Anda di halaman 1dari 9

Anggota Kelompok

1. Tri Utami Rosemarwati (14/ 364550/ SP/ 26124)


2. Ni Luh Putu Juli Wirawati (14/ 364642/ SP/ 26147)
3. Nurul Firdiani Fauzan (14/364376/SP/26100)

Tugas Manajemen Media


Analisis Produksi Berita di Media Multiplatform Tempo (Koran, Majalah, dan
Tempo Interaktif)
Memasuki era konvergensi media, sebuah institusi media tentunya ingin menarik audiens
dari berbagai kalangan. Seiring dengan pesatnya perkembangan teknologi komunikasi, banyak
media yang memperluas jangkauannya lewat platform-platform lebih variatif. Banyak media
yang awalnya berfokus di media konvensional, seperti koran dan majalah, kini merambah ke
media baru.
Salah satu institusi media yang memanfaatkan momentum ini adalah Tempo. Tempo
dulunya hanya menghasilkan produk majalah (Majalah Tempo, Majalah Aha, Tempo English,
Komika, Travelounge) dan koran saja. Setelah internet kian marak digunakan, Tempo
mengembangkan portal berita Tempo.co. Konvergensi media yang dilakukan oleh Tempo
bertujuan untuk meningkatkan mutu dan jumlah berita di setiap produk Tempo.1
A. Koran Tempo
Prinsip produksi berita
Menurut Abdul Manan, Koran Tempo memiliki prinsip tersendiri dalam
menuliskan beritanya.2 Pertama, mereka akan menentukan fokus dari tulisan yang
1 Tempo. 2012. Laporan Tahunan 2012 PT Tempo Inti Media Tbk. Dimuat dalam
laman
https://korporat.tempo.co/uploads/tentang/25a64e68e45d889dcc49fc41eed9df7c.p
df. Diakses pada 22 Maret 2016 pukul 13.19 WIB. Hal. 14
2 Abdul Manan. 2015. Sejumlah Prinsip dalam Penulisan Berita. Dimuat pada laman
http://dokumen.tips/documents/sejumlah-prinsip-dalam-penulisan-berita.html.
Diakses pada Selasa, 22 Maret 2016 pukul 21.50 WIB.
1

ingin mereka buat. Ini sangat membantu dalam menentukan bahan untuk tulisan
karena masalah yang ingin diambil sudah jelas. Setelah menentukan fokus berita,
maka wartawan akan memastikan bahan untuk menulis berita. Hal yang perlu
diperhatikan adalah apakah bahan tersebut memadai atau tidak serta memenuhi Kode
Etik Jurnalistik. Ketika seluruh bahan berita telah terkumpul, penulis akan mencerna
dan memahami bahan liputan yang didapat. Pemahaman ini sangat berguna ketika
menulis berita agar mereka mengerti permasalahan yang diangkat dan mampu
mengaitkannya dengan data yang ada. Setelah memahami semua hal tersebut, maka
berita akan langsung ditulis. Ini dimulai dengan pembuatan judul yang menarik untuk

berita lalu beranjak ke teras berita serta keseluruhan berita.


Tahapan produksi berita
Proses produksi di koran tempo dimulai dengan rapat perencanaan dan rapat
evaluasi. Rapat ini memiliki tujuan untuk merencanakan konten (isi) dari koran yang
akan diterbitkan. Kemudian setelah mendapat rencana konten yang disetujui dari rapat
tersebut, wartawan akan turun ke lapangan untuk mulai mencari berita. Berita yang
telah didapat kemudian ditulis. Berbeda dengan wartawan yang memang berada di
Jakarta, wartawan yang tersebar di beberapa daerah di Indonesia akan melaporkan
beritanya melalui email atau telepon. Apabila mereka tidak sempat menuliskan berita
tersebut, maka penulis dari kantor pusat yang akan menuliskan. Berita yang ditulis
inilah yang dimasuk ke dalam keranjang berita mentah. Disebut keranjang berita
mentah karena berita yang masuk belum mengalami penyuntingan atau framing yang
lebih banyak. Setelah masuk ke dalam keranjang berita mentah, berita-berita tersebut
kemudian disunting dan di-frame sesuai dengan frame yang diberikan oleh editor.
Hasil penyuntingan inilah yang nantinya akan menjadi berita naik cetak dalam koran

