Anda di halaman 1dari 43

BUKU AJAR

SISTEM TELEKOMUNIKASI

Oleh :

1. Ir. Indra Yadi MT.

2. Rina Anugerahwati MT.

JURUSAN TEKIK ELEKTRO

PROGRAM STUDI TEKNIK TELEKOMUNIKASI

POLITEKNIK NEGERI MEDAN

2021

1
DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR ............................................................................ 2


1. PENDAHULUAN ....................................................................................... 4

1.1. . Sistem Telekomunikasi ........................................................................... 4

1.2. Sistem Komunikasi ........................................................................... 5


1.3. Bentuk Sinyal ........................................................................... 6
1.4. Modulasi dan Lebar Jalur ........................................................................... 6

2. PRINSIP DASAR ........................................................................... 7

2.1 Gelombang ........................................................................... 7


2.2 Satuan Ukur ........................................................................... 7
2.3. Sinyal Audio ........................................................................... 16
2.4. Tranduser Elektroakustik ........................................................................... 23
2.5. Derau (Noise) ........................................................................... 33
2.6. Filter ........................................................................... 49

3. SISTEM PEMANCAR-PENERIMA............................................. 52

4. MODULASI AALOG ................................................................ 59

4.1. Modulasi Amplitudo (AM) ................................................................... 59


4.2. Modulasi Jalur Sisi Ganda (Double Side Band= DSB) ........................... 64
4.3. Modulasi Jalur Sisi Tunggal (Single Side Band = SSB) ........................... 67
4.4. Frequency Division Multiplexing (FDM) ....................................... 70
4.5. Modulasi Sudut ............................................................................ 74
4.6. Modulasi Pulsa ............................................................................ 86

2
3. SISTEM PEMANCAR-PENERIMA

Suatu sistem telekomunikasi terdiri dari sumber informasi, pemancar, saluran


transmisi, penerima dan tujuan informasi, seperti blok diagram gambar 3.1 Sumber

Gambar 3.1. Blok diagram sistem telekomunikasi.

informasi dapat berbentuk suara (audio), gambar bergerak (video), teks, gambar dan
sebagainya, dapat berbentuk secara non-listrik maupun listrik. Secara umum, sumber
informasi diklasifikasikan atas :

a. Sumber informasi analog (nilai kontinu), seperti audio dan video,

b. Sumber informasi digital (nilai diskrit), seperti sumber teletype (deretan


abjad).

Pada sistem telekomunikasi, sumber informasi analog, misalnya suara, diubah


menjadi sinyal audio (dalam bentuk listrik), diproses dalam pengolah sinyal, kemudian
pada antena atau saluran kabel diubah menjadi gelombang elektromagnetik, seperti
gambar 3.2. Dalam pengolah sinyal terdapat sejumlah proses perubahan listriknya,
seperti

Gambar 3.2

3
gambar 3.3, dimana sinyal diolah sesuai dengan keperluan ke antena untuk menjadi
gelombang elektromagnetik.

Gambar 3.3. Sistem pemancar radio

Persyaratan sinyal supaya dapat diubah menjadi gelombang elektromagnetik,


adalah memerlukan modulasi pada pemancar dan demodulasi pada penerima. Modulasi-
demodulasi adalah proses mengubah sinyal informasi berfrekuansi rendah ke sinyal
berfrekuensi tinggi untuk efisiensi panjang antena (hal ini sudah dibahas pada Bab 1.
Pendahuluan). Blok diagram lengkap proses pemancar penerima radio ditunjukkan
oleh gambar 3.4.

Gambar 3.4. Blok diagram sistem pemancar penerima radio.

Konsep dasar sistem telekomunikasi pemancar-penerima suara diatas terus


berkembang dalam aplikasinya, menjadi sarana komunkasi sumber informasi kompleks,
seperti gambar 3.5.

4
Gambar 3.5. Sistem telekomunikasi kompleks.

Tugas :

Jelaskan fungsi masing-masing pada Gambar 3.5.

Pesawat Penerima Super Heterodyne

Pesawat penerima radio memiliki fungsi memisahkan suatu sinyal radio yang
dikehendaki dari semua sinyal radio yang mungkin yang oleh diterima antena dan
menolak semua sinyal lain tersebut. Sinyal yang dipisahkan tersebut kemudian
diperkuatnya sampai ke suatu tingkat yang dapat digunakan. Akhirnya, sinyal suara
dipisahkannya dari gelombang pembawa (carrier wave) radio (Gambar 3.4) dan
diteruskannya ke pemakai keluaran transduser (loudspeaker).

5
Sebagian besar prinsip kerja beberapa pesawat penerima radio yang umum
dipakai adalah penerima radio Superheterodyne, konsepnya ditunjukkan oleh Gambar
3.6

Gambar 3.6. Radio penerima Superheterodyne.

Mixer mengartikan memisahkan sinyal audio yang dikehendaki sesuai dengan frekuensi
gelombang pembawa yang ditentukan oleh osilator lokal (Demodulasi). Sistem
pemancar-penerima diklasifikasikan menurut metode modulasinya.

Modulasi

Modulasi : pengaturan satu atau lebih parameter gelombang pembawa (carrier)


berfrekuensi tinggi oleh sinyal informasi. Gelombang pembawa terdiri atas 2 jenis :

a. Gelombang sinus (ac)

Persamaan dasar tegangan gelombang pembawa ac adalah

𝑣𝑐 (𝑡) = 𝐴𝑐 sin(𝜔𝑐 𝑡 + 𝜃𝑐 )𝑡 = 𝐴𝑐 sin(2 𝜋 𝑓𝑐 𝑡 + 𝜃𝑐 ) 𝑡 (𝑉) ........................ (1)

dimana dalam persamaan gelombang pembawa ini terdapat 3 parameter, yaitu

Ac = Amplitudo (V),

fc = frekuensi (Hz), dan

𝜃𝑐 = fasa (rad)

6
Gambar 3.7

b. Gelombang pembawa persegi.

Bentuk gelombangnya, Gambar 3.8.

Gambar 3.8

Pada gelombang persegi terdapat 3 parameter :

Ac = Amplitudo (V),

𝜏𝑐 = lebar pulsa (s)

xc = posisi pulsa dalam periode pulsa (Tc) (m)

Sedangkan sinyal informasi terdiri atas :

a. Sinyal Analog, dan

b. Sinyal Digital.

