Motivasi:
- Untuk menemukan dunia baru
- Untuk survive: memenuhi kepuasan dan kejayaan kehidupan di dunia.
Nafsu: Utk menguasai dunia baru demi keuntungan ekonomi /kejayaan politik.
a. Perkembangan IPTEK
Jaman renaisance mengalami kemajuan di bidang IPTEK. Berbagai pnelitian
dilakukan untuk menemukan hal-hal baru. Kebangkitan ilmu ini mendorong manusia untuk
mengamati dunia. Pada masa ini muncul berbagai macam teori.
1. NICOLAUS COPERNIKUS
: bumi itu bulat (heliosentris) jika seseorang berangkat dari satu titik, maka ia akan kembali
pada titik tersebut. Bumi berputar pada porosnya, bulan mengelilingi matahari dan bumi,
planet2 juga mengelilingi matahari.
2. GALILEO GALILEI
: setuju dgn Copernikus. Kemudian Galileo menciptakan TELESKOP untuk mengamati benda-
benda angkasa dan dapat melihat bulan yg permukaanya tidak rata.
3. SIR ISAAC NEWTON
: seluruh benda langit mbergerak dengan ketepatan yg dapat diramalkan seperti gerak
gerak jam. Karena itu manusia dapat menyederhanakannya dalam pikiran.
A.Kedatangan Bangsa Barat di Dunia Timur
c. Pencarian rempah-rempah.
rempah-rempah digunakan untuk memberi rasa sedap
pada setiap makanan yg sebelumnya hanya disedapkan dengan
garam. Selain itu, rempah-rempah juga digunakan untuk
menghangatkan tubuh. Rempah-rempah yg dicari adalah:
- Cengkeh: Ternate, Tidore, Moti, Makian Dan Bacan
- Pala : pulau Banca
- Lada : Sumatera dan Jawa
2. Kedatangan Bangsa Barat di Indonesia
(1. Bangsa Portugis didukung oleh pangeran Hery, putera raja Portugis)
Bartolomeus Diaz (1450-1500): pemimpin edisi pertama untuk menemukan kepulauan
rempah-rempah. Perjalanan melalui Barat Afrika hingga sampai di Tanjung Harapan.
Vasco dagama (1497): mengitari tanjung harapan dan menyisir pantai Timur Afrika hingga
sampai di Calicut India pada tgl 20 Mei 1498. mereka berhassil membawa rempah-rempah
ke Portugis. Namun VD tidak berhasil menjalin hubungn baik dgn mas setempat.
Keberhasilan ini menjadi penghargaan bagi Bangsa Portugis.
Alfonso d’Albuquerque (1509) sebagai wakil Portugis di India. Dibawah kekuasaannya,
Portugis berhassil menguasai Bandar Goa pada 1510 dan menjadikannya markas Portugis.
Kemudian mereka mengincar MALAKA. Untuk menguasai MALAKA, d’Albuquerque
menyiapkan satu armada dgn 19 kapal dengan kekuatan 800 org yg terdiri dari pelayar
dan serdadu. Pada 10 Agustus 1511, d’Albuquerque berhasil menguasai MALAKA dan
d’Albuquerque diangkat menjadi penguasa MALAKA.
Antonio de Abreau dan didampingi Fransisco Serrao: diutus d’Albuquerque untuk
menemukan kepulauan rempah-rempah di Timur (Maluku). Kemudian rombongan de Abreau
berhasil mencapai pelabuhan Gresik di Jawa Timur. Sedangkan kapal yg dipimpin Serrao:
hanya mencapai Hitu (Ambon) karena kapalnya rudak diterjang badai.
Portugis disambut baik oleh Sultan Ternate karena ingin meminta bantuan Portugis
untuk menyerang Tidore. Hadiahnya dari Ternate bagi Portugis adallah boleh melakukan
monopoli perdagangan di sekitar Ternate.
2. Bangsa Spanyol
Portugis dan Spanyol pelopor penjelajah bangsa Barat. Kelompok ini berlomba
mengerahkan armada untuk melakukan pelayaran dengan tujuan untuk
menemukan pulau rempah-rempah.
Pelayaran Portugis: Timur.
Pelayaran Spanyol: Barat.
Pada: 1619: Terjadi perang laut yg merupakan puncak pertempuran antara VOC
dengan Jayakarta. Jayakarta meminta bantuan Inggris.
Pada 1598, Belanda kembali tiba di Banten bawah pimpinan Jacob van
Neck yang dibantu oleh van waerwijck dan van Heemskerck.
Mereka bertiga lebih pintar berdiplomasi dari pada de Houtman.
Mreka berusaha memperbaiki kesalahan tim sebelumnya. Mereka memberi
cindera mata berupa tempat minum dari emas murni kepada penguasa Banten.
Rombongan ini bersikap lebih sopan dan ramah kepada masyarakat
setempat. Karena itu mereka diterima baik di Banten. Kemudian Banten dan
Belanda semakin harmonis yg ditandai dengan diizinkannya Belanda mendirikan
kantor dagang diberi nama Logi setelah diberikan sejumlah banyak uang
jaminan kepada penguasa Banten. Pada 1602, Belanda memiliki 4 Loji di Banten.
Belanda kemudian melanjutkan perjalanan ke Dunia Timur dan mencapai
kepulauan Maluku. Di sana mereka berhasil menggeser kekuasaan Portugis.
Portugis kemudian berpindah ke Papua dan Nusa Tenggara.
