PENDAHULUAN
PRAKTIKUM 1
PENGUPASAN KABEL FIBER OPTIK OUTDOOR
1.2 Tujuan
Setelah melakukan praktikum ini, mahasiswa diharapkan :
Memgenal dasar komunikasi melalui Fiber Optik
Melakukan pengupasan kabel fiber optik outdoor
- Core merupakan bagian inti dari fiber optik yang terbuat dari kaca/plastik berbentuk
silinder sangat panjang dengan penampang diameter sangat kecil berukuran mikron ,
sebagai tempat dimana cahaya merambat,
- Cladding adalah bagian kedua dari fiber optik yang melapisi core, bertugas
memantulkan atau menjerat cahaya yang berada didalam core, terbuat dari bahan sama
dengan core hanya mempunyai indeks bias lebih kecil dari core.
LABORATORIUM FIBER OPTIK
PS. JARINGAN TELEKOMUNIKASI DIGITAL
POLITEKNIK NEGERI MALANG
- Coating adalah plastic pelapis sebagai pelindung, yaitu melindungi cladding dan core
dari gangguan luar seperti lengkungan kabel dan kelembaban udara yang dapat
mengakibatkan kerusakan pada lapisan dalam. Setiap coating memiliki warna yang
berbeda-beda, tujuannya agar dapat mempermudah penyusunan urutan core.
Penemuan fiber optik sebagai media transmisi pada suatu sistem komunikasi didasarkan pada
hukum Snellius untuk perambatan cahaya pada media transparan seperti pada kaca atau
plastik.
“Jika seberkas sinar masuk pada suatu ujung fiber optik (media yang transparan) dengan
sudut kritis dan sinar itu datang dari medium yang mempunyai indeks bias lebih kecil dari
udara menuju inti fiber optik (kuartz murni) yang mempunyai indeks bias yang lebih besar
maka seluruh sinar akan merambat sepanjang inti (core) fiber optik menuju ujung yang
satu (Hukum Snellius)”.
Transmitter
Fiber
Information
Fiber Fiber Channel
Message
Detector Amplifier Processing
Output
Receiver
sinyal dengan daya noise, biasanya dinyatakan dalam desi-Bell (dB), makin besar
SNR maka makin baik kualitas sistem komunikasi tersebut terhadap gangguan
noise.
- Untuk sistem digital, sinyal prosesor terdiri dari penguatan dan filtering sinyal
serta rangkaian pengambil keputusan .
1. Baca dan pelajari setiap langkah/instruksi dibawah ini dengan cermat sebelum melaksanakan
praktek
2. Laksanakan pekerjaan sesuai dengan urutan proses yang sudah ditetapkan
3. Seluruh proses kerja mengacu kepada sop/wi/ik yang dipersyaratkan
4. Waktu pengerjaan yang disediakan ........ menit
B. Instruksi kerja :
1. Identifikasi lokasi penarikan kabel fiber optik sesuai dengan instruksi kerja
2. Identifikasi kebutuhan peralatan, sarana dan material sesuai instruksi kerja
3. Siapkan kabel fiber optik sesuai dengan kebutuhan pemakaian
4. Siapkan peralatan pendukung sesuai ketentuan penarikan
5. Lakukan penarikan sesuai jalur (route) yang telah direncanakan
6. Jaga kelengkungan kabel fiber optik sesuai dengan persyaratan regulasi dan
manufaktur
7. Beri tambahan pengaman pada bagian – bagian kabel fiber optik yang melewati
jalur belokan dan yang keluar dari gedung untuk menghindari kerusakan
8. beri tambahan panjang yang cukup (spare loop) pada setiap ujung kabel fiber
optik
9. periksa kembali hasil penarikan kabel fiber optik
10. bersihkan sampah dan sisa kotoran sisa kerja dari tempat kerja
11. simpan kembali peralatan dan sisa kabel fiber optik sesuai dengan kebijakan
perusahaan
12. Siapkan bahan laporan
13. Buat laporan sesuai kebijakan perusahaan
LABORATORIUM FIBER OPTIK
PS. JARINGAN TELEKOMUNIKASI DIGITAL
POLITEKNIK NEGERI MALANG
PRAKTIKUM 2
PENYAMBUNGAN FO DENGAN KONEKTOR
2.2 Tujuan
Setelah melakukan praktikum ini, mahasiswa diharapkan :
Mengetahui fungsi termination Tools.
