Praktikum
Dasar Telekomuniasi
Percobaan I
Enkoder Stereo MPX
01
Teknik Teknik Elektro MK14022 Syafitri Dwi Junianti
41418010020
Abstract Kompetensi
Mahasiswa dapat memahami dan Menjelaskan proses stereo dan cara
mejelaskan proses stereo dan cara kerja rangkaian encoder multiplexer
kerja encoder multiplexer, stereo.
menginterpretasi bentuk gelombang Menginterpretasi bentuk gelombang
pada rangkaian encoder multiplexer
stereo pada rangkaian encoder multiplexer
stereo.
Mengukur besaran tegangan signal
– signal dalam rangkaian encoder
multiplexer stereo.
Pada percobaan ini akan dibahas proses perubahan sinyal audio stereo menjadi sinyal matriks.
Seperti digambarkan di atas, dua kanal (channel) dari sumber suara masuk melalui pre-
emphasis yang berfungsi menaikkan tanggapan frekuensi (frequency response) di atas 3
kHz dari sinyal audio dan memperbaiki perbandingan sinyal ke derau (signal-to-noise ratio).
Keluaran dari pre-emphasis ini masuk ke rangkaian matriks menghasilkan dua keluaran,
penjumlahan (L+R) dan selisih (L-R). Sinyal (L+R) merupakan sinyal
transmisi mono yang diterima oleh radio FM mono bila menerima siaran dari transmisi stereo.
Sinyal lainnya, yaitu (L-R) ini diproses pada demodulasi stereo pada radio penerima FM
stereo, yaitu sinyal (L-R) akan dijumlahkan dengan sinyal (L+R). Penjumlahannya
menghasilkan sinyal “L”, pengurangannya menghasilkan sinyal “R”.
Masukan ke rangkaian Matriks
L = 1 kHz
R..= 3 kHz
Sinyal sub-pembawa sebesar 19kHz sebagai pilot pada sistem stereo ini dimasukkan ke
rangkaian penjumlah dengan tingkat (level) sekitar 10% dari tingkat (L+R) dan (L-R), serta disisipkan di
antara puncak sinyal (L+R) dan di bawah sinyal (L-R), sehingga posisinya cukup jauh dari
masing-masing sinyal tersebut. Hal ini dimaksudkan agar tidak terjadi kesulitan dalam proses
penerimaan sinyalnya di radio penerima.
Multipleks FM stereo yang diuraikan di atas, adalah standard yang ditetapkan oleh
Federal Communications Commission (FCC). Dalam system multipleks stereo di Amerika,
Sinyal SCA (Subsidiary Communications Authorization) juga dapat dipancarkan secara
bersamaan, yaitu sinyal yang ada diumpankan ke keluaran penjumlah (adder).
Komponen (L+R) menempati bagian yang terbawah hingga sekitar 15 kHz dari spektrum, dan
menghasilkan kompatibilitas dengan radio penerima FM mono.
Komponen (L-R) diubah menjadi sinyal jalur sisi ganda dengan pembawa tertindas (double
side band suppressed carrier) dengan frekuensi 38 kHz. Sinyal pembawa ini ditindas untuk
menjaga batas deviasi total pemancar.
Pada radio penerima FM, sinyal pembawa (carrier) 38 kHz ini diperoleh kembali dengan bantuan
tone pilot 19 kHz yang ada dalam sinyal MPX. Sinyal 19 kHz ini digunakan untuk tanda
transmisi stereo.
Tingkat besaran sinyal-sinyal komponen MPX besarnya diatur untuk mengoptimalkan
pemisahan kanal stereo dari lebar jalur sinyal FM yang ada.
III. Peralatan
Utama : Panel Power Supply PTE – 018 – 06
Panel Stereo MPX Enkoder PTE – 018 – 01
Pendukung : Osiloskop
Pencacah frekuensi ( Frequency Counter)
Generator Fungsi
Multimeter
IV. Langkah Kerja
Pasanglah panel POWER SUPPLY dan panel STEREO MPX ENCODER pada rel bingkai
standar.
