GELOMBANG MEKANIK
Anggota Kelompok F :
1. Nabil Aly Muzaffar ( 022200027 )
2. Nabila Putri Ryanni ( 022200028 )
3. Nadira Vasya Salsabila ( 022200029 )
4. Pramudiharjo Indra Prasojo ( 022200030 )
5. Prita Widiani ( 022200031 )
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
A. Hukum Melde: Gelombang Berdiri pada tali
1. Dapat memahami peristiwa resonansi pada gelombang tali
2. Dapat menentukan kecepatan gelombang berdiri pada tali
3. Dapat memahami hubungan antara frekuensi dan panjang gelombang
B. Tabung Resonansi
1. Dapat menentukan frekuensi resonansi untuk berbagai panjang tabung
2. Dapat mengetahui hubungan antara frekuensi resonansi dan panjang tabung
3. Dapat menentukan deret harmonik frekuensi resonansi tabung tertutup
4. Dapat menjelaskan syarat terjadinya gelombang berdiri pada tabung tertutup
1.4 Manfaat
A. Hukum Melde: Gelombang Berdiri pada Tali
1. Untuk memahami peristiwa resonansi pada gelombang tali
2. Untuk menentukan kecepatan gelombang berdiri pada tali
3. Untuk memahami hubungan antara ferkuensi dan panjang gelombang
B. Tabung Resonansi
1. Untuk mengetahui frekuensi resonansi berbagai panjang tabung
2. Untuk mengetahui hubungan antara frekuensi resonansi dan panjang tabung
3. Untuk menentukan deret harmonik frekuensi resonansi tabung tertutup
4. Untuk dapat menjelaskan syarat terjadinya gelombang berdiri pada tabung tertutup
BAB II
DASAR TEORI
A. Tabung Resonansi
Resonansi adalah peristiwa ikut bergetarnya suatu benda karena ada benda lain
yang bergetar dan memiliki frekuensi yang sama atau kelipatan bilangan bulat dari
frekuensi itu. Resonansi sangat penting di dalam dunia musik. Dawai tidak dapat
menghasilkan nada yang nyaring tanpa adanya kotak resonansi. Pada gitar terdapat
kotak atau ruang udara tempat udara ikut bergetar apabila senar gitar dipetik. Udara di
dalam kotak ini bergerak dengan frekuensi yang sama dengan yang dihasilkan oleh
senar gitar, peristiwa ini disebut dengan resonansi, resonansi menghasilkan pola
gelombang stasioner yang terdiri atas perut dan simpul gelombang dengan panjang
gelombang tertentu. Pada saat gelombang berdiri terjadi pada senar maka senar akan
bergetar pada tempatnya. Pada saat frekuensinya sama denga frekuensi resonansi, hanya
diperlukan sedikit usaha untuk menghasilakan amplitudio besar. Hal inilah yang terjadi
pada senar yang dipetik
Udara yang mengisi tabung gamelan juga akan ikut bergetar jika lempengan
logam pada gamelan tersebut dipukul. Tanpa adanya tabung kolom udara di bawah
lempengan logamnya, Anda tidak dapat mendengar nyaringnya bunyi gamelan tersebut.
Resonansi juga dipahami untuk mengukur kecepatan perambatan bunyi di udara. Bila
suatu suatu sumber bunyi bergetar di atas mulut tabung resonansi, pada panjang kolom
udara tertentu dapat didengar dengung sangat keras, ini berarti terjadi resonansi bunyi.
Saat itu dalam tabung resonansi terjadi gelombang longitudinal stasioner. Pada
permukaan air terdapat simpul gelombang dan pada mulut tabung terdapat perut
gelombang.
𝑣 𝑣
𝑓𝑛 = 𝜆𝑛 = 𝑛 2𝐿 (𝑛 = 1,2,3, … )...................................(1)
Keterangan :
Harga n= 1 bersesuaian dengan frekuensi nada dasar atau harmonik ke.1
Harga n= 2 bersesuaian dengan frekuensi harmonik kedua dan seterusnya.
Pipa organa tertutup merupakan pipa organa yang salah satu ujungnya tertutup.
Pipa organa mempunyai satu titik simpu dan satu titik perut yang berjarak sebesar 𝜆 /4.
Apabila, jarak simpul ke perut adalah L, maka L= 𝜆 /4 atau 𝜆 = 4L. Frekuensi nada dasar
f1 dapat diperoleh berdasarkan hubungan f= v/ 𝜆.
