05161037
8.1 Introduction
Ada 3 basic feedback control yaitu, proportional control, integral control, derivative
control, proportional integral-derative control. Basic ini digunakan mengurangi sinyal kesalahan.
1. Gain pengontrol bisa diatur untuk membuat output pengontrol berubah sesuai yang
diinginkan.
2. Tanda Kc dapat dipilih untuk membuat output pengontrol meningkat/menurun.Dimana, Jika
nilai Kc kecil, kontroler proporsional hanya mampu melakukan koreksi kesalahan yang kecil,
sehingga akan menghasilkan respon sistem yang lambat. Jika nilai Kc dinaikkan, respon
sistem menunjukkan semakin cepat mencapai keadaan maximunya. Namun jika nilai Kc
diperbesar sehingga mencapai harga yang berlebihan, akan mengakibatkan sistem bekerja
tidak stabil, atau respon sistem akan berosilasi
1. Kesalahan kondisi steady state error/offset terjadi setelah perubahan set point
2. Tidak bisa mengatasi offset karena kontroller proposional sederhana
Untuk integral control, output pengontrol tergantung pada integral dari error sinyal dari
waktu ke waktu. Kontroler integral memiliki karakteristik seperti halnya sebuah integral.
Keluaran kontroller sangat dipengaruhi oleh perubahan yang sebanding dengan nilai sinyal
kesalahan. Seperti ditunjukkan pada persamaan 8-7. Integral control digunakan karena :
1. Memberikan keuntungan praktis yang penting
2. Dapat mengeliminasi offset
Saat kontroller integral digunakan maka P otomatis akan berubah sesuai nilai yang
dibutuhkan agar nilai pada steady state error = 0, pada kontroller integral biasanya mengambil
tindakan korektif terhadap errornya. Umumnya kontroler integral digunakan untuk conjunction
dengan Proportional Integral (PI) sesuai persamaan 8-8 dan persamaan 8-9. PI kontroller
merupakan unit step yang ditunjukkan dengan e(t). Pada t =0 kontroller keluaran berubah secara
instan karena aksi proporsional. Tindakan Integral menyebabkan peningkatan ramp di p (t) untuk
t> 0. Berikut blok diagram hubungan antara besaran kesalahan dengan kontroller integral:
Gambar 8.2 Diagram Blok kontroller integral
1. Cenderung menghasilkan respons osilasi dari variabel terkontrol, dimana respons akan
menyebabkan output pengontrol jenuh dan menyebabkan penumpukan lebih lanjut.
2. Terjadi fenomena reset windup
Kerugian dari integral kontrol yaitu terjadinya fenomena reset windup . Ketika kesalahan
yang berkelanjutan terjadi,menyebabkan output kontroler akhirnya jenuh. Reset windup terjadi
ketika PI atau PID mengalami kesalahan yang berkelanjutan, misalnya, selama start-up dari
proses batch atau setelah perubahan set-point besar. Hal ini juga dapat terjadi akibat dari
gangguan berkelanjutan yang besar yang berada di luar jangkauan variabel dimanipulasi. Metode
untuk mencegah terjadinya fenomena reset windup yaitu:
Fungsi tindakan kontrol derivatif adalah untuk mengantisipasi perilaku sinyal kesalahan
yang akan terjadi nantinya di masa depan dengan mempertimbangkan laju perubahan. Di masa
lalu, aksi derivatif juga disebut sebagai tindakan rate, pra-tindakan, atau kontrol antisipatif.
Strategi antisipasi digunakan oleh operator yang berpengalaman dalam pengendali otomatis
dengan membuat output pengontrol sebanding dengan tingkat perubahan dari sinyal kesalahan
atau variabel yang dikendalikan. Berikut ditunjukkan blok diagram yang menggambarkan
hubungan besaran kesalahan dengan keluaran controller derative:
1. Jika sinyal kesalahan berubah terhadap waktu, maka keluaran yang dihasilkan kontroller
tergantung pada nilai τd dan laju perubahan sinyal kesalahan.
2. Kontroller diferensial mempunyai suatu sifat korektif dan cenderung meningkatkan stabilitas
sistem. Berdasarkan karakteristik kontroller tersebut, kontroller diferensial umumnya dipakai
untuk mempercepat respon awal suatu sistem, tetapi tidak memperkecil kesalahan pada
keadaan akhirnya.
