MODUL PERKULIAHAN
Kendali Proses
Transfer Function
Transfer Function atau kita artikan sebagai Fungsi Alih, merupakan suatu fungsi
yang berada didalam sebuah sistem. Kita bisa melihat kembali gambar 5.1 diatas, bahwa
G adalah diagram blok dari transfer function, sehingga output dihasilkan dari perkalian
antara input dengan transfer function. Karenanya dengan matematika sederhana kita
dapat katakana bahwa transfer function adalah perbandingan antara Output dibagi
dengan Input.
𝑼 = 𝑰𝒏𝒑𝒖𝒕
𝒀 = 𝑶𝒖𝒕𝒑𝒖𝒕
𝒀
𝑮 = 𝑻𝒓𝒂𝒏𝒔𝒇𝒆𝒓 𝑭𝒖𝒏𝒄𝒕𝒊𝒐𝒏 =
𝑼
Transfer function (G) mempunyai dua unsur gain, yaitu steady state gain yang sifatnya
statik, dan dynamic gain yang sifatnya dinamik. Unsur dynamic gain muncul karena
2021 Pengolahan Sinyal Digital Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
2 Oki Teguh Karya, S.Pd, M.T http://pbael.mercubuana.ac.id/
elemen proses mengandung unsur kelamabatan. Oleh karena itu, bentuk transfer function
elemen proses hampir pasti berbentuk persamaan matematik fungsi waktu yang ada
dalam wujud persamaan differensial. Persamaan differensial adalah persamaan yang
menyatakan adanya kelambatan antara input – ourput suatu elemen proses. Semakin
banyak pangkat persamaan differensial, semakin lambat dinamika proses.
Sebuah elemen proses kemudian dinamakan proses orde satu (first order process)
karena persamaan differensialnya ber Pangkat satu. Dinamakan proses orde dua (second
order process) karena differensialnya berpangkat dua. Dinamakan proses orde banyak
(higherorder process) karena differensialnya berorde banyak. Pangkat persamaan dalam
differensial mencerminkan jumlah kapasitas yang ada di elemen proses.
Kecepatan respon variabel keluaran selama periode transisi, sebelum tercapai steady-
state, tergantung pada besar kapasitas dan hambatan aliran yang memasuki komponen
penyimpan. Sistem orde satu hanya memiliki satu komponen penyimpan energi dan/atau
massa. Sistem First Orde dimodelkan dengan persamaan diferensial sebagai berikut:
𝑑𝑦
𝑇𝑝 + 𝑦 = 𝐾𝑝 𝑢 Eq.5.1
𝑑𝑡
dengan :
𝑢 = masukan sistem
𝑦 = keluaran sistem
𝑇𝑝 = konstanta waktu sistem, dan
𝐾𝑝 = steady state gain
Dalam sistem kontrol kita merubah persamaan diferensial menjadi bentuk s melalui
transformasi Laplace. Sehingga jika Eq.5.1 diatas ditransformasikan kedalam bentuk s-
Plane dengan transformasi Laplace, maka berubah menjadi:
𝑇𝑝 𝑌𝑠 + 𝑌 = 𝐾𝑝 𝑈 Eq.5.2
2021 Pengolahan Sinyal Digital Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
3 Oki Teguh Karya, S.Pd, M.T http://pbael.mercubuana.ac.id/
𝑑𝑦⁄
Pada persamaan Eq.5.2 diatas dapa terlihat transformasi Laplace merubah 𝑑𝑡 → 𝑌𝑠,
kemudian 𝑦 → 𝑌 dan 𝑢 → 𝑈 dengan tidak merubah konstanta 𝑇𝑝 dan 𝐾𝑝 . Sehingga bentuk
Transfer Function nya adalah:
𝑌 𝐾𝑝
𝐺= = Eq.5.3
𝑈 𝑇𝑝 𝑠+1
Konstanta Waktu 𝑻𝒑 Waktu yang diperlukan oleh variabel keluaran sistem dinamik untuk
mencapai 63,2% dari nilai akhirnya yang dihitung dari kondisi awal, jika masukan berubah
sebagai fungsi step. Besaran ini menunjukkan seberapa cepat waktu yang digunakan
untuk mencapai steady-state baru. Sehingga konstanta waktu menjadi ukuran
keterlambatan. Semakin besar konstanta waktu (𝑇𝑝 ), berarti semakin besar komponen
penyimpan massa/energi dan respon variabel keluaran semakin lambat
Gain Proses (𝑲𝒑 ). Steady-state gain, static-gain atau gain saja menunjukkan besar
perubahan variabel keluaran terhadap masukan setelah tercapai steady-state baru.