Dapat melakukan penyambungan dan pemasangan konektor FO dengan menggunakan
terminasi.
Mengetahui kualitas hasil penyambungan dengan konektor termination.
b. FC (Fiber Connector) : Konektor jenis ini di gunakan untuk kebal fiber optik yang
singel mode, biasanya di gunakan untuk backbone pada sebuah jaringan, selain itu
kebel ini mempunya akurasi yang dangat tinggi jika di hubungkan dengan transmitter
maupun reciever. Konektor ini ada sistem drat ulirnya jadi posisi dapat di atur
sehingga jika di pasangkan kan dengan perangkat lain akurasi nya tidak akan mudah
berubah.(Jenis Jenis Konektor Patch Cord Fiber Optic)
c. ST (Straight Tip) : Konektor ini mirip dengan konektornya BNC, dan pada umumnya
konektor ini digunakan untuk kabel fiber yang single atau pun multi mode. dalam
pemasangan nya juga sangat mudah.(Jenis Jenis Konektor Patch Cord Fiber Optic)
d. LC : adalah jenis konektor fiber optik yang saat ini paling sering digunakan untuk
menghubungkan antar switch menggunakan SFP, jenis konektor LC ini lebih dominan
dengan 2 cabang yang terpisah RX/TX, di gunakan juga untuk jenis kabel fiber optic
singel dan multi mode.(Jenis Jenis Konektor Patch Cord Fiber Optic)
e. Biconic : Jenis konektor ini adalah jenis konetor yang pertama kali muncl untuk
konektor fiber optic, dan untuk penggunaan nya sangat jarang sekali sekarang. tetapi
tetap masi ada yang masi menggunakan nya untuk menghubungkan perangkat yang
ada di server server dan data center dengan perangkat versi lama.(Jenis Jenis Konektor
Patch Cord Fiber Optic)
2.5 Eksperimen
2.5.1. Persiapan Penyambungan
Alat dan bahan :
Kabel FO yang akan diterminasi
Konektor (yang digunakan disini adalah konektor SC, dan ST)
Tang Crimping khusus kabel FO
LABORATORIUM FIBER OPTIK
PS. JARINGAN TELEKOMUNIKASI DIGITAL
POLITEKNIK NEGERI MALANG
Lem konektor
Pengering lem
Amplas
Koin pengamplas
Bolpen pemotong core
Scope kit (mikroskop)
Suntikan
Alkohol dan tisu
Lakban untuk menempelkan sisa potongan core
b. Kupas lagi kabel yang lebih kecil dan lap dengan tisu
c. Di dalam lapisan helai itu adalagi lapisan kaca tapi belum core/inti fiber nya. Untuk itu
diperlukan alat pengupas yang di persiapkan tadi. Kupas perlahan kulit pembungkus helai
itu dengan alat pengupas.
d. Suntikan lem di konektornya lalu masukan fibernya
e. Setelah itu potong sisa fiber dengan alat potong biasanya ada di dalam termination kit.
Kemudian siapkan alas dan alat penggosoknya lalu gosok
LABORATORIUM FIBER OPTIK
PS. JARINGAN TELEKOMUNIKASI DIGITAL
POLITEKNIK NEGERI MALANG
f. Lalu test dengan teropong atau mikroskop jika terdapat 1 lingkaran luar dan 1 lingkaran
dalam yang utuh bulat nya maka terminasi berhasil dan siap di tancapkan
g. Dengan menggunakan power meter dan light source ukur loss daya masing-masing hasil
penyambungan anda baik dengan splicer maupun dengan konektor, lakukan analisa
PRAKTIKUM 3
SPEKTRUM SUMBER CAHAYA
3.2 Tujuan
Setelah melakukan praktikum ini, mahasiswa diharapkan :
Dapat melakukan karakterisasi spektrum, menentukan lebar spektral sumber cahaya
dan menghitung loss daya.
