< <
+
+
=
F. PengendaIi ProporsionaI + IntegraI + Derivatif
10
Karakteristik pengendali :
- Pengendali PD = versi sederhana dari kompensator lead.
- Kp ditentukan dari spesifikasi steady state
- Frekuensi sudut 1/Td dipilih agar phase lead terjadi sekitar ogco.
- Bila phase margin dinaikkan, maka magnitude Pengendali naik terus untuk
frekuensi tinggi o > 1/Td, sehingga memperkuat derau pada frekuensi tinggi.
- Kompensator Lead dapat menaikkan phase lead, tetapi kenaikan magnitude
pada frekuensi tinggi sangat kecil dibandingkan dengan Pengendali PD.
- Pengendali PD tak dapat direalisasikan dengan elemen pasif RLC, harus
dengan Op Am, R dan C.
- Realisasi dengan rangkaian elektronik dapat menyebabkan masalah derau,
meskipun tidak ada masalah bila direalisasikan dengan elemen-elemen
hidraulik dan pneumatik.
- Pengendali PD memperbaiki karakteristik respons transient (tr mengecil,
%Mp mengecil).
Gambar 7 Pengendali PD
Fungsi alih Pengendali:
Kp : konstanta proporsional (adjustable)
H. PenaIaan Untuk PengendaIi PID
G. 9 PengendaIi PID Dan Kompensator Lag-Lead
11
Td: waktu derivatif (adjustable)
Ti: waktu integral (adjustable)
Karakteristik pengendali :
- Dapat digunakan untuk semua kondisi proses.
- Menghilangkan error offset pada mode proporsional.
- Menekan kecenderungan osilasi.
Pengendali PD:
Kompensator Lag-Lead: 1 ; 1 ;
1
1 1
) (
2 1
2 1
> >
+
=
Pengendali PD adalah Kompensator Lag-Lead. Bila Kp dibuat tinggi, maka sistem
dapat menjadi stabil kondisional.
Gambar 8 menunjukkan kontrol PD suatu sistem. Bila pemodelan matematis plant
sulit dilakukan, penalaan PD (penentuan Kp, T dan Td) dilakukan secara
eksperimental. Aturan Ziegler & Nichols berdasarkan pada langkah tanggapan
eksperimental atau berdasarkan pada nilai Kp yang dihasilkan dalam kestabilan
marginal bila hanya aksi kontrol proporsional yang digunakan.
Gambar 8 Kontrol PD suatu sistem
Ziegler - Nichols mengusulkan aturan untuk menentukan nilai Kp, Ti dan Td
berdasarkan pada karakteristik tanggapan peralihan dari plant yang diberikan.
1. Metoda Pertama ZiegIer - NichoIs
2. Metoda Kedua ZiegIer - NichoIs
12
Ada dua metoda penalaan Ziegler - Nichols yang bertujuan mencapai overshoot
25%.
Jika plant mengandung integrator atau pole-pole kompleks sekawan dominan, maka
kurva tanggapan undak satuan terlihat seperti kurva berbentuk S.
Gambar 9 Kurva respon berbentuk S
Jika tanggapan tidak berbentuk kurva S, metoda ini tidak dapat diterapkan.
Fungsi alih dapat didekati dengan sistem orde pertama:
Ziegler - Nichols menentukan nilai Kp, Ti, dan Td :
Pengendali PD yang ditala dengan metoda pertama ini memberikan
Anggap :Ti = dan Td = 0. Dengan hanya menggunakan aksi kontrol proporsional,
kenaikan Kp dari 0 ke suatu nilai kritis Kcr akan menghasilkan tanggapan yang
berosilasi.
13
Gambar 10 Sistem loop tertutup dengan alat kontrol proporsional
Gambar 11 Osilasi berkesinambungan dari periode Pcr
Ziegler - Nichols menala Kp, Ti, dan Td sbb:
Pengendali yang diperoleh:
Secara umum, untuk plant dinamis tanpa integrator, dapat diterapkan aturan
penalaan Ziegler - Nichols. Bila plant mengandung integrator, dalam beberapa
kasus, aturan ini tidak dapat diterapkan.
Contoh 1:
Suatu sistem kontrol umpanbalik satuan:
14
Plant mengandung integrator, maka metoda pertama tidak dapat diterapkan. Jika
metoda kedua diterapkan, maka sistem lup tertutup dengan suatu pengendali
proporsional tidak akan berosilasi terus-menerus berapapun nilai Kp yang diambil.
Persamaan karakteristik:
Sistem stabil untuk semua nilai Kp positif. Jadi sistem tidak berosilasi : nilai
penguatan kritis Kcr tidak ada. Dengan demikian metoda kedua tidak dapat
diterapkan.
Contoh 2:
Suatu sistem dengan pengendali PD sbb:
Gunakan aturan penalaan Ziegler - Nichols untuk menentukan nilai parameter Kp, Ti,
dan Td agar diperoleh tanggapan step dengan overshoot sekitar 25%.
SoIusi:
Karena plant mengandung integrator, gunakan metoda kedua (Ti = dan Td = 0):
Menentukan nilai Kcr :
Persamaan karakteristik sistem: s
3
+6s
2
+5s+Kp = 0
Deret R-H nya:
15
Osilasi akan terjadi jika Kp = 30. Jadi penguatan kritis Kcr = 30
Persamaan karakteristik nya:
s
3
+6s
2
+5s+30 = 0
Frekuensi osilasinya:
(jo)
3
+6(jo)
2
+5(jo)+30 = 0
6(5 - o
2
) + jo(5 - o
2
)= 0
Frekuensi keadaan berosilasi menjadi o
2
= 5 o = 5 rad/s.
Perioda osilasi adalah:
8099 , 2
5
2 2
= = =
detik
Gunakan Tabel pada Metoda , diperoleh:
Kp =0,6Kcr = 0,6x30 =18
Ti = 0,5 Pcr =0,5x2,8099 =1,405
Td = 0,125Pcr =0,125x2,8099 =0,35124
Fungsi alih PD adalah :
Fungsi alih sistem :
16
Diperoleh Mp = 62%. Untuk memperkecil Mp , lakukan fine adjustment parameter-
parameter pengendali. Ambil Kp =18, geser zero ganda ke s = -0,65 :
Bila Kp = 39,42:
maka kecepatan tanggapan naik, overshoot naik menjadi sekitar 28%.
17
DAFTAR PUSTAKA
http://puslit2.petra.ac.id/ejournal/index.php/elk/article/viewFile/16192/
16184
http://en.wikipedia.org/wiki/PID_controller
http://www.elektro.undip.ac.id/el_kpta/upload/L2F606003_MTA.pdf
http://elib.unikom.ac.id/files/disk1/365/jbptunikompp-gdl-anggajuand-
18247-4-babii.pdf
http://123seminarsonly.com/Seminar-Reports/2013-04/86440191-
PID-Control.docx
http://dosen.narotama.ac.id/wp-content/uploads/2012/12/MODUL-14-
PENGENDALIAN-OTOMATIS-DI-INDUSTRI.doc
http://www.scribd.com/doc/101745672/14021-14-132188723395