Anda di halaman 1dari 26

MODUL

Kedatangan dan perkembangan penjajahan bangsa Eropa (Portugis, Spanyol,


Belanda, Inggris) ke Indonesia serta dampaknya bagi Indonesia.

Peta Pelayaran Bangsa Eropa ke Indonesia

Peta Tersebut menggambarkan proses kedatangan bangsa-bangsa Eropa ke

Nusantara. Garis: menggambarkan proses perjalanan laut bangsa Portugis.


Simbol garis : ------menunjukkan proses perjalanan laut bangsa Spanyol. Simbol
garis : ……. menunjukkan kedatangan bangsa Inggris, dan
garis : ....... menggambarkan proses perjalanan bangsa Belanda menuju Indonesia.
Kedatangan bangsa-bangsa asing terutama Eropa di Nusantara dimulai abad ke – 16 ternyata
telah membawa sebuah perubahan besar dengan terjadinya suatu masa penjajahan bangsa
Barat.

Indonesia dikenal sebagai daerah penghasil rempah-rempah. Rempah-rempah dicari


bangsa Eropa karena manfaatnya sebagai penghangat dan bisa dijadikan pengawet makanan.
Selain karena harganya yang mahal, memiliki rempah-rempah juga menjadi simbol kejayaan
seorang raja pada saat itu. Dari faktor-faktor itu, banyak Bangsa Eropa yang berusaha untuk
menemukan daerah penghasil rempah-rempah, salah satunya Indonesia.

1. Motivasi, Nafsu, dan Kejayaan Eropa

Aktivitas penemuan benua baru ini tidak terlepas dari motivasi dan
keinginannya untuk bertahan hidup, memenuhi kepuasan dan kejayaan dalam
kehidupan di dunia. Bukan hanya sekedar motivasi namun muncul juga nafsu ingin
menguasai dunia baru demi memperoleh kepentingan ekonomi dan kejayaan politik.
Yang dimaksud dunia baru itu adalah dunia disebelah Timur Eropa, yang
mengahasilkan bahan-bahan yang digemari dan diperlukan oleh bangsa Eropa.
Bahan-bahan yang dimaksud yaitu rempah-rempah seperti cengkeh, lada, dan pala.
Rempah-rempah ini menjadi komoditas yang sangat laris di Eropa. Rempah- rempah
itu cocok untuk campuran bahan masakan dan untuk campuran minuman hangat yang
cocok dengan Eropa yang beriklim dingin.

Kehidupan global semakin marak dengan adanya penjelajahan samudra orang-


orang Eropa ke dunia Timur. Begitu juga peristiwa kedatangan bangsa Eropa ke
Indonesia, telah meningkatkan kehidupan global. Peristiwa itu dilatarbelakangi oleh
peristiwa yang jauh dari Indonesia, misalnya peristiwa jatuhnya konstinopel di kawasan
laut Tengah pada tahun 1453. Serangkaian penemuan di bidang teknologi juga
merupakan faktor penting untuk melakukan pelayaran bagi bangsa-bangsa Barat
menuju Tanah Hindia/ Kepulauan Nusantara.
2. Petualangan, Penjelajahan dan perebutan Hegemoni

Bertahun-tahun lamanya laut Tengah menjadi pusat perdagangan


internasional antara pedagang dari Barat/ Eropa dan Timur. Portugis dan Spanyol
dapat dikatakan sebagai pelopor petualangan, pelayaran, dan penjelajahan samudra
untuk menemukan dunia baru di Timur. Portugis juga telah menjadi pembuka jalan
untuk menemukan kepulauan Nusantara sebagai daerah penghasil rempah-rempah.
Kemudian menyusul Spanyol, Inggris, dan Belanda dengan tujuan kedatangan
mereka ke wilayah Timur tidak semata-mata mencari keuntungan melalui rempah-
rempah, tetapi ada tujuan yang lebih luas.

Tujuan mereka terkait dengan :

 Gold : Memburu kekayaan dan keuntungan dengan kmencari dan


mengumpulkan emas perak dan bahan tambang serta bahan-bahan yang
sangat berharga.
 Glory : Memburu kekayaan, superioritas, dan kekuasaan. Dalam hal ini
mereka saling bersaing dan ingin berkuasa didunia baru yang
ditemukannya.
 Gospel : Menjalankan tugas suci untuk menyebarkan agama. Pada
mulanya orang-orang Eropa ingin mencari dan bertemu Prester Jhon yang
mereka yakin sebagai raja Kristen yang berkuasa di Timur.

Dari ketiga tujuan tersebut itu sebenarnya lebih dimiliki dan digelorakan oleh
Portugis dan Spanyol.

A. Kedatangan Bangsa Eropa ke Nusantara

1. Portugis

Berita keberhasilan Columbus menemukan dunia baru , membuat penasaran raja


Portugis (sekarang terkenal dengan nama Portugal), Manuel I, Dipanggilah pelaut ulung
Portugis bernama Vasco De Gama untuk melakukan ekspedisi menjelajahi samudera
mencari Tanah Hindia. Vasco De Gama mencari jalan lain agar lebih cepat sampai di
Tanah Hindia tempat penghasil rempah-rempah kebetulan sebelum Vasco da Gama
mendapatkan peritah Raja Manuel I, sudah ada pelaut Portugis bernama Bartholomeius
Diaz melakukan pelayaran mencari daerah Timur dengan menelusuri pantai Barat Afrika.
Pada tahun 1488 karena serangan ombak besar terpaksa Bartholomeus Diaz mendarat di
suatu Ujung Selatan Benua Afrika. Tempat tersebut kemudian dinamakan Tanjung
Harapan. Ia tidak melanjutkan penjelajahannya tetapi memilih bertolak kembali
kenegerinya.

Pada Juli 1497 Vasco Da Gama berangkat dari kepulauan Lisabon untuk memulai
penjelajahan. Berdasarkan pengalaman Bartholomeus Diaz itu, Vasco Da Gama juga
berlayar mengambil rute ynag pernah dilayari Bartholomeus Diaz. Rombongan Vasco Da
Gama juga singgah di Tanjung Harapan. Atas petunjuk dari pelaut bangsa Moot yang
telah disewanya, rombonganVasco Da Gama melanjutkan penjelajahan, berlayar
menelusuri pantai Timur Afrika kemudia berbelok ke kanan untuk mengarungi lautan
Hindia (Samudera Indonesia). Pada tahun 1498 rombongan Vaasco Da Gama mendarat
sampai di Kalikut dan Goa di Pantai barat India. Ada pemadangan yang menarik dari
kedatangan rombongan Vasco Da Gama ini. Mereka ternyata sudah menyiapkan patok
batu yangt disebut batu Padrao. Batu ini sudah diberi pahatan lambang bola dunia. Setiap
daerah yang disinggahi kemudian dipasang patok batu padrao sebagai tanda bahwa daerah
yang ditemukan itu melik Portugis, Vasco Da Gama diangkat sebagai ppenguasa Goa atas
nama pemerintahan Portugis.