Pada tabung tertutup dapat terjadi gelombang berdiri. Gelombang beridri dapat
terjadi ketika dua buah gelombang menjalar saling berlawanan dengan panjang 𝜆,
frekuensi f, dan amplitudo A yang sama. Dua gelombang yang menjalar tersebut akan
berinterferensi menghasilkan gelombang berdiri yang berosilasi antara amplitudo besar
(ketika dua gelombang sefasa) dan amplitudo nol (saat dua gelombang tidak sefasa)
seperti yang ditunjukkan oleh Gambar 1.
Salah satu cara menghasilkan dua gelombang yang identik adalah dengan
memantulkan gelombang datang dari sumber bunyi ke suatu permukaan pemantul.
Gabungan dari gelombang datang dan gelomang pantul akan menghasilkan gelombang
beridiri seperti pada Gambar 2 yang memiliki amplitudo dan frekuensi yang sama.
Pada pipa organa tertutup memiliki tinggi nada lebih rendah satu oktaf dari
tinggi suara pipa organa terbuka yang sama panjangnya. Nada – nada atas yang ada
hanyalah nada – nada atas yang memberikan simpul pada ujung pipa yang tertutup dan
sebuah titik perut di ujung yang terbuka. Hal tersebut menunjukkan, nada harmonik
kedua, keempat, dan seterusnya tidak ada. Harmonik yang ada hanya harmonik yang
ganjil, yaitu harmonik pertama, ketiga, kelima, dan seterusnya.
𝑣 𝑣
𝑓𝑛 = 𝜆𝑛 = 𝑛 4𝐿 (𝑛 = 1,3,5, … )..........................................................(2)
Dengan didapatkannya nilai 𝜆 dari Persamaan (1) dan Persamaan (2), maka nilai cepat
rambat gelombang bunyi di udara (v) dapat kita hitung dengan menggunakan
Persamaan : 𝑣 = 𝑓. 𝜆
dimana:
𝑣 = cepat rambat bunyi di udara (m/s)
𝑓 = frekuensi garpu tala
𝜆 = panjang gelombang (m)
Keuntungan dan kerugian adanya resonansi Beberapa keuntungan adanya
resonansi bunyi adalah sebagai berikut :
• Pada telinga kita terdapat kolom udara yang disebut kanal pendengaran yang akan
memperkuat bunyi yang kita dengar.
• Adanya ruang resonansi pada gitar, biola, saron, kolintang, dan kentongan dapat
memperkeras bunyi alat-alat tersebut.
• Kantung udara yang dimiliki katak pohon dna katak sawah dapat memperkeras
bunyi yang dihasilkan.
Sedangkan contoh-contoh kerugian akibat resonansi antara lain :
• Suara tinggi seorang penyanyi dapat memecahkan gelas yang berbentuk
pialakarena gelas berresonansi.
• Dentuman bom atau mesin pesawat supersonik dapat memecahkan kaca-kaca
jendela bangunan.
• Bunyi yang terlalu kuat dapat memecahkan telinga kita.
• Pengaruh kecepatan angin pada sbeuah jembatan di Selat Tacoma, Amerika
Serikat,menghasilkan resonansi yang menyebabkan jembatan roboh.
B. Tali Bergetar
Gelombang adalah gerak bolak-balik suatu benda secara teratur di sekitar titik
kesetimbangan dan gelombang adalah getaran yang merambat. Didalam
perambatannya tidak diikuti oleh berpindahnya partikel-partikel perantaranya. Pada
hakikatnya, gelombang merupakan rambatan energi (energi getaran). Gelombang
dibedakan menjadi dua jenis menurut mediumnya. Yaitu gelombang elektromagnetik
dan gelombang mekanik. Gelombang elektromagnetik adalah gelombang yang
merambat tanpa melalui medium atau perantara contohnya adalah gelombang cahaya.
Sedangkan gelombang mekanik adalah gelombang yang merambat melalui suatu
medium atau perantara.
Terdapat dua jenis gelombang mekanik, berdasarkan arah gerakan partikel terhadap
arah perambatan gelombang, yaitu
a. Gelombang longitudinal adalah gelombang yang arah perambatannya searah dengan
arah getaran partikelnya. Contoh gelombang longitudinal adalah gelombang pada
pegas.
b. Gelombang transversal adalah gelombang yang arah perambatannya tegak lurus
dengan arah getaran partikelnya. Contoh gelombang transversal adalah gelombang
pada tali.
