Teknik modulasi yang umum digunakan adalah double side band (DSB) dan single side band (SSB). Dari dua jenis modulasi AM ini diharapkan dalam praktikum mahasiswa mampu membandingkan parameter-parameter dari dua jenis modulasi ini. Selain berhubungan dengan masalah telekomunikasi, elektronika merupakan dasar dari sebuah modul praktikum yang pasti harus dipelajari. Oleh karena itu, bagaimana sebenarnya modul yang dapat mengajarkan tentang prinsip elektronika komunikasi. Disamping itu juga, apa yang dapat dilakukan oleh mahasiswa jika modul praktikum tidak memberikan hasil pengujian seperti yang diinginkan. 2. Tujuan Laporan Akhir Laporan akhir ini dibuat dan diimplementasikan dengan beberapa tujuan sebagai berikut: 1. Memudahkan mahasiswa untuk mempelajari konsep modulator dan demodulator AM. 2. Dapat membuat hardware yang dapat dijadikan modul praktikum modulator dan demodulator AM. 3. Dapat menguji hardware sehingga berfungsi sebagai modul praktikum modulator dan demodulator AM untuk menunjang mata kuliah Elektronika Komunikasi. 3. Manfaat Laporan Akhir Selain memiliki tujuan dibuatnya laporan akhir seperti yang telah disebutkan di atas, ada beberapa manfaat dibuatnya alat ini: 1. Dapat memberikan solusi bagi sistem pembelajaran berbasis praktikum. 2. Untuk alat yang diimplementasikan, dapat memberikan fasilitas kepada mahasiswa untuk mengenal lebih dalam peralatan praktikum.
audio (Roddy, Coolen:1984). Beberapa parameter yang divariasikan pada sinyal berfrekuensi tinggi ini yaitu berupa amplitudo, frekuensi, dan fasa. Ketiganya dimodifikasi berdasarkan sinyal informasi yang digunakan. Sinyal informasi bisa berupa sinyal digital dan sinyal kontinyu atau analog. Berdasarkan jenis data yang ditransmisikan, maka modulasi terbagi menjadi modulasi digital dan modulasi analog. b. Modulasi Analog Sinyal analog adalah sinyal kontinyu yang mengubah sinyal informasi secara langsung dengan mengubah karakteristik gelombangnya. Modulasi amplitudo merupakan proses di mana sinyal carrier yang berfrekuensi tinggi dimodulasi oleh sinyal yang memiliki frekuensi lebih rendah. Pada modulasi amplitudo, amplitudo dari sinyal carrier akan memiliki variasi sesuai dengan sinyal pemodulasinya. Pada modulasi amplitudo, terjadi perubahan amplitudo dari sinyal carrier, dengan dapat mempertahankan fasa dan frekuensi kerja sinyal carrier. Di dalam teknik AM, terdapat 3 frekuensi yang harus didapat: 1. Frekuensi carrier. 2. Frekuensi informasi. 3. Frekuensi hasil modulasi
Gambar (1) Visualisasi modulasi amplitudo 5. Tinjauan Pustaka a. Modulasi Memodulasi berarti mengatur atau menyetel, dan dalam telekomunikasi tepatnya berarti mengatur suatu parameter dari suatu pembawa (carrier) berfrekuensi tinggi dengan bantuan sinyal informasi yang memiliki frekuensi lebih rendah, misalnya frekuensi
Sumber: http://elektronika-dasar.com/
c. Modulator Modulator merupakan alat yang digunakan memodulasi sinyal pembawa yang brefrekuensi tinggi dengan sinyal informasi yang berfrekuensi lebih rendah.
Gambar 2. Skema modulasi Macam-macam Modulasi Amplitudo: 1. DSB-FC (Double Side Band Full Carrier).
2. DSB-SC (Double Side Band-Supressed Carrier) Secara istilah berarti menekan amplitudo sinyal carrier hingga mendekati nol. Sinyal carrier dianggap tidak pelu ikut dibuat karena selain membutuhkan daya yang besar, munculnya sinyal carrier dapat mengurangi kekuatan dari sinyal informasi yang dihasilkan dan dikirimkan. Pada double sideband suppressed carrier, jika tidak ada sinyal audio yang masuk, maka tidak akan ada sama sekali sinyal yang ditransmisikan. Hal inilah yang menyebabkan teknik modulasi DSC-SC lebih efisien dalam hal penggunaan daya.