TAHAP PERTAMA SELESAI
TEST ULANGAN HARIAN:
SOAL:
B. Masa Kekuasaan VOC
Ini adalah museum yang
sangat megah yang
dikenal dengan Museum
Fatahilah atau Museum
Sejarah Jakarta. Gedung
yang sekarang terletak
di Jalan Taman Fatahilah
mulai dibangun tahun
1620 atas perintah
Gubernur Jan Pieter Zoen
Coen. Gedung ini
kemudian dikenal
sebagai Stadhuis atau
Balai Kota, merupakan
salah satu bangunan
Belanda di Batavia yang
digunakan sebagai kantor
Gubernur Jenderal VOC
(Vereenigde
Oost Indische Compagnie
)
Terkait dengan itu, maka pemerintah dan Parlemen Belanda (Staten Generaal)
pada 1598 mengusulkan agar antarkongsi Belanda bekerja sama membentuk sebuah
perusahaan dagang yang lebih besar.
Usulan ini baru terealisasi empat tahun berikutnya, yakni 20 Maret 1602 secara
resmi dibentuklah persekutuan kongsi dagang Belanda di Nusantara sebagai hasil fusi
antarkongsi yang telah ada. Kongsi dagang Belanda ini diberi nama Vereenigde Oost
Indische Compagnie (VOC) atau dapat disebut dengan “Perserikatan Maskapai
Perdagangan Hindia Timur/Kongsi Dagang India Timur”. VOC secara resmi didirikan di
Amsterdam.
1. Pembentukan VOC
Latar belakang terbentuknya VOC
1. menghindari persaingan antarpedagang Belanda
2. untuk memperkuat diri dalam menghadapi persaingan dagang
dengan negara lain (Spanyol, Portugis dan Inggris)
Tokoh-tokohnya :
1. Pangeran Mauritz
2. baroen Von Hoevel
3. Pieter Both
4. Jan Pieterszoon Coen
1. Pembentukan VOC
Tujuan dibentuknya VOC :
1. Menghindari persaingan yg tdk sehat antara sesama klpk/kongsi pedagang
Belanda yang telah ada,
2. Memperkuat kedudukan Belanda dalam menghadapi persaingan dengan
para pedagang negara lain.
3. Membantu keuangan pemerintah Belanda
4. Menyaingi pedagang-pedagang lainnya
5. Menjalankan pemerintahan sebagai wakil Pemerintahan Belanda di Hindia
Timut
Dengan memiliki hak untuk membentuk angkatan perang sendiri dan boleh
melakukan peperangan, maka VOC cenderung ekspansif. VOC terus berusaha
memperluas daerah-daerah di Nusantara sebagai wilayah kekuasaan dan
monopolinya.
Karena jauhnya tempat antara Belanda dengan Nusantara, maka para panitia
tujuh belas sangat sulit untuk melaksanakan tugasnya. Karena itu pada 1610 secara
kelembagaan diciptakan jabatan baru dalam organisasi VOC, yakni jabatan gubernur
jenderal. Gubernur jenderal merupakan jabatan tertinggi yang bertugas
mengendalikan kekuasaan di negeri jajahan VOC. Di samping itu juga dibentuk “Dewan
Hindia” (Raad van Indie).
Oleh karena itu, pada tahun 1618 Sultan Banten yang dibantu tentara Inggris
di bawah Laksamana Thomas Dale berhasil mengusir VOC dari Jayakarta. Orang-
orang VOC kemudian menyingkir ke Maluku. Setelah VOC hengkang dari Jayakarta
pasukan Banten pada awal tahun 1619 juga mengusir Inggris dari Jayakarta. Dengan
demikian Jayakarta sepenuhnya dapat dikendalikan oleh Kesultanan Banten.
2. Perkembangan VOC
Dalam waktu singkat VOC mengalami kamajuan pesat. Thn 1605 VOC
membantu Sultan Baabullah mengusir Portugis dari maluku. Kemudian VOC
menerapkan kebijakan di Maluku:
1. Hongi Tochten (pelayaran Hongi): pelayaran pantai yg dilengkapi pasukan
perang untuk menjaga pedagang Maluku agar tidak menjual rempah2
kepada pedagang lain selain VOC. Jika kedapatan akan dihukum berat.
Pd 1623, J.P Coen pulang ke Belanda. Dan jbtnnya diduduki Pieter de Carpentier .
Pd 1627 J.P Coen: kmbli bertugas dgn beban menghadapi serangn Sultan Agung (mataram).
Namun dpt diatasi dgn mudah.
VOC memiliki kekuatan di Ambon dan Batavia dan mampu menguasai kerajaan
lokal dan pelabuhn diperbnyk. Untuk memuluskn rencanya, Belanda menerapkan sistem
politik Devide et impera (politik adu domba/pecah belah). Belanda kemudian dpt
menguasai tmpt lokal dgn mudah.
VOC: membuat benteng setiap daerah kekuasaanya dan melakukan pelayaran HONGI.
Benteng yg mereka bangun adalah:
1. B. Durstededi Saparua
2. B. Nassau di banda
3. B. Victoria di Ambon
4. B. Orange di Ternate
5. B. Rotterdam di Makassar
2. Perkembangan VOC
Sejak 1673: VOC memiliki banyak utang. Hal ini didukung oleh para
pegawai VOC yg suka dgn korupsi membuat VOC semakin terpuruk. Karena itu,
kedudukan VOC semakin lemah dan kemudian diambil alih oleh kekuasaan
pemerintah Belanda.
3. PembubaranVOC
a. Daendels:
H.W. Daendels sebagai Gubernur Jenderal memerintah di Nusantara pada tahun
1808-1811. Tugas: mempertahankan Jawa agar tidak dikuasai Inggris.
