Anda di halaman 1dari 19

BAB I

PENDAHULUAN
I.1

Latar Belakang
Industri kimia erat kaitannya dengan proses reaksi yang melibatkan

pengendalian temperatur, ketinggian (level), laju alir, dan tekanan. Dalam suatu
reaksi ada suatu keadaan yang disebut kondisi operasi optimum, kondisi optimum
suatu reaksi dapat tercapai jika dalam reaksi yang melibatkan temperatur,
ketinggian, laju alir, dan tekanan berada pada operasi yang tepat. Untuk
mempermudah dalam pemantauan kondisi operasi, industri kimia tidak lepas dari
alat-alat yang disebut instrumentasi. Alat instrumentasi memiliki peranan penting
dalam suatu proses di industri kimia diantaranya:
a. Sebagai alat ukur yang merubah besaran fisis atau variabel proses
kedalam bentuk satuan yang diamati, dimengerti dan dimanfaatkan untuk
keperluan monitoring atau analisa.
b. Sebagai alat pengendali jalannya operasi agar variabel proses yang
sedang diukur dapat diatur dan dikendalikan, tetap pada nilai yang
ditentukan.
c. Sebagai alat pengaman yang memberikan tanda bahaya atau tanda
gangguan apabila terjadi kondisis yang tidak normal akibat

tidak

berfungsingya peralatan proses.


d. Sebagai alat analisa produk yang diolah, apakah sudah memenuhi
spesifikasi yang diinginkan atau sesuai dengan standar.
Alat instrumentasi di industri kimia biasanya dilengkapi dengan automatic
control system atau indicator record control (IRC) untuk melakukan kontrol
proses. Automatic control system bekerja secara otomatis mengatur dan
mengendalikan variabel-variabel proses yang berlangsung agar sesuai dengan
nilai yang telah ditetapkan

dengan control valve. Untuk semua proses yang

penting, tinggi rendahnya parameter ditandai dengan bunyi alarm pada distributed
control system (DCS) atau control room.
Industri oleokimia (produksi fatty alcohol) memiliki beberapa peralatan
proses diantaranya adalah reaktor hidrogenasi dan menara distilasi (fraksinasi
fatty alcohol). Pada peralatan proses tersebut dilengkapi alat instrumentasi untuk

mempermudah pengontrolan dan pengendalian varibel proses agar reaksi berjalan


optimal dan menghasilkan produk yang berkualitas.
I.2 Rumus Masalah
a. Apa saja alat-alat instrumentasi yang digunakan pada reaktor hidrogenasi
dan menara distilasi?
b. Bagaimana cara kontrol pada reaktor hidrogenasi dan menara distilasi?
I.3 Tujuan
a. Mengetahui alat-alat instrumentasi pada reaktor hidrogenasi dan menara
distilasi.
b. Mengetahui cara kontrol reaktor hidrogenasi dan menara distilasi.
I.4 Manfaat
Penulis mendapat wawasan yang lebih luas tetang
1. Macam dan jenis alat instrumentasi yang digunakan pada reaktor
hidrogenasi dan menara distilasi.
2. Cara kerja kontrol untuk mencapai kondisi operasi yang diinginkan
pada reaktor hidrogenasi dan menara distilasi.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
II.1 Instrumentasi
II.1.1 Pengertian Instrumentasi