Setelah beberapa tahun tinggal di India, orang-orang Portugis menyadari bahwa


India ternyata bukan daerah penghasil rempah- rempah. Mereka mendengar bahwa
Malaka merupakan kota pusat perdagangan rempah-rempah. Oleh karena itu, dipersiapkan
ekspedisi lanjutan dibawah pimpinan Alfonso de Albuquerque. Dengan armada lengkap
Alfonso de Albuquerque berangkat untuk menguasai Malaka. Pada tahun 1511 armada
Portugis berhasil meguasai Malaka. Dengan demikian kekuasaan Portugis semakin
mendekati Kepulauan Nusantara. Orang-orang Portugis pun segera mengetahui tempat
buruannya “ Mutiara dari Timur” yakni di Kepulauan Nusantara, khusunya di Kepulauan
Maluku.

2. Spanyol
Orang-orang Spanyol dapat dikatakan sebagai pelopor pelayaran dan
penjelajahan samudera mencari daerah baru penghasil rempah- rempah di timur (disebut
Tanah Hindia). Mereka diprakarsai oleh Christhoper Columbus. Sebelum berangkat
Columbus menghadap kepada Ratu Isabella untuk mendapat dukungan termasuk asilitas.
Ratu Isabella mengizinkan dan menyediakan tiga kapal dengan segala perlengkapannya.
Ratu Isabella juga menyediakan hadiah apabila misi Columbus dapat berhasil. Atas dasar
keyakinan bahwa bumi itu bulat maka Columbus dengan rombonganya optimis berhasil
menemukan daerah baru di Timur. Pada tanggal 3 Agustus 1492, Columbus berangkat
dari pelbauhan Spanyol berlayar menuju arah barat. Pada tanggal 6 September tahun yang
sama, rombongan Columbus sampai di Kepulauan Kannari di sebelah Barat Afrika.
Ekspedisi penjelajahan samudera dilanjutkan dengan mengarungi lautan luas yang dikenal
ganas, yakni Samudera Atlantik, Salah satu kapalnya rusak.
Para Anggota ekspedisi hampir putus asa. Namun, Columbus terus memberi
semangat bagi anggota rombonganny. Setelah sekitar satu bulan lebih berlayar, tanggal 12
Oktober 1492 rombongan Columbus berhasil mendara di pantai bagian dari Kepulauan
Bahama. Columbus mengira bahwa ekspedisinya ini sudah sampai di Tanah Hindia. Oleh
karena itu, penduduk yang menempati daerah itu disebut orang-orang Indian. Tempat
mendarat Columbus ini kemudian dinamakan San Salvador. Berikutnya rombongan
Columbus kembali berlayar dan mendarat di Haiti. Merasa ekspedisinya telah berhasil
maka rombongan Columbus bertolak kembali ke Spanyol untuk melapor kepada Ratu
Isabella. Tahun 1493 Columbus sampai kembali di Spanyol. Kedatangan Columbus dan
rombongan disambut dengan suka cita. Bahkan dengan keberhasilannya mendarat di
Kepulauan Bahama dan Haiti, Columbus diakui sebagai penemu daerah baru yakni benua
Amerika.
3. Belanda

Mendengar keberhasilan oramg-orang Spanyol dan juga Portugis dalam


menemukan daerah baru, apalagi daerah penghasil rempah- rempah, para pelaut
dan pedagang Belanda tidak mau ketinggalan. Tahun 1594 Barents mencoba
berlayar untuk mencari dunia Timur atau Tanah Hindia melalui daerah kutub
utara. Karena keyakinannya bahwa bumi bulat maka sekalipun dari utara atau
barat akan sampai pula di timur. Ternyata Barents tidak begitu 17 Sejarah
Indonesia mengenal medan. Ia gagal melanjutkan penjelajahannya karena
kapalnya terjepit es mengingat air di kutub utara sedang membeku. Barents
terhenti di sebuah pulau yang disebut Novaya Zemlya. Ia berusaha kembali ke
negerinya, tetapi ia meninggal diperjalanan.
Pada tahun 1595 pelaut Belanda yang lain yakni Cornelis de Houtman
dan Piter de Keyser memulai pelayaran. Kedua pelaut ini bersama armadanya
dengan kekuatan empat kapal dan 249 awak kapal beserta 64 pucuk meriam
melakukan pelayaran dan penjelajahan samudera untuk mencari tanah Hindia
yang dikenal sebagai penghasil rempah-rempah. Tahun 1596 Cornelis de
Houtman beserta armadanya berhasil mencapai kepulauan Nusantara. Ia dan
rombongannya mendarat di Banten. Sesuai dengan niatnya maka kehadirannya
diterima baik oleh rakyat. Waktu itu kerajaan Banten bertepatan dengan masa
pemerintahan Sultan Abdul Mufakir Mahmud Abdulkadir. Dengan melihat
pelabuhan Banten yang begitu startegis dan adanya hasil tanaman rempah-
rempah di wilayah itu Cornelis de Houtman berambisi untuk memonopoli
perdagangan di Banten. Orang- orang Belanda mulai bertindak kasar dan
sombong, sehingga rakyat da penguasa tidak menyukai mereka dan mengusir
mereka pergi dari Banten, sehingga rombongan Cornelius de Houtman kembali
ke negeri Belanda.
4. Inggris

Dengan kedatangan Portugis telah mendorong pedagang rempah- rempah


semakin meluas, jalur perdagangan antara timur (Indonesia, Maluku) dengan
Eropa semakin berkembang. Bahkan Lisabon dalam waktu singkat berkembang
menjadi pusat perdagangan rempah-rempah Lisabon. Inggris dapat memperolah
rempah-rempah secara bebas dan murah di Lisabon. Rempah-rempah itu
kemudian dioerdagangkan di Eropa bagian Barat, bahkan sampai Eropa Utara.
Tetapi karena Inggris terlibat konflik dengan Portugis dan Spanyol, apalagi
ketika Portugis berada dibawah kuasaan Spanyol, maka Inggris pun mulai tidak
bebas mendaptkan rempah-rempah di Lisabon.
Dalam mencari rempah-rempah ke dunia Timur, Inggris pertama kali
sampai di India pada tahun1498 dengan mengikuti rombongan Portugis yang
dipimpin oleh Vasco de Gama . Untuk memperkuat daya saing para pedagang
Inggris perdagangannya di dunia Timur ini kemudian dibentuk kongsi dagang
yang diberi nama East India Company (EIC) pada tahun 1600.
Orang-orang Inggris juga sampai ke Nusantara pertama kali pada tahun 1579
dpimpin oleh Francis Drake dan Thomas Cavendish. Inggris juga membentuk
bebrapa kantor dagang di Indonesia pada tahun 1604, misalnya di Ambon,
Makasar, Jepara, Jayakarta.

