MODUL PERKULIAHAN
W142100028 -
Praktikum
Dasar
Telekomunikasi
Pemancar FM (FM Transmitter)
Abstrak Sub-CPMK
I. Tujuan
Setelah melaksanakan percobaan ini, Anda diharapkan dapat memahami prinsip kerja
pemancar FM yang dikontrol dengan PLL, Menginterpretasi bentuk gelombang pada
rangkaian pemancar FM dan Mengukur tegangan sinyal-sinyal pada rangkaian pemancar
FM.
II. Pendahuluan
Bagian terpenting suatu pemancar adalah bagian modulator yang berfungsi sebagai
pemroses bersatunya sinyal informasi dan sinyal gelombang pembawa (carrier).
Seperti diketahui, sinyal audio dapat dibawa oleh sinyal pembawa dengan cara
memodulasikannya. Sistem pemodulasian ini juga banyak metodanya, seperti yang
sering kita dengar, yaitu modulasi amplitudo dan modulasi sudut (angular modulation)
yang mencakup modulasi fasa dan modulasi frekuensi.
Modulasi fasa (PM) adalah modulasi sudut yang sudut fasa pembawanya disimpangkan
dari nilai dasarnya sebesar suatu besaran yang sebanding dengan amplitudo sinyal
modulasi. Jadi dapat disingkat, pada PM ada perubahan fasa yang sebanding dengan
sinyal modulasi.
Frekuensi modulasi (FM) adalah modulasi sudut yang frekuensi sesaat dari gelombang
sinus pembawanya menjadi menyimpang dari frekuensi pemawanya dengan suatu
perbandingan terhadap nilai sesaat gelombang modulasi.
Yang akan dibahas secara ringkas di sini adalah mengenai frekuensi modulasi. Frekuensi
modulasi mempunyai permasalahan teoritis dan praktis yang lebih kompleks dibanding
modulasi amplitudo. Keuntungan metoda frekuensi modulasi dibanding dengan
modulasi amplitudo di antaranya adalah: FM lebih kebal terhadap derau (noise),
jadi perbandingan antara derau terhadap sinyal lebih tinggi, daya yang diperlukan
untuk pemodulasian kecil dan lebar jalur (bandwidth) audio sebagai sumber suara lebih
lebar daripada AM.
Seperti ditunjukkan pada Gambar 2.1 di bawah, gelombang FM menduduki waktu lebih
singkat (frekuensi lebih tinggi) ketika sinyal modulasi positip dan lebih lama ketika
modulasi sinyal negatif.
Frekuensi sesaat gelombang frekuensi modulasi (f) besarnya sama dengan frekuensi
pembawa di tambah dengan deviasi pada saat itu, yaitu :
Keterangan :
= frekuensi pembawa
Keterangan :
K = konstanta pembanding
= amplitudo informasi
Dengan demikian besar f adalah:
Deviasi maksimum terjadi pada saat cosinus mempunyai nilai 1. Dalam kondisi ini
frekuensi sesaatnya menjadi :
Keterangan :
= amplitudo pembawa
= amplitudo sinyal pemodulasi
= frekuensi informasi
Dari persamaan diatas dapat dilihat bahwa keluarannya terdiri atas pembawa dan
pasangan jalur samping (side band) dengan jumlah yang tak terhingga, masing – masing
didahului oleh koefisien J.
Jalur samping yang jauh dari pembawa (carier) biasanya mempunyai amplitudo jauh lebih
kecil dari pada amplitudo pembawa, sehingga jalur ini bisa diabaikan. Ini membuat
transmisi FM ada dalam lebar jalur yang dibatasi.
Metoda pembangkitan FM
Frekuensi deviasi yang dihasilkan dengan cara pemodulasian tidak langsung ini kecil
(hanya beberapa Hertz), dan untuk memperbesar deviasi juga frekuensinya maka
digunakan rangkaian pengali frekuensi.
Sistem ini digunakan untuk transmitter yang berpindah-pindah, atau komunikasi lainnya
yang tidak memerlukan bandwidth lebar, namun memerlukan kemudahan dalam
pemindahan saluran frekuensi.
Deviasi dari transmitter yang demikian hanya ± 2,5 kHz maksimum dan band audio
modulasinya dibatasi sekitar 3 kHz.
Pemodulasian FM dengan metoda langsung adalah dengan cara memasangkan
rangkaian reaktansi yang variable terhadap tegangan pada rangkaian tanki dari osilator.
Yang umum dan praktis digunakan adalah modulator dengan reaktansi dan modulator
dengan varactor dioda.
Contoh untuk modulator reaktasi sebagai pembangkit FM dapat dilihat seperti pada
Untuk pembangkit FM dengan varactor dioda ialah didasarkan pada sifat varactor dioda
itu.
Varactor dioda merupakan dioda semikonduktor yang mempunyai junction
kapasitansi yang linier yang mempunyai variasi dengan tegangan yang masuk ketika
diberi bias balikan (reverse-bias).
Keterangan
= kapasitansi total dari rangkaian tanki LC
= Frekuensi tengah
L = Induktor tanki
Kapasitansi Varactor dioda besarnya ditentukan oleh tegangan reverse pada kedua
terminalnya, dan oleh kapasitansi varaktor dioda tersebut pada saat tanpa bias.
atau dapat dirumuskan sebagai:
Keterangan :
= capasitor pada saat tanpa bias tegangan
= tegangan reverse pada varaktor diode
Pada gambar 2.7 diatas, rangkaian PLL berfungsi mengontrol frekuensi tengah yang
diinginkan di keluaran.
III.Peralatan
Utama : panel power supply PTE -018 – 06
Panel stereo MPX encoder PTE – 018 – 01
Panel PM Transmitter PTE – 018 – 02
Pendukung : Osiloskop frekuensi tinggi
Frequency counter
AVO Meter
4. Periksalah sekali lagi apakah rangkaian telah terpasang dengan benar? Jika
sudah, nyalakan catu daya.
5. Pilihlah salah satu frekuensi pemancar, 95MHz atau 100MHz dengan
menggunakan switch yang tersedia.
Pada panel tersedia terminal-terminal untuk test, yaitu:
TP1 Sinyal masukan TP5 Frekuensi yangdibandingkan
TP2 DC kontrol ke VCO TP6 Keluaran pre-scaller =1/10 frek. VCO
TP3 Frekuensi Out VCO TP7 Keluaran RF Amplifier
TP4 Frekuensi Reference TP8 Keluaran RF Amp. dan LPF
6. Ukur besar frekuensi voltage control osilator (VCO)pada TP3 panel
transmitter dengan menggunakan frequency counter. Bila osiloskopnya
mempunyai probe dengan impedansi sangat tinggi, maka amati TP3
tersebut, lalu gambar bentuk gelombang yang dihasilkannya. Ukur dan amati
juga frekuensi di TP6 sebagai hasil pembagian oleh rangkaian pre-scaler.
8. Pasang probe osiloskop Ch1 pada TP4 dan Ch2 pada TP5, bandingkan dan
perhatikan beda fasanya.
9. Ukur besar frekuensi dan besar tegangan pada TP7 dan TP8 dengan
menggunakan Osiloskop dengan probe berimpedansi tinggi.
V. Tugas
Daftar Pustaka
1. Pudak Scientific