Instrumentasi

adalah

alat

yang

digunakan

untuk

mengontrol,

memanipulasi, mengukur, menunjukan atau menghitung nilai suatu variabel


proses. Instrumentasi dapat melakukan fungsi melihat, mengukur, dan
mengendalikan variabelvariabel proses seperti temperatur, tekanan, jumlah
aliran, ketinggian, viskositas, dan pH.
Secara umum variabel proses akan diubah ke dalam bentuk sajian berupa
tampilan record, maupun print yang ditentukan oleh alat ukur tersebut.
Instrumentasi terdiri atas elemenelemen pengukuran yaitu:
a. Tranducer Element
Suatu elemen yang pertama mencatat suatu besaran proses kemudian
merubah besaran tersebut dalam bentuk gerakan mekanik maupun besaran
listrik.
b. Signal Conditioning Element
Elemen yang berfungsi memproses atau memanipulasi output dari
tranduser kedalam bentuk sesuai dengan rangkaian setelahnya. Elemen ini
bisa dalam bentuk amplifier dan converter analog to digital (ADC).
c. Data Presentation Element
Elemen yang berfungsi menampilkan data informasi hasil pengukuran
kedalam bentuk satuan pengukuran dengan penyajian data menggunakan
print out, rekorder, indikator, ataupun dengan menggunakan tampilan
seperti dekstop.
II.1.2 Sistem Kontrol atau Pengendali
Sistem kontrol atau pengendali berfungsi untuk mengendalikan jalannya
operasi agar variabel proses tetap pada nilai yang ditentukan (setpoint) setelah
pengukuran. Rangakaian pengendalian dalam industri meliliki beberapa macam
jenis pengendalian yaitu:
a. Feedback Control atau Pengendalian Umpan Balik
Sistem feedback control adalah sistem kontrol yang sinyal
keluarannya mempunyai pengaruh langsung pada aksi pengontrolan.
Sinyal kesalahan penggerak, yang merupakan selisih antara sinyal
masukan dan sinyal umpan balik yang dapat berupa sinyal keluaran atau
suatu fungsi sinyal keluaran atau turunannya, diumpankan ke kontroler
untuk memperkecil kesalahan dan membuat agar keluaran sistem
mendekati harga yang diinginkan atau memperkecil kesalahan sistem.

Prinsip kerjanya melakukan pengendalian atau mengambil aksi perbaikan


setelah diketahui penyimpangan.

Gambar 2.1 Pengendalian Umpan Balik


b. Feedforward Control atau Pengendalian Umpan Maju
Sistem feedforward control adalah suatu sistem yang keluarannya
tidak mempunyai pengaruh terhadap aksi kontrol. Artinya, sistem kontrol
terbuka keluarannya tidak dapat digunakan sebagai umpan balik dalam
masukan. Prinsip kerjanya mendeteksi secara dini adanya gangguan,
sehingga dapat segera melakukan koreksi terhadap sistem agar output
tidak banyak terpengaruh.

Gambar 2.1 Pengendalian Umpan Maju


Pengendalian umpan balik yang dilakukan oleh instrumen kendali disebut
pengendalian lingkar tertutup (closed loop control) atau pengendalian otomatik.
Jika tidak ada umpan balik oleh instrumen kendali, disebut pengendalian lingkar
terbuka (open loop control). Besar nilai sinyal kendali yang dikirimkan ke elemen
kendali akhir ditetapkan berdasar perhitungan atau skala kebutuhan proses. Pada
pengendalian lingkar terbuka (open loop control) jika tindakan umpan balik
4

dilakukan oleh manusia, disebut pengendalian manual (manual control).


Pengendalian manual pada mekanisme umpan balik, peran pengendali dilakukan
oleh

operator

(manusia).

Operator

melihat

variabel

proses

terkendali,

membandingkan dengan nilai yang diinginkan dan akhirnya memutuskan untuk


memperbesar atau memperkecil bukaan katup kendali. Posisi manual diperlukan
pada saat mengatur parameter pengendali ketika penalaan (tuning). Pergantian
dari otomatik ke manual juga umum dikerjakan pada saat darurat, bilamana
pengendali menimbulkan masalah kestabilan operasi.
II.1.3 Elemen Sistem Pengendalian
Elemen sistem pengendalian terdiri dari:
a. Elemen pengukur
Elemen sensor (primary sensing) adalah piranti yang merespon
rangsangan fisik. Sensor berhubungan langsung atau paling dekat
berhubungan dengan variabel. Macam sensor dibagi sebagai berikut;
Sensor ketinggian: Displacer, capsule, floater

