Anda di halaman 1dari 15

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

ROM AKTIF DAN PASIF

PROMOSI KESEHATAN RUMAH SAKIT (PKRS)

STROKE UNIT RSUD Dr. SYAIFUL ANWAR

MALANG

2017
SATUAN ACARA PENYULUHAN
ROM AKTIF DAN PASIF

Topik : ROM aktif dan pasif


Sub Topik : ROM aktif dan pasif pada pasien stroke
Tempat: Ruang pertemuan 26 stroke unit
Sasaran : Keluarga dan Pasien ruang 26 stroke unit
Hari/Tanggal : Kamis, 31 Agustus 2017
Pukul : 10.00 WIB
Alokasi waktu : 30 menit

A. Latar Belakang
Stroke adalah salah satu penyakit kardiovaskuler yang berpengaruh
terhadap arteri utama yang berada di otak, stroke terjadi ketika pembuluh darah
yang mengangkut oksigen dan nutrisi menuju otak pecah atau terblokir oleh
bekuan sehingga pasokan darah ke otak tiba - tiba berhenti, oksigen dan glukosa
tidak dapat dikirim ke otak sehingga otak tidak mendapat darah yang
dibutuhkannya. Jika kejadian berlangsung lebih dari 10 detik akan menimbulkan
kerusakan permanen otak (Soeharto, 2004). Terhambatnya penyediaan oksigen
dan nutrisi ke otak menimbulkan masalah kesehatan yang serius karena dapat
menimbulkan hemiparese bahkan kematian. Stroke merupakan penyabab
kematian ketiga tersering setelah penyakit jantung koroner dan kanker. Lima belas
orang di seluruh dunia terserang stroke setiap tahun, lima juta meninggal dan lima
juta lainnya menderita kecacatan (Price & Wilson, 2006).
Berdasarkan hasil penelitian Amerika Serikat tahun 2005, prevalensi
penduduk Amerika yang terserang stroke adalah 2,6% atau sekitar 6,5 juta orang.
Prevalensi stroke meningkat seiring dengan bertambahnya usia. Pada usia 18-44
tahun prevalensinya meningkat sebesar 0,8% dan pada usia 65 tahun keatas
meningkat 8,1% (American Heart Association, 2009). Data stroke yang
dikeluarkan oleh Yayasan Stroke Indonesia menyatakan bahwa penderita stroke di
Indonesia jumlahnya terus meningkat dari tahun ke tahun. Berdasarkan penelitian
Riset Kesehatan Dasar tahun 2007 di 33 provinsi dan 440 kabupaten di Indonesia
diperoleh hasil bahwa penyakit stroke merupakan pembunuh utama di kalangan
penduduk perkotaan. Secara kasar, setiap hari ada dua orang Indonesia mengalami
serangan stroke (Riset Kesehatan Dasar, 2007).
Data dari catatan rekam medik RSUD Dr.Moewardi Surakarta didapatkan
jumlah pasien stroke yang dirawat pada tahun 2011 pasien stroke yang dirawat
sebanyak 606 orang terdiri dari stroke non hemoragik sebanyak 253 orang
(41,8%) stroke hemoragik sebanyak 353 orang (58,2%) dan pasien yang
mengalami hemiparese sebanyak 80 orang, tahun 2012 periode Januari sampai
Oktober penderita stroke yang dirawat sebanyak 710 orang terdiri dari stroke non
hemoragik sebanyak 244 orang (35%) stroke hemoragik sebanyak 466 orang
(65%) dan pasien yang mengalami hemiparese sebanyak 120 orang.
Sebesar 80% pasien stroke mengalami kelemahan pada salah satu sisi
tubuh/hemiparese (Scbaechter and Cramer, 2003). Kelemahan tangan maupun
kaki pada pasien stroke akan mempengaruhi kontraksi otot. Berkurangnya
kontraksi otot disebabkan karena berkurangnya suplai darah ke otak belakang dan
otak tengah, sehingga dapat menghambat hantaran jaras-jaras utama antara otak
dan medula spinalis. Kelainan neurologis dapat bertambah karena pada stroke
terjadi pembengkakan otak (oedema serebri) sehingga tekanan didalam rongga
otak meningkat hal ini menyebabkan kerusakan jaringan otak bertambah banyak.
Oedema serebri berbahaya sehingga harus diatasi dalam 6 jam pertama = Golden
Periode (Gorman, M et.,al, 2012).
Penderita stroke perlu penanganan yang baik untuk mencegah kecacatan
fisik dan mental. Sebesar 30% - 40% penderita stroke dapat sembuh sempurna
bila ditangani dalam waktu 6 jam pertama (golden periode), namun apabila dalam
waktu tersebut pasien stroke tidak mendapatkan penanganan yang maksimal maka
akan terjadi kecacatan atau kelemahan fisik seperti hemiparese. Penderita stroke
post serangan membutuhkan waktu yang lama untuk memulihkan dan
memperoleh fungsi penyesuaian diri secara maksimal. Terapi dibutuhkan segera
untuk mengurangi cedera cerebral lanjut, salah satu program rehabilitasi yang
dapat diberikan pada pasien stroke yaitu mobilisasi persendian dengan latihan
range of motion (Levine, 2008).
Range of motion (ROM) adalah latihan yang dilakukan untuk
mempertahankan atau memperbaiki tingkat kesempurnaan kemampuan
pergerakkan sendi secara normal dan lengkap untuk meningkatkan massa otot dan
tonus otot. Melakukan mobilisasi persendian dengan latihan ROM dapat
mencegah berbagai komplikasi seperti nyeri karena tekanan, kontraktur,
tromboplebitis, dekubitus sehingga mobilisasi dini penting dilakukan secara rutin
dan kontinyu. Memberikan latihan ROM secara dini dapat meningkatkan
kekuatan otot karena dapat menstimulasi motor unit sehingga semakin banyak
motor unit yang terlibat maka akan terjadi peningkatan kekuatan otot, kerugian
pasien hemiparese bila tidak segera ditangani maka akan terjadi kecacatan yang
permanen (Potter & Perry, 2009).

