Anda di halaman 1dari 5

IES 2005 Politeknik Elektronika Negeri Surabaya - ITS

Studi Karakteristik dan Kinerja Teknik MIMO OFDM


pada Sistem Komunikasi Wireless untuk Indoor Channel


I Gede Puja Astawa
1
, Gamantyo Hendrantoro
2
, Titiek Suryani
2
, Aries Pratiarso
1
, Yoedy Moegiharto
1

1
Wireless Communication Research Group Politeknik Elektronika Negeri ITS
Kampus PoliteknikElektronika Negeri ITS Keputih Sukolilo, Surabaya,6001
2
Teknik Elektro Jurusan Teknik Telekomunikasi Multimedia, ITS Surabaya
Kampus ITS Keputih Sukolilo, Surabaya,6001
E-mail : puja@eepis-its.edu; yoedy@eepis-its.edu; aries@eepis-its.edu


Seiring dengan kemajuan dibidang teknologi
multimedia, peningkatan keperluan kecepatan data dan
kualitas pelayanan pada sistem nirkabel, membutuhkan
teknik untuk meningkatkan efesiensi spektrum dan
memperbaiki keandalan link. Maka digunakanlah
beberapa antena pada sisi pemancar ataupun sisi
penerima.
Abstrak

Pada sistem komunikasi wireless/ nirkabel pita
lebar terdapat dua hal yang harus dipenuhi yaitu
menghilangkan multipath fading channels dan
memperbesar efisiensi spektrum. Ada satu teknik yang
dipergunakan untuk mengatasi hal di atas, yaitu OFDM.
Secara garis besar OFDM merupakan suatu teknik
transmisi multi carrier (banyak frekuensi). Dimana tiap
frekuensi adalah orthogonal satu sama lain, sehingga
terjadinya overlapping tidak akan menyebabkan
interferensi. OFDM juga dapat mengubah kanal
multipath fading frekuensi selektif menjadi kanal flat
fading. Dan di sisi lain teknik MIMO (Multi Input Multi
Output) dapat membuat kanal paralel independen dalam
spatial domain untuk mengirimkan data stream yang
beragam. Dan yang terpenting juga adalah teknik ini
bisa memperbesar kapasitas kanal tanpa mengurangi
bandwidth yang ada. Di sini dilakukan penelitian sistem
MIMO OFDM pada kanal selektif fading untuk melihat
karakteristik dan unjuk kerja dari sistem tersebut.
Jumlah antena yang dipergunakan pada bagian
pemancar 2 sedangkan pada bagian penerima
bervariasi (2,3,4). Kriteria unjuk kerja yang dicari
adalah probabilitas kesalahan bit (Error Rate)
terhadap perubahan nilai delay spread yang
ternormalisir (). Dari hasil pengujian diperoleh hasil
untuk mencapai BER (Bit Error Rate) kurang atau sama
dengan 10
-3
dengan laju bit 59,52 Mbps hanya
dibutuhkan SNR (Signal to Noise Ratio) sebesar 5 dB.
Sedangkan pada pengujian bandwidth, didapatkan
efisiensi bandwidth 31,72 % dibandingkan dengan
single carrier.
OFDM merupakan suatu teknik transmisi
komunikasi digital yang menggunakan beberapa buah
frekuensi yang saling tegak lurus (orthogonal).
Teknologi OFDM ini dipakai pada Terristerial TV
Digital Broadcasting di Eropa dan Japan [Aga98],
[Sar95],[Cim85]. Dan juga pada sambungan
komunikasi telepon berkecepatan tinggi (high speed)
seperti misalnya ADSL, dan wireless LAN seperti
misalnya IEEE802.
Penggunaan beberapa antena pada sisi pemancar
dan sisi penerima untuk meningkatkan efesiensi
spektrum. Teknik ini dikenal dengan nama MIMO
(Multi Input Multi Output) [Bol99]. Salah satu teknik
yang menggunakan MIMO adalah Blast. Sistem BLAST
menurut proses deteksi sinyal di penerima dapat dibagi
dua yaitu sistem D-BLAST (Diagonal-Bell Laboratories
Layered Space Time) dan V-BLAST (Verticall-Bell
Laboratories Layered Space Time).
[Chu02],[Fos96],[Fos99]
Pembagian pembahasan dari makalah ini adalah
sebagai berikut. Pada seksi II dijelaskan model sistem
transmisi digital nirkabel dari MIMO-OFDM.
Kemudian pada seksi III dijelaskan model kanal yang
dipergunakan. Pada seksi IV diperlihatkan hasil simulasi
yang berhasil dilakukan dan diskusi. Dan terakhir adalah
kesimpulan dan saran dari penelitian yang dilakukan.

