Anda di halaman 1dari 9

PERANCANGAN TRAFIK UNTUK JARINGAN WIRELESS

MAKALAH TEKNIK PENYAMBUNGAN DAN REKAYASA


TRAFIK

KELOMPOK : 3

KELAS : TT-4A

NAMA : 1. Agta Marlinda Putri (1316030001)

2. Annisaa Nurraudah Kuswandi (1316030023)

3. Hasnah Fauziah (1316030071)

4. Muhammad Miqdad Haidar Dzaky (1316030083)

5. Resvianto Virgiansyah (1316030047)

PROGRAM STUDI TEKNIK TELEKOMUNIKASI

JURUSAN TEKNIK ELEKTRO

POLITEKNIK NEGERI JAKARTA

2018
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat,
karunia, serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah tentang Perancangan
Trafik untuk Jaringan Wireless dengan baik meskipun banyak kekurangan didalamnya. Dan
juga kami berterima kasih pada Ibu Asri Wulandari, ST selaku Dosen mata kuliah Teknik
Penyambungan dan Rekayasa Trafik yang telah memberikan tugas ini kepada kami.

Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan
serta pengetahuan kita mengenai manfaat yang dapat diambil dari komunikasi menggunakan
radio dan satelit. Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat
kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami berharap adanya kritik, saran,
dan usulan demi perbaikan makalah yang telah kami buat.

Semoga makalah ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya. Sekiranya
makalah yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami sendiri maupun orang lain.
Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan
kami memohon kritik dan saran yang membangun dari Anda demi perbaikan makalah ini di
waktu yang akan datang.

Jakarta, 2 Juli 2018

Penulis,
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Secara umum trafik didefinisikan sebagai perpindahan suatu benda dari suatu tempat
ke tempat lain. Dalam lingkungan telekomunikasi “benda” adalah berupa informasi-
informasi yang dikirim melalui media transmisi. Sehingga dari dua penjelasan tersebut trafik
dapat didefinisikan sebagai perpindahan informasi-informasi (pulsa, frekuensi, percakapan)
dari suatu tempat ke tempat lain melalui media telekomunikasi, dimana perpindahannya
diukur dengan waktu (lama pemakaian).

Semakin banyak trafik yang dihasilkan, semakin banyak stasiun dasar yang diperlukan
untuk melayani pelanggan. Oleh karena itu diperlukan peningkatan kapasitas sel. Ada
banyak metode yang digunakan untuk meningkatkan kapasitas sel tersebut pada jaringan
fixed ataupun wireless.

Berdasarkan latar belakang diatas, maka pada kesempatan kali ini penulisa membuat
makalah dengan judul “PERANCANGAN TRAFIK UNTUK JARINGAN WIRELESS”

1.2 Perumusan Masalah

Bagaimana proses dari perancangan sebuah trafik pada jaringan wireless ??

1.3 Tujuan

Adapun tujuan yang ingin di capai dari pembuatan makalah ini yaitu :

1. Pemenuhan tugas dari mata kuliah teknik penyambungan dan rekayasa trafik
2. Memberikan informasi tentang Perancangan Trafik untuk Jaringan Wireless
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Dasar Teori

Teori trafik yang dikembangkan untuk jaringan wireline ternyata tidak dapat langsung
diaplikasikan untuk jaringan wireless seluler. Pada jaringan-jaringan untuk telekomunikasi
mobile, kanal-kanal yang berbeda dimungkinkan untuk digunakan dan di-release beberapa kali
untuk suatu panggilan tertentu. Fenomena ini terkait dengan topologi seluler dari jaringan
mobile dan wireless, dimana setiap sel merupakan sebuah zone layanan dengan kapasitas
terbatas. Oleh karena itu diperlukan peningkatan kapasitas sel. Pada jaringan wireless sendiri
terdapat 2 metode untuk meningkatkan kapasitas sel, yaitu:

1. Fixed Channel Allocation (FCA)


Merupakan strategi membagi seluruh kanal (M) menjadi N set kanal, dimana N
adalah jumlah sel per cluster. FCA dilakukan pada wilayah dengan jumlah sel yang
relative banyak. Wilayah dibagi berdasarkan atas jumlah kanal yang ditempatkan pada
masing-masing sel diatur berdasar pola reuse (co channel reuse).
Sistem FCA yang biasa digunakan adalah dengan system rugi. Artinya, pada
saat seluruh kanal yang ditetapkan pada BS (Base Station) sedang digunakan maka
panggilan baru langsung ditolak. Probabilitas panggilan tersebut ditolak bergantung
pada jumlah saluran yang disediakan dan lalu lintas yang ditawarkan. Hubungan ketiga
besaran ini dinyatakan dengan :

𝐴𝑁
B= 𝐴𝑖
𝑁! ∑𝑁
𝑖=0 𝑖!