Jika tali digetarkan pada frekuensi tertentu dan dengan kondisi yang tepat, maka
akan terbetuk gelombang berdiri yang ditandai oleh adanya simpul dan perut seperti
pada Gambar 1.
𝑣 = 𝜆 × 𝑓.................................................(3)
Keterangan :
𝑇
𝑣 = √ .............................................(4)
𝜇
Dimana :
Melde menemukan bahwa cepat rambat gelombang pada tali sebanding dengan
akar dari gaya tegangan tali dan berbanding terbalik dengan akar modulus
elastisitas. Pada percobaan ini, akan digunakan prinsip Hukum Melde untuk
memahami prinsip gelombang pada tali, serta hubungan-hubungan dari setiap
besaran yang ada pada gelombang tali.
Jika pada seutas tali yang memiliki massa persatuan panjang dan kemudian
diberi tegangan dan salah satu ujungnya digerakkan dan ujung yang satunya
diikatkan pada benda yang tetap. Ujung tali yang digerakkan keatas ke bawah
dengan kecepatan konstan. Maka pada setiap bagian tali akan terlihat bergerak dan
gelombang terus merambat sepanjang tali dengan kecepatan konstan.
𝑓𝑛 = 𝑛 × 𝑓1 dengan n = 1, 2, 3, ........................................(4)
dengan frekuensi:
𝑇
𝑣 √𝜇
𝑓= = ....................................................................(5)
𝜆 𝜆
BAB III
METODE PENELITIAN
B. Tabung Resonansi
Persiapan Percobaan
1. Rangkai alat tabung resonansi seperti terlihat pada Gambar 1.
B. Tabung Resonansi
1.2 Pembahasan
A. Hukum Melde: Gelombang Berdiri pada Tali
Perubahan Tegangan Tali
1. Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan, terdapat beberapa faktor yang
memengaruhi cepat rambat gelombang pada tali. Faktor-faktor yang mempengaruhi
cepat rambat gelombang pada tali antara lain :
✓ Massa rapat linier tali yang digunakan (µ)
Massa rapat linier atau massa jenis dari tali yang digunakan pada
percobaan berbanding terbalik dengan cepat rambat gelombang yang dihasilkan,
semakin besar nilai µ maka semakin kecil cepat rambat gelombangnya,
begitupun sebaliknya.
✓ Massa beban yang digantungkan pada tali (m)
Massa beban yang digantungkan pada tali berbanding lurus dengan
tegangan pada tali tersebut. Semakin berat beban yang digantungkan, maka
semakin besar nilai tegangan dan semakin besar pula cepat rambat gelombang
pada tali tersebut, sehingga massa beban yang digantung dapat memengaruhi
(berbanding lurus) dengan cepat rambat gelombang pada tali.
✓ Panjang tali (L)
Panjang tali yang digunakan berpengaruh pada panjang gelombang dan
juga banyaknya gelombang yang dihasilkan. Panjang tali berbanding lurus
dengan panjang gelombang. Panjang gelombang berpengaruh pada cepat rambat
gelombang pada tali tersebut, sehingga panjang tali dapat memengaruhi cepat
rambat gelombang pada tali.
✓ Tegangan pada tali (F)
Tegangan pada tali berbanding lurus dengan cepat rambat pada tali.
Semakin besar tegangan pada tali yang digunakan, maka semakin besar pula
cepat rambat gelombangnya, begitupun sebaliknya.
✓ Luas Penampang Tali (A)
Luas penampang pada tali berbanding terbalik dengan cepat rambat
gelombang yang dihasilkan, semakin besar luas penampang tali maka semakin
kecil cepat rambat gelombangnya, begitupun sebaliknya.
✓ Frekuensi (f)
Frekuensi yang digunakan pada gelombang tali berbanding lurus dengan
cepat rambat pada tali. Semakin besar frekuensi yang dikenakan pada tali, maka
semakin besar pula cepat rambat gelombangnya, begitupun sebaliknya.
