Anda di halaman 1dari 23

LAPORAN PRAKTIKUM SISTEM KOMUNIKASI ANALOG

PENDAHULUAN OCTAVE

oleh:
Muhammad Algi Algifari
2B-D3 Teknik Telekomunikasi
211331056

PROGRAM STUDI TEKNIK TELEKOMUNIKASI


JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
POLITEKNIK NEGERI BANDUNG
2022
KETERANGAN

1. Judul Praktik : Pendahuluan Octave


2. Tanggal Praktik : 6 Desember 2022
3. Tanggal Pengumpulan Laporan : 8 Desember 2022
4. Nama Praktikan : Muhammad Algi Algifari
5. Nama Partner :-
6. Nama Dosen : 1. Slameta, S.T.,M.Eng.
2. Ginanjar Suwasono Adi

POLITEKNIK NEGERI
2
DAFTAR ISI

KETERANGAN.......................................................................................................................2

DAFTAR ISI.............................................................................................................................3

I. TUJUAN PRAKTIKUM.............................................................................................4

II. DASAR TEORI............................................................................................................4

III. ALAT YANG DIGUNAKAN......................................................................................9

IV. LANGKAH KERJA.....................................................................................................9

V. HASIL PERCOBAAN DAN FOTO PERCOBAAN...............................................10

VI. ANALISA DATA........................................................................................................21

VII. KESIMPULAN...........................................................................................................21

DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................... 22

POLITEKNIK NEGERI
3
I. TUJUAN PRAKTIKUM
1. Mahasiswa mampu memahami latar belakang, fungsi, dan keuntungan dari
penggunaan teknik modulasi.

2. Mahasiswa mampu mensimulasikan sistem AM-DSB-FC, AM-DSB-SC, dan


AM-SSB pada software Octave/Mathlab.

3. Mahasiswa mampu menghitung, menganalisa, dan menyimpulkan parameter


yang ada pada sistem AM.

II. DASAR TEORI


1.Modulasi
Dalam sistem komunikasi nirkabel untuk membangun suatu komunikasi yang
handal dimana sinyal informasi membutuhkan proses transmisi dari jarak jauh,
diperlukan bantuan sinyal berfrekuensi tinggi (carrier) yang tidak akan
mempengaruhi karakteristik asli dari sinyal informasi tersebut. Sinyal frekuensi
tinggi berupa gelombang elektromagnetik (biasa disebut dengan gelombang
radio) ini dapat menempuh jarak yang jauh, tanpa terpengaruh oleh gangguan
eksternal. Proses seperti itu secara sederhana disebut sebagai Modulasi. Modulasi
adalah proses mengubah parameter sinyal pembawa (sinyal termodulasi), sesuai
dengan nilai sesaat dari sinyal informasi (sinyal pemodulasi).

2. Amplitude Modulation (AM)


Modulasi amplitudo (Amplitude Modulation) adalah suatu sistem modulasi atau
teknik modulasi dimana amplitudo sesaat gelombang sinyal pembawa (carrier)
diubah sebanding/sesuai dengan amplitudo sesaat gelombang sinyal informasi.
Ada 3 (tiga) macam teknik AM yang akan kita bahas pada percobaan kali ini,
yaitu:

1) AM-DSB-FC : Amplitude Modulation Double Side Band Full Carrier


2) AM-DSB-SC : Amplitude Modulation Double Side Band Suppressed Carrier
3) AM-SSB : Amplitude Modulation Single Side Band

POLITEKNIK NEGERI
4
2.1 AM – DSB – FC
Gambar 3 memperlihatkan sebuah diagram blok modulator AM-DSB-FC
(Amplitude Modulation Double Side Band Full Carrier), Modulator AM
merupakan perangkat nonlinier yang memiliki dua input dan satu output. Input
pertama berupa sinyal gelombang informasi Vm(t) dan input kedua berupa
gelombang sinyal pembawa Vc(t), sedangkan output merupakan gelombang
sinyal termodulasi VAM(t).

Kita menumpangkan gelombang informasi kepada gelombang pembawa


sehingga amplitudo gelombang pembawa bervariasi sesuai dengan amplitudo
gelombang informasi. Pada gambar 3, blok diagram Modulator AM-DSB-FC
berfungsi sebagai adder/summer block (fungsi penjumlahan 2 input). Secara
matematis sinyal yang dihasilkan dari penjumlahan sinyal informasi Vm(t) =
VmSinωmt dan sinyal pembawa Vc(t) = VcSinωct ditunjukkan pada persamaan
(4).

