Anda di halaman 1dari 5

Nama Anggota Kelompok :

1. Ervan Surya Aby Nugroho (17/416310/SV/14048)


2. Hendi Budianto (17/416316/SV/14054)

Pendahuluan

- Dua prinsip dasar kontrol proses adalah control sekuensial (Sequential Control)
atau mode on/off dan control berkelanjutan (Continuos Control).
- Bab ini membahas tentang control proses baik control berurutan dan kontinu.
Kontrol berurutan adalah proses berbasis, dimana satu peristiwa mengikuti yang lain
dengan urutan proses sampai selesai.
Kontrol Kontinu (berkelanjutan) membutuhkan pemantauan kontinu terhadap
variabel proses, jadi levelnya ditentukan.
- Sistem kontrol proses sangat beragam dalam hal kompleksitas dan aplikasi industri.
Sebagai contoh, pengontrol di industri petrokimia, industri otomotif, dan industri
pemrosesan olahan memiliki tipe fungsi kontrol yang sangat berbeda.
- Loop kontrol bisa sangat kompleks, membutuhkan pengawasan mikroprosesor.
Beberapa fungsi perlu dikontrol dengan sangat ketat, dengan toleransi yang ketat
pada variabel dan waktu respons yang cepat, sementara di area lain, toleransi dan
waktu respons tidak begitu kritis.

Sequential Control

Ada banyak proses dimana variabel tidak harus dikontrol tetapi urutan kejadian
harus dikontrol, proses berurutan dapat berupa system berbasis/kejadianm berbasis waktu
atau kombinasi keduanya.
1. Sistem berbasis kejadian adalah dimana terjadinya peristiwa mengakibatkan
tindakan terjadi. Contohnnya : Sensor level mendeteksi bahwa wadah sudah
penuhm dan mengalihkan outputnya dari hidup ke mati yang mana sensor
mengirim sinyal ke controller (pengontrol) untuk mematikan proses pengisian
cairan.
2. Berbasis waktu urutan, salah satu dimana suatu peristiwa diatur waktunya oleh
pengontrol dan tidak menunggu untuk sinyal input.

Proses berurutan (batch) dapat dibedakan dari proses kontinu sebagai berikut :
- Semua tindakan dapat didefinisikan oleh status nyala atau mati.
- Jumlah diskrit ditangani secara terpisah pada setiap langkah, tidak berkelanjutan.
- Tidak seperti dalam proses kontinu, dapat melihat langkah proses yang berbeda.

I
Discontinuous Control
Discontrol Cotinous sering digunakan dalam kontrol proses dan dapat digunakan
sebagai mode nyala/mati. Pada kenyataannya, discontinuous control merupakan dasar dari
kontrol berkelanjutan (control continuous) yang sederhana dan mahal.
 Discontinuous On/Off Action
Variabel diukur dan dibandingkan nilainya dengan satu set referensi. Ketika
variabel di atas nilai referensi sistem hidup, dan ketika di bawah nilai referensi sistem mati,
atau sebaliknya tergantung pada desain sistem. Ini dapat menyebabkan perubahan yang
cepat dalam beralih dalam kesatuan. Tapi beberapa system yang menghasilkan seperti
system pemanas. Biasanya memiliki banyak inersia atau momentum.
Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya.
Sekiranya laporan yang telah disusun ini dapat berguna bagi saya sendiri maupun orang
yang membacanya dan jangan lupa untuk mengajukan saran dan kritik terhadap makalah
ini agar kedepannya bisa diperbaiki.

 Differential Closed Loop Action

Diferensial atau waktu tunda on.off asing adalah mode operasi yang mana mode

operasi sederhananya on/off action memiliki hystersisies.

 On/Off Action Controller

Ada banyak cara untuk merancang dan mengimplementasikan dua posisi controller.

Contoh yang berkaitan dengan bimetal On/Off digunakan pada suhu kamar controller.

 Electronic On/Off Controller


LM34 dapat digunakan sebagai sensor suhu di sebuah ruang control aplikasi.

II
Continuous Control

Dalam control berkelanjutan (continuos control), umpan balik controller


menentukan kesalahan antara satu set point dan variabel yang diukur. Kesalahan sinyal
digunakan untuk menghasilkan aktuator sinyal kontrol yang digunakan untuk mengontrol
proses variabel input. Perubahan variabel input akan mengurangi perubahan variabel
output yang diukur, mengurangi kesalahan sinyal.

 Proportional Action

Kontrol proses industri berkelanjutan menggunakan metode kontrol proporsional.


Amplitudo variabel output dari suatu proses diukur dan dikonversi menjadi sinyal listrik.
Sinyal ini dibandingkan dengan titik referensi yang ditetapkan, dan perbedaan dalam
amplitudo antara keduanya (sinyal kesalahan) diperkuat dan dimasukkan ke katup kontrol
(aktuator) sebagai sinyal koreksi. Katup kontrol mengontrol salah satu input ke proses.
Mengubah input ini akan menghasilkan perubahan amplitudo output, sampai sama dengan
referensi yang ditetapkan, atau sinyal kesalahan adalah nol. Amplitudo sinyal koreksi
ditransmisikan ke aktuator mengendalikan variabel input, dan sebanding dengan
perubahan persentase dalam amplitudo variabel keluaran diukur sehubungan dengan
referensi yang ditetapkan. Langkah proporsional (Propotional Action) menanggapi
perubahan dalam variabel yang diukur, tetapi tidak sepenuhnya memperbaiki perubahan
dalam variabel yang diukur, karena keuntungannya yang terbatas. Sebagai contoh, jika
gain dalam amplifier proporsional adalah 100, maka ketika terjadi perubahan beban, 99%
dari perubahan tersebut dikoreksi.