3. Aksi kontrol derivatif juga cenderung meningkatkan respon dinamis dari variabel yang
dikendalikan dengan mengurangi waktu penyelesaian,
Setiap kekurangan dan kelebihan dari masing-masing kontroler P, I dan D dapat saling
menutupi dengan menggabungkan ketiganya secara paralel menjadi kontroler. proposional plus
integral plus diferensial (kontroller PID). Elemen-elemen kontroller P, I dan D masing-masing
secara keseluruhan bertujuan untuk mempercepat reaksi sebuah sistem, menghilangkan offset
dan menghasilkan perubahan awal yang besar. Berikut ditunjukkan blok diagram yang
menggambarkan hubungan besaran kesalahan dengan keluaran controller PID :
Banyak variasi dari kontrol PID digunakan dalam praktek. Selanjutnya, ada tiga bentuk yang
paling umum yaitu,
1. Bentuk parallel control PID
2. Bentuk seri control PID
3. Bentuk expanded control PID
Karakteristik kontroler PID sangat dipengaruhi oleh kontribusi besar dari ketiga
parameter P, I dan D. Konstanta yang menonjol akan memberikan kontribusi pengaruh
pada respon sistem secara keseluruhan
1. Ketika set point constant, akan membatalkan dan menyebabkan kesalahan proposional
dan derivatif
2. Jika mode integral dihilangkan, proses respons terganggu
Adapun beberapa modifikasi dari algoritma kontrol PID dasar yang banyak digunakan dalam
industri:
1. Penghapusan Atur ulang Windup.
Untuk controllers digital yang mengandung aksi kontrol integral, penyelesaian ulang
dapat terjadi ketika penjumlahan kesalahan tumbuh dengan nilai yang sangat besar. Misalkan
jenuh pengontrol output pada batas atas atau bawah, sebagai hasil dari sinyal kesalahan besar
yang berkelanjutan. Untuk algoritma posisi, anti-ulang penyelesaian dapat dicapai
menggunakan themethods bagian 8.2.2. Meskipun variabel diukur akhirnya mencapai titik
set (di mana e k = 0), Secara umum, bentuk kecepatan lebih disukai daripada bentuk posisi.
2. Penghapusan Kick Derivatif.
Ketika tiba-tiba perubahan set-point dibuat, algoritma kontrol PID dalam Pers. 8-25 atau
Persamaan. 8-27 akan menghasilkan perubahan langsung besar dalam output karena aksi
kontrol derivatif. Untuk algoritma kontrol digital, beberapa metode yang tersedia seperti
mengubah set point secara bertahap dengan nilai baru. Strategi ini membatasi laju perubahan
set point dan dengan demikian mengurangi kick derivatif. Jika pengukuran kebisingan
dikombinasikan dengan waktu turunan besar untuk rasio periode sampling ( τ D / Δ t)
menyebabkan mode derivatif yang terlalu aktif, maka sinyal error harus disaring sebelum
menghitung aksi derivatif .
3. Pengaruh Saturation terhadap Kinerja kontroller.
Kesulitan lain yang dapat terjadi karena persamaan pengendali digital seperti Persamaan.
8-29 adalah bahwa perubahan kecil dalam kesalahan dapat menyebabkan output pengontrol
jenuh untuk nilai-nilai tertentu dari pengaturan kontroler. Oleh karena itu, nilai-nilai
pengaturan controller dan Δt harus diperiksa untuk memastikan bahwa tidak menyebabkan
seperti over range masalah. Untuk algoritma kecepatan, perubahan dalam output kontroler
dapat dibatasi dengan menggunakan batas tingkat atau klem, yaitu, bawah dan atas batas
pada perubahan, Δ pk.
4. Fitur opsional lainnya.
Untuk beberapa kontrol apikasi, diharapkan bahwa kontroler sinyal output tidak akan
berubah ketika kesalahan kecil, dalam toleransi yang ditentukan. Fitur opsional ini disebut
sebagai kesenjangan tindakan. Akhirnya, dengan penjadwalan, nilai numerik dari Kc
tergantung pada nilai dari sinyal kesalahan.