Anda di halaman 1dari 14

SYNCHRONOUS DIGITAL

HIERARCHY(SDH)
Nama Kelompok:
1.Aldi Hadad Alwi
2.Desi Nur Indahsari
3.Ilham Pratika P
4.Jariatus Amalia
5.Kelfin Agung S
6.M.Adlianur A
Pengertian
• SDH merupakan hirarki multiplexing yang
berbasis pada transmisi sinkron yang telah
ditetapkan oleh ITU-T.
Elemen-elemen SDH
• Regenerator Dalam jaringan SDH, fungsi regenerator adalah untuk
membangkitkan dan menguatkan sinyal SDH yang datang. Perangkat ini
memperbaiki sistem clock dan amplituda sinyal data yang telah teredam
dan berubah oleh karena adanya dispersi.

• TM Terminal Multiplexer berfungsi untuk melakukan multiplexing sinyal-sinyal


masukan (tributary) menjadi sinyal keluaran (aggregate). Dalam suatu jaringan,
perangkat ini digunakan untuk membentuk konfigurasi point-to-point. Selain itu,
perangkat ini juga digunakan untuk mengkombinasikan sinyal input synchronous
dan plesiochronous menjadi sinyal STM-N dengan bitrate yang lebih tinggi.
• ADM adalah suatu perangkat yang berfungsi untuk memultipleks sinyal-sinyal PDH
atau VC. Selain itu ADM juga digunakan sebagai terminal drop/insert sinyal
sehingga sangat efisien dalam membentuk sistem jaringan telekomunikasi. ADM
memiliki dua buah aggregate dengan arah yang berlainan. Jika sejumlah ADM
saling dihubungkan maka akan membentuk sebuah topologi ring, sehingga akan
mempunyai sistem keamanan yang mempu memberikan proteksi terhadap
jaringan apabila terjadi gangguan

• DXC Elemen ini memiliki fungsi yang lebih luas. DXC memungkinkan terjadinya
pemetaan sinyal-sinyal tributary PDH ke dalam virtual container dan juga
merupakan switching dari berbagai macam level STM. Biasanya DXC ini digunakan
untuk membentuk konfigurasi mesh atau star
Topologi SDH
• Topologi Jaringan SDH Ada beberapa model
topologi jaringan yang dapat dibentuk oleh
teknologi SDH, diantaranya yaitu point-to-
point, ring, dan mesh.
Struktur Frame SDH
Struktur frame terendah yang didefinisikan Frame STM-1 tersusun atas 9 baris, setiap
dalam standar SDH adalah STM-1 (Synchronous baris terdiri dari 270 kolom (1 kolom = 1
Transport Module level 1) dengan laju bit byte). Sembilan byte pertama pada setiap
155,520 Mbit/s (155 Mbps). Ini berarti STM-1 baris terdiri dari daerah Section Overhead,
terdiri dari 2430 byte dengan durasi frame 125μ sedangkan byte sisanya adalah daerah
s. Bit rate atau kecepatan transmisi untuk level informasi (payload). Transmisi dilakukan
STM-N yang lebih tinggi juga telah distandarisasi baris per baris, dimulai dari byte teratas
sebagai kelipatan bulat (1, 4, 16 dan 64) dari N x sebelah kiri dan diakhiri oleh byte terbawah
155,520 Mbps sebelah kanan.
Multiplexing
Teknik menggabungkan beberapa sinyal untuk
dikirimkan secara bersamaan pada suatu kanal
transmisi.Dimana perangkat yang
melakukan Multiplexing disebut Multiplexer atau
disebut juga dengan istilah Transceiver / Mux.
Tiga Tahap Multiplexing SDH
• Mapping
Mapping adalah proses pemetaan sinyal-sinyal PDH yang akan
dibawa melalui jaringan SDH. Pertama sinyal–sinyal PDH
dimasukkan ke dalam container tertentu (C-n) sesuai dengan laju
bit masing-masing. Kemudian C-n ditambahkan POH (Path
Overhead) untuk membentuk Virtual Container (VC-n).

• Multiplexing orde rendah


Multiplexing orde rendah adalah membentuk VC orde tinggi dengan
melakukan multiplexing VC orde rendah. Untuk multiplexing VC orde
rendah pertama kali dilakukan adalah dengan
menambahkan pointer untuk membentuk TU (Tributary Unit) sesuai
dengan VC-nya yang disebut dengan aligning. TU tersebut
digabungkan untuk membentuk TUG (Tributary Unit Group).
Kemudian menambahkan POH pada TUG sehingga terbentuk VC orde
tinggi.
Tiga Tahap Multiplexing SDH
• Multiplexing orde tinggi
Multiplexing orde tinggi diperoleh dengan melakukan multiplexing VC orde
tinggi untuk membentuk frame STM-N. VC orde tinggi bisa didapat
dari multiplexing orde rendah atau langsung melalui pemetaan container C-3
dan C-4. Seperti halnya multiplexing orde rendah, VC orde tinggi tersebut
ditambahkan pointer untuk membentuk AU (Administrative Unit) sesuai
dengan VC-nya (aligning). Selanjutnya AU tersebut digabungkan untuk
membentuk AUG (Administrative Unit Group). Frame STM-N dibentuk dengan
melakukan multiplexing AUG.
Proses Multiplexing SDH
• Masukan berupa tributary dimuat ke dalam
container (C), untuk tributary 2 Mbps dimuat dalam
1 Container C-12

