Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN

PRAKTIKUM DASAR TELEKOMUNIKASI


MODULASI AMPLITUDO DAN MODULASI
FREKUENSI

DISUSUN OLEH :

NAMA : AURELIA FARRAS ADI


NIM : C.431.20.0116
KELAS : TEKNIK ELEKTRO SORE A

PROGRAM STUDI TEKNIK


ELEKTRO UNIVERSITAS
SEMARANG
2021/2022
I. TUJUAN
1. Mahasiswa mampu memahami konsep dasar modulasi.
2. Mahasiswa mampu mempelajari dan menjelaskan proses Modulasi Frekuensi
dengan menggunakan software MATLAB.
3. Mahasiswa mampu memahami konsep dasar modulasi.

II. DASAR TEORI


Sistem komunikasi adalah sistem yang digunakan untuk menyampaikan atau
mentransmisikan informasi secara teratur dari sumber pada suatu titik, ke tujuan
pada titik yang lainnya. Sistem komunikasi terdiri dari tiga komponen, sebagai
berikut :
1. Pemancar (Transmitter) : Berfungsi untuk mengubah sinyal informasi
masukan menjadi bentuk sinyal yang sesuai agar dapat ditransmisikan melalui
kanal atau media transmisi. Dikenal sebagai proses modulasi yaitu proses
dimana parameter gelombang pembawa diubah sesuai dengan demodulasi.
Modulasi diperlukan agar gelombang demodulasi sesuai dengan karakteristik
kanal atau media transmisi.
2. Kanal atau media transmisi : Merupakan peralatan fisik yang
menghubungkan antara pemancar dan penerima.
3. Penerima (Receiver) : Berfungsi untuk mengubah sinyal yang diterima dari
kanal transmisi menjadi sinyal informasi asli. Proses tersebut dikenal sebagai
proses demodulasi atau deteksi.

Analogi Modulasi
Transmisi sinyal informasi (dalam bentuk analog dan digital) melalui kanal
komunikasi (contoh: saluran telepon dan satelit) membutuhkan range frekuensi
yang sesuai untuk ditransmisikan dan di sisi penerima akan dikembalikan ke
frekuensi asli. Contoh : pada sistem radio yang beroperasi pada frekuensi 30 kHz,
dimana sinyal informasi dengan range frekuensi audio, sehingga terjadi beberapa
bentuk pergeseran lebar pita frekuensi pada sistem. Pergeseran range frekuensi
pada sinyal dapat diatasi menggunakan modulasi yang didefinisikan sebagai
proses
dimana karakteristik gelombang pembawa akan berubah sesuai dengan bentuk
gelombang sinyal pemodulasi.

Sinyal informasi dinyatakan sinyal termodulasi. Pada sisi penerima, sinyal


informasi asli akan kembali dihasilkan melalui proses demodulasi atau deteksi
yang merupakan kebalikan dari proses modulasi. Memodulasi berarti mengatur
atau menyesuaikan, kemudian dalam telekomunikasi tepatnya berarti
menumpangkan sinyal informasi asli terhadap gelombang pembawa (carrier)
dengan mengatur parameter gelombang pembawa yang memiliki frekuensi tinggi.
Keperluan akan modulasi timbul dalam transmisi radio dari sinyal-sinyal
informasi frekuensi rendah (sinyal radio). Proses transmisi akan efisien jika
dimensi antena sama dengan panjang gelombang sinyal yang sedang
ditransmisikan.

Hubungan antara frekuensi (f) dan panjang gelombang (λ) dalam transmisi
radio :

f.λ=c
dimana : c = 3 x 10 8 m/s (kecepatan di ruang bebas)
f = frekuensi gelombang
λ = panjang gelombang