Klasifikasi modulasi ditentukan dari :

a. Gelombang pembawa sinus

7
a.1. Sinyal informasi analog

Terdiri atas 3 jenis :

1. Modulasi Amplitudo (Amplitude Modulation = AM) : pengaturan parameter


amplitudo, Ac, gelombang pembawa sinus oleh sinyal informasi analog.
2. Modulasi Frekuensi (Frequency Modulation = FM) : pengaturan parameter
frekuensi, fc, gelombang pembawa sinus oleh sinyal informasi analog.
3. Modulasi Fasa (Phase Modulation = PM) : pengaturan parameter fasa, 𝜃𝑐 ,
gelombang pembawa sinus oleh sinyal informasi analog.
Jenis yang sering digunakan adalah AM dan FM.
a.2. Sinyal Informasi Digital
Terdiri atas :
1. Amplitude Shift Keying (ASK) ; pengaturan parameter amplitudo, Ac,
gelombang pembawa sinus oleh sinyal informasi digital.
2. Frequency Shift Keying (FSK) : pengaturan parameter frekuensi, fc, gelombang
pembawa sinus oleh sinyal informasi digital.
3. Phase Shift Keying (PSK) : pengaturan parameter fasa, 𝜃𝑐 , gelombang
pembawa sinus oleh sinyal informasi digital.
4. M-Ary PSK (M-PSK): pengaturan parameter amplitudo, Ac, dan fasa, 𝜃𝑐 ,
gelombang pembawa sinus oleh sinyal informasi digital
Jenis yang sering digunakan adalah PSK dan M-PSK.
b. Gelombang Pembawa Persegi
a.1. Sinyal informasi Analog
Terdiri atas :
1. Pulse Amplitude Modulation (PAM) : pengaturan parameter amplitudo, Ac,
gelombang pembawa persegi oleh sinyal informasi analog.
2. Pulse Width Modulation (PWM) : pengaturan parameter lebar pulsa, 𝜏𝑐 ,
gelombang pembawa persegi oleh sinyal informasi analog.
3. Pulse Position Modulation (PPM) : pengaturan parameter posisi pulsa, tx, dalam
periode,Tc , gelombang pembawa persegi oleh sinyal informasi analog.
a.2. Sinyal Informasi Digital

8
Kedua sinyal merupakan gabungan 2 sinyal digital, sehingga tidak ada klasifika
modulasi, tetapi disebut dengan Multiplexing-Demultiplexing (gabungan dua atau lebih
sinyal digital).

9
4. MODULASI ANALOG

Konsep dasar sistem komunikasi analog ditunjukkan oleh gambar 4.1.

Gambar 4.1. Blok diagram sistem modulasi analog.

4.1. Modulasi Amplitudo (AM)

a. Persamaan Matematis.

Anggaplah persamaan gelombang pembawa ac :

𝑣𝑐 (𝑡) = 𝐴𝑐 sin 𝜔𝑐 𝑡 = 𝐴𝑐 sin 2 𝜋 𝑓𝑐 𝑡 (V) (4.1)

dimana : 𝐴𝑐 = Amplitudo (V)

𝑓𝑐 = frekuensi tinggi gelombang pembawa (Hz)

dan anggap pula sinyal informasi juga ac (sinus),

𝑣𝑚 (𝑡) = 𝐴𝑚 sin 𝜔𝑚 𝑡 = 𝐴𝑚 sin 2 𝜋 𝑓𝑚 𝑡 (V) (4.2)

dimana : 𝐴𝑚 = Amplitudo (V)

𝑓𝑚 = frekuensi sinyal informasi (Hz)

Persamaan (4.2) memodulasi amplitudo persamaan (4.1) menjadi

𝑣𝐴𝑀 (𝑡) = [𝐴𝑐 + 𝑣𝑚 (𝑡)] sin 2 𝜋 𝑓𝑐 𝑡 (V)

= [𝐴𝑐 + 𝐴𝑚 sin 2 𝜋 𝑓𝑚 𝑡] sin 2 𝜋 𝑓𝑐 𝑡 (V)

𝐴𝑚
= 𝐴𝑐 [sin 2 𝜋 𝑓𝑐 𝑡 + sin 2 𝜋 𝑓𝑐 𝑡 sin 2 𝜋 𝑓𝑚 𝑡 ] (V)
𝐴𝑐

10
= 𝐴𝑐 [sin 2 𝜋 𝑓𝑐 𝑡 + 𝑚𝑎 sin 2 𝜋 𝑓𝑐 𝑡 sin 2 𝜋 𝑓𝑚 𝑡 ] (V)

𝐴𝑚
dimana : ma = = indeks modulasi AM.
𝐴𝑐

Persamaan ini harus dibuat menurut teori Fourier dimana sinyal terdiri dari deretan
gelombang ac. Analisa secara Trigonometri :

Cos ( A - B ) = Cos A Cos B + Sin A Sin B

Cos ( A + B ) = Cos A Cos B - Sin A Sin B


-
2 Sin A Sin B = Cos ( A - B ) - Cos ( A + B )

1
Sin A Sin B = 2 [Cos ( A − B ) − Cos ( A + B )]

Komponen kali pada persamaan diatas,

𝑚𝑎
𝑚𝑎 sin 2 𝜋 𝑓𝑐 𝑡 sin 2 𝜋 𝑓𝑚 𝑡 = [𝐶𝑜𝑠 2 𝜋(𝑓𝑐 − 𝑓𝑚 ) 𝑡 − 𝐶𝑜𝑠 2 𝜋 (𝑓𝑐 +
2

𝑓𝑚 ) 𝑡]

Sehingga persamaan AM menjadi

𝑚𝑎
𝑣𝐴𝑀 (𝑡) = 𝐴𝑐 [sin 2 𝜋 𝑓𝑐 𝑡 + [𝐶𝑜𝑠 2 𝜋(𝑓𝑐 − 𝑓𝑚 ) 𝑡 − 𝐶𝑜𝑠 2 𝜋 (𝑓𝑐 + 𝑓𝑚 ) 𝑡]]
2

(V) (4.3)

Apabila sinyal informasi kompleks, menurut teori Fourier, persamaannya

𝑣𝑚 (𝑡) = 𝐴𝑚1 Sin 2 𝜋 𝑓𝑚 𝑡 + 𝐴𝑚2 Sin 2 𝜋 (2 𝑓𝑚 ) 𝑡 + 𝐴𝑚3 Sin 2 𝜋 (3 𝑓𝑚 ) 𝑡 + …

(V) (4.4)