 Derivative Action

Tindakan proporsional plus derivatif (PD) dikembangkan dalam upaya untuk


mengurangi waktu koreksi yang akan terjadi hanya dengan menggunakan tindakan
proporsional. Tindakan turunan (Derivstive Action) merasakan tingkat perubahan variabel
yang diukur, dan menerapkan sinyal koreksi yang hanya sebanding dengan tingkat
perubahan (ini juga disebut tindakan tingkat atau tindakan antisipatif).

 Integral Action

Tindakan proporsional plus integral (PI), juga dikenal sebagai tindakan reset,
dikembangkan untuk memperbaiki beban jangka panjang, dan menerapkan koreksi yang
proporsional dengan area di bawah perubahan kurva variabel.

 PID Action

Kombinasi dari ketiga tindakan yang dijelaskan di sebelumnya lebih sering disebut
sebagai tindakan PID. Sinyal proporsional, derivatif, dan integral dihasilkan dari
perubahan variabel yang diukur. Sinyal P dan D dijumlahkan, dan digabungkan dengan
sinyal, untuk menghasilkan sinyal PID untuk variabel yang dikendalikan.

III
PID adalah tindakan korektif paling kompleks yang digunakan untuk kontrol proses.
Namun, ada banyak jenis tindakan kontrol lain berdasarkan tindakan PID. Memahami
dasar-dasar tindakan PID memberikan dasar yang baik untuk memahami jenis pengontrol
lainnya. Bentuk gelombang telah diidealkan untuk kemudahan penjelasan, dan hanya
merupakan contoh dari apa yang mungkin ditemui dalam praktik. Memuat adalah fungsi
permintaan, dan tidak terpengaruh oleh fungsi kontrol soractions. Fungsi kontrol adalah
untuk memastikan bahwa variabel berada dalam batas yang ditentukan.

 Stability

Dalam sistem umpan balik loop tertutup, pengaturan sangat penting. Jika sistem
memiliki terlalu banyak penguatan dan / atau underdamped, maka amplitudo sinyal
koreksi adalah toogreat dan / atau berubah terlalu cepat. Ini dapat menyebabkan variabel
terkontrol untuk mengoreksi kesalahan yang berlebihan, yang dapat menyebabkan sistem
menjadi tidak stabil dan berosilasi, atau dapat menyebabkan waktu penyelesaian atau jeda
waktu yang terlalu lama. Jika penguatan dalam sistem terlalu rendah atau berlebih, maka
sinyal koreksi terlalu kecil atau lambat, dan koreksi tidak akan sepenuhnya selesai, atau
jumlah waktu yang berlebihan akan diambil untuk output untuk mencapai tingkat referensi
yang ditetapkan. Kriteria kadang-kadang digunakan untuk kasus stabil optimal untuk
respon siklik teredam terhadap gangguan adalah bahwa overshoot berkurang dengan
seperempat amplitudo setiap siklus berturut-turut,

Hasil dari sebuah loop control bergantung pada desain sistem, implementasi dari loop, dan
pengaturan pada control functionnya. Terdapat 3 faktor tersebut yang mempengaruhi
pada :

1. Keakuratan dan penyesuaian dari pengukuran dan kontrol.


2. Kestabilan pada control loop.
3. Kemampuan sistem untuk mengubah nilai variabel terukur ke nilai set point setelah
adanya gangguan.
Tuning(penyetelan) adalah proses menyesuaikan nilai P, I, D pada kombinasi yang
tepat untuk mendapatkan hasil yang optimal dari proses control loop. Terdapat beberapa
metode untuk menyetel sebuah control loop yang dapat dilakukan secara otomatis, manual,
dan berdasarkan pengalaman sebelumnya.

Loop dapat disetel untuk mendapatkan :

1. Area ralat minimal.


2. Meminimalkan pengulangan akibat gangguan.
3. Meminimalkan daerah deviasi.

IV
Penyetelan otomatis

Penyetelan dilakukan dengan program yang secara otomatis melakukan set up dan
menyetel control loop.

Penyetelan manual

Penyetelan manual memerlukan pemahaman yang baik pada control loop yang sedang
disetel, pengalaman sebelumnya, skill, dan kesabaran. Terdapat 2 metode penyetelan
(tuning) yaitu open loop tuning dan close loop tuning.

Implementasi dari control loop

Pada implementasinya dapat dicapai menggunakan pneumatic controller dan analog


atau digital elektronika kontrol. Namun, sekarang pneumatic controller sudah jarang
digunakan, lebih sering pada penggunaan sistem elektronik. Adapun bagian dari
implementasi tersebut adalah.

1. On/Off Action Pneumatic Controller


2. Pneumatic Linear Controller
3. Pneumatic Proportional Mode Controller
4. PID Action Pneumatic Controller
5. PID Action Control Circuits
6. PID Electronic Controller

Anda mungkin juga menyukai