Sensor aliran

: Capsule, bellows, orifice plate, venturi tube

Sensor suhu

: Termokopel, bimetal, RTD

Sensor tekanan

: Bourdon tube, bellows, diafragma

Transmiter ( secondary element ) yaitu piranti yang berfungsi


mengubah energi atau informasi yang datang dari sensor
menjadi sinyal standar. Bila besaran fisik bertambah
besar, maka sinyal pengukuran juga akan bertambah
besar (bersifat direct acting).
yang

sering

dapat

dipakai

Dua macam sinyal standar


yaitu

sinyal

listrik

dan

pneumatik.
Transmiter Pneumatik, output sinyal adalah 3 15 Psi
Transmiter Elektronik, output sinyal adalah 4 20 mA DC, dan 1
5 VDC
b. Elemen Pengendali
Elemen pengendali adalah elemen yang berfungsi menjaga atau
mempertahankan suatu proses variabel agar tetap pada nilai yang

diinginkan. Elemen pengendali akan membandingkan nilai dari besaran


proses yang dikendalikan dengan nilai yang diinginkan dan mengeluarkan
sinyal yang sesuai dengan mode controller dengan tujuan untuk
mengurangi nilai error.
c. Elemen Akhir
Unit kendali akhir bertugas menerjemahkan sinyal kendali menjadi
aksi atau tindakan koreksi melalui pengaturan variabel pengendali atau
variabel termanipulasi. Unit ini terdiri atas dua bagian besar, yaitu
actuator dan elemen regulasi. Actuator atau penggerak adalah piranti
yang mampu melakukan aksi fisik dan berfungsi mengubah sinyal kendali
menjadi pengaturan fisik untuk pengendalian variabel proses. Jenis
penggerak yang penting dalam industri proses adalah pneumatik, elektrik,
dan hidrolik. Katup kendali (control valve) merupakan unit kendali akhir
yang paling banyak dipakai di industri kimia. Piranti ini terdiri atas
actuator dan valve. Energi penggerak yang digunakan adalah udara tekan
(pneumatik) atau listrik. Fungsi katup adalah mengatur laju alir
dengan prinsip bertindak sebagai penyempitan variabel
dalam perpipaan proses, dengan mengubah bukaan akan
mengubah hambatan, sehingga laju alir berubah.
II.2

Reaktor Hidrogenasi dan Menara Distilasi

II.2.1 Reaktor hidrogenasi


Reaktor hidrogenasi adalah kolom fixed bed yang digunakan untuk
mereaksikan metil ester dengan hidrogen . Dalam produksi fatty alcohol,
reaksi hidrogenasi dikendalikan agar reaksi berlangsung pada tekanan 260
bar, dan temperatur 175oC.
II.2.2 Menara Distilasi
Menara distilasi adalah suatu alat yang digunakan untuk fraksinasi
atau pemisahan berbagai macam komponen berdasarkan perbedaan titik
didih suatu campuran yang dilengkapi pemanas pada bagian bawah dan
pendingin (condenser) bagian atas. Pada industri oleokimia fungsi menara

distilasi salah satunya digunakan untuk memisahkan fatty alcohol


berdasarkan rantai karbon yang dibagi dalam kelompok short chain (C8C10), middle chain (C12-C14), dan long chain (C16-C18).

BAB III
METODOLOGI
III.1 Cara Memperoleh Data
Data untuk laporan tugas khusus ini diperoleh dari:
1. Studi Pustaka
Dengan cara mencari teori-teori yang bersangkutan dan
mempelajari masalah yang akan diselesaikan. Ini dilakukan pada
pustaka-pustaka yang berkaitan dengan persoalan yang ada sebagai
pedoman dan acuan yang dapat dipertanggungjawabkan diantaranya
dengan memperlajari dan memahami Process Flow Diagram (PFD)
P.T. Batamas Megah dan Ecogreen Oleochemicals lisensi Lurgi.
2. Pengamatan dilapangan

Dengan cara mendapatkan data-data yang sebenarnya yang ada


di lapangan. Data-data tersebut meliputi: alat-alat instrumentasi yang
terdapat di reaktor hidrogenasi dan menara distilasi.
3. Wawancara dengan nara sumber
Dengan cara menggali informasi dari supervisor produksi fatty
alcohol yaitu Bapak M. Nazir, Bapak Muzakir, pimpinan bagian
produksi yaitu Bapak M. Faried Wazdy, dan pimpinan bagian
Preventive Maintenance (PM) Instrumen yaitu Bapak Edward Tulus.
III.2 Cara Mengolah Data
Data diolah dengan cara mencocokkan data yang diperoleh dengan pustakapustaka yang ada dan mendiskusikannya dengan pembimbing lapangan.