Bidang Pemerintahan
Daendels juga melakukan berbagai perubahan di bidang pemerintahan. Ia
banyak melakukan campur tangan dan perubahan dalam tata cara dan adat istiadat
di dalam kerajaan-kerajaan di Jawa.
Ia harus pakai payung emas, duduk di kursi sama tinggi dengan raja, dan
tidak perlu membuka topi. Sunan Pakubuwana IV dari Kasunan Surakarta terpaksa
menerima, tetapi Sultan Hamengkubuwana II menolaknya (Baca Ricklefs, 2005).
4. Kerajaan Banten dan Cirebon dihapuskan dan daerahnya dinyatakan sebagai wilayah
pemerintahan kolonial.
C. Penjajahan Pemerintahan Hindia Belanda
Daendels juga mengerahkan rakyat untuk kerja rodi. Dengan kerja rodi itu maka
rakyat yang sudah jatuh miskin menjadi semakin menderita, apalagi kerja rodi dalam
pembuatan pangkalan di Ujungkulon, karena lokasi yang begitu jauh, sulit dicapai dan
penuh dengan sarang nyamuk malaria. Oleh karena itu, wajar kalau kemudian banyak
rakyat Hindia yang jatuh sakit bahkan tidak sedikit yang meninggal.
C. Penjajahan Pemerintahan Hindia Belanda
Bidang peradilan
Untuk memperlancar jalannya pemerintahan dan mengatur ketertiban dalam kehidupan
bermasyarakat, Daendels juga melakukan perbaikan di bidang peradilan. Daendels
berusaha memberantas berbagai penyelewengan dengan mengeluarkan berbagai
peraturan.
1. Daendels membentuk tiga jenis peradilan: (1) peradilan untuk orang Eropa, (2) peradilan
untuk orang-orang Timur Asing, dan (3) peradilan untuk orang-orang pribumi. Peradilan
untuk kaum pribumi dibentuk di setiap prefektur, misalnya di Batavia, Surabaya, dan
Semarang.
2. Peraturan untuk pemberantasan korupsi tanpa pandang bulu. Pemberantasan korupsi
diberlakukan terhadap siapa saja termasuk orang-orang Eropa, dan Timur Asing.
C. Penjajahan Pemerintahan Hindia Belanda
b. Janssen (1811):
Pada bulan Mei 1811, Daendels dipanggil pulang ke negerinya. Ia
digantikan oleh Jan Willem Janssen. Janssen dikenal seorang politikus
berkebangsaan Belanda. Sebelumnya Janssen menjabat sebagai Gubernur
Jenderal di Tanjung Harapan (Afrika Selatan) tahun 1802-1806.
Pada tahun 1806 itu Janssen terusir dari Tanjung Harapan karena daerah
itu jatuh ke tangan Inggris. Pada tahun 1810 Janssen diperintahkan pergi ke Jawa
dan akhirnya menggantikan Daendels pada tahun 1811. Janssen mencoba
memperbaiki keadaan yang telah ditinggalkan Daendels.
C. Penjajahan Pemerintahan Hindia Belanda
Namun harus diingat bahwa beberapa daerah di Hindia sudah jatuh ke
tangan Inggris. Sementara itu penguasa Inggris di India, Lord Minto telah
memerintahkan Thomas Stamford Raffles yang berkedudukan di Pulau Penang
untuk segera menguasai Jawa.
Raffles segera mempersiapkan armadanya untuk menyeberangi Laut
Jawa. Pengalaman pahit Janssen saat terusir dari Tanjung Harapan pun terulang.
Pada Tanggal 4 Agustus 1811 sebanyak 60 kapal Inggris di bawah komando
Raffles telah muncul di perairan sekitar Batavia. Beberapa minggu berikutnya,
tepatnya pada tanggal 26 Agustus 1811 Batavia jatuh ke tangan Inggris.
Janssen berusaha menyingkir ke Semarang bergabung dengan Legiun
Mangkunegara dan prajurit-prajurit dari Yogyakarta serta Surakarta. Namun
pasukan Inggris lebih kuat sehingga berhasil memukul mundur Janssen beserta
pasukannya.
Janssen kemudian mundur ke Salatiga dan akhirnya menyerah di Tuntang.
Penyerahan Janssen secara resmi ke pihak Inggris ditandai dengan adanya
Kapitulasi Tuntang pada tanggal 18 September 1811.
C. Penjajahan Pemerintahan Hindia Belanda
2. Pemerintahan Inggris:
Tanggal 18 September 1811 adalah tanggal dimulainya kekuasaan Inggris di
Hindia. Gubernur Jenderal Lord Minto secara resmi mengangkat Raffles sebagai
penguasanya. Pusat pemerintahan Inggris berkedudukan di Batavia. Sebagai penguasa di
Hindia, Raffles mulai melakukan langkah-langkah untuk memperkuat kedudukan Inggris di
tanah jajahan.
Dalam rangka menjalankan pemerintahannya, Raffles berpegang pada tiga
prinsip:
Pertama, segala bentuk kerja rodi dan penyerahan wajib dihapus, diganti penanaman bebas
oleh rakyat.
Kedua, peranan para bupati sebagai pemungut pajak dihapuskan dan para bupati
dimasukkan sebagai bagian pemerintah kolonial.
Ketiga, atas dasar pandangan bahwa tanah itu milik pemerintah, maka rakyat penggarap
dianggap sebagai penyewa. Berangkat dari tiga prinsip itu Raffles melakukan beberapa
langkah, baik yang menyangkut bidang politik pemerintahan maupun bidang sosial ekonomi.
