USULAN PENELITIAN
Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat guna mengikuti Sidang Usulan
Penelitian
Oleh:
10080015034
Manajemen Komunikasi
2019
ABSTRAK
Tiap orang memiliki panggungnya masing-masing baik itu panggung depan
(front) ataupun panggung belakang (back). Front mencakup setting, personal front
(penampilan diri), expressive equipment. Sedangkan bagian back adalah the self,
yaitu semua kegiatan yang tersembunyi. Salah satu contoh penggunaan kedua
panggung tersebut ialah seorang penyiar radio, karena dibalik pekerjaan seorang
penyiar sering kali kita tidak mengetahui, apakah yang ditampilkan seorang penyiar
pada saat bekerja merupakan karakter pribadi aslinya atau merupakan tuntutan
pekerjaan.
Afif Akbar sebagai penyiar OZ Radio Bandung dan Nexa Paisan sebagai
penyiar Ardan Radio, keduanya memiliki peran yang dimainkan baik di panggung
depan maupun di panggung belakang. Mereka memiliki karakter yang berbeda baik
penampilan diri ketika on air maupun dalam kehidupan sehari-harinya. Perbedaan
karakter tersebut, terjadi karena adanya tuntutan dari masing-masing radio untuk
keberhasilan program acara yang dibawakan.
Tujuan dari penelitian ini, yaitu: (1) Untuk mengetahui panggung depan
seorang Afif Akbar dan Nexa Paisan, (2) Untuk mengetahui panggung belakang
seorang Afif Akbar dan Nexa Paisan, (3) Untuk mengetahui impression
management seorang Afif Akbar dan Nexa Paisan. Pendekatan pada penelitian ini
menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode dramaturgi. Pemilihan
sampling di sini dengan menggunakan teknik purposive dimana subjek dipilih
dengan menyesuaikan tujuan penelitian. Teknik pengumpulan data yang dilakukan
antara lain menggunakan wawancara mendalam, observasi, dokumen, studi
kepustakaan dan sumber internet.
i
ABSTRACT
Everyone has their own set, whether it’s the front stage or the backstage. The
front stage features the setting, the appearance of the self, expressive equipment.
As for the backstage is the self, which is all the hidden activity. Another example of
the use of both sets is an announcer, because the work of an announcer is often
unknown, whether an announcer shows while at work is a personal character or a
demands of the job.
Afif Akbar as an announcer OZ Radio Bandung and Nexa Paisan as an
announcer Ardan Radio, both of them have roles to played in both the front and the
back. They have difference characteristics both of their appearance on air and
everyday life. The difference in chacarter, comes from the demands of each radio
for the success of the program.
The purpose of the research: (1) to find out the front stage of Afif Akbar and
Nexa Paisan, (2) to find out the back stage of Afif Akbar and Nexa Paisan, (3) to
find out the impression management of Afif Akbar and Nexa Paisan. We implement
qualitative with method dramaturgi fot this research. Purposive method is used for
sample taking where the subject is choosen according to research objective. Data
collection taken by interview, observation, literature study and internest sources.
ii
DAFTAR ISI
ABSTRAK ........................................................................................................... i
ABSTRACT ......................................................................................................... ii
DAFTAR ISI ........................................................................................................ iii
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... v
DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................... vi
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Konteks Penelitian ...................................................................................... 1
1.2 Fokus Penelitian dan Pertanyaan Penelitian ............................................. 7
1.2.1 Fokus Penelitian ............................................................................ 7
1.2.2 Pertanyaan Penelitian .................................................................... 7
1.3 Tujuan Penelitian ...................................................................................... 8
1.4 Kegunaan Penelitian.....................................................................................8
1.4.1 Kegunaan Teoritis ......................................................................... 9
1.4.2 Kegunaan Praktis .......................................................................... 9
1.5 Setting Penelitian ...................................................................................... 10
BAB II TINJAUAN TEORITIS
iii
3.4 Teknik Analisis Data ....................................................................................... 36
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
iv
DAFTAR GAMBAR
v
DAFTAR LAMPIRAN
vi
BAB I
PENDAHULUAN
yang dibentuk juga bertujuan untuk membentuk self image dari orang tersebut serta
teknik presentasi diri yang didasarkan pada tindakan mengontrol persepsi orang lain
sendiri atau tim. Menurut Goffman, Impression Management erat kaitannya dengan
sebuah permainan drama, dimana aktor pelakunya dibentuk oleh lingkungan dan
target penontonnya. Tujuannya tak lain ialah untuk memberikan penonton sebuah
kesan yang konsisten yang dilandasi tujuan yang diinginkan oleh aktor itu sendiri.
