MODUL PERKULIAHAN
Kendali Proses
2021 Pengolahan Sinyal Digital Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
2 Oki Teguh Karya, S.Pd, M.T http://pbael.mercubuana.ac.id/
Termasuk kelompok pengendali diskontinyu adalah pengendali dua posisi (ON – OFF).
Sedangkan kelompok pengendali kontinyu adalah pengendali proporsional (P),
proporsional-integral (PI), proporsional-integral-derivatif (PID) dan proporsional-derivatif
(PD).
Pengendalian Diskontinyu
Sistem pengontrol secara diskontinyu (digital) dilakukan oleh komponen-komponen
diskrit,dengan sifat-sifat:
Pengontrolan dengan dua posisi,
bersifat osilasi.
Posisi ganda yang cenderung mengurangi osilasi.
Floating, posisi yang relatif tidak terbatas.
Pemindahan energi dapat dilakukan melalui salah satu daripada beberapa
kemungkinan yang ada
Sistem akan sepenuhnya berfungsi atau sepenuhnya tidak berfungsi, tergantung pada
besar kecilnya sinyal kesalahan yg dihasilkan. Pengendali ini bekerja pada 2 posisi saja,
yaitu posisi on dan posisi off. Control Valve dengan sistem pengendalian on-off hanya
akan bekerja pada terbuka penuh atau tertutup penuh
Kelebihan sistem kontrol ON/OFF
Kelebihan Murah dan
sederhana
Kekurangan sistem kontrol ON/OFF
Proses variabel akan bergelombang (berosilasi) dan tidak akan stabil. Sehingga
hanya cocok untuk sistem yang dapat mentolerir fluktuasi variabel proses
Pengendali dua posisi, (on-off) adalah jenis pengendali paling sederhana dan murah.
Keluaran pengendali hanya memiliki dua kemungkinan nilai, yaitu maksimum (100%)
atau minimum (0%). Secara matematik,
dengan,
𝑢 = nilai keluaran pengendali (%),
2021 Pengolahan Sinyal Digital Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
3 Oki Teguh Karya, S.Pd, M.T http://pbael.mercubuana.ac.id/
𝑦 = nilai pengukuran (variabel proses),
𝑎 = nilai batas atas variabel proses,
𝑏 = nilai batas bawah variabel proses.
Sistem Pengendalian Dua Posisi Mekanisme pengendalian dua posisi mudah difahami
bila ditinjau pengendalian tinggi air dalam tangki pada gambar berikut ini:
Gambar 7.1 Pengendali dua posisi pada proses pengendalian tinggi air
Keterangan:
𝑃𝑉 = tinggi permukaan air
𝑢= sinyal kendali
𝑦= sinyal pengukuran
Air dalam tangki secara terus menerus dikeluarkan dengan laju tetap. Apabila permukaan
air turun melebihi titik acuan (𝑅), maka sensor tinggi air akan memberi sinyal bahwa
telah terjadi penurunan permukaan air melebihi batas. Sinyal ini masuk ke pengendali
dan pengendali memerintahkan pompa untuk bekerja. Dengan bekerjanya pompa, air
akan masuk ke tangki dan permukaan air naik kembali. Pada saat tinggi air tepat
mencapai R pompa berhenti sehingga terjadi pengosongan tangki, dan proses di atas
berulang lagi. Siklus ini berlangsung terus menerus. Dengan demikian pompa akan
selalu mati-hidup secara periodik seiring dengan perubahan tinggi permukaan air.
Peristiwa naik-turun pada tinggi permukaan air secara periodik disebut cycling atau
osilasi Ini adalah ciri khas pengendali dua posisi.
2021 Pengolahan Sinyal Digital Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
4 Oki Teguh Karya, S.Pd, M.T http://pbael.mercubuana.ac.id/
Untuk mencegah osilasi terlalu cepat, perlu dibuat lebih dari satu batas yaitu batas atas
(BA) dan batas bawah (BB). Batas atas adalah batas tertinggi permukaan air pada saat
air naik. Sedangkan batas bawah adalah batas terbawah permukaan air saat air turun.