Dengan cara sama diatas,

𝑚𝑎1
𝑣𝐴𝑀 (𝑡) = 𝐴𝑐 [sin 2 𝜋 𝑓𝑐 𝑡 + [𝐶𝑜𝑠 2 𝜋(𝑓𝑐 − 𝑓𝑚 ) 𝑡 − 𝐶𝑜𝑠 2 𝜋 (𝑓𝑐 + 𝑓𝑚 ) 𝑡] +
2
𝑚𝑎2
[𝐶𝑜𝑠 2 𝜋(𝑓𝑐 − 2𝑓𝑚 ) 𝑡 − 𝐶𝑜𝑠 2 𝜋 (𝑓𝑐 + 2𝑓𝑚 ) 𝑡] +
2
𝑚𝑎3
[𝐶𝑜𝑠 2 𝜋(𝑓𝑐 − 3𝑓𝑚 ) 𝑡 − 𝐶𝑜𝑠 2 𝜋 (𝑓𝑐 + 3𝑓𝑚 ) 𝑡] + … ] (V) (4.5)
2

11
𝐴𝑚1 𝐴𝑚2 𝐴𝑚3
dimana : 𝑚𝑎1 = , 𝑚𝑎2 = , 𝑚𝑎3 = ,…
𝐴𝑐 𝐴𝑐 𝐴𝑐

dan ma efektif, maeff, dinyatakan oleh

2 + 𝑚2 + 𝑚2 + …+ 𝑚2
√𝑚𝑎1 𝑎2 𝑎3 𝑎𝑛
𝑚𝑎𝑒𝑓𝑓 = (4.6)
𝑛

dimana : n = 1, 2, 3,...

b. Spektrum Frekuensi

Spektrum Frekuensi adalah metode tampilan pengukuran persamaan matematis


diatas, hubungan amplitudo versus frekuensi. Untuk persamaan (4.3) dengan daerah ma
tertentu, ditunjukkan oleh gambar 4.2. (a). Tampilan menggunakan alat spectrum
analyzer, contohnya ditunjukkan oleh gambar 4.4 (b) dan (c)

𝑚𝑎 𝑚𝑎
𝐴𝑐 Ac 𝐴𝑐
2 2

f (Hz)
(𝑓𝑐 − 𝑓𝑚 ) fc (𝑓𝑐 + 𝑓𝑚 )

(b) (c)
Gambar 4.4.
Untuk sinyal kompleks, persamaan (4.5) ditunjukkan oleh gambar 4.5 (a) dan tampilan
menggunakan alat spectrum analyzer, contohnya ditunjukkan oleh gambar 4.5 (b) dan
(c)

12
𝑚𝑎2 𝑚𝑎2 𝑚𝑎1 𝑚𝑎1 𝑚𝑎2 𝑚𝑎3
𝐴𝑐 𝐴𝑐 𝐴𝑐 Ac 𝐴𝑐 𝐴𝑐 𝐴𝑐
2 2 2 2 2 2

f (Hz)

(fc-3fm) (𝑓𝑐 − 𝑓𝑚 ) fc (𝑓𝑐 + 𝑓𝑚 ) (fc+3fm)


(fc-2fm) (fc-2fm)
(a)

(b) (c) Monitor Spektrum Frekuensi Radio

Siaran

Gambar 4.5.

13
c. Bentuk Gelombang

Proses bentuk gelombang dari persamaan (4.3) dengan variasi ma, ditunjukkan
oleh gambar 4.6. Keadaan normal adalah 0 < ma < 1, keadaan optimal (terbaik) adalah
ma = 1, dan ma > 1 akan terjadi cacat (overmodulasi).

Gambar 4.6.

Untuk persamaan (4.5), contoh proses pembentukan AM ditunjukkan oleh Gambar 4.7.

14
Gambar 4.7.

d. Daya rata-rata, Pav (W)

Anggaplah daya pemancar AM tanpa modulasi adalah Pc (W), dimana menurut


syarat dalam transmisinya (Teori Transfer Daya maksimum)

𝐴2𝑐
𝑃𝑐 = (𝑊) (4.7)
4𝑅

maka daya AM, PAM dari persamaan (4.3) adalah

𝑚 2 𝑚 2
𝐴2𝑐 ( 𝑎 𝐴𝑐 ) (− 𝑎 𝐴𝑐 ) 𝐴2𝑐 2
𝑚𝑎 2
𝑚𝑎
2 2
𝑃𝐴𝑀 = [4 𝑅 + + ]= [1 + ] = 𝑃𝑐 [1 + ] (W) (4.8)
4𝑅 4𝑅 4𝑅 2 2

Untuk PAM persamaan (4.5)

2
𝑚𝑎𝑒𝑓𝑓
𝑃𝐴𝑀 = 𝑃𝑐 [1 + ] (W) (4.9)
2

TUGAS

1. Jelaskan kembali persamaan matematis suatu sinyal komplek menurut Teori


Fourier dan pengukurannya.
2. Buatlah 2 contoh lain dari spektrum frekuensi gambar 4.4 (b), (c) dan 4.5.(b),
(c).
3. Buatlah 2 contoh lain dari bentuk gelombang gambar 4.5 dan 4.6.

15
4. Jelaskan tentang transfer daya maksimum (Salah satu syarat aliran sinyal
telekomunikasi), sumber : Elektronika Telekomunikasi.
5.

4.2. Modulasi Jalur Sisi Ganda (Double Side Band= DSB)

Blok diagram sistem DSB ditunjukkan oleh Gambar 4.8.


Modulator/demodulator

Gambar 4.8. Sistem DSB

balans adalah suatu modulator/demodulator AM dengan rancangan seimbang dimana


disini dapat menekan/menghilangkan komponen pembawa yang tidak memuat
informasi dan tidak diperlukan.

a. Persamaan Matematis.