C. Penjajahan Pemerintahan Hindia Belanda
a. bidang pemerintahan
Raffles didampingi para penasihat: Gillespie, Mutinghe, dan Crassen.
Secara geopolitik, Jawa dibagi menjadi 16 karesidenan. Selanjutnya untuk
memperkuat kedudukan dan mempertahankan keberlangsungan kekuasaan
Inggris, Raffles mengambil strategi membina hubungan baik dengan para
pangeran dan penguasa yang sekiranya membenci Belanda.
Strategi ini sekaligus sebagai upaya mempercepat penguasaan Pulau
Jawa sebagai basis kekuatan untuk menguasai Kepulauan Nusantara. Sebagai
realisasinya, Raffles berhasil menjalin hubungan dengan raja-raja di Jawa dan
Palembang untuk mengusir Belanda dari Hindia. Tetapi nampaknya Raffles tidak
tahu balas budi.
Setelah berhasil mengusir Belanda dari Hindia, Raffles mulai tidak simpati
terhadap tokoh-tokoh yang membantunya. Sebagai contoh dengan apa yang
terjadi pada Raja Palembang, Baharuddin. Raja Baharuddin termasuk raja yang
banyak jasanya terhadap Raffles dalam mengenyahkan Belanda dari Nusantara,
tetapi justru Raffles ikut mendukung usaha Najamuddin untuk menggulingkan Raja
Baharuddin.
C. Penjajahan Pemerintahan Hindia Belanda
Pada waktu Raffles berkuasa, konflik di lingkungan istana Kasultanan
Yogyakarta nampaknya belum surut. Sultan Sepuh yang pernah dipecat oleh
Daendels, menyatakan diri kembali sebagai Sultan Hamengkubuwana II dan Sultan
Raja dikembalikan pada kedudukannya sebagai putera mahkota.
Tetapi nampaknya Sultan Raja tidak puas dengan tindakan ayahandanya,
Hamengkubuwana II. Melalui seorang perantara bernama Babah Jien Sing, Sultan
Raja berkirim surat kepada Raffles. Surat itu isinya melaporkan bahwa di bawah
pemerintahan Hamengkubuwana II, Yogyakarta menjadi kacau.
Dengan membaca isi surat dari Sultan Raja itu, Raffles menyimpulkan
bahwa Sultan Hamengkubuwana II seorang yang keras dan tidak mungkin diajak
kerja sama bahkan bisa jadi akan menjadi duri dalam pemerintahan Raffles di
tanah Jawa.
Oleh karena itu, Raffles segera mengirim pasukan di bawah pimpinan
Kolonel Gillespie untuk menyerang Keraton Yogyakarta dan memaksa Sultan
Hamengkubuwana II turun dari tahta.
C. Penjajahan Pemerintahan Hindia Belanda
Sultan Hamengkubuwana II berhasil diturunkan dan Sultan Raja
dikembalikan sebagai Sultan Hamengkubuwana III. Sebagai imbalannya
Hamengkubuwana III harus menandatangani kontrak bersama Inggris. Isi politik
kontrak itu antara lain sebagai berikut.
1. Sultan Raja secara resmi ditetapkan sebagai Sultan Hamengkubuwana III, dan
Pangeran Natakusuma (saudara Sultan Sepuh) ditetapkan sebagai penguasa
tersendiri di wilayah bagian dari Kasultanan Yogyakarta dengan gelar Paku Alam
I.
2. Sultan Hamengkubuwana II dengan puteranya Pangeran Mangkudiningrat
diasingkan ke Penang.
3. Semua harta benda milik Sultan Sepuh selama menjabat sebagai sultan
dirampas menjadi milik pemerintah Inggris.
b. Tindakan dalam bidang ekonomi
Raffles tidak ubahnya Daendels, bisa dikatakan adalah tokoh pembaru dalam menata
tanah jajahan. Pandangannya di bidang ekonomi juga cukup revolusioner.
Yang jelas Raffles telah melakukan beberapa tindakan untuk memajukan perekonomian
di Hindia. Tetapi program itu tujuan utamanya untuk meningkatkan keuntungan
pemerintah kolonial. Beberapa kebijakan dan tindakan yang dijalankan Raffles antara
lain sebagai berikut.
1. Pelaksanaan sistem sewa tanah atau pajak tanah (land rent) yang kemudian meletakkan
dasar bagi perkembangan sistem perekonomian uang.
2. Penghapusan pajak dan penyerahan wajib hasil bumi.
3. Penghapusan kerja rodi dan perbudakan.
4. Penghapusan sistem monopoli.
5. Peletakan desa sebagai unit administrasi penjajahan.
Kebijakan dan program land rent yang dicanangkan Raffles tersebut tidak terlepas dari
pandangannya mengenai tanah sebagai faktor produksi. Menurut Raffles, pemerintah adalah
satu-satunya pemilik tanah.
Tanah yang paling produktif akan membayar pajak sekitar 1/2 dari hasil dan tanah
yang paling tidak produktif hanya 1/4 dari hasil. Kalau dirata-rata setiap wajib pajak itu
akan menyerahkan sekitar 2/5 dari hasil. Setelah itu petani bebas menggunakan sisanya.
Pemerintahan Raffles berakhir pada 1816. kemudian digantikan John Fendall
Jr. Ia memerintah hindia Belanda hanya 5 bulan karena berdasarkan hasil konvensi
London yg mengatakan bahwa: Inggris harus mengembalikan tanah Hhindia Belanda
kepada belanda. Maka berakhirlah jajahan Inggris di Indonesia.
