MODUL PERKULIAHAN
Kendali Proses
Abstrak Sub-CPMK
09
Oki Teguh Karya, S.Pd., MT.
Fakultas Teknik Teknik Elektro
Konsep Kendali Umpan Balik
Kontrol umpan balik digunakan oleh orang Mesir dalam jam air lebih dari 2000
tahun yang lalu. Prinsip yang sama memungkinkan James Watt untuk
menemukan governor yang mengatur kecepatan mesin uap di abad ke-19.
Tetapi baru pada tahun 1930-an teori kontrol umpan balik pertama kali
dikembangkan oleh Black and Nyquist di Bell Labs. Mereka mempelajari umpan
balik sebagai sarana untuk linierisasi amplifier repeater untuk telepon baris. Ini
hanyalah awal permasalahan dari loop tertutup yaitu ketidakstabilan ketika gain
umpan balik diatur terlalu tinggi, dan mengubah amplifier menjadi osilator.
Banyak aplikasi baru dari kontrol umpan balik dikembangkan selama Perang
Dunia II, seperti berbasis radar kontrol senjata anti-pesawat, kontrol penerbangan
roket (V2 Jerman), penerbangan pengintaian tanpa pilot Jerman, dll.
Saat ini, kontrol umpan balik adalah teknologi yang memungkinkan di sebagian
besar industri. Sebagai contoh:
1. Aerospace
autopilots
open-loop unstable jet fighters
rockets
2. Process control
electric arc furnaces
continuous blending processes
nuclear reactors
chemical reactors
3. Electronics
Op-amp circuits
Phase-lock loops
hard disk drives
4. Manufacturing Automation
Robotics
CNC mills
Pada sistem kendali loop tertutup sinyal pada keluaran (output) selalu dibandingkan dan
diumpan balikan dengan nilai yang terdapat pada set-point, oleh karena itu sinyal
keluaran (output) dari sistem ini memiliki pengaruh secara langsung terhadap aksi
pengendalian yang sedang dilakukan. Sistem kendali loop tertutup ini diapllikasikan
dengan harapan umpan balik pada sistem selalu mendekati dengan nilai set point yang
diinginkan/ditentukan.
Agar tetap pada nilai-nilai yang diinginkan, maka perubahan set actuator dilakukan untuk
memperkecil sinyal kesalahan (error). Sinyal kesalahan (error) itu tersebut merupakan
selisih antara besaran masukan (set point) dengan besaran aktualnya
Pada sistem pengendalian loop tertutup, sinyal keluaran dari plant atau sinyal keluaran
diukur menggunakan elemen ukur (biasanya sensor atau tranduser) yang kemudian
diumpanbalikkan untuk dibandingkan dengan setpoint. Perbedaan antara sinyal keluaran
dan setpoint merupakan sinyal kesalahan atau error, sinyal ini kemudian disajikan kepada
kontroler sedemikian rupa untuk mengurangi kesalahan dan membawa keluaran sistem
ke nilai yang dikehendaki.
Jadi, pada sistem pengendalian loop tertutup keluaran sistem digunakan untuk
menentukan sinyal masukan ke plant
Dibandingkan dengan sistem pengendalian loop terbuka, kelebihan sistem pengendalian
loop tertutup adalah :
1. Dapat mengatasi ketidakpastian pengetahuan akan plant dan perubahan kelakuan
atau karakteristik plant
2. Nonlinearitas komponen tidak terlalu mengganggu
3. Ketelitian (accuracy) terjaga
B. Pengendalian Proses
Pengendalian terhadap proses (process control) berkaitan dengan kebutuhan untuk
memperkecil pengaruh perubahan beban. Hal ini dilakukan dengan membuat
hubungan antara sistem proses dan pengendali membentuk sistem lingkar tertutup
(closed-loop system) atau disebut juga sistem pengendalian umpan balik (feedback
control system). Antara sistem proses dan pengendali dihubungkan melalui unit
pengukuran (sensor/transmiter) dan unit kendali akhir (biasanya berupa control valve).
Umpan balik diperlukan didalam sistim kendali otomatis dimana aksi kendali tergantung
kepada hasil pengukuran status dari mesin atau proses yang dikendalikan. Dalam hal ini
adalah kemampuan dari sistim kendali otomatis untuk menangani gangguan dan
perubahan yang dialami oleh sistim yang dikendalikan.
Berdasar bentuk keluaran pengendali, sistem pengendalian umpan balik dibedakan
menjadi
a) Pengendalian diskontinyu
b) Pengendalian kontinyu.
Termasuk kelompok pengendali diskontinyu adalah pengendali dua posisi.
