Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN PRAKTIKUM

SISTEM KOMUNIKASI
MODUL I :
Pulse Code Modulation (PCM) dan Pulse Amplitude Modulation
(PAM)

DISUSUN OLEH :
Noormalita Retno Utami
16101029
Partner:
1. Brayan Raynaldi (16101008)
2. Khodadad Azizi ( 16101021)
3. Murdo Wismoyo (16101028)
4. Erik Setiawan (16101091)
Tanggal Praktikum : 27 Maret 2019
Asisten Praktikum :
1. Rai Nur Esa (16101070)
2. Ade Yuliani (16101079)
Dosen Praktikum : Rahmat Widadi, S.Pd., M.Eng

LABORATORIUM SWITCHING DAN TRANSMISI


FAKULTAS TEKNIK TELEKOMUNIKASI DAN ELEKTRO
INSTITUT TEKNOLOGI TELKOM
JL. D.I. PANJAITAN 128 PURWOKERTO
2019
Praktikum Sistem Komunikasi

I. TUJUAN PRAKTIKUM
1. Peserta dapat memahami prinsip kerja modulasi Amplitude Modulation
(AM);
2. Memahami prinsip kerja modulasi dari Frequency Modulation (FM)
II. ALAT DAN BAHAN
1. Modul Scientech 2153
2. Oscilloscope
3. Kabel power
4. Probe oscilloscope
5. Banana cable
III. DASAR TEORI
A. Modulasi
Modulasi adalah suatu proses dimana parameter dari suatu
gelombang divariasikan secara proposional terhadap gelombang lain.
Parameter yang diubah tergantung pada besarnya modulasi yang
diberikan. Proses modulasi membutuhkan dua buah sinyal pemodulasi
yang berupa sinyal informasi dan sinyal pembawa (carrier) dimana sinyal
informasi tersebut ditumpangkan oleh sinyal carrier. Maka secara garis
besar dapat diasumsikan bahwa modulasi merupakan suatu proses
dimana gelombang sinyal termodulasi ditransmisikan dari transmitter ke
receiver. Pada sisi receiver sinyal modulasi yang diterima dikonversikan
kembali kebentuk asalnya, proses ini disebut dengan demodulasi.
Rangkaian yang digunakan untuk proses modulasi disebut dengan
modulator, sedangkan rangkaian yang digunakan untuk proses
demodulasi disebut demodulator. Sinyal informasi biasanya memiliki
spektrum yang rendah dan rentan untuk tergangu oleh noise.Sedangakan
pada transmisi dibutuhkan sinyal yang memiliki spektrum tinggi dan
dibutuhkan modulasi untuk memindahkan posisi spektrum dari sinyal
data, dari pita spektrum yang rendah ke spektrum yang jauh lebih tinggi.
Hal ini dilakukan pada transmisi data tanpa kabel (dengan antena).
dengan membesarnya data frekuensi yang dikirim. [1]

IT Telkom Purwokerto 1 16101029 – Noormalita Retno U


Praktikum Sistem Komunikasi

B. Modulasi Amplitudo (Amplitude Modulation = AM).


Modulasi adalah proses penumpangan informasi yang terkandung
dalam sebuah rentang frekuensi pada sebuah frekuensi pembawa. Proses
kebalikan dari modulasi disebut demodulasi. Contoh modulasi adalah
proses penyiaran suara atau musik yang dipancarkan melalui sebuah
pemancar radio. Sedangkan contoh demodulasi adalah proses penerimaan
suara atau musik oleh sebuah pesawat penerima radio. Gelombang
pembawa dalam bahasa Inggris sering disebut carrier (pembawa) dan
gelombang informasi yang ditumpangkan (dimodulasikan) disebut signal
informasi. Selanjutnya gelombang pembawa akan dinyatakan oleh nilai
tegangan keluaran (output voltage) sesaat yang biasa ditulis dalam bentuk
persamaan berikut:
eout = Ao cos (2πfot),
dimana :
eout : tegangan keluaran gelombang pembawa (volt)
Ao : Amplitudo tegangan keluaran gelombang pembawa (volt)
fo : frekueansi gelombang pembawa (Hz)
t : waktu (det).
Demikian pula halnya dengan gelombang sinyal, ia dapat ditulis dalam
bentuk persamaan
berikut:
es = As cos (2πfst)
dimana :
es : tegangan keluaran gelombang sinyal (volt)
As : Amplitudo tegangan keluaran gelombang sinyal (volt)
fs : frekueansi gelombang sinyal (Hz)
t : waktu (det) [2]

C. Modulasi Frekuensi (Frequency Modulation = FM)


Berbeda dengan modulasi amplitudo, modulasi frekuensi
menghasilkan perubahan pada frekuensi gelombang pembawa. Jadi sinyal
informasi yang dimodulasikan (ditumpangkan) pada gelombang