VAM(t) = Vc (1+VmSin ωmt) Sinωct


(4)

dimana,

VAM(t) = adalah gelombang sinyal modulasi AM-DSB-FC fungsi waktu


Vm = tegangan (amplitudo) gelombang sinyal
informasi Vc = tegangan (amplitudo) gelombang
sinyal pembawa ωm = frekuensi gelombang sinyal
informasi ωc = frekuensi gelombang sinyal pembawa
Gambar 4 memperlihatkan masing-masing bentuk gelombang sinyal informasi,
gelombang sinyal pembawa dan gelombang sinyal termodulasi (AM). Dari
gambar 4 terlihat bahwa saat tidak ada sinyal informasi (Vm(t) = 0) output
modulator hanya berupa gelombang sinyal pembawa saja, Vc(t) = VcSinωct

POLITEKNIK NEGERI
5
(tidak terjadi proses modulasi), Pada saat terjadi proses modulasi, jika amplitudo
sinyal informasi Vm(t) bergerak naik, maka amplitudo sinyal termodulasi VAM
(t) turut bergerak naik. Pada saat Vm (t) mencapai maksimum, makaVAM (t)
mencapai maksimum pula. Begitu pula jika Vm(t) bergerak turun, maka VAM
(t) ikut bergerak turun dan mencapai harga minimum jika Vc(t) mencapai harga
minimum.

Gambar 5 memperlihatkan suatu bentuk gelombang sinyal AM-DSB-FC, dari


gambar ini dapat dianalisis dengan menurunkan persamaan matematis
gelombang AM-DSB-FC. Jika A(t) = Amplitudo maksimum gelombang sinyal
termodulasi AM-DSB-FC maka,

POLITEKNIK NEGERI
6
Untuk Modulasi AM, indeks modulasi maksimum adalah bernilai 1 atau 100 %,
jika indeks modulasi lebih besar dari 1 atau lebih besar dari 100 %, maka akan
terjadi over modulasi. Sedangkan jika m < 1 atau prosentase indeks modulasi m
< 100%, fenomena ini dinamakan under modulasi. Untuk kondisi under
modulasi relative bisa diterima, hal ini dikarenakan nantinya pada sisi penerima,
sinyal AM dapat di-recovery dengan mudah selama tidak ada noise yang
tercampur pada sinyal AM tersebut. Gambar 6 dibawah ini menunjukan beberapa
gambar gelombang sinyal termodulasi AM dengan berbagai harga indeks
modulasi. Over modulasi akan menyebabkan sinyal informasi yang diterima oleh
penerima menjadi cacat.

Spektrum dan Bandwidth AM-DSB-FC


Dari persamaan (11) gelombang sinyal AM-DSB-FC, terlihat bahwa sinyal
tersebut mengandung tiga komponen frekuensi :
• Frekuensi pembawa, ωc, (ω = 2 π f), 2 π = konstan
• Frekuensi-frekuensi sisi atas USF (Upper Side Frequencies) atau USB
(Upper Side Band), ωc + ωm.
• Frekuensi-frekuensi sisi bawah LSF (Lower Side Frequencies) atau LSB (Lower
Side Band), ωc +

POLITEKNIK NEGERI
7
2.2 AM – DSB – SC
Dalam proses AM-DSB-FC, gelombang termodulasi terdiri dari gelombang
pembawa dan dua buah frekuensi sisi/sideband. Gelombang termodulasi
memiliki informasi yang berada pada sidebands. Dimana sideband ini merupakan
pita frekuensi yang mengandung daya yang memiliki frekuensi yang lebih
rendah dan lebih tinggi dari frekuensi pembawa (USB dan LSB). Namun
demikian, Teknik transmisi seperti ini tidaklah efisien. Hal ini dikarenakan dua
pertiga dari daya akan terbuang sia-sia oleh carrier, yang tidak mengandung
konten informasi. Jika pembawa/carrier ini ditekan dan daya yang disimpan
didistribusikan ke dua frekuensi sisi (LSB dan USB), maka proses seperti itu
disebut sebagai sistem Double Sideband Suppressed Carrier (DSB-SC). Gambar
8 menunjukkan perbandingan spektrum antara AM-DSB-FC dan AM-DSB-SC
pada domain frekuensi.