Hubungkan peralatan seperti Gambar 1.3 berikut:
MODUL PRAKTIKUM
Praktikum
Dasar Telekomunikasi
Percobaan II
Pemancar FM (FM Transmitter)
‘13 Praktikum Dasar Telekomunikasi Pusat Bahan Ajar dan eLearning
8 Syafitri Dwi Junianti (41418010020) http://www.mercubuana.ac.id
Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh
02
Teknik Teknik Elektro MK14022 Syafitri Dwi Junianti
41418010020
Abstract Kompetensi
Setelah melaksanakan percobaan ini, Memahami prinsip kerja pemancar FM
Anda diharapkan dapat memahami yang dikontrol dengan PLL.
prinsip kerja pemancar FM yang Menginterpretasi bentuk gelombang
dikontrol dengan PLL, Menginterpretasi pada rangkaian pemancar FM.
bentuk gelombang pada rangkaian Mengukur tegangan sinyal-sinyal pada
pemancar FM dan Mengukur tegangan rangkaian pemancar FM.
sinyal-sinyal pada rangkaian pemancar
FM
Perubahan frekuensi pembawa, disebut juga deviasi frekuensi, besarnya sebanding dengan
amplitudo sesaat sinyal modulasi. Dengan demikian deviasi akan kecil ketika amplitudo sesaat
sinyal modulasi nilainya kecil dan deviasi paling besar ketika sinyal modulasi mencapai
puncaknya, baik positip maupun negatip.
Rasio deviasi maksimum :
𝐷
Rasio (perbandingan) deviasi = 𝑀
𝑉𝑜 = 𝐴𝑐 sin ∫(𝜔) 𝑑𝑡
Frekuensi deviasi yang dihasilkan dengan cara pemodulasian tidak langsung ini kecil (hanya
beberapa Hertz), dan untuk memperbesar deviasi juga frekuensinya maka digunakan rangkaian
Sistem ini digunakan untuk transmitter yang berpindah-pindah, atau komunikasi lainnya yang
tidak memerlukan bandwidth lebar, namun memerlukan kemudahan dalam pemindahan
saluran frekuensi.
Deviasi dari transmitter yang demikian hanya ± 2,5 kHz maksimum dan band audio
modulasinya dibatasi sekitar 3 kHz.
Pemodulasian FM dengan metoda langsung adalah dengan cara memasangkan rangkaian
reaktansi yang variable terhadap tegangan pada rangkaian tanki dari osilator.
Yang umum dan praktis digunakan adalah modulator dengan reaktansi dan modulator
dengan varactor dioda.
Contoh untuk modulator reaktasi sebagai pembangkit FM dapat dilihat seperti pada Gambar
2.3. di bawah:
7. Ukurlah besar frekuensi pada TP4, TP5 dan TP2 panel transmitter dengan
menggunakan frequency counter dan menggunakan osiloskop.
8. Pasang probe osiloskop Ch1 pada TP4 dan Ch2 pada TP5, bandingkan dan perhatikan
beda fasanya.
9. Ukur besar frekuensi dan besar tegangan pada TP7 dan TP8 dengan
menggunakan Osiloskop dengan probe berimpedansi tinggi.
V. Tugas
Buatlah Kesimpulan dari hasil percobaan di atas?
Praktikum
Dasar Telekomunikasi
Percobaan III
Penerima FM Stereo (Stereo
FM Receiver)
Abstract Kompetensi
Setelah melaksanakan percobaan ini, Mempelajari rangkaian penerima FM
Setelah melaksanakan percobaan stereo.
ini, Anda diharapkan Mempelajari Mengamati bentuk gelombang pada
rangkaian penerima FM stereo, rangkaian penerima FM stereo.
Mengamati bentuk gelombang pada Mengukur tegangan pada rangkaian
rangkaian penerima FM stereo dan penerima FM stereo
Mengukur tegangan pada rangkaian
penerima FM stereo
Pengantar Praktikum Dasar Telekomunikasi
Tujuan
Setelah melaksanakan percobaan ini, Anda diharapkan Mempelajari rangkaian
penerima FM stereo, Mengamati bentuk gelombang pada rangkaian penerima FM stereo dan
Mengukur tegangan pada rangkaian penerima FM stereo
II. Pendahuluan
Penerima FM merupakan penerima superheterodyne yang hampir menyerupai penerima
AM superheterodyne, hanya dalam penerima FM, frekuensi kerjanya yang lebih tinggi, perlu
proses limitasi dan de-emphasis. Proses demodulasi dan penerapan AGC memakai metoda yang
berbeda.