Masa pemerintahan Van Der Capellen dan Gisignies
1816 pemerintahan belanda mengalami krisis keuangan karena melawan
Peranci dan membayar utang VOC. Untuk itu diangkatlah vd Capellen yg bertuga
untuk mengisi kas Kerajaan.
ketika memerintah ada beberapa kebijakan Capellen:
1. Kelompok swasta bebas infestasi di Hindia Belanda,tetapi pengelolaan alam tetap
oleh pemernth Hingia Belanda
2. Menghapus peran pejabat lokal
3. Menetapkan pajak untuk penduduk pribumi
Tujuan pemerintahn Bosch: utk mengisi kembali kas keuangan Belanda yg sudah
kosong melalu sistem tanam paksa (cultuurstelsel)
Ketentuan tanam paksa:
a) Tiap desa menyiapkan 1/5 tanahnya utk ditanami tanaman ekspor ( kopi,
tebu nila)
b) Tanah yg ditanam komoditas ekspor tersbut bebas pajak
c) Waktu yg digunakan dlm melaksanakan tanam paksa tdk boleh lebih dari
tiga bulan
d) Kegagalan panen karena alam akan ditanggung pemerintah
e) Kelebihan hasil panen akan dikembalikan kepada penduduk
f) Pelaksanaan akan diawasi pemrnth Belanda
g) Penduduk yg buka petani harus bekerja di perkebunan dan pabrik milik
Belanda
h) Mereka yg tdk bida melaksanakan wajib tanam paksa dpt diganti dgn
bekerja di pabrik dan perkebunan pemerintah selama 65 hari.
Pelaksanaan Tanam Paksa:
b) Dampak positif
1) Mas Indonesia mengetahui berbagai jenis tanaman yg dijual ke pasar
dunia
2) Bangsa Indo mengenal sistem irigasi yang baik
Kemudian, tanam paksa mendpt kritikan yi: kritikan dlm buku karya Multatuli (
E. Douwes Dekker) yg berjudul: MAX HAVELAAR.,: sistem tanam paksa di Indonesia
banyak melaggar nilai kemanusiaan. Masyarakat Indonesia diperas habis-habisan oleh
pem Belanda juga penguasa lokal.
Pada 1870, sistem tanam paksa mula secara pelan2 dihapus. Sebagai
gantinya diterapkanlah sistem ekonomi liberal.
1. Uraikan dengan jelas dan tepat tentang Faktor yang memotivasi kedatangan bangsa Barat di Indonesia berdasarkan Perkembangan IPTEK!
Jaman renaisance mengalami kemajuan di bidang IPTEK. Berbagai pnelitian dilakukan untuk menemukan hal-hal baru. Kebangkitan ilmu ini
mendorong manusia untuk mengamati dunia. Pada masa ini muncul berbagai macam teori.
1. NICOLAUS COPERNIKUS
: bumi itu bulat (heliosentris) jika seseorang berangkat dari satu titik, maka ia akan kembali pada titik tersebut. Bumi berputar pada porosnya, bulan
mengelilingi matahari dan bumi, planet2 juga mengelilingi matahari.
2. GALILEO GALILEI
: setuju dgn Copernikus. Kemudian Galileo menciptakan TELESKOP untuk mengamati benda-benda angkasa dan dapat melihat bulan yg permukaanya tidak
rata.
: seluruh benda langit mbergerak dengan ketepatan yg dapat diramalkan seperti gerak gerak jam. Karena itu manusia dapat menyederhanakannya dalam
pikiran.
2. Tuliskan dengan tepat dan jelas tentang kedatangan Bangsa Portugis ke Indoensia!
Bartolomeus Diaz (1450-1500): pemimpin edisi pertama untuk menemukan kepulauan rempah-rempah. Perjalanan melalui Barat Afrika hingga sampai di
Tanjung Harapan.
Vasco dagama (1497): mengitari tanjung harapan dan menyisir pantai Timur Afrika hingga sampai di Calicut India pada tgl 20 Mei 1498. mereka berhassil
membawa rempah-rempah ke Portugis. Namun VD tidak berhasil menjalin hubungn baik dgn mas setempat. Keberhasilan ini menjadi penghargaan bagi
Bangsa Portugis.
Alfonso d’Albuquerque (1509) sebagai wakil Portugis di India. Dibawah kekuasaannya, Portugis berhassil menguasai Bandar Goa pada 1510 dan
menjadikannya markas Portugis. Kemudian mereka mengincar MALAKA. Untuk menguasai MALAKA, d’Albuquerque menyiapkan satu armada dgn 19 kapal
dengan kekuatan 800 org yg terdiri dari pelayar dan serdadu. Pada 10 Agustus 1511, d’Albuquerque berhasil menguasai MALAKA dan d’Albuquerque
diangkat menjadi penguasa MALAKA.
Antonio de Abreau dan didampingi Fransisco Serrao: diutus d’Albuquerque untuk menemukan kepulauan rempah-rempah di Timur (Maluku). Kemudian
rombongan de Abreau berhasil mencapai pelabuhan Gresik di Jawa Timur. Sedangkan kapal yg dipimpin Serrao: hanya mencapai Hitu (Ambon) karena
kapalnya rudak diterjang badai.
Portugis disambut baik oleh Sultan Ternate karena ingin meminta bantuan Portugis untuk menyerang Tidore. Hadiahnya dari Ternate bagi
Portugis adallah boleh melakukan monopoli perdagangan di sekitar Ternate.