Sedangkan kelompok pengendali kontinyu adalah
a) Pengendali proporsional (P),
b) Proporsional-integral (PI),
c) Proporsional-integral-derivatif (PID) dan
d) Proporsional-derivatif (PD)
Terdapat dua macam umpan balik yang mungkin dalam loop pengendalian
proses, yaitu
a) Umpan balik positif
b) Umpan balik negatif
Umpan balik positif akan menyebabkan proses tidak seimbang dan terjadi
ketidakstabilan. Jika pengendalian suhu digunakan untuk memanaskan aliran
proses, maka laju pemanasan akan bertambah jika suhu aliran proses di atas
setpoint. Sebaliknya, laju pemanasan berkurang jika suhu aliran proses di bawah
setpoint. Loop dengan umpan balik positif akan menyebabkan variabel proses berada
pada satu posisi dari dua posisi ekstrim yang mungkin.
Periode Osilasi
Periode osilasi bergantung pada karakterisitk proses dan pengendali yang dipakai
atau dengan kata lain tergantung pada kombinasi elemen dinamik di dalamnya.
Pada osilasi kontinyu, jika pergeseran fase hanya disebabkan oleh sistem proses
maka osilasi yang dihasilkan disebut osilasi alami dan periode osilasinya disebut periode
alami (Tn). Periode osilasi alamai hanya tergantung karakterisitk sistem proses. Dari
ketergantungan ini, dapat diambil manfaat berikut.
1. Jika karakterisitk seluruh elemen diketahui, maka periode alami dapat ditentukan.
2. Jika periode alami diketahui, dapat diperkirakan karakterisitk seluruh elemen.
Disebabkan karena besar pergeseran fase oleh pengendali dapat diatur, dengan
mengatur nilai waktu integral dan waktu derivatif, maka dimungkinkan mengatur
besar periode osilasi. Pada osilasi teredam, karena amplitudo semakin kecil, dapat
dimengerti jika periode osilasinya semakin panjang. Hubungan antara periode osilasi
alami dan periode osilasi teredam adalah
dengan
Tr = periode teredam (underdamped period)
Tn = periode alami (natural period), dan
ζ = faktor redaman
Faktor redaman berhubungan dengan decay ratio, yaitu perbandingan amplitudo
suatu gelombang dengan gelombang sebelumnya
Kestabilan
Dalam teori Kontrol, benda-benda langit berlaku sebagai sistem (plant) yang selalu
dikontrol oleh pengontrol yaitu field force agar gaya gravitasi (masukan acuan) yang
menarik benda-benda langit tetap seimbang dan daya geraknya (keluaran/ setpoint) yang
diperoleh dari gaya tolak, dan loop tertutup (close loop) umpan balik akanmembantu
pengontrol untuk menentukannilai respon yang dihasilkan input (gaya gravitasi)maupun
out put (daya gerak) sehingga nantinya terjadi keseimbangan. Dengan terjadinya
keseimbangan antara kekuatan atau gaya pengangkat dan kekuatan atau gaya pengikat
menyebabkan enda-benda langit pada porosnya dapat berlangsung dengan baik dan
stabil. Demikianlah seluruh komponen alam raya yang besar ini diatur sedemikian rupa
oleh sistem yang sangat. Komponen-komponen keseimbangan alam raya dapat
digambarkan dalam diagram blok seperti dibawah ini
Keterangan :
R(s) = gaya gravitasi (masukan acuan)
G1(s) = field force
G2(s) = benda benda langit (sistem atau plant)
C(s) = daya gerak (keluaran)
H(s) = umpan balik berupa satuan
[5] http://share.its.ac.id/pluginfile.php/40619/mod_resource/content/6/5.1%20Diagram%
20Bode.pdf
[6] Iwan Setiawan , KONTROL PID UNTUK PROSES INDUSTRI (Beragam Struktur
dan Metode Tuning PID praktis), Penerbit PT Elex Media Komputindo, Tahun 2008
[7] Ogata, Katsuhiko. “Modern Control Engineering”, 3rd Edition, Prentice Hall
International Inc. 1997.
[8] Smith, Carlos A & Carripio, Armando B. “Principles And Practice Of Automatic
Process Control”, 2nd Edition, John Wiley & Sons, Inc.
[9] Andrew W.G & Willams H.B,”Applied Instrumentation In The Process Industries”,
Volume II Practical Guideines, 2nd Edition, Gulfpublishing Company
[10] Fisher, “Control Valve Handbook”, Emerson Process Management.
[11] Gunterus, Frans. Falsafah Dasar: Sistem Pengendalian Proses. ElexMedia
Komputindo.
[12] Parura, Samuel LB, “Modul DCS Yokogawa Centum-XL”, Proyek Enjiniring.
Pertamina UP VI Balongan
[13] Dasar Instrumentasi dan Proses Kontrol 1 / 158 Bimbingan Profesi Sarjana Teknik
(BPST) Direktorat Pengolahan Angkatan XVII -Balongan 2007