2. Model Sistem Mimo-Ofdm
Kata Kunci : OFDM, MIMO, V-BLAST, multipath
fading channels
Pada seksi ini dibahas model sistem MIMO
OFDM[Gia02]. Sebenarnya model sistem ini merupakan
modifikasi dari sistem MIMO V-BLAST [Wol98] yang
pada awalnya hanya memiliki satu frekuensi pembawa
(carrier). Dengan sistem MIMO-OFDM setiap antena
pemancar dan penerima akan disisipkam modulator dan
demodulator OFDM.


1. Pendahuluan
Pada sistem komunikasi nirkabel (wireless),
transmisi sinyal dari pemancar ke penerima tidak bisa
dihindarkan dari gangguan/ noise yang terdapat pada
lingkungan sekitarnya atau dalam sistem komunikasi
dinamakan adanya sinyal interferensi dan fading.
Diagram blok dari sistem MIMO-OFDM
diperlihatkan seperti pada gambar 1 dan 2. Gambar 1

228
IES 2005 Politeknik Elektronika Negeri Surabaya - ITS

memperlihatkan blok diagram Pemancar sistem
transmisi digital nirkabel dari MIMO-OFDM. Terlihat
bahwa data masukan (bit stream data) dimultipleksing
terlebih dahulu sebanyak M antena pemancar. Kemudian
bit data dilewatkan ke masing modulator OFDM. Pada
modulator OFDM bit yang masuk dikonversikan dulu
ke bentuk paralel.
R
n
l
N adalah vektor white noise yang memiliki dimensi
K x 1 pada antena penerima n
R
dengan
| |
K n
H n
l
n
I N
R R
2
=
T R
n n
l
h
,
l
N E dan adalah vektor
DFT dari yang memiliki dimensi K x 1 dapat
ditulis dengan persamaan :
T R
n n
l
H
,

(2)
T R T R
n n
l
n n
l
Fh H
, ,
=

dimana F adalah DFT matrik dengan elemen
| |
|
.
|

\
|
= kw
K
j K F
w k
2
exp / 1
,
dengan dimensi K
x W, untuk k = 1,,K-1, w=1,,W-1.





Untuk pemodelan kanal adalah sebagai berikut :
Menentukan berdasarkan ) (
,

T R
n n
l
h
Gambar 1. Blok diagram Pemancar MIMO-OFDM
| | (
l d
n n
l d l d
n n
l
g A h
T R
T R
,
,
, ,
,
) ( =

) (3)
Modulasi dilakukan pada tiap tiap sub carrier. Sinyal
yang telah termodulasi diteruskan ke IFFT, untuk
pembuatan simbol OFDM. Penggunaan IFFT ini
memungkinkan pengalokasian frekuensi yang saling
tegak lurus (orthogonal). Kemudian simbol simbol itu
diubah lagi ke bentuk serial. Sehingga baru dipancarkan.
dimana
l d ,
adalah daya path yang ke d,
| |
T R
n , n
l d
A
,
adalah matrik elemen ke (n
l d
A
,
l ,
R
,n
T
)
dengan dimensi N
R
x N
T
.
d
adalah delay path ke d
dan ) ( g adalah filter transmisi.
Pada gambar 2 diperlihatkan blok diagram dari
sistem transmisi digital nirkabel dari penerima MIMO-
OFDM. Data yang diterima pada masing masing
antenna penerima selanjutnya masuk ke demodulator
OFDM.
Kemudian menyusun
T R
n n
l
,
h dari ) (
,

T R
n n
l
h
Untuk link dari antena ke n
T
menuju antena ke n
R

diperoleh vektor respon frekuensi untuk sub carrier

(
(
(
(
(
(

=
) (
) 3 (
) 2 (
) 1 (
,
,
,
,
,
K H
H
H
H
H
T R
T R
T R
T R
T R
n n
l
n n
l
n n
l
n n
l
n n
l
M
(4)

Untuk masing masing sub carrier adalah sebagai
berikut:
Sub carrier ke-k:
(
(
(
(
(