Seperti diketahui bahwa pemancar hanya memancarkan satu gelombang radio, gelombang
radio inilah yang ditangkap oleh rangkaian penala. Namun perlu diingat bahwa sinyal yang
ditangkap tersebut adalah sinyal matriks yang dimodulasikan pada gelombang pembawa,
sehingga untuk mendapatkan sinyal aslinya yaitu sinyal audio stereo diperlukan beberapa
tahapan proses.
Pada umumnya rangkaian penerima FM yang ada, rangkaiannya terdiri atas beberapa tahap,
yaitu:
- Penguat RF (RF amplifier)
- Mixer
- Osilator lokal
- Penguat IF 10.7 MHz
- Limiter
- AFC
- Rangkaian demodulasi (Diskriminator)
- De-emphasis
- Penguat Audio
Untuk Penerima FM stereo masih ditambah rangkaian demultiplekser, yaitu untuk
mengubah kembali dari sinyal multipleks stereo yang diterima menjadi sinyal audio yang
1. Penguat RF
Pada umumnya sebuah penerima FM mempunyai suatu penguat RF. Penguat RF ini harus
mempunyai masukan yang cocok dengan antena.
Kemampuan dari penguat RF pada penerima FM ini harus mampu merespon suatu sinyal
yang memiliki level kurang dari 1µV, serta mempunyai penguatan noise dengan level yang
serendah-rendahnya, karena penguat ini bekerja pada frekuensi tinggi (VHF) dan band width
yang cukup lebar. Penguat RF ini, jika didaya gunakan dapat menurunkan pengaruh
harmonisa-harmonisa dan pengaruh efek radiasi osilator lokal.
III. Peralatan
Utama : panel power supply PTE – 018 – 06
Panel stereo FM Receiver PTE – 018 – 03
Pendukung : Osiloskop 120 Mhz
Frequency counter
AVO Meter
Probe osiloskop dengan impedansi tinggi
MODUL PRAKTIKUM
Praktikum
Dasar Elektronika
04
Teknik Teknik Elektro MK14022 Syafitri Dwi Junianti
41418010020
Abstract Kompetensi
Setelah melaksanakan percobaan Mempelajari rangkaian penguat
ini, Anda diharapkan dapat audio.
Mempelajari rangkaian penguat audio, Mengamati bentuk gelombang pada
Mengamati bentuk gelombang pada penguat audio.
penguat audio, dan Mengukur tegangan Mengukur tegangan pada penguat
pada penguat audio. audio.
V. Tugas
Buatlah Kesimpulan dari hasil percobaan di atas?
Praktikum
Dasar Telekomunikasi
Percobaan V
Praktikum Penggabungan
Konverter D-A dan A-D
Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh
05
Teknik Teknik Elektro MK14022 Syafitri Dwi Junianti
41418010017
Abstract Kompetensi
Setelah melaksanakan percobaan Dapat memahami sifat rangkaian
ini, Anda dapat Menjelaskan Menjelaskan transmisi data antara
transmisi data antara pengubah D-A ke pengubah D-A ke A-D. Gambar
A-D. Gambar menunjukan diagram menunjukan diagram skematik sistem
skematik sistem percobaa konfigurasi percobaa konfigurasi ini digunakan
ini digunakan untuk mengamati untuk mengamati kesalahan –
kesalahan – kesalahan selama proses kesalahan selama proses pengubahan
pengubahan. Metode digital I/O seperti Metode digital I/O seperti ini dapat
ini dapat digunakan untuk digunakan untuk mengendalkan
mengendalkan berbagai macam berbagai macam peralatan analog
peralatan analog dengan menyambung dengan menyambung ke komputer..
ke komputer..
Transmitter Receiver
V. Tugas
Buatlah Kesimpulan dari hasil percobaan di atas?