Cahaya matahari yang tidak tampak berwarna ternyata dapat dipecahkan menjadi
susunan cahaya berwarna yang tampak sebagai cahaya merah, jingga, kuning, hijau, biru, nila,
dan ungu. Artinya, cahaya putih merupakan gabungan dari beberapa cahaya berwarna. Jika
spektrum cahaya tersebut dikumpulkan dan diloloskan kembali melalui sebuah prisma, cahaya
tersebut kembali menjadi cahaya putih. Berikut ini spektrum warna cahaya tampak.
B. Lampu Pijar
Lampu pijar adalah sumber cahaya buatan yang dihasilkan melalui
penyaluran arus listrik melalui filamen yang kemudian memanas dan menghasilkan cahaya.
Saat bola lampu pijar dihidupkan, arus listrik akan mengalir dari electrical contact menuju
filamen dengan melewati kawat penghubung. Akibatnya akan terjadi pergerakan elektron
bebas dari kutub negatif ke kutub positif. Elektron di sepanjang filamen ini secara konstan
akan menabrak atom pada filamen. Energinya akan menggetarkan atom. Ikatan elektron
dalam atom-atom yang bergetar ini akan mendorong atom pada tingkatan tertinggi secara
berkala. Saat energinya kembali ke tingkat normal, elektron akan melepaskan energi ekstra
dalam bentuk foton. Atom-atom yang dilepaskan ini dalam bentuk foton-foton sinar infrared
yang tidak mungkin dilihat oleh mata manusia.
C. Lampu TL
Lampu TL (Fluorescent Lamp) adalah lampu listrik yang memanfaatkan gas Neon dan
lapisan fluorescent sebagai pemendar cahaya pada saat dialiri arus listrik. Tabung lampu TL
ini diisi oleh gas yang pada saat elektrodanya mendapat tegangan tinggi gas ini akan
LABORATORIUM FIBER OPTIK
PS. JARINGAN TELEKOMUNIKASI DIGITAL
POLITEKNIK NEGERI MALANG
D. LED
Light Emitting Diode (LED) adalah suatu semikonduktor yang memancarkan cahaya
monokromatik yang bekerja pada kondisi tegangan maju (forward bias). Warna yang
dihasilkan tergantung pada bahan semikonduktor yang dipakai. Berikut ini spectrum dari LED
putih dan LED berwarna.
3.3.3 Monokromator
Untuk mengamati karakteristik spektrum dari tiap sumber cahaya, digunakan
monokromator. Monokromator merupakan perangkat optik yang dapat mengubah gelombang
polikromatik menjadi monokromatik. Dengan menggunakan monokromator, maka
karakteristik dari suatu material dapat diketahui hanya dengan melihat spektrum dari sumber
cahaya tersebut. Prinsip kerja monokromator menggunakan salah satu fenomena optik, yaitu
dispersi. Ketika cahaya polikromatis sudah terdispersi, cahaya-cahaya monokromatis yang
dihasilkan akan diarahkan. Sehingga hanya panjang gelombang tertentu yang dapat keluar
melalui exit slit.[4]
panjang gelombang (wavelength) yang berbeda. Cahaya tampak baik monokromatik maupun
polikromatik memiliki lebar spektral yang berbeda-beda.[5]
Lebar spektral diketahui melalui perpotongan antara daya rata-rata dari sumber cahaya dengan
panjang gelombang atau dikenal dengan FWHM (Full Wave of Half Maximum). Berikut ini
persamaan yang digunakan. [5]
Lampu TL 1 buah
2. Monokromator 1 buah
3. Adaptor DC 1 buah
2. Optical power meter di set dengan panjang gelombang sesuai dengan light source.
3. Sumber cahaya ditempatkan sesuai Gambar 3.6.
LABORATORIUM FIBER OPTIK
PS. JARINGAN TELEKOMUNIKASI DIGITAL
POLITEKNIK NEGERI MALANG
4. Sumber cahaya dinyalakan dengan jarak 3 cm dari detektor, jika tidak menggunakan
monokromator/detektor hubungkan langsung dengan FO
5. Panjang gelombang pada optical power meter diatur pada λ = 400 - 700 nm , atau
disesuaikan dengan panjang gelombang light source, dengan kenaikan tiap 10 – 100 nm.
