Anda di halaman 1dari 4

SDG untuk Anak-Anak di Indonesia

Profil singkat provinsi: Nusa Tenggara Barat


1,7 juta anak-anak
Pendahuluan
Profil singkat provinsi ini menyajikan indikator-indikator prioritas dari seluruh
36% penduduk
Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDG) yang terkait anak,
berdasarkan survei nasional berbasis rumah tangga dan sumber
data lainnya. Profil ini melengkapi Laporan Baseline SDG tentang
Anak-Anak di Indonesia yang disusun oleh BAPPENAS dan UNICEF,
untuk mendukung pemantauan dan penyusunan kebijakan berbasis
bukti.
Provinsi Nusa Tenggara Barat, atau biasa disebut sebagai NTB,
termasuk provinsi dengan jumlah muda yang signifikan. Sebanyak
1,7 juta orang atau 36 persen dari total jumlah penduduk di provinsi
ini adalah anak-anak. Lebih dari empat di antara 10 anak tinggal
di daerah perkotaan. Diperlukan investasi strategis yang lebih Nusa Tenggara Barat
signifikan untuk anak-anak dalam rangka mempercepat pencapaian
SDG di provinsi ini.

TUJUAN 1 PENGENTASAN KEMISKINAN


Lebih dari 360.000 anak (20 persen) hidup di bawah garis Kondisi kemiskinan anak multidimensi di provinsi Nusa
kemiskinan provinsi pada tahun 2015 (Rp 10.331 per orang per hari). Tenggara Barat
Namun, lebih banyak rumah tangga yang berada dalam posisi rentan
dan hidup dengan pendapatan yang sedikit di atas garis kemiskinan.
80%
Selain itu, 65 persen anak mengalami deprivasi di dua dimensi Perkotaan
kemiskinan non-pendapatan atau lebih, dengan ketimpangan yang
mencolok antara wilayah perkotaan dan perdesaan.1 60%
Perdesaan
Persen Jumlah 40%
(juta) Rata-rata
nasional
Populasi di bawah garis kemiskinan nasional 17,1 0,8 20%
Nusa
Anak-anak < 18 di bawah garis kemiskinan nasional 20,5 0,4 65 Tenggara
0% Barat
Anak-anak < 18 di bawah dua kali garis kemiskinan 71,0 1,2

TUJUAN 2 PENGENTASAN KELAPARAN


Menerapkan praktik pemberian makan yang optimal sangat Prevalensi malnutrisi relatif tinggi, termasuk di wilayah perkotaan.
penting untuk menjaga keberlangsungan hidup, pertumbuhan, dan Sekitar 14 persen bayi lahir dengan berat badan rendah, dan 45
perkembangan anak. Tujuh dari 10 bayi di Provinsi NTB diberikan persen anak di bawah lima tahun mengalami stunting (tinggi badan
ASI eksklusif selama enam bulan pertama kehidupannya, yang rendah dibanding usia) pada tahun 2013.
merupakan angka tertinggi di Indonesia.

Ketimpangan berdasarkan tingkat pendapatan dalam hasil pemberian makanan dan gizi anak

100% Kuintil
terkaya
80%
Kuintil
60% termiskin

40% Rata-rata
nasional

20% Nusa
14 70 45 9 Tenggara
0% Barat
Berat lahir rendah ASI eksklusif Stunting pada anak Berat badan berlebih pada anak
TUJUAN 3 KESEHATAN DAN KESEJAHTERAAN
Meskipun sudah ada kemajuan, angka kematian anak masih sangat perbaikan, termasuk dalam hal peningkatan akses terhadap metode
tinggi. Untuk setiap 1.000 kelahiran hidup, 33 bayi yang baru lahir kontrasepsi modern.
meninggal pada bulan pertama kehidupan dan 75 meninggal
Pada tahun 2015, 80 persen anak-anak menerima tiga dosis vaksin
sebelum mencapai usia 5 tahun.
DTP yang dianjurkan, dan 90 persen mendapatkan vaksinasi
Sebagian besar perempuan dapat mengakses layanan persalinan campak, yang berarti di atas rata-rata nasional. Diperlukan upaya
dan 93 persen kelahiran dibantu oleh penolong persalinan terlatih. terus-menerus untuk mencapai dan mempertahankan cakupan
Ketimpangan antara wilayah perkotaan dan perdesaan telah imunisasi yang tinggi.
berkurang. Namun, layanan kesehatan reproduksi tetap masih perlu