B. Tujuan
a) Tujuan Instruksional Umum
Setelah mengikuti proses penyuluhan diharapkan keluarga pasien dan
pengunjung ruang 26 stroke unit memahami tentang ROM.
b) Tujuan Instruksional Khusus
Setelah mendapatkan penyuluhan keluarga dan pengunjung dapat:
1) Menyebutkan Pengertian ROM
2) Menyebutkan Tujuan ROM
3) Menyebutkan Manfaat ROM
4) Menyebutkan Prinsip latihan ROM
5) Menyebutkan Jenis-jenis ROM
6) Macam-macam Gerakan ROM
C. Metode
Metode yang digunakan diskusi dan tanya jawab
D. Media
Media yang digunakan adalah LCD, Laptop, PPT dan leaflet
E. Materi
Terlampir
F. Rencana Kegiatan Penyuluhan
W Kegiatan Penyuluhan Kegi M
o a atan et
k Peserta od
t e/
u M
ed
ia
1 5 1. M C
1. Memberi salam
enjawabsal er
m am a
2. Menjelaskan tujuan
e 2. M m
penyuluhan
n endengark ah
i 3. Menyebutkan materi/pokok an /le
t bahasan yang akan disampaikan 3. M afl
emperhatik et
an
1 Menjelaskan materi penyuluhan secara 1. Memperhatik C
0 berurutan dan teratur. Materi tentang: an er
1) Pengertian ROM 2. Mendengarka a
2) Tujuan ROM
m n m
3) Manfaat ROM
e 4) Prinsip latihan ROM ah
5) Jenis-jenis ROM
n /le
6) Gerakan ROM
i afl
t et,
PP
T,
la
pt
op
da
n
L
C
D
1 1. Memberi kesempatan kepada Berta C
0 peserta untuk bertanya nya dan er
2. Menanyakan kembali kepada
menjawab a
peserta tentang materi yang sudah di
m pertanyaan m
jelaskan.
e yang ah
n diajukan. da
i n
t ta
ny
a
ja
wa
b
5 1. Menyimpulkan materi 1. M C
penyuluhan yang telah disampaikan endengark er
2. Menyampaikan terimakasih
m an a
atas perhatian dan waktu yang telah di
e 2. M m
berikan kepada peserta
n enjawabsal ah
3. Mengucapkan salam
i am
t
G. Evaluasi :
1. Evaluasi Struktur
- Kesiapan mahasiswa memberi materi penyuluhan
- Media dan alat memadai
- Pasien dan keluarga pasien berkumpul di ruang penyuluhan
2. Evaluasi proses
- Kesiapan penyuluhan dilakukan sesuai jadwal yang direncanakan
- Mahasiswa berperan aktif selama proses penyuluhan
- Tidak ada pasien atau anggota keluarga yang meninggalkan tempat
saat penyuluhan
- Keluarga pasien dan pasien mengajukan pertanyaan dan menjawab
pertanyaan dengan benar.
3. Evaluasi Hasil
- Setelah mengikuti penyuluhan maka pasien dan keluarga pasien di
ruang 26 stroke unit mengerti tentang:
a) Pengertian ROM
b) Tujuan ROM
c) Manfaat ROM
d) Prinsip latihan ROM
e) Jenis-jenis ROM
f) Gerakan ROM
- Seluruh keluarga pasien ruang 26 stroke unit hadir dalam kegiatan
penyuluhan.
- Penyaji/ pemberi penyuluhan dapat menjalankan tugas sesuai dengan
kewajibanya.
- Peserta mampu mengikuti jalanya penyuluhan dengan baik dan
antusias.