IT Telkom Purwokerto 1 16101029 – Noormalita Retno U


Praktikum Sistem Komunikasi

pembawa menyebabkan perubahan frekuensi gelombang pembawa sesuai


dengan perubahan tegangan (simpangan) sinyal. Jadi jika gelombang
pembawa itu dimodulasi oleh gelombang sinyal sedemikian rupa sehingga
frekuensi gelombang pembawa berubah sesuai dengan perubahan
simpangan (tegangan) gelombang sinyal, maka modulasi ini disebut
modulasi frekuensi (Frequency Modulation = FM ). [3]

D. Kelebihan dan Kekurangan modulasi amplitudo (AM) dan modulasi


frekuensi (FM).
Kelebihan dan kekurangan dari kedua jenis modulasi ini sangat
dipengaruhi oleh sifat dari gelombang elektromagnetik yang dipancarkan
oleh pemancar AM dan FM. Hasil modulasi ini biasanya dipancarkan
dalam bentuk gelombang elektromagnetik. Gelombang elektromagnetik
AM dapat dipantulkan oleh lapisan udara paling atas, yaitu lapisan
ionosfir, sedangkan gelombang elektromagnetik FM tidak dapat
dipantulkan oleh lapisan ionosfir itu. Akibatnya, hasil modulasi AM dapat
diterima ditempat yang jauh dari pemancarnya, sedangkan hasil modulasi
FM tidak dapat diterima di tempat yang jauh dari pemancarnya. Hal ini
jelas merupakan kelebihan dari pemancar AM dan kerugian dari pemancar
FM. Akibat dari adanya pengaruh lapisan ionosfir pada gelombang AM
adalah timbulnya gangguan pada kejernihan informasi yang dibawa oleh
gelombang AM tersebut. Hal ini jelas merupakan kerugian atau
kekurangan dari modulasi AM. Sebaliknya, karena gelombang FM tidak
dapat dipantulkan dan tidak dipengaruhi oleh lapisan ionosfir, maka
informasi yang dibawa oleh gelombang FM tetap jernih seperti aslinya.
Sehingga, kelebihan dari hasil modulasi AM akan merupakan kekurangan
untuk modulasi FM, dan sebaliknya. [4]

IV. HASIL DATA

IT Telkom Purwokerto 1 16101029 – Noormalita Retno U


Praktikum Sistem Komunikasi

Tabel 1.4.1 Nilai Vmax dan Vmin

Gambar 1.4.1 ……………………………..

IT Telkom Purwokerto 1 16101029 – Noormalita Retno U


Praktikum Sistem Komunikasi

V. ANALISA
Pada praktikum sistem komunikasi modul I ini praktikan mempelajari
tentang Amplitudo Modulation (AM) dan Frequency Modulation (FM)
dimana AM dan FM merupakan salah satu dari jenis – jenis modulasi, dimana
pada proses setiap proses modulasi membutuhkan sinyal informasi dan sinyal
pembawa atau sinyal carrier. Sinyal informasi iitu nantinya akan
ditumpangkan ke sinyal cerrier atau sinyal pembawa hingga termodulasi,
setelah sinyal sampai ke receiver atau penerima sinyal tersebut dapat
dikonversikan kembali ke bentuk asalnya, hal ini biasa disebut demodulasi.
Pada percobaan pertama yaitu Amplitudo Modulation (AM) yang
menjadi parameter tetap merupakan Amplitudo sinyal atau tinggi dari
gelombang sinyal tersebut. Amplitudo sinyal carrier akan berubah-ubah
sesuai dengan sinyal informasi yang diberikan oleh amplitude transmiter.
Praktikan menggunakan 3 frekuensi yang berbeda yaitu 3000 KHz, 1350 KHz
dan 300 Khz, berbeda dengan besaran frekuensi yang digunakan, dalam
percobaan ini amplitudo yang digunakan adalah 1, 1.5 dan 2 yang nantinya
kedua parameter tersebut dapat diatur di amplitudo transmiter. Untuk
mencari nilai Vmax dan Vmin dapat dilakukan dengan mengukur nilai kotak
dalam osiloskop kemudian mengalikannya dengan volt/div, nilai Vmax dan
Vmin yang dihasilkan akan berubah ketika besaran amplitudo pada amplitude
transmiter diubah karena akan merubah sinyal informasi yang ditampilkan
oleh osiloskop, dan ketika nilai Vmax dan Vmin berubah maka nilai indeks
modulasi akan berubah juga. Indeks modulasi tersendiri menunjukan kualitas
modulasi. Dari hasil data yang diperoleh dapat dilihat bahwa semakin besar.
Melalui percobaan pertama dapat disimpulkan bahwa Amplitudo
Modulation hanya membutuhkan lebar jalur yang kecil dengan sistem yang
sederhana, amplitude menjadi parameter utama pada percobaan ini sehingga
ketika parameter amplitude diubah maka Indeks modulasi akan berubah
mengikuti besar amplitude yang diberikan. Perbandingan diantara keduanya
berbanding lurus, semakin besar amplitude yang diberikan maka semakin
besar pulanila indeks modulasinya, dan ketika nilai modulasi yang diberikan
semakin kecil maka nilai indeks modulasi akan menurun.