Ketimpangan berdasarkan wilayah pada kesehatan ibu dan anak

Kebutuhan keluarga berencana 80


Kesehatan ibu dan

telah terpenuhi dengan metode 75


kontrasepsi modern
reproduksi

60
Persalinan di fasilitas
88
kesehatan

Kelahiran yang dibantu 40


penolong persalinan terlatih 93

20
Kesehatan anak

Cakupan imunisasi –
DPT3
80

Cakupan imunisasi – 75 33 75
90 0
campak
Angka kelahiran dari Angka kematian Angka Kematian
remaja (per 1.000 neonatal (per Balita (AKBa) per
0% 20% 40% 60% 80% 100% perempuan) 1.000 kelahiran 1.000 kelahiran
hidup) hidup

Perkotaan Perdesaan Rata-rata nasional Nusa Tenggara Barat

TUJUAN 4 PENDIDIKAN BERKUALITAS


Kesiapan anak untuk masuk sekolah dasar dapat ditingkatkan Ketimpangan berdasarkan tingkat pendapatan pada
dengan memasukkan anak ke program perkembangan anak usia angka penyelesaian sekolah
dini. Angka partisipasi dalam pembelajaran PAUD yang terorganisir
di kalangan anak usia 6 tahun mencapai 97 persen pada tahun 100% Kuintil
2015, meskipun banyak anak usia pra-sekolah sudah masuk terkaya
sekolah dasar. 80%

Provinsi NTB hampir mencapai akses universal pendidikan dasar. Kuintil


60%
termiskin
Namun, anak-anak dari rumah tangga termiskin berpeluang
jauh lebih rendah untuk menyelesaikan sekolah menengah 40%
Rata-rata
dibandingkan anak-anak dari keluarga yang paling kaya. nasional
20%
Kualitas pendidikan masih menjadi masalah utama. Hanya 39
97 76 55 Nusa
persen anak sekolah dasar mampu mencapai ambang batas 0% Tenggara
Sekolah Sekolah menengah Sekolah
nasional minimum dalam kemampuan membaca dan 19 persen dasar pertama menengah atas
Barat
anak dalam kemampuan matematika.

Persentase anak-anak yang masuk sekolah berdasarkan usia

Pendidikan
100% tinggi

80% Menengah atas

Menengah
60% pertama

40% Dasar

20% PAUD

0%
3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
Usia (pada awal tahun ajaran)
TUJUAN 5 KESETARAAN GENDER
Praktik perkawinan usia anak telah menurun. Di Provinsi NTB, 15 Ketimpangan berdasarkan tingkat pendapatan pada
persen perempuan usia 20–24 tahun sudah menikah atau hidup perkawinan usia anak
bersama sebelum berusia 18 tahun pada tahun 2015, yang berarti di
atas rata-rata nasional. Tingkat perkawinan usia anak lebih tinggi di
20% Kuintil
kalangan anak perempuan dari rumah tangga termiskin.
terkaya
Tidak ada data yang representatif tentang kekerasan terhadap
perempuan dan anak perempuan di tingkat provinsi. Namun, 15% Kuintil
data dari survei nasional menunjukkan bahwa jenis kekerasan termiskin
ini tersebar luas: Sebanyak 28 persen dari perempuan dan anak
perempuan yang pernah memiliki pasangan pernah mengalami 10% Rata-rata
nasional
kekerasan fisik, seksual dan/atau psikologis yang dilakukan oleh
mantan atau pasangan intimnya saat ini.
5% Nusa
Tenggara
Barat

15%
menikah 15
perempuan sebelum 0%
berusia Perkawinan usia anak

TUJUAN 6 AIR BERSIH DAN SANITASI


Pencapaian akses universal terhadap air minum, sanitasi, dan tinggi, baik di rumah tangga maupun sekolah.2
kebersihan sangat penting untuk mempercepat kemajuan di
Ketimpangan berdasarkan tingkat pendapatan dan tempat tinggal
bidang kesehatan, pendidikan, dan pengentasan kemiskinan. Pada
sangat mencolok, yang menunjukkan pentingnya mengintegrasikan
tahun 2015, sekitar setengah dari jumlah penduduk menggunakan
prinsip keadilan ke dalam kebijakan dan praktik. Sejumlah kemajuan
fasilitas sanitasi dasar di rumah, sementara seperempat masih
sudah dicapai melalui penerapan program sanitasi total berbasis
mempraktikkan BAB sembarangan. Hanya 45 persen sekolah
masyarakat.Ketimpangan berdasarkan tingkat pendapatan pada
sudah memiliki fasilitas toilet terpisah untuk laki-laki dan
akses air dan sanitasi.
perempuan. Cakupan sumber air minum yang layak sudah lebih