Lampiran Materi

A. Pengertian Rom (Range Of Motion)


ROM ( Range of Motion) adalah jumlah maksimum gerakan yang mungkin
dilakukan sendi pada salah satu dari tiga potongan tubuh, yaitu sagital,
transversal, dan frontal. Potongan sagital adalah garis yang melewati tubuh dari
depan ke belakang, membagi tubuh menjadi bagian kiri dan kanan. Potongan
frontal melewati tubuh dari sisi ke sisi dan membagi tubuh menjadi bagian depan
ke belakang. Potongan transversal adalah garis horizontal yang membagi tubuh
menjadi bagian atas dan bawah.
Mobilisasi sendi disetiap potongan dibatasi oleh ligamen, otot, dan
konstruksi sendi. Beberapa gerakan sendi adalah spesifik untuk setiap potongan.
Pada potongan sagital, gerakannya adalah fleksi dan ekstensi (jari-jari tangan dan
siku) dan hiperekstensi (pinggul). Pada potongan frontal, gerakannya adalah
abduksi dan adduksi (lengan dan tungkai) dan eversi dan inversi (kaki). Pada
potongan transversal, gerakannya adalah pronasi dan supinasi (tangan), rotasi
internal dan eksternal (lutut), dan dorsifleksi dan plantarfleksi (kaki).
Ketika mengkaji rentang gerak, perawat menanyakan pertanyaan dan
mengobservasi dalam mengumpulkan data tentang kekakuan sendi,
pembengkakan, nyeri, keterbatasan gerak, dan gerakan yang tidak sama. Klien
yang memiliki keterbatasan mobilisasi sendi karena penyakit, ketidakmampuan,
atau trauma membutuhkan latihan sendi untuk mengurangi bahaya imobilisasi.
Latihan tersebut dilakukan oleh perawat yaitu latihan rentang gerak pasif. Perawat
menggunakan setiap sendi yang sakit melalui rentang gerak penuh.
Gerakan dapat dilihat sebagai tulang yang digerakkan oleh otot ataupun gaya
eksternal lain dalam ruang geraknya melalui persendian. Bila terjadi gerakan,
maka seluruh struktur yang terdapat pada persendian tersebut akan terpengaruh,
yaitu: otot, permukaan sendi, kapsul sendi, fasia, pembuluh darah dan saraf.
Pengertian ROM lainnya adalah latihan gerakan sendi yang memungkinkan
terjadinya kontraksi dan pergerakan otot, dimana klien menggerakan masing-
masing persendiannya sesuai gerakan normal baik secara aktif ataupun pasif.
Latihan range of motion (ROM) adalah latihan yang dilakukan untuk
mempertahankan atau memperbaiki tingkat kesempurnaan kemampuan
menggerakan persendian secara normal dan lengkap untuk meningkatkan massa
otot dan tonus otot (Potter & Perry, 2005).

