Anda di halaman 1dari 7

LABORATORIUM SISTEM TRANSMISI

NOMOR PERCOBAAN : 04
JUDUL PERCOBAAN : FIBER OPTIC SINYAL ANALOG

KELAS/ GROUP : TT5A/1

NAMA PRAKTIKAN : Abidzar Khalid (1316030095)

NAMA KELOMPOK : 1. Agtha Marlinda Putri (1316030001)

2. Bagas Satria (1316030025)

3. Hasnah Fauziah (1316030071)

TANGGAL PERCOBAAN : 2 Oktober 2018

TGL PENYERAHAN LAP : 9 Oktober 2018

NILAI :

DOSEN : YENNIWARTI RAFSYAM, SST., M.T

JURUSAN TEKNIK ELEKTRO

PROGRAM STUDI TEKNIK TELEKOMUNIKASI

POLITEKNIK NEGERI JAKARTA

2018
1. TUJUAN
1. Mengamati dan menguji pengiriman sinyal analog melalui fiber optic.
2. Mengukur pengaruh panjang saluran terhadap redaman pada transmisi fiber
optic.
3. Membandingkan input dan output sinyal analog melalui fiber optic.
4. Menguji pengiriman suara dari handphone melalui fiber optic.

2. DASAR TEORI
2.1 Rugi-rugi Fiber Optik
Dalam pentransmisian sinyal pada teknologi komunikasi, fiber optic makin
banyak menggantikan saluran transmisi kawat. Hal ini disebabkan saluran fiber
optic memberikan beberapa keuntungan dibandingkan dengan saluran kawat.
Pertama, karena cahaya secara efektif adalah sama seperti radiasi radio frekuensi
yang jauh lebih tinggi, maka dalam teori kapasitas pembawaan informasi dari
suatu fiber adalah jauh lebih besar dari pada system-sistem radio gelombang
mikro. Berikutnya, bahan yang digunakan dalam fiber adalah gelas silika atau
dioksida silicon, yang adalah salah satu dari bahan-bahan yang paling banyak
terdapat di bumi kita, sehingga nantinya biaya saluran-saluran semacam ini
pastikan jauh lebih rendah, baik dari saluran-saluran kawat maupun system-sistem
gelombang mikro. Lagi pula fiber-fiber tidak bersifat menghancurkan listrik,
sehingga mereka dapat digunakan di daerah-daerah dimana isolasi listrik dan
interferensi merupakan masalah berat. Dan karena kapasitas informasinya yang
tinggi, rute-rute saluran majemuk dapat diringkas menjadi kabel-kabel yang jauh
lebih kecil sehingga dengan demikian dapat mengurangi kemacetan pada chanel
yang sudah sangat padat. Dengan teknologi yang telah dikuasai pada saat ini,
system komunikasi fiber optic masih sedikit lebih mahal dari pada system kawat
atau radio yang setara, tetapi keadaan ini sedang berubah dengan cepat. Sistera
fiber optic dengan cepat akan mampu bersaing dengan system-system lain dalam
harga, dan dengan kelebihan-kelebihannya yang lain, makin lama akan makin
banyak system lain yang menggantikannya.Rugi-rugi dalam fiber antara lain:
1. Rugi-rugi penyebaran Rayleigh
Gelas dalam fiber optic adalah suatu benda pada amophoas (tidak, berbentuk
kristal atau noncrystallie), yang dibentuk dengan cara membiarkan gelas itu
mendingin dari keadaan cairnya pada suhu tinggi hingga dia membeku, sementara
masih dalam keadaan plastic, gelas itu ditarik dengan menggunakan tegangan
kedalam bentuk fiber yang panjang. Selama dalam proses pembentukan ini,
variasi-variasi submikropis dalam kerapatan gelas, dan kemudian menjadi facet-
facet yang memantulkan dan membiaskan serta menyebarkan sebagian kecil
cahaya yang lewat melalui gelas tersebut. Meskipun Teknik pembuatan yang teliti
dapat mengurangi anomal-anomal ini hingga minimum, hal tersebut tidak dapat
sepenuhnya dihlangkan.
2. Rugi-rugi penyerapan
Terdapat tiga macam, yaitu penyarapan ultraviolet, penyerapan infra merah,
dan penyerapan resonansi ion.
3. Rugi-rugi penggandengan
Cacat-cacat kecil pada inti atau pada interface inti pelapis, seperti misalnya
variasi kecil pada diameter inti, bentuk penampang atau gelembung-gelembung
dalam gelas dapat menyebabkan penggandengan yang tidak sempurna.
4. Rugi-rugi pembengkokan
Terdapat dua macam, yaitu pembengkokan mikro dan pembengkokkan radius
konstan.
2.2 Komunikasi dan Transmisi data Fiber Optik
Gambar 1 adalah contoh pengaplikasian fiber optic dalam sistem
komunikasi.