1
(Impression Management), namun tak jarang pula aktor tersebut dengan sengaja
kesan khususnya bagi individu yang menjalani suatu profesi yang berkaitan dengan
khalayak ramai. Kesan tersebut dibentuk untuk menunjukan citra dari orang yang
1
https://www.12manage.com/description_goffman_impression_management.html
1
2
melakukan kesan tersebut. Salah satu profesi yang melakukan pengelolaan kesan
olahraga atau informasi lalu lintas. 2 Adapun menurut M. Habib Bari dalam
seorang yang bertugas menyebarkan (syiar) suatu atau lebih informasi yang
terjamin akurasinya dengan menggunakan radio dengan tujuan untuk diketahui oleh
dalam bukunya Radio Siaran: Teori dan Praktek mengatakan, penyiar adalah orang
kategori dalam penyiar antara lain; (1) Berita atau Narator Informasi, artinya
penyiar tersebut hanya berfungsi sebagai pewarta atau pembaca berita ; (2) Hiburan,
penyiar kategori ini ditempatkan pada format acara variety show (ragam penyajian
siaran) ; (3) Obrolan atau Perbincangan, biasanya penyiar jenis ini tampil secara
berdua dengan membahas topik-topik yang sedang actual atau masalah yang ringan
namun tetap menarik ; (4) Program Musik atau DJ, penyiar seperti ini harus
2
https://id.wikipedia.org/wiki/Penyiar_radio#Penyiar_radio_di_Indonesia
3
menguasai struktur atau bagan lagu, rotasi lagu, menguasai teknik dan
operasionalisasi siaran, serta mampu berbicara secara indah diatas lagu yang sedang
diputar, juga sebelum dan sesudah lagu. (technique of cue) ; (5) Radio Play –
dongeng, penyiar berperan sebagai layaknya seorang aktor dan mampu menjadi
masalah agama. Maka dari itu, penyiar kategori ini hanya yang menguasai benar
Menjadi seorang penyiar radio diperlukan sifat antara lain: (1) penyiar
dagangannya” yang berupa lagu, iklan dan informasi ; (2) Penyiar sebagai Sahabat
Pendengar, pendengar menyukai penyiar yang bisa dijadikan sahabat yang hangat,
wajar dan tidak dibuat-buat ; (3) Menjadikan pendengar sebagai orang kedua
tunggal, menyapa pendengarnya dengan “anda” atau “kamu” bentuk kata ganti
layaknya berbicara dengan temannya ; (4) Personality, lebih penting dari pada suara
yang bagus, Bukan hanya karakteristik suara atau kemampuan vokal tetapi juga
penulis seorang penyiar radio harus menampilkan karakter yang baik di depan para
pendengar. Selain itu penyiar radio dituntut oleh stasiun radio untuk menyesuaikan
dengan segmentasi stasiun radio tersebut. Dalam radio terdapat program acara yang
menggambar segmentasi dan karakter dari radio tersebut yang tentunya dibawakan
4
oleh Penyiar Radio. Pernyataan tersebut diamini oleh Afif akbar penyiar OZ Radio
Bandung, Afif mengatakan bahwa, “tuntutan radio sih, cuman sekarang udah
beberapa taun jalan ya gue juga harus punya karakter sendiri, akhirnya berawal
dari radio semakin jalan terus menerus akhirnya gue bangun lah karakter ini yang
smart engga lucu engga ya karena tuntutan radio”. Dari pernyataan tersebut terlihat
stasiun radionya.
Seorang penyiar juga dituntut paham benar akan kepentingan atau maksud
dan tujuan yang hendak dicapai oleh stasiun radio yang menaunginya. Sehingga
penyiar akan mampu menjadi ujung tombak stasiun tersebut. Selain itu, penyiar
juga dituntut memiliki wawasan dan pemahaman yang luas akan segala hal
termasuk mengenai stasiun radio dan kelompok masyarakat yang hendak dijadikan
Selain itu penulis memlih penyiar radio sebagai objek penelitian karena
pernyataan di atas penulis menilai penyiar radio merupakan pengaruh yang besar
Pada penelitian ini penulis memilih penyiar radio dari stasiun Ardan yaitu
Nexa Paisan dan OZ Radio Bandung yaitu Afif Akbar, atas dasar beberapa alasan
yang didasari dari hasil prariset yang penulis lakukan. Penulis melakukan prariset
kepada empat penyiar radio di Kota Bandung atas dasar beberapa perbedaan
diantaranya stasiun radio, jenis kelamin, kategori penyiar dan keunikannya. Setelah
menimbang dengan beberapa alasan penulis akhirnya memilih dua dari empat
penyiar yang penulis teliti, yang pertama penyiar OZ Radio Bandung Afif Akbar
yang lahir di Bandung, 28 Februari 1995. Afif saat ini masih berstatus mahasiswa
dari Fakultas Ilmu Komunikasi UNISBA. Yang kedua, penyiar Ardan Radio Nexa
Paisan yang merupakan seorang lulusan dari Kampus Widyatama tahun 2018.