untuk sinyal informasi dengan frekuensi rendah 1000 Hz, akan diperoleh besar
panjang gelombangnya 300 km (188 mil). Jelas bahwa tidak mungkin untuk
membuat antena dengan ukuran ini. Masalah ini diatasi dengan menggunakan
sinyal frekuensi rendah untuk memodulasi sinyal frekuensi tinggi yang dinamakan
gelombang pembawa (carrier wave) yang kemudian dipancarkan. Gelombang
pembawa berbentuk sinusoida, dinyatakan sebagai :
c(t) = ac * cos(ωc + φc)
parameter-parameter dari gelombang tersebut yang dapat dimodulasi adalah :
1. Amplitudo, ac untuk modulasi amplitudo
2. Frekuensi, fc atau ωc = 2.π.fc untuk modulasi frekuensi
3. Phasa, φc untuk modulasi phasa
Modulasi dapat digunakan untuk mentransmisikan sinyal informasi pada
daerah yang luas atau jauh. Sebagai contoh sinyal informasi (suara, gambar, data),
agar dapat dikirim ke tempat lain, sinyal tersebut harus ditumpangkan pada sinyal
lain. Dalam konteks radio siaran, sinyal yang menumpang adalah sinyal suara,
sedangkan yang ditumpangi adalah sinyal radio yang disebut sinyal pembawa
(carrier). Jenis dan cara penumpangan sangat beragam. Yaitu untuk jenis
penumpangan sinyal analog akan berbeda dengan sinyal digital. Penumpangan
sinyal suara juga akan berbeda dengan penumpangan sinyal gambar, sinyal film,
atau sinyal lainnya.

III. ALAT DAN BAHAN


1. Komputer dengan software MATLAB.

IV. LANGKAH-LANGKAH PERCOBAAN


1. Jalankan software MATLAB pada komputer.
2. Buat M-File baru.
3. Ketikkan code pembangkit sinyal untuk Memodulasikan sinyal pada
lampiran berikut.
4. Jalankan script program “Evaluation Cell” / “Run Section” pada Editor.
5. Masukkan parameter berikut ini.
a. Besar Frekuensi sinyal pesan/informasi: 5,
b. Besar Amplitude sinyal pesan/informasi: 5,
c. Besar Frekuensi sinyal carrier: 50, dan
d. Besar Amplitude sinyal carrier : 20.
6. Amati dan analisa semua output dari sinyal yang dihasilkan, kemudian
simpulkan.
V. LAMPIRAN SCRIPT PROGRAM
Program yang dijalankan pada saat praktikum menggunakan software
MATLAB.
1. clc;
2. clear all;
3. t = 0:0.001:1;
4. fp = input('Masukkan besar Frequency pada sinyal Pesan = ');
5. ap = input('Masukkan besar Amplitude pada sinyal Pesan = ');
6. fc = input('Masukkan besar Frequency pada sinyal Carrier = ');
7. ac = input('Masukkan besar Amplitude pada sinyal Carrier = ');
8. %index modulasi untuk amplitude
9. ima = ap/ac;
10. %index modulasi untuk frequency
11. imf = (fc-fp)/fp;
12.
13. % Representation untuk membentuk Sinyal Pesan/Informasi
14. sm = ap.*cos(2*pi*fp*t);
15. subplot(3,2,1);
16. plot(t,sm,'red');
17. xlabel('waktu --- detik(t)');
18. ylabel('amplitude');
19. legend('Message Signal Wave');
20. grid on;
21. subplot(3,2,2);
22. plot(t,sm,'red');
23. xlabel('waktu --- detik(t)');
24. ylabel('amplitude');
25. legend('Message Signal Wave');
26. grid on;
27.
28. % Representation untuk membentuk Sinyal Carrier
29. sc = ac.*cos(2*pi*fc*t);
30. subplot(3,2,3); plot(t,sc,'blue');
31. xlabel('waktu --- detik(t)');
32. ylabel('amplitude');
33. legend('Carrier Signal Wave');
34. grid on;
35. subplot(3,2,4); plot(t,sc,'blue');
36. xlabel('waktu --- detik(t)');
37. ylabel('amplitude');
38. legend('Carrier Signal Wave');
39. grid on;
40.
41. % Representation untuk membentuk sinyal Amplitude Modulation
(AM)
42. am_signal = sc.*(ap+ima*sm);
43. subplot(3,2,5);
44. plot(t,am_signal,'blue');
45. xlabel('waktu --- detik(t)');
46. ylabel('amplitude');
47. legend('Amplitude Modulated Wave');
48. grid on;
49.
50. % Representation untuk membentuk Sinyal Frequency Modulation
(FM)
51. fm_signal = ac.*cos(2*pi*fc*t+(imf*sin(2*pi*fp*t)));
52. subplot(3,2,6);
53. plot(t,fm_signal,'blue');
54. xlabel('waktu --- detik(t)');
55. ylabel('amplitude');
56. legend('Frequency Modulated Wave');
57. grid on;
VI. HASIL PERCOBAAN
VII. ANALISA PEMBAHASAN DAN PERHITUNGAN