Gambar (3) Modulasi AM Pada Amplitude Modulation (AM), amplitudo dari gelombang carrier akan bervariasi mengacu pada amplitudo gelombang pemodulasi, sebagaimana digambarkan pada Gambar 3.
Gambar (5) Spektrum Sinyal DSB-SC 3. SSB (Single Side Band) Secara istilah, single side band adalah jalur sisi tunggal. Metode ini diterapkan sebagai efisiensi dari pemancar AM. SSB merupakan pemangkasan dari sinyal DSB-SC, yakni diambil setengahnya saja dari lebar jalur AM atau menggunakan dari upper-sideband ataupun lower-sideband dari DSB-SC yang dihasilkan, namun dengan tidak mengalami penurunan kualitas sinyal informasi. Dalam modulasi SSB, hanya satu dari kedua sideband yang dipancarkan. Dilihat dari penggunaan bandwidth, modulasi ini lebih efisien karena mempunyai bandwidth transmisi setengah dari DSB-SC. Pembangkitan sinyal SSB dilakukan dengan membangkitkan sinyal DSB terlebih dahulu, kemudian menekan salah satu sideband dengan band pass filter. Jika USB yang ditekan, maka akan menghasilkan sinyal SSBLSB. Sebaliknya, jika LSB yang ditekan, maka menghasilkan SSB-USB. d. Demodulator Demodulator merupakan alat pendeteksi sinyal berfrekuensi tinggi serta memisahkan antara sinyal carrier dan informasinya.
Di dalam sebuah transmisi AM, frekuensi dan amplitudo dari gelombang sinyal carrier selalu konstan, sementara sinyal sideband selalu bervariasi dalam frekuensi dan amplitudonya. Itu sebabnya sinyal carrier tidak mengandung pesan atau pun informasi.
Gambar (4) Spektrum Sinyal AM Jika m dinyatakan dalam bentuk prosentase, maka biasa disebut presentase modulasi yang dinyatakan dalam persamaan sebagai berikut.
Gambar (6) Ilustrasi Proses Demodulasi Proses mengekstrak sinyal pemodulasi dari sebuah sinyal termodulasi disebut proses demodulasi atau deteksi. Bagian frekuensi tinggi dihilangkan dengan menggunakan Low Pass Filter (LPF), sehingga yang tersisa hanya sinyal informasi. Demodulasi untuk sinyal AM bisa dilakukan dengan menggunakan balanced modulator. Gambar (7) menunjukkan rangkaian internal dari balanced modulator MC1496. Jika kedua sinyal ini dihubungkan ke input balanced modulator maka output-nya akan menjadi:
Pin 1 dan pin 4 merupakan masukan sinyal informasi. Sinyal carrier diberikan pada MC1496 melalui pin 8 dan pin 10. Pin 2 dan pin 3 digunakan sebagai penguatan total dari MC1496 yang diatur dengan sebuah resistor yang dihubungkan di antara keduanya.
Gambar (8) Rangkaian internal MC1496 f. Larutan Ferric Chloride (FeCl3) Ferric Chloride (FeCl3), sering disebut juga Feriklorida merupakan senyawa garam yang terbentuk dari reaksi logam Fe (besi) dengan Cl2, dapat terjadi dengan mengalirkan chlor pada besi yang dipanaskan. Cl2 termasuk unsur halogen yang sangat reaktif sehingga dapat bereaksi dengan unsur golongan lain seperti dengan unsur logam, bukan logam, dan metaloid. Unsur halogen yang bereaksi dengan logam membentuk senyawa garam yang bersifat ionik. FeCl3 jika ditambahkan dengan air panas secara perlahan lahan, maka akan terhidrolisis menurut persamaan reaksi sebagai berikut: ( ) 6. Perencanaan dan Pembuatan a. Perencanaan Modul akan dibuat seperti ini:
Dimana k adalah penguatan balanced modulator. Baris pertama ruas kanan menunjukkan level dc, baris kedua merupakan sinyal modulasi, dan baris ketiga adalah sinyal harmoni orde kedua. Untuk mengembalikan sinyal pemodulasi, harus ( ). dihasilkan dari sinyal AM
e. IC MC1496 IC MC1496 merupakan sebuah IC balanced modulator. Dengan berbagai variasi sinyal masukan, MC1496 dapat digunakan sebagai modulator AM atau modulator DSBSC. Selain itu pula, MC1496 dapat melakukan deteksi sinkron, deteksi fasa, dan juga aplikasi chopper.