=
) ( ) ( ) (
) (
) (
) ( ) (
) ( ) (
, 2 , 1 ,
, 2
, 1
2 , 2 1 , 2
2 , 1 1 , 1
k H k H k H
k H
k H
k H k H
k H k H
H
T R R R
T
T
n n
l
n
l
n
l
n
l
n
l
l l
l l
k
l
L
M L M M
L
L
(5)
Gambar 2. Blok diagram Penerima MIMO-OFDM

3. Model Kanal
Pemodelan kanal pada sistem MIMO OFDM
dengan antena pengirim N
T
dan antena penerima N
R

akan diterangkan pada bagian ini [Mar04]. Suatu vektor
dengan dimensi K x 1 terdiri dari simbol kompleks
yang akan ditransmisikan pada K sub carier selama l
simbol dari antena n
T
n
l
X
T
.

Pada penelitian ini menggunakan pemodelan kanal
indoor LOS yang mana data data untuk mendapatkan
respon impuls kanal diperoleh dari hasil penelitian
sebelumnya[Sis03].
Maksimum temporal dari vektor kanal antara antena
transmisi ke n
T
dan antena penerima n
R
adalah W, sinyal
yang diterima dapat ditulis sebagai
Data data hasil pengukuran tersebut berupa nilai
power delay profile (PDP) adalah seperti ditunjukkan
pada gambar 3.
Y (1) ( )
R T R
T
T
T R
n
l
n n
l
n
n
n
l
n
l
N X X diag + =

=
,
1
Sinyal yang diterima dari pemancar, melalui suatu
kanal yang fungsi transfer kanal matriknya dinyatakan
dengan H
NxM
, dimana komponen matrik h
nm
merupakan
fungsi transfer dari pemancar m ke penerima n.
dimana


229
IES 2005 Politeknik Elektronika Negeri Surabaya - ITS















Gambar 3 Grafik PDP Kanal Indoor MIMO OFDM
[Sis03]


4. Simulasi dan Diskusi
Evaluasi unjuk kerja yang dicari dari sistem
transmisi digital dalam penelitian ini meliputi Error
Rate sebagai fungsi nilai E
b
/N
o
. Selain itu juga evaluasi
yang dilakukan adalah berdasarkan kapasitas kanal
bandwidth. Kedua evaluasi di atas adalah berdasarkan
pada kanal frekuensi flat fading dan kanal frekuensi
selektif fading. Parameter parameter penting yang
dipergunakan dalam simulasi MIMO OFDM ini adalah
seperti pada tabel 1.

Tabel 1. Nilai Parameter yang dipergunakan

Parameter Nilai
Modulator yang dipergunakan 4-QAM
Cyclic prefix 3/4 sub carrier
Multipath 9
Banyaknya paket data 10
IFFT ,FFT size 4
Sub carrier 4

4.1. Unjuk kerja BER sebagai fungsi E
b
/N
o
.
Pada simulasi yang dilakukan ini antara antena satu
dengan lainnya tidak berkorelasi Di bagian ini
ditunjukkan grafik unjuk kerja yang meliputi BER
terhadap E
b
/N
o
untuk probabilitas kesalahan bit dan
probabilitas kesalahan simbol. Dan juga probabilitas
kesalahan bit terhadap perubahan nilai rms delay spread
yang ternormalisir.Gambar 4 memperlihatkan Error
Rate terhadap perubahan E
b
/N
o
untuk dimensi antena
(2x4).


























Gambar 4. Grafik Error Rate terhadap perubahan
Eb/No pada sistem MIMO OFDM



















Gambar 5. Grafik BER terhadap perubahan Eb/No
pada sistem MIMO OFDM untuk dimensi (2x2),(2x3)
dan (2x4)

Kinerja yang bisa dilihat pada gambar 4 adalah BER
terhadap E
b
/N
o
dan VSR terhadap E
b
/N
o
. Pada grafik itu
terlihat kanal yang dipergunakan adalah dua macam,
yaitu kanal frekuensi flat fading dan kanal frekuensi
selektif fading.
Terlihat bahwa pada sistem MIMO OFDM penggunaan
kanal frekuensi selektif, sistem ini masih bisa bekerja
dengan baik yaitu bisa mengatasi apa yang disebut
dengan error floor.
Pada simulasi ini juga dilakukan pengujian
perubahan dimensi antena yaitu untuk (2x2),(2x3),(2x4)
seperti ditunjukkan pada gambar 5. Untuk dimensi
antena yang sama, didapatkan nilai BER yang lebih
buruk terhadap perubahan E
b
/N
o
. Sedangkan untuk
jumlah antena pemancar tetap, jumlah antena penerima
diperbesar didapatkan nilai BER yang semakin bagus
terhadap perubahan nilai E
b
/N
o
.