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
IV.1

Hasil
Sistem instrumentasi dan kontrol di menara reaktor hidrogenasi dan

menara distilasi menggunakan transmiter elektronik, output sinyalnya adalah 4


20 mA DC, dan 1 5 VDC, yang mana sinyal akan diteruskan ke sistem DCS
untuk menunjukan hasil pengukuran terhadap variabel-varibel proses. Adapun alat
instrumentasi yang digunakan pada reaktor hidrogenasi dan menara distilasi dapat
dilihat pada tabel IV.1
Tabel IV.1 Alat instrumentasi pada reaktor hidrogenasi dan menara distilasi
Reaktor Hidrogenasi

Alat Instrumentasi

Temperatur

Resistance Thermal Detector (RTD)/PT 100

Tekanan

Pressure transmitter

Laju alir

Mass flowmeter

Ketinggian

Menara Distilasi

Alat Instrumentasi

Temperatur

Resistance Thermal Detector (RTD)/PT 100

Tekanan

Pressure transmitter

Laju alir

Mass flowmeter

Ketinggian

Buoyancy level transmitter

Indikator kontrol pada alat instrument yang digunakan di sekitar reaktor


hidrogenasi dan menara distilasi sebagai berikut:
Tabel IV.2 Indikator kontrol pada alat instrumen
Kontrol
Switch Alarm Low (SAL)

Fungsi
Memberikan tanda peringatan dengan alarm
jika

dalam

keadaan

kurang

dari

batas

minimum yang ditetapkan


Indcator (I)

Mempresentasikan pengukuran

Indicator Record (IR)

Mempresentasikan pengukuran dan mencatat


dalam sistem DCS

Indicator Control (IC)

Mempresentasikan

pengukuran,

dan

mengontrol secara otomatis dengan control

valve
Indicator Record Control Mempresentasikan
(IRC)

pengukuran,

mencatat

dalam sistem DCS, dan mengontrol secara


otomatis dengan control valve

Indicator Control Alarm

Mempresentasikan pengukuran,

High Level (ICAHL)

kontrol dan memberikan tanda peringatan


setelah mencapai batas

IV.2

Pembahasan
Mekanisme pengendalian yang dilakukan dimulai dengan mengukur

variabel proses. Hasil pengukuran dibandingkan dengan nilai yang diinginkan


(setpoint). Bila nilai variabel proses yang diukur lebih rendah dibanding nilai
varibel proses yang diinginkan maka laju alir pengendali diperbesar, dan jika
terjadi sebaliknya maka laju aliran pengendali diperkecil. Mekanisme demikian
disebut pengendalian umpan balik (feedback control).
Sensor mengindera variabel proses, informasi dari sensor
selanjutnya diolah oleh transmitter dan dikirimkan ke pengendali dalam bentuk
sinyal listrik. Dalam sistem pengendalian, variabel proses terukur dibandingkan
dengan setpoint. Perbedaan antara nilai keduanya disebut error. Berdasar besar
error, lamanya error, dan kecepatan error, pengendali variabel

melakukan

perhitungan sesuai algoritma kendali untuk menghasilkan sinyal kendali yang


berupa sinyal listrik yang kemudian dikirimkan ke elemen kendali akhir final
control element berupa katup kendali atau control valve. Perubahan pada sinyal
kendali menyebabkan perubahan bukaan katup kendali. Perubahan ini
menyebabkan perubahan manipulated variable. Jika perubahan manipulated
variable dalam arah dan nilai yang benar, maka variabel proses terukur dapat
dijaga pada nilai setpoint. Dengan cara demikian akan tercapai tujuan
pengendalian.
IV.2.1 Reaktor Hidrogenasi