Sehingga steady-state gain menunjukkan karakteristik statik dan menjadi ukuran
kepekaan (sensitivitas).
Sistem orde satu (first-orde lag) biasa ditulis dengan PT1 yang berati sistem proporsional
dengan keterlambatan. Banyak proses di industri dapat dimodelkan sebagai sistem orde
satu.
Gambar 5.2 Diagram blok dan respon step sistem orde satu
Sebagai ilustrasi diperlihatkan pada gambar dibawah. Suhu cairan dalam tangki dapat
diatur melalui keran pencampur. Selain tergantung pada volume tangki, suhu cairan juga
hanya dapat berubah secara berangsur setelah bukaan keran air panas diubah.
2021 Pengolahan Sinyal Digital Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
4 Oki Teguh Karya, S.Pd, M.T http://pbael.mercubuana.ac.id/
Gambar 5.3 Sistem orde satu dengan suhu sebagai variabel keluaran
𝑌 𝐾𝑝
𝐺= = Eq.5.6
𝑈 𝑇𝑝2 𝑠 2 +2𝑇𝑝 ζp 𝑠+1
Pada sistem Orde dua ini terbagi menjadi 4 (empat) tipe yang ditentukan oleh faktor
redaman (𝜁𝑝 ). Dimana Tipe 1 jika nilai redaman 𝜁𝑝 = 1 disebut redaman kritik atau jika
𝜁𝑝 > 1 sangat teredam. Tipe 2 jika nilai redaman 0 < 𝜁𝑝 < 1 disebut Teredam, Tipe 3
ketika 𝜁𝑝 = 0, disebut osilasi kontinyu, terakhir Tipe 4 𝜁𝑝 < 0, maka disebut Tidak
Stabil.
2021 Pengolahan Sinyal Digital Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
5 Oki Teguh Karya, S.Pd, M.T http://pbael.mercubuana.ac.id/
Gambar 5.5 Terdapat 4 (empat) Respon step pada sistem orde dua
Laju alir masuk ke tangki ke-2 tergantung pada perbedaaan kedua tinggi air. Artinya,
kecepatan perubahan tinggi air tangki-2 tergantung pada tinggi air tangka ke-1, begitu
juga sebaliknya.
2021 Pengolahan Sinyal Digital Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
6 Oki Teguh Karya, S.Pd, M.T http://pbael.mercubuana.ac.id/
untuk sistem tanpa interaksi, Laju alir air ke tangka ke-2 hanya dipengaruhi tinggi air
tangka ke-1. Tinggi air tangka ke-2 tidak mempengaruhi kecepatan perubahan tinggi air
pada tangka ke-1.
Dead Time
Dead Time atau Waktu Mati adalah waktu antara aksi pada masukan dan munculnya
reaksi pada keluaran. Salah satu contoh, aliran cairan melalui pipa dengan luas
penampang A dan panjang L. Aliran cairan dari satu tangki ke tangki lain dianggap
sebagai dead time, Waktu mati memiliki model matematika sebagi berikut:
𝑦(𝑡) = 𝑢(𝑡 − 𝜃𝑝 ) Eq.5.7
2021 Pengolahan Sinyal Digital Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
7 Oki Teguh Karya, S.Pd, M.T http://pbael.mercubuana.ac.id/
Sistem Orde Tinggi
Rangkaian sistem dinamik biasanya memiliki banyak elemen dinamik yang terhubung
secara rumit. Akibatnya sistem demikian merupakan sistem kompleks dan memiliki orde
tinggi. Sebagai contoh, kolom distilasi yang berjumlah 50 tahap memiliki 50 elemen
dinamik. Apabila masing-masing elemen dibuat neraca massa dan energinya, maka
diperoleh 100 persamaan model matematika dalam bentuk persamaan diferensial sistem
orde satu. Hubungan seri ke-50 elemen dinamik tersebut, menghasilkan model
matematika persamaan massa dan energi masing-masing dengan orde 50. Karena
kerumitan sistem orde tinggi, maka kemudian dibuat pendekatan sebagai usaha
penyederhanaan. Pendekatan dapat dilakukan dengan mengangggap sistem orde tinggi
sebagai hubungan seri waktu mati dan sistem orde satu yang juga dikenal dengan
FOPDT (First Orde Plus Dead Time). Apabila satu konstanta waktu elemen dinamik jauh
lebih besar (dominan), maka konstanta waktu yang lain menghasilkan waktu mati.