3. Tuliskan dengan jelas dan tepat tentang proses terbentuknya VOC!
4. Uraikan dengan jelas dan tepat alasan-alasan/ latar belakang pembubaran VOC! Alasannya
adalah sebagai berikut:
1. Banyak pegawai VOC yang curang dan korupsi
2. Banyak pengeluaran untuk biaya peperangan contoh perang melawan Hasanuddin dari
Gowa
3. Banyaknya gaji yang harus dibayar karena kekuasaan yang luas membutuhkan pegawai
yang banyak
4. Pembayaran Devident (keuntungan) bagi pemegang saham turut memberatkan setelah
pemasukan VOC kekurangan
5. Bertambahnya saingan dagang di Asia terutama Inggris dan Perancis
6. Perubahan politik di Belanda dengan berdirinya Republik Bataaf 1795 yang demokratis
dan liberal menganjurkan perdagangan bebas.
5. Tuliskan dengan jelas dan tepat apa yang dimaksud dengan Masa Pemerintahan Republlik
Bataaf!
pada thn 1795, Belanda mengalami perubahan pemerintahan. Pada wktu yg sama,
munculah kelompok yg disebut patriot yg berlandaskan pd semangat revolusi perancis yi:
liberte, egalite dan fraternite.
SOAL MID SEJARAH INDOENSIA
KLS XI IIS
SMA ST. PAULUS JAKARTA 2015/2016
1. Uraikan dengan jelas dan tepat tentang Faktor yang memotivasi kedatangan bangsa
Barat di Indonesia berdasarkan Perkembangan IPTEK!
2. Tuliskan dengan tepat dan jelas tentang kedatangan Bangsa Portugis ke Indoensia!
4. Uraikan dengan jelas dan tepat alasan-alasan/ latar belakang pembubaran VOC!
5. Tuliskan dengan jelas dan tepat apa yang dimaksud dengan Masa Pemerintahan
Republlik Bataaf!
KISI-KISI MID SEJARAH INDONESIA
KLS XI IIS SMA ST. PAULUS JAKARTA
Pihak yang pro Tanam Paksa: kelompok konservatif dan para pegawai
pemerintah karena mendatangkan banyak keuntungan.
Pihak swasta dapat menyewa tanah, baik tanah pemerintah maupun tanah
penduduk. Sewa-menyewa tanah ini harus didaftarkan kepada pemerintah.
Sejak dikeluarkan UU Agraria itu, pihak swasta semakin banyak
memasuki tanah jajahan di Hindia Belanda. Mereka memainkan peranan
penting dalam mengeksploitasi tanah jajahan. Oleh karena itu, mulailah
era imperialisme modern.
Berkembanglah kapitalisme di Hindia Belanda. Tanah jajahan
berfungsi sebagai:
1. Tempat untuk mendapatkan bahan mentah untuk kepentingan industri
di Eropa, dan tempat penanaman modal asing,
2. Tempat pemasaran barang-barang hasil industri dari Eropa,
3. Penyedia tenaga kerja yang murah.
Jenis tanaman perkebunan yang dikembangkan is : tebu,
tembakau, kopi, teh, kina, kelapa sawit, dan karet.
Secara definitif, berakhirnya sistem tanam paksa terjadi pada tahun 1870
ketika UU Agraria dikeluarkan. Setelah itu, masyarakat bebas untuk mengolah
tanahnya dan menyewakan tanah kepada pihak asing.
Perkembangan agama Kristen.
Perkembangan agama Kristen di Indonesia secara garis besar dapat
dikelompokkan menjadi dua:
1. Kristen Katolik dan
2. Kristen Protestan.
Seperti halnya agama Hindu, Buddha dan Islam, penyebaran agama Kristen
juga melalui aktivitas pelayaran dan perdagangan. Aktivitas pelayaran dan
perdagangan waktu itu sudah menjangkau ke seluruh wilayah Kepulauan Indonesia.
Jalur inilah yang disebut sebagai jalur penyebaran agama Kristen dari India
ke Nusantara. Diberitakan bahwa agama Kristen kemudian mulai tumbuh di Barus
(Fansur). Di daerah ini terdapat gereja yang dikenal dengan Gereja Bunda Perawan
Murni Maria. Disebutkan juga bahwa di Lobu Tua dekat Kota Barus terdapat desa
tua yang dinamakan “Desa Janji Mariah”.
Dari uraian tersebut dapat dijelaskan bahwa agama Kristen (Katolik dan Protestan)
masuk dengan cara damai melalui kegiatan pelayaran dan perdagangan. Agama ini tumbuh
di daerah-daerah pantai di Semenanjung Malaya dan juga pantai barat di Sumatera.
Periode kedua, penyebaran agama Kristen menjadi lebih intensif seiring dengan datangnya
bangsa-bangsa Barat ke Indonesia pada abad ke-16.
Oleh karena itu, periode ini sering disebut The Age of Discovery. Kegiatan
penjelajahan samudra untuk menemukan dunia oleh orang-orang Portugis dan Spanyol
dengan semboyannya; gold, glory, dan gospel.
Dengan motivasi dan semboyan itu penyebaran agama Katolik oleh Portugis tidak
dapat terlepas dari kepentingan ekonomi dan politik. Setelah menguasai Malaka
tahun 1511 Portugis meluaskan eksploitasi ke Maluku utk mndpt rempah-rempah.