•Pada Container ditambahkan Path Overhead (POH) yang berisi


byte pengontrol. Container yang dilengkapi POH disebut virtual
container (VC). Disini terjadi proses pemetaan(mapping) berupa
2 penyusunan tributary menjadi VC yang sesuai.C-12 dipetakan
menjadi VC-12 dengan metode bit sinkron.

•Pada VC-12 ditambahkan TU pointer sehingga


terbentuk Tributary Unit (TU-12). TU pointer disini
3 berfungsi sebagai tanda diawalinya VC-12

•TU menjalani proses multiplex menjadi tributary unit


group (TUG) atau high order VC, untuk TU-12 maka
4 yangdiproses adalah 3 buah TU-12 menjadi satu TUG

•Tujuh buah TUG-12 diproses multiplex menjadi satu


TUG-3
5

• Pada TUG-12 ditambahkan POH menjadi satu VC-4


6

• High order VC-4 membentuk administrative unit (AU),


dalam hal ini AU-4.Suatu AU pointer ditambahkan untuk
7 tanda dimulainya High Order VC
Kelebihan SDH
1. Teknik multiplexing / demultiplexing sederhana.

2. Akses langsung untuk wilayah yang memiliki


kecepatan rendah.

3. Peningkatan kemampuan operasi dan pemeliharaan.

4. Kemudahan transisi ke bit rate yang lebih tinggi.


Kekurangan SDH
• Karena kemampuan multiplexing SDH yang flexibel dan kompatible
dengan interface multivendor, maka jumlah interface yang terhubung
pada SDH jauh lebih banyak dan beragam dibandingkan pada PDH.

• Dalam sistem SDH terdapat koneksi add-and-drop dan cross-connect


yang memungkinkan kanal-kanal berbeda kapasitas dijadikan satu
multiplexing.

• Manajemen jaringan SDH jauh lebih rumit dibandingkan PDH.

• Komponen SDH lebih mahal dibanding komponen PDH.


Pertanyaan dan Jawaban

• Mengapa pada proses multiplexing • Apa yang dimaksud dengan dispersi ?


itu “C”-nya tidak urut ? (Dominggo (Reza Kurnia A)
Fajar Julian) Jawab :
Jawab: Dispersi adalah peristiwa penguraian
Karena pada proses multiplexing cahaya putih (polikromatik) menjadi
terdapat 3 tahap yang pertama adalah komponen-komponennya karena
mapping, kemudian multiplex orde pembiasan. Jadi perangkat regenerator
rendah dimana orde rendah itu pada SDH dapat memperbaiki sistem clock dan
gambar dimulai dari c-11 kemudia amplitudo sinyal data yang teredam dan
dilanjutkan multiplexing orde tinggi berubah karena adanya penguraian
dimana orde tinggi itu sendiri didapat cahaya(dispersi).
dari multiplex orde rendah, orde tinggi
yaitu c-4 dan c3
• Maksud dari add-drop and • Mengapa manajemen sdh lebih
cross itu bagaimana?(Ikke rumit dibandingkan pdh ? (Wuri
Febriyana) Ayu)
Jawab: Jawab:
 Add/drop multiplexers digunakan
untuk mengambil (drop) beberapa Karena kemapuan multiplexing SDH
kanal dari aliran data kecepatan tinggi yang flexibel dan kompatible dengan
atau untuk menyisipkan (add) interace multivendor, menyebabkan
beberapa kanal ke dalam aliran data jumlah interface yang terhubung
berkecepatan tinggi.
 Digital cross‐connect (DXC) merupakan
pada SDH jauh lebih banyak dan
node jaringan yang mampu menyusun beragam dibandingkan pada PDH.
ulang kanal‐kanal yang ada di dalam Ditambah lagi pada sistem SDH
suatu aliran. terdapat koneksi add-and-drop dan
cross-connect yang memungkinkan
kanal-kanal berbeda kapasitas
dijadikan satu multiplexing.
Apakah sejumlah ADM yang dihubungkan
hanya bisa membentuk topologi
ring?(Muhammad Sulton)
Jawab :
- tidak, karena pada SDH itu sendiri ADM
bisa membentuk topologi point-to-point,
ring dan juga mesh

Anda mungkin juga menyukai