Pada persamaan (4.3) dan (4.4), dalam DSB, komponen pembawa ditekan
(disebut DSB Supressed Carrier = DSB-SC) atau dihilangkan (disebut DSB). Untuk
sinyal informasi sinus, maka persamaan DSB adalah

𝑚𝑎
𝑣𝐷𝑆𝐵 (𝑡) = 𝐴𝑐 [ [𝐶𝑜𝑠 2 𝜋(𝑓𝑐 − 𝑓𝑚 ) 𝑡 − 𝐶𝑜𝑠 2 𝜋 (𝑓𝑐 + 𝑓𝑚 ) 𝑡]] (V)
2

(4.10)

dan apabila sinyal informasi kompleks, maka

𝑚𝑎1
𝑣𝐷𝑆𝐵 (𝑡) = 𝐴𝑐 [ [𝐶𝑜𝑠 2 𝜋(𝑓𝑐 − 𝑓𝑚 ) 𝑡 − 𝐶𝑜𝑠 2 𝜋 (𝑓𝑐 + 𝑓𝑚 ) 𝑡] +
2
𝑚𝑎2 𝑚𝑎3
[𝐶𝑜𝑠 2 𝜋(𝑓𝑐 − 2𝑓𝑚 ) 𝑡 − 𝐶𝑜𝑠 2 𝜋 (𝑓𝑐 + 2𝑓𝑚 ) 𝑡] + [𝐶𝑜𝑠 2 𝜋(𝑓𝑐 − 3𝑓𝑚 ) 𝑡 −
2 2

16
𝐶𝑜𝑠 2 𝜋 (𝑓𝑐 + 3𝑓𝑚 ) 𝑡] + … ] (V)

(4.11)

dan ma efektif, maeff, dinyatakan oleh

2 + 𝑚2 + 𝑚2 + …+ 𝑚2
√𝑚𝑎1 𝑎2 𝑎3 𝑎𝑛
𝑚𝑎𝑒𝑓𝑓 = dimana :
𝑛

n = 1, 2, 3,...

b. Spektrum Frekuensi

Spektrum Frekuensi, untuk persamaan (4.10) dengan daerah ma tertentu,


ditunjukkan oleh gambar 4.9. (a).

𝑚𝑎 𝑚𝑎
𝐴𝑐 Ac 𝐴𝑐
2 2

f (Hz)
(𝑓𝑐 − 𝑓𝑚 ) fc (𝑓𝑐 + 𝑓𝑚 )

Gambar 4.9. Spektrum Frekuensi DSB


Untuk sinyal kompleks, persamaan (4.11) ditunjukkan oleh gambar 4.10 (a) dan
tampilan menggunakan alat spectrum analyzer, contohnya ditunjukkan oleh gambar 4.5
(b)

𝑚𝑎2 𝑚𝑎2 𝑚𝑎1 𝑚𝑎1 𝑚𝑎2 𝑚𝑎3


𝐴𝑐 𝐴𝑐 𝐴𝑐 Ac 𝐴𝑐 𝐴𝑐 𝐴𝑐
2 2 2 2 2 2

f (Hz)

(fc-3fm) (𝑓𝑐 − 𝑓𝑚 ) fc (𝑓𝑐 + 𝑓𝑚 ) (fc+3fm)


(fc-2fm) (fc-2fm)
(a)

17
(b)

Gambar 4.10.
c. Bentuk Gelombang

Sama dengan AM, tetapi tetapi level lebih kecil

d. Daya rata-rata, Pav (W)

Persamaan daya DSB, PDSB dari persamaan (4.10) adalah

2
𝑚𝑎
𝑃𝐷𝑆𝐵 = 𝑃𝑐 [ ] (W)
2

(4.12)

Untuk PDSB persamaan (4.11)

2
𝑚𝑎𝑒𝑓𝑓
𝑃𝐴𝑀 = 𝑃𝑐 [ ] (W)
2

(4.13)

4.3. Modulasi Jalur Sisi Tunggal (Single Side Band = SSB)

Blok diagram sistem DSB ditunjukkan oleh Gambar 4.8. Keluaran Modulator/

Gambar 4.11. Sistem SSB

dihubungkan ke filter LPF atau HPF untuk menekan/menghilangkan salah satu sisi band.

18
a. Persamaan Matematis.

Pada persamaan (4.10) dan (4.11), dalam SSB, selain komponen pembawa
ditekan/dihilangkan tetapi juga salah satu sisi band (yang memiliki amplitudo sama)
ditekan (disebut SSB Supressed Carrier = SSB-SC) atau dihilangkan (disebut SSB).
Untuk sinyal informasi sinus, maka persamaan SSB adalah

𝑚𝑎 𝑚𝑎
𝑣𝑆𝑆𝐵 (𝑡) = 𝐴𝑐 [ [𝐶𝑜𝑠 2 𝜋(𝑓𝑐 − 𝑓𝑚 ) 𝑡]] = 𝐴𝑐 [ [−𝐶𝑜𝑠 2 𝜋(𝑓𝑐 + 𝑓𝑚 ) 𝑡]]
2 2

(V) (4.12)

dan apabila sinyal informasi kompleks, maka

𝑚𝑎1 𝑚𝑎2
𝑣𝑆𝑆𝐵 (𝑡) = 𝐴𝑐 [ [𝐶𝑜𝑠 2 𝜋(𝑓𝑐 − 𝑓𝑚 ) 𝑡] + [𝐶𝑜𝑠 2 𝜋(𝑓𝑐 − 2𝑓𝑚 ) 𝑡] +
2 2
𝑚𝑎3 𝑚𝑎1
[𝐶𝑜𝑠 2 𝜋(𝑓𝑐 − 3𝑓𝑚 ) 𝑡] + … ] = − 𝐴𝑐 [ [𝐶𝑜𝑠 2 𝜋(𝑓𝑐 + 𝑓𝑚 ) 𝑡] +
2 2
𝑚𝑎2 𝑚𝑎3
[𝐶𝑜𝑠 2 𝜋(𝑓𝑐 + 2𝑓𝑚 ) 𝑡] + [𝐶𝑜𝑠 2 𝜋(𝑓𝑐 + 3𝑓𝑚 ) 𝑡] + … ] (V) (4.11)
2 2

dan ma efektif, maeff, dinyatakan oleh

2 + 𝑚2 + 𝑚2 + …+ 𝑚2
√𝑚𝑎1 𝑎2 𝑎3 𝑎𝑛
𝑚𝑎𝑒𝑓𝑓 = 𝑛

dimana : n = 1, 2, 3,...

b. Spektrum Frekuensi

Spektrum Frekuensi, untuk persamaan (4.10) dengan daerah ma tertentu,


ditunjukkan oleh gambar 4.9. (a).

