Praktikum Dasar
Telekomunikasi
DISUSUN OLEH :
NAMA : HERDI NUR FAUZI
NIM : 41418310089
Abstrak Sub-CPMK
II. Pendahuluan
Dari perkembangan dunia audio yang demikian pesat, lahirlah sistem audio stereo yang dianggap
oleh sementara orang hampir menyamai suara aslinya (hi fidelity). Hal ini turut mempengaruhi juga
perkembangan sistem komunikasi, terutama komunikasi radio siaran (broadcast).
Sesuai dengan laju perkembangan tersebut maka pada stasiun siaran yang tadinya menggunakan
sistem modulasi AM, beralih ke sistem modulasi FM mono dan kemudian meningkat lagi menjadi
sistem modulasi FM stereo.
Seperti diketahui, perangkat pemancar hanya akan memproses satu sinyal informasi yang akan
dimodulasikan pada frekuensi pembawa. Oleh karena itu, apabila sinyal yang akan diproses
terdiri atas dua sinyal informasi (stereo), kedua sinyal tersebut
harus diproses terlebih dahulu menjadi satu sinyal saja. Salah satu teknik yang dipakai dalam
pemrosesan ini adalah dengan cara multiplekser, yaitu suatu rangkaian yang berfungsi untuk
mengkonversikan dua buah sinyal audio (kiri/kanan − left/right) menjadi satu sinyal saja. Untuk
mendapatkan sinyal yang diharapkan, suatu proses yang biasa dinamakan matriks harus
dilaksanakan.
Pada percobaan ini akan dibahas proses perubahan sinyal audio stereo menjadi sinyal matriks.
Keluaran dari balance modulator: sub-pembawa dimodulasikan dengan sinyal (L-R) secara AM
(AM suppressed carrier).
Multipleks FM stereo yang diuraikan di atas, adalah standard yang ditetapkan oleh Federal
Communications Commission (FCC). Dalam system multipleks stereo di Amerika, Sinyal SCA
(Subsidiary Communications Authorization) juga dapat dipancarkan secara bersamaan, yaitu
sinyal yang ada diumpankan ke keluaran penjumlah (adder).
SCA memakai sub-pembawa frekuensi 67 kHz, yang dimodulasikan secara FM hingga kedalaman
± 7,5 kHz. Dengan demikian jalur frekuensinya akan menempati rentang frekuensi dari 59,5 hingga
74,5 kHz. Bila SCA dipancarkan juga, untuk mengurangi modulasi lebih (over-modulation)
pembawa utama, amplitudo sinyal-sinyal penjumlahan dan pengurangan harus dikurangi,
umumnya dikurangi 10%.
Komponen (L+R) menempati bagian yang terbawah hingga sekitar 15 kHz dari spektrum, dan
menghasilkan kompatibilitas dengan radio penerima FM mono.
Komponen (L-R) diubah menjadi sinyal jalur sisi ganda dengan pembawa tertindas (double side
band suppressed carrier) dengan frekuensi 38 kHz. Sinyal pembawa ini ditindas untuk menjaga
batas deviasi total pemancar.
Pada radio penerima FM, sinyal pembawa (carrier) 38 kHz ini diperoleh kembali dengan bantuan
tone pilot 19 kHz yang ada dalam sinyal MPX. Sinyal 19 kHz ini digunakan untuk tanda transmisi
stereo.
Tingkat besaran sinyal-sinyal komponen MPX besarnya diatur untuk mengoptimalkan pemisahan
kanal stereo dari lebar jalur sinyal FM yang ada
1. Pasanglah panel POWER SUPPLY dan panel STEREO MPX ENCODER pada rel
bingkai standar.
Jelaskan proses stereo dan cara kerja rangkaian encoder multiplexer stereo!
1. Pudak Scientific
Abstrak Sub-CPMK
Setelah melaksanakan percobaan ini, Anda diharapkan dapat memahami prinsip kerja pemancar
FM yang dikontrol dengan PLL, Menginterpretasi bentuk gelombang pada rangkaian pemancar FM
dan Mengukur tegangan sinyal-sinyal pada rangkaian pemancar FM.
II. Pendahuluan
Bagian terpenting suatu pemancar adalah bagian modulator yang berfungsi sebagai pemroses
bersatunya sinyal informasi dan sinyal gelombang pembawa (carrier).
Seperti diketahui, sinyal audio dapat dibawa oleh sinyal pembawa dengan cara memodulasikannya.
Sistem pemodulasian ini juga banyak metodanya, seperti yang sering kita dengar, yaitu modulasi
amplitudo dan modulasi sudut (angular modulation) yang mencakup modulasi fasa dan modulasi
frekuensi.
Modulasi fasa (PM) adalah modulasi sudut yang sudut fasa pembawanya disimpangkan dari nilai
dasarnya sebesar suatu besaran yang sebanding dengan amplitudo sinyal modulasi. Jadi dapat
disingkat, pada PM ada perubahan fasa yang sebanding dengan sinyal modulasi.
Frekuensi modulasi (FM) adalah modulasi sudut yang frekuensi sesaat dari gelombang sinus
pembawanya menjadi menyimpang dari frekuensi pemawanya dengan suatu perbandingan terhadap
nilai sesaat gelombang modulasi.
Yang akan dibahas secara ringkas di sini adalah mengenai frekuensi modulasi. Frekuensi modulasi
mempunyai permasalahan teoritis dan praktis yang lebih kompleks dibanding modulasi amplitudo.
Keuntungan metoda frekuensi modulasi dibanding dengan modulasi amplitudo di antaranya
adalah: FM lebih kebal terhadap derau (noise), jadi perbandingan antara derau terhadap
sinyal lebih tinggi, daya yang diperlukan untuk pemodulasian kecil dan lebar jalur (bandwidth)
audio sebagai sumber suara lebih lebar daripada AM.
Ketika sinyal informasi dimasukkan, frekuensi pembawa naik selama satu dari setengah putaran
sinyal pemodulasi dan menurun selama setengah putaran dari polaritas yang berlawanan.
Perubahan frekuensi pembawa, disebut juga deviasi frekuensi, besarnya sebanding dengan
amplitudo sesaat sinyal modulasi. Dengan demikian deviasi akan kecil ketika amplitudo sesaat
sinyal modulasi nilainya kecil dan deviasi paling besar ketika sinyal modulasi mencapai
puncaknya, baik positip maupun negatif.
Frekuensi sesaat gelombang frekuensi modulasi (f) besarnya sama dengan frekuensi pembawa di
tambah dengan deviasi pada saat itu, yaitu :
Keterangan :
= frekuensi pembawa
= deviasi frekuensi
= kecepatan sudut sinyal informasi
Keterangan :
K = konstanta pembanding
= amplitudo informasi
Dengan demikian besar f adalah:
Deviasi maksimum terjadi pada saat cosinus mempunyai nilai 1. Dalam kondisi ini
frekuensi sesaatnya menjadi :
Indeks modulasi untuk FM (m) didefinisikan sebagai perbandingan deviasi frekuensi maxsimum
dengan frekuensi pemodulasi . Jadi definisi tersebut dapat ditulis sebagai berikut:
Keterangan :
= amplitudo pembawa
= amplitudo sinyal pemodulasi
= frekuensi informasi
M = indeks modulasi
= frekuensi pembawa
Dari persamaan diatas dapat dilihat bahwa keluarannya terdiri atas pembawa dan pasangan jalur
samping (side band) dengan jumlah yang tak terhingga, masing – masing didahului oleh koefisien
J.
Jalur samping yang jauh dari pembawa (carier) biasanya mempunyai amplitudo jauh lebih kecil
dari pada amplitudo pembawa, sehingga jalur ini bisa diabaikan. Ini membuat transmisi FM ada
dalam lebar jalur yang dibatasi.
Metoda pembangkitan FM
Pada rangkaian pembangkit FM tidak langsung, sinyal pemodulasi dimasukkan melalui rangkaian
audio corrector sebelum masuk ke proses pemodulasian fasa, agar keluaran nya menghasilkan
gelombang FM. Audio corrector ini berfungsi mengurangi amplitudo sinyal audio sebanding
frekuensinya.
Frekuensi deviasi yang dihasilkan dengan cara pemodulasian tidak langsung ini kecil (hanya
beberapa Hertz), dan untuk memperbesar deviasi juga frekuensinya maka digunakan rangkaian
pengali frekuensi.
Sistem ini digunakan untuk transmitter yang berpindah-pindah, atau komunikasi lainnya yang
tidak memerlukan bandwidth lebar, namun memerlukan kemudahan dalam pemindahan saluran
frekuensi.
Deviasi dari transmitter yang demikian hanya ± 2,5 kHz maksimum dan band audio modulasinya
dibatasi sekitar 3 kHz.
Pemodulasian FM dengan metoda langsung adalah dengan cara memasangkan rangkaian reaktansi
yang variable terhadap tegangan pada rangkaian tanki dari osilator.
Yang umum dan praktis digunakan adalah modulator dengan reaktansi dan modulator dengan
varactor dioda.
Contoh untuk modulator reaktasi sebagai pembangkit FM dapat dilihat seperti pada Gambar 2.3. di
bawah:
Untuk pembangkit FM dengan varactor dioda ialah didasarkan pada sifat varactor dioda itu.
Varactor dioda merupakan dioda semikonduktor yang mempunyai junction kapasitansi yang
linier yang mempunyai variasi dengan tegangan yang masuk ketika diberi bias balikan (reverse-
bias).
Keterangan
Keterangan :
= capasitor pada saat tanpa bias tegangan =
tegangan reverse pada varaktor diode
Pada gambar 2.7 diatas, rangkaian PLL berfungsi mengontrol frekuensi tengah yang diinginkan di
keluaran.
Untuk menghindarkan hal-hal yang tidak diinginkan, maka untuk setiap awal percobaan,
pastikan bahwa semua peralatan dalam keadaan mati dan catu daya tidak terhubung / terpasang ke
jala-jala PLN.
1. Pasangkan panel Power Supply, Stereo MPX Encoder dan FM Transmitter pada bingkai
standar.
2. Hubungkan MPX OUT encoder dengan MPX IN transmitter.
3. Hubungkan RF Out transmitter dengan dummy load sebagai pengganti antena.
4. Periksalah sekali lagi apakah rangkaian telah terpasang dengan benar? Jika sudah,
nyalakan catu daya.
5. Pilihlah salah satu frekuensi pemancar, 95MHz atau 100MHz dengan
menggunakan switch yang tersedia.
Pada panel tersedia terminal-terminal untuk test, yaitu:
TP1 Sinyal masukan TP5 Frekuensi yangdibandingkan
7. Ukurlah besar frekuensi pada TP4, TP5 dan TP2 panel transmitter dengan menggunakan
frequency counter dan menggunakan osiloskop.
8. Pasang probe osiloskop Ch1 pada TP4 dan Ch2 pada TP5, bandingkan dan perhatikan beda
fasanya.
9. Ukur besar frekuensi dan besar tegangan pada TP7 dan TP8 dengan menggunakan
Osiloskop dengan probe berimpedansi tinggi.
1. Pudak Scientific
II. Pendahuluan
Seperti diketahui bahwa pemancar hanya memancarkan satu gelombang radio, gelombang radio
inilah yang ditangkap oleh rangkaian penala. Namun perlu diingat bahwa sinyal yang ditangkap
tersebut adalah sinyal matriks yang dimodulasikan pada gelombang pembawa, sehingga untuk
mendapatkan sinyal aslinya yaitu sinyal audio stereo diperlukan beberapa tahapan proses.
Pada umumnya rangkaian penerima FM yang ada, rangkaiannya terdiri atas beberapa tahap, yaitu:
- Penguat RF (RF amplifier)
- Mixer
- Osilator lokal
- Penguat IF 10.7 MHz
- Limiter
- AFC
- Rangkaian demodulasi (Diskriminator)
- De-emphasis
- Penguat Audio
Untuk Penerima FM stereo masih ditambah rangkaian demultiplekser, yaitu untuk mengubah
kembali dari sinyal multipleks stereo yang diterima menjadi sinyal audio yang stereo.
l. Keluaran dari diskriminator (detektor FM) mempunyai sinyal-sinyal (L+R) yang besarnya
30Hz sampai 15kHz, sub-carrier 19kHz dan sinyal (L-R) yang besarnya
23 sampai 53kHz. Setelah rangkaian diskriminator ini
rangkaian lebih rumit.
III. Peralatan
Untuk menghindari hal – hal yang tidak diinginkan, maka setiap awal percobaan, pastikan bahwa
semua peralatan dalam keadaan mati dan catu daya tidak terhubung/ terpasang ke jala – jala PLN
1. Pasang panel power supply dan stereo FM Receiver pada rel bingkai standar.
Abstrak Sub-CPMK
Setelah melaksanakan percobaan ini, Anda diharapkan dapat Mempelajari rangkaian penguat audio,
Mengamati bentuk gelombang pada penguat audio, dan Mengukur tegangan pada penguat audio.
II. Pendahuluan
Produk akhir dari suatu penerima adalah adanya suara yang dapat didengar (audible). Keluaran
suara dengan kualitas baik adalah suara yang dapat dibedakan mana nada tinggi, nada menengah
dan nada rendah dengan jelas, dengan kata lain, seorang pendengar dapat membedakan mana suara
terompet, drum, bass ataupun vokal manusia. Hal ini dikenal dengan istilah penguat high fidelety
(HI-FI).
Penentu dari kualitas suara tersebut adalah adanya penguat yang berkualitas baik dilihat
dari daya, frekuensi respons dan kebersihan suara. Suatu penguat audio stereo pada dasarnya
adalah dua buah penguat audio yang dipasang secara simetris baik mutu, rangkaian ataupun
karakteristiknya.
Rangkaian penguat audio pada modul audio amplifier ini dirancang dengan
menggunakan dua buah IC LM380 yang membentuk penguat dua channel. Satu channel untuk
penguat channel kiri dan satu lagi penguat channel kanan.
Tipe IC LM380 ini dipilih, karena sederhana dalam rangkaiannya, serta memiliki spesifikasi
seperti di bawah ini:
1. Tegangan pasok mempunyai range yang cukup luas
2. Penguatan tegangan sekitar 50 kali
3. Referensi masukan di-ground-kan
4. Mempunyai impedansi masukan yang tinggi
5. Distorsi rendah
Untuk kesederhanan, pada panel audio ini, rangkaian penguatnya tidak dilengkapi dengan
potensiometer balance.
Rangkaian penguat tersebut pada dasarnya seperti rangkaian berikut ini:
III.Peralatan
Utama : panel power supply PTE – 018 – 06
Panel stereo FM Receiver PTE – 018 – 03
Panel Audio Amfilier PTE – 018 – 04 Panel
speker PTE – 018 – 05
Pendukung : Osiloskop
Generator sinyal audio
AVO Meter
Untuk menghindari hal – hal yang tidak diinginkan, maka setiap awal percobaan, pastikan bahwa
semua peralatan dalam keadaan mati dan catu daya tidak terhubung/ terpasang ke jala – jala PLN.
1. Pasalnglah panel power supply,stereo FM Receiver, audio Amplifier dan speker pada rel
bingkai standar.
2. Hubungkan peralatan sesuai dengan gambar berikut :
V. Tugas
1. Jenjelaskan rangkaian penguat audio!
1. Pudak Scientific
Setelah melaksanakan percobaan ini, anda dapat menjelaskan transmisi data antara pengubah D-A
ke A-D. Gambar menunjukan diagram skematik sistem percobaa konfigurasi ini digunakan untuk
mengamati kesalahan – kesalahan selama proses pengubahan. Metode digital I/O seperti ini dapat
digunakan untuk mengendalkan berbagai macam peralatan analog dengan menyambung ke
komputer
II. Pendahuluan
Gambar menunjukan diagram skematik sistem percobaa konfigurasi ini digunakan untuk
mengamati kesalahan – kesalahan selama proses pengubahan. Metode digital I/O seperti ini dapat
digunakan untuk mengendalkan berbagai macam peralatan analog dengan menyambung ke
komputer.
Transmitter Receiver
III.Peralatan
Utama : Papan plug-in
Catu-daya tegangan utama
Pendukung : Generator sinyal
Osiloskop
V. Tugas