2021 Pengolahan Sinyal Digital Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
8 Oki Teguh Karya, S.Pd, M.T http://pbael.mercubuana.ac.id/
Gambar 5.11 Relasi input/output pada SIstem FOPDT disekitar nilai steady nominalnya
Sebelum membahas lebih jauh tentang representasi matematis dari sebuah kontrol
proses FOPDT ini, terlebih dulu tinjau kembali diagram blok serta grafik hubungan input
proses (output kontroler-CO) dengan output proses (𝑃𝑉) untuk model tersebut pada
gambar 5.10. Berdasarkan 5.10, sinyal output kontroler (𝐶𝑂) pada dasarnya dapat
diuraikan menjadi dua bagian: sinyal output kontroler steady awal (𝐶𝑂 ) serta deviasi atau
perubahan disekitar nilai steady-nya (𝑐𝑜). Hal yang sama berlaku juga pada variabel
output proses (PV).
Model FOPDT merupakan termasuk pada model matematika linier, model matematis
linear yang menggambarkan dinamika sebuah proses pada dasarnya hanya terbatas
pada kisaran kondisi yang tidak jauh berbeda dengan saat percobaan dilakukan saja, baik
besar beban maupun besar sinyal kontrolnya Sehingga agar modelnya realistis, variabel
input dan output yang terlibat dalam sebuah proses secara matematis harus
direpresentasikan dalam bentuk variabel deviasi (perubahan kecil) disekitar titik kerja
steady-nya. Sehingga jika digambarkan kembali blok diagramnya dapat dibuat seperti
gambar dibawah ini:
Gambar 5.12 Relasi antara perubahan output proses terhadap perubahan nilai
input disekitar nilai steady-nya
2021 Pengolahan Sinyal Digital Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
9 Oki Teguh Karya, S.Pd, M.T http://pbael.mercubuana.ac.id/
Dari gambar 5.12 diatas maka kita menghilangkan nilai steady-nya (𝐶𝑂) didalam model
matematika nya. Kita dapat tuliskan dalam bentuk persamaan diferensial, sebagai berikut:
𝑑𝑝𝑣(𝑡)
𝑇( ) = −𝑝𝑣 (𝑡) + 𝐾. 𝑐𝑜(𝑡 − 𝐿) dengan 𝑝𝑣(0) = 0 Eq.5.9
𝑑𝑡
Dengan :
𝑲: gain statis proses;
𝑳: delay transportasi proses
𝑻: konstanta waktu proses
𝒄𝒐 : deviasi (perubahan) input proses atau output kontroler disekitar nilai steady-nya (lihat
gambar 5.10 dan 5.11)
𝒑𝒗:deviasi (perubahan) output proses disekitar nilai steady-nya (lihat gambar 5.10 dan
5.11)
𝒅𝒑𝒗
𝒅𝒕
: laju perubahan output proses disekitar nilai steady-nya
𝒑𝒗(𝟎) : deviasi output proses awal sebelum terjadi perubahan input. Karena proses
sebelum terjadi perubahan input telah dalam keadaan steady (menetap), maka tentu saja
nilai deviasi awalnya akan sama dengan nol.
𝑝𝑣(𝑠) 𝐾
𝐺 (𝑠 ) = = . 𝑒 −𝑠𝐿 Eq. 5.10
𝑐𝑜(𝑠) 𝑇. 𝑠 + 1
Dalam bentuk diagram blok, fungsi alih kontrol proses FOPDT tersebut dapat dipandang
sebagai susunan serial dua buah blok fungsional: Elemen delay transportasi dan
sistem/proses orde satu seperti terlihat pada gambar 5.13 berikut:
2021 Pengolahan Sinyal Digital Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
10 Oki Teguh Karya, S.Pd, M.T http://pbael.mercubuana.ac.id/
Gambar 5.13 Diagram blok model proses FOPDT
1.5
𝑝𝑣(𝑠) = 𝑒 −𝑠 . 𝑐𝑜(𝑠) ; 𝐾 = 1,5; 𝑇 = 1.2 dan 𝐿 = 1
1.2𝑠 + 1
𝑝𝑣(𝑠) 1.5
= 𝑒 −𝑠 ; 𝐾 = 1,5; 𝑇 = 1.2 dan 𝐿 = 1
𝑐𝑜 (𝑠) 1.2𝑠 + 1
Pada Simulasi SIMULINK berikut ini ditunjukan model FOPDT yang kita dapat
membandingkan sinyal kontrol 𝑐𝑜 terhadap sinyal proses output 𝑝𝑣.