𝑚𝑎 𝑚𝑎
𝐴𝑐 Ac Ac 𝐴𝑐
2 2

atau

f (Hz) f (Hz)
(𝑓𝑐 − 𝑓𝑚 ) fc fc (𝑓𝑐 + 𝑓𝑚 )

Gambar 4.12. Spektrum Frekuensi DSB

19
Untuk sinyal kompleks, persamaan (4.11) ditunjukkan oleh gambar 4.10 (a) dan
tampilan menggunakan alat spectrum analyzer, contohnya ditunjukkan oleh gambar 4.5
(b)

𝑚𝑎2 𝑚𝑎2 𝑚𝑎1 𝑚𝑎1 𝑚𝑎2 𝑚𝑎3


𝐴𝑐 𝐴𝑐 𝐴𝑐 Ac Ac 𝐴𝑐 𝐴𝑐 𝐴𝑐
2 2 2 2 2 2

atau
f (Hz) f
(Hz)

(fc-3fm) (𝑓𝑐 − 𝑓𝑚 ) fc (𝑓𝑐 + 𝑓𝑚 ) (fc+3fm)


(fc-2fm) (fc-2fm)

Gambar 4.13.
c. Bentuk Gelombang

Sama dengan AM dan DSB, tetapi tetapi level lebih kecil

d. Daya rata-rata, Pav (W)

Persamaan daya SSB, PSSB dari persamaan (4.12) adalah

2
𝑚𝑎
𝑃𝐷𝑆𝐵 = 𝑃𝑐 [ ] (W) =
4

(4.14)

Untuk PDSB persamaan (4.13)

2
𝑚𝑎𝑒𝑓𝑓
𝑃𝐴𝑀 = 𝑃𝑐 [ ] (W)
4

(4.14)

Contoh :

Suatu pemancar AM, daya tanpa modulasi adalah 100 W, indeks modulasi adalah 1.

20
Hitung daya termodulasi
a. AM, b. DSB, dan c. SSB
Jawab :

Pc = 100 W, ma = 1

2
𝑚𝑎 12
a. PAM = Pc [1 + ] = 100 [1 + ] = 150 𝑊
2 2

2
𝑚𝑎 12
b. 𝑃𝐷𝑆𝐵 = 𝑃𝑐 [ ] = 100 [ 2 ] = 50 𝑊 = 33,3 % 𝑃𝐴𝑀
2

2
𝑚𝑎 12
c. 𝑃𝑆𝑆𝐵 = 𝑃𝑐 [ ] = 100 [ 4 ] = 25 𝑊 = 16,67 % PAM = 50 % PDSB.
4

Tugas :

1. Jelaskan perbedaan AM, DSB dan SSB diatas.


2. Buatlah 2 contoh tampilan proses bentuk gelombang AM dan spektrum
frekuensi yang berbeda menurut uraian diatas.
3. Jelaskan aplikasi AM, DSB dan SSB.

4.3. Frequency Division Multiplexing (FDM)

Frequency-division multiplexing (FDM) adalah teknik multiplexing yang


menggabungkan banyak sinyal menjadi satu sinyal lebar jalur (bandwidth) yang besar.
FDM hanya berlaku untuk saluran analog. Sejumlah banya saluran analog dengan lebar
jalur atau setara saluran digital yang dimodulasi ke analog berbagi saluran analog
dengan lebar jalur yang besar pada basis pembagian frekuensi. Di sini, lebar jalur
saluran analog yang rendah berdiri sendiri dengan frekuensi pembawa mereka sendiri,
biasanya dalam bentuk SSB, dan ditumpangkan pada frekuensi pembawa saluran lebar
jalur yang besar. Singkatan Multiplex adalah MUX dan Demultiplex adalah DEMUX.
Sejumlah kanal SSB, kanal 1, 2, ..., n, dimultiplex pembagi frekuensi (MUX) menjadi
satu saluran dengan lebar jalur yang besar, Gambar 4.14. Pada penerima, DEMUX,
sinyal FDM dipisahkan kembali ke kanal 1, 2, ..., n. Contoh konsep FDM, 16 kanal
diilustrasikan pada Gambar 4.14.

21
Gambar 4.14. Konsep FDM.

Tujuan teknik FDM ini adalah menghemat penggunaan saluran transmisi, sejumlah n

saluran kanal diubah menjadi saluran dengan lebar jalur yang besar. Dalam FDM, sinyal

dari semua sumber ditransmisikan secara bersamaan, tetapi masing-masing menempati

pita frekuensi yang berbeda. Siaran stereo FM mewakili aplikasi khas FDM. Namun,

pada prinsipnya, sistem digital dapat menggunakan FDM juga, seperti telepon kabel,

data hulu dan hilir, dan saluran TV melalui kabel koaksial, dan telepon DSL dan data

hulu dan hilir melalui pasangan kabel-bengkok. Diagram blok dari sistem FDM tipikal

ditunjukkan

pada Gambar 14.15. Sistem FDM untuk komunikasi data, Gambar 14.16, dan sistem

FDM pada saluran serat optik, pada Gambar 14.17.

Gambar 14.15. Sistem FDM tipikal

22
(a)

(b)

Gambar 14.16. Sistem FDM pada komunikasi data

Gambar 14.18. Sistem FDM pada saluran serat optik.

Contoh konsep FDM 16 kanal, ditunjukkan oleh Gambar 14.18 dan hirarki FDM tipikal
ditunjukkan oleh Gambar 14.19. Klasifikasi FDM dinyatakan pada Tabel 1.

23
Gambar 14.18. Contoh konsep FDM 16 kanal.

24
Gambar 14.19. Hirarki FDM tipikal

Tabel 1. Hirarki FDM

Klasifikasi Kanal (Voice) Lebar jalur 1 kanal = 4 kHz


Basic Group =3 x 4 = 12 kanal, B= 4x12 kHz = 48
kHz

25
Super Group = 3 x 4 x 5 = 60 kanal, B = 4 x 60 kHz =
240 kHz.
Master Group = 3 x 4 x 5 x 5 = 300 kanal, B = 4 x 300
kHz = 1200 kHz
Super Master Group = 3 x 4 x 5 x 5 x 3 +1 Basic Group (60
kanal) = 960 kanal = 4 x 960 kHz = 3.840
kHz.
Jumbo Group = 3 x 4 x 5 x 5 x 4 x 3 = 3600 kanal, B =
4 x 3600 kHz = 14.400 kHz

Perbedaaan FDM Akses (FDMA) dengan TDMA dan CDMA ditunjukkan oleh Gambar
14.20.