wawancara Afif akbar dan Nexa Paisan membenarkan bahwa adanya tuntutan
untuk menampilkan karakter yang sesuai dengan segmentasi pasar dari masing-
maisng Radio. Dari pernyataan tersebut terlihat bahwa seorang penyiar dituntut
pernyataan diatas penulis tertarik untuk meneliti kedua objek tersebut, dikarenakan
beberapa alasan yang dipertimbangkan seperti : (1) jenis kelamin yang berbeda
dimana Nexa berjenis kelamin perempuan dan Afif berjenis kelamin laki-laki, (2)
stasiun radio yang berbeda namun tetap pada segmentasi yang sama yaitu anak
muda, (3) lalu memiliki usia masih muda, karena memang kedua penyiar ini
dibawah naungan stasiun radio dengan segmentasi anak muda selain itu keduanya
memegang program Hot Hits, Persada 7, LDR dan KONCI (konflik cinta) yang
juga termasuk program unggulan dari stasiun Ardan Radio, (4) Memiliki
kepribadian yang berbeda, pada saat prariset penulis sedikit menyinggung perihal
kepribadian dari kedua penyiar tersebut dan Afif mengatakan bahwa ia memiliki
sifat yang pemalu dan terkadang introvert , sikap ini berbeda dengan Nexa yang
mengatakan bahwa dia memiliki sifat yang periang dan mudah bergaul dengan
orang baru, (5) Gaya siaran, gaya siaran kedua penyiar memiliki keunikan masing-
masing seperti Afif yang menekankan gaya siaran yang ‘berwawasan’ ketika
oleh kedua penyiar tersebut, mereka memiliki beberapa ciri khas dalam memainkan
perannya sebagai penyiar radio. Ciri khas tersebut antara lain gaya penyiar, gaya
penyiar ini yang membuat para khalayak atau pendengar, bisa merasa nyaman
terhadap suatu radio. Lalu yang kedua Penyiar harus berwawasan agar siarannya
hidup, dinamis, berisi, dan tidak monoton. Kosakata, varietas kata, improvisasi,
hanya bisa dilakukan oleh penyiar yang berwawasan luas. Selain itu penyiar radio
profesional harus memiliki sense of music yang tinggi. Karena tugas penyiar bukan
hanya mutar lagu-lagu, tapi harus paham juga tentang jenis musik, alat musik, dan
artisnya. Yang terakhir sense of humor, Penyiar radio profesional juga harus
humoris, punya bakat menghibur. Bakat itu diperlukan karena profesi penyiar radio
7
dituntut mampu menghibur pendengar. Lagi pula, radio identik dengan hiburan
menunjang air personality yang baik. Seorang penyiar radio jika telah berhasil
Dari uraian yang telah penulis ungkapkan dalam konteks penelitian diatas,
maka penulis tertarik untuk mengkaji dan menganalisis lagi lebih jauh mengenai
masalah dalam penelitian ini adalah : “Bagaimana Presentasi diri Penyiar OZ Radio
1. Bagaimana presentasi diri Afif Akbar dan Nexa Paisan di panggung depan?
diidentifikasikan dengan apa yang hendak di teliti. Oleh karena itu tujuan
Penulis melakukan penelitian ini dengan maksud agar penelitian ini dapat
komunikasi khususnya pada kajian dramaturgi, baik itu untuk kegunaan teoritis
bahwa apa yang ditunjukan oleh penyiar radio ketika on air tidak semua
radio yang akan mulai terjun ke dunia radio, agar mengetahui panggung
dibentuk yang sebenernya terjadi seperti yang dialami oleh Afif Akbar
TINJAUAN TEORITIS
Sebagai rujukan dari penelusuran yang terkait dengan tema yang diteliti
peneliti berusaha untuk mencari referensi hasil penelitian dari para peneliti
Panggung Belakang pada Diri Seorang Penyiar Pria di Station Radio Kota
Bandung.
