TEKNIK ELEKTRO
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
NAMA : ANONIM
NIM : 0304
PRAKTIKUM II
PID TRAINER
I. TUJUAN
a. Kontrol ON/OFF
ON/OFF atau dua posisi controller yang paling banyak digunakan. Itu
adalah jenis yang digunakan dalam sistem domestik pemanas, pendingin,
dan tangki air. Ketika controller adalah di bawah titik set, controller aktif
dan sinyal O/P memiliki nilai maksimum. Ketika nilai diukur berada di
atas set point, controller adalah OFF dan O/P adalah nol.
Akibat gesekan mekanis atau lengkung di kontak listrik, controller
benar-benar pergi ON sedikit di bawah set point dan OFF sedikit di atas
titik set. Gap diferensial ini dalam output pengontrol mungkin sengaja
meningkat untuk memberikan frekuensi yang menurun dari operasi dan
mengurangi keausan.
Dimana :
V2 = AV1
V1 = VIN - BV2
Disubstitusikan menjadi :
V2 = A (VIN - BV2)
Dikelompokkan menjadi :
V2(1+BA) = A VIN
Maka,
A+1
V2 = VIN ( ¿
BA+ 1
Atau :
LABORATORIUM KENDALI DAN ROBOTIKA
TEKNIK ELEKTRO
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
NAMA : ANONIM
NIM : 0304
V2 A+1
=
V ¿ BA+ 1
Intrumentasi dan control industri tentu tidak lepas dari sistem
instrumentasi sebagai pengontrol yang digunakan dalam keperluan pabrik. Sistem
kontrol pada pabrik tidak lagi manual seperti dahulu, tetapi saat sekarang ini telah
dibantu dengan perangkat kontroler sehingga dalam proses produksinya suatu
pabrik bisa lebih efisien dan efektif. Kontroler juga berfungsi untuk memastikan
bahwa setiap proses produksi terjadi dengan baik.
1. Kontrol Proporsional
Kontrol P jika G(s) = kp, dengan k adalah konstanta. Jika u = G(s) •
e maka u = Kp • e dengan Kp adalah Konstanta Proporsional. Kp berlaku
sebagai Gain (penguat) saja tanpa memberikan efek dinamik kepada kinerja
kontroler. Penggunaan kontrol P memiliki berbagai keterbatasan karena sifat
kontrol yang tidak dinamik ini. Walaupun demikian dalam aplikasi-aplikasi
dasar yang sederhana kontrol P ini cukup mampu untuk memperbaiki respon
transien khususnya rise time dan settling time.
Pengontrol proporsional memiliki keluaran yang
sebanding/proporsional dengan besarnya sinyal kesalahan (selisih antara
besaran yang diinginkan dengan harga aktualnya).Ciri-ciri pengontrol
proporsional :
a. Jika nilai Kp kecil, pengontrol proporsional hanya mampu melakukan
koreksi kesalahan yang kecil, sehingga akan menghasilkan respon sistem
yang lambat (menambah rise time).
b. Jika nilai Kp dinaikkan, respon/tanggapan sistem akan semakin cepat
mencapai keadaan mantapnya (mengurangi rise time).
c. Namun jika nilai Kp diperbesar sehingga mencapai harga yang berlebihan,
akan mengakibatkan sistem bekerja tidak stabil atau respon sistem akan
berosilasi.
d. Nilai Kp dapat diset sedemikian sehingga mengurangi steady state error,
tetapi tidak menghilangkannya.
LABORATORIUM KENDALI DAN ROBOTIKA
TEKNIK ELEKTRO
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
NAMA : ANONIM
NIM : 0304
2. Kontrol Integratif
Pengontrol Integral berfungsi menghasilkan respon sistem yang
memiliki kesalahan keadaan mantap nol (Error Steady State = 0). Jika sebuah
pengontrol tidak memiliki unsur integrator, pengontrol proporsional tidak
mampu menjamin keluaran sistem dengan kesalahan keadaan mantapnya nol.
Jika G(s) adalah kontrol I maka u dapat dinyatakan sebagai
u(t)=[integral e(t)dT]Ki dengan Ki adalah konstanta Integral, dan dari
persamaan di atas, G(s) dapat dinyatakan sebagai u=Kd.[delta e/delta t]. Jika
e(T) mendekati konstan (bukan nol) maka u(t) akan menjadi sangat besar
sehingga diharapkan dapat memperbaiki error.
Jika e(T) mendekati nol maka efek kontrol I ini semakin kecil.