Gambar 14.20. Perbedaan FDMA, TDMA dan CDMA

4.4. Modulasi Sudut

Modulasi sudut adalah pengaturan parameter sudut gelombang pembawa


frekuensi tinggi oleh sinyal informasi analog. Metode modulasi ini, amplitudo
gelombang pembawa dipelihara tetap konstan. Pada persamaan gelombang pembawa :

𝑣𝑐 (𝑡) = 𝐴𝑐 sin 𝜃𝑐 (𝑡) = 𝐴𝑐 sin [𝜔𝑐 𝑡 + ∅𝑐 ] = 𝐴𝑐 sin[2 𝜋 𝑓𝑐 𝑡 + ∅𝑐 ] (𝑉) (4.15)

dimana : 𝐴𝑐 = Amplitudo gelombang pembawa (V)

𝑓𝑐 = frekuensi gelombang pembawa (Hz)

∅𝑐 = sudut fasa (radian)

26
Disini terdapat dua bentuk umum modulasi sudut, yaitu

• Modulasi Frekuensi (FM)


• Modulasi Fasa (PM)

a. Modulasi Frekuensi (FM)

a.1. Persamaan Matematis

Anggaplah persamaan sinyal informasi adalah sinus,

𝑣𝑚 (𝑡) = 𝐴𝑚 sin 𝜔𝑚 𝑡 = 𝐴𝑚 sin 2 𝜋 𝑓𝑚 𝑡 (V) (4.16)

dimana : 𝐴𝑚 = Amplitudo sinyal informasi (V)

𝑓𝑚 = frekuensi sinyal informasi (Hz)

Anggaplah fasa adalah nol, ∅𝑐 = 0, maka persamaan (4.16) memodulasi frekuensi


persamaan (4.15) adalah

𝑣𝐹𝑀 (𝑡) = 𝐴𝑐 sin[2 𝜋 (𝑓𝑐 + 𝑘 𝑣𝑚 (𝑡)) 𝑡]

= 𝐴𝑐 sin[2 𝜋 (𝑓𝑐 + 𝑘 𝐴𝑚 sin 2 𝜋 𝑓𝑚 𝑡) 𝑡]

= 𝐴𝑐 sin[2 𝜋 (𝑓𝑐 + ∆𝑓 sin 2 𝜋 𝑓𝑚 𝑡) 𝑡] (4.17)

dimana : k = konstanta deviasi frekuensi (Hz/V)

∆𝑓 = 𝑘 𝐴𝑚 = deviasi frekuensi (Hz)

Bentuk persamaan (4.17) adalah modulasi sudut dimana terdapat frekuensi sesaat, fi ,
berubah linier terhadap sinyal informasi, atau

𝑣𝐹𝑀 (𝑡) = 𝐴𝑐 sin[2 𝜋 𝑓𝑖 𝑡] (4.18)

dimana : 𝑓𝑖 = 𝑓𝑐 + ∆𝑓 sin 2 𝜋 𝑓𝑚 𝑡 (Hz)

Bentuk integral persamaan (4.18) terhadap waktu dan dikalikan dengan 2 𝜋, adalah

𝑑𝑣𝐹𝑀 (𝑡) = 𝐴𝑐 sin[2 𝜋 𝑓𝑖 𝑑𝑡]

27
= 𝐴𝑐 sin[2 𝜋 (𝑓𝑐 + ∆𝑓 sin 2 𝜋 𝑓𝑚 𝑡) 𝑑𝑡]

dan

𝑣𝐹𝑀 (𝑡) = 𝐴𝑐 sin[2 𝜋 (𝑓𝑐 + ∆𝑓 ∫ sin 2 𝜋 𝑓𝑚 𝑡)𝑑𝑡]

𝑡
= 𝐴𝑐 sin [2 𝜋 𝑓𝑐 𝑡 + 2 𝜋 ∆𝑓 ∫0 sin 2 𝜋 𝑓𝑚 𝑡 𝑑𝑡]

∆𝑓
= 𝐴𝑐 sin [2 𝜋 𝑓𝑐 𝑡 + cos 2 𝜋 𝑓𝑚 𝑡 + 𝜑]
𝑓𝑚

= 𝐴𝑐 sin[2 𝜋 𝑓𝑐 𝑡 + 𝑚𝑓 cos 2 𝜋 𝑓𝑚 𝑡 ] (V) (4.19)

∆𝑓
dimana : 𝑚𝑓 = = indeks modulasi FM
𝑓𝑚

∆ 𝑓 = deviasi frekuensi (Hz)

𝜑 = dianggap 0

Persamaan (4.19) tidak dapat diurai dengan teori Fourier, dimana sinyal kompleks yang
periodik adalah deretan gelombang sinus/cosinus. Olehsebab itu, dengan menggunakan
teori Bessel II, dapat diurai menjadi

𝑣𝐹𝑀 (𝑡) = 𝑓(𝑚𝑓 )[𝐽𝑜 sin 2 𝜋 𝑓𝑐 𝑡 + 𝐽1 {cos 2 𝜋(𝑓𝑐 − 𝑓𝑚 )𝑡 − cos 2 𝜋(𝑓𝑐 −


𝑓𝑚 )𝑡 } + 𝐽2 {cos 2 𝜋(𝑓𝑐 − 2 𝑓𝑚 )𝑡 − cos 2 𝜋(𝑓𝑐 − 2 𝑓𝑚 )𝑡 } +
𝐽3 {cos 2 𝜋(𝑓𝑐 − 3 𝑓𝑚 )𝑡 − cos 2 𝜋(𝑓𝑐 − 3 𝑓𝑚 )𝑡 } + … ]
(4.20)

dimana : f(mf) = fungsi mf (indeks modulasi FM)

Apabila sinyal informasi kompleks,

𝑣𝑚 (𝑡) = 𝐴𝑚0 sin 2 𝜋 𝑓𝑚 𝑡 + 𝐴𝑚1 sin 2 𝜋 2 𝑓𝑚 𝑡 + 𝐴𝑚2 sin 2 𝜋 3 𝑓𝑚 𝑡 +


⋯ (𝑉)

maka dengan cara analisa yang sama,

𝑣𝐹𝑀 (𝑡) = 𝐴𝑐 sin[2 𝜋 𝑓𝑐 𝑡 + 𝑀𝑓 {cos 2 𝜋 (𝑓𝑐 − 𝑛𝑓𝑚 ) − cos 2 𝜋 (𝑓𝑐 + 𝑛𝑓𝑚 )}] (𝑉)
(4.21)

28
dimana : Mf = indeks modulasi FM relatif

√𝑚𝑓0 + 𝑚𝑓1 + 𝑚𝑓2 +⋯+ 𝑚𝑓𝑛


= 𝑛

n = 1,2,3, ...

b. spektrum frekuensi

Spektrum frekuensi yang dihasilkan persamaan (4.20) maupun persamaan (4.21),


ditunjukkan oleh Gambar 14.21.