Gambar 1. Blok diagram komunikasi data menggunakan fiber optik

Prinsip-prinsip dasar dari komunikasi fiber optik. Sinyal melewati dari fase
seperti pada bentuk gelombang analog. Kemudian melalui pengubahan analog
menjadi digital yang mengubah gelombang analog menjadi rangkaian pulsa
digital. Kemudian sinyal digital melewati sumber sinyal berupa laser atau LED,
yang mengubah pulsa digital elektronik menjadi pulsa sinar yang ekuivalen. Pada
akhir penerimaan suatu detektor menerima pulsa sinar dan menterjemahkannya
dalam pulsa digital, yang kemudian diubah melalui pengubah analog
dihubungkan dengan fiber optik yang mengeluarkan sinar digital, seperti misalnya
komputer, konversi analog menjadi digital tidak perlu diperlukan. Dalam banyak
sirkuit fiber optik terestrial, repeater yang digunakan untuk membuat sinyal
ditempati kira - kira setiap 40 km. Hal ini dilakukan, agar pulsa sinar pertama
diubah lagi menjadi pulsa elektrik. Kemudian sinyal dibuat dan diubah lagi dalam
bentuk pulsa sinar.

Berlainan dengan telekomunikasi yang menggunakan gelombang


elektromagnetik maka pada fiber optik gelombang cahaya yang bertugas
membawa sinyal informasi. Pertama microphone merubah sinyal suara menjadi
sinyal listrik. Kemudian sinyal listrik dibawa oleh gelombang pembawa cahaya
melalui fiber dari pengirim (transmitter) menuju alat penerima (receiver) yang
terletak pada ujung fiber lainnya. Modulasi gelombang cahaya ini dapat dilakukan
dengan merubah sinyal listrik termodulasi menjadi gelombang cahaya pada
transmitter dan kemudian merubahnya kembali menjadi gelombang listrik pada
receiver. Pada receiver sinyal listrik dapat diubah kembali menjadi gelombang
suara. Tugas untuk merubah sinyal listrik ke gelombang cahaya atau kebalikannya
dapat dilakukan oleh komponen elektronik yang dikenal dengan nama komponen
optoelectronic pada setiap ujung kabel fiber optik
3. ALAT – ALAT YANG DIGUNAKAN
 1 buah Driver OMI99A
 1 buah Optical Fiber 1 m, 4 m, 7 m
 1 buah Osiloskop
 1 buah Function Generator
 1 buah Power Supply
 1 buah Power Meter
 Kabel konektor secukupnya

4. PROSEDUR MELAKUKAN PERCOBAAN


4.1 Mengukur Daya Output dan Rugi-Rugi Serat Optik
1. Meyiapkan peralatan sesuai dengan seperti yang dituliskan di Daftar Alat
dan Komponen
2. Menghubungkan keluaran Function Generator ke Osiloskop dan atur
frekuensinya 10 kHz dengan tegangan 2 Vpp, seperti diperlihatkan Gambar
2.
3. Menghubungkan ujung fiber optik yang memiliki redaman rendah dengan
keluaran modul transmitter dan ujung lainnya dengan power meter, seperti
pada Gambar 1.
4. Menghubungkan keluaran Function Generator dengan input Transmitter
dan Mencatat hasil pengukuran yang ditampilkan pada power meter kedalam
Tabel Hasil Percobaan 5.1.
5. Mengubah frekuensi input sesuai Tabel 5.1 dan mencatat hasil pengukuran
kedalam Tabel 5.1 tersebut. Lalu mengulangi langkah 2 s.d 4
6. Mencatat hasil berupa panjang kabel optic berikutnya redamannya pada
Tabel 5.1

4.2 Membandingkan Sinyal Analog Input dan Output Serat Optik


1. Merangkai rangkaian seperti pada Gambar 3
2. Mengatur Function Generator Sebesar 5 kHz dengan tegangan sebesar 28
mVpp
3. Lalu mengamati Output keluaran di osiloskop, dengan menghubungkan port
jack 3,5 mm ke input High Z lalu menghubungkan ke input osiloskop
4. Kemudai menggambar sinyal input dan output fiber optic pada osiloskop di
kertas milimeter block dan Masukan pada Tabel 5.2. Lalu membandingkan
hasilnya
5. Setelah itu, mengulangi langkah 1 s.d 4 untuk tegangan 40 mVpp, 60 mVpp,
80 mVpp, 100 mVpp

4.2 Menguji Transmisi Data Pada Kabel Fiber Optik


1. Merangkai rangkaian seperti pada Gambar 4
2. Menghubungkan port jack receiver analog pada posisi “low Z”, ke
osiloskop
3. Lalu menghubungkan device (Handphone, alat pemutar musik) melalui jack
3.5 mm ke osiloskop.
4. Setelah itu putar sebuah lagu (file .mp3) dari device tersebut lalu dengarkan
outputnya pada Speaker Receiver Fiber Optik
5. Mencatat hasilnya pada Tabel 5.3.

4.1 Menguji Rugi-Rugi Fiber Optic Pada Kabel yang dibengkokan


1. Merangkai rangkaian pengukuran seperti pada Gambar 5 dengan frekuensi 1
MHz dan tegangan input sebesar 4 Vpp
2. Lalu melengkapi Tabel 5.4

Anda mungkin juga menyukai