Ketimpangan berdasarkan tingkat pendapatan pada akses


terhadap air dan sanitasi
layanan
dengan air 82%
100% Kuintil dasar
terkaya
sekolah
80%
Kuintil Lingkungan sekolah
60% termiskin
Sekolah dengan layanan air dasar (%) 82
40% Rata-rata
nasional Sekolah dengan fasilitas sanitasi terpisah menurut jenis kelamin (%) 45
20% 25
71 53
Nusa Komunitas
Tenggara
0% Barat
Desa dan kelurahan yang menerapkan Sanitasi Total Berbasis
Air minum Sanitasi BAB 91
terlindungi dasar sembarangan Masyarakat (STBM) (%)

PERDAMAIAN, KEADILAN DAN


TUJUAN 16 KELEMBAGAAN YANG KUAT
Peningkatan cakupan pencatatan kelahiran perlu dipercepat: Ketimpangan berdasarkan tingkat pendapatan pada
pada tahun 2015, hanya 56 persen anak di bawah usia 5 tahun pencatatan kelahiran
telah memiliki akta kelahiran. Masih terdapat perbedaan besar
antara wilayah perkotaan dan perdesaan, dan berdasarkan status 80% Kuintil
kekayaan rumah tangga, yang disebabkan hambatan keuangan dan terkaya
ketersediaan pelayanan (supply-side barriers).
60%
Kuintil
Anak dalam tahanan masih menjadi bentuk hukuman yang termiskin
umum bagi anak yang melakukan tindak pidana, yang mana hal
40%
ini melanggar prinsip bahwa penahanan anak harus merupakan Rata-rata
pilihan terakhir. Di Provinsi NTB, seperempat dari seluruh anak yang nasional
ditahan belum mendapatkan putusan pengadilan. 20%
Nusa
Hanya ada sedikit atau tidak ada data sama sekali tentang masalah 56 Tenggara
0% Barat
perlindungan anak, seperti kekerasan terhadap anak maupun
Pencatatan kelahiran
perdagangan anak.
KARTU NILAI (SCORECARD) PROVINSI
Kartu nilai ini berisi ringkasan kinerja Provinsi NTB dalam beberapa Di sisi kanan tercantum peringkat Provinsi NTB untuk setiap
indikator SDG dibandingkan dengan provinsi-provinsi lain di indikator, yaitu antara peringkat 1 untuk kinerja tertinggi dan 34
Indonesia. Grafik di bawah ini menunjukkan nilai rata-rata Provinsi untuk kinerja terendah. Data menurut provinsi di Indonesia dibagi
NTB dan provinsi-provinsi dengan nilai tertinggi dan terendah untuk menjadi empat kuartil (biru tua untuk kuartil terbaik dan merah
tiap indikator. untuk kuartil terbawah).

atau Angka provinsi tertinggi Angka provinsi terendah Nusa Tenggara Barat
Titik panah mengarah ke arah kemajuan positif
Peringkat
(dari 34 provinsi)

Anak-anak di bawah
garis kemiskinan (%) 27
SDG 1

Deprivasi anak multidimensi (%) 16

ASI eksklusif (%) 1

SDG 2
Stunting pada anak (%) 32

Kebutuhan keluarga berencana


telah terpenuhi dengan metode 14
kontrasepsi modern (% perempuan)

Kelahiran dibantu penolong


persalinan terlatih (%)
12
SDG 3
Kematian neonatal
(per 1.000 kelahiran hidup) 32

Cakupan imunisasi lengkap (%) 8

Kemampuan minimal
dalam matematika (%) 22
SDG 4
Kemampuan minimal
dalam membaca (%) 24

Perkawinan usia anak (%) 22


SDG 5

Air minum yang layak(%) 17


SDG 6

Sanitasi dasar (%) 20

SDG 16 Pencatatan kelahiran (%) 27

0 20 40 60 80 100

Keterangan warna: Kuartil terbaik (1–8) Kuartil kedua (9–17) Kuartil ketiga (18–25) Kuartil terbawah (26–34)

Catatan
Sumber: S
 urvei rumah tangga nasional (SUSENAS, RISKESDAS, SDKI) dan data administratif (Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Kementerian
Kesehatan). Informasi detil tentang sumber data dan definisi indikator tersedia online di: https://sdg4children.or.id
1 Kemiskinan anak multidimensi didefinisikan sebagai anak-anak yang mengalami deprivasi pada setidaknya dua dimensi berikut: pangan dan gizi; kesehatan;
pendidikan; perumahan; air dan sanitasi; dan perlindungan.
2 Saat ini, Indonesia masih belum memiliki data nasional yang representatif tentang kualitas air yang dapat digunakan untuk menghitung indikator SDG terkait
penggunaan layanan air minum yang dikelola secara aman. Namun setidaknya telah digunakan indikator proxy dalam menyusun baseline data untuk SDG 6.
Untuk informasi lebih lanjut, hubungi kami di: jakarta@unicef.org

Anda mungkin juga menyukai