230
IES 2005 Politeknik Elektronika Negeri Surabaya - ITS

4.2. Unjuk Kerja MIMO OFDM sebagai Fungsi Laju
Bit
BW
sc
= R(1+) = 351,64 Mbps (1+0.15) = 404,34
MHz.
Untuk melihat unjuk kerja MIMO OFDM sebagai
fungsi dari rms delay spread yang dinormalisasi yang
merupakan perbandingan antara rms delay spread
dengan periode simbol (T
s
), maka jumlah antena
pemancar dan penerima dibuat tetap yaitu pada M = 2
dan N = 4. Nilai rms delay spread yang dinormalisasi
berubah dari 0,1 sampai dengan 0,6 dengan pertambahan
0,1 yang dapat dilihat pada gambar 5.
Sedangkan untuk multi carrier(mc) bandwidth yang
dihasilkan adalah
(

+ + =
(

+ + = 15 , 0 1
4
1
2 10 79 , 8 1
1
2
7
1
x
N
R BW
s mc

=
254,9448 MHz
Karena pada MIMO OFDM menggunakan 2 buah
antenna pemancar maka bandwidth total adalah
bandwidth OFDM yang telah didapat sebelumnya dibagi
dua, sehingga nilai bandwidth dari sistem MIMO OFDM
adalah 254,9448 MHz/ 2 = 127,4724 MHz. Hasil hasil
di atas diperlihatkan pada tabel 4-2.
Bagian horisontal dari gambar 6 menunjukkan rms
delay spread yang dinormalisasi dan bagian vertikal
menunjukkan BER. Dalam simulasi ini digunakan SNR
= 2.5, 5 , 7,5 dan 14 dB.


Tabel 3. Perbandingan Efisiensi Bandwidth















Gambar 6. Grafik unjuk kerja sistem MIMO OFDM
untuk fungsi rms delay spread yang dinormalisasi

Tabel 2. Relasi antara rms delay spread dengan laju bit

rms

(ns)
0,1 0,2 0,3 0,4 0,5 0,6
R
b

(Mbps)
59,52 119,05 178,57 238,1 297,62 357,14

Untuk mencapai BER kurang atau sama dengan 10
-3

dengan laju bit 59,52 Mbps hanya dibutuhkan SNR
sebesar 5 dB. Sebaliknya dengan SNR 7,5 dB masih
dapat dicapai BER kurang atau sama dengan 10
-3

dengan laju bit 119,05 Mbps. Sedangkan untuk
mencapai BER lebih atau sama dengan 10
-2
dengan laju
bit 119,05 Mbps hanya dibutuhkan SNR sebesar 5 dB.
Sebaliknya dengan SNR 7,5 dB masih dapat dicapai
BER lebih atau sama dengan 10
-2
dengan laju bit 297,62
Mbps.

4. 3. Pertimbangan Bandwidth (BW)
Pada bagian ini dibahas pertimbangan bandwidth
pada single carrier , multi carrier dan MIMO OFDM.
Akan ditunjukkan efisiensi bandwidth dari ketiga sistem.
Untuk periode bit, T
b
= 2,84 x 10
-9
detik maka data
rate adalah R = 1/T
b
= 351,64 Mbps.
Dengan mengambil roll of factor = 0.15, untuk single
carrier (sc) bandwidth yang dihasilkan adalah