8. Membuat grafik daya optik sebagai fungsi panjang gelombang untuk semua sumber
cahaya.
Daftar Pustaka
[1] Léna, Pierre; François Lebrun, François Mignard (1998). Observational Astrophysics.
Springer-Verlag. ISBN 3-540-63482-7
[2] Conceptual physics, Paul Hewitt, 2002
[3] http://elektronika-dasar.web.id/teori-elektronika/karakteristik-dan-prinsip-kerja-lampu-tl-
fluorescent-lamp/
[4] http://chemtech.org/cn/cn212
[5] Evhy, Kumalasari. “Laporan Spektral”. 2013. Retrieved from
LABORATORIUM FIBER OPTIK
PS. JARINGAN TELEKOMUNIKASI DIGITAL
POLITEKNIK NEGERI MALANG
PRAKTIKUM 4
ANALSIS PENYAMBUNGAN KONEKTOR DENGAN
MIKROSKOP FIBER OPTIK
4.2 Tujuan
Setelah melakukan praktikum ini, mahasiswa diharapkan :
Memgenal mikroskop Fiber Optik
Dapat menggunakan mikroskop fiber optik
Dapat menganalisa kualitas pemasangan konektor fiber optik menggunakan mikroskop
beberapa mungkin - terutama sistem telekomunikasi dan CATV dengan penguat serat atau
WDM.
Seseorang harus selalu memeriksa level daya dengan OPM (Optical Power Meter)
sebelum memeriksa konektor dengan mikroskop. Jika memungkinkan, hanya gunakan
mikroskop dengan filter IR untuk mencegah cahaya IR masuk ke mata. Mikroskop video
lebih disukai karena tidak menawarkan bahaya bagi mata. Mikroskop video menggunakan
kamera video kecil dan lensa mikroskop untuk memberikan tampilan tampilan pada layar
video kecil atau tampilan PC atau tablet. Mereka menawarkan lebih banyak fleksibilitas
dalam pembesaran dan manipulasi gambar. Banyak dari ini juga menawarkan inspeksi
otomatis ke standar internasional untuk kebersihan dan menghasilkan hasil lulus / gagal.
Mikroskop video juga memungkinkan untuk menyimpan gambar konektor, berharga untuk
mendokumentasikan kondisi konektor saat pemasangan dan untuk referensi di masa
mendatang [1].
Biasanya ujung ferule tidak lepas dari kotoran lingkungan baik berupa debu atau
kotoran yang lainnya, yang mana dapat menutupi core sehingga perjalanan cahaya akan
sangat terganggu. Berikut gambar urutan kondisi permukaan ferule pada proses pembersihan
permukaan ferule :
Gambar 4.1 Visual Hasil Analisis Kondisi Urutan Pembersihan Permukaan Ferule
6. Jika kurang fokus putarlah pengaturan fokus pelan2 sampai gambar kelihatan
fokus
7. Jika tidak ada gambar sama sekali, segera informasikan kepada dosen/instruksur
yang mengampu (jangan melakukan hal apapun).
8. Jika gambar sudah tampak jelas dan fokus upayakan mengambil gambar dengan
merekam menggunakan kamer hp.
