Anda di halaman 1dari 12

PRAKTIKUM

MATA KULIAH GELOMBANG

Modul 1
GELOMBANG BERDIRI TRANSVERSAL PADA TALI

DEPARTEMEN TEKNIK INSTRUMENTASI


FAKULTAS VOKASI

INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER

MODUL 1 PRAKTIKUM GELOMBANG


2018

2
MODUL PERCOBAAN (P1)
MATA KULIAH GELOMBANG
GELOMBANG BERDIRI TRANVERSAL PADA TALI

A. CAPAIAN PEMBELAJARAN LULUSAN YANG DIBEBANKAN MATA


KULIAH
1. Menguasai konsep teoritis besaran-besaran fisis dalam penerapannya pada bidang
instrumentasi (P1),
2. Menguasai konsep matematika, pengetahuan dasar dan keteknikan (P2),
3. Menguasai teknik dasar instrumentasi untuk pengembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi (P4).

B. CAPAIAN PEMBELAJARAN MATA KULIAH


1. Mahasiswa mampu menjelaskan konsep dasar gelombang,
2. Mahasiswa mampu memahami jenis-jenis gelombang dan parameternya.

C. TUJUAN PERCOBAAN
Tujuan dari praktikum ini di antaranya adalah sebagai berikut:
1. Mengetahui konsep terjadinya gelombang berdiri.
2. Mengetahui pengaruh tegangan tali terhadap panjang gelombang yang
ditimbulkan.
3. Mengetahui pengaruh rapat massa dari media perambatan gelombang terhadap
panjang gelombang yang ditimbulkan.

D. DASAR TEORI
Gelombang merambat di sepanjang suatu medium dan sampai ke batas medium dan
sampai ke batas medium gelombang tersebut akan dipantulkan . bila gelombang datang itu
terus ada , gelombang pantul pun terus ada. Kedua gelombang ‘bersilangan’ pada medium.
Terjadilah saling pengaruhi (interferensi) di antara gelombang datang dan gelombang
pantul.
Bila kondisi memungkinkan, interferensi itu akan menghasilkan gelombang yang
disebut gelombang berdiri, atau gelombang stasioner. Gelombang berdiri memiliki ciri
adanya titik-titik yang tidak bergetar (yang disebut perut). Untuk gelombang berdiri
tranversal yang merambat pada seutas tali , bentuk gelombang berdiri itu kira-kira seperti
gambar dibawah
1
Jarak antara dua simpul berturutan sama dengan setengah panjang-gelombang ( λ ).
2
Jarak antara tiga simpul berturutan sama dengan λ. Begitu pula jarak antarperut (Gambar
1.1).

1
Pada saat ini hubungan antara panjang-gelombang (λ ¿, cepat rambat (v) dan frekuensi
(f) atau periode (T) adalah sebagai berikut :
v = λ . f ………………………………………………………………………….(1.1)
dan
λ=v . T …………………………………………………………………………(1.2)

Bila seutas tali dengan tegangan tertentu digetarkan secara terus menerus maka akan terlihat
suatu bentuk gelombang yang arah getarnya tegak lurus dengan arah rambat gelombang,
gelombang ini dinamakan gelombang transversal. Jika kedua ujungnya tertutup, gelombang
pada tali itu akan terpantul-pantul dan dapat menghasilkan gelombang stasioner yang tampak
berupa simpul dan perut gelombang. Jika tali yang panjangnya l, dibentangkan dan diberi
beban lewat katrol seperti gambar diatas, serta ujung lainnya digetarkan terus menerus, maka
pada tali akan terbentuk gelombang transversal yang stasioner (diam). Percobaan ini pertama
kali dilakukan oleh Melde untuk menentukan cepat rambat gelombang transversal pada tali.

1.3
dengan

v : cepat rambat gelombang


µ : rapat massa tali
F : gaya tegang tali yang setara dengan gaya berat beban
l : panjang tali
m : massa tali

2
Gunakan hubungan ini untuk menganalisis data hasil pengamatan. Dalam praktik,
panjang-gelombang λ dapat diamati sedangkan massa beban mb, massa tali m, panjang tali l
diketahui, ,sehingga cepat rambat dapat dihitung.
Pada percobaan ini amati terjadinya gelombang berdiri pada seutas benang/tali yang
direntangkan. Dari pengamatan itu temukan beberapa persyaratan yang diperlukan agar
gelombang berdiri dapat terjadi pada tali tersebut. Agar gelombang dapat terjadi pada seutas
tali, tali harus direntangkan. Tali harus dalam keadaan tegang. Salah satu ujung tali
digetarkan, sedangkan ujungnya yang lain dibuat tetap (tidak dapat bergerak/bergetar).
Keadaan ini sama dengan keadaan dawai (senar) pada gitar atau biola. Getaran dawai akan
ditinjau lagi nanti.
Amati gejala serupa (terjadinya gelombang berdiri transversal) pada benda yang
ujungnya tidak dibuat tetap, atau ujung bebas. Tali tidak dapat dibuat seperti itu. Sebab tali
lemas, tidak tegar. Akan digunakan sepotong lidi, atau kawat yang sesuai.
Sumber getaran di dapat dari penggerakan senar, yang dilakukan secara manual
menggunakan tangan.