Gambar 14.21. Spektrum frekuensi FM

Nilai f(mf) terhadap Jn ditunjukkan oleh tabel 1

Tabel 1. Fungsi f(mf) vs Jn pada Teori Bessel II

Spektrum frekuensi akan semakin lebar apabila mf makin besar, seperti Gambar 14.22
(a) dan (b)

29
(a)

(b)
Gambar 14.22. Hubungan mf dan lebar jalur.
Contoh tampilan spektrum frekuensi FM pada siaran rasio FM ditunjukkan oleh gambar
14.23.

Gambar 14.23. Contoh tampilan spektrum frekuensi pada siaran radio FM

30
Berdasarkan tabel 1, lebar jalur, B, dapat mendekati

𝐵 = 2 𝑛 𝑓𝑚

≅ 2 (𝑚𝑓 + 1) 𝑓𝑚

≅ 2 (∆ 𝑓 + 𝑓𝑚 ) (Hz) (4.22)

Sebagai gambaran pentingnya nilai B ini dapat ditunjukkan contoh berikut :

• ∆ 𝑓 = 75 𝑘𝐻𝑧 fm = 0,1 kHz BFM


= 2 (75 + 0,1) = 150 kHz
• ∆ 𝑓 = 75 𝑘𝐻𝑧 fm = 1 kHz BFM
= 2 (75 + 1) = 152 kHz
• ∆ 𝑓 = 75 𝑘𝐻𝑧 fm = 10 kHz BFM
= 2 (75 + 10) = 170 kHz
Kurva fungsi Bessel untuk menentukan amplitudo pada jalur sisi (sideband) sinyal FM
ditunjukkan oleh Gambar 14.24

31
Gambar 14.24. Kurva fungsi Bessel untuk menentukan amplitudo pada jalur
sisi
(sideband) sinyal FM
c. Bentuk Gelombang
Bentuk gelombang FM dapat dilukiskan dari persamaan (4.19), (4.18) dan (4.20)
dan ditunjukkan oleh Gambar 14.25.

32
25

Gambar 14.25. Contoh proses bentuk gelombang FM

d. Daya Rata-rata

Pada fungsi Bessel II, memberi hubungan antara amplitudo tegangan dari
masing-masing komponen jalur sisi frekuensi sinus terhadap amplitudo pembawa tanpa
modulasi sebagai

𝑉𝑛 = 𝐽𝑛 𝑉𝑐
(14.23)

dimana 𝑉𝑛 dan 𝑉𝑐 merupakan nilai efektif dari gelombang sinus daya yang termuat di
dalam komponen sinus (sisi pembawa dan masing-masing frekuensi sisi) yang diberikan
oleh

𝑉𝑛2
𝑃𝑛 = 𝑅

(14.24)

Daya rata-rata FM adalah

𝑃𝐹𝑀 = 𝑃0 + 𝑃1 + 𝑃2 + …

33
𝑉02 𝑉12 𝑉22
= + + + …
𝑅 𝑅 𝑅

(𝐽0 𝑉𝑐 )2 (𝐽1 𝑉𝑐 )2 (𝐽2 𝑉𝑐 )2


= + + + …
𝑅 𝑅 𝑅

= 𝑃𝑐 [𝐽02 + 2 (𝐽12 + 𝐽22 + … )] ≅ 𝑃𝑐 (14.25)

Keuntungan FM

- Tahan terhadap derau

- Tahan terhadap variasi kekuatan sinyal

- Tidak memerlukan penguat linier pada pemancar

- Efisiensi lebih besar

Kerugian FM

- Memerlukan demodulator lebih kompleks

- Jalur sisi meluas tanpa batas

Tugas :

1. Buatlah lanjutan gelombang FM dari proses gelombang AM berikut

2. Buatlah perkiraan gelomabang FM dari sinyal informasi berikut.

34
b. Modulasi Fasa (PM)

Modulasi Fasa (Phase Modulation = PM) adalah suatu bentuk modulasi yang
mana nilai sudut sesaat, θ (t), berubah secara linier terhadap sinyal informasi dan
ditunjukkan oleh persamaan :

𝜃 (𝑡) = 2 𝜋 𝑓𝑐 𝑡 + 𝐾𝑝 𝑣𝑚 (𝑡) (rad) (4.25)

dimana : 2 𝜋 𝑓𝑐 𝑡 = sudut gelombang pembawa tanpa modulasi

mp = Kp = sensitivitas fasa pada modulator (rad/V)

vm(t) = bentuk gelombang informasi.

Dari persamaan (4.15), dengan anggapan sudut gelombang pembawa tanpa modulasi
adalah nol pada t = 0, maka persamaan sinyal termodulasi fasa adalah

𝑣𝑃𝑀 (𝑡) = 𝐴𝑐 𝑆𝑖𝑛 [2 𝜋 𝑓𝑐 𝑡 + 𝐾𝑝 𝑣𝑚 (𝑡)] (V)


𝑣𝑃𝑀 (𝑡) = 𝐴𝑐 𝑆𝑖𝑛 [2 𝜋 𝑓𝑐 𝑡 + 𝑚𝑝 𝑣𝑚 (𝑡)] (V) (4.26)

dimana : mp = Kp = indeks modulasi fasa

Persamaan (4.26) dapat dilihat bahwa persamaan ini ekivalen dengan vFM (t),
perbedaannya hanya pada indeks modulasinya. Spektrum frekuensinya juga sama, tetapi
nilai fungsi Bessel menggunakan mp (identik dengan mf).

Bentuk Gelombang :

PM : peristiwa penumpangan sinyal informasi kepada gelombang pembawa dengan


cara :

• merubah-ubah fasa gelombang pembawa berbanding lurus terhadap amplitudo


sinyal infromasi,
• Amplitudo gelombang pembawa adalah tetap.

