategi Belanda membendung Sungai Temberan justru menjadi senjata


makan tuan. Air sungai yang meluap mempersulit gerak pasukan Belanda.
Sementara itu, orang-orang Minahasa terus melakukan serangan. Perang Tondano II
berlangsung hingga bulan Agustus 1809. Perang ini akhirnya dimenangi oleh rakyat
Minahasa yang pantang menyerah mempertahankan wilayahnya.
2. Perlawanan Rakyat Maluku

a. Latar Belakang Perlawanan


Pada saat inggris berkuasa di Maluku, kehidupan penduduk mulai membaik.
Pemerintah Inggris bersikap lunak terhadap penduduk Maluku. Inggris berusaha
memperhatikan kemakmuran rakyat. Keadaan seperti ini tidak berlangsung lama,
Belanda berhasil menduduki benteng Duurstede di Pulau Saparua. Setelah Belanda
menguasai Maluku, mereka menerapkan kembali kebijakan-kebijakan lama yang
memberatkan rakyat. Akibat kebijakan itu penduduk Maluku mengalami
penderitaan. Kondisi ini mendorong penduduk Maluku mengangkat senjata melawan
kekuasaan Belanda.
b. Jalannya Perlawanan
Perlawanan rakyat berkobar di Pulau Saparua di bawah pimpinan Thomas
Matulessy atau yang dikenal dengan nama Pattimura, seorang mantan sersan mayor
di ketentaraan Inggris. Pattimura dibantu oleh teman-teman seperjuangan, yaitu
Anthonie Rhebok, Thomas Pattiwel, Philip Latumahina, Said Parintah, Ulupaka, dan
Christina Martha Tiahahu untuk melawan kekejaman pemerintahan kolonial Belanda.

Pada tanggal 15 Mei 1817 rakyat Maluku bergerak membakari perahu-


perahu Belanda di Pelabuhan Porto. Selanjutnya, pasukan Pattimura mengepung
benteng Duurstede. Dalam pertempuran ini Residen van den Berg tertembak mati.
Kegigihan perjuangan pasukan Pattimura ini akhirnya berhasil menduduki benteng
Duurstede. Benteng Duurstede berhasil diduduki oleh Belanda pada bulan Agustus
1817. Pattimura memerintahkan pasukannya meninggalkan benteng Duurstede dan
bergerilya melawan Belanda.
c. Berakhirnya Perlawanan Rakyat Maluku

Pemerintah kolonial Belanda mengumumkan akan memberi hadia 1.000


gulden kepada siapa saja yang mampu menangkap Pattimura dan 500 gulden bagi
setiap pemimpin rakyat Maluku lainnya. Sayembara ini diselenggarakan untuk
mengakhiri perlawanan rakyat Maluku yang menyebabkan Belanda kewalahan.

Akan tetapi, rakyat Maluku tidak ada yang bersedia menghianati


bangsanya sendiri. Belanda dapat menangkap Pattimura, Anthonie Rhebpk, Thomas
Pattiwael, dan raja Tiow pada bulan November 1817. Pada tanggal 16 Desember
1817 Pattimura dihukum mati di tiang gantungan di Ambon.
3. Perang Padri

Pada awal abab XIX di Minangkabau muncul kaum Padri yang ingin
memurnikan ajaran islam. Kaum Padri dibentuk oleh masyarakat Minangkabau yang
baru pulang dari Mekkah untuk menunaikan ibadah haji. Keberadaan kaum Padri
dalam masyarakat Minangkabau mudah dikenali dari penampilannya. Akibat
gerakan kaum Padri kedudukan kau adat yang terdiri atas raja dan bangsawan
Minangkabau menjadi genting.

Di bawah pimpinam Suraso, kaum adat melakukan perlawanan. Akan


tetapi, perlawanan mereka dapat dikalahkan oleh kaum Padri. Setelah kekalahan
itu, kaum adat meminta bantuan Belanda. Dalam perjanjian yang ditandatangami
pada tanggal 10 Februari 1821 kaum adat secara resmi menyerahkan
Minangkabau kepada Belanda.
Jalannya Perang Padri dapat dibagi menjadi tiga tajap, yaitu fase pertama (1821-
1825), fase kedua (1825-1830), dan fase ketiga (1830-1838).

a. Fase Pertama (1821-1825)


Fase pertama Perang Padri adalah masa-masa awal Belanda ikut campur
dalam urusan kaum adat. Fase pertama ini ditandai dengan penyerangan pos-pos
dan patroli Belanda. Pasukan Padri dalam perang pertama ini dipimpin oleh Tuanku
Pasamah dan Tuanku Nan Receh.

Dalam perang ini, kaum Padri menang telak atas Belanda. Kaum Padri
berhasil menguasai Sungai Puar, Guguk Sigandang, Tajong Alam, dan Bonio. Pada
tanggal 26 Januari 1824 Belanda mengadakan kesepakatan dengan kaum Padri
untuk melakukan gencatan senjata. Akan tetapi, masa-masa damai ini justru
digunakan oleh Belanda mengambil kembali beberapa wilayah yang berhasil
dikuasai oleh kaum Padri. Kaum Padri pun membatalkan perjanjian damai dengan
Belanda. Pasukan Padri di bawah pimpinan Imam Bonjol kembali melakukan
perlawanan terhadap Belanda di berbagai tempat.
b. Fase Kedua (1825-1830)
Fase kedua Perang Padri bersamaan dengan terjadinya Peranh Diponegoro
di Jawa. Perang Diponegoro memaksa Belanda menarik pasukannya yang
ada di berbagai wilayah untuk membantu memerangi pasukan Diponegpro.
Kolonel De Strues berusaha mengajak kaum Padri untuk melakukan
kesepakatan damai kembali. Akan tetapi, keinginan Kolonel De Strues ini
tidak ditanggapi baik oleh kaum Padri. Kesepakatan damai antara kaum
Padri dan Belanda akhirnya terlaksana melalui Perjanjian Padang yang
ditandatangani pada tanggal 15 November 1825. Perjanjian Padang ini
ditandatangani oleh Tuanku Nan Receh dan Tuanku Lintau. Meskipun
demikian, Tuanku Imam Bonjol tetap tidak mau berdamai dengan Belanda.
Masa damai ini dimanfaatkan kaum Padri untuk menghimpun kekuatan.
Kaum Padri juga melakukan beberapa serangan ke wilayah kekuasaan
kaum adat dan berhasil memukul mundur pasukan Belanda yang
menjaganya.
c. Fase Ketiga (1830-1838)
Setelah Perang Diponegoro pada tahun 1830, Belanda
mengerahkan kembali pasukan ke Sumatra Barat untuk menghadapi kaum
Padri. Belanda menerapkan taktik benteng stelsel untuk mempersempit ruang
gerak kaum Padri. Akibatnya, pasukan Padri melamah dan beberapa
pemimpin Padri menyerah.
Kaum Padri pada fase ini mendapat dukungan dari kaum adat yang
merasa telah dirugikan oleh Belanda. Belanda mengepung benteng Bonjol
yang menjadi pusat kekuatan kaum Padri. Setelah melalui pertempuran
sengit, akhirnya pada tanggal 16 Agustus 1837 Belanda dapat merebut
benteng Bonjol. Pada bulan Oktober 1837 Imam Bonjol dapat ditangkap
Belanda dalam perundingan di Palupuh. Belanda pun memgasingkan Imam
Bonjol ke Manado. Penangkapan Imam Bonjol tersebut telah meruntuhkan
perlawanan kaum Padri di Minangkabau.

Anda mungkin juga menyukai