B. TUJUAN ROM (Range Of Motion)


Adapun tujuan dari ROM (Range Of Motion), yaitu :
1. Meningkatkan atau mempertahankan fleksibiltas dan kekuatan otot
2. Mempertahankan fungsi jantung dan pernapasan
3. Mencegah kekakuan pada sendi
4. Merangsang sirkulasi darah
5. Mencegah kelainan bentuk, kekakuan dan kontraktur.
C. MANFAAT ROM (Range Of Motion)
Adapun manfaat dari ROM (Range Of Motion), yaitu :
1. Menentukan nilai kemampuan sendi tulang dan otot dalam melakukan
pergerakan
2. Mengkaji tulang, sendi, dan otot
3. Mencegah terjadinya kekakuan sendi
4. Memperlancar sirkulasi darah
5. Memperbaiki tonus otot
6. Meningkatkan mobilisasi sendi
7. Memperbaiki toleransi otot untuk latihan

D. PRINSIP LATIHAN ROM (Range Of Motion)


Adapun prinsip latihan ROM (Range Of Motion), diantaranya :
1. ROM harus diulang sekitar 8 kali dan dikerjakan minimal 2 kali sehari
2. ROM di lakukan berlahan dan hati-hati sehingga tidak melelahkan pasien.
3. Dalam merencanakan program latihan ROM, perhatikan umur pasien,
diagnosa, tanda-tanda vital dan lamanya tirah baring.
4. Bagian-bagian tubuh yang dapat di lakukan latihan ROM adalah leher, jari,
lengan, siku, bahu, tumit, kaki, dan pergelangan kaki.
5. ROM dapat di lakukan pada semua persendian atau hanya pada bagian-
bagian yang di curigai mengalami proses penyakit.
6. Melakukan ROM harus sesuai waktunya. Misalnya setelah mandi atau
perawatan rutin telah di lakukan.

E. JENIS - JENIS ROM (Range Of Motion)


ROM dibedakan menjadi dua jenis, yaitu :
1. ROM Aktif
ROM Aktif yaitu gerakan yang dilakukan oleh seseorang (pasien)
dengan menggunakan energi sendiri. Perawat memberikan motivasi, dan
membimbing klien dalam melaksanakan pergerakan sendiri secara mandiri
sesuai dengan rentang gerak sendi normal (klien aktif). Keuatan otot 75 %.
Hal ini untuk melatih kelenturan dan kekuatan otot serta sendi
dengan cara menggunakan otot-ototnya secara aktif. Sendi yang
digerakkan pada ROM aktif adalah sendi di seluruh tubuh dari kepala
sampai ujung jari kaki oleh klien sendri secara aktif.
2. ROM Pasif
ROM Pasif yaitu energi yang dikeluarkan untuk latihan berasal dari
orang lain (perawat) atau alat mekanik. Perawat melakukan gerakan
persendian klien sesuai dengan rentang gerak yang normal (klien pasif).
Kekuatan otot 50 %.
Indikasi latihan pasif adalah pasien semikoma dan tidak sadar,
pasien dengan keterbatasan mobilisasi tidak mampu melakukan beberapa
atau semua latihan rentang gerak dengan mandiri, pasien tirah baring total
atau pasien dengan paralisis ekstermitas total (suratun, dkk, 2008).
Rentang gerak pasif ini berguna untuk menjaga kelenturan otot-
otot dan persendian dengan menggerakkan otot orang lain secara pasif
misalnya perawat mengangkat dan menggerakkan kaki pasien. Sendi yang
digerakkan pada ROM pasif adalah seluruh persendian tubuh atau hanya
pada ekstremitas yang terganggu dan klien tidak mampu melaksanakannya
secara mandiri.