2. Dari percobaan yang telah dilakukan, tegangan tali terbukti berpengaruh terhadap
nilai panjang gelombang dan cepat rambat gelombang pada tali. Hubungan antara
tegangan tali dengan nilai panjang gelombang dan cepat rambat gelombang pada tali
adalah saling berbanding lurus. Gaya tegangan tali memengaruhi panjangnya
gelombang yang dihasilkan. Semakin besar nilai tegangan tali, maka semakin besar
juga panjang gelombangnya, begitupun sebaliknya. Selain itu, gaya tegangan tali
juga memengaruhi cepat rabat gelombang yang dihasilkan. Semakin besar nilai
tegangan tali, maka semakin besar juga cepat rambat gelombangnya, begitupun
sebaliknya. Hal tersebut menunjukkan bahwa data hasil percobaan yang telah
dilakukan mendukung rumus yang telah ada yakni :
𝐹.𝐿
v = √ 𝑚 = λ.f............................................................(6)
Keterangan :
v : cepat rambat gelombang (m/s)
F : Gaya tegangan tali (N)
L : Panjang tali (m)
M : Massa tali (kg)
λ : Panjang gelombang (m)
f : Frekuensi (Hz)
9 0,8 0,86
0,74 3,32 3,57
8 0,68 0,7 3,08
7 2,82 2,91
6
5 2,96 3,2 3,44
4 2,72 2,8
3
2
1
0
1 2 3 4 5
λ (m) 0,68 0,7 0,74 0,8 0,86
F (N) 2,82 2,91 3,08 3,32 3,57
V (m/s) 2,72 2,8 2,96 3,2 3,44
Gambar 4.1 Hubungan Antara Tegangan Tali, Cepat Rambat, dan Panjang
Gelombang pada Tali Putih
HUBUNGAN ANTARA V, F, DAN Λ
PADA TALI HITAM
F (N) V (m/s) λ (m)
10 1,32 1,4
1,14 1,16 1,22 5,6
4,88 5,28
8 4,56 4,64
6
4 1,68 1,79
1,45 1,48 1,56
2
0
1 2 3 4 5
λ (m) 1,14 1,16 1,22 1,32 1,4
V (m/s) 4,56 4,64 4,88 5,28 5,6
F (N) 1,45 1,48 1,56 1,68 1,79
Gambar 4.2 Hubungan Antara Tegangan Tali, Cepat Rambat, dan Panjang
Gelombang pada Tali Hitam
2. Berdasarkan data yang diperoleh dari percobaan yang telah dilakukan, frekuensi
berpengaruh terhadap banyaknya gelombang yang dihasilkan. Seperti yang kita
ketahui, satu gelombang penuh terdiri atas 2 perut (1 bukit dan 1 lembah) serta 3
simpul. Hubungan antara frekuensi dan jumlah gelombang yang dihasilkan adalah
berbanding lurus. Semakin besar frekuensi yang digunakan, maka semakin banyak
pula jumlah gelombang yang dihasilkan. Hal tersebut mendukung rumus frekuensi
pada umumnya yakni frekuensi didapatkan dari jumlah gelombang dibagi dengan
𝑛
waktu atau dapat dituliskan sebagai berikut : f = .
𝑡
Hubungan Antara F dengan λ
2 1,84
1,8
1,6
1,4 1,2
1,2 1,02
λ (m)
1 0,87
0,8 0,66
0,6
0,4
0,2
0
2 3 4 4,5 6
F(Hz)
1,4 1,25
1,2 1
1 0,86
0,8 0,59
0,6
0,4
0,2
0
2 3 4 4,5 6
F (Hz)
3. Berdasarkan data yang diperoleh dari percobaan yang telah dilakukan, terdapat
perbandingan antara frekuensi ke-2, ke-3, dan seterusnya terhadap frekuensi dasar.
Setelah melakukan analisa terhadap data hasil percobaan, frekuensi ke-2, ke-3 dan
seterusnya telah sesuai dengan teori yang ada. Dimana frekuensi pada gelombang
memengaruhi jarak simpul ke simpul, panjang gelombang, dan jumlah gelombang.
Frekuensi yang digunakan juga betingkat, mulai dari yang kecil hingga semakin
lama semakin besar.
4. Gelombang berdiri disebut juga sebagai gelombang stasioner atau gelombang
tegah. Pada percobaan yang telah dilakukan, diketahui bahwa gelombang berdiri
hanya terjadi pada frekuensi tertentu. Hal tersebut dsebabkan konsep gelombang
berdiri sendiri yang amplitudonya berubah-ubah, nilainya mulai dari nol hingga
mencapai nilai maksimum tertentu. Pada gelombang stasioner, ada titik-titik yang
kedua gelombang se-fase menghasilkan titik perut dengan amplitudo dua kali
amplitudo gelombang datang (2A). Pada gelombang stasioner, ada titik-titik yang
kedua gelombang berlawanan dengan fase yang menghasilkan titik simpul dengan
amplitudo nol (A=0). Dari kedua pernyataan tersebut, dapat dibuatkan bentuk
persamaan matematis yang dapat diperoleh tempat terbentuknya simpul dan perut
yang diukur dari ujung pemantulannya sebagai berikut :
B. Tabung Resonansi
1. Berdasarkan data yang telah diambil dari percobaan yang telah dilakukan, dapat
diketahui hubungan antara panjang tabung resonansi dengan frekuensi resonansinya
adalah berbanding terbalik. Semakin besar jarak pada tabung resonansinya maka
semakin kecil frekuensi resonansi yang dihasilkan. Begitupun sebaliknya, semakin
kecil jarak pada tabung resonansinya maka semakin besar frekuensi resonansi yang
dihasilkan. Hal ini sesuai dengan teori, dimana semakin besar ruang udara pada pipa
organa dan semakin kecil volume udara di dalamnya, maka panjang gelombang
yang dihasilkan juga semakin besar sedangkan frekuensinya semakin kecil. Hal
tersebut dapat dilihat pada persamaan di bawah ini :
Ln = (2n - 1).λ/4............................(7)
Keterangan :
λ = panjang gelombang (m)
L = panjang kolom udara (m)
n =1, 2, 3, ...
2. Tentukan deret apakah yang dibentuk oleh perbandingan antara frekuensi-frekuensi
atas dan frekuensi dasar tabung berdasarkan tabel! Apakah deret tersebut sesuai
dengan deret harmonik untuk resonansi tabung tertutup? Jelaskan!
Berdasarkan data pada tabel 4.4 frekuensi atas (4000Hz) dan frekuensi dasar
(3500Hz) deret nya berbanding terbalik karena semakin Panjang tabung maka
semakin kecil frekuensi resonansinya.
Berdasarkan data pada tabel 4.5 dari data yang didapatkan, deret yang harmonik
pada pipa organa tertutup tidak sesuai teori dikarenakan
𝑓0 : 𝑓1 : 𝑓2 : 𝑓3 : 𝑓4 : 𝑓5 =1;1,5;2;3;3,6;4,1. Dari data yang didapatkan deret tersebut tidak
sesuia dengan deret harmonik untuk resonansi tabung tertutup yaitu 1:3:5:7:9:11.
Hal ini dikarenakan dua faktor yaitu :
1. Kurangnya ketelitian praktikan dalam membaca alat pengukuran dan mendengar
bunyi.
2. Kurangnya keakuratan dari alat yang dipakai untuk melakukan praktikum.
BAB V
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil percobaan yang telah dilakukan dapat ditarik kesimpulan:
A. Percobaan Hukum Melde: Gelombang Berdiri pada Tali
1. Gelombang merambat dari satu medium ke medium lain yang perpindahan
rambatannya ke medium yang berlainan. Hal ini mengakibatkan perubahan cepat
rambat pada gelombang. Untuk menentukan cepat rambat gelombang berdiri pada tali
(dalam hal ini tali hitam dan putih), maka dapat digunakan persamaan 2 dan 3.
2. Berdasar percobaan perubahan tegangan tali (hitam dan putih) pada data diatas, maka
dapat disimpulkan bahwa percobaan ini telah sesuai dengan dasar teori yang ada.
3. Pada percobaan perubahan tegangan tali dapat diketahui bahwa cepat rambat
gelombang pada tali dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti tegangan tali (T), massa
per satuan panjang tali atau kerapatan tali (µ), panjang gelombang (𝜆), dan juga
frekuensi (f).
B. Percobaan Tabung Resonasi
1. Frekuensi resonansi berbanding terbalik dengan Panjang tabung, maka semakin
Panjang pipa maka semakin kecil nilai frekuensi resonasi yang dihasilkan.
DAFTAR PUSTAKA
Apa itu Panjang Gelombang? (2021, April 19). Retrieved from Kompas.com:
https://www.kompas.com/skola/read/2021/04/19/121500569/apa-itu-panjang-
gelombang-?page=all
Ayu Jati Puspitasari, M.Si, Ir. M. Khoiri, M.Eng, Dr. Sunarko, M.Si, Teguh Handoyo, Ph.D.
(2022). Petunjuk Praktikum Fisika Umum. Yogyakarta: Politeknik Teknologi Nuklir
Indonesia .
Muhammad Iqbal Syauqi, Imam Sucahyo. (2018). Pengembangan KIT Tabung Resonansi
Berbantuan Aplikasi Physics Toolbox Sensor Suite sebagai Media Pembelajaran
Gelombang Bunyi. Surabaya.
LAMPIRAN