IT Telkom Purwokerto 1 16101029 – Noormalita Retno U


Praktikum Sistem Komunikasi

Kemudian pada percobaan kedua yaitu Frequency Modulation (FM)


frekuensi sinyal pembawa diubah – ubah sehingga besarnya sebanding
dengan amplitude sinyal pemodulasi, semakin besar sinyal pemodulasi, maka
semakin besar pula frekuensi sinyal termodulasi. Pada percobaan kedua ini
frekuensi yang digunakan yaitu 3000 KHz, 1350 KHz dan 300 KHz
sedangkan untuk amplitude sinyal yang digunakan adalah 10, 5 dan 0.
Berdasarkan hasil data yang diperoleh kelompok kami, ketika frekuensi diatur
menjadi 3000 KHz dengan amplitude 10 maka akan memperoleh percentage
modulation yang besar dan ketika nilai frekuensi dan amplitude diturunkan
maka hasil percentage modulation akan menurun juga, dari apa yang
kelompok kami peroleh pada saat frekuensi dan amplitude sinyal diganti
menjadi 300 KHz dan 0 nilai percentage modulation bernilai 0%. Hal ini
membuktikan bahwa pada Frekuensi Modulation (FM) saat nilai pemodulasi
besar maka semakin besar pula nilai termodulasi, dan ketika nilai sinyal
pemodulasi menurun atau semakin kecil, maka nilai sinyal termodulasi
semakin kecil pula. Dalam perhitungan nilai Tmax dan Tmin maka praktikan
harus memperhatikan besar sinyal termodulasi, jarak antar renggangan pada
sinyal termodulasi merupakan besar Tmin dan jarak antar rapatan pada sinyal
termodulasi merupakan nilai Tmax.
Pada Frekuensi Modulation (FM) akan memerlukan bandwidth yang
lebar daripada Amplitudo Modulation (AM) ketika nilai sinyal pembawa
mendekati 0 maka hasil sinyal termodulasi akan mendekati 0 juga. Hal
tersebut dikarenakan pada Frekuensi Modulation (FM) besar frekuensi pada
sinyal pemodulasi menjadi parameter tetap. Sinyal frekuensi pembawa akan
divariasikan berdasarkan amplitude sinyal input. Pada Frekuensi Modulation
(FM) lebih tahan terhadap gangguan atau noise sehingga jenis modulasi ini
dapat dipilih sebagai modulasi standart untuk frekuensi tinggi. Jenis modulasi
ini juga memiliki kualitas yang lebih baik karena memiliki noise yang lebih
kecil. Daya yang diperlukan juga reletif lebih kecil dibandingkan dengan
Amplitudo Modulation (AM). Selain mempengaruhi nilai indeks modulasi,
frekuensi juga mempengaruhi bandwidth pada sinyal, dimana sinyal akan
menunjukan fluktasi yang besar.

IT Telkom Purwokerto 1 16101029 – Noormalita Retno U


Praktikum Sistem Komunikasi

VI. KESIMPULAN DAN SARAN


A. KESIMPULAN
1. Nilai amplitudo pada Amplitudo Modulation mempengaruhi indeks
modulasi.
2. Besar frekuensi yang diberikan sinyal pemodulasi berbanding lurus
dengan sinyal termodulasi.
3. Pada Frekuensi Modulation (FM) lebih tahan terhadap noise
sehingga menghasilkan sinyal yang lebih baik.
B. SARAN
1. Sebaiknya pada praktikum selanjutnya osiloskop yang digunakan
sudah bisa dipastikan bekerja dengan baik.
2. Pada modul selanjutnya sebaiknya disediakan lembar praktikum
sehingga praktikan dapat mencatat hasil data sesuai ketentuan yang
ada.
3. Sebaiknya lebih teliti dalam perhitungan untuk mendapatkan hasil
yang maksimal.

IT Telkom Purwokerto 1 16101029 – Noormalita Retno U


Praktikum Sistem Komunikasi

DAFTAR PUSTAKA

[1] M. S. Wiryawan, Y. S. Rohmah and A. D. Pambudi, "PERANCANGAN


SIMULATOR MODULASI DAN DEMODULASI AM
MENGGUNAKAN LABVIEW," Modulation, vol. 1, p. 1360, 2015.

[2] P. Kardiawarman, "TEKNIK MODULASI AMPLITUDO (AM) DAN


MODULASI FREKUENSI (FM)," [Online]. Available:
http://file.upi.edu/Direktori/FPMIPA/JUR._PEND._FISIKA/19590527198
5031-KARDIAWARMAN/STS-P3G-AM_dan_FM.pdf. [Accessed 2019
Maret 13].

[3] Anonim, "Modulasi Frekuensi (Frequency Modulation, FM)," 8 Januari


2019. [Online]. Available: http://elektronika-dasar.web.id/modulasi-
frekuensi-frequency-modulation-fm/.

[4] Anonim, "Frekuensi Modulation Kelebihan & Kekurangan," 23 April 2016.


[Online]. Available: http://id.fmuser.net/content/?847.html.

IT Telkom Purwokerto 1 16101029 – Noormalita Retno U


Praktikum Sistem Komunikasi

LAMPIRAN

IT Telkom Purwokerto 1 16101029 – Noormalita Retno U

Anda mungkin juga menyukai