Lebar celah antara dua titik batas disebut celah diferensial (differential gap), histeresis,
atau daerah netral.
Dengan adanya dua titik acuan (batas atas dan bawah), maka terdapat daerah
netral yang berada di antara dua titik acuan. Jika permukaan air berada pada daerah
netral, terdapat dua kemungkinan.
1. Bila air sedang turun maka pompa tidak bekerja, karena permukaan air masih di atas
batas bawah.
2. Bila permukaan air sedang naik maka pompa sedang bekerja, karena permukaan air
di bawah batas atas.
Pengendali dua posisi mencatu energi atau massa ke dalam proses dengan bentuk pulsa-
pulsa, sehingga menimbulkan osilasi atau cycling pada variabel proses. Amplitudo cycling
bergantung pada tiga faktor, yaitu: konstanta waktu proses, waktu mati, dan besar
perubahan beban. Amplitudo osilasi menjadi kecil jika konstanta waktu proses besar,
waktu mati pendek, atau perubahan beban proses kecil
Pengendalian siklus waktu banyak diterapkan pada pengendalian suhu dengan elemen
pemanas listrik. Misalnya, pada kondisi operasi normal dibutuhkan daya 500W dan
dipakai elemen pemanas 1000 W. Pada operasi normal, pemanas akan menyala selama
5 detik (50% siklus) dan padam 5 detik (50% siklus) sehingga periode siklus waktunya 10
detik.
2021 Pengolahan Sinyal Digital Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
6 Oki Teguh Karya, S.Pd, M.T http://pbael.mercubuana.ac.id/
Jika karena beban bertambah besar pemanas harus memberikan daya 800W, maka
elemen pemanas akan menyala selama 8 detik (80% siklus) dan padam 2 detik (20%
siklus). Jadi persentase kebutuhan daya pemanasan sama dengan persentase waktu
penyalaan elemen pemanas. Atau secara umum, besar variabel pengendali ditentukan
oleh persen siklus waktu. Diagram pengendalian siklus waktu disajikan pada gambar 7.5
diatas.
Menilik kesederhanaan pengendalian diskontinyu, jenis ini memiliki kelebihan dalam
kemudahan perancangan, murah, dan handal. Sedangkan kekurangannya adalah terjadi
fluktuasi besar pada variabel proses, terutama bila perubahan beban cukup besar. Oleh
sebab itu jenis pengendalian diskontinyu jarang dipakai dalam industri proses.
Pengendalian Kontinyu
Sistem pengontrolan secara kontinyu (analog) dapat dibagi atas :
a) Kesebandingan (Proporsional), dimana keluaran sebanding dengan penyimpangan
(deviasi).
b) Integral (I), yaitu keluaran selalu berubah selama terjadi deviasi (penyimpangan)
Derivative (D).
c) Kombinasi P,I dan D akan diperoleh suatu sistem kontrol yang lebih baik stabil
sehingga sensitivitas atau kecepatan responsnya akan menjadi besar.
Pengendali ditala atau di-tuning dalam usaha mencocokan antara karakteristik peralatan
kendali dan sistem proses, sehingga sistem mampu merespon error secara cepat
(variabel proses cepat mencapai setpoint), tepat (variabel proses sama dengan setpoint),
dan stabil (variabel proses tak berosilasi di sekitar setpoint).
2021 Pengolahan Sinyal Digital Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
7 Oki Teguh Karya, S.Pd, M.T http://pbael.mercubuana.ac.id/
Pengendalian Proporsional Sistem kontrol yang menggunakan kendali proporsional ini
memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
1. Jika nilai konstanta proporsional kecil, pengontrol proporsional hanya mampu
melakukan koreksi kesalahan yang kecil, sehingga akan menghasilkan respon sistem
yang lambat (menambah rise time).
2. Jika nilai konstanta proporsional dinaikkan, respon/tanggapan sistem akan semakin
cepat mencapai keadaan mantapnya (mengurangi rise time).