pada kehidupan front stage (panggung depan). Pengelolaan kesan yang mereka
lakukan ternyata sebagian besarnya mengacu pada citra diri yang ingin dihasilkan
dihadapan individu-individu yang mengamati dan menilai. Dimana citra diri akhir
yang dihasilkan merupakan akumulasi dari kesan-kesan yang muncul tersebut, dan
seperti pakaian dan make up yang mereka kenakan. Selebihnya, para penyiar pria
11
12
kembali ke kehidupan asli mereka, dengan jati diri seutuhnya, tanpa harus
memperhatikan plot peran yang yang harus diperankan pada kehidupan front stage.
dampak positif bagi diri mereka, seperti misalnya citra diri sesuai dengan yang
diinginkan dan dianggap dapat membantu mereka untuk meraih sesuatu yang
diinginkan.
Persamaan pada penelitian ini terletak pada permasalahan yang diteliti yaitu
sama-sama Impression Management Penyiar Radio Kota Bandung. Selain itu juga
Sedangkan perbedaan penelitian ini terletak pada objek yang diteliti. Dimana dalam
penelitian ini objek yang diteliti hanya penyiar pria yang terletak di stasion radio
Kota Bandung.
(appearance) dan sikap (manner) yang ditampilkan oleh Seleb Instagram Hijabers
di panggung depan sesuai dengan citra yang ingin mereka tampilkan. Citra yang
ingin ditampilkan yaitu, mereka ingin terlihat sebagai wanita yang aktif, hal tersebut
dapat dilihat dari konten yang mereka sajikan di Instagram pribadi masing-masing,
dapat mendukung segala bentuk presentasi diri dari Seleb Instagram Hijabers ialah
dengan apa yang ditampilakan di Instagram. Hal ini dapat terjadi karena mereka
merasa memiliki beban tersendiri saat masyarakat member label selebriti yang
menggunakan hijab di media sosial Instagram, yang berarti mereka harus tampil
seanggun mungkin dan berwibawa sebagaimana atribut yang dikenakan, yaitu hijab.
Persamaan pada penelitian ini terletak pada rumusan masalah yang diteliti
yaitu meneliti tentang panggung depan dan panggung belakang. Selain itu juga
Sedangkan perbedaan pada penelitian ini terletak pada objek yang diteliti, dimana
dalam penelitian ini objek yang diteliti yaitu Seleb Instagram Hijabers. Juga pada
rumusan masalah point terakhir, pada penelitian ini tidak meniliti tentang
impression management.
@irnamutiara
14
berusaha mengelola kesan agar terlihat sebagai wanita muslim yang mampu aktif
berkarir dan menikmati gaya hidup menengah atas. Sebagai seorang yang memiliki
dalam caption atau keterangan foto instagram yang disisipkan pesan dakwah dan
istilah-istilah islami.
Keseharain selebgram hiajber syar’i berbeda beda, tidak jarang, riasan atau
make up yang dipakai selebgram hijaber syar’i dalam keseharian cenderung lebih
natural, bahkan tidak menggunakan riasan sama sekali. Hal tersebut berbanding
terbalik dengan riasan mereka dalam foot yang diunggah di media sosial instagram.
Dari segi gaya berpakaian, di kehidupan keseharian selebgram hijaber syar’i tetap
menjaga dan menutup aurat namun gaya berpakaian yang digunakan tidak
fashionable seperti yang ditampilkan dalam foto di media sosial instagram. Gaya
Persamaan pada penelitian ini terletak pada rumusan masalah yang diteliti
yaitu meneliti tentang panggung depan dan panggung belakang Selain itu juga
Perbedaan pada penelitian ini terletak pada objek yang diteliti. Dimana dalam
penelitian ini objek yang diteliti yaitu Hijaber Syari Melalui Media Sosial Instagram.
15
dijelaskan di atas, untuk lebih jelas dan detail terhadap penelitian terdahulu dapat
Nama Helmi Riza Faisal Gufron Ria Dara Tulus Rizal Ahamd
2011
Indonesia Indonesia
Seorang Penyiar
16
Bandung.)
radio Kota
Bandung
Kualitatif
Metode Kualitatif Studi Kualitatif Studi Kualitatif Studi
Studi
Penelitian Dramaturgi Dramaturgi Dramaturgi
Dramaturgi
juga metode yang itu juga metode depan dan dan panggung
studi dramaturgi.
dranaturgi.
penyiar pria yang diteliti yaitu Seleb objek yang dalam penelitian
management.
Teori Interaksi Simbolik yang masih merupakan pendatang baru dalam studi
ilmu komunikasi, yaitu sekitar awal abad ke-19 yang lalu. Sampai akhirnya teori
interaksi simbolik terus berkembang sampai saat ini, dimana secara tidak langsung
menonjolkan keagungan dan maha karya nilai individu diatas pengaruh nilai-nilai
yang ada selama ini. Perspektif ini menganggap setiap individu di dalam dirinya
menghasilkan makna ”buah pikiran” yang disepakati secara kolektif. Dan pada
akhirnya, dapat dikatakan bahwa setiap bentuk interaksi sosial yang dilakukan oleh
20
setiap individu, akan mempertimbangkan sisi individu tersebut, inilah salah satu
interaksi, serta inti dari pandangan pendekatan ini adalah individu (Soeprapto.
2007). Banyak ahli di belakang perspektif ini yang mengatakan bahwa individu
ditelaah dan dianalisis melalui interaksinya dengan individu yang lain. Menurut
Ralph Larossa dan Donald C. Reitzes (1993) dalam West-Turner (2008: 96),
Interaksi simbolik ada karena ideide dasar dalam membentuk makna yang
berasal dari pikiran manusia (Mind) mengenai diri (Self), dan hubungannya di
tengah interaksi sosial, dan bertujuan akhir untuk memediasi, serta menginterpretasi
yang dicatat oleh Douglas (1970) dalam Ardianto (2007: 136), makna itu berasal
dari interaksi, dan tidak ada cara lain untuk membentuk makna, selain dengan
Definisi singkat dari ke tiga ide dasar dari interaksi simbolik, antara lain:
21
mempunyai makna sosial yang sama, dimana tiap individu harus mengembangkan
2. Diri (Self) adalah kemampuan untuk merefleksikan diri tiap individu dari
penilaian sudut pandang atau pendapat orang lain, dan teori interaksionisme
simbolis adalah salah satu cabang dalam teori sosiologi yang mengemukakan
dibangun, dan dikonstruksikan oleh tiap individu ditengah masyarakat, dan tiap
individu tersebut terlibat dalam perilaku yang mereka pilih secara aktif dan sukarela,
tengah masyarakatnya.
”Mind, Self and Society” merupakan karya George Harbert Mead yang
paling terkenal (Mead. 1934 dalam West-Turner. 2008: 96), dimana dalam buku
tersebut memfokuskan pada tiga tema konsep dan asumsi yang dibutuhkan untuk
makna bagi perilaku manusia, dimana dalam teori interaksi simbolik tidak bisa
dilepaskan dari proses komunikasi, karena awalnya makna itu tidak ada artinya,
sampai pada akhirnya di konstruksi secara interpretatif oleh individu melalui proses
Hal ini sesuai dengan tiga dari tujuh asumsi karya Herbert Blumer (1969)
dalam West-Turner (2008: 99) dimana asumsi-asumsi itu adalah sebagai berikut:
Tema kedua pada interaksi simbolik berfokus pada pentingnya ”Konsep diri”
atau ”Self-Concept”. Dimana, pada tema interaksi simbolik ini menekankan pada
pengembangan konsep diri melalui individu tersebut secara aktif, didasarkan pada
interaksi sosial dengan orang lainnya. Tema ini memiliki dua asumsi tambahan,
menurut LaRossan & Reitzes (1993) dalam West-Turner (2008: 101), antara lain:
orang lain.
kebebasan individu dan masyarakat, dimana asumsi ini mengakui bahwa norma-
norma sosial membatasi perilaku tiap individunya, tapi pada akhirnya tiap individu-
lah yang menentukan pilihan yang ada dalam sosial kemasyarakatannya. Fokus dari
tema ini adalah untuk menjelaskan mengenai keteraturan dan perubahan dalam
sosial.
Rangkuman dari hal-hal yang telah dibahas sebelumnya mengenai tiga tema
konsep pemikiran George Herbert Mead yang berkaitan dengan interaksi simbolik,
dan tujuh asumsi-asumsi karya Herbert Blumer (1969) adalah sebagai berikut: Tiga
Dari tiga konsep tersebut, diperoleh tujuh asumsi karya Herbert Blumer
orang lain.
sosial.
verbal kepada orang lain yang berinteaksi dengannya. Presentasi diri atau sering
tindakan menampilkan diri yang dilakukan oleh setiap individu untuk mencapai
sebuah citra diri yang diharapkan. Presentasi diri yang dilakukan ini bisa dilakukan
Seorang kameraman yang handal akan berusaha sebaik mungkin untuk bisa
mengambil gambar dengan angle terbaik, moment yang tepat, dan kualitas gambar
yang baik untuk menjaga kompetensinya. Seorang yang bekerja di bidang Public
dengan budaya perusahaannya. Untuk menjadi teman yang baik, seseorang akan
lain. Dengan berbagai tujuan, setiap individu akan berupaya untuk mengkonstruksi
oleh individu tertentu untuk membuat situasi dan identitas sosial bagi para aktor
dan definisi sosial tersebut mempengaruhi ragam interaksi yang layak dan tidak
layak bagi para aktor dalam situasi yang ada (Mulyana, 2008). Menurut Erving
Goffman dalam panggung depan dan panggung belakang dikenal dengan istilah
konsep kehidupan manusia, yang diibaratkan sebagai pemain drama dalam proses
situasi penyaksi pertunjukan. Front stage terdiri dari, Front Personal yaitu berbagai
3
http://repository.petra.ac.id/15386/1/Media_Sosial_dan_Presentasi_Diri.pdf
26
macam perlengkapan sebagai pembahasa perasaan dari sang aktor. Front personal
masih terbagi menjadi dua bagian, yaitu Penampilan (Appearance) yang terdiri dari
berbagai jenis barang yang mengenalkan status sosial aktor. Dan Gaya (Manner)
yang berarti mengenalkan peran macam apa yang dimainkan aktor dalam situasi
tertentu.
dramaturgi menjelaskan bahwa identitas manusia adalah tidak stabil dan merupakan
kesan tertentu didepan orang lain dengan cara menata perilaku agar orang lain
memaknai identitas dirinya sama dengan apa yang diinginkan, dan kebanyakan
atribut, milik atau aktifitas manusia digunakan untuk presentasi diri, termasuk
busana yang dikenakan, tempat tinggal, rumah yang dihuni berikut cara
pekerjaan ynag dilakukan dan cara menghabiskan waktu luang. Presentasi diri
dilakukan dengan tujuan antara lain agar orang lain menyukai kita, ingin
yogya.ac.id/1382/2/BAB%20II.pdf)
Hal lain yang patut diperhatikan antara lain, dramatugi mempelajari konteks
dari perilaku manusia dalam mencapai tujuannya dan bukan untuk mempelajari
27
hasil dari perilakunya tersebut. Dramaturgi memahami bahwa dalam interaksi antar
kepada tujuan akhir dari maksud interaksi sosial tersebut. Bermain peran
merupakan salah satu alat yang dapat mengacu kepada tercapainya kesepakatan
tersebut.
stabil dan merupakan setiap identitas tersebut merupakan bagian kejiwaan psikologi
yang mandiri. Identitas manusia bisa saja berubah-ubah tergantung dari interaksi
karakteristik personal dan tujuan kepada orang lain melalui “pertunjukan dramanya
verbal lain, hal ini tentunya bertujuan untuk meninggalkan kesan yang baik pada
lawan interaksi dan memuluskan jalan mencapai tujuan. Oleh Goffman, tindakan
Selain itu, Goffman juga melihat bahwa ada perbedaan akting yang besar
saat aktor berada di atas panggung (“front stage”) dan di belakang panggung (“back
stage”) drama kehidupan. Kondisi akting di front stage adalah adanya penonton
(yang melihat) dan seseorang tersebut sedang berada dalam bagian pertunjukan.
Saat itu seseorang berusaha untuk memainkan peran sebaik-baiknya agar penonton
memahami tujuan dari perilakunya. Perilaku tersebut dibatasi oleh oleh konsep-
konsep drama yang bertujuan untuk membuat drama yang berhasil. Sedangkan back
kondisi bahwa tidak ada penonton, sehingga dapat berperilaku bebas tanpa
diubah menjadi sinyal suara, dipancarkan dari suatu sumber (a sender) dengan
kemudian diterima oleh antene penerima, pada pesawat penerima (a receiver), yang
4
mengubah sinyal suara menjadi berupa suara kembali.
4
Fred, Wibowo. 2012. Teknik Produksi Program Radio Siaran. Yogyakarta : Grasia Book Publisher
(Hal. 1)
29
sedang in operation tidak membawa pengaruh apa – apa pada audiens atau
entah itu berupa sinyal, kata – kata terucapkan maupun nada – nada, atau sesuatu
yang berirama.5
Radio terlahir dari kebutuhan informasi publik. Dalam hal ini radio
memiliki beban tuntutan publik sebagai saluran informasi dalam hubungan sosial,
sebagai medium, radio siaran juga menyiarkan dan persuasi komersial, namun tetap
Penyiar, merupakan salah satu komunikator dalam media radio siaran selain
director, music director, serta operator. Pesan yang disampaikan oleh penyiar dapat
pesan lainnya seperti musik atau lagu, serta efek suara. (Triartanto, 2010:47)
yang hanya berbicara di depan mikrofon. Namun juga lebih dari pada itu. Penyiar
5
Masduki. 2004. Menjadi Broadcaster Profesional. Yogyakarta : LkiS Yogyakarta (Hal. 16)
30
juga memiliki nama atau sebutan lainnya seperti DJ (Disc Jockey), announcer, dan
lain-lain sesuai dengan program acara yang dibawakannya. Sehingga untuk menjadi
Lesanpura, penyiar dalam arti dan fungsinya terdapat 10 hal pokok, yakni:
Seorang penyiar juga dituntut paham benar akan kepentingan atau maksud
dan tujuan yang hendak dicapai oleh stasiun radio yang menaunginya. Sehingga
penyiar akan mampu menjadi ujung tombak stasiun tersebut. Selain itu, penyiar
juga dituntut memiliki wawasan dan 66 pemahaman yang luas akan segala hal
31
termasuk mengenai stasiun radio dan kelompok masyarakat yang hendak dijadikan
INTERAKSI SIMBOLIK
……………
Gambar 2.1
Kerangka Pemikiran
Sumber: Peneliti
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
bukti berdasarkan logika matematis, prinsip angka, atau metode statistik. Penelitian
kualitatif.
meneliti pada kondisi objek ilmiah, (sebagai lawannya adalah eksperimen) dimana
secara triangulasi (gabungan), analisis data bersifat induktif dan hasil penelitian
bertujuan untuk mengetahui dan memahami Presentasi diri pada Afif Akbar Penyiar
OZ Radio Bandung dan Nexa Paisan Penyiar Ardan Radio Bandung secara
dalam kondisi yang alamiah, langsung ke sumber data, dan peneliti menjadi
instrumen kunci; menyajikan data-data dalam bentuk kata-kata atau gambar, dan
32
33
melakukan analisis data secara induktif; dan lebih menekankan makna di balik data
yang diamati (Sugiyono, 2013: 21-22). Selain itu, penelitian kualitatif dilakukan
menjelaskan ada dua panggung daripada back stage dan front stage (Mulyana, 2008:
58). Berikut gambaran tentang dua panggung yang dilalui oleh seorang aktor yaitu:
sekelompok orang untuk memberikan kesan kepada orang lain melalui pengelolaan
diri pada Afif Akbar Penyiar OZ Radio Bandung dan Nexa Paisan Penyiar Ardan
yang artinya orang pada latar penelitian yang dimanfaatkan untuk memberikan
informasi tentang situasi dan kondisi latar penelitian. Dalam sebuah penelitian studi
kasus, subjek diartikan sebagai orang yang berkompeten dalam memberikan data
yang diperlukan oleh penulis. Subjek dari penelitian ini adalah : Afif Akbar Penyiar
Untuk memperoleh data yang diperlukan dalam penelitian ini, teknik yang
1. Wawancara
mengumpulkan data atau informasi dengan cara bertatap muka langsung dengan
35
mendalam ini, pewawancara relatif tidak mempunyai kontrol atas respons informan.
wawancara ini, pewawancara membawa pedoman yang hanya berisi garis besar
2. Observasi
penelitian ini peneliti melakukan observasi dengan mendengarkan siaran dari objek
3. Dokumentasi
untuk menggali data-data masa lampau secara sistematis dan objektif. Metode
dokumentasi adalah salah satu teknik pengumpulan data yang digunakan dalam
metodologi penelitian sosial untuk menelusuri data historis. Sifat utama dari bentuk
data-data tersebut tidak terbatas pada ruang dan waktu sehingga memberi peluang
kepada peneliti untuk mengetahui hal-hal yang lalu. Kumpulan data bentuk tulisan
ini disebut dokumen, dalam arti luas termasuk menumen, artefak, foto, tape,
mikrofon, CD, dan hardisk. Secara detail bahan dokumenter terbagi beberapa
macam, yaitu : (1) autobiografi; (2) surat-surat pribadi, buku-buku atau catatan
harian, memorial; (3) kliping; (4) dokumen pemerintah maupun swasta; (5) cerita
roman, cerita rakyat; (6) film, mikrofilm, foto dan sebagainya (Ardianto, 2014:167).
menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan
lapangan, dan bahan-bahan lain, sehingga dapat mudah dipahami, dan temuannya
menyusun ke dalam pola, memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari, dan
membuat kesimpulan yang dapat diceritakan kepada orang lain. Miles and
dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus menerus sampai tuntas,
37
sehingga datanya sudah jenuh. Aktivitas dalam analisis data, yaitu data reduction,
tersebut dapat dilihat pada gambar di bawah ini (Sugiyono, 2016: 367).
Gambar 3.1
Komponen dalam Analisis Data (Flow Model)
Sumber : Sugiyono, 2016: 369
Data yang diperoleh dari lapangan jumlahnya cukup banyak, untuk itu
maka perlu dicatat secara teliti dan rinci. Seperti telah dikemukakan, semakin
lama peneliti ke lapangan, maka jumlah data akan semakin banyak, kompleks,
dan rumit. Untuk itu diperlukan analisis data melalui reduksi data. Mereduksi
data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-
hal yang penting, dicari tema dan polanya (Sugiyono, 2016: 370). Dalam hal ini
peneliti melakukan sesuai pembahasan yang sesuai, agar dapat fokus dengan
penelitian.
38
2. Penyajian Data
bentuk tabel. Grafik, phie chart, pictogram dan sejenisnya. Melalui penyajian
sehingga akan semakin mudah dipahami (Sugiyono, 2016: 373). Hasil dari
menggunakan tabel agar memudahkan dan memahami apa yang terjadi, dimana
menafsirkan apa yag disampaikan oleh informan terhadap masalah yang diteliti.
3. Penarikan Kesimpulan
dikemukakan masih bersifat sementara dan akan berubah bila tidak ditemukan
didukung oleh bukti-bukti yang valid dan konsisten maka kesimpulan yang
Pada penelitian ini pun peneliti dalam menarik kesimpulan selalu diverifikasi
Dalam uji keabsahan data penliti menggunakan metode trianglasi data. Triangulasi
adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain.
Di luar data itu untuk keperluan pengecakan atau sebagai pembanding terhadap data
kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui waktu dan alat yang berbeda
Astuti, santi indra, 2008. Jurnalisme Radio Teori dan Praktek. Bandung. Simbiosa.
Rekatama Media.
Group.
Effendy, Onong Uchjana. 1991. Radio Siaran Teori dan Praktek. Bandung: CV
MandarMaju.
Rosdakarya.
Remaja Rosdakarya.
40
41
Rosdakarya.
Posda Karya
Rosdakarya.
Skripsi:
Ria Perdana, Gufron. 2015. “Presentasi Diri Seleb Instagram Hijabers: Studi
Sekar Annisa, Dhita. 2016. “Presentasi Diri Pekerja Seks Komersial Emporium
Setina, Kirizki. 2012. “Pola Komunikasi Penyiar Kids Radio: Studi Kualitatif
Komputer Indonesia.
43
CURRICULUM VITAE
Formal Education
Place Year Graduated
University Universitas Islam 2015 - now
Bandung in Faculty of
Communication
Senior High School Baiturrahman 2015
Junior High School Baiturrahman 2012
Elementary School Gadis I 2009
NonFormal Education
Place Period
Cinderella Bandung 2012
ELC Bandung 2015
Campus Involvement
Place Period
Staff of Humas and Universitas Islam 2018 – 2019
External DAM Fikom Bandung
Universitas Islam
Bandung
Member of Event PPMB Universitas Islam 2016-2018
Fikom Universitas Islam Bandung
Bandung
Member of Event Universitas Islam 2016
Division in Inaguration Bandung
2015 Faculty of
Communication
Head of Publication and Universitas Islam 2018
Documentation Division Bandung
44
Work Experience
Place Period
Media at Transportation PT. Telekomunikasi July – October 2018
Management Services Indonesia
Telkom Digital Solution
Volunteer of KPID Jawa Sumedang 2018
Barat