Analisa Pembahasan

Analisa Dari hasil percobaan dapat dilihat bahwa sinyal amplitudo hasil
modulasi akan selalu mengikuti sinyal informasi. Karena pada dasarnya sinyal
carrier hanya memiliki sifat penghantar (pembawa) tidak memiliki
informasi/data apapun. Pada percobaan sinyal input diberikan frekuensi sebesar
1KHz dan dihasilkan lebarbidang samping atas dan bawah. Kedua lebarbidang
tersebut sama dengan gelombang sinyal informasi. Bagian sisi atas dan sisi
bawah pita frekuensi yang terlihat pada output merupakan bentuk gelombang
informasi yang dimodulasikan dengan sinyal pembawa yang frekuensinya lebih
besar.

Dari gambar yang terlihat bahwa sinyal termodulasi dihasilkan dengan cara
sinyal informasi menumpangi sinyal carier. Pada dua sisi band tersebutlah sinyal
pembawa ditumpangkan oleh sinyal informasi. Sinyal informasi dimodulasi
dengan merubah nilai amplitudonya. Untuk amplitudo gelombang AM, semakin
besar amplitudo sinyal informasi amplitudo sinyal pembawa juga makin besar
dan sebaliknya. Setelah sinyal didemodulasi maka sinyal akan berubah ke
bentuk semula.

Persen modulasi besarnya amplitudosinyal informasi akan mempengaruhi


nilai indeks modulasi pada sinyal output termodulasi. Nilai indeks modulasi
yang mendekati nilai 1 akan mempengaruhi kualitas sinyal termodulasi yang
menyebabkan sinyal informasi tidak dapat terbaca pada sinyal termodulasinya.
Begitupun jika nilai indeks modulasi kurang dari 1. Indeks modulasi yang
terlihatrata rata berkisar pada 0,80. Pada keadaan tersebut sinyal informasi dapat
terbaca dengan jelas pada sinyal termodulasinya. Semakin besar signal carier /
pembawa frekuensi tinggi yang dimodulasikan oleh sinyal 29

Perhitungan

 Menghitung Modulasi untuk Amplitudo

Dengan rumus :

ima = ap/ac

=10/10

=1

 Menghitung Modulasi untuk Frekuensi

Dengan rumus :

imf = (fc-fp)/fp

= (50-10)/10

=40/10

=4
 Untuk membentuk Sinyal Pesan / Informasi

Dengan rumus :

sm = ap.*cos(2*pi*fp*t)

= 10 * cos (2*pi*10*1)

= 10 * 0.999

= 9.99

 Untuk membentuk Sinyal Carrier

Dengan rumus :

sc = ap.*cos(2*pi*fc*t)

= 10 * cos (2*pi*50*1)

= 10 * 0.987

= 9.87

 Untuk membentuk Sinyal Amplitudo Modulation (AM)

Dengan rumus :

am_signal = sc.*(ap+ima*sm)

= 9.87 * (10+1+9.99)

= 207.17

 Untuk membentuk Sinyal Frekuensi Modulation (FM)

Dengan rumus :

fm_signal = ac.*cos(2*pi*fc*t + (imf*sin(2*pi*fp*t)))

= 10 *cos(2*pi*50*1 + (4*sin(2*pi*10*1)))

= 10 *cos(314.15 + (4*sin (-0.0318)))

= 10 *cos(314.15 + (4*(-0.03179))

= 10 *cos(314.15 + (-0.127)

= 10 *cos(314.023)