Kontrol I dapat memperbaiki sekaligus menghilangkan respon steady-state,
namun pemilihan Ki yang tidak tepat dapat menyebabkan respon transien
yang tinggi sehingga dapat menyebabkan ketidakstabilan sistem. Pemilihan
Ki yang sangat tinggi justru dapat menyebabkan output berosilasi karena
menambah orde system
Keluaran pengontrol ini merupakan hasil penjumlahan yang terus
menerus dari perubahan masukannya. Jika sinyal kesalahan tidak mengalami
LABORATORIUM KENDALI DAN ROBOTIKA
TEKNIK ELEKTRO
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
NAMA : ANONIM
NIM : 0304
3 . Kontrol Derivatif
Keluaran pengontrol diferensial memiliki sifat seperti halnya suatu
operasi derivatif. Perubahan yang mendadak pada masukan pengontrol akan
mengakibatkan perubahan yang sangat besar dan cepat. Ketika masukannya
tidak mengalami perubahan, keluaran pengontrol juga tidak mengalami
perubahan, sedangkan apabila sinyal masukan berubah mendadak dan menaik
(berbentuk fungsi step), keluaran menghasilkan sinyal berbentuk impuls. Jika
sinyal masukan berubah naik secara perlahan (fungsi ramp), keluarannya
LABORATORIUM KENDALI DAN ROBOTIKA
TEKNIK ELEKTRO
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
NAMA : ANONIM
NIM : 0304
4. Pengendali PID
Pengendali PID ini paling banyak dipergunakan karena sederhana
dan mudah dipelajari serta tuning parameternya. Lebih dari 95% proses di
industry menggunakan pengendali ini. Pengendali ini merupakan gabungan
dari pengedali proportional (P), integral (I), dan derivative (D). Berikut ini
merupakan blok diagram dari sistem pengendali dengan untai tertutup (Close
Loop):
Atau
P Kp = Konstanta Proportional
1 1
∫ e(t )dt=
I Ki = T i T i s =Ki/s = Konstanta Integral
d e(t )
Td
D Kd = Kd s = dt = Konstanta Derivative
Atau secara umum persamaannya adalah sebagai berikut :
TANGGAPAN SETTLING
RISE TIME OVERSHOOT S-S ERROR
LOOP TERTUTUP TIME
Perubahan
Kp Menurun Meningkat Menurun
Kecil
Perubahan
Kd Menurun Menurun Perubahan Kecil
Kecil
LABORATORIUM KENDALI DAN ROBOTIKA
TEKNIK ELEKTRO
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
NAMA : ANONIM
NIM : 0304
ii. Peralatan :
1. Modul Trainer IT-4406
2. Jumper
3. Osiloskop
4. Multimeter Digital
iv. Prosedur :
1. Tekan saklar utama menjadi ON ;
2. Hubungkan Channel CH1 pada osiloskop ke V6 TP37 pada PMW
Driver ;
3. Atur pada layar osiloskop, lebar dari tampilan dengan memilih
5V/DIV melalui tombol yang sesuai ;
4. Atur TIM/DIV pada 50 mikrodetik ;
5. Atur posisi dari (AC-GND-DC) ke DC ;
6. Atur ADJ1 searah jarum jam, untuk mendapat gelombang segitiga
yang sama saat 10Vpp seperti pada Gambar 1.2. berikut :
LABORATORIUM KENDALI DAN ROBOTIKA
TEKNIK ELEKTRO
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
NAMA : ANONIM
NIM : 0304
2. PERCOBAAN DUA
i. Objek : Kontrol Cahaya dengan Sistem Tertutup Proporsional Integral
Derivatif
ii. Peralatan :
1. Modul Trainer IT-4406
2. Jumper
3. Osiloskop
4. Multimeter Digital
iii. Rangkaian pada Modul Trainer IT-4406 :
Gambar 2.1. Rangkaian Kontrol PID, PWM Driver dan Kontrol Cahaya
LABORATORIUM KENDALI DAN ROBOTIKA
TEKNIK ELEKTRO
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
NAMA : ANONIM
NIM : 0304
iv. Prosedur :
1. Buat sambungan rangkaian seperti Gambar 2.1. ;
2. Sambungkan osiloskop pada keluaran PID di blok TP52 ;
3. Atur tegangan menjadi 2.5 Volt pada keluaran Setpoint 1 TP54;
4. Lampu akan mulai menyala. Jika belum, putar pot Proporsional
menjadi 25%;
5. Atur juga pot Integral dan Derivatif menjadi 25% ;
6. Tekan tombol RESET pada modul IT-4406 ;
7. Amati gelombang dari kontrol PID tersebut pada osiloskop ;
8. Akan ada beberapa osilasi pada gelombang. Coba untuk
menghilangkan gelombang-gelombang kecil ini dari gelombang
utama dengan menyesuaikan pot proporsional ;
9. Ketika sistem dalam kondisi stabil, pada osiloskop akan ditampilkan
garis yang lurus. Cobalah untuk membuat sistem dalam kondisi tidak
stabil dengan memberikan gangguan yang diberikan dari modul IT-
4406 tersebut. Hal tersebut akan membuatsystem tidak stabil untuk
beberapa waktu, tetapi kontroler PID akan mengembalikan
kestabilan system tersebut;
10. Catat waktu yang dibutuhkan untuk membuat sistem menjadi stabil
kembali;
11. Sekarang, atur tegangan menjadi 5 Volt pada keluaran di TP43; dan
12. Ulangi langkah-langkah serta dicatat.
LABORATORIUM KENDALI DAN ROBOTIKA
TEKNIK ELEKTRO
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
NAMA : ANONIM
NIM : 0304
1. PERCOBAAN SATU
a. Gambar gelombang yang muncul pada osiloskop saat ADJ1 dan ADJ2
diatur. Gambarkan di buku Milimeter Block.
2.5
7.5
10
2. PERCOBAAN DUA
LABORATORIUM KENDALI DAN ROBOTIKA
TEKNIK ELEKTRO
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
NAMA : ANONIM
NIM : 0304
a. Melihat lama waktu cahaya lampu dari kondisi tidak stabil sampai
kondisi stabil ketika diberikan gangguan atau disturbance dengan
mengatur Tegangan Input (Tegangan dari Setpoint 1 atau TP54) :
TEGANGA
Waktu untuk
N PADA
Cahaya Lampu
SETPOINT Kontrol P Kontrol I Kontrol D
Stabil
1 (TP54)
(detik)
(Volt)
0 0% 0% 0%