1512 pertama kali kapal Portugis mendarat di Hitu (di Pulau Ambon) Maluku. Pada
waktu itu perdagangan di Kepulauan Iagi ramai. Melalui kegiatan peradagangan
ini pula Islam sudah berkembang di Maluku. Kemudian datang Portugis untuk
menyebarkan agama Katholik. Berkembanglah agama Katolik di beberapa
daerah di Kepulauan Maluku.
Para penyiar agama Katolik diawali oleh para pastor padre. Pastor yang
terkenal waktu itu adalah Pastor Fransiscus Xaverius SJ dari ordo Yesuit. Ia aktif
mengunjungi desa-desa di sepanjang Pantai Leitimor, Kepulauan Lease, Pulau
Ternate, Halmahera Utara dan Kepulauan Morotai.
1. Jelaskan
bagaimana kondisi Eropa Barat sekitar abab ke-14-15, sehingga akhirnya
orang-orang Eropa itu mencari dunia baru ke timur?
2. Jelaskan bahwa VOC adalah negara dalam negara!
3. Benarkah J.P. Coen merupakan peletak dasar bagi penerapan kolonialisme dan
imperialisme di Indonesia?
4. Apa yang dimaksud dengan kolonialisme dan imperialisme? Dalam praktik keduanya
tidak dapat dipisah pisahkan bahkan dikatakan kolonialisme merupakan
penguatan dari imperialisme, apa maksudnya?
5. Apakah politik devide et impera? Tunjukkan bukti-bukti bahwa VOC telah
menerapkan politik devide et impera!
6. Jelaskan kaitan antara korupsi dan bubarnya VOC!
7. Pada masa pemerintahan Raffles, peran bupati sebagai penarik pajak dihapus dan
para bupati dijadikan pegawai bagian dari pemerintahan kolonial.
Mengapa demikian, apa maksud Raffles di balik itu semua, coba jelaskan!
8. Cari benang merah kaitan antara VOC, Tanam Paksa dan Usaha Swasta, yang pada
akhirnya membuat kemiskinan dan penderitaan rakyat!
9. Ceritakan kembali proses masuknya agama Kristen ke Indonesia!
10. Tahun 1563, dapat dikatakan sebagai tahun pertumbuhan agama Katolik di tanah
Minahasa Sulawesi Utara. Coba jelaskan!
A. Perlawanan Bangsa Indonesia terhadap Portugis dan VOC
1. Perlawanan Rakyat Aceh Terhadap Portugis
Pada 1511 Portugis berhasil menguasai Malaka. Pedagang Islam dilarang
berdagang di wilayah Malaka. Praktik monopoli Portugis di Malaka memberi
keuntungan bagi Aceh. Kedudukan Portugis di Malaka menjadi ancaman sekaligus
hambatan bagi Sultan Iskandar Muda untuk mewujudkan cita-citanya menguasai
Malaka. Portugis menganggap pelabuhan Aceh yang semakin ramai menjadi ancaman
bagi Portugis.
a. Latar Belakang
Komoditas utama Aceh adalah lada. Oleh karena itu, Portugis berusaha
menaklukkan Aceh agar dapat memonopoli perdagangan lada di wilayah Indonesia.
Kedudukan Portugis di Malaka dianggap ancaman bagi Aceh. Untuk menghadapi
Portugis yang bisa terjadi sewaktu-waktu, Aceh melengkapi kapal-kapal dagangnya
dengan senjata, prajurit, dan meriam. Juga melakukan kerja sama dengan kerjaan-
kerjaan lain, seperti Turki, Kalikut, dan Demak. Tindakan Portugis ini telah mengganggu
kedaulatan Kerajaan Aceh. Oleh karena itu, Aceh mulai mengumpulkan kekuatan untuk
menyerang Portugis.
b. Jalannya Perlawanan
Sultan Salahudin Riayat Syah Kahar memimpin pasukan Aceh menyerang
Portugis di Malaka. Portugis berjuang keras untuk mengalahkan pasukan Aceh
yang datang tiba-tiba. Serangan ini dibahas Portugis pada 1569 dengan
menyerang balik. Serangan Portugis ini dapat ditinggalkan oleh pasukan Aceh.
Masa Sultan Iskandar Muda, Aceh tumbuh menjadi kerjaan besar. S
Iskandar Muda mengumpulkan kekuatan untuk menyerang Malaka. Selain untuk
mengusir Portugis, juga ingin mengusai Malaka. Isakandar Muda mengadakan
kapal-kapal baru yang dapat memuat 600-800 prajurit. Kekuatan pertahanan
darat Aceh ditambah dengan mendatangkan kuda-kuda dari Persia, mencipkan
pasukan gajah, dan milisi infanteri.
Iskandar Muda menempatkan pengawas di jalur-jalur perdangan untuk
mengamankan wilayah kekuasaannya. Pasukan Aceh di bawah Iskandar Muda
melakukan serangan besar-besaran terhadap Portugis. Serangan ini membuat
Portugis kewalahan dan harus mengerahkan semua kekuatannya untuk
menghadapi pasukan Iskandar Muda. Akan tetapi, serangan ini belum berhasil
mengusir Portugis dari Malaka. Pada tahun-tahun berikunya, pasukan Aceh dan
Portugis terus saling menyerang, tetapi Aceh maupun Portugis sama-sama tidak
bisa saling menguasai.
