Ketimpangan berdasarkan tingkat pendapatan dalam hasil pemberian makanan dan gizi anak
100% Kuintil
terkaya
80%
Kuintil
60% termiskin
40% Rata-rata
nasional
20% Nusa
14 70 45 9 Tenggara
0% Barat
Berat lahir rendah ASI eksklusif Stunting pada anak Berat badan berlebih pada anak
TUJUAN 3 KESEHATAN DAN KESEJAHTERAAN
Meskipun sudah ada kemajuan, angka kematian anak masih sangat perbaikan, termasuk dalam hal peningkatan akses terhadap metode
tinggi. Untuk setiap 1.000 kelahiran hidup, 33 bayi yang baru lahir kontrasepsi modern.
meninggal pada bulan pertama kehidupan dan 75 meninggal
Pada tahun 2015, 80 persen anak-anak menerima tiga dosis vaksin
sebelum mencapai usia 5 tahun.
DTP yang dianjurkan, dan 90 persen mendapatkan vaksinasi
Sebagian besar perempuan dapat mengakses layanan persalinan campak, yang berarti di atas rata-rata nasional. Diperlukan upaya
dan 93 persen kelahiran dibantu oleh penolong persalinan terlatih. terus-menerus untuk mencapai dan mempertahankan cakupan
Ketimpangan antara wilayah perkotaan dan perdesaan telah imunisasi yang tinggi.
berkurang. Namun, layanan kesehatan reproduksi tetap masih perlu
60
Persalinan di fasilitas
88
kesehatan
20
Kesehatan anak
Cakupan imunisasi –
DPT3
80
Cakupan imunisasi – 75 33 75
90 0
campak
Angka kelahiran dari Angka kematian Angka Kematian
remaja (per 1.000 neonatal (per Balita (AKBa) per
0% 20% 40% 60% 80% 100% perempuan) 1.000 kelahiran 1.000 kelahiran
hidup) hidup
Pendidikan
100% tinggi
Menengah
60% pertama
40% Dasar
20% PAUD
0%
3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
Usia (pada awal tahun ajaran)
TUJUAN 5 KESETARAAN GENDER
Praktik perkawinan usia anak telah menurun. Di Provinsi NTB, 15 Ketimpangan berdasarkan tingkat pendapatan pada
persen perempuan usia 20–24 tahun sudah menikah atau hidup perkawinan usia anak
bersama sebelum berusia 18 tahun pada tahun 2015, yang berarti di
atas rata-rata nasional. Tingkat perkawinan usia anak lebih tinggi di
20% Kuintil
kalangan anak perempuan dari rumah tangga termiskin.
terkaya
Tidak ada data yang representatif tentang kekerasan terhadap
perempuan dan anak perempuan di tingkat provinsi. Namun, 15% Kuintil
data dari survei nasional menunjukkan bahwa jenis kekerasan termiskin
ini tersebar luas: Sebanyak 28 persen dari perempuan dan anak
perempuan yang pernah memiliki pasangan pernah mengalami 10% Rata-rata
nasional
kekerasan fisik, seksual dan/atau psikologis yang dilakukan oleh
mantan atau pasangan intimnya saat ini.
5% Nusa
Tenggara
Barat
15%
menikah 15
perempuan sebelum 0%
berusia Perkawinan usia anak
atau Angka provinsi tertinggi Angka provinsi terendah Nusa Tenggara Barat
Titik panah mengarah ke arah kemajuan positif
Peringkat
(dari 34 provinsi)
Anak-anak di bawah
garis kemiskinan (%) 27
SDG 1
SDG 2
Stunting pada anak (%) 32
Kemampuan minimal
dalam matematika (%) 22
SDG 4
Kemampuan minimal
dalam membaca (%) 24
0 20 40 60 80 100
Keterangan warna: Kuartil terbaik (1–8) Kuartil kedua (9–17) Kuartil ketiga (18–25) Kuartil terbawah (26–34)
Catatan
Sumber: S
urvei rumah tangga nasional (SUSENAS, RISKESDAS, SDKI) dan data administratif (Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Kementerian
Kesehatan). Informasi detil tentang sumber data dan definisi indikator tersedia online di: https://sdg4children.or.id
1 Kemiskinan anak multidimensi didefinisikan sebagai anak-anak yang mengalami deprivasi pada setidaknya dua dimensi berikut: pangan dan gizi; kesehatan;
pendidikan; perumahan; air dan sanitasi; dan perlindungan.
2 Saat ini, Indonesia masih belum memiliki data nasional yang representatif tentang kualitas air yang dapat digunakan untuk menghitung indikator SDG terkait
penggunaan layanan air minum yang dikelola secara aman. Namun setidaknya telah digunakan indikator proxy dalam menyusun baseline data untuk SDG 6.
Untuk informasi lebih lanjut, hubungi kami di: jakarta@unicef.org