9. Kemudian ukur daya input dan output menggunakan OPM dan light Source
10. Kemudian coba bersihkan permukaan ferule menggunakan tissue yg sedikit
dibasahi dg alkohol, kemudian laplah dengan tissue kering hingga permukaan
ferule benar2 kering
11. Kemudian masukkan lagi ujung ferule ke port mikroskop
12. Ulangi pengambilan gambar dengan kamera hp
13. Ulangi pengukuran daya menggunakan OPM dan light source
14. Ulangi langkah 3 hingga 13 untuk konektor2 yang lain.
15. Tuangkan data tersebut pada tabel 4.1 pada sub 4.5.3 berikut
Tabel 4.1
Ferule Sebelum dibersihkan
No Sambungan P out Los Daya
Konektor Visual Mikroskop
(dBm) (dB)
FC1 Pout=-11.4dBm Ploss=PTx-Pout
1 FC - FC =-7-(-11.4)
= 4,4
FC2
LABORATORIUM FIBER OPTIK
PS. JARINGAN TELEKOMUNIKASI
DIGITAL POLITEKNIK NEGERI MALANG
SC2
LABORATORIUM FIBER OPTIK
PS. JARINGAN TELEKOMUNIKASI
DIGITAL POLITEKNIK NEGERI MALANG
SC3
LABORATORIUM FIBER OPTIK
PS. JARINGAN TELEKOMUNIKASI
DIGITAL POLITEKNIK NEGERI MALANG
FC2
LABORATORIUM FIBER OPTIK
PS. JARINGAN TELEKOMUNIKASI
DIGITAL POLITEKNIK NEGERI MALANG
SC2
LABORATORIUM FIBER OPTIK
PS. JARINGAN TELEKOMUNIKASI
DIGITAL POLITEKNIK NEGERI MALANG
SC3
LABORATORIUM FIBER OPTIK
PS. JARINGAN TELEKOMUNIKASI DIGITAL
POLITEKNIK NEGERI MALANG
PRAKTIKUM 5
PENYAMBUNGAN FO DENGAN SPLICER
5.2 Tujuan
Setelah melakukan praktikum ini, mahasiswa diharapkan :
Mengetahui fungsi dari Fusion Splicer.
Dapat melakukan penyambungan FO dengan menggunakan splicer.
Mengetahui kualitas hasil penyambungan dengan splicer.
5.4.1. Eksperimen
5.4.2. Persiapan Penyambungan
Alat dan bahan :
1. stripper
2. cleaver
3. splicer
4. Lap bersih atau tissue.
5. Alkohol 90%
6. Kabel fiber optik yang akan disambung
LABORATORIUM FIBER OPTIK
PS. JARINGAN TELEKOMUNIKASI DIGITAL
POLITEKNIK NEGERI MALANG
1. Ambil serat optic yang akan disambung, usahakan warna serat sama dengan serat lain
yang akan disambung dan juga berasal dari serat yang sama
2. Masukkan sleave protection pada salah satu serat sebelum proses penyambungan.
3. Kupas masing-masing coating dari masing-masing serat menggunakan fiber stripper.
4. Bersihkan bagian coating dari masing-masing serat menggunakan tissue yang dibasahi
dengan alkohol
5. Potong ujung serat yang telah dikupas menggunakan fiber cleaver, dan dibersihkan
dengan tissue yang sudah dibasahi dengan alkohol, kemudian lap dengan tissue
keringga semua permukaan serat kering. Usahakan hasil potongannya rata, karena hal
tersebut dapat mempengaruhi hasil penyambungan.
6. Masukkan kedua ujung serat yang telah dipotong ke dalam fussion splicer dan
usahakan kedua ujung serat tersebut saling bertemu.
7. Perhatikan tampilan kedua serat yang akan disambung pada layer fussion splicer.
Apabila tampilan pada layar tersebut belum tepat atau serat masih terlihat kotor coba
ulangi lagi untuk mendapatkan hasil yang baik.
8. Apabila posisi serat sudah tepat & sudah terlihat bersih pada Layar fusion splicer,
maka biarkan alat tersebut melakukan proses penyambungannya.
9. Tunggu sampai proses penyambungan selesai dan liat pada layar berapakah loss yang
timbul dari hasil penyambungan tersebut.Usahakan loss yang muncul sebesar 0,00dB.
10. Letakkan sleave protection tadi ditengah-tengah hasil penyambungan.
11. Panaskan sleave protection tadi agar dapat menyatu dengan hasil sambungan serat
optic.
12. Lakukan proses splicing untuk keempat serat optik yang sudah anda dapatkan pada
praktikum I.