= 10*0.99

= 9.9
VIII. KESIMPULAN
Hasil percobaan di atas dapat disimpulkan bahwa modulasi amplitudo dan
modulasi frekuensi adalah satu kesatuan untuk membentuk gelombang sinyal
amplitudo modulation (AM) dan membentuk gelombang sinyal frekuensi
modulation (FM). Dengan gelombang sebagai berikut :
a. Amplitudo Modulation (AM)

b. Frekuensi Modulation (FM)

IX. TUGAS TAMBAHAN


TUGAS BAB 1
Gambarkan setengah periode sinyal gelombang berikut pada saat sinyal pesan
turun :
- Sinyal informasi / pesan
- Sinyal pembawa / carrier
- Hasil sinyal AM dan sinyal FM
Jawaban :
a. Hasil gelombang sinyal pesan turun

b. Script gelombang sinyal pesan turun

Gambarkan setengah periode sinyal gelombang berikut pada saat sinyal pesan
naik :
- Sinyal informasi / pesan
- Sinyal pembawa / carrier
- Hasil sinyal AM dan sinyal FM
Jawaban :
a. Hasil gelombang sinyal pesan naik

b. Script gelombang sinyal pesan naik

Analisa Pembahasan dan perhitungan


Analisa Pembahasan sinyal turun dan naik
Dari hasil gelombang di atas dapat di lihat terdapat perbedaan bentuk
gelombang jika menggunakan setengah periode (t = 0.5)
Perhitungan sinyal turun dan naik

 Menghitung Modulasi untuk Amplitudo

Dengan rumus :
ima = ap/ac

=10/10

=1

 Menghitung Modulasi untuk Frekuensi

Dengan rumus :

imf = (fc-fp)/fp

= (50-10)/10

=40/10

=4

 Untuk membentuk Sinyal Pesan / Informasi

Dengan rumus :

sm = ap.*cos(2*pi*fp*t)

= 10 * cos (2*pi*10*0.5)

= 10 * 0.999

= 9.99

 Untuk membentuk Sinyal Carrier

Dengan rumus :

sc = ap.*cos(2*pi*fc*t)

= 10 * cos (2*pi*50*0.5)

= 10 * 0.996

= 9.96

 Untuk membentuk Sinyal Amplitudo Modulation (AM)

Dengan rumus :

am_signal = sc.*(ap+ima*sm)

= 9.96 * (10+1+9.99)

= 209.06

 Untuk membentuk Sinyal Frekuensi Modulation (FM)

Dengan rumus :

fm_signal = ac.*cos(2*pi*fc*t + (imf*sin(2*pi*fp*t)))

= 10 *cos(2*pi*50*1 + (4*sin(2*pi*10*0.5)))
= 10 *cos(314.15 + (4*sin (31.4)))

= 10 *cos(314.15 + (4*(-0.0159))

= 10 *cos(314.15 + (-0.063)

= 10 *cos(314.087)

= 10*0.99

= 9.9

X. DAFTAR PUSTAKA

1.Anggoro Adi Sucipto dan Bambang Suprianto, 2016 . Pengembangan Media


Pembelajaran Menggunakan GUI Matlab pada Pokok Bahasan Modulasi Analog
dan Digital Kelas XI TAV SMK Negeri 1 Sidoarjo. Jurnal Pendidikan Teknik
Elektro.Vol 5, No 2. Surabaya.
2.Budi Setiyanto. 2010. Dasar-dasar Telekomunikasi. Sakti. Yogyakarta.
3.Dennis Roddy dan John Coolen. 2005. Komunikasi Elektronika. Penerbit
Erlangga. Jakarta.
4.Dwi Aryanta, Arsyad Ramadhan Darlis, Wirda Sri Farhani. 2014. Simulasi
Sinkronisasi Carrier Pada Modulasi Digital Menggunakan Matlab. Jurnal
Elkomika No.2 Vol. 2. Institut Teknologi Nasional Bandung.
5.Khairunnisa. 2015. Diktat Mata Kuliah Teknik Telekomunikasi 1. Politeknik
Negeri Banjarmasin.
6.Putri Alit Widyastuti Santiary. 2009. Sistem Verifikasi Modul Modulasi FM
(Frekuensi Modulasi) Menggunakan Bahasa Pemrograman Matlab. Jurnal
Teknologi Elektro Vol 8, No 2. Universitas Udayana.

Anda mungkin juga menyukai