PENERIMA RADIO
FM Stereo
Þ OHP
Þ Transparan
Þ PT
Þ Model ring modulator, FG, CRO
Kepustakaan
Keterangan
FM Stereo
Prinsip pengiriman stereo
f
L + R
L- R L- R
0 ,03 15 19 2 3 38 53 f (k Hz )
Terjadinya sinyal multiplek stereo
UR
+UR - UR
t
UL
UL UL
t
UT
UL + R UT UL - R
t t
UM
UL + R
UM
t
UM PX
Dekoder Stereo
- Matrik
- Saklar
- PLL
- Sampul
Pembagian tahap Mengajar Metode Alat bantu Waktu
Pengajaran Mengajar
1. Motivasi
FM Stereo (bagian 1)
1.1.Demonstrasi Dem Penerima 5’
FM Stereo
1.2.Menjelaskan tujuan pelajaran C 5’
2. Elaborasi
1.3.Membicarakan prinsip pengiriman stereo
C/T/J OHP, trans 20’
1.4.Membicarakan spektrum frekuensi sinyal multipleks stereo C/T/J 25’
OHP, trans
1.5.Membicarakan pembangkitan sinyal multipleks stereo C/T/J 25’
OHP, trans,
PT
3. Konsolidasi
1.6.melengkapi lembar latihan MLL LL 15’
1.7.Tanya jawab T/J 20’
4. Evaluasi
1.8.Latihan Soal Latihan Soal LL 20’
Halaman:
0-4
Pembagian tahap Mengajar Metode Alat bantu Waktu
Pengajaran Mengajar
1. Motivasi
FM Stereo (bagian 2)
1.1.Mengingatkan pembicaraan bagian 1 C - 5’
1.2.Menjelaskan tujuan pelajaran C 5’
2. Elaborasi
1.3.Membicarakancara kerja dekoder stereo
C/T/J OHP, trans 15’
1.4.Dekoder matrik C/T/J 15’
OHP, trans
1.5.Dekoder sakalar C/T/J 20’
OHP, trans
1.6.Dekoder PLN C/T/J 20’
OHP, trans
1.7.Dekoder sampul C/T/J 20’
OHP, trans
3. Konsolidasi
1.8.melengkapi lembar latihan MLL LL 15’
1.9.Tanya jawab T/J 20’
4. Evaluasi
1.10.Latihan Soal Latihan Soal LL 20’
Halaman:
0-5
Tambahan / Lampiran
DEMONSTRASI
FM Stereo
Tujuan
- membandingkan penangkapan siaran stereo dengan mono
Alat
- Pesawat penerima FM Stereo
Langkah kerja
- Tangkaplah sebuah siaran FM Stereo
- Ubah-ubahlah mode stereo - mono berganti-ganti
- Perhatikan perubahan suaranya
Hasil
- Mono = suara mengumpul ditengah
- Stereo = suara menyebar dari speaker kanan sampai speaker kiri
Halaman:
0-6
TEKNIK RADIO
PENERIMA RADIO
FM Stereo
FM Stereo (Bagian 1)
Prinsip pengiriman stereo
pe m a nc a r pe ne rim a
ka na n ka na n
pe m a nc a r pe ne rim a
k iri k iri
Gambar menunjukkan prinsip pengiriman stereo dengan jalan terpisah. Untuk penghematan maka
dikembangkan suatu modulasi dimana informasi kiri dan kanan dipancarkan melalui pemancar dengan
sebuah jalur frekuensi
Halaman:
1-1
pe m baw a ba nt u 38 k Hz
Pe m baw a utam a pada
j a lur FM (88 - 108 M Hz )
S inya l Mo no U L + R
S inya l ta m ba ha n U L - R
Karena tidak semua pesawat penerima FM semuanya stereo maka pemancar harus mengirimkan
SINYAL MONO UL + UR (KOMPATIBELITAS).Untuk keperluan stereo dikirimkan sinyal TAMBAHAN
STEREO UL - UR untuk memperoleh kembali sinyal informasi kiri dan kanan.
p e ny im p an g an
10 0 %
p eny im p an g an 90
U L - UR
f
U L - UR
45
UL + U R
UL + U R
U L - UR UL - U R
0 ,0 3 15 19 2 3 38 53 f (k Hz )
UL + UR= Sinyal utama, sinyal mono, sinyal kompatibel dengan lebar band 30 Hz - 15 kHz dan
amplitudonya 45% dari keseluruhan
UL - UR= Sinyal perbedaan antara sinyal UL dan UR yang membentuk band sisi dari modulasi
amplitudo dengan pembawa bantu yang ditekan fT = 38 kHz. Lebar band 30 kHz - 15 kHz
SINYAL MODULASI AMPLITUDO 38 kHz = sinyal tambahan stereo dengan lebar band 23 kHz - 53
kHz
SINYAL 38 kHz = Pembawa bantu yang amplitudonya ditekan hingga kurang dari 1% dari keseluruhan
f, untuk menghindari modulasi lebih
SINYAL 19 kHz = Sinyal pemandu dengan amplitudo sebesar 10% dari seluruh f untuk sinkronisasi
dekoder stereo dalam pesawat penerima
Keseluruhan sinyal disebut SINYAL MULTIPLEKS STEREO, untuk memodulasi sinyal dalam band
frekuensi VHF BAND II antara 87,5 MHz -104 MHz dengan cara modulasi frekuensi FM. Misalnya
pada kanal 50 dengan frekuensi 102,00 MHz . Jika f = ± 75 kHz (untuk kuat suara) maka lebar band
untuk stereo adalah B » ± 75 kHz + 53 kHz = ± 120 kHz = 256 kHz.
Halaman:
1-2
Pembangkitan sinyal multipleks stereo
Gambar blok :
19 G
38 19 kHz
38 k Hz 19 kHz
m at rik s inyal pe m and u
UL - UR
L
pem an
AM
R U M PX car FM
U L + UR
s inyal m ult ip le ks
UL U L+ U R
UL - UR UR
UL R2 R5
U L- UR
UL
R3 UR
2 UR U L + UR UR
R4
UL + R misalkan :
t
Sinyal tebal pada gambar atas adalah hasil
jumlahnya
penjumlahan (Addition)
UL - R
pengurangan (Substraction)
Halaman:
1-3
Modulasi amplitudo dengan pembawa yang ditekan
untuk modulasi dengan pembawa yang ditekan dapat digunakan modulator push pull seperti
modulator ring.
D1
T1 T2
Ui D3 UM
D4
D2
T3
UT
cara kerja :
T1 T2
D1
Ui UM
D2
UT
Ui UM
T1 T2
D4
D3
Ui UM
Dioda D1 dan D2 hidup saat tegangan U T POSITIP, maka tegangan Ui dilalukan ke keluaran. Saat
tegangangan UT negatip D3 dan d4 hidup, maka tegangan Ui dilalukan ke keluaran dengan polaritas
yang terbalik. Setiap UT berbalik polaritas maka tegangan keluaraanya pun akan BERBALIK.
Ditengah-tengah terdapat lompatan pasa, karena getaran negatip belum berpindah ke positip tetapi
diikuti bagian negatip lagi. Hal ini terjadi saat sinyal HF dan LF BERSAMA-SAMA MELEWATI GARIS
NOL.
Halaman:
1-4
Terjadinya sinyal multipleks stereo
UR
+UR - UR
t
UL
UL UL
t
UT
UL + R UT UL - R
t t
UM
UL + R
UM
t
UM PX
sinyal multipleks stereo terdiri dari :SINYAL MONO (U L + UR). SINYAL TAMBAHAN STEREO (U M)
DAN SINYAL PEMANDU ( 19 kHz)
Halaman:
1-5
FM Stereo (bagian 2)
Dekoder Stereo
Untuk memperoleh kembali sinyal kanan dan kiri, pada pesawat penerima setelah demodulator
dipasang Dekoder stereo
U M PX R
T UNER
D E M O D U LA T O R DEKO DER
L
Dekoder matrik :
U L+ U R
30 Hz- 15 k
UL
U UL- U R
M PX UM
MA T R IK
UR
2 3 - 53 k Hz
U f UT
P
2f
19 k Hz
UL- U R
UL- U R 0 -( UL- U R )
R3
2 UL
180
R1
2 UR
R2 R4
U L+ U R
UL + UR + (UL - UR) = 2 UL
UL + UR - (UL - UR) = 2 UR
Halaman:
1-6
Dekoder saklar :
UL
30 - 53 kHz
U U f UT
M PX P
2f
19 kHz
UR
U U
UL UR
t t
38 k Hz 38 k Hz
T1 T2
U M PX T3
Saklar elektronika
Transistor T1 dan T2 hidup dan mati bergantian dalam irama 38 kHz. Sinyal multipleks yang
diletakkan pada basis T3 bergantian pula berada dijalur keluaran.
UM PX
UL
UR
Halaman:
1-7
Dekoder saklar PLL
Didalam dekoder stereo didapatkan kembali frekuensi pembawa 38 kHz. Posisi pasa antara frekuensi
pemancar, yang diberikan malalui sinyal pemandu 19 kHz, dengan frekuensi yang dibangkitkan dalam
pesawat radio harus SAMA. maka digunakanlah rangkaian PLL (Phase Locked Loop = lingkaran
pengunci fasa)
G
fe
fa
V CO
Rangkaian PLL terdiri dari osilator yang dikendalikan oleh tegangan (VCO), yang disinkronisasikan
dengan frekuensi yang masuk.
UA UA
UB
UB
UA
t
UB
UL
UB T1
UA
UB
t
UL
UB
UA t
UB UB
UB T1
t
UL
Cara kerja pembanding pasa, UA adalah tagangan dengan frekuensi seharusnya, UB adalah tegangan
dengan frekuensi yang terjadi dari VCO. Jika pergeseran pasa j = 90° maka UL mempunyai tegangan
bagian positip dan negatip yang sama. Dan melalui rangkaian filter tegangan ini menjadi nol volt. Jika
pergeseran paha j lebih besar atau lebih kecil dari 90° maka akan terdapat tegangan negatip atau
positip setelah di filter. Tegangan ini untuk mengatur VCO hingga sefasa.
Halaman:
1-8
4 UL
U M PX 2
4 ,7 u F
5 UR
P E M B E BA S
820 p F 22 n F
.2 2 u F .4 7 u F
11 13
3 k3
12
P E LA L U BA W A H
19 kHz
f2 2
O
f2
f1 G
2 14
f2 2
19 kHz
f1 V CO
O
f2
S N 76 115 15 k
76 kHz C 44 8
M C 13 10 P 470 pF
CA 13 10 E 10 k
X C 13 10
P E NA LA V C O
7 9 8 6 1
.2 2 u F + UB
SA K LA R
M O N O/ST E R E O
+ UB
Pendekoderan sinyal stereo dicapai dengan dua saklar elektronik, yang bekerja dalam irama 38 kHz.
Penalaan frekuensi 76 kHz oleh rangkaian RC pada kaki 14. Frekuensi 76 kHz, oleh flip-flop dibagi
menjadi 38 kHz dan 19 kHz.
Pembanding pasa yang ke 2 bertugas untuk mengenal adanya penerimaan stereo atau mono.
Tegangan yang dihasilkan malalui sebuah penguat untuk membebaskan dekoder stereo unuk bekerja
dan menghidupkan lampu penampil stereo.
Selain pengoperasian mono secara otomatis, jika sinyal yang diterima TANPA PEMANDU 19 kHz
maka dekoder stereo bekerja dalam posisi mono, dapat pula secara manual. Pensaklaran malalui kaki
8
Halaman:
1-9
Dekoder kurva sampul
UL
f
UM PX 19 k Hz 2 .f 3 8 k Hz
UR
3 0 Hz - 5 3 k Hz
Sinyal multipleks stereo dilewatkan dalam dua jalur. Satu jalur harus melewati palalu 19 kHz, sehingga
hanya sinyal PEMANDU STEREO 19 kHz yang dilewatkan.
Oleh pengganda frekuensi sinyal 19 kHz frekuensi sinyal 19 kHz digandakan frekuensinya menjadi 38
kHz. Kemudian malalui pelalu 38 kHz sehingga hanya sinyal berfrekuensi 38 kHz saja yang lewat.
Sinyal ini digabungkan dengan sinyal multipleks yang melewati jalur yang lain sehingga diperoleh
getaran yang termodulasi amplitudo malalui sinyal L + R dan L + R .
Pasa kurva sampul bergeser sekitar 180°, pada pencampuran sinyal multipleks dengan pembawa
bantu diperoleh kurva sampul yang berlainan, masing-masing
( L + R ) + ( L - R ) = 2L
( L + R ) - ( L - R ) = 2R
38 kHz 38 kHz
19 kHz
1n2
2uF 20nF
D2 800 p F
5 00 p F
L3
10 n F
56 k R
T3
D3 A C 122
L1 10 n F
200
L2
T1
A F138 6 k8 T2 56 k L
UM PX
A C 122
10 k 6 k2
2uF 5 k6
22 k
50 u F 22 n F 500 p F 80 0 p F
D1 5uF
20 0 u F
-U B +U B
Halaman:
1-10
Latihan
1 Jelaskan bagaimana kita dapat mengkait sinyal komposisi stereo dalam pemancar ?
2 a. Gambarkan spektrum frekuensi sinyal komposisi status dari proses multipleks status dimana :
Frekuensi sinyal informasi 30 Hz - 12 kHz
4 Bagaimana cara mendapatkan kembali sinyal L dan R dari pemancar FM stereo agar kita dengar
kembali didalam penerima radio
Halaman:
2-1
Jawaban
7 a.
p e ny im p an g an
10 0 %
p eny im p an g an 90
U L - UR
f
U L - UR
45
UL + U R
UL + U R
U L - UR UL - U R
0 ,0 3 15 19 2 3 38 53 f (k Hz )
Spektrum frekuensi sinyal komposisi stereo
(fi = 12 kHz)
b. Frekuensi maksimum sinyal komposisi (F comp)
= f Sub +fi
= 38 + 12 = 50 kHz
8 Untuk FM stereo
Sinyal diferensinya berupa sinyal komposisi (F comp)
Jadi lebar Band stereo ( B )
Bst = 2 (Df + F comp)
= 2 ( 70+ 50)
= 240 kHz
9 Pada penerima radio FM stereo perlu kita lengkapi dengan Dekoder Stereo yang berfungsi untuk
memisahkan kembali sinyal L da R dari sinyal komposisi stereo.
10 a. Dekoder Matrik
b. Dekoder Sakelar
c. Dekoder PLL
d. Dekoder Kurva Sampul
Halaman:
3-1
Transparan
Halaman:
4-1