NPM : 17111035
Teknik Perangkat Lunak
UNIBI 2017
Konsep Shifter
Konsep Shifter
Note:
• Untuk Left shifter posisi bit MSB disebut SPILL dan posisi bit LSB disebut FILL
• Untuk Right shifter posisi bit MSB disebut FILL dan posisi bit LSB disebut SPILL
• Jika R=1 (active), F dan D control tidak digunakan • Jika R dan F control tidak
disebutkan, maka R = F = 0
Non-Arithmatic Shifter
• Fungsi utamanya adalah untuk melakukan bit SPILL-OFF/ZERO FILL dan operasi
rotasi, yaitu “mengalirkan” bit per bit ke ALU
• SPILL-OFF artinya bit pada posisi SPILL dianggap hilang/tidak digunakan dan bit
pada posisi FILL diisi dengan bit
• Tabel kebenarannya:
– Dan seterusnya
– Dan seterusnya
• Contoh:
– 00001100 (=12) digeser ke kanan 2 bit (2sr) menjadi 00000011 (=3)
• Identik dengan 12 : 4 = 3
– 00001100 (=12) digeser ke kiri 3 bit (3sl) menjadi 01100000 (=96)
• Identik dengan 12 x 8 = 96
MULTIPLEXER :
> Perangkat pemilih beberapa jalur data kedalam satu jalur data untuk dikirim ketitik
lain.
> Mempunyai dua atau lebih signal digit sebagai input dan control sebagai pemilih
(selector).
> Merupakan data selector (pemilih data)
TDM yaitu Terminal atau channel pemakaian bersama-sama kabel yang cepat dengan
setiap channel membutuhkan waktu tertentu secara bergiliran (round-robin time-
slicing). Biasanya waktu tersebut cukup digunakan untuk menghantar satu bit (kadang-
kadang dipanggil bit interleaving) dari setiap channel secara bergiliran atau cukup
untuk menghantar satu karakter (kadang-kadang dipanggil character interleaving atau
byte interleaving).
Jika ada channel yang tidak ada data untuk dihantar, TDM tetap menggunakan waktu
untuk channel yang ada (tidak ada data yang dihantar), ini merugikan penggunaan
kabel secara maksimun. Kelebihanya adalah karena teknik ini tidak memerlukan
guardband jadi bandwidth dapat digunakan sepenuhnya dan perlaksanaan teknik ini
tidak sekompleks teknik FDM. Teknik TDM terdiri atas :
Synchronous TDM
Hubungan antara sisi pengirim dan sisi penerima dalam komunikasi data yang
menerapkan teknik Synchronous TDM dijelaskan secara skematik pada gambar
Gambar Synchronous TDM Cara kerja Synchronous TDM dijelaskan dengan
ilustrasi dibawah ini
Asynchronous TDM
Penambahan informasi pada setiap slot waktu yang dikirim merupakan overhead pada
Asynchronous TDM.
Gambar di bawah ini menyajikan contoh ilustrasi yang sama dengan gambar Ilustrasi
hasil sampling dari input line jika ditransmisikan dengan Asynchronous TDM.
Prinsip dari FDM adalah pembagian bandwidth saluran transmisi atas sejumlah kanal
(dengan lebar pita frekuensi yang sama atau berbeda) dimana masing-masing kanal
dialokasikan ke pasangan entitas yang berkomunikasi. Contoh aplikasi FDM ini yang
polpuler pada saat ini adalah Jaringan Komunikasi Seluler, seperti GSM ( Global System
Mobile) yang dapat menjangkau jarak 100 m s/d 35 km. Tingkatan generasi GSM
adalah sbb:
3G:
FDM yaitu pemakaian secara bersama kabel yang mempunyai bandwidth yang tinggi
terhadap beberapa frekuensi (setiap channel akan menggunakan frekuensi yang
berbeda). Contoh metoda multiplexer ini dapat dilihat pada kabel coaxial TV, dimana
beberapa channel TV terdapat beberapa chanel, dan kita hanya perlu tunner (pengatur
channel) untuk gelombang yang dikehendaki. Pada teknik FDM, tidak perlu ada
MODEM karena multiplexer juga bertindak sebagai modem (membuat permodulatan
terhadap data digital).
Kelemahannya adalah jika ada channel (terminal) yang tidak menghantar data,
frekuensi yang dikhususkan untuk membawa data pada channel tersebut tidak
tergunakan dan ini merugikandan juga harganya agak mahal dari segi pemakaian
(terutama dibandingkan dengan TDM) kerana setiap channel harus disediakan
frekuensinya.