A. Kekuasaan Kongsi Dagang VOC


1. Lahirnya VOC
Seperti telah dijelaskan di muka bahwa tujuan kedatangan orang-
oramg Eropa ke dunia timur antara lain untuk mendapatkan
keuntungan dan kekayaan. Tujuan ini boleh dikatakan dapat dicapai
setelah mereka menemukan rempah-rempah di Kepulauan Nusantara.
Berita tentang keuntungan yang melimpah berkat perdangangan
rempah-rempah itu menyebar luas. Para pedagang atau perusahaan
dagang Portugis bersaing dengan para pedagang Belanda, bersaing
dengan para pedagang Spanyol, bersaing dengan Inggris, dan
seterusnya. Bahkan tidak haya antarbangsa, antarkelompok atau kogsi
dagang, dalam satu bangsapun mereka saling bersaing. Sebagai contoh
seperti pada tahun 1600 Inggris membentuk sebuah kongsi dagang
yang diberi nama East India Company (EIC). Kongsi dagang EIC ini
kantor pusatnya berkedudukan di Kalkuta, India. Dari Kalkuta ini
kekuatan dan setiap kebijakan Inggris di dunia Timur dikendalikan.
Pada tahun 1811 kekdudukan Inggris begitu kuat dan meluas
bahkan pernah berhasil menempatkan kekuasaannya di Nusantara.
Persaingan yang cukup keras juga terjadi diantar perusahaan dagang
orang-orang Belanda. Terkait dengan itu, maka pemerintahan dan
Parlemen Belanda (Staten General) pada tahun 1598 mengusulkan agar
antarkongsi dagang Belanda beerja sama membentuk sebuh
perusahaan dagang yang lebih besar. Usulan ini baru terealisasi empat
tahun berikutnya, yakni pada 20 Maret 1602 secara resmi dibentuklah
persekutuan kongsi dagang Belanda ini diberi nama Vereenigde Oost
Indische Compagnie (VOC) atau dapat disebut dengan “Perserikatan
Maskapai Perdagangan Hindia Timur/Kongsi Dagang India Timur”.
VOC secara resmi didirikan di Amsterdam. Adapun tujuan
dibentuknya VOC ini antara lain untuk : 1). Menghindari persaingan
yang tidak sehat antara sesama kelompok/kongsi pedagang Belanda
yang telah ada, 2). Memperkuat kedudukan Belanda dalam
menghadapi persaingan dengan para pedagang negara lain. VOC
dipimpin oleh sebuah dewan yang beranggotakan 17 orang, sehingga
disebut “Dewan Tujuh Belas” (de Heeren XVII). Mereka terdiri dari
delapan perwakilan kota pelabuhan dagang di Belanda. Markas Besar
Dewan ini berkedudukan di Amsterdam.

Dalam menjalankan tugas, VOC ini memiliki beberapa


kewenangan dan hak-hak antara lain :
1. Melakukan monopoli perdagangan di wilayah antara
Tanjug Harapan sampai dengan Selat Magelhaens,
termasuk Kepulauan Nusantara
2. Membentuk angkatan perang sendiri
3. Melakukan peperagan
4. Mengadakan perjanjian dengan raja-raja setempat
5. Mencetak dan mengeluarkan mata uang sendiri
6. Mengangkat pegawai sendiri
7. Dan memerintah di negeri jajahan.

Gubernur VOC yang pertama adalah Pieter Both


(1602-1614), sebagai gubernur Jenderal yang pertama Pieter
Both sudah tentu harus mulai menata organisasi kongsi dagang
ini dengan sebaik-baiknya agar mendaptka monopoli
perdagangan di Hindia Timur dapat terwujud. Ia pertama kali
mendirikan pos dagang di Banten pada tahun 1610.Pada tahun
itu juga Pieter Both meninggalkan Banten dan pada waktu itu
juga berhasil memasuki Jayakarta. Penguasa Jayakarta pada
masa itu yaitu Pangeran Wijayakrama sangat terbuka dalam
hal perdangan.

Kemudian pada tahun 1611 Pieter Both berhasil


mengadakan perjanjian dengan penguasa Jayakarta, guna
pembelian sebidang tanah seluas 50x50 vadem (satu vadem
sama dengan 182 cm) yang berlokasi disebelah timur muara
Ciliwung. Tanah inilah yang menjadi cikal bakal hunian dan
daerah kekuasaan VOC di tanah Jawa dan bakal menjadi cikal
bakal kota Batavia.
PEREBUTAN HEGEMONI BANGSA EROPA DI INDOBESIA
1. Pengertian Hegemoni
Hegemoni berasal bahasa Yunani, egemonia yang berarti penguasa atau
pemimpin. Secara ringkas, pengertian hegemoni adalah bentuk penguasaan terhadap
kelompok tertentu dengan menggunakan kepemimpinan intelektual dan moral.
Artinya, kelompok-kelompok yang terhegemoni menyepakati nilai-nilai
ideologis penguasa.
Bentuk Hegemoni Menurut Gramsci, faktor terpenting sebagai pendorong
terjadinya hegemoni adalah faktor ideologi dan politik yang diciptakan
penguasa dalam mempengaruhi, mengarahkan, dan membentuk pola pikir masyarakat.
Hegemoni adalah kelompok yang mendominasi berhasil mempengaruhi
kelompok yang didominasi untuk menerima moral-moral, politik, dan budaya
dari kelompok dominan. Hegemoni diterima sebagai sesuatu yang wajar, sehingga
ideologi kelompok dominan dapat menyebar dan dipraktikkan. Nilai-nilai dan
ideologi hegemoniini diperjuangkan dan dipertahankan oleh pihak dominan
sedemikian sehingga pihak yang didominasi tetap diam dan taat terhadap
kepemimpinan kelompok penguasa. Hegemoni bisa dilihat sebagai strategi untuk
mempertahankan kekuasaan.
Negara Eropa yang dapat digolongkan sebagai negara yang paling awal
dalam melakukan upaya untuk melakukan penguasaan hegemoni dalam kaitannya
dengan perdagangan di Asia Tenggara adalah Portugis. Dengan dilandasi oleh
semangat 3-G (Gold, Glory, and Gospel) Portugis mencari rute pelayaran menuju
tempat-tempat penghasil rempah-rempah. Mereka awalnya memiliki keyakinan bahwa
tempat tempat tersebut adalah India. Namun ternyata India hanyalah tempat penjualan
rempah-rempah saja, bukan produsen utama. Produsen utama rempah-rempah
ternyata adalah wilayah Hindia Timur yang berada di Asia Tenggara. Karenanya,
seketika Portugis di bawah pimpinan Alfonso de Albeqorque mencapai Malaka yang
menjadi bandar dagang dan tempat transit utama di Asia Tenggara, Portugis
berusaha untuk melakukan monopoli perdagangan rempah-rempah.Secara teknis,
Portugis memiliki corak layaknya kerajaan maritim dengan basis berupa
perbentengan yang tersebar dari pantai timur Afrika hingga laut Timor. Basis-basis yang
kecil ini memudahkan Portugis dan relatif tidak mendatangkan masalah sebagaiman
yang dihadapi oleh Spanyol, Inggris dan Belanda dikarenakan negara-negara
tersebut berusaha memperluas wilayah kekuasaan mereka. Meski demikian, kedatangan
Portugis di Malaka memicu berbagai penolakan. Kesultanan Aceh dan Jepara
terbukti melancarkan serangan-serangan ke Malaka untuk mengusir Portugis. Tidak
sampai di situ saja, Portugis pada akhirnya harus diusir dari Malaka setelah terjadi
persaingan dengan Belanda.Lika-liku politik dan ekonomi Portugis di Malaka tidak
luput dari perhatian Spanyol. Bermula dari ekspedisi yang dilakukan oleh Ferdinand
Magellan ke arah barat, Spanyol pada akhirnya langsung menemukan tempat yang
menjadi sumber utama rempah-rempah yaitu Maluku. Namun ternyata Spanyol
terlambat karena Portugis sudah berada di sana lebih dulu. Akhirnya Spanyol harus
meninggalkan Maluku dan mendirikan basis di tempat yang tidak jauh dari Maluku
namun sudah tidak asing lagi. Pulau Luzon di Filipina dijadikan basis utama yang
sangat kuat baik secara politik maupun ekonomi. Elemen militer dan misionaris
Katholik dikirim ke Luzon dan pulau-pulau sekitarnya untuk membantu
pemerintahan. Eksistensi perekonomian yang kuat dibuktikan dengan adanya
jalinan perdagangan perak, porselen, dan sutera yang sangat menguntungkan
Spanyol.Inggris dan Belanda juga tidak tinggal diam dengan aktivitas Portugis
dan Spanyol di Asia Tenggara.East India Company(EIC) dan Verenidge Oost
Indisch Compangie(VOC) segera bergerak dan mulai melakukan persaingan dagang.
Sebenarnya daerah yang menjadi fokus operasi mereka adalah Hindia Timur (Indonesia).
Hal tersebut berlangsung pada awal abad ke-17. Tujuan Inggris dan Belanda yanglain
adalah menyingkirkan pengaruh Portugis dan Spanyol dari Asia Tenggara. Hal
tersebut dapat dicapai oleh Belanda pada tahun 1641 dengan terusirnya Portugis dari
Malaka. Meskipun Inggris dan Belanda punya tujuan yang sama terkait penyingkiran
Portugis dan Spanyol, sebernarnya terjadi pertentangan yang hebat antara Inggris
dan Belanda. Kajadian pada tahun 1623 ketika sekumpulan tentara yang berada di
bawah perintah EIC habis dibantai oleh pasukan VOC saat mereka hendak
melakukan perebutan benteng milik VOC menjadi konflik nyata di antara Belanda
dengan Inggris. Hal tersebut berlanjut kepada perang Inggris-Belanda (1652-1654).
Ditambah lagi, ketika kesultanan Banten memberikan izin kepada Belanda (VOC)
untuk mengusir Inggris dari Jawa, maka praktis, Inggristerpaksa harus memusatkan
perhatian kembali ke India.
A. Masa Pemerintah Republik Bataaf (1800-1811)
1. Pemerintahan Daendels (1808-1811)
Herman Willem Daendels merupakan gubernur jendral pertama Belanda di
Hindia Belanda. Daendels di tunjuk oleh Louis Napoleon sebagai gubernur
jendral pada tahun 1808. Ia bertugas menjalankan kekuasaan dan
pemerintahan Kerajaan Belanda di Hindia Belanda. Herman Willem Daendels
merupakan salah satu patriot Belanda yang sangat terpengaruh semangat
Revolusi Prancis. Kebijakan-kebijakan Daendels selama di Hindia Belanda
mencakup bidang-bidang berikut.
1) Bidang Pertahanan dan Keamanan
a. Membangun benteng-benteng pertahanan baru.
b. Membangun pelabuhan militer (pangkalan Angkatan Laut) di
Ujung Kulon, Merak, dan Surabaya.
c. Memperbanyak jumlah pasukan perang.
d. Membangun jalan raya dari Anyer-Panarukan sepanjang 1.100 km
yang di kenal dengan nama Groote Post-weg atau jalan raya Pos
Daendels.
e. Membangun kembali armada pertahanan di Surabaya dan Batavia.
2) Bidang Politik dan Pemerintahan
a. Membentuk secretariat Negara untuk membereskan masalah
administrasi.
b. Membentuk kantor pengadilan di Batavia dan Surabaya.
c. Memindahkan pusat pemerintahan dari Batavia ke Weltevreden.
d. Mengganti raja-raja yang di anggap menghalangi kepentingan
Belanda dan mengangkat raja-raja baru yang sesuai dengan
keinginan Belanda, misalnya di Kesunanan Surakarta dan Kesultanan
Yogyakarta.
e. Merombak sistem feudal dan menggantinya dengan sistem
pemerintahan Barat modern.
f. Mengangkat penguasa daerah sebagai pegawai pemerintahan colonial.
3) Bidang Peradilan
a. Membagi tiga jenis peradilan, yaitu peradilan untuk orang-orang
Belanda dan Eropa; peradilan untuk orang-orang Timur Asing;
serta peradilan untuk orang-orang pribumi.
b. Membuat peraturan untuk pemberantasan korupsi.
4) Bidang Ekonomi
a. Mengeluarkan uang kertas.
b. Membentuk Dewan Pengawas Keuangan.
c. Menjual tanah-tanah kepda pihak swasta atau partikelir
(Tionghoa/Arab).
d. Melakukan pemungutan pajak-pajak swasta.
e. Menerapkan penyerahan wajib berupa hasil bumi
2. Pemerintahan Janssens (1811)
Setelah Daendels ditarik dari jabatannya, Louis Napoleon menunjuk
Jan Willem Janssens. Jassens pernah menjabat sebagai gubernur jendral di
wilayah Tanjung Harapan pada tahun 1802-1806.
Pada 28 Agustus 1811 Inggris berhasil menduduki Batavia. Janssens
melarikan diri ke Semarang tetapi akhirnya menyerah pada Inggris.
Pengakuan kekalahan Belanda kepada Inggris ini terjadi di Tuntang,Salatiga,
pada tanggal 18 September 1811 yang ditandai dengan penandatanganan
Kapitulasi Tuntang. Isi Kapitulasi Tuntang sebagai berikut.
a. Pulau Jawa dan sekitarnya yang dikuasai Belanda diserahkan kepada
Inggris.
b. Semua tentara Belanda menjadi tawanan Inggris.
c. Orang-orang Belanda dapat di pekerjakan dalam pemerintahan Inggris
B. Perkembangan Kolonialisme Inggris di Indonesia (1811-1816)
Inggris mulai menduduki Indonesia sejak keberhasilannya mengalahkan
pasukan Gubernur Jendral Jassens pada 1811. Setelah berhasil mengalahkan Belanda,
Gubernur Jendral EIC wilayah Asia yang berkedudukan di Kalkuta,India,Lord Minto,
menunjuk Thomas Stamford Raffles sebagai letnan gubernur untuk menjalankan
pemerintah di Indonesia.
Sebagai tokoh dari golongan liberal Raffles menginginkan adanya perubahan
dalam berbagai bidang. Perubahan tersebut diwujudkan Raffles melalui kebijakan berikut.
1. Bidang Pemerintahan
a. Menjalin hubungan baik dengan penguasa-penguasa local yang
anti terhadap Belanda
b. Membagi Pulau Jawa menjadi delapan belas keresidenan.
c. Mengangkat para Bupati sebagai pegawai pemerintah sehingga
mereka mendapat gaji dalam bentuk uang.
2. Bidang Ekonomi
a. Memberlakukan sistem sewa tanah (landrente).
b. Menghapus segala bentuk penyerahan wajib hasil bumi.
c. Menghapus sistem kerja rodi dan perbudakan.
d. Melaksanakan monopoli
e. Menetapkan desa sebagai unit administrasi pemerintahan.
f. Menjual tanah kepada pihak swasta dan melanjutkan usaha penanaman
kopi.
g. Memberi kebebasan dalam usaha perdagangan dengan member
kesempatan rakyat untuk menanam tanaman-tanaman yang laku dipasar
internasional.
Saat menduduki Indonesia pemerintahan Raffles mampumelakukan hal-hal
positif bagi bangsa Indonesia. Hal-hal yang dilakukan Raffles di Indonesia
sebagai berikut.
 Menulis buku sejarah Pulau Jawa berjudul The History of Java.
 Istri Raffles yang bernama Olivia Marianne merintis Kebun Raya
Bogor.
 Berperan dalam perkumpulan kebudayaan dan ilmu pengetahuan.-
Menemukan tanaman endemic Indonesia, Rafflesia Arnoldi (bunga
bangkai).
 Mengangkat kembali Sultan Sepuh sebagai Sultan Yogyakarta.
C. Masa Pemerintahan Kolonial Belanda (1816-1942)
1. Kekuasaan Komisaris Jendral
Kekuasaan Belanda di Indonesia pada periode tersebut dijalankan
oleh Komisaris Jendral.Pembentukan Komisaris Jendral dilakukan atas saran
dari Pangeran Willem VI. Komisaris Jendral terdiri atas tiga orang, yaitu
Cornelis Theodorus Elout, Alexander Gerard Philip Baron van der Capellen, dan
Arnold Ardiaan Buyskes.
Pada masa pemerintahan komisaris jendral ini nama Nederlandsch
Oost Indie menjadi Nederlandsch Indie atau Hindia Belanda. Tugas pokok
komisaris jendral adalah membangun daerah koloni untuk memberikan
keuntungan bagi negri Belanda. Ketiga pemimpin komisaris jendral mulai
menjalankan tugasnya pada tanggal 27 April 1816.
2. Sistem Tanam Paksa
a. Latar Belakang Kebijakan Tanam Paksa
Penerapan kebijakan tanam paksa tidak terlepas dari kegagalan
pelaksanaan sistem sewa tanah pada masa pemerintahan komisaris
jendral. Kegagalan tersebut mendorong Johannes van den Bosch
mencetuskan ide tanam paksa untuk menyelamatkan Belanda dari
kebangkrutan. Gubernur Jendral Johannes van den Bosch memusatkan
kebijakan tanam paksa pada peningkatan produksi tanaman yang laku
dipasar internasional. Tujuan sistem tanam paksa adalah mendapatkan
komoditas-komoditas ekspor yang laku dipasaran dunia.
b. Ketentuan Tanam PaksaTanam paksa dilaksanakan berdasarkan
ketentuan-ketentuan yang diatur dalam Staatsblad Nomor 22 Tahun
1834. Ketentuan tanam paksa sebagai berikut.
 Tanah yang di serahkan kepada pemerintah bebas pajak.
 Pekerjaan menanam tidak boleh melebihi waktu menanam padi.
 Hasil tanaman wajib harus diserahkan kepada pemerintah Belanda.
 Kegagalan panen karena bencana alam ditanggung pemerintah
Belanda.
 Penggarapan tanah untuk tanaman wajib diawasi oleh kepala
pribumi atau pegawai Belanda.
c. Pelaksanaan Tanam Paksa
Dalam pelaksaaan tanam paksa pemerintah colonial Belanda
juga memberikan persenan bagi penguasa pribumi yang mampu
menyetorkan hasil lebih banyak dari ketentuan. Akan tetapi, dalam
pelaksanaanya sistem tanam paksa mengalami banyak penyimpangan.
Sistem tanam paksa menyebabkan terjadinya penderitaanrakyat.
Para petani hidup dalam kemiskinan dan kelaparan. Sistem tanam paksa
memberikan keuntungan melimpah bagi pemerintah Kolonial Belanda.
Keadaan ini terbukti ketika pada tahun 1832-1867 jumlah keuntungan
yang di peroleh pemerintah Belanda mencapai angka sekira 967 juta
gulden, jumlah yang cukup besar pada masa itu.
d. Kritik terhadap Pelaksanaan Tanam Paksa
Pelaksanaan tanam paksa tidak dapat dilepaskan dari berbagai
kritikan. Beberapa tokoh seperti Douwes Dekker, Baron van Hoevel, dan
Fransen van der Putte mengutarakan kritik kepada pemerintah Belanda.
Douwes Dekker menyampaikan kritik melalui bukunya yang berjudul
Max Havelaar, Fransen van der Putte mengkritik melalui buku Suiker
Contracten, dan Baron van Hoevel menyampaikan langsung
melalui pidato-pidatonya di depan parlemen Belanda.
3. Politik Liberal (Sistem Usaha Swasta)
Golongan liberal Belanda menganggap bahwa cultuurstelsel
merupakan sistem tanam wajib yang sangat memberatkan rakyat. Golongan
liberal juga menuntut pemerintah agat bertindak sebagai pengawas, pelindung,
dan penyedia fasilitas bagi para penanam modal.
Pada perkembanganya politik liberal di Indonesia disebut Politik
Pintu Terbuka (Open Door Policy). Disebut Politik Pintu Terbuka karena
ditandai dengan adanya kebebasan usaha berupa penanaman modal
swasta dibidang perkebunan dan pertambangan.
Sistem ekonomi liberal tidak lebih baik dari sistem tanam paksa
karena tidak dapat membawa kesejahteraan bagi rakyat Indonesia. Pada masa
tanam paksa rakyat hanya ditekan dari dua pihak, yaitu pemerintah dan
swasta. Penekanan dari dua pihak ini menimbulkan penderitaan rakyat lebih
besar.
4. Perkembangan Agama Kristen dan Katolik
Agama Katolik di Indonesia dibawa oleh bangsa Portugis. Portugis
menyebarkan agama Katolik di Maluku. Selain bangsa Portugis, bangsa
Spanyol berperan dalam penyebaran agama Katolik di Kepulauan Maluku.
Seorang misionaris Spanyol bernama St.Fransiscus Xaverius (1506-1552)
mengunjungi Ambon, Ternate, dan Halmahera antara tahun 1546 hingga
1547. Diperkirakan pada tahun 1560-an terdapat 10.000 pemeluk agama
Katolik di Kepulauan Maluku. Pada tahun 1590-an jumlah tersebut
meningkat sekira 50.000 hingga 60.000 orang.
Sementara itu, bangsa Belanda menyebarkan agama Kristen Protestan
di Indonesia. Penyebaran agama Kristen Protestan dilakukan diluar kegiatan.
Misionaris Kristen Protestan memusatkan aktivitas penyebaran agamanya ke
daerah-daerah pedalaman yang belum tentu Islam. Tokoh penyebar agama
Kristen Protestan adalah misionaris Jerman bernama Ludwig I.Nommensen. Ia
berhasil melakukan Kristenisasi di Sumatra Utara.
Agama Kristen juga berkembang di Pulau Jawa. Perkembangan
agama Kristen di Pulau Jawa ini ditandai dengan terjadinya sinkretisme (praktik
percampuran agama Kristen dengan kepercayaan local). Tokoh yang
menyebarkan sinkretisme agama Kristen antara lain C.Coolen, Kiai Tanggul
Wulung, dan Kiai Sadrach.
Materi Pelajaran Kegiatan pembelajaran I
A. Tujuan Pembelajaran

Setelah membaca semua materi yang ada di modul ini diharapkan kamu mampu
berfikir kritis dan kreatif untuk menganalisis dampak dampak politik, budaya, sosial,
ekonomi, dan pendidikan pada masa penjajahan bangsa Eropa (Portugis, Spanyol,
Belanda, Inggris) dalam kehidupan bangsa Indonesia masa kini, dan dengan
mengembakan komunikasi, kolaborasi dengan teman-temanmu kamu mampu melakukan
penalaran dampak politik, budaya, sosial, ekonomi, dan pendidikan pada masa penjajahan
bangsa Eropa (Portugis, Spanyol, Belanda, Inggris) dalam kehidupan bangsa Indonesia
masa kini dan menyajikannya dalam bentuk cerita sejarah

B. Uraian Materi

1. Dampak Kolonialisme di Bidang Budaya

Kebiasaan pemerintah Kolonial menggunakan bahasa Belanda, di sisi lain,


membawa pengaruh tersendiri. Sedikit banyak kita punya banyak bahasa serapan
yang berasal dari bahasa Belanda, portugis dan inggris, misalnya
Handuk

Handdoek

Sepatu

Sepato

Buku
Book

Selain kosa kata ternyata kedatangan Bangsa Eropa juga mengenalkan


berbagai hal baru ke bangsa kita. Misalnya, kita jadi tahu berbagai musik
internasional ataupun tarian seperti dansa. Selain itu, ada juga bangunan-
bangunan yang menjadi saksi bisu terhadap segala peristiwa masa lampau. Semua
bangunan tersebut punya ciri khas yang sulit dibuat saat ini. Seperti bangunan
yang bisa kita temui di Kota Tua,

Lawang Sewu adalah gedung bersejarah


milik PT Kereta Api Indonesia
(Persero) yang awalnya digunakan
sebagai Kantor Pusat perusahaan
kereta api swasta Nederlandsch-
Indische Spoorweg Maatschappij
(NISM) Bangunannya dirancang oleh
Lawang sewu cagar budaya yang harus Prof. Jakob F. Klinkhamer dan B.J.
senantiasa kita jaga dan lestarikan Ouendag, arsitek dari Amsterdam
dengan ciri dominan berupa elemen
lengkung dan sederhana. Bangunan di
desain menyerupai huruf L serta
memiliki jumlah jendela dan pintu yang
banyak sebagai sistem sirkulasi udara.
Karena jumlah pintunya yang banyak
maka masyarakat menamainya dengan
Lawang Sewu yang berarti seribu pintu.
2. Dampak Kolonialisme di bidang sosial

Kedatangan bangsa Eropa ke Indonesia membawa dampak dalam


bidang sosial Salah satu dampak dalam bidang sosial adalah munculnya masyarakat
yang menganut agama Katolik misionaris Gonzales Veloso, fernao vinagra dan
simon vas dan Kristen Protestan. Kedatangan Portugis yang membawa semangat
3G ( Gold , Glory dan Gospel) memengaruhi penyebaran agama Kristen dan Katolik
di Indonesia. Salah satu penyebar agama Katolik di Indonesia yang terkenal adalah
Fransiscus Xaverius, seorang misionaris dari Portugis, di Maluku pada tahun 1546-
1547. Di samping penyebaran agama Katolik, agama Kristen Protestan juga turut
tersebar di Indonesia.

Penyebaran agama Kristen Protestan mulai terjadi pada masa pemerintahan


Gubernur Jendral Raffles. Penyebaran agama ini dilakukan oleh Nederlands
Zendeling Genootschap (NZG), yaitu organisasi yang menyebarkan agama Kristen
Protestan berdasarkan Alkitab. Beberapa tokoh yang tergabung dalam NZG yang
terkenal adalah Ludwig Ingwer Nommensen dan Sebastian Qanckaarts.

Namun penjajahan tetaplah penjajahan sehingga kedatangan dengan


penjajahan bangsa barat malah justru memperburuk sosial bangsa kita. Dalam bidang
sosial, praktik kolonialisme dan imperialisme di Indonesia, membawa dampak antara
lain sebagai berikut.

a. Terjadinya perubahan pelapisan


sosial dalam masyarakat pada
masa kolonial,yaitu sebagai berikut.
1) golongan timur asing yang terdiri
dari orang Cina dan Timur Jauh
2) golongan eropa yang terdiri dari
orang Belanda dan orang Eropa
lainnya
3) golongan pribumi

b. Terjadinya mobilitas sosial dengan adanya gelombang transmigrasi,terutama


untuk memenuhi tenaga-tenaga di perkebunan-perkebunan yang dibuka
Belanda di luar Jawa.
c. Muncul golongan buruh dan golongan majikan yang muncul karena
berdirinya pabrik-pabirk dan perusahaan sehingga pekerjaan masyarakat
Indonesia menjadi dinamis.
d. Munculnya elit terdidik karena tuntutan memenuhi pegawai pemerintah
sehingga menyebabkan didirikannya sekolah-sekolah di berbagai kota.Hal ini
mendrong lahirnya elit terdidik (priyai cendikiawan) di perkotaan. Walaupun
jumlah mereka sedikit,tetapi sangat berperan dalam perkembangan
pergerakan selanjutnya.
e. Pembentukan status sosial dimana yang tertingi adalah Eropa lalu Asia dan
Timur yang terakhir kaum Pribumi.
f. Terjadinya penindasan dan pemerasan secara kejam. Tradisi yang dimiliki
oleh bangsa Indonesia, Seperti upacara dan tata cara yang berlaku dalam
lingkungan istana menjadi sangat sederhana, bahkan cenderung dihilangkan.
Tradisi tersebut secara perlahan-lahan digantikan oleh tradisi pemerintah
Belanda.
g. Daerah Indonesia terisolasi di laut sehingga kehidupan berkembang ke
pedalaman. Kemunduran perdagangan dilaut secara tak langsung
menimbulkan budaya feodalisme di pedalaman. Dengan feodalisme rakyat
pribumi dipaksa untuk tunduk atau patuh pada tuan tanah Barat atau Timur
Asing sehingga kehidupan penduduk Indonesia mengalami kemerosotan.

3. Dampak Kolonialisme di Bidang Politik


Paernahkah kamu membayangakan bagaimana kehidupan bangsa Indonesia pada
masa penajajahan, bagaimana mereka harus melawan para penjarah di bumi mereka?
Terbayang bukan bagaimana mendritanya bangsa kita pada saat itu
Pengaruh kekuasaan Belanda semakin kuat karena intervensi yang intensif
dalam masalah-masalah istana, seperti pergantian tahta, pengangkatan pejabat-pejabat
kerajaan, ataupun partisipasinya dalam menentukan kebijaksanaan pemerintah kerajaan.
Dengan demikian, dalam bidang politik penguasa-penguasa pribumi makin tergantung
pada kekuasaan asing, sehingga kebebasan dalam menentukan kebijaksanaan pemerintah
istana makin menipis.
Di samping itu, aneksasi wilayah yang dilakukan oleh penguasa asing
mengakibatkan semakin menyempitnya wilayah kekuasaan pribumi. Penghasilan yang
berupa lungguh, upeti atau hasil bumi; semakin berkurang dan bahkan hilang, sebab
kedudukannya telah berganti sebagai alat pemerintah Belanda.
Dalam bidang politik dari kolonialisme dan imperialisme bangsa Barat di
Indonesia menyebabkan semakin hilangnya kekuasaan Politik dan para penguasa
Indonesia yang beralih ke tangan Belanda. Hal tersebut dibuktikan oleh beberapa faktor
sebagai berikut.
a. Penerapan sistem indirect rule (sistem pemerintahan tidak langsung) yaitu dengan
memanfaatkan penguasa-penguasa tradisional, seperti bupati dan raja yang
memerintah atas nama VOC.
b. Munculnya berbagai perlawanan rakyat Indonesia terhadap pemerintah Hindia
Belanda.
c. Belanda sangat berpengaruh dalam menentukan kebijakan politik kerajaan karena
intervensinya.
d. Bupati menjadi alat kekuasaaan pemerintahan kolonial. Mereka menjadi pegawai
pemerintahan kolonial yang diber gaji. Padahal menurut adat penguasatradisional
tersebut mendapat upeti dari rakyat.
e. Semakin merosotnya dan bergantungnya kekuasaan raja kepada kekuasaan asing.
Bahkan sebagian diambil alih atau di bawah kekuasaan kolonial.

Dampak Kolonialisme di bidang politik adalah sebagai berikut :

a. Daendels atau Raffles sudah meletakkan dasar pemerintahan yang modern. Para
Bupati dijadikan pegawai negeri dan digaji, padahal menurut adat istiadat
kedudukan bupati adalah turun temurun dan mendapat upeti dari rakyat. Bupati
dijadikan alat kekuasaan pemerintah kolonial. Pamong praja yang dahulu
berdasarkan garis keturunan sekarang menjadi sistem kepegawaian.
b. Jawa dijadikan tempat pusat pemerintahan dan membaginya menjadi wilayah
perfektuf.
c. Dahulu hukum yang digunakan yaitu hukum adat dan kemudian diubah menjadi
hukum barat modern.
d. Belanda dan Inggris melakukan intervensi terhadap persoalan kerajaan, contohnya
tentang pergantian tahta kerajaan sehingga imperialis mendominasi politik di
Indonesia. Yang mengakibatkan peranan elite kerajaan berkurang dalam politik, dan
kekuasaan pribumi bahkan bisa runtuh.
e. Hukum yang dulu menggunakan hukum adat diubah menggunakan sistem hukum
barat modern.
f. Kebijakan yang diambil raja dicampuri Belanda
g. Perubahan dalam politik pemerintahan kembali terjadi akibat kebijakan politik Pax
Nederlanica di akhir abad 19 menuju awal abad 20.Jawa menjadi pusat
pemerintahan dan membaginya menjadi wilayah perfektuf
h. Selain itu, sistem pemerintahan di Indonesia sekarang merupakan warisan dari
penerapan ajaran Trias Politica yang dijalankan oleh pemerintah kolonial Belanda.
Dalam badan yudikatif di struktur tersebut, pemerintahan kolonial Belanda
membagi badan peradilan menjadi tiga macam berdasarkan golongan masyarakat di
Hindia-Belanda. Badan peradilan tersebut terdiri dari peradilan untuk orang Eropa,
peradilan orang Timur Asing, dan peradilan orang pribumi. Dalam badan
legislatif, pemerintah kolonial Belanda membentuk Volksraad atau Dewan
Rakyat pada tahun 1918.

4. Dampak Kolonialisme di Bidang Pendidikan

Lain sekarang, lain dulu. Mari kita


tengok 75 tahun lalu saat Indonesia
belum merdeka dan masih berada
dalam dekapan Belanda. Pernahkah
kamu berfikir bagaimanakah asal
mula lahirnya pendidikan di
Indonesia, munculnya pendidikan di
Indonesia tidak lepas dari dampak
adalanya kolonialisme di Indonesia.
Pendidikan di Indonesia terus
Berkembang

Pendidikan mulai dianggap penting saat kebijakan Politik Etis dilakukan oleh
pemerintah kolonial. Perhatian pemerintah kolonial Belanda terhadap pendidikan
dikarenakan guna memenuhi kebutuhan tenaga kerja di sektor-sektor swasta dan
pemerintahan. Sekolah-sekolah yang didirikan pemerintah menganut sistem
pendidikan barat dan hanya bisa dimasuki oleh kalangan bangsawan.
Usaha –usaha yang dilakukan oleh kolonial Belanda dalam bidang pendidikan
tidak lain adalah untuk keuntungan pemerintahan Belanda, yaitu menghasilkan
pegawai administrasi Belanda yang murah, terampil, dan terdidik. Selain itu
Pemerintah Belanda menyusun kurikulum pendidikannya sendiri, akibatnya
perkembangan pendidikan dan pengajaran di Indonesia sampai abad ke –19
menunjukkan kecenderungan Politik dan Kebudayaan. Tidak semua masyarakat
mendapatkan pendidikan, masyarakat yang mempunyai jabatan lah yang dapat
merasakan pendidikan, seperti keturunan raja, keturunan bangsawan, pengusaha kaya,
dan yang lainnya. Beberapa contoh sekolah yang didirikan pada masa awal
pemerintah kolonial Belanda, antara lain:
Dampak penjajahan bangsa Barat di bidang pendidikan, antara lain

a. Munculnya golongan -golongan terpelajar di Indonesia.

b. Bangsa Indonesia bisa membaca dan menulis sehingga dapat menjadi


tenaga–tenaga kerja di perusahaan Belanda.

c. Bangsa Indonesia menjadi tahu perkembangan yang terjadi di dunia luar.


5. Dampak Kolonialisme di Bidang Ekonomi
Dengan datangnya Bangsa Eropa, masyarakat Indonesia diperkenalkan pada mata uang di
masa Raffles menjalankan kebijakan Sistem Sewa Tanah. Diperkenalkannya uang kertas dan
logam mendorong munculnya perbankan modern di Hindia-Belanda. Salah satunya adalah de
Javasche Bank, bank modern di Hindia-Belanda yang muncul pertama kali dan didirikan di
Batavia pada tahun 1828. Selanjutnya adalah bangkitnya kehidupan perekonomian akibat
pembangunan jalan raya pos Anyer-Panarukan. Keberadaan infrastruktur jalan didukung oleh
jaringan transportasi khususnya kereta api yang muncul dan berkembang pada masa Sistem
Tanam Paksa. Jaringan kereta api muncul dan berkembang di Hindia-Belanda sebagai sarana
pengantaran hasil perkebunan yang ada di Hindia Belanda serta transportasi masyarakat.
Munculnya sistem transportasi ini merupakan dampak kedatangan Bangsa Eropa bagi Indonesia
yang masih bisa
kamu gunakan hingga hari ini.
Karena tujuan Belanda di Indonesia untuk mencari rempah-rempah, mereka harus
membuat infrastruktur untuk mengangkut pasokan bahan makanan. mereka punya andil dalam
pembuatan pembangunan rel kereta dan jalan raya. Bahkan mereka juga membangun waduk dan
saluran irigasi. Selain itu, mereka juga membangun industri pertambahan dengan membuka kilang
minyak bumi di Tarakan, Kalimantan Timur. Namun bukan berarti dengan pembangunan
infrastuktur yang dilakukan oleh Belanda itu membawa kemakmuran bagi rakyat Indonesia,
namun sebaliknya pembangunan-pembanguna dibidang ekonomi yang dikembangkan oleh
belanda justru membuat penderitaan rakyat Indonesia semakin dalam.
Betapa tidak, mereka memperlakukan rakyat rakyat Indonesia sangat tidak manusiawi.
Kebijakan tanam paksa dan ekonomi liberal yang mereka bentuk membuat rakyat Indonesia
dipaksa menjadi penghasil bahan mentah aja. Alhasil, kita tidak punya jiwa “Entrepreneur”.
Karena kita hanya diperintah dan diperintah saja , monopoli dagang yang dibuat VOC juga
membuat perdagangan Nusantara di kancah internasional jadi mundur.
Dampak Kolonialisme dan Imperialisme di bidang ekonomi yang dilakukan oleh
pemerintah kolonial bangsa Barat terhadap rakyat di Indonesia membawa dampak, diantaranya
sebagai berikut.
a. Monopoli dan penguasaan suatu daerah (koloni) oleh penjajah menyebabkan terjadinya
situasi yang tidak sehat dalam hal perdagangan.
b. Perekonomian bergeser dari pertanian pangan menjadiindustri perkebunan
c. Praktik monopoli perdagangan yang diterapkan oleh voc mengakibatkan mundurnya
perdagangan di nusantara dari kancah perdagangan internasional
d. Dalam mengeksploitasi tanah jajahan voc memanfaatkan para penguasa tradisional
(menerapkan sistem indirect rule) dalam penyerahan wajib hasil bumi dan pemungutan
(pajak hasil bumi).
e. Penerapan sistem tanam paksa menyebabkan rakyat indonesia mengenal jenis tanaman
baruf. Munculnya pedagang-pedagang perantara dalam perdagangan internasionalyang
dipegang oleh orang timur asing. sedangkan bangsa indonesia hanya sebagai pengecer.
f. Munculnya kota-kota baru di sekitar perusahaan-perusahaan belanda.
g. Dikenalnya sistem ekonomi uang bagi masyarakat Indonesia. Salahsatu dampaknya adalah
dikenalnya sistem utang. Sedangkan dalam pengerjaan lahan pertanian, penduduk
memulai mengenal pinjaman modal. Namun,mereka harus mengembalikan uang dengan
sistem bunga yang memperparah perekonomian.
Daftar Pustaka
 Sardiman, AM, dkk. 2017, Sejarah Indonesia SMA/MA/MAK Kelas XI semester II. Jakarta
: Pusat Kurikulum dan Perbukuan, Balitbang, Kemendikbud.
 Hapsari, Ratna, dkk. 2015. Sejarah Indonesia kelas XI. Jakarta: Erlangga.
 Badrika, I Wayan. 2006. Sejarah untuk SMA kelas XI. Jakarta: Erlangga.
Sumber lain : Internet.

https://www.ruangguru.com/blog/sejarah-kelas-11-perkembangan-kolonialisme-dan-
imperialisme-eropa-di-indonesia
https://www.kompas.com/skola/read/2020/02/11/090000469/kedatangan-inggris-di-indonesia?
page=all

Anda mungkin juga menyukai