1.2 Macam-macam Gerakan ROM


Ada berbagai macam gerakan ROM, yaitu :
1. Fleksi, yaitu berkurangnya sudut persendian.
2. Ekstensi, yaitu bertambahnya sudut persendian.
3. Hiperekstensi, yaitu ekstensi lebih lanjut.
4. Abduksi, yaitu gerakan menjauhi dari garis tengah tubuh.
5. Adduksi, yaitu gerakan mendekati garis tengah tubuh.
6. Rotasi, yaitu gerakan memutari pusat dari tulang.
7. Eversi, yaitu perputaran bagian telapak kaki ke bagian luar, bergerak
membentuk sudut persendian.
8. Inversi, yaitu putaran bagian telapak kaki ke bagian dalam bergerak membentuk
sudut persendian.
9. Pronasi, yaitu pergerakan telapak tangan dimana permukaan tangan bergerak ke
bawah.
10. Supinasi, yaitu pergerakan telapak tangan dimana permukaan tangan bergerak ke
atas.
11. Oposisi, yaitu gerakan menyentuhkan ibu jari ke setiap jari-jari tangan pada
tangan yang sama.

Menurut Potter & Perry, (2005), ROM terdiri dari gerakan pada
persendian sebaga berikut :
1. Leher, Spina, Serfikal
Gerakan Penjelasan Rentang
Fleksi Menggerakan dagu menempel ke dada, rentang 45
Ekstensi Mengembalikan kepala ke posisi tegak, rentang 45
Hiperektensi Menekuk kepala ke belakang sejauh rentang 40-45
mungkin,
Fleksi lateral Memiringkan kepala sejauh mungkin rentang 40-45
sejauh mungkin kearah setiap bahu,
Rotasi Memutar kepala sejauh mungkin dalam rentang 180
gerakan sirkuler,
2. Bahu
Gerakan Penjelasan Rentang
Fleksi Menaikan lengan dari posisi di samping rentang 180
tubuh ke depan ke posisi di atas kepala,
Ekstensi Mengembalikan lengan ke posisi di rentang 180
samping tubuh,
Hiperektensi Mengerkan lengan kebelakang tubuh, rentang 45-60
siku tetap lurus,
Abduksi Menaikan lengan ke posisi samping di rentang 180
atas kepala dengan telapak tangan jauh
dari kepala,
Adduksi Menurunkan lengan ke samping dan rentang 320
menyilang tubuh sejauh mungkin,
Rotasi dalam Dengan siku pleksi, memutar bahu rentang 90
dengan menggerakan lengan sampai ibu
jari menghadap ke dalam dan ke
belakang,
Rotasi luar Dengan siku fleksi, menggerakan rentang 90
lengan sampai ibu jari ke atas dan
samping kepala,
Sirkumduksi Menggerakan lengan dengan lingkaran rentang 360
penuh,
3. Siku
Gerakan Penjelasan Rentang
Fleksi Menggerakkan siku sehingga lengan rentang 150
bahu bergerak ke depan sendi bahu dan
tangan sejajar bahu,
Ektensi Meluruskan siku dengan menurunkan rentang 150
tangan,

4. Lengan bawah
Gerakan Penjelasan Rentang
Supinasi Memutar lengan bawah dan tangan rentang 70-90
sehingga telapak tangan menghadap ke
atas,
Pronasi Memutar lengan bawah sehingga rentang 70-90
telapak tangan menghadap ke bawah,
5. Pergelangan tangan
Gerakan Penjelasan Rentang
Fleksi Menggerakan telapak tangan ke sisi rentang 80-90
bagian dalam lengan bawah,
Ekstensi Mengerakan jari-jari tangan sehingga rentang 80-90
jari-jari, tangan, lengan bawah berada
dalam arah yang sama,
Hiperekstensi Membawa permukaan tangan dorsal ke rentang 89-90
belakang sejauh mungkin,
Abduksi Menekuk pergelangan tangan miring ke rentang 30
ibu jari,
Adduksi Menekuk pergelangan tangan miring ke rentang 30-50
arah lima jari,