Perjuangan Aceh untuk mengusir Portugis dilakukan dengan gigih. Akan tetapi,
usahanya belum mampu mengusir Portugis dari Malaka. Setelah Sultan Iskandar Muda
wafat, kedudukan pemimpin Aceh berada di tangan Sultan Iskandar Thani. Sultan
Iskandar Thani tidak secakap Sultan Iskandar Muda sehingga Kerajaan Aceh mengalami
kemunduran. Pada tahun 1641 Portugis akhirnya keluar dari Malaka karena
kedatangan VOC. VOC mampu menggantikan kedudukan Portugis menguasai
perdangan di Malaka.
2. Perlawanan Rakyat Maluku
1. Perang Tondano
Perang Tondano adalah bentuk perlawanan rakyat Minasa terhadap dominasi
kolonial di wilayahnya.terjadi pada tahun 1808-1809 untuk melawan VOC dan
pemerintah Hindia Belanda. Perang ini dibagi menjadi dua tahap,yaitu Perang Tondano I
dan Perang Tondano II.
a. Perang Tondano I
Perang Tondano 1 terjadi karena usaha VOC untuk memonopoli beras dari
Minahasa. Akan tetapi, permintaan VOC ini ditolak oleh rakyat Minahasa. Penolakan ini
memicu kemarahan VOC. Selanjutnya, VOC membendung Sungai Temberan sehingga
membanjiri permukiman penduduk Minahasa. Meskipun demikian, usaha ini tidak
membuat penduduk Minahasa tunduk kepada VOC. VOC terus melakukan tekanan.
Meraka mengepung permukiman baru orang Minahasa di Danau Tondano.
Akan tetapi, ultimatum ini tidak diindahkan oleh orang-orang Minahasa. VOC
akhirnya mundur ke Manado. Setelah VOC mundur. Hasil pertanian mereka menumpuk
karena tidak ada yang membeli. Orang-orang Minahasa akhirnya memutuskan untuk
menjalin kerja sama dengan VOC agar hasil panen mereka tidak menumpuk. Kerja
sama orang Minahasa dengan VOC inilah yang mengakhiri Perang Tondano I.
b. Perang Tondano II
Gubernur Jenderal Deandels membuat kebijaksanaan baru saat kerajaan Belanda
memintanya memperkuat pertahanan untuk menghalau pasukan inggris.
Pada awal abab XIX di Minangkabau muncul kaum Padri yang ingin
memurnikan ajaran islam. Kaum Padri dibentuk oleh masyarakat Minangkabau yang
baru pulang dari Mekkah untuk menunaikan ibadah haji. Keberadaan kaum Padri
dalam masyarakat Minangkabau mudah dikenali dari penampilannya. Akibat
gerakan kaum Padri kedudukan kau adat yang terdiri atas raja dan bangsawan
Minangkabau menjadi genting.
Dalam perang ini, kaum Padri menang telak atas Belanda. Kaum Padri
berhasil menguasai Sungai Puar, Guguk Sigandang, Tajong Alam, dan Bonio. Pada
tanggal 26 Januari 1824 Belanda mengadakan kesepakatan dengan kaum Padri
untuk melakukan gencatan senjata. Akan tetapi, masa-masa damai ini justru
digunakan oleh Belanda mengambil kembali beberapa wilayah yang berhasil
dikuasai oleh kaum Padri. Kaum Padri pun membatalkan perjanjian damai dengan
Belanda. Pasukan Padri di bawah pimpinan Imam Bonjol kembali melakukan
perlawanan terhadap Belanda di berbagai tempat.
b. Fase Kedua (1825-1830)
Fase kedua Perang Padri bersamaan dengan terjadinya Peranh Diponegoro
di Jawa. Perang Diponegoro memaksa Belanda menarik pasukannya yang
ada di berbagai wilayah untuk membantu memerangi pasukan Diponegpro.
Kolonel De Strues berusaha mengajak kaum Padri untuk melakukan
kesepakatan damai kembali. Akan tetapi, keinginan Kolonel De Strues ini
tidak ditanggapi baik oleh kaum Padri. Kesepakatan damai antara kaum
Padri dan Belanda akhirnya terlaksana melalui Perjanjian Padang yang
ditandatangani pada tanggal 15 November 1825. Perjanjian Padang ini
ditandatangani oleh Tuanku Nan Receh dan Tuanku Lintau. Meskipun
demikian, Tuanku Imam Bonjol tetap tidak mau berdamai dengan Belanda.
Masa damai ini dimanfaatkan kaum Padri untuk menghimpun kekuatan.
Kaum Padri juga melakukan beberapa serangan ke wilayah kekuasaan
kaum adat dan berhasil memukul mundur pasukan Belanda yang
menjaganya.
c. Fase Ketiga (1830-1838)
Setelah Perang Diponegoro pada tahun 1830, Belanda
mengerahkan kembali pasukan ke Sumatra Barat untuk menghadapi kaum
Padri. Belanda menerapkan taktik benteng stelsel untuk mempersempit ruang
gerak kaum Padri. Akibatnya, pasukan Padri melamah dan beberapa
pemimpin Padri menyerah.
Kaum Padri pada fase ini mendapat dukungan dari kaum adat yang
merasa telah dirugikan oleh Belanda. Belanda mengepung benteng Bonjol
yang menjadi pusat kekuatan kaum Padri. Setelah melalui pertempuran
sengit, akhirnya pada tanggal 16 Agustus 1837 Belanda dapat merebut
benteng Bonjol. Pada bulan Oktober 1837 Imam Bonjol dapat ditangkap
Belanda dalam perundingan di Palupuh. Belanda pun memgasingkan Imam
Bonjol ke Manado. Penangkapan Imam Bonjol tersebut telah meruntuhkan
perlawanan kaum Padri di Minangkabau.