2.3 AM – SSB
Pada pembahasan sebelumnya kita sudah berdiskusi mengenai teknik
modulasi AM-DSB-FC dan AM-DSB-SC. Sinyal AM-DSB-SC memiliki 2
sidebands. Karena 2 sidebands ini membawa informasi yang sama, maka tidak

POLITEKNIK NEGERI
8
ada gunanya kita mengirimkan kedua sidebands ini. Untuk mengurangi konsumsi
daya, bandwidth dan adanya redudansi informasi, kita dapat mengeliminasi salah
satu dari kedua sideband dari DSB-SC. Suatu proses teknik modulasi AM yang
dapat menekan carrier dengan hanya mengirimkan single sideband dinamakan
dengan sistem Single Sideband Suppressed Carrier (AM-SSB-SC).

III. ALAT YANG DIGUNAKAN


1. Laptop/PC
2. Aplikasi Octave

IV. LANGKAH KERJA


Anda akan mensimulasikan sistem AM dengan 3 teknik modulasi AM (DSB-FC,
DSB-SC, dan SSB) dengan memanfaatkan fungsi yang ada pada library package
communications menggunakan perangkat lunak Octave. Jika pada sistem ini
memiliki parameter gelombang sinyal pembawa berfrekuensi 10KHz dan
bertegangan 1V, serta sinyal informasi yang dikirimkan memiliki amplitudo sebesar
0.75V dan berfrekuensi tunggal sebesar 1500Hz, maka:

1. Hitunglah indeks modulasi pada sistem AM ini


2. Bangkitkan dan plot sinyal informasi (fungsi cos), sinyal pembawa (fungsi
cos) dan sinyal AM (DSB-FC, DSB-SC, dan SSB) pada domain waktu pada
program Octave/Matlab; (Frekuensi sampling 100 kali dari frekuensi
pembawa & plot selama 5 perioda gelombang sinyal informasinya)
3. Plot gelombang sinyal AM (DSB-FC, DSB-SC, dan SSB) pada domain
frekuensi, amati dan hitunglah berapa Bandwidth-nya bandingkan dengan
perhitungan teori
4. Lakukan langkah 1-3 jika tegangan gelombang sinyal pembawa sebesar 2 V
dan tegangan sinyal informasi seperti table dibawah ini
Tegangan Sinyal Informasi
No Prosentase Indeks Modulasi (%)
(mV)
1 100
2 250
3 500
4 800

POLITEKNIK NEGERI
9
5 1000
6 1500
7 2000
8 3000
9 4000
5. Lakukan langkah 1-4 jika frekuensi gelombang sinya pembawa dan
sinyal informasi sesuai dengan table dibawah ini

Frekuensi Sinyal Pembawa


No Frekuensi Sinyal Informasi (KHz)
(KHz)
1 1
2 50 5
3 10
4 20
5 1
6 5
100
7 10
8 20
6. Berikan analisa dan kesimpulan pada percobaan yang telah anda lakukan

V. HASIL PERCOBAAN DAN FOTO PERCOBAAN


AM-DSB-SC

POLITEKNIK NEGERI
10
Amplitudo
Time Domain Spektrum
Sinyal Informasi

0.8V

POLITEKNIK NEGERI
11
3V

AM DSB SC

Dilakukan dengan me-enable kan persamaan dari #AM DSB SC program


sebelumnya

Amplitudo
Time Domain Spektrum
Sinyal Informasi

0.8V

3V

 Percobaan

1. Indeks modulasi pada sistem AM ini yaitu 0,75


2. Program membangkitkan sinyal informasi dan sinyal pembawa pada domain
waktu

POLITEKNIK NEGERI
12
Gelombang sinyal informasi dan sinyal pembawa pada domain waktu

Program membangkitkan sinyal AM-DSB-FC, AM-DSB-SC, dan AM-SSB pada


domain waktu

POLITEKNIK NEGERI
13
Gelombang sinyal AM-DSB-FC, AM-DSB-SC, dan AM-SSB pada domain waktu