3. Namun jika nilai konstanta proporsional diperbesar sehingga mencapai harga yang
berlebihan, akan mengakibatkan sistem bekerja tidak stabil atau respon sistem akan
berosilasi.
4. Nilai konstanta proporsional dapat diset sedemikian sehingga mengurangi steady
state error, tetapi tidak bisa menghilangkannya
𝑢 = 𝐾𝑐 𝑒 + 𝑢𝑜
dengan,
𝑢 = sinyal kendali (%),
𝐾𝑐 = proportional gain (tanpa satuan)
𝑒 = error (%)
= (𝑟 – 𝑦) untuk reverse acting
= (𝑦 – 𝑟) untuk direct acting
𝑢𝑜 = bias, yaitu nilai (𝑢) pada saat pengukuran sama dengan setpoint (%)
Variabel pengukuran (𝑦) dan setpoint (𝑟) diubah ke dalam persentase dari lebar rentang
pengukuran (span). Sehingga dari persamaan di atas, satuan sinyal kendali adalah
persen. Tanggapan sinyal kendali terhadap perubahan error disajikan pada gambar
2021 Pengolahan Sinyal Digital Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
8 Oki Teguh Karya, S.Pd, M.T http://pbael.mercubuana.ac.id/
berikut. Terlihat bahwa keluaran pengendali sebanding dengan besar error. Tanggapan
sinyal kendali terjadi seketika tanpa ada keterlambatan atau pergeseran fase (𝜑𝑐 = 0).
Gain Proporsional. Penalaan pengendali dibuat untuk mengatur agar control valve (final
control element) merespon error. Pengaturan gain pengendali dilakukan agar perubahan
pada sinyal pengukuran (variabel proses--𝑃𝑉) akan menghasilkan perubahan sinyal
kendali yang akan mengubah posisi valve secukupnya sehingga mampu menghilangkan
error.
Gain proporsional adalah perbandingan antara perubahan sinyal kendali dan error
atau sinyal pengukuran. Pada proses cepat (volume kecil), perlu lebih gain kecil agar
diperoleh kestabilan. Sebaliknya pada proses lambat (volume besar), perlu gain lebih
besar agar diperoleh respon yang baik.
2021 Pengolahan Sinyal Digital Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
9 Oki Teguh Karya, S.Pd, M.T http://pbael.mercubuana.ac.id/
Besaran ini lebih mencerminkan kebutuhan pengendalian dibanding gain proporsional,
sebab 𝑷𝑩 pada dasarnya menunjukkan persentase lebar rentang pengukuran yang
dapat dikendalikan
Contoh pada gambar dbawah (gambar 7.10) menunjukkan aliran air masuk (beban)
40L/menit. Pada saat katup aliran air masuk diperbesar sehingga laju aliran sampai pada
40L/menit sementara itu keluaran pada 25L/menit, maka permukaan air didalam tangki
akan naik (karena ada perbedaan laju aliran antara air masuk dan air keluar). Kenaikan
air akan mengangkat pelampung (sebagai sensor ketinggian) yang akan menaikkan tuas
pengungkit katup (sebagai pengendali) dan membuka katup kendali sehingga aliran air
keluar lebih besar. Kenaikan katup terus berlangsung sampai tepat terjadi keseimbangan
laju alir masuk sama dengan laju air keluar pada 40 L/menit. Pada saat kondisi baru
2021 Pengolahan Sinyal Digital Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
10 Oki Teguh Karya, S.Pd, M.T http://pbael.mercubuana.ac.id/
sudah tercapai, permukaan tinggi air ternyata menjadi 70%. Kenaikan tinggi air ini
diperlukan untuk mengangkat katup aliran air keluar. Perbedaan antara setpoint dan
tinggi nyata disebut offset. Dengan demikian offset memang harus ada, agar terjadi
keseimbangan massa/energi yang baru
Gambar 7.10 Pengendalian level dengan pengendali proporsional pada beban 40 L/menit.
dengan 𝑇𝑖 adalah waktu integral atau waktu reset dengan satuan detik atau menit tiap
pengulangan/ minute per cycle. Pada pengendali PI, suku bias (𝑢𝑜 ) bisa ditiadakan.
Sebab suku integral mampu memberikan nilai bias yang lebih tepat.
Sebuah integrator adalah piranti ideal untuk mengatur nilai bias. Jika pengaturan nilai bias
dilakukan secara manual, disebut manual reset. Sebaliknya, jika dilakukan secara
otomatis dengan memakai integrator, disebut automatic reset atau lebih populer dengan
2021 Pengolahan Sinyal Digital Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
11 Oki Teguh Karya, S.Pd, M.T http://pbael.mercubuana.ac.id/
reset saja. Dengan demikian fungsi utama bagian integral adalah menghilangkan offset.
Gambar dibawah (Gambar 7.12) memperlihatkan respon pengendalian level dengan
pengendali proporsional. Jika ingin mengembalikan variabel proses--𝑃𝑉 (level) ke
setpoint, maka manipulated variable (laju alir keluar) harus diperbesar melebihi
kebutuhan. Setelah mencapai setpoint aliran keluar dikembalikan hingga tercapai
keseimbangan massa. Penambahan laju alir keluar adalah untuk mengganti kehilangan
volume dan kemudian mengembalikan ke keseimbangan massa. Penambahan sinyal
kendali harus dilakukan hingga error hilang. Ini dikenal sebagai aksi reset. Artinya mampu
melakukan reset pada proses ke setpoint. Dalam matematika aksi reset adalah integrasi
dari error oleh sebab itu disebut juga aksi integral
2021 Pengolahan Sinyal Digital Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
12 Oki Teguh Karya, S.Pd, M.T http://pbael.mercubuana.ac.id/
Kelambatan akibat aksi integral dapat dihilangkan dengan menambah aksi derivatif
(preact). Aksi derivatif bertujuan untuk mempercepat tanggapan sekaligus memperkecil
overshoot pada variabel proses. Hal ini dapat terjadi, karena suku derivatif sebanding
dengan besar laju perubahan error (atau pengukuran). Oleh sebab itu dengan
penambahan derivatif pengendali dapat mengantisipasi perubahan beban atau dengan
kata lain mengurangi total penyimpangan.
Penambahan derivatif menyebabkan sistem menjadi peka terhadap noise atau perubahan
cepat pada pengukuran. Ini disebabkan karena derivatif memperkuat noise dan muncul
dalam sinyal kendali. Dengan demikian lingkar pengendalian laju alir dan level tidak cocok
memakai derivatif. Proses yang memiliki karakterisitk cepat tidak perlu memakai derivatif
untuk lebih mempercepat respons. Sehingga laju alir dan tekanan gas tidak perlu
memakai derivatif. Sebaliknya proses dengan respons lambat dan bebas noise, seperti
pada pengendalian suhu dan komposisi, perlu memakai derivatif. Demikian juga pada
proses tak stabil, seperti reaktor eksotermik, pengendalian suhunya lebih baik jika
ditambahkan derivatif untuk menstabilkan sistem. Tetapi,penambahan aksi derivatif tidak
sesuai untuk proses yang memiliki waktu mati dominan (lebih dari setengah konstanta
waktu).
2021 Pengolahan Sinyal Digital Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
13 Oki Teguh Karya, S.Pd, M.T http://pbael.mercubuana.ac.id/
penambahan aksi derivatif dapat menyebabkan ketidakstabilan, sebab adanya
keterlambatan (lag) respons pengukuran.
Daftar Pustaka
Instrumentation & Control Process Control Fundamentals
(https://www.academia.edu/36548458/Instrumentation_and_Control_Process_Control_Fu
ndamentals)
Setiawan, I. (2013). Kontrol PID untuk proses industri. Elex Media Komputindo
Marlin, Thomas E. (2015). Process Control : Designing Processes and Control Systems
for Dynamic Performance , 2nd Edition (Textbook Download (mcmaster.ca)
2021 Pengolahan Sinyal Digital Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
14 Oki Teguh Karya, S.Pd, M.T http://pbael.mercubuana.ac.id/