Tempo.3
B. Majalah
Prinsip produksi berita

3 Priyambodo, Daru. 2012. Adaptasi Organisasi Newsroom dan Proses Produksi


Berita dalam Media Online Berbasis Media Cetak (Studi Kasus Tempo Newsroom).
Dimuat pada laman http://slideplayer.info/slide/3110351/. Diakses pada Selasa, 22
Maret 2016 pukul 21.41 WIB.
2

Dalam melakukan sebuah produksi berita, Tempo tidak hanya memproduksi berita
itu sendiri tetapi juga memproduksi sebuah nilai. Dalam melakukan sebuah produksi
berita, Tempo tidak hanya memperhatikan nilai yang telah terkandung di dalam grup
mereka. Tempo juga menggunakan nilai-nilai kelompok sosial yang ada di luar organisasi
mereka. Namun, tak jarang Tempo juga melawan nilai tersebut. Nilai itu dilawan karena
tidak sesuai dengan nilai yang mereka anut dalam medianya.
Prisnsip yang melekat dalam diri Tempo dari awal dibuatnya adalah gaya
pemberitaannya. Penulisan berita di Tempo bisa dibilang unik dan berbeda. Tempo masih
pada konsep jurnalisme sastrawinya. Mereka masih menganut jurnalisme bertutur atau
yang mereka namai sebagai jurnalisme Tempo.4

Tahapan produksi berita


Pada skripsi yang dilakukan oleh Fransiska Mery Kristiani dijelaskan tahapan
produksi berita yang dilakukan pada Majalah Tempo yang didapat melalui wawancara
wartawan dan redaktur Tempo.5 Berdasarkan hal itu, diperoleh bahwa ada sebuah hal
yang berbeda dalam tahapan produksi berita pada Majalah Tempo, mengingat produk ini
terbit setiap minggu. Tahapan produksi berita di Majalah Tempo dimulai setiap hari Senin
yaitu mengadakan rapat perencanaan. Masing-masing kompartemen mengikuti rapat
untuk menentukan usulan berita yang akan diajukan pada rapat perencanaan. Setelah itu,
akan dilaksanakan rapat proyeksi atau rapat perencanaan yang dihadiri oleh seluruh
wartawan dan redaktur. Rapat proyeksi ini bertujuan untuk mendiskusikan usulan yang
telah dimiliki oleh masing-masing kompartemen. Diskusi ini meliputi keunikan, nilai
penting, dan informasi awal yang sudah didapat mengenai ide tersebut. Di rapat inilah
ditentukan berita apa yang nantinya akan terbit. Pada rapat ini, setiap peserta rapat boleh
menyampaikan usulan dan komentar terhadap isu yang telah diusulkan. Tak hanya itu,

4 Fransiska Mery Kristianti. 2011. Jurnalisme Sastra Majalah Berita Mingguan Tempo
pada Kasus Rekening Perwira Polisi. Dimuat dalam laman http://ejournal.uajy.ac.id/2368/3/2KOM03080.pdf. Diakses pada Senin, 21 Maret 2016 pukul
11.06 WIB. Hal. 5.
5 Ibid. Hal. 53
3

pada rapat ini juga akan ditentukan pembagian tugas liputan dan diskusi tentang rencana
foto dan gambar.
Selain rapat proyeksi, ada pula rapat checking atau pengecekan kembali yang
dilaksanakan pada hari Rabu. Pada rapat ini berita yang akan diterbitkan diperiksa
kembali. Hasil liputan dan informasi yang didapatkan akan diperiksa signifikansinya
untuk menjadi tulisan di edisi berikutnya. Rapat ini juga bertujuan untuk menentukan
sebuah berita akan menjadi laporan utama, laporan panjang, tulisan biasa, atau ditunda
untuk edisi berikutnya. Alasan berita yang telah ditulis ditunda penerbitannya karena
informasi yang dimiliki sifatnya eksklusif atau bahan yang dimiliki belum memadai.
Untuk memperoleh informasi yang akan ditulis pada Majalah Tempo, reporter
melakukan peliputan dengan cara reportase, wawancara dan riset. Hasil peliputan
nantinya ditulis oleh penulis yang bertugas. Setelah selesai barulah diserahkan kepada
redaktur pelaksana untuk melakukan penyuntingan. Setelah melalui proses penyuntingan,
tulisan akan diperiksa lagi oleh redaktur bahasa. Hal ini dilakukan untuk melihat kembali
dan memperbaiki penulisan kata, tanda baca, dan kesesuaian bahasa. Jika tulisan itu telah
dirasa benar dan sudah tidak ada kesalahan, tulisan akan diserahkan ke bagian desain
visual. Penyerahan ini bertujuan untuk menyesuaikan tulisan dengan gambar dan foto
yang telah dibuat dan diambil oleh fotografer dan disetujui oleh redaktur foto. Kesesuaian
tulisan dan visual ini menjadi tanggung jawab redaktur artistik. Setelah selesai di bagian
artistik, tulisan ini akan dibawa ke pemimpin redaksi untuk dilakukan pengecekan
terakhir. Apabila pada pengecekan ini tulisan sudah dirasa benar, maka proses akan
dilanjutkan ke proses percetakan.
Tahapan produksi berita Majalah Tempo bisa dilihat pada bagan berikut.6

6 Ibid. Hal. 54.


4

C. Tempo Interaktif
Prinsip Produksi Berita
Prinsip dalam melakukan produksi berita di Tempo Interaktif (Tempo.co) agaknya
sedikit berbeda dengan Tempo edisi cetak. Prinsip yang dipegang teguh dalam
memproduksi berita di Tempo.co adalah kecepatan. Mengingat kebutuhan terus menerus
akan informasi selama 24 jam menuntut Tempo.co untuk adaptif melihat isu dan
peristiwa yang terjadi. Berbeda ketika berbicara soal prinsip di produksi Tempo edisi
cetak yang mementingkan nilai berita. Apalagi tenggat waktu untuk memproduksi berita

dalam edisi cetak lebih longgar ketimbang edisi online.


Tahapan Produksi Berita
Dalam melakukan produksi berita, tahapan yang dilakukan tidak jauh berbeda
dari Tempo edisi cetak. Pertama kali perlu dilakukan rapat perencanaan. Di dalamnya,
isu-isu dikumpulkan di Tempo Newsroom. Setelahnya, kumpulan isu tersebut diolah
melalui proses reportase yang dilakukan oleh reporter. Hasil reportase tersebut masuk ke
dalam keranjang berita mentah. Di sana berlangsung proses pemilahan apakah berita akan
diterbitkan di edisi cetak atau online. Kemudian dilakukan proses verifikasi data dan

penulisan sehingga masuk ke keranjang berita matang. Barulah berita-berita tersebut


diterbitkan di edisi cetak atau online
Seperti yang dijelaskan pada poin sebelumnya, prinsip yang dipegang Tempo
interaktif adalah kecepatan. Hal ini menyebabkan tenggat waktu semakin berkurang.

Sumber : Penelitian yang dilakukan oleh Daru Priyambodo tentang Adaptasi Organisasi Newsroom dan
Proses Produksi Berita dalam Media Online berbasis Media Cetak (Studi Kasus TEMPO Newsroom)

Implikasinya, proses seleksi isu pada Tempo interaktif cenderung longgar.


D. Prinsip dan Tahapan untuk Media Konvensional
Pada umumnya tahapan atau alur produksi berita di semua media yang dimiliki Tempo
ialah sama. Hal itu dimulai dengan peliputan yang dilakukan oleh reporter yang dimiliki
Tempo. Untuk reporter yang berada di kantor pusat Jakarta, mereka bisa menuliskan sendiri
beitanya atau meminta penulis yang telah ditugaskan untuk menuliskannya. Berbeda dengan
wartawan yang berada di pusat, wartawan yang ditugaskan di daerah atau kontributor bisa
mengirimkan berita mereka melalui email ataupun menelepon wartawan pusat untuk
menuliskan beritanya. Berita-berita yang telah diliput dan ditulis ini nantinya masuk ke
Tempo Newsroom. Di sana, berita-berita akan diseleksi oleh staf redaksi dan kemudian
diterbitkan di beberapa platform berita milik Tempo seperti daring, koran, dan majalah.

Namun perbedaan yang terlihat dalam koran dan majalah adalah pada saat perumusan isu
yang akan diangkat. Pada Majalah, isu yang diangkat lebih dilihat kedalamannya sehingga
prinsip jurnalisme investigatif pada majalah memang berjalan. Ada sebuh perencanaan yang
matang pada pengusungan dan pemilihan isu pada majalah. Selain itu, pada proses produksi
berita di majalah juga dilaksanakan rapat checking untuk mengecek kembali berita yang ingin
dipublikasi. Majalah memiliki tahapan yang lebih komplek dibandingkan dengan koran. Hal
ini disebabkan oleh distribusi majalah yang dilakukan setiap minggu sedangkan koran setiap
hari.
E. Prinsip dan Tahapan untuk Media Konvensional dan New Media
Perbedaan prinsip produksi berita untuk media konvensional (cetak) dan new media
(online/ interaktif) adalah pada konsep kecepatan. Pada media konvensional, proses
penggodokan isu dapat dilakukan lebih lama karena tenggat waktunya lebih longgar. Namun,
di media online ada tuntutan untuk memperbarui berita setiap saat.
Perbedaan prinsip ini membawa implikasi pada proses gatekeeping. Tradisi di Tempo
lebih kuat di edisi cetak sehingga proses gatekeeping lebih berfokus di sana. Hal ini membuat
7

proses gatekeeping untuk media online tidak berjalan selancar di edisi cetak. Tak hanya itu,
masih rendahnya pemahaman tentang proses gatekeeping di media online sehingga tradisi
online masih belum terbentuk.7
Di Tempo, ada proses sosialisasi nilai-nilai berita yang Layak Tempo yang merupakan
kebijakan redaksi. Proses ini juga lebih berorientasi ke edisi cetak.

7 Daru Priyambodo. Adaptasi Organisasi Newsroom dan Proses Produksi Berita


dalam Media Online berbasis Media Cetak (Studi Kasus TEMPO Newsroom). Diakses
dari http://slideplayer.info/slide/3110351/# pada 22 Maret 2016 pukul 14.31.
8

Daftar Pustaka
Kristianti, Fransiska Mery. 2011. Jurnalisme Sastra Majalah Berita Mingguan Tempo pada
Kasus Rekening Perwira Polisi. Dimuat dalam laman http://ejournal.uajy.ac.id/2368/3/2KOM03080.pdf. Diakses pada Senin, 21 Maret 2016 pukul
11.06 WIB.
Manan, Abdul. 2015. Sejumlah Prinsip dalam Penulisan Berita. Dimuat pada laman
http://dokumen.tips/documents/sejumlah-prinsip-dalam-penulisan-berita.html. Diakses
pada Selasa, 22 Maret 2016 pukul 21.50 WIB.
Priyambodo, Daru. Adaptasi Organisasi Newsroom dan Proses Produksi Berita dalam Media
Online berbasis Media Cetak (Studi Kasus TEMPO Newsroom). Diakses dari
http://slideplayer.info/slide/3110351/# pada 22 Maret 2016 pukul 14.31.
Tempo. 2012. Laporan Tahunan 2012 PT Tempo Inti Media Tbk. Dimuat dalam laman
https://korporat.tempo.co/uploads/tentang/25a64e68e45d889dcc49fc41eed9df7c.pdf.
Diakses pada 22 Maret 2016 pukul 13.19 WIB.

Anda mungkin juga menyukai