Dimana : B = Probabilitas seluruh saluran sibuk

A = Nilai lalu lintas yang ditawarkan

N = Jumalah sel yang disediakan

FCA dibagi menjadi 2 metode, yaitu :


a. FCA menggunakan antena omnidireksional
Jumlah pelanggan (M) dapat dihitung dengan cara :

𝐴 𝑥 60 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡/ℎ𝑜𝑢𝑟
M= 𝑇

Dimana A(N,B) merupakan trafik yang disediakan (berdasarkan tabel Erlang


B).
b. FCA menggunakan antena sektorisasi

𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑒𝑙 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑠𝑒𝑑𝑖𝑎𝑘𝑎𝑛


Jumlah N per sektor = 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑒𝑘𝑡𝑜𝑟

Jumlah pelanggan (M) per sektor dapat dihitung seperti persamaan :

𝐴 𝑥 60 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡/ℎ𝑜𝑢𝑟
M= 𝑇

Dimana A(N per sektor,B) merupakan trafik yang disediakan (berdasarkan tabel
Erlang B).
Sehingga jumlah pelangan (M) per sel :
𝐴 𝑥 60 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡/ℎ𝑜𝑢𝑟
M= x Jumlah sektor (user/cel)
𝑇

2. Channel Sharing
Metode yang bergantung dengan kondisi wilayah dan bergantung jenis antena
yang digunakan omnidireksional atau direksional. Terdapat 2 metode, yaitu :
a. Kasus no channel sharing
 Pada channel sharing menggunakan antena omnidireksional
M adalah jumlah user atau unit mobil yang dapat dilayani dengan
persamaan di bawah ini :

𝐴 𝑥 60 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡/ℎ𝑜𝑢𝑟
M= 𝑇

 Pada channel sharing menggunakan antena direksional


𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑘𝑎𝑛𝑎𝑙 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑠𝑒𝑑𝑖𝑎𝑘𝑎𝑛
Jumlah N per sektor = 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑒𝑘𝑡𝑜𝑟

Jumlah pelanggan (M) per sektor dapat dihitung seperti persamaan :

𝐴 𝑥 60 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡/ℎ𝑜𝑢𝑟
M= 𝑇

b. Kasus channel sharing


Dapat dihitung dengan cara :
A adalah besar trafik yang dihasilkan :

1
A = 2 [A(N1,B)+ A(N2,B)-A(ΔN,Erlang)] (Erlang)

2.2 Perancangan Trafik untuk Jaringan Wireless

1. Data yang didapatkan :


 Sebuah system akan diukur peningkatan kapasitas selnya dengan menggunakan
probabilitas blocking 1 %.
 Jumlah kanal yang disediakan adalah 30 kanal dan waktu genggam atau
kependudukan 1 menit.

Perlu dibahas :

1. Jumlah user dengan teknik FCA omnidireksional.

2. Jumlah user dengan teknik channel sharing omnidireksional bila N2 = 55 kanal.

Pembahasan :

1. A(N,B) = 20,34 Erlang (berdasarkan tabel Erlang B)

𝐴 𝑥 60 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡/ℎ𝑜𝑢𝑟 20,34 𝑥 60 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡/ℎ𝑜𝑢𝑟


M= = = 1220,4 ≈ 1221 user
𝑇 1

2. ΔN = N2 – N1 = 55 – 30 = 25 kanal
1
A = 2 [A(N1,B)+ A(N2,B)-A(ΔN,Erlang)]
1
A = 2 [20,34+ 42,41-16,13]
1
A = 2 [46,62]

A = 23,31 Erlang

𝐴 𝑥 60 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡/ℎ𝑜𝑢𝑟 23,31 𝑥 60 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡/ℎ𝑜𝑢𝑟


M= = = 1398,6 ≈ 1399 user
𝑇 1

2. Data yang didapatkan :


 Sebuah system menggunakan antenna direksional 3 sektor mempunyai probabilitas
blocking 1 %.
 Jumlah kanal yang disediakan adalah 30 kanal dan waktu genggam atau
kependudukan 1 menit.

Perlu dibahas :

1. Jumlah user per sector.

2. Jumlah seluruh user dengan FCA.

Pembahasan :

𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑘𝑎𝑛𝑎𝑙 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑠𝑒𝑑𝑖𝑎𝑘𝑎𝑛 30


1. Jumlah N per sektor = = = 10 kanal/sector
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑒𝑘𝑡𝑜𝑟 3

Jumlah user/sektor :

𝐴 𝑥 60 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡/ℎ𝑜𝑢𝑟 4,461𝑥 60 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡/ℎ𝑜𝑢𝑟


M= = = 267,66 ≈ 268 user
𝑇 1

2. Jumlah seluruh user :

𝐴 𝑥 60 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡/ℎ𝑜𝑢𝑟
M= x Jumlah sector
𝑇
4,461 𝑥 60 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡/ℎ𝑜𝑢𝑟
= x 30 = 802,98 ≈ 803 user
1
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

1. Teori trafik untuk jaringan wireline tidak dapat langsung diaplikasikan untuk jaringan
wireless seluler.
2. Pada jaringan wireless diperlukan peningkatan kapasitas sel.
3. FCA dilakukan pada wilayah dengan jumlah sel yang relative banyak.
4. Sistem FCA yang biasa digunakan adalah dengan system rugi, pada saat seluruh kanal
yang ditetapkan pada BS (Base Station) sedang digunakan maka panggilan baru
langsung ditolak.
5. Channel Sharing aadalah metode yang bergantung dengan kondisi wilayah dan
bergantung jenis antena yang digunakan omnidireksional atau direksional.
6. Jumlah user merupakan perbandingan antara Trafik yang ditawarkan dikali 60 dengan
Probabilitas Blocking.

3.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA

file:///C:/Users/Asus/Downloads/bab06_rekayasa_trafik.pdf

Anda mungkin juga menyukai