Anda di halaman 1dari 29

LAPORAN PRATIKUM FISIKA UMUM

GELOMBANG MEKANIK

Anggota Kelompok F :
1. Nabil Aly Muzaffar ( 022200027 )
2. Nabila Putri Ryanni ( 022200028 )
3. Nadira Vasya Salsabila ( 022200029 )
4. Pramudiharjo Indra Prasojo ( 022200030 )
5. Prita Widiani ( 022200031 )

Dosen Pengampu : Teguh Handoyo, Ph.D

PRODI ELEKTRONIKA INSTRUMENTASI


SEMESTER GANJIL 2022/2023

POLITEKNIK TEKNOLOGI NUKLIR INDONESIA


BADAN RISET DAN INOVASI NASIONAL
YOGYAKARTA
2022
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Gelombang mekanik adalah sebuah gelombang yang dalam perambatannya
memerlukan medium. Contoh gelombang mekanik ialah gelombang bunyi yang merupakan
gelombang longitudinal (Sutrisno, 1979: 2). Dalam sub-bab Gelombang mekanik kali ini,
dibagi menjadi dua bagian. Yakni, Hukum Melde: Gelombang berdiri pada tali dan Tabung
Resonansi. Hukum Melde mempelajari tentang besaran-besaran yang mempengaruhi cepat
rambat gelombang transversal pada tali. Melalui percobaannya, Melde menemukan bahwa
cepat rambat gelombang pada dawai sebanding dengan akar gaya tegangan tali dan
berbanding terbalik dengan akar massa persatuan panjang dawai. Sedangkan tabung
resonansi yang dimana berupa dua buah tabung kaca yang dihubungkan dengan selang dan
menggunakan garpu tala sebagai sumber bunyinya. Resonansi bunyi ialah suatu peristiwa
ikut bergetarnya sistem fisis yang disebabkan dari getaran sistem fisis lain dengan tingkat
frekuensi tertentu. Untuk mempelajari lebih lanjut mengenai materi Gelombang Mekanik
yang telah di sampaikan, maka kami memutuskan untuk menganalisis lebih lanjut guna
dapat memahami dan menjelaskan lebih terperinci mengenai materi tersebut.

1.2 Rumusan Masalah


A. Hukum Melde : Gelombang Berdiri pada Tali
1. Bagaimana peristiwa resonansi pada gelombang tali?
2. Berapakah kecepatan gelombang pada tali?
3. Bagaimana hubungan antara frekuensi dan panjang gelombang?
B. Tabung Resonansi
1. Bagaimanakah frekuensi resonansi untuk berbagai panjang tabung?
2. Bagaimanakah hubungan antara frekuensi resonansi dan panjang tabung?
3. Bagaimanakah deret harmonik frekuensi resonansi tabung tertutup?
4. Bagaimana syarat terjadinya gelombang berdiri pada tabung tertutup?

1.3 Tujuan
A. Hukum Melde: Gelombang Berdiri pada tali
1. Dapat memahami peristiwa resonansi pada gelombang tali
2. Dapat menentukan kecepatan gelombang berdiri pada tali
3. Dapat memahami hubungan antara frekuensi dan panjang gelombang
B. Tabung Resonansi
1. Dapat menentukan frekuensi resonansi untuk berbagai panjang tabung
2. Dapat mengetahui hubungan antara frekuensi resonansi dan panjang tabung
3. Dapat menentukan deret harmonik frekuensi resonansi tabung tertutup
4. Dapat menjelaskan syarat terjadinya gelombang berdiri pada tabung tertutup

1.4 Manfaat
A. Hukum Melde: Gelombang Berdiri pada Tali
1. Untuk memahami peristiwa resonansi pada gelombang tali
2. Untuk menentukan kecepatan gelombang berdiri pada tali
3. Untuk memahami hubungan antara ferkuensi dan panjang gelombang
B. Tabung Resonansi
1. Untuk mengetahui frekuensi resonansi berbagai panjang tabung
2. Untuk mengetahui hubungan antara frekuensi resonansi dan panjang tabung
3. Untuk menentukan deret harmonik frekuensi resonansi tabung tertutup
4. Untuk dapat menjelaskan syarat terjadinya gelombang berdiri pada tabung tertutup
BAB II
DASAR TEORI