5. Kesimpulan
Dari hasil simulasi dan analisa data yang telah
dilakukan dalam penelitian ini ada beberapa hal yang
dapat disimpulkan adalah sebagai berikut :
1.Sistem MIMO OFDM telah diuji kemampuan
kinerjanya dengan menggunakan dua kanal yaitu
kanal flat fading dan selektif fading. Kinerja tersebut
adalah BER (Bit Error Rate)dan VSER (Vektor Simbol
Error Rate terhadap perubahan nilai E
b
/N
o
. Dari
masing masing pengujian terlihat bahwa
penggunaan kanal selektif fading sistem MIMO
OFDM dapat bekerja dengan baik.
2. Untuk melihat unjuk kerja MIMO OFDM sebagai
fungsi dari rms delay spread yang dinormalisasi,
jumlah antena pemancar dan penerima dibuat tetap
yaitu pada M= 2 dan N= 4. Nilai rms delay spread
yang dinormalisasi berubah dari 0,1 sampai dengan
0.6 dengan pertambahan 0,1 laju bit mengalami
penurunan. Untuk mencapai BER kurang atau sama
dengan 10
-3
dengan laju bit 59,52 Mbps hanya
dibutuhkan SNR sebesar 5 dB. Sebaliknya dengan
SNR 7,5 dB masih dapat dicapai BER kurang atau
sama dengan 10
-3
dengan laju bit 119,05 Mbps.
3. Dimensi antena yang memberikan kinerja yang paling
baik adalah (2x4).
4. Pada pengujian bandwidth dapat dilihat efesiensi
bandwidth dari multi carrier dibandingkan dengan
single carrier adalah 15,86 % sedangkan pada MIMO
OFDM adalah 31,72 %.

231
IES 2005 Politeknik Elektronika Negeri Surabaya - ITS

Daftar Pustaka
[Aga98] D. Agarwal, V. Tarokh, A. F. Naguib, and N.
Seshadri, Space-time coded OFDM for high
data rate wireless communication over
wideband channels, in Proc. VTC 98, pp.
2232-2236, May 1998.
[Bol99] Helmuth Bolcskei, David Gesbert, dan
Arogyaswami J. Paulraj, On The Capasity Of
OFDM-Based Multi Antenna Systems, IEEE
Trans Communications, Oct.1999
[Chu02] Daniel Ka Chun So and Roger S. Cheng
Detection Techniques for V-BLAST in
Frequency Selective Fading Channels, Proc.
IEEE Wireless Comm. And Networking Conf.,
vol. 1, pp.487-491, March 2002
[Cim85] Leonard J.Cimini, Analysis and Simulation of
a Digital Mobile Channel Using Orthogonal
Frequency Division Multiplexing, IEEE
Transaction On Communications Vol.C M-33,
No.7, July 1985
[Fos96] G. J. Foschini, Layered space-time
architecture for wireless communication in a
fading environment when using multi-element
antennas, Bell Labs Tech. J., pp. 41-59,
Autumn 1996.
[Fos99] Gerad J.Foschini,Glen D. Golden, Reinaldo
A.Valenzuela and Peter W.Wolniansky,
Simplified Processing for High Spectral
Effeciency Wireless Communication
Employing Multi-Element Arrays,
Fellow,IEEE, IEEE Journal On Selected Areas
In Communications, Vol. 17, No. 11 November
1999.
[Gia02] Luca Giangaspero, Luigi Agarossi, Giovanni
Paltenghi, Shutai Okamura, Minoru Okada,
Shozo Komaki, Co-Channel Interference
Cancellation Based On MIMO OFDM
Systems ,IEEE Wireless Communnications,
pp.8 pp17, December 2002
[Mar04] Marcello Cicerone, Osvaldo Simeone, Nobert
Geng, Umberto Spagnolini, Modal Analysis/
filtering to estimate time varying MIMO-
OFDM channels, ITG Workshop on Smart
Antennas 18
th
19
th
of March 2004 Technische
Universitat Munchen.
[Sar95] H. Sari, G. Karam, and I. Jeanclaude,
Transmission techniques for digital terrestrial
TV broadcasting, IEEE Communications
Magazine, pp. 100-109, Feb. 1995.
[Sis03] Nur Adi Siswandari, A Affandi, Suwadi,
Analisa Korelasi Spatial Propagasi Kanal
Radio 1,7 GHz Dalam Ruang Menggunakan
Antena Array Planar Sintetis, Thesis
Mahasiswa Program Pasca Sarjana 2003 ITS
Surabaya, Telekomunikasi Multimedia, Teknik
Elektro, ITS Surabaya
[Wol98] P.W.Wolniansky, G.J.Foschini, G.D.Golden,
R.A.Valenzuela, V-Blast: An Architecture for
Realizing Very High Data Rates Over the Rich-
Scattering Wireless Channel, Bell
Laboratories, Lucent Technologies, Crwaford
Hill Laboratory, 1998.


















232

Anda mungkin juga menyukai