Gambar 3.12. Grafik respon frekuensi fiter Gambar (9) DSB-SC keramik
Menentukan amplitude cut off mVpp Dari nilai di atas dapat ditentukan
bandwidth dari filter keramik antara 460,8 kHz sampai 459,8 kHz Gambar (10) SSB
Gambar (13) d. Pengaplikasian layout pada PCB Pengpalikasian layout pada PCB dengan cara disetrika setelah dicetak pada media transparan. Gambar (12)
Gambar (17) Sisi solderan aki komponen f. Pembuatan casing/box Pertama, skematik didesain ulang dengan menggunakan softwar Ms. Visio.
Gambar (15) Setelah itu tinta yang menempel pada PCB dibersihkan. e. Pemasangan komponen Komponen dipasang berdasarkan gambar skematik rangkaian yang ada, kemudian di solder.
Gambar (18)
Gambar (19) Skematik yang telah ditempel Casing kemudian dibor pada titik-titik tertentu untuk dipasang banana female dan potensiometer.
Gambar (20) Setelah casing jadi, komponen bisa dipasangkan pada casing dan modul praktikum sudah dapat digunakan. Gambar (22) b. Demodulator DSB-FC fm = 3 kHz, 150 mVpp fc = 500 kHz, 250 mVpp
Gambar (21) 7. Pengujian Alat Peralatan uji: 1. Function Generator 2. Oscilloscope 3. Power Supply (tegangan +/-) 4. Multimeter 5. Kabel BNC to Banana 6. Kabel BNC to BNC 7. Kabel BNC to Alligator 8. Konektor T-BNC
Gambar (23) c. Modulator DSB-SC fm = 1 kHz, 500 mVpp fc = 500 kHz, 500 mVpp
Gambar (24)
Gambar (25) e. Modulator SSB fm = 1 kHz, 300 mVpp fc = 459,5 kHz, 300 mVpp
8. Kesimpulan 1. Double SideBand Full Carrier (DSCFC) dapat dibuat dengan menggunakan komponen utama berupa IC MC1496. 2. Double SideBand Suppressed Carrier (DSB-SC) juga dapat dibuat dengan menggunakan komponen utama berupa IC MC1496 dengan cara mengatur keseimbangan masukan sinyal audio pada VR1. 3. Single SideBand dapat dibuat dengan memodifikasi salah satu frekuensi yang dihasilkan oleh modulator DSB-SC, yaitu dikurangi intensitasnya, baik upper-sideband maupun lower-sideband dengan menggunakan filter band pass pada frekuensi kerja band pass 460,5 kHz. 4. Product Detector dapat dibuat dengan menggunakan komponen utama berupa IC MC1496. Pada rangkaian ini terdapat VR1 yang merupakan pengontrol level sinyal input carrier. 5. Modul praktikum dapat digunakan sebagai alat belajar berbasis praktikum, baik elektronika dasar maupun elektronika komunikasi. 9. Saran 1. Modul praktikum sebaiknya diberikan pembangkit gelombang sendiri sebagai masukan gelombang sinus dengan rentang frekuensi tertentu. 2. Modul praktikum sebaiknya diberikan catu daya sendiri dengan keluaran tegangan +12V dan -5V. 3. Casing di desain ulang untuk menjadi lebih mudah untuk dipelajari sebagai alat praktikum. 10. Referensi 1. Daryanto, Drs. 2001. Pengetahuan Praktis Teknik Radio. Jakarta: PT. Bumi Aksara 2. Krauss, Herbert L. dan Charles W. Bostian dan Frederich H. Raab. 1990. Teknik Radio Benda Padat. Jakarta: UI Press 3. Roddy, Dennis dan John Coolen. 1984. Komunikasi Elektronika jilid 1. Jakarta: Erlangga
Gambar (26) f. Demodulator SSB fm = 1 kHz, 300 mVpp fc = 459,5 kHz, 300 mVpp
Gambar (27)
4. Dr. Ing. Mudrik Alaydrus. Teknik Elektro, UMB 5. Analog Communication Laboratory 6. http://opensource.telkomspeedy.com/wiki/