ASSIGNMENT 1 & 2
LUVY AMANAH PUTRI - 1141805002
SOAL :
1) Cari sumber-sumber di internet yang menjelaskan tentang :
1. Feedback Control
2. Feedforward Control
3. Cascade control
Kemudian selesaikan assignment berikut.
Tuliskan ringkasan tentang:
a. Prinsip kerja feedback, feedforward dan cascade control
b. Contoh penerapan strategi pengontrolan feedback, feedforward dan cascade control
(a) (b)
CASCADE CONTROL
Dalam sistem feedback control, temperature air dalam tanki dijaga agar tetap
konstan dengan mengatur kecepatan alir kalori (uap), q sebagai variabel yang dimanipulasi
(manipulated variable). Jika pada suatu saat terjadi gangguan pada tekanan supply uap,
maka kecepatan alir uap juga akan berubah, sehingga dengan sendirinya akan mengubah
temperature air dalam tanki sebagai variabel yang dikontrol (control variable).
Karena sistem ini mempunyai time delay yang cukup besar, maka perubahan pada
temperature air tadi tidak langsung terukur oleh elemen sensing (thermocouple – TT)
sehingga aksi koreksi yang dilakukan oleh feedback control juga mengalami penundaan.
Sementara itu, akibat dari gangguan ini terus masuk kedalam sistem. Apabila gangguan
perubahan tekanan supply uap ini berlangsung terus menerus, maka akan menyebabkan
control variable (temperature air) tidak akan berada pada setpointnya untuk waktu yang
lama (akan berosilasi terus menerus).
Bentuk umum diagram blok cascade control dapat dilihat pada gambar berikut.
FEEDFORWARD CONTROL
Sama dengan pada cascade control, konfigurasi feedforwad control dibuat untuk mengatasi
adanya gangguan (disturebance). Perbedaan antara keduanya terletak pada dari sisi mana
gangguan tersebut terjadi. Pada cascade control, penambahan control kedua (slave/inner
control) bertujuan untuk mengatasi gangguan (disturbance) yang terjadi pada manipulated
variable, sedangkan feedforward control digunakan untuk mengatasi gangguan pada
beban (load).
Manipulated variable adalah variable yang dimanipulasi (diubah-ubah besarnya) oleh
controller dalam rangka menjaga agar control variable tetap berada pada setpointnya.
Untuk menentukan manipulated variable tidak sulit, kita tinggal melihat dimana letak control
valve berarti disitulah manipulated variablenya, seperti dalam sistem diatas, yang menjadi
manipulated variable adalah flow (aliran) steam. Gangguan pada aliran steam bisa berupa
perubahan tekanan/pressure steam (seperti yang diasumsikan pada tulisan mengenai
cascade control yang lalu) atau bisa juga perubahan pada temperature steam. Jika
gangguan pada temperature steam, maka yang menjadi slave adalah temperarure control
bukan pressure control seperti pembahasan yang lalu. Variable yang berikut adalah beban
(load), variable beban menentukan besarnya energi/power yang dibutuhkan oleh suatu
sistem, pada sistem diatas yang menjadi beban adalah aliran air dingin yang masuk ke
tanki. Semakin besar aliran air dingin yang masuk ke tanki, semakin banyak energi panas
yang dibutuhkan untuk memanaskan air, begitu pula sebaliknya.
Gambar 15. Feedback control
Gambar 15 feedback control diatas, kita andaikan kecepatan alir air dingin W
berubah. Perubahan W ini akan menyebabkan variable yang dikontrol (controlled variable)
yaitu temperature air dalam tanki To juga berubah. Karena sistem ini mempunyai time
delay yang cukup besar, maka perubahan To tersebut tidak langsung terukur oleh elemen
sensing feedback loop sehingga aksi koreksi yang dilakukan oleh feedback control juga
mengalami penundaan. Sementara itu akibat dari gangguan ini terus masuk ke sistem,
sehingga To selalu menyimpang dari setpointnya. Untuk memperbaiki sistem ini, konfigurasi
control baru, yang disebut feedforward control digunakan, seperti terlihat pada gambar
berikut.
Baca dengan seksama Chapter 6. Control of Reactors lalu selesaikan assignment berikut:
Tulis essay yang menjelaskan fungsi dan prinsip kerja 'Steam Drum'
Jelaskan cara kerja tiga sistem kontrol (control narrative) untuk diagram di Figure 6.6,
Figure 6.7(a) dan Figure 6.7(b). Jelaskan cara kerja masing-masing controller yang ada di
Figure.