A. Tabung Resonansi
Resonansi adalah peristiwa ikut bergetarnya suatu benda karena ada benda lain
yang bergetar dan memiliki frekuensi yang sama atau kelipatan bilangan bulat dari
frekuensi itu. Resonansi sangat penting di dalam dunia musik. Dawai tidak dapat
menghasilkan nada yang nyaring tanpa adanya kotak resonansi. Pada gitar terdapat
kotak atau ruang udara tempat udara ikut bergetar apabila senar gitar dipetik. Udara di
dalam kotak ini bergerak dengan frekuensi yang sama dengan yang dihasilkan oleh
senar gitar, peristiwa ini disebut dengan resonansi, resonansi menghasilkan pola
gelombang stasioner yang terdiri atas perut dan simpul gelombang dengan panjang
gelombang tertentu. Pada saat gelombang berdiri terjadi pada senar maka senar akan
bergetar pada tempatnya. Pada saat frekuensinya sama denga frekuensi resonansi, hanya
diperlukan sedikit usaha untuk menghasilakan amplitudio besar. Hal inilah yang terjadi
pada senar yang dipetik
Udara yang mengisi tabung gamelan juga akan ikut bergetar jika lempengan
logam pada gamelan tersebut dipukul. Tanpa adanya tabung kolom udara di bawah
lempengan logamnya, Anda tidak dapat mendengar nyaringnya bunyi gamelan tersebut.
Resonansi juga dipahami untuk mengukur kecepatan perambatan bunyi di udara. Bila
suatu suatu sumber bunyi bergetar di atas mulut tabung resonansi, pada panjang kolom
udara tertentu dapat didengar dengung sangat keras, ini berarti terjadi resonansi bunyi.
Saat itu dalam tabung resonansi terjadi gelombang longitudinal stasioner. Pada
permukaan air terdapat simpul gelombang dan pada mulut tabung terdapat perut
gelombang.
𝑣 𝑣
𝑓𝑛 = 𝜆𝑛 = 𝑛 2𝐿 (𝑛 = 1,2,3, … )...................................(1)

Keterangan :
Harga n= 1 bersesuaian dengan frekuensi nada dasar atau harmonik ke.1
Harga n= 2 bersesuaian dengan frekuensi harmonik kedua dan seterusnya.
Pipa organa tertutup merupakan pipa organa yang salah satu ujungnya tertutup.
Pipa organa mempunyai satu titik simpu dan satu titik perut yang berjarak sebesar 𝜆 /4.
Apabila, jarak simpul ke perut adalah L, maka L= 𝜆 /4 atau 𝜆 = 4L. Frekuensi nada dasar
f1 dapat diperoleh berdasarkan hubungan f= v/ 𝜆.
Pada tabung tertutup dapat terjadi gelombang berdiri. Gelombang beridri dapat
terjadi ketika dua buah gelombang menjalar saling berlawanan dengan panjang 𝜆,
frekuensi f, dan amplitudo A yang sama. Dua gelombang yang menjalar tersebut akan
berinterferensi menghasilkan gelombang berdiri yang berosilasi antara amplitudo besar
(ketika dua gelombang sefasa) dan amplitudo nol (saat dua gelombang tidak sefasa)
seperti yang ditunjukkan oleh Gambar 1.

Gambar 2.1 Gelombang sefasa dan tak sefasa

Salah satu cara menghasilkan dua gelombang yang identik adalah dengan
memantulkan gelombang datang dari sumber bunyi ke suatu permukaan pemantul.
Gabungan dari gelombang datang dan gelomang pantul akan menghasilkan gelombang
beridiri seperti pada Gambar 2 yang memiliki amplitudo dan frekuensi yang sama.