E. Alat dan Bahan Percobaan


Nama Alat/Bahan Jumlah
Tali nilon 1 jenis
Katrol meja 1 buah
Klem G, Statif 1 buah
Beban 1 set
Penggaris 1 buah
Timbangan digital 1 buah

F. PROSEDUR PERCOBAAN
1. Letakkan katrol di pinggir meja
2. Ikatkan ujung benang ke batang (statif)
3. Rentangkan benang ke ujung meja, lewatkan melalui alur katrol meja, dan gantungi
dengan beban.
4. Atur letak batang statif sedemikian agar panjang benang di atas meja memilik panjang
tertentu .
5. Hitung besar tegangan pada tali dengan persamaan F=m b . g
6. Ukur panjang benang dari batang hingga katrol dan catat hasilnya pada tabel.
7. Getarkan tali agar menimbulkan gelombang.
8. Amati terbentuk atau tidak terbentuknya gelombang berdiri pada tali
9. Amati gelombang menggunakan kertas millimeter block sebagai media pengukur
panjang gelombang yang timbul.
10. Ubah beban dengan 3 variasi yang berbeda, (misalnya 100 gr, 200 gr 400 gr).
11. Ulangi langkah diatas dengan panjang tali yang berbeda.

G. TABEL PENGAMATAN
No Panjang Beban Gaya A λ f v Pers gelombang

3
(m) Tegang
Tali
1 1,0 m

2 1,5 m

4
PRAKTIKUM
MATA KULIAH GELOMBANG

Modul 2
GELOMBANG BUNYI

DEPARTEMEN TEKNIK INSTRUMENTASI


FAKULTAS VOKASI

INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER

MODUL 1 PRAKTIKUM GELOMBANG


2018

6
MODUL PERCOBAAN (P2)
MATA KULIAH GELOMBANG
GELOMBANG BUNYI

A. CAPAIAN PEMBELAJARAN LULUSAN YANG DIBEBANKAN MATA


KULIAH
1. Menguasai konsep teoritis besaran-besaran fisis dalam penerapannya pada bidang
instrumentasi (P1),
2. Menguasai konsep matematika, pengetahuan dasar dan keteknikan (P2),
3. Menguasai teknik dasar instrumentasi untuk pengembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi (P4).

B. CAPAIAN PEMBELAJARAN MATA KULIAH


1. Mahasiswa mampu menjelaskan konsep dasar gelombang,
2. Mahasiswa mampu memahami jenis-jenis gelombang dan parameternya.
3. Mahasiswa mampu memahami interaksi gelombang bunyi.

C. TUJUAN PERCOBAAN
Tujuan dari praktikum ini di antaranya adalah mengetahui letak node dan anti-
node yang dihasilkan oleh interaksi gelombang bunyi.
D. Dasar Teori

Harmonik biasanya mengacu terhadap suatu frekuensi dari gelombang yang


jumlahnya sebanyak n gelombang (f n). Frekuensi ke – n memiliki nilai kelipatan frekuensi
dasar atau juga dapat dikatakan frekuensi resonansi pertama (f 1). Didalam kehidupan
nyata pemanfaatan frekuensi gelombang banyak diterapkan pada alat musik. Suara atau
bunyi yang dihasilkan dari instrument music dapat berisi beberapa kelompok gelombng
dengan frekuensi yang berbeda-beda. Kelompok dari frekuansi ini disebut dengan
harmonic sederhana. 
Harmonik sederhana dibahas dalam konsep gelombang stasioner. Karakteristik gelombang
stationer yakni adanya titik simpul (Node disimbolkan N) dan titik perut (Antinode disimbolkan
dengan A). Untuk gelombang suara yang dihasilkan didalam sebuah tabung, titik simpul mengacu
kepada daerah yang memiliki nilai perpindahan partikel udara yang minimum yaitu nol.
Sedangkan titik perut (antinode) mengacu kepada daerah yang memiliki partikel udara yang
maksimal. Jarak antara dua titik simpul dan perut berturutan setara dengan setengah panjang
gelombang ½ λ. Panjang gelombang (I) suara adalah jarak di antara daerah kompresi yang
berurutan  dalam perabatanya. Gelombang stasioner dapat diproduksi dalam tabung resonansi dan
juga  tali. Gelombang stasioner yang dihasilkan akan mentransfer energi ke partikel udara
lingkungan menyebabkan perambatan suara sampai ke pendengaran kita.

Alat dan bahan


A.
No Nama Barang Jumlah
1 Speaker 2 set
2 Sound Level Meter 1 set
3 Meteran 1 set
4 Online Tone Generator 1
(Leptop)
5 Ear Muff / Ear Plug

B. Prosedur percobaan

1. Siapkan alat dan bahan sesuai dengan yang teretera pada modul.
2. Posisikan speaker seperti pada gambar hingga jarak antara dinding dengan speaker (A) 3/4
meter panjang ruangan.
3. Nyalakan speaker dan bangkitkan gelombang bunyi dengan menggunakan online tone
generator (http://www.szynalski.com/tone-generator/) dari leptop.
4. Frekuensi di atur dengan range 300 Hz – 1300 Hz.

2
5. Volume speaker diatur pada 100%, Volume leptop 100% dan volume pada online tone
generator di atur sampai dimana dB dapat di ukur oleh SLM.
6. Hitung panjang gelombang bunyi yang dihasilkan dengan mengasumsikan cepat rambat
gelombang bunyi di udara sebesar 340 m/s.
7. Ukur dan catat nilai level bunyi di sejumlah titik dengan interval pengukuran dengan jarak 50
cm (B) tiap titik sampling (C).
8. Plot data yang telah didapatkan dalam bentuk grafik untuk mengetahui node dan antinode.
9. Ulangi langkah diatas dengan 4 nilai frekuensi yang berbeda.

A
DINDING

C C C
B
Speaker
C. pengamatan
Panjang
Level Bunyi
No Frekuensi (Hz) Gelombang (m) Jarak (m)
(dB)

ex 300 Hz 0,05 m (50 cm) 82


1

3
4

Anda mungkin juga menyukai