Kelemahan lain adalah kerana bandwidth jalur atau media yang dipakai bersama-sama
tidak dapat digunakan sepenuhnya, kerana sebagian dari frekuensi terpaksa digunakan
untuk memisahkan antara frekuensi channelchannel yang ada. Frekuensi pemisah ini
dipanggil guardband.
1. Kepada setiap entitas pengguna diberikan suatu kode unik (dengan panjang 64 bit)
yang disebut chip spreading code.
2. Untuk pengiriman bit ‘1’, digunakan representasi kode (chip spreading code) tersebut.
3. Sedangkan untuk pengiriman bit ‘0’, yang digunakan adalah inverse dari kode
tersebut.
4. Pada saluran transmisi, kode-kode unik yang dikirim oleh sejumlah pengguna akan
ditransmisikan dalam bentuk hasil penjumlahan (sum) dari kode-kode tersebut.
5. Di sisi penerima, sinyal hasil penjumlahan kode-kode tersebut akan dikalikan dengan
kode unik dari si pengirim (chip spreading code) untuk diinterpretasikan.
selanjutnya :
- jika jumlah hasil perkalian mendekati nilai +64 berarti bit ‘1’,
- jika jumlahnya mendekati –64 dinyatakan sebagai bit ‘0’.
Contoh penerapan CDM untuk 3 pengguna (A,B dan C) menggunakan panjang kode 8
bit (8-chip spreading code) dijelaskan sebagai berikut :
Teknik multiplexing ini digunakan pada transmisi data melalui serat optik (optical
fiber) dimana sinyal yang ditransmisikan berupa sinar. Pada WDM prinsip yang
diterapkan mirip seperti pada FDM, hanya dengan cara pembedaan panjang gelombang
(wavelength) sinar. Sejumlah berkas sinar dengan panjang gelombang
berbeda ditransmisikan secara simultan melalui serat optik yang sama (dari jenis Multi
mode optical fiber).
Prinsip yang digunakan pada ODM serupa dengan CDM, hanya dalam hal ini yang
dikode adalah berupa sinyal analog (sinar) dengan pola tertentu. Sejumlah berkas sinar
dengan pola sinyal berbeda ditransmisikan melalui serat optik dengan menggunakan
prinsip TDM (berupa temporal-spectral signal structure).
Di sisi penerima setiap berkas sinar tersebut akan diinterpretasi untuk setiap pasangan
pengguna untuk memperoleh kembali data yang dikode tersebut dengan cara mengenali
terlebih dahulu pola sinyal yang digunakan
COMPARATOR
Comparator merupakan salah satu dari sekian banyak jenis datapath. Dalam dunia
elektro, comparator berfungsi sebagai pembanding data. Ada dua jenis comparator
digital, yaitu Equality (Identify) Comparator dan Magnitude Comparator. Berikutnya
akan dibahas kedua komparator tersebut.
equality/identify comparator
Comparator yang fungsinya mendeteksi apakah dua buah data biner n-bit besarnya
sama atau tidak. Implementasinya dengan XNOR pada setiap bit (sebut saja bit ke-p)
untuk masing-masing data biner n-bit tersebut. Hal ini dimungkinkan karena gerbang
XNOR akan berlogic ‘1’ jika kedua inputnya sama.
Contoh, untuk dua buah data biner 4 bit, diagram bloknya :
Rangkaian diatas akan melakukan pengecekan tiap bit ke-p dari dua buah n-bit data.
Jika semuanya sama, maka output gerbang AND akan berlogic ‘1’ yang artinya kedua
data sama nilainya.
Magnitude Comparator
Comparator yang fungsinya tidak hanya mendeteksi apakah dua buah data biner n-bit
besarnya sama maupun tidak sama. jika tidak sama comparator ini dapat pula
mendeteksi data manakah yang lebih besar dan manakah yang lebih kecil (gt atau lt).