2021 Pengolahan Sinyal Digital Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
11 Oki Teguh Karya, S.Pd, M.T http://pbael.mercubuana.ac.id/
Gambar 5.15 Hasil Simulasi
Pada gambar 5.15 diatas dapat kita lihat perbandingan antara output sinyal kontrol 𝑐𝑜
berupa sinyal Step. Sedangkan sisi atas menunjukan output proses dari orde 1 ditambah
dengan dead time (dead time dari garis merah ke garis oranye) dimana pada Simulink
nilai L=1, jika nilai L ini ditambah lagi maka dead time akan semakin jauh dari dimulainya
output proses.
Eq. 5.11
Dimana:
2021 Pengolahan Sinyal Digital Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
12 Oki Teguh Karya, S.Pd, M.T http://pbael.mercubuana.ac.id/
𝐻𝑑 (𝑠): fungsi alih gangguan untuk proses FOPDT
𝐾𝑑 : Gain statis gangguan
𝑇𝑑 : Konstanta waktu gangguan
𝐿𝑑 : Keterlambatan transportasi gangguan
Jika pengaruh input gangguan (𝑑) diatas diperhitungkan bersama-sama dengan
perubahan sinyal kontrol (𝑐𝑜), maka deviasi output proses pada dasarnya merupakan
penjumlahan linear dari kedua jenis input tersebut, atau secara matematis dapat ditulis:
Eq. 5.12
Eq. 5.13
Jika digambarkan dalam bentuk blok diagram maka dapat kita gambarkan sebagai
berikut:
Gambar 5.16 Blok diagram relasi output proses dengan sinyal kontrol dan input gangguan
Eq. 5.14
dengan
𝐻𝑑(𝑠): fungsi alih gangguan
𝑝𝑣(𝑠): deviasi variabel proses (perubahan temperature fluida output)
𝑑 = 𝜃𝑖𝑛 : deviasi temperature fluida input (input gangguan)
𝑇𝑑 ∶ konstanta waktu gangguan (nilainya sama dengan 𝑇 pada persamaan 5.9)
𝐿𝑑 ∶ delay transportasi gangguan (nilainya tergantung pada panjang pipa dan laju aliran
fluida)
Dari persamaan Eq.5.14 diatas maka dapat kita pahami bahwa dinamika perubahan
temperature fluida output (variabel output) sebagai akibat variasi atau perubahan
temperature fluida input (gangguan) pada dasarnya akan menunjukan dinamika model
gangguan FOPDT yang ekivalen dengan persamaan Eq.5.11
dalam hal ini gain statis gangguan 𝐾𝑑 untuk kasus diatas nilainya selalu sama dengan
satu, artinya dalam keadaan steady yang baru, deviasi temperature fluida output yang
disebabkan oleh perubahan temperature fluida input, besarnya akan selalu sama dengan
2021 Pengolahan Sinyal Digital Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
14 Oki Teguh Karya, S.Pd, M.T http://pbael.mercubuana.ac.id/
deviasi temperature fluida input tersebut). Mari kita coba jalankan studi kasus ini pada
simulasi SIMULINK dengan relasi input-outputnya untuk sebuah proses yang memiliki
dinamika dengan persamaan:
1.5 1
𝑝𝑣 (𝑠) = ( ) . 𝑒 −𝑠 . 𝑐𝑜(𝑠) + ( ) . 𝑒 −0.5𝑠 . 𝑑 ;
1.2𝑠 + 1 1.2𝑠 + 1
(𝐾 = 1.5, 𝑇 = 𝑇𝑑 = 1.2, 𝐾𝑑 = 1, 𝐿 = 1, 𝐿𝑑 = 0.5; 𝑐𝑜 = 1; 𝑑 = 15 )
Gambar 5.18 Contoh blok simulasi Simulink untuk model proses dengan gangguan beserta
hasil simulasinya
2021 Pengolahan Sinyal Digital Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
15 Oki Teguh Karya, S.Pd, M.T http://pbael.mercubuana.ac.id/
Daftar Pustaka
Instrumentation & Control Process Control Fundamentals
(https://www.academia.edu/36548458/Instrumentation_and_Control_Process_Control_Fu
ndamentals)
Setiawan, I. (2013). Kontrol PID untuk proses industri. Elex Media Komputindo
Marlin, Thomas E. (2015). Process Control : Designing Processes and Control Systems
for Dynamic Performance , 2nd Edition (Textbook Download (mcmaster.ca)
2021 Pengolahan Sinyal Digital Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
16 Oki Teguh Karya, S.Pd, M.T http://pbael.mercubuana.ac.id/