Jabarkan analisa kamu tentang bagaimana ketiga alternatif sistem kontrol tersebut bekerja
dalam menjaga keamanan operasional reaktor ketika terjadi gangguan di furnace (beban
pembakaran berlebih dari yang seharusnya)
Jelaskan analisa kamu dari ketiga alternatif sistem kontrol tersebut, mana yang lebih efisien
(ringkas) dalam menjaga keamanan operasional reaktor (mencegah terjadinya thermal
runaway)
Steam drum merupakan komponen pada boiler yang mana boiler itu sendiri
berfungsi untuk memanaskan air dengan menggunakan panas dari hasil pembakaran bahan
bakar, panas hasil pembakaran selanjutnya dialirkan ke air sehingga menghasilkan steam
(uap air yang memiliki temperatur tinggi). Dapat disimpulkan bahwa boiler berfungsi untuk
memproduksi steam (uap) yang dapat digunakan untuk proses/kebutuhan selanjutnya
Steam Drum adalah salah satu komponen pada boiler pipa air yang berfungsi
sebagai reservoir campuran air dan uap air, dan juga berfungsi untuk memisahkan uap air
dengan air pada proses pembentukan uap superheater. Air feed water yang disupply oleh
boiler feed water pump, masuk ke boiler menuju economiser dan selanjutnya masuk ke
steam drum. Dari steam drum, air dipompa oleh pompa sirkulasi boiler menuju ke raiser
tube / wall tube untuk dapat mencapai fase uap saturasi. Dari raiser tube air kembali masuk
ke steam drum. Komponen di dalam steam drum memungkinkan terjadi pemisahan antara
air dengan uap air, sehingga air dipompa kembali menuju raiser tube, sedangkan uap akan
menuju ke pipa boiler sisi superheater. Uap saturated yang masuk ke pipa-pipa superheater
dipanaskan lebih lanjut sehingga dapat mencapai uap superheater dan memenuhi syarat
untuk masuk turbin uap (dengan ketentuan suhu tertentu).
Steam drum berfungsi sebagai tempat "penampungan" air dan uap air. Steam drum
memiliki saluran dari feedwater system sebagai inputnya sedangkan outputnya terdapat
saluran menuju ke superheater. Drum ini menampung uap jenuh (saturated steam) beserta
air dengan perbandingan antara 50% air dan 50% uap. Untuk menghindari agar air tidak
terbawa oleh uap, maka dipasangi sekat-sekat, air yang memiliki suhu rendah akan turun ke
bawah dan air yang bersuhu tinggi akan naik ke atas dan kemudian menguap.
Proses Pemanasan
Steam drum memiliki saluran air yang disebut down comer (saluran air yang keluar
dari steam drum dan berlokasi di luar boiler) dan saluran uap yang disebut wall tube(wall
tube ini merupakan saluran lanjutan downcomer dan berada di dalam boiler). Downcomer
dan wall tube ini merupakan satu saluran namun hanya dibedakan penyebutannya saja.
Sirkulasi didalam saluran ini didasarkan atas perbedaan gravitasi dimana air yang dingin
(berada di dalam downcomer) memiliki massa jenis yang lebih besar sehingga lebih berat
sedangkan Uap panas(berada didalam wall tube. uap ini berupa pemanasan air yang berasal
dari downcomer) memiliki massa jenis yang lebih ringan sehingga akan naik dan masuk ke
steam drum. Level air dan uap didalam steam drum ini ditentukan untuk tujuan
pengamanan. Air dan uap ini tidak boleh terlalu berlebihan ataupun terlalu kekurangan. Uap
yang didapatkan dari wall tube selanjutnya akan memasuki steam drum lalu dialirkan
menuju superheater.
CARA KERJA MASING-MASING CONTROLLER
(a)
(b)
Gambar 22 (figure 6.7 di chapter 6). Two other possible manipulation handles for
reactor heat management
Dari ketiga alternatif sistem kontrol tersebut (Gambar 6.6;6.7(a);6.7(b)) yang lebih
efisien (ringkas) dalam menjaga keamanan operasional reaktor (mencegah terjadinya
thermal runaway) yaitu sistem kontrol pada Gambat 6.7(a).
Thermal runaway terjadi jika suhu reaktan inlet terlalu tinggi yang menyebabkan
reaksi terjadi sangat cepat sehingga hanya sebagian kecil dari panas yang dilepaskan, maka
terjadilah thermal runaway. Dan yang paling efisien (ringkas) dalam menjaga keamanan
operasional reaktor yaitu dengan melakukan setpoint pada temperature control yang ada
pada furnace untuk mengatur suhu inlet reaktan yang memasuki reaktor agar tidak terlalu
tinggi dari yang seharusnya.
Dipilih sistem kontrol pada Gambar 6.7(a) karena controlling langsung dipusatkan ke
sumber masalah (suhu inlet reaktan yang meningkat) dalam memicu terjadinya thermal
runaway.