10

Alat instrumentasi pada reaktor hidrogenasi ini dilengkapi dengan IC dan


IRC. Pada pengendalian variabel proses, alat-alat instrumentasi
dengan

IRC dibantu

control valve untuk mengatur variabel proses pada nilai yang telah

ditentukan dengan cara membuka atau menutup katup. Pada umumnya control
valve yang digunakan digerakan secara pneumatic. Pneumatic control valve ini
berfungsi untuk mengatur laju alir dan tekanan berdasarkan bukaan atau tutupan
katup yang digerakkan oleh udara tekan dari bagian utilitas. Sistem instrumentasi
dan kontrol di sekitar reaktor hidrogenasi adalah untuk sebagai alat ukur dan
pengendali jalannya operasi, yang meliputi:
a. Feed Methyl Ester dan Hidrogen make up section 105E1
Variabel terpenting yang harus dikendalikan pada feed section 105E1
adalah tekanan dan temperatur, sedangkan laju alir hanya untuk dimonitoring
yang dapat menunjukan kapasitas produksi. Pada reaktor hidrogenasi, reaksi akan
berjalan optimum pada suhu 175oC dan pada tekanan 260 bar. Pompa akan
meningkatkan laju alir dari fluida cair (feed ME), sedangkan kompresor akan
meningkatkan laju alir fluida gas (hidrogen). Pengendalian tekanan dan
temperatur pada reaktor hidrogenasi dilakukan sebagai berikut:
1. Pengendalian Tekanan
Tekanan hidrogen
sedangkan

tekanan

metil

dikendalikan
ester

oleh

kompresor

dikendalikan

oleh

105G01,02,

HP-feed

pump

105G05,06,07. Untuk mengontrol tekanan yang diinginkan sebesar 260 bar


pada aliran feed dipasang alat pressure transmitter, sedangkan untuk
mengukur kecepatan aliran menggunakan

alat instrumentasi mass

flowmeter. Skema proses pengendalian tekanan pada feed hidrogen make up


dijelaskan pada gambar 4.1

11

Gambar 4.2 Skema Pengendalian Tekanan pada Feed Hidrogen


(PT Batamas Megah, 1990)
Hidrogen pada tangki 105D18 yang bertekanan 26 bar dikompresi
dengan kompresor 105G01,02 untuk menaikan tekanan menjadi 260 bar.
Hidrogen dengan tekanan 260 bar tersebut menuju ke reaktor hidrogenasi.
pada aliran yang menuju reaktor terdapat Pressure Indicator Control (PIC)
yang disetting pada tekanan 260 bar dan dilengkapi dengan control valve.
Tekanan pada umpan akan diukur, dicatat dan diolah oleh PIC,
penyimpangan pada data yang diperoleh dengan data yang telah ditetapkan
akan menjadi tolak ukur control valve untuk bekerja. Jika tekanan umpan
lebih besar dari pada nilai tekanan yang ditetapkan, maka valve akan
membuka dan mengalirkan tekanan tersebut kembali ke tangki 105D18,
begitu sebaliknya sehingga didapatkan tekanan pada nilai 260 bar.
2. Pengendalian Temperatur
Temperatur feed yang berupa metil ester dan hidrogen make up
dikendalikan oleh HE 105E1, dan dimonitoring dengan RTD yang
dilengkapi dengan Temperature Indicator Control (TIC). TIC berfungsi
sebagai indikator dan kontrol jika terjadi penyimpangan terhadap hasil
12

pengukuran variabel proses dengan nilai yang telah ditetapkan. Skema


proses pengendalian temperatur feed metil ester-hidrogen dijelaskan pada
gambar 4.2

Gambar 4.2 Skema Proses Pengendalian Temperatur Feed Metil


Ester- Hidrogen (PT Batamas Megah, 1990)
Umpan yang berupa metil ester dan hidrogen yang telah dikompresi
masuk dalam HE 105E1 yang berupa shell-tube. Media pemanasnya adalah
steam medium yang masuk melalui shell, sedangkan feed masuk dalam tube.
Pengendalian temperatur ini dilengkapi TIRC yang dipasang di aliran
keluaran tube. TIRC disetting pada nilai 128oC, sehingga jika terjadi
penyimpangan akan dilakukan pengendalian untuk memperbesar laju alir
media pemanas oleh control valve dengan cara membuka katup yang
bekerja secara otomatis oleh udara tekan.
b. Tekanan Sistem
Tekanan di dalam reaktor hidrogenasi hanya sebatas bisa dimonitoring dan
tidak ada alat bantu pengendalian tekanan yang terdapat dalam reaktor. Tekanan
dalam reaktor ini dikendalikan

dari tekanan-tekanan umpan yang masuk ke

reaktor hidrogenasi.
c. Temperatur Sistem
Temperatur pada sistem dipasang 9 sensor RTD untuk memonitoring
temperatur. Di dalam reaktor hidrogenasi tidak ada alat bantu pengendalian