3. Sinyal AM-DSB-FC pada domain frekuensi dengan bandwidth 3000 Hz

POLITEKNIK NEGERI
14
Sinyal AM-DSB-SC pada domain frekuensi dengan bandwidth 3000 Hz

Sinyal AM-SSB pada domain frekuensi dengan bandwidth 1500 Hz

4. Hasil prosentase indeks modulasi apabila sinyal pembawa diubah menjadi 2V dan
sinyal informasi diubah seperti tabel di bawah ini

POLITEKNIK NEGERI
15
Teganga Prosentas
n Sinyal e Indeks
No Gambar Gelombang Sinyal
Informas Modulasi
i (mV) (%)

1 100 5

2 250 12,5

POLITEKNIK NEGERI
16
3 500 25

4 800 40

5 1000 50

POLITEKNIK NEGERI
17
6 1500 75

7 2000 100

8 3000 150

POLITEKNIK NEGERI
18
9 4000 200

1. Hasil gelombang sinyak apabila frekuensi sinyal pembawa dan frekuensi


sinyal informasi diubah sesuai tabel di bawah ini

Frekuen Frekuen
N s i Sinyal s i Sinyal
Gambar Gelombang Sinyal
o Pembaw Informa
a (KHz) s i (KHz)

1 50 1

POLITEKNIK NEGERI
19
2 50 5

3 50 10

4 50 20

POLITEKNIK NEGERI
20
5 100 1

6 100 5

7 100 10

POLITEKNIK NEGERI
21
8 100 20

VI. ANALISA DATA


Pada tahap percobaan telah dilakukan 3 teknik modulasi amplitudo (AMDSB-
FC, AM-DSB-SC, AM-SSB) dimana pada saat membangkitkan frekuensi
menggunakan fungsi cos yaitu gelombang pertama akan muncul dari vmaks
amplitudo, pada langkah pertama, nilai indeks modulasi pada sistem AM ini adalah
0,75. Nilai tersebut diperoleh dari rumus m = Vm/Vc dengan Vm = 0,75V dan Vc =
1V.
Pada langkah kedua, diperoleh gelombang sinyal informasi dan gelombang
sinyal carrier pada sudut pandang domain waktu. Untuk merealisasikan sinyal
informasi dapat dilakukan dengan memasukan rumus y = Vm Cos (2 π fm t) dengan
Vm = 0,75 V dan fm = 1500 Hz. Sedangkan untuk gelombang sinyal carrier dapat
dilakukan dengan memasukan rumus y = Vc Cos (2 π fc t) dengan Vc = 1 V dan fc =
10 KHz. Dilakukan percobaan perubahan parameter Pada tabel dua langkah ke-lima
frekuensi gelombang sinyal pembawa dan sinyal informasi dimana analisa yang telah
didapatkan adalah sinyal termodulasi yang baik didapatkan ketika perbandingan
antara sinyal informasi dan sinyal pembawa 1:10.

VII. KESIMPULAN
Dari percobaan yang telah dilakukan maka dapat diambil kesimpulan yaitu:
a. AM-SSB mengeliminasi salah satu sidebands dari kedua sisi frekuensi (LSB atau
USB) untuk mengurangi konsumsi daya.

POLITEKNIK NEGERI
22
b. Indeks modulasi maksimum adalah bernilai 1 atau 100%. Jika indeks modulasi
bernilai lebih besar dari 1 maka terjadi overmodulasi, sebaliknya apabila indeks
modulasi bernilai kurang dari 1 maka terjadi undermodulasi. Teknik Modulasi
memiliki kegunaan yaitu dengan modulasi maka frekuensi rendah mempunyai
informasi ditinggikan frekuensinya oleh carrier.

c. AM-DSB-SC menekan sinyal pembawa dan daya yang disimpan di distribusikan


ke dua frekuensi sisi (LSB dan USB).

d. AM-DSB-FC berfungsi sebagai adder/summer block (fungsi penjumlahan dua


input)

VIII. DAFTAR PUSTAKA

 Octave Forge Documentation, "Communications Library", Diakses 7 Desember


2022, Online: https://octave.sourceforge.io/communications/overview.html
 Slameta, “Modulasi Amplitudo,” Diktat Bahan Ajar Sistem Komunikasi Analog,
Politeknik Negeri Bandung, 2016

POLITEKNIK NEGERI
23

Anda mungkin juga menyukai