Contoh proses modulasi fasa (PM) ditunjukkan oleh Gambar 14.25

35
Gambar 14.25. Contoh proses bentuk gelombang PM

Daya rata-rata sinyal PM ini adalah sama dengan FM. Konsep PM ini tidak
diaplikasikan dalam sistem komunikasi analog, tetapi banyak diterapkan pada sistem
komunikasi digital.

Perbandingan proses bentuk gelombang seluruh sistem komunikasi analog, ditunjukkan


oleh Gambar 14.26.

36
Gambar 14.26. Contoh proses bentuk gelombang Sistem komunikasi analog.

TUGAS :

Buatlah contoh proses bentuk gelombang seperti Gambar 14.26, untuk sinyal informasi :

a. b.

4.5. MODULASI PULSA

37
4.5.1. PULSE AMPLITUDE MODULATION (PAM)

Definisi: Pulse Amplitude Modulation adalah peristiwa penumpangan sinyal


informasi kepada pembawa yang berupa pulsa dengan cara Merubah-ubah amplitudo
pembawa berbanding lurus dengan amplitudo informasi, dimana periode pembawa
adalah tetap.

Apabila persamaan sinyal informasi sinus,

𝑣𝑚 (𝑡) = 𝐴𝑚 sin 𝜔𝑚 𝑡 (4.27)

dan persamaan gelombang pulsa kompleks adalah

4 𝐴𝑐 1 1
𝑣𝑐 (𝑡) = (sin 2 𝜋 𝑓𝑐 𝑡 − sin 2 𝜋 2 𝑓𝑐 − sin 2 𝜋 3 𝑓𝑐 − …) (4.28)
𝜋 3 5

maka persamaan tegangan PAM adalah

4𝑣𝑚 (𝑡) 1 1
𝑣𝑃𝐴𝑀 (𝑡) = (sin 2 𝜋 𝑓𝑐 𝑡 − sin 2 𝜋 2 𝑓𝑐 − sin 2 𝜋 3 𝑓𝑐 − …) (V)
𝜋 3 5

(4.29)

Proses bentuk gelombang PAM ditunjukkan oleh contoh pada Gambar 14.27

Gambar 14.27. Contoh proses bentuk gelombang PAM


Pada contoh ini menunjukkan bahwa

38
a. Sinyal informasi / pemodulasi Am=1 V/m, fm=10 kHz

b Sinyal pembawa / sampling Ac= 4 V/m. fc = fs = 200 kHz

c. Sinyal PAM dengan frekuensi sampling, fs = 20 fm

4.5.2. PULSE WIDTH MODULATION (PWM)

Definisi: Pulse Width Modulation (PWM) adalah peristiwa penumpangan sinyal


informasi kepada pembawa yang berupa pulsa dengan cara merubah-rrbah lebar pulsa
pembawa berbanding lurus dengan amplitudo sinyal informasi, denganp periode
pembawa adalah tetap. Contoh proses bentuk gelombang PWM ditunjukkan oleh
gambar 14. 28

Gambar 14.27. Contoh proses bentuk gelombang PWM.

Pada contoh ini menunjukkan bahwa

a. Sinyal informasi / pemodulasi Am = 1 V/m, fm = 10 kHz

b. Sinyal pembawa / sampling Ac = 4 V/m, fc = fs = 200 kHz

c. Sinyal PWM dengan fs = 20 fm

39
4.5.3. PULSE POSITION MODULATION (PPM)

Definisi: Pulse Position Modulation (PPM) adalah peristiwa penumpangan


sinyal informasi kepada pembawa yang berupa pulsa dengan cara merubah-rubah posisi
pembawa berbanding lurus dengan amplitudo sinyal informasi, dimana lebar pulsa
pembawa adalah tetap.

Contoh proses bentuk gelombang PPM ditunjukkan oleh Gambar 14.28.

Gambar 14.28. Contoh proses bentuk gelombang PPM.

Pada contoh ini menunjukkan bahwa

a. Sinyal informasi / pemodulasi Am = 1 V/m, fm = 10 kHz

b. Sinyal pembawa / sampling Ac = 4 V/m, fc = fs = 200 kHz

c. Sinyal PPM dengan fs = 20 fm

4.5.4. P.A.M - T ime Division Multiplexing ( PAM-TDM)

40
Tahapan kegiatan yang harus dilalui untuk memperoleh sinyal PAM-TDM:

1. Melakukan pencuplikan (sampling) terhadap sinyal informasi analog yang kontinu.

2. Beberapa sinyal PAM ditransmisikan secara seri dengan urutan sesuai


pencuplikannya.

Contoh proses PAM TDM ditunjukkan oleh Gambar 14.29. dan teknis pembakitan 3
kanal pada Gambar 14.20.

Gambar 14.29. Contoh proses pencuplikan (sampling) sinyal PAM –TDM 3


kanal

Gambar 14.30. Teknis pembangkitan sinyal PAM – TDM 3 kanal

Pada Gambar 14.29 dan 14.30 menunjukkan bahwa :

41
1. Tiga sinyal informasi analog dicuplik dengan periode pencuplikan T yang sama,
tetapi waktu pencuplikan berbeda ( t1, t2, t3 ) sebagaimana yang terlihat pada
Gambar 14.29.
2. Teknis pembangkitan sinyal PAM – TDM menggunakan selektor / switch
dengan wiper yang berpindah sesuai urutan waktu t1,t2 ,t3 pada masingmasing
bangku kontak switch sebagaimana yang diperlihatkan pada Gambar 14.30.

4.5.5. CONTOH APLIKASI PAM – TDM

Suatu radio telemetri dengan sistem PAM – TDM menyalurkan 318 kanal
informasi dengan ketentuan sebagai berikut :

• Main Multiplex terdiri atas 16 kanal , masing-masing kanal punya sampling rate
2500 Hz.
• Pre-Multiplexer terdiri dari 7 group dengan persyaratan sebagaimana disajikan
pada tabel 4-1.
Tabel .4.1 : PEMBAGIAN GROUP DLM PRELIMINARY MULTIPLEXER

42
Gambar.14.30: Bagan sederhana PAM – TDM 318 kanal dengan:
• Preliminary Mux : 7 group
• Main Mux : 12 posisi
Tugas:
Gambar bentuk sinyal PAM – TDM yang dihasilkan Main-Mux sesuai urutan
pencuplikannya.

43

Anda mungkin juga menyukai