Comparator ini disusun secara ripple dari tiap bit komparator penyusunnya. Gambar
diagram blok untuk per-bitnya :
Fungsi diatas dapat direalisasikan dengan IC gerbang logika yang bersesuaian. Untuk
keperluan lebih besar, kombinasi komparator dapat diekspansi menjadi komparator n-
bit secara ripple, tetapi secara umum, contohnya untuk data 4 bit, diagram blok-nya
sebagai berikut :
Encoder adalah rangkaian yang memiliki fungsi berkebalikan dengan dekoder. Encoder
berfungsi sebagai rangakain untuk mengkodekan data input mejadi data bilangan dengan format
tertentu. Encoder dalam rangkaian digital adalah rangkaian kombinasi gerbang digital yang memiliki
input banyak dalam bentuk line input dan memiliki output sedikit dalam format bilangan biner.
Encoder akan mengkodekan setiap jalur input yang aktif menjadi kode bilangan biner. Dalam teori
digital banyak ditemukan istilah encoder seperti “Desimal to BCD Encoder” yang berarti rangkaian
digital yang berfungsi untuk mengkodekan line input dengan jumlah line input desimal (0-9) menjadi
kode bilangan biner 4 bit BCD (Binary Coded Decimal). Atau “8 line to 3 line encoder” yang berarti
rangkaian encoder dengan input 8 line dan output 3 line (3 bit BCD).
Y3 = X8 + X9
Y2 = X4 + X5 + X6 + X7
Y1 = X2 + X3 + X6 + X7
Y0 = X1 + X3 + X5 + X7 + X9
Rangkaian implementasi encoder Desimal (10 Line) ke BCD sesuai tabel kebenaran
Rangkaian encoder diatas merupakan implementasi dari tabel kebenaran diatas dan persamaan logika
encoder Desimal ke BCD. jalur input X0 tidak dihubung ke rangkaian karena alasan efisiensi
komponen, hal ini karena apabil input X0 ditekan maka tidak akan mengubah nilai output yaitu output
tetap bernilai BCD 0 (0000). Rangkaian encoder diatas hanya akan bekerja dengan baik apabila hanya
1 jalur input saja yang mendapat input, hal ini karena rangkaian encoder diatas bukan didesain sebagai
priority encoder.
Decoder
Pengertian Decoder adalah alat yang di gunakan untuk dapat mengembalikan proses encoding
sehingga kita dapat melihat atau menerima informasi aslinya. Pengertian Decoder juga dapat di artikan
sebagai rangkaian logika yang di tugaskan untuk menerima input input biner dan mengaktifkan salah
satu outputnya sesuai dengan urutan biner tersebut. Kebalikan dari decoder adalah encoder.
Fungsi Decoder adalah untuk memudahkan kita dalam menyalakan seven segmen. Itu lah sebabnya
kita menggunakan decoder agar dapat dengan cepat menyalakan seven segmen. Output dari decoder
maksimum adalah 2n. Jadi dapat kita bentuk n-to-2n decoder. Jika kita ingin merangkaian decoder
dapat kita buat dengan 3-to-8 decoder menggunakan 2-to-4 decoder. Sehingga kita dapat membuat 4-
to-16 decoder dengan menggunakan dua buah 3-to-8 decoder.
Beberapa rangkaian decoder yang sering kita jumpai saat ini adalah decoder jenis 3 x 8 (3 bit input dan
8 output line), decoder jenis 4 x 16, decoder jenis BCD to Decimal (4 bit input dan 10 output line) dan
decoder jenis BCD to 7 segmen (4 bit input dan 8 output line). Khusus untuk pengertian decoder jenis
BCD to 7 segmen mempunyai prinsip kerja yang berbeda dengan decoder decoder lainnya, di mana
kombinasi setiap inputnya dapat mengaktifkan beberapa output linenya.
Salah satu jenis IC decoder yang umum di pakai adalah 74138, karena IC ini mempunyai 3 input biner
dan 8 output line, di mana nilai output adalah 1 untuk salah satu dari ke 8 jenis kombinasi inputnya.
Jika kita perhatikan, pengertian decoder sangat mirip dengan demultiplexer dengan pengecualian yaitu
decoder yang satu ini tidak mempunyai data input. Sehingga input hanya di gunakan sebagai data
control.
Pengertian decoder dapat di bentuk dari susunan gerbang logika dasar atau menggunakan IC yang
banyak jual di pasaran, seperti decoder 74LS48, 74LS154, 74LS138, 74LS155 dan sebagainya.
Dengan menggunakan IC, kita dapat merancang sebuah decoder dengan jumlah bit dan keluaran yang
di inginkan. Contohnya adalah dengan merancang sebuah decoder 32 saluran keluar dengan IC decoder
8 saluran keluaran.