6. Jari- jari tangan


Gerakan Penjelasan Rentang
Fleksi Membuat genggaman, rentang 90
Ekstensi Meluruskan jari-jari tangan, rentang 90
Hiperekstensi Menggerakan jari-jari tangan ke rentang 30-60
belakang sejauh mungkin,
Abduksi Mereggangkan jari-jari tangan yang rentang 30
satu dengan yang lain,
Adduksi Merapatkan kembali jari-jari tangan, rentang 30
7 Ibu jari
Gerakan Penjelasan Rentang
Fleksi Mengerakan ibu jari menyilang rentang 90
permukaan telapak tangan,
Ekstensi menggerakan ibu jari lurus menjauh rentang 90
dari tangan,
Abduksi Menjauhkan ibu jari ke samping, rentang 30
Adduksi Mengerakan ibu jari ke depan tangan, rentang 30
Oposisi Menyentuhkan ibu jari ke setiap jari-jari
-
tangan pada tangan yang sama.

8. Pinggul
Gerakan Penjelasan Rentang
Fleksi Mengerakan tungkai ke depan dan rentang 90-120
atas,
Ekstensi Menggerakan kembali ke samping rentang 90-120
tungkai yang lain,
Hiperekstensi Mengerakan tungkai ke belakang rentang 30-50
tubuh,
Abduksi Menggerakan tungkai ke samping rentang 30-50
menjauhi tubuh,
Adduksi Mengerakan tungkai kembali ke
posisi media dan melebihi jika rentang 30-50
mungkin,
Rotasi Memutar kaki dan tungkai ke arah
rentang 90
dalam tungkai lain,
Rotasi luar Memutar kaki dan tungkai menjauhi
rentang 90
tungkai lain.
Sirkumduksi Menggerakan tungkai melingkar -
9. Lutut
Gerakan Penjelasan Rentang
Fleksi Mengerakan tumit ke arah belakang rentang 120-130
paha,
Ekstensi Mengembalikan tungkai kelantai, rentang 120-130

10. Mata kaki


Gerakan Penjelasan Rentang
Dorsifleksi Menggerakan kaki sehingga jari-jari rentang 20-30
kaki menekuk ke atas,
Plantarfleksi Menggerakan kaki sehingga jari-jari rentang 45-50
kaki menekuk ke bawah,

11. Kaki
Gerakan Penjelasan Rentang
Inversi Memutar telapak kaki ke samping rentang 10
dalam,
Eversi Memutar telapak kaki ke samping rentang 10
luar,
12. Jari-Jari Kaki
Gerakan Penjelasan Rentang
Fleksi Menekukkan jari-jari kaki ke bawah, rentang 30-60
Ekstensi Meluruskan jari-jari kaki, rentang 30-60
Abduksi Menggerakan jari-jari kaki satu rentang 15
dengan yang lain,
Adduksi Merapatkan kembali bersama-sama, rentang 15
Daftar Pustaka

Mawarti, H., & Farid. (2012). Pengaruh latihan ROM (Range Of Motion) pasif
terhadap peningkatan kekuatan otot pada pasien stroke dengan
hemiparase. http://www.journal.unipdu.ac.id/index.php/eduhealth/article/
diunduh tanggal 29 Agustus 2017.

Potter, P.A, Perry, A.G. Buku Ajar Fundamental Keperawatan : Konsep, Proses,
dan Praktik. Edisi 4.Volume 2. Alih Bahasa : Renata Komalasari, dkk.
Jakarta : EGC. 2005.

Reese , Nancy Berryman, William D. Bandy, Ph.D. 2009. Joint Range of Motion
and Muscle Length Testing.

Anda mungkin juga menyukai