Gambar 2.2 Gelombang berdiri

Pada pipa organa tertutup memiliki tinggi nada lebih rendah satu oktaf dari
tinggi suara pipa organa terbuka yang sama panjangnya. Nada – nada atas yang ada
hanyalah nada – nada atas yang memberikan simpul pada ujung pipa yang tertutup dan
sebuah titik perut di ujung yang terbuka. Hal tersebut menunjukkan, nada harmonik
kedua, keempat, dan seterusnya tidak ada. Harmonik yang ada hanya harmonik yang
ganjil, yaitu harmonik pertama, ketiga, kelima, dan seterusnya.
𝑣 𝑣
𝑓𝑛 = 𝜆𝑛 = 𝑛 4𝐿 (𝑛 = 1,3,5, … )..........................................................(2)

Dengan didapatkannya nilai 𝜆 dari Persamaan (1) dan Persamaan (2), maka nilai cepat
rambat gelombang bunyi di udara (v) dapat kita hitung dengan menggunakan
Persamaan : 𝑣 = 𝑓. 𝜆
dimana:
𝑣 = cepat rambat bunyi di udara (m/s)
𝑓 = frekuensi garpu tala
𝜆 = panjang gelombang (m)
Keuntungan dan kerugian adanya resonansi Beberapa keuntungan adanya
resonansi bunyi adalah sebagai berikut :
• Pada telinga kita terdapat kolom udara yang disebut kanal pendengaran yang akan
memperkuat bunyi yang kita dengar.
• Adanya ruang resonansi pada gitar, biola, saron, kolintang, dan kentongan dapat
memperkeras bunyi alat-alat tersebut.
• Kantung udara yang dimiliki katak pohon dna katak sawah dapat memperkeras
bunyi yang dihasilkan.
Sedangkan contoh-contoh kerugian akibat resonansi antara lain :
• Suara tinggi seorang penyanyi dapat memecahkan gelas yang berbentuk
pialakarena gelas berresonansi.
• Dentuman bom atau mesin pesawat supersonik dapat memecahkan kaca-kaca
jendela bangunan.
• Bunyi yang terlalu kuat dapat memecahkan telinga kita.
• Pengaruh kecepatan angin pada sbeuah jembatan di Selat Tacoma, Amerika
Serikat,menghasilkan resonansi yang menyebabkan jembatan roboh.

B. Tali Bergetar
Gelombang adalah gerak bolak-balik suatu benda secara teratur di sekitar titik
kesetimbangan dan gelombang adalah getaran yang merambat. Didalam
perambatannya tidak diikuti oleh berpindahnya partikel-partikel perantaranya. Pada
hakikatnya, gelombang merupakan rambatan energi (energi getaran). Gelombang
dibedakan menjadi dua jenis menurut mediumnya. Yaitu gelombang elektromagnetik
dan gelombang mekanik. Gelombang elektromagnetik adalah gelombang yang
merambat tanpa melalui medium atau perantara contohnya adalah gelombang cahaya.
Sedangkan gelombang mekanik adalah gelombang yang merambat melalui suatu
medium atau perantara.
Terdapat dua jenis gelombang mekanik, berdasarkan arah gerakan partikel terhadap
arah perambatan gelombang, yaitu
a. Gelombang longitudinal adalah gelombang yang arah perambatannya searah dengan
arah getaran partikelnya. Contoh gelombang longitudinal adalah gelombang pada
pegas.
b. Gelombang transversal adalah gelombang yang arah perambatannya tegak lurus
dengan arah getaran partikelnya. Contoh gelombang transversal adalah gelombang
pada tali.
Jika tali digetarkan pada frekuensi tertentu dan dengan kondisi yang tepat, maka
akan terbetuk gelombang berdiri yang ditandai oleh adanya simpul dan perut seperti
pada Gambar 1.

Gambar 1. Gelombang berdiri pada tali.

Perpindahan rambatannya ke medium yang berlainan ini akan


mengakibatkan perubahan kecepatan rambat. Cepat rambat gelombang yaitu jarak
yang ditempuh gelombang pada tiap satuan waktu.

Cepat rambat gelombang dirumuskan seperti berikut :

𝑣 = 𝜆 × 𝑓.................................................(3)

Keterangan :

𝑣 = cepat rabat gelombang (m/s)

𝜆 = panjang gelombang (m)


𝑓 = frekuensi gelombang (Hz)

Berkaitan dengan gelombang berdiri pada tali, terdapat percobaan yang


menyatakan hubungan antar tegangan tali, massa per satuan panjang tali, dan cepat
rambat gelombang pada tali tersebut yang dinamakan Hukum Melde. Jika tali
diikatkan salah satu ujungnya dan ujung satunya dihubungkan dengan sumber
bergetar, maka akan terbentuk pola gelombang yang bergantung pada frekuensi
pada frekuensi sumber. Rumus umum dari Hukum Melde adalah:

𝑇
𝑣 = √ .............................................(4)
𝜇

Dimana :

𝑇 = tegangan tali (N)


µ = massa per satuan panjang tali atau kerapatan tali (kg/m)

Melde menemukan bahwa cepat rambat gelombang pada tali sebanding dengan
akar dari gaya tegangan tali dan berbanding terbalik dengan akar modulus
elastisitas. Pada percobaan ini, akan digunakan prinsip Hukum Melde untuk
memahami prinsip gelombang pada tali, serta hubungan-hubungan dari setiap
besaran yang ada pada gelombang tali.

Jika pada seutas tali yang memiliki massa persatuan panjang dan kemudian
diberi tegangan dan salah satu ujungnya digerakkan dan ujung yang satunya
diikatkan pada benda yang tetap. Ujung tali yang digerakkan keatas ke bawah
dengan kecepatan konstan. Maka pada setiap bagian tali akan terlihat bergerak dan
gelombang terus merambat sepanjang tali dengan kecepatan konstan.

Hubungan teoritis antara frekuensi dasar (harmonik pertama) dan frekuensi


harmonik selanjutnya diberikan oleh persamaan berikut:

𝑓𝑛 = 𝑛 × 𝑓1 dengan n = 1, 2, 3, ........................................(4)

dengan frekuensi:

𝑇
𝑣 √𝜇
𝑓= = ....................................................................(5)
𝜆 𝜆
BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Alat dan Bahan


Berikut ini adalah alat dan bahan yang dibutuhkan di dalam percobaan ini:
Tabel 3.1 Alat Dan Bahan Untuk Percobaan Melde
No. Kode Nama Alat Jumlah
1. FAL 29 Pembangkit getaran 1
2. FME 43.01 Katrol meja plastik 1
3. FME 27.01 Beban bercelah dan penggantung 1
4. FAL 25 Generator frekuensi audio 1
5. FME 51.08/09 Tali nilon 1
6. KMS 15/305 Penggaris logam 50 cm 1
7. KAL 99/20-050 Kabel penghubung 50 cm, merah 1
8. KAL 99/10-050 Kabel penghubung 50 cm, hitam 1

Tabel 3.2 Alat Dan Bahan Untuk Percobaan Tabung Resonansi


No. Kode Nama Alat Jumlah
1. PWS 160 Tabung resonansi 1
2. FAL-25 Audio Generator 1
3. - Mikrofon Cadangan 1

3.2 Langkah Kerja


A. Pratikum Hukum Melde: Gelombang Berdiri pada Tali
Perubahan Tegangan Tali
1. Siapkan tali nilon dengan panjang tertentu (misal 50 cm), kemudian timbang masa tali
untuk menentukan massa per satuan panjang µ.
2. Pasang katrol di ujung meja
3. Rangkai batang, kaki, dan dasar statif sebagai penahan tali, kemudian letakkan di
belakang pembangkit getaran
4. Ikatkan salah satu ujung tali pada batang statif, kemudian lewatkan ujung lainnya pada
lubang pembangkit getaran dan katrol meja. Sejajarkan tinggi tali dengan tinggi katrol
meja
5. Gantungkan beban pada ujung tali yang melewati katrol sebagai pemberi tegangan.
6. Tahan posisi pembangkit getaran menggunakan klem G, kemudian pasang kabel
penghubung merah dan hitam pada steker seperti pada Gambar 1

Gambar 1. Rangkaian Alat Percobaan


1. Hubungkan pembangkit getaran dengan pembangkit frekuensi audio.
2. Nyalakan generator frekuensi audio, pilih skala tegangan keluaran dan atur
frekuensinya hingga berbentuk gelombang berdiri pada tali dengan titik simpul yang
jelas.
3. Ukur jarak dari simpul ke simpul terdekat (1⁄2 λ), kemudian hitung panjang
gelombangnya. Catat hasilnya pada Tabel A.
4. Variasikan beban sebanyak 5 kali, kemudian ukur panjang gelombang dari masing-
masing konfigurasi sesuai dengan banyak gelombang yang muncul.
5. