Anda di halaman 1dari 5

1. Uraikan latar belakang perburuan “Mutiara dari Timur” dan perebutan hegemoni!

Jawaban :
 Mutiara Dari Timur
Mutiara dari Timur merupakan sebutan bangsa eropa untuk penyebutan Nusantara dikarenakan
kekayaan sumber daya alam, terutama rempah-rempahnya. Satu kilogram pala, lada, dan
cengkeh dianggap sebagai trinitas paling dicari dan harganya lebih mahal dari satu kilogram
emas kala itu. Ketiganya ditemukan di Maluku, satu-satunya daerah penghasil pala dan cengkeh.
Rempah begitu digemari karena rempah menghadirkan nuansa dan cita rasa yang eksotis di meja
makan dan menjadi gengsi para bangsawan. Lebih dari itu, dulu rempah-rempah juga
dimanfaatkan untuk berbagai keperluan yang mungkin sudah tidak biasa di masa kini. Misalnya
untuk  mengawetkan makanan, penguburan jasad, pewangi, bahan baku kosmetik hingga sarana
pemujaan. Kedatangan bangsa Eropa di awal berkaitan dengan pencarian sumber rempah-
rempah. Rempah-rempah menjadi komoditas yang sangat laku di pasaran Eropa namun tidak
dapat mereka hasilkan sendiri. Sehingga tidak ada cara lain selain membelinya dari pedagang,
atau datang langsung ke wilayah penghasil rempah-rempah. Sebelum akhirnya mendaratkan kaki
di Indonesia, bangsa Eropa mencari daerah penghasil rempah-rempah melalui penjelajahan
lautan hingga bertahun-tahun. Tidak sedikit energi yang habis. Belum lagi ditambah biaya yang
tinggi, perang antar negara hingga pembantaian masyarakat lokal. Lalu, mengapa mereka begitu
keras menjelajah lautan hingga ke Nusantara?

 Runtuhnya Kekaisaran Romawi


Di bawah kepemimpinan Kaisar Oktavianus Augustus, kekaisaran Romawi mengalami kejayaan
dengan wilayah kekuasaan meliputi seluruh Eropa, Arfika Utara dan Afrika Barat. Tetapi pada
476 M, peradaban ini mengalami kehancuran akibat kondisi ekonomi dan stagnasi bidang ilmu
pengetahuan. Agama mendominasi kepentingan masyarakat. Ilmu pengetahuan sering diangap
sebagai sihir dan akibatnya mereka tidak memiliki visi yang jelas membangun peradaban. Bisa
dikatakan, ini adalah zaman kemunduran sehingga disebut dengan istilah zaman kegelapan (dark
ages). Pada masa itu tatanan hidup masyarakat menjadi kacau. Sepuluh abad berselang, lahir fase
baru yang menggantikan kedudukan gereja di berbagai bidang kehidupan. Banyak filsuf ternama
bermunculan dan menentang pemikiran gereja terutama mengenai ilmu bumi. Menurut mereka,
manusia tidak boleh berpasrah pada takdir dan harus menentukan masa depannya sendiri.
Penggabungan dari pemikiran ini ditambah penemuan baru dalam iptek selanjutnya mampu
mendorong berlayarnya bangsa Eropa memasuki benua Asia.

 Melanjutkan Perang Salib


Meski melibatkan dua bangsa dan agama besar yakni Eropa Kristen dan Dinasti Turki Seljuk,
perang ini juga didorong oleh factor politik, social dan ekonomi di masing-masing kubu. Salah
satu penyebabnya adalah memperebutkan kota suci Yerussalem. Bangsa Eropa gagal membawa
kembali Yerussalem dalam kekuasaannya. Dampak baiknya, bangsa Eropa mencoba mengejar
ketertinggalan bidang ilmu pengetahuan secara besar-besaran. Mereka mentransfer pengetahuan
dari pihak muslim hingga membuatnya berada di puncak kejayaan ilmu pengetahuan. Pada saat
itu Portugis memulai pelayarannya ke timur tidak semata untuk mencari rempah-rempah namun
juga mencari emas dan perak untuk mengalahkan Turki dan melanjutkan perang salib. Yang
dimaksud tentu bukan dalam artian perang sesungguhnya, namun lebih kepada pertarungan harga
diri negara. Emas dan perak saat itu dianggap sebagai indicator kesuksesan suatu negara.
Portugis mulai berlayar dengan menelusuri pantai barat Afrika sekaligus untuk mengepung rute
pedagang Arab. Selanjutnya, perjalanan mereka ke Asia juga dimaksudkan untuk memotong
jalur perdagangan mereka dan memonopoli komoditi. Namun sesampainya di India, mereka
menyadari bahwa barang perdagangan mereka tidak akan bisa bersaing di pasaran India yang
canggih. Tidak ada cara lain selain menjadikan wilayah tersebut sebagai koloni melalui
peperangan.

 Jatuhnya Kota Konstantinopel ke Turki Ottoman/Utsumani


Pada tahun 1953 ketika Khalifah Utsminiyah yang berpusat di Turki menguasai Konstaninopel
yang sebelumnya termasuk wilayah kekuasaan Kerajaan Romawi-Byzantium. Jatuhnya
Konstantinopel ini dipimpin oleh Sultan Muhammad II dan menimbulkan kesulitan bagi bangsa
Eropa khususnya dalam bidang perdagangan. Harga rempah melambung tinggi di pasar Eropa.
Mau tidak mau, mereka harus mencari cara lain untuk mendapatkan sumber rempah-rempah dari
Asia, salah satu caranya melalui penjelajahan laut.

 Semangat Gold, Glory dan Gospel

Penjelajahan bangsa Eropa juga didasari oleh tujuan mencari kekayaan (gold), memperoleh
kejayaan (glory) serta menyebarkan keyakinan mereka (gospel). Kala itu rempah-remaph
menjadi komoditi favorit dengan harga selangit. Sayangnya hanya 50 tahun setelah ditemukan
dan dibudidayakan, nilai jualnya merosot. Belanda akhirnya memanfaatkan komoditas lain di
nusantara seperti gula dan the. Bangsa Eropa bermaksud membangun lagi kejayaan (glory)
dengan penaklukan berbagai wilayah di dunia. Selain itu, mereka juga berharap dapat sekaligus
menyebarkan agama nasrani ke suluruh dunia. Portugis dan Spanyol dikenal sebagai negara yang
berlandaskan agama katolik, sehingga sangat dipahami bila mereka berupaya menyebarkan
agama nasrani. Maluku, Ambon, dan Manado disebut sebagai wilayah yang masyarakatnya
beragama Kristen karena pengaruh Portugis.

 Perebutan Hegenomi
A. Portugis
Pada Juli 1497 Vasco Da Gama berangkat dari Pelabuhan Lisbon untuk menjelajahi
Samudra. Berdasarkan dari pengalaman Bartholomeus Diaz (pelaut Portugis), Vasco Da
Gama pun mengikuti rute Bartholomeus Diaz. Pada Tahun 1498 rombongan vasco da Gama
mendarat sampai di Kalikut dan juga Goa di pantai barat India. Di Goa, India itu Vasco da
Gama berhasil mendirikan kantor dagag yang dilengkapi dengan benteng. Setelah beberapa
tahun menetap di India, orang-orang Portugis menyadari bahwa India ternyata bukan daerah
penghasil rempah-rempah. Mereka mendengar bahwa Malaka merupakan kota pusat
perdagangan rempah-rempah. Maka oleh sebab itu, mereka melanjutkan ekspedisi mereka
selanjutnya di bawah pimpinan Alfonso de Albuquerque. Dengan armada lengkap Alfonso
de Albuquerque berangkat untuk menguasai Malaka. Pada tahun 1511 armada Portugis
berhasil menguasai Malaka. Portugis mulai memasuki wilayah Kepulauan Nusantara yang
disebutnya juga sebagai tanah India (Hindia). Orang-orang Portugis pun segera mengetahui
tempat buruannya “Mutiara dari Timur” yaitu rempah-rempah yang ada di kepulauan
Nusantara khususnya di epulauan Maluku.

Selain itu dengan dikuasainya Malaka oleh Portugis juga menyebabkan perdagangan orang-
orang islam menjadi terdesak, sehingga para pedagang Islam tidak dapat lagi berdagang
keluar masuk Kawasan Selat Malaka, karena Portugis melakukan monopoli perdagangan.
Akibat Portugis yang memaksakan monoli dalam perdagangan itu menyebabkan adanya
protes dan perlawanan dari berbagai pihak. Seperti pada tahun 1512, terjadi perlawanan
yang dilancarkan pemuka masyarakat yang Bernama Pate Kadir (Katir) yang merupakan
tokoh masyarakat Jawa yang ada di Malaka. Setelah itu Portugis juga mendapat protes dari
penguasa Kerajaan Demak. Demak telah menyiapkan pasukan untuk melancarkan
perlawanan terhadap Portugis di Malaka. Pasukan Demak ini semakin kuat setelah
bergabungnya Pate Kadir dan pengikutnya. Tahun 1513 pasukan demak yang berkekuatan
100 perahu dan ribuan prajurit mulai melancarkan serangan ke Malaka. Namun dalam
kenyataannya kekuatan pasukan Demak dan Kadir tidak dapat menandingi kekuatan
Portugis, sehingga serangan Demak ini belum juga berhasil. Posisi Portugis semakin kuat.
Portugis juga terus memperluas monopolinya, hingga sampai ke Indonesia.

B. Spanyol

Tahun kedatangan Bangsa Spanyol datang ke Indonesia pada tahun 1521. Bangsa Spanyol
pertama mendarat di Indonesia di wilayah Tidore, Maluku. Tujuan dari Bangsa Spanyol
adalah ingin memperoleh keuntungan dan kekayaan dari perdagangan rempah-rempah dari
Indonesia. Peristiwa-peristiwa penting yang terjadi: Bangsa Portugis merasa tersaingi dan
menentang kedatangan Spanyol. Sehingga, terbentuklah perjanjian antara keduanya yaitu
Perjanjian Saragoza. Akibat dari perjanjian tersebut, bangsa Spanyol terpaksa harus pergi
meninggalkan wilayah Maluku. Sedangkan, Portugis tetap melanjutkan kegiatan
perdagangannya di wilayah tersebut. Masyarakat Tidore menyambut baik bangsa Spanyol
dan menjadikannya sekutu untuk melawan bangsa Portugis yang kala itu menguasai
perdagangan rempah-rempah.

C. Belanda

Pada tahun 1595 pelaut Belanda Bernama Cornelis de Houtman dan Pieter de Keyser
memulai pelayaran. Kedua pelaut ini Bersama armadanya dengan kekuatan 4 kapal dan 249
awak kapal beserta 64 pucuk Meriam melakukan penjelajahan Samudra untuk mencari tanah
Hindia yang dikenal sebagai penghasi rempah-rempah. Cornelis de Houtman mengambil
jalur laut yang sudah biasa dilalui orang-orang Portugis. Tahun 1596 armada Cornelis
berhasil mencapai kepulauan Nusantara yakni Banten. Karena melihat Pelabuhan Banten
yang begitu strategis dan adanya hasil tanaman rempah-rempah di wilayah itu Bangsa
Belanda menjadi sombong dan kadang-kadang berlaku kasar, mereka juga memaksakan
kehendak nya pada penduduk sekitar. Hal ini tidak dapat ditoleransi oleh rakyat dan
penguasa Banten. Oleh karena itu, rakyat menjadi membenci terhadap Belanda dan bahkan
kemudian mengusir orang-orang Belanda itu.
Ekspedisi selanjutnya dipimpin oleh Jacob van Heemskerck. Tahun 1598 Jacob dan
rombongannya berusaha bersikap hati-hati juga lebih bersahabat dengan tujuan agar diterima
Kembali oleh orang-orang Banten. Rakyat Banten pun menerima kedatangan orang-orang
Belanda. Belan mulai melakukan berbagai aktivitas perdagangan. Kapal-kapal mereka mulai
berlayar ke Timur menuju Maluku. Mereka sampai di Maluku pada tahun 1599. Kedatangan
orang-orang Belanda ini juga diterima baik oleh rakyat Maluku. Kebetulan rakyat Maluku
juga sedang konflik dengan Bangsa Portugis. Oleh karena itu, orang-orang Belanda diberi
kebebasan untuk berdagang. Pelayaran dan perdagangan orang-orang Belanda di Maluku ini
mendapat keuntungan yang berlipat-lipat. Maka oleh sebab itu semakin banyak kapal-kapal
dagang yang berlayar menuju Maluku.

D. Inggris

Inggris pada awalnya memperoleh rempah-rempah secara bebas dan relative murah di
Lisabon, namun semua itu berubah dikarenakan Inggris terlibat konflik dengan Portugis dan
Spanyol ,apalagi setelah Portugis berada di bawah kekuasaan Spanyol, maka Inggris pun
mulai tidak bebas untuk mendapatkan rempah-rempah di Lisabon. Untuk mendapatkan
rempah-rempah Inggris pun memutuskan untuk mencari sendiri negeri penghasil rempah-
rempah. Selama pelayarannya ke dunia Timur untuk mencari daerah penghasil rempah-
rempah, Inggris pertama kali menginjakkan kaki di India pada tahun 1498 berkat mengikuti
rombongan dari Vasco da Gama (rombongan Portugis). Untuk memperkuat daya saing para
pedagang Inggris perdagangannya di dunia Timur ini kemudian dibentuk kongsi dagang
yang diberi nama East India Company (EIC) pada tahun 1600. Orang-orang Inggris juga
sampai ke Indonesia pertama kali tahun 1579 dipimpin oleh Francis Drake dan Thomas
Canvendish. Inggris juga membentuk beberapa kantor dagang di Indonesia pada tahun 1604
yakni di Ambon, Makassar, Jepara, Jayakarta.

4c. Analisis dan uraikan kekuasaan kongsi dagang VOC!

Jawaban:
C. VOC GULUNG TIKAR
Perjalanan kongsi dagang VOC lama-kelamaan mengalami kemunduran, bahkan VOC
runtuh pada tanggal 31 Desember 1799. Kemundura VOC disebabkan karena hal-hal
berikut:
- Perang-perang yang dilakukan membutuhkan biaya yang besar padahal hasil bumi
Indonesia telah terkuras habis dan kekayaan Indonesia sudah terlanjur terkirim ke negeri
Belanda. VOC tidak mampu lagi membiayai perang-perang tersebut. Kekayaan
menyebabkan para pegawai VOC melupakan tugas, kewajiban, dan tanggung jawab
mereka terhadap pemerintah dan masyarakat. Untuk lebih memperkaya diri, mereka
melakukan tindak korupsi sehingga korupsi merajarela di Indonesia maupun di negeri
Belanda.

- Anggaran Karyawan yang Sangat Besar. Aspek ini berdampak kepada sistem internal
sehingga menjadi luasnya area kewenangan VOC dan menyebabkan anggaran karyawan
menjadi sangat besar.
- Persaingan dengan Kongsi Bisnis Bangsa Lain. VOC wajib bersaing dengan kongsi
bisnis lain, seperri EIC (East Indian Company).
- Bertumbuhnya Paham Liberalisme. Paham liberalisme bertumbuh cepat di Belanda. Hal
ini membuat dominasi perdagangan yang diaplikasikan VOC enggak cocok dan enggak
bisa diteruskan. Tantangan ini pun berawal dari orang Belanda sendiri yang membuat
permemohonan agar VOC dibubarkan.
- Kedudukan Kolonialisme Prancis. Prancis memiliki kompetitor penting, yakni, Inggris
dalam melakukan ekspedisi. Dalam upaya Prancis ingin meluaskan jajahannya di Asia
Tenggara, akhirnya keberadaan VOC semakin mengalami kemunduran.

Anda mungkin juga menyukai