13

temperatur, sehingga kontrol temperatur dilakukan pada temperatur-temperatur


umpan yang masuk ke reaktor hidrogenasi
IV.2.2 Menara Distilasi Section 106
Menara distilasi dalam fraksinasi fatty alcohol yang terdapat di PT
Ecogreen EOB 1 ada 4 yang terletak di bagian methyl ester plant. Sistem
instrumentasi yang terdapat di menara distilasi pada umumnya sama dengan
peralatan proses yang lain yang meliputi tekanan, temperatur, laju alir dan
ketinggian. Sistem instrumentasi dan kontrol di sekitar menara distilasi adalah
untuk sebagai alat ukur dan pengendali jalannya operasi yang meliputi:
a.
b.
c.
d.

Feed: TIC, TIRC, FIR


Bottom fractionation column: FI, LSAL, LIC, FIC, PIR, TIR, TIRC
Column distillation: TIR, PIRC, LICAHL
Condenser: TIC

Pada bab ini yang akan dibahas adalah proses pengendalian di sekitar
menara distilasi 106D3, proses pengendalian di sekitar 106D3 dipilih karena
pengendalian variabel proses dirasa lebih kompleks.
a. Pengendalian Temperatur
Temperatur dikendalikan pada umpan masuk, bottom fractionation column
dan kondenser. Pengendalian temperatur meliputi pengendalian pada umpan
masuk dan bottom fractionation column yang menggunakan penukar panas
dengan media pemanas Oil Thermal Heater (OTH), sedangkan pengendalian
temperatur di kondenser dengan pendinginan oleh Water Cooling Tempered
(WCT). Skema prinsip pengendalian temperatur dengan WCT dijelaskan pada
gambar 4.3

14

Gambar 4.3 Skema Prinsip Pengendalian Temperatur dengan


WCT (Ecogreen Oleochemicals, 2001)
Acuan pengendalian ini adalah suhu keluaran WCT. Pada aliran keluaran
WCT dilengkapi dengan Temperature Indicator Control (TIC). Penyimpangan
nilai ukur dengan setpoint menjadi dasar control valve untuk membuka-menutup
katup aliran WCT yang masuk condenser. Jika suhu WCT keluaran lebih tinggi
dari nilai yang ditetapkan, maka bukaan control valve akan membuka lebih lebar
dari posisi semula sehingga kecepatan pendinginan semakin cepat untuk mencapai
suhu yang diinginkan.
b. Pengendalian Ketinggian (Level)
Pengendalian ketinggian dilakukan pada bottom fractionation column.
Ketinggian dimonitoring dengan buoyancy level transmitter

yang dilengkapi

dengan Level Indicator Control (LIC) dan Level Switch Alarm Low (LSAL) untuk
mengatur ketinggian. Skema prinsip pengendalian ketinggian dijelaskan pada
gambar 4.4

15

Gambar 4.4 Skema Prinsip Pengendalian Ketinggian pada Bottom


Column (Ecogreen Oleochemicals, 2001)
LIC berfungsi untuk mengukur dan mengendalikan ketinggian dalam
bottom fractionation column. Jika dalam pengukuran nilai ukur tidak sesuai
dengan setpoint, maka LIC akan memberikan perintah ke control valve untuk
membuka atau menutup katup, sehingga ketinggian akan berubah seiring
perubahan laju output bottom fractionation column. Sedangkan LSAL berfungsi
memberikan peringatan dengan bunyi alarm, dan memberikan perintah untuk
mematikan pompa jika terjadi ketinggian yang diukur berada dibawah batas
minimum nilai yang telah ditentukan. Tindakan mematikan pompa bertujuan
untuk menghindari terjadinya kavitasi yang dapat mengakibatkan kerusakan pada
bagian impeller pompa.
c.

Pengendalian Laju Alir (Flow)


Pengendalian laju alir ada di keluaran dari bottom fractionation column.

Pengendalian laju alir keluaran berfungsi untuk mengatur kecepatan residu yang
masuk ke falling film evaporator dengan bantuan circulation pump. Laju alir
16

dimonitoring dengan alat mass flowmeter yang dilengkapi IC yang dibantu dengan
control valve untuk melakukan kontrol. Skema prinsip pengendalian laju alir
dengan circulation pump dijelaskan pada gambar 4.5

Gambar 4.5 Skema Prinsip Pengendalian Laju Alir dengan Circulation


Pump (Ecogreen Oleochemicals, 2001)
Dasar dari pengendalian ini adalah kecepatan keluaran (flow) residu. Pada
aliran keluaran dari bottom column dilengkapi dengan flow indicator control
(FIC). Penyimpangan nilai ukur dengan setpoint akan menjadi dasar control
valve untuk membuka-menutup katup yang akan mengatur besar-kecilnya laju alir
menuju falling film evaporator. Jika laju alir residu lebih besar dari nilai yang
ditetapkan maka bukaan katup control valve akan sedikit menutup dari posisi
semula sehingga laju alir menjadi lebih kecil, begitu sebaliknya.

d. Pengendalian Tekanan
Pengendalian tekanan dilakukan pada top fractionation column dengan
bantuan sistem vakum. Tekanan dimonitoring dengan pressure transmitter yang
dilengkapi dengan pressure indicator record control (PIRC) untuk mengatur
tekanan. Skema prinsip pengendalian tekanan dijelaskan pada gambar 4.6

17

Gambar 4.6 Skema Prinsip Pengendalian Tekanan (Ecogreen


Oleochemicals, 2001)
Tekanan pada top fractionation column dikendalikan dengan mengatur
tekanan yang dibawa kondensat. Jika nilai tekanan yang diukur pada top
fractionation column melebihi nilai yang telah ditentukan pada PIRC, maka
bukaan katup control valve akan sedikit menutup, sehingga tekanan pada kolom
distilasi akan menurun karena aliran yang masuk dalam sistem vakum semakin
besar, atau terjadi penurunan yang besar pada daerah yang memiliki tekanan
tinggi.

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
IV.1 Kesimpulan
Sistem instrumentasi dan kontrol memiliki peranan penting dalam industri
kimia khususnya di PT Ecogreen Oleochemicals yaitu sebagai dasar pengendalian

18

untuk mencapai kondisi optimum di setiap peralatan proses. Kondisi operasi


optimum adalah keadaan dimana konversi reaksi kimia untuk menghasilkan
produk mencapi konversi tertinggi. Tujuan untuk mencapi kondisi operasi
optimum adalah untuk menghasilkan produk sebanyak-banyaknya dengan kualitas
terbaik, dan biaya operasi yang rendah.
Sistem instrumentasi digunakan untuk memonitoring kondisi operasi setiap
alat yang meliputi temperatur, laju alir, ketinggian, dan tekanan, sedangkan
kontrol digunakan untuk mengendalikan variabel proses agar tetap pada nilai yang
ditentukan. Alat instrumentasi yang digunakan pada sistem kontrol terdiri dari
resistance thermal detector (RTD) untuk temperatur, pressure transmitter untuk
tekanan, mass flowmeter untuk laju alir, dan buoyancy level transmitter untuk
ketinggian. Selain itu, pengendalian variabel proses yang ada di sekitar reaktor
hidrogenasi dan menara distilasi menggunakan pemanas dengan media oil
thermal heater (OTH) dan steam, pendingin dengan media

water cooling

tempered (WCT) dan indirect cooling water (ICW) untuk pengendalian


temperatur, high pressure (HP) pump dan kompresor untuk pengendalian tekanan,
circulate pump untuk pengendalian laju alir dan ketinggian.
IV.2 Saran
Sistem instrumentasi dan kontrol memiliki peranan yang penting dalam
proses produksi maka hendaknya dilakukan pemantauan dan perawatan berkala
sehingga dapat dipastikan alat-alat instrumentasi berfungsi dengan baik dan sesuai
dengan tujuannnya untuk monitoring, meminimalisir gangguan dan pengendalian
proses.

19

Anda mungkin juga menyukai