BAB 1
Dasar Sistem Komunikasi Radio
Capaian Pembelajaran :
Setelah mempelajari materi ini, mahasiswa akan mampu :
• Memberi gambaran tentang sistem komunikasi radio gelombang
mikro
• Menjelaskan tentang parameter pendukung sistem komunikasi
radio dan jenis rambatannya.
Informasi Informasi
Pemancar Penerima
Gelombang Radio
Lanjutan
Gelombang mikro
Gelombang mikro adalah gelombang elektromagnetik yang
mempunyai panjang gelombang 1 meter – 1 mm atau dengan frekuensi
300 Mhz – 300 Ghz. Gelombang mikro merambat secara garis lurus,
sehingga pembangunan sistemkomunikasi gelombang mikro harus
mempertimbang-kan faktor lokasi agar terhindar dari interferensi.
Biasanya pembangunan sistem komunikasi gelombang mikro
ditempatkan pada puncak gedung/ bangunan, atau bahkan puncak
gunung. Meskipun demikian, gelombang mikro memiliki kecepatan
transfer data yang cukup besar.
Beberapa kelebihan gelombang mikro:
Kecepatan transfer data dan perambatannya relatif cepat,
Efisien karena instalasinya relatif lebih murah, dan
Aplikasi serta instalasinya relatif lebih mudah.
Beberapa kekurangan gelombang mikro:
Mudah terinferensi oleh gelombang radio, dan
Merambat hanya dalam garis lurus serta tidak boleh ada
penghalang (obstacle) yang berarti.
Data Modulator/ To
Multiplekser D/A atau A/D Filter IF ODU
Masuk Demodulator
Keterangan :
1) Multiplexer
Data masuk melalui bagian ini, berupa sinyal dengan bit rate 2 Mbps
(untuk 1E1) maupun Ethernet. Dan dari bagian ini akan diteruskan ke
Modulator/ Demodulator
2) Modulator/ Demodulator
Pada bagian ini sinyal akan diubah dalam bentuk analog maupun dalam
bentuk digital. Hasil perubahan ini akan diteruskan ke bagian converter
3) D/A atau A/D Converter
Pada bagian ini sinyal akan dirubah, Apabila sinyal yag masuk adalah
analog maka akan dirubah ke sinyal digital, atapun sebaliknya.
4) Filter IF
Sinyal yang memiliki frekuensi IF yang diperoleh dari keluaran
modulator di-filter untuk diteruskan ke ODU. Sinyal masukan filter IF ini
memiliki frekuensi 330 Mhz, 5,2 Mhz, 17,5 Mhz dan di-filter untuk
dikeluarkan hanya yang memiliki frekuensi 330 Mhz, kemudian sinyal ini
ditambahkan tegangan DC 48 V yang digunakan untuk men-supply
perangkat ODU melalui kabel IF berbentuk koaksial tipe RG-8 yang
berimpedansi 50 Ohm.
1.2 Parameter Sistem Komunikasi Radio
Sebelum memaparkan detail dari sistem komunikasi radio, ada
beberapa parameter penting untuk mendukung pemahaman lebih jauh
tentang bagaimana menentukan atau menghitung lintasan komunikasi
radio (Communication link) terkait bagaimana menentukan kebutuhan
perangkat di dalam melakukan perancangan dan instalasi supaya sistem
komunikasi bisa berlangsung dengan baik. Parameter penting yang
dimaksudkan, antara lain:
1. Desibel
2. Level daya
3. Penguatan (Gain)
4. Redaman (Attenuation)
5. Distorsi
6. Noise dan Interferensi
7. Carrier to Noise Ratio (C/N)
8. Signal To Noise Ratio (S/N)
9. Energi per bit terhadap noise (Eb/No)
10.BER (Bit error rate)
11.Interferensi
Desibel
Desibel adalah satuan untuk menyatakan kerugian (redaman) atau
penguatan (gain) daya (power). Decibel merupakan satuan ukuran daya
yang logaritmis, Pertama kali digunakan oleh Alexander Graham Bell
(satuan decibel digunakan untuk menghormati jasanya). Untuk
menyatakan satuan desibel adalah dengan singkatan dB.
Rumus dB untuk menyatakan ukuran penguatan daya :
(1-1)
Diketahui,
Daya Pancar; P1 = 1 W = 10 Log 1 = 0 dBW
= 10 Log (1000mW/1mW) = 10 Log 1000 - 10 Log 1
= 30 dBm
Penyelesaian,
Daya yang diterima; P2 = P1 + GT - Loss + GR
= 30 + 30 – 110 + 30
= - 20 dBm
Daya yang diterima sebesar; P2,dBm = -20 dBm
-20 dBm = 10 Log (P2,mW)
-20/10 = Log (P2,mW)
P2,mW = Antilog (-2)
= 0,01 mW
= 10-5 W
atau,
Daya yang diterima sebesar; P2,W = 10-5 W
Untuk satuan desibel yang lain, adalah dBi yaitu satuan logaritmis
yang biasa untuk menyatakan satuan penguatan antena. dBi adalah satuan
penguatan antena dB terhadap penguatan antena referensi isotropik.
Selain itu ada juga dBd yaitu satuan penguatan antena dB terhadap
penguatan antena referensi dipole. Nilai 1 dBd = 2,15 dBi.
Penguatan (Gain)
Penguatan (Gain) Adalah sebutan atau istilah yang digunakan untuk
menyatakan seberapa besar daya output dibandingkan dengan daya input
dari suatu sistem. Perbandingan daya ini dinyatakan dalam satuan decibel
(dB). Jika dalam sistem terjadi penguatan maka pasti daya output sistem
lebih besar dari daya inputnya.
(1-4)
Redaman (Attenuation)
Redaman atau yang sering disebut juga dengan Loss (Pelemahan)
Adalah sebutan atau istilah yang digunakan untuk menyatakan seberapa
besar daya input dibandingkan daya outputnya dari suatu sistem.
Perbandingan daya ini juga dinyatakan dalam satuan decibel (dB). Jika
dalam sistem terjadi pelemahan maka dipastikan bahwa daya output
system lebih kecil dari daya inputnya.
(1-5)
Distorsi
Distorsi adalah Perubahan sinyal yang diterima dalam suatu sistem
komunikasi sehingga tidak sama dengan sinyal yang dikirimkan karena
sudah terjadi kontaminasi amplitudo sinyal yang lain selama
pentransmisian sinyal berlangsung. Pentransmisian sinyal yang
terkontaminasi oleh distorsi menyebabkan sinyal yang diterima akan
mengalami kecacatan. Gelombang sinyal akan mengalami distorsi karena
Noise
Noise adalah sinyal-sinyal yang tidak diinginkan yang selalu ada
pada sistem komunikasi. Noise ini dapat menurunkan kualitas sinyal asli
yang diterima dan munculnya tidak bisa diduga (unpredictable) serta
pada akhirnya akan mengganggu proses penerimaan dan pengiriman
informasi.
[Watt] (1-6)
Keterangan,
B = bandwitch (Hz)
T = Temperature absolute (oK)
K = kontanta Boltzmann’s (1,37 x 10-23 J/oK) = - 228,6 dBW
Dalam bentuk satuan logaritmis dB, nilai noise dapat ditulis dengan;
N(dBW) = -228,6 + 10 log T + 10 log B (1-7)
Interferensi
Interferensi adalah interaksi antar gelombang di dalam suatu daerah.
Interferensi dapat bersifat membangun dan ada juga yang bersifat
merusak. Bersifat membangun jika kedua gelombang memiliki fase yang
sama, sehingga gelombang baru yang terbentuk adalah penjumlahan dari
kedua gelombang tersebut.
Setiap penerima di jaringan komunikasi radio akan mengalami
sejumlah gangguan interferensi, yang dapat menurunkan kualitas sinyal
yang diterima. Sumber utama gangguan interferensi adalah;
1. Interferensi Intrasystem
o Noise
o Ketidak sempurnaan (Imperfections)
o Gema (Echo)
2. Interferensi Interchannel
o Kanal yang berdekatan (Adjacent channel)
o Cochannel cross-polarization
2. Copolar.
Gambar 1.10
Gambaran
Nilai CNR
(1-9)
(1-11)
(1-12)
Jika nilai bandwidth yang diberikan sebesar 6 MHz, maka;
(1-13)
(1-14)
Keterangan;
C = Level sinyal terima (RSL : Receive signal level)
T = Temperature noise efektif (oK)
k = kontanta Boltzmann’s (1,37 x 10-23 J/oK) = - 228,6 dBW
Contoh; Bila sistem penerimaan digital memiliki daya -151 dBW dan
memiliki temperatur noise efektif 1500 oK, berapakan Eb/No nya untuk
link transmisi 2.400 bps.
Penyelesaian :
Eb/No = -151dBW – 10log 2.400 – 10log 1500 + 228.6 dBW= 12 dB
Maka BER pada kasus ini ada 3 kesalahan penafsiran bit (yang
digaris bawah) kemudian sebagai nilai BER yang dihasilkan adalah nilai
kesalahan ini dibagi dengan sejumlah bit yang dikirim yaitu 10 bit,
sehingga didapatkan 0.3 atau 30%.
Hamburan (Scattering)
Hamburan gelombang radio terjadi jika medium tempat gelombang
merambat terdiri atas benda-benda (partikel) yang berukuran kecil (jika
dibandingkan dengan panjang gelombang) dan jumlah per satuan
volumenya cukup besar. Mekanisme hamburan akan menyebabkan
gelombang menuju ke segala arah sehingga transmisi gelombang radio
dengan mekanisme hamburan mempunyai efisiensi yang kecil. Untuk
meningkatkan efisiensi ini biasanya digunakan antena dengan permukaan
yang luas.
Mekanisme hamburan juga terjadi pada lingkungan radio seluler.
Dalam hal ini, obyek sebagai penghambur dapat berupa pepohonan,
rambu-rambu lalu lintas dan tiang-tiang lampu jalan. Efisiensi yang kecil
mengakibatkan mekanisme hamburan ini dapat berpengaruh pada
penerima yang berada di sekitar benda penghambur. Daya gelombang
terhambur akan meluruh dengan cepat sehingga pengaruhnya pada
penerima yang berada jauh dari penghambur menjadi sangat kecil.
Meskipun demikian, berbagai pengukuran menunjukkan bahwa daya
yang diterima sering lebih daripada yang diperkirakan oleh sinyal
terpantul dan terdifraksi. Hal ini menunjukkan kontribusi gelombang
terhambur pada penerimaan sinyal.
Fading (Pemudaran)
Pada dasarnya, gelombang radio yang datang pada penerima berasal
dari berbagai arah dan berbagai lintasan (dengan berbagai mekanisme
perambatan yang telah dilaluinya). Dengan demikian daya yang diterima
oleh penerima merupakan penjumlahan (vektor) dari seluruh gelombang
radio yang datang. Lebih singkatnya bahwa fading adalah sejumlah sinyal
yang diterima oleh penerima dari sumber yang sama.
Jarak yang ditempuh gelombang dan mekanisme perambatan yang
telah dialami gelombang menyebabkan gelombang yang datang memiliki
amplitude dan fase yang berbeda satu sama lain. Kondisi lingkungan
yang selalu berubah dari waktu ke waktu juga mengakibatkan amplitudo
dan fase gelombang radio yang diterima berubah-ubah (bervariasi) dari
waktu ke waktu. Keadaan ini dikenal dengan istilah pemudaran (fading).
Oleh karena diakibatkan oleh lintasan-jamak (multipath), maka juga
sering disebut pemudaran lintasan-jamak (multipath fading).
Refraksi
Refraksi adalah pembengkokan/ pembelokan gelombang radio
karena perubahan karakte-ristik atmosfer, yaitu terjadinya perubahan
temperatur, kerapatan, dan kelembaban. Perubahan kerapatan atmosfer
berpengaruh terhadap cepat rambat gelombang (Freeman, 1999). Atau
dengan kata lain bahwa refraksi terjadi karena gelombang radio
merambat dengan kecepatan yang berbeda pada media yang berlainan.
Dalam kehidupan sehari-hari pembengkokan bisa terlihat pada saat
tongkat dicelupkan ke dalam air, terlihat tongkat seolah membengkok. Di
sini tongkat tersebut berada dalam media yang berbeda yaitu di antara
udara dan air. Peristiwa ini bisa terjadi saat gelombang elektromagnetik
merambat lurus yang melintasi media udara dengan indeks bias tertentu
sebesar n menyebabkan kecepatan rambat gelombang menjadi lebih
lambat terhadap kecepatan gelombang di ruang hampa yaitu sebesar
300.000 km/detik. Kecepatan rambat gelombang dapat dihitung dengan
menggunakan rumus sebagai berikut ini;
(1-16)
Keterangan,
v = kecepatan rambat gelombang
n = indeks bias refraksi
c = kecepatan cahaya (3x108 m/det)
r = permitivitas relatif
Keterangan;
k = faktor kelengkungan bumi
r = jari-jari bumi (6.370 km)
Pantulan (Reflection)
Gelombang yang merambat di udara bebas bisa mengalami difraksi,
refraksi dan bisa juga memantul karena mengenai obyek tertentu seperti
permukaan air atau permukaan benda lain yang sejenis. Oleh karena itu
antena penerima akan menerima sejumlah gelombang dari satu sumber
pemancar yang sama yaitu yang berasal dari sejumlah rambatan dari
gelombang yang merambat lurus (direct wave) dari pemancar atau bisa
juga berasal dari pantulan (reflected wave) dan lain-lain. Apabila
sejumlah gelombang ini datang di antena penerima memiliki fase yang
berlainan, maka dapat dipastikan akan mengurangi kekuatan sinyal.
5. Hitung berapa NF (noise figure) sistem bila nilai sinyal input dan
noise adalah 100 W dan 50 µW, dan nilai sinyal output dan
noisenya adalah 1 W dan 0,75 µW.
6. Sebuah link komunikasi Line of Sight (LOS) menggunakan daya
pancar sebesar 100 watt. Jarak komunikasi adalah 70 km.
Frekuensi kerja 7,5 GHz. Penerima memiliki noise figure sebesar 5
dB, Bandwidth yang digunakan adalah 10 MHz, dan temperature
kerja efektif di 290oK. dengan parameter di bagian pemancar dan
penerima, adalah :
Data Pemancar :
Feed Loss : 1 dB
Diameter Antena : 1,8 meter
Efisiensi antena : 60%
Error pointing antennas : 1 dB
Data Penerima :
Feed Loss : 1 dB
Diameter Antena : 1,2 meter
Efisiensi antena : 60%
Error pointing antennas : 1 dB
Data Lainnya :
Polarization Loss : 0,5 dB
Atmospheric Loss : 2 dB
Konstanta Boltzmann (k) : 1,38 x 10-23 Watt/detik/oK
Tentukan :
EIRP (dBm)
Space Loss [dB]
Daya yang diterima (dBm)
C/N [dB]