MODUL PERKULIAHAN
W142100028 -
Praktikum
Dasar
Telekomunikasi
Enkoder Stereo MPX
Abstrak Sub-CPMK
I. Tujuan
II. Pendahuluan
Dari perkembangan dunia audio yang demikian pesat, lahirlah sistem audio stereo yang
dianggap oleh sementara orang hampir menyamai suara aslinya (hi fidelity). Hal ini turut
mempengaruhi juga perkembangan sistem komunikasi, terutama komunikasi radio siaran
(broadcast).
Sesuai dengan laju perkembangan tersebut maka pada stasiun siaran yang tadinya
menggunakan sistem modulasi AM, beralih ke sistem modulasi FM mono dan kemudian
meningkat lagi menjadi sistem modulasi FM stereo.
Seperti diketahui, perangkat pemancar hanya akan memproses satu sinyal informasi
yang akan dimodulasikan pada frekuensi pembawa. Oleh karena itu, apabila sinyal
yang akan diproses terdiri atas dua sinyal informasi (stereo), kedua sinyal tersebut
harus diproses terlebih dahulu menjadi satu sinyal saja. Salah satu teknik yang dipakai
dalam pemrosesan ini adalah dengan cara multiplekser, yaitu suatu rangkaian yang
berfungsi untuk mengkonversikan dua buah sinyal audio (kiri/kanan − left/right)
menjadi satu sinyal saja. Untuk mendapatkan sinyal yang diharapkan, suatu proses
yang biasa dinamakan matriks harus dilaksanakan.
Pada percobaan ini akan dibahas proses perubahan sinyal audio stereo menjadi
sinyal matriks.
Seperti digambarkan di atas, dua kanal (channel) dari sumber suara masuk melalui preemphasis
yang berfungsi menaikkan tanggapan frekuensi (frequency response) di atas 3 kHz dari sinyal
audio dan memperbaiki perbandingan sinyal ke derau (signal-to-noise ratio). Keluaran dari pre-
emphasis ini masuk ke rangkaian matriks menghasilkan dua keluaran, penjumlahan (L+R)
dan selisih (L-R). Sinyal (L+R) merupakan sinyal transmisi mono yang diterima oleh radio
FM mono bila menerima siaran dari transmisi stereo. Sinyal lainnya, yaitu (L-R) ini diproses
pada demodulasi stereo pada radio penerima FM stereo, yaitu sinyal (L-R) akan
dijumlahkan dengan sinyal (L+R). Penjumlahannya menghasilkan sinyal “L”,
pengurangannya menghasilkan sinyal “R”.
Masukan ke rangkaian Matriks
L= 1kHz
R= 3kHz
Sinyal sub-pembawa sebesar 19 kHz sebagai pilot pada sistem stereo ini dimasukkan ke
rangkaian penjumlah dengan tingkat (level) sekitar 10% dari tingkat (L+R) dan (L-R), serta
disisipkan di antara puncak sinyal (L+R) dan di bawah sinyal (L-R), sehingga posisinya
cukup jauh dari masing-masing sinyal tersebut. Hal ini dimaksudkan agar tidak terjadi
kesulitan dalam proses penerimaan sinyalnya di radio penerima.
Multipleks FM stereo yang diuraikan di atas, adalah standard yang ditetapkan oleh Federal
Communications Commission (FCC). Dalam system multipleks stereo di Amerika, Sinyal
SCA (Subsidiary Communications Authorization) juga dapat dipancarkan secara
bersamaan, yaitu sinyal yang ada diumpankan ke keluaran penjumlah (adder).
SCA memakai sub-pembawa frekuensi 67 kHz, yang dimodulasikan secara FM hingga
kedalaman ± 7,5 kHz. Dengan demikian jalur frekuensinya akan menempati rentang
frekuensi dari 59,5 hingga 74,5 kHz. Bila SCA dipancarkan juga, untuk mengurangi modulasi
lebih (over-modulation) pembawa utama, amplitudo sinyal-sinyal penjumlahan dan
pengurangan harus dikurangi, umumnya dikurangi 10%.
Komponen (L+R) menempati bagian yang terbawah hingga sekitar 15 kHz dari spektrum,
dan menghasilkan kompatibilitas dengan radio penerima FM mono.
Komponen (L-R) diubah menjadi sinyal jalur sisi ganda dengan pembawa tertindas
(double side band suppressed carrier) dengan frekuensi 38 kHz. Sinyal pembawa ini
ditindas untuk menjaga batas deviasi total pemancar.
Pada radio penerima FM, sinyal pembawa (carrier) 38 kHz ini diperoleh kembali dengan
III.Peralatan
Utama : Panel Power Supply PTE – 018 – 06
Panel Stereo MPX Enkoder PTE – 018 – 01
Pendukung : Osiloskop
Pencacah frekuensi (Frequency Counter)
Generator Fungsi
Multimeter
1. Jelaskan proses stereo dan cara kerja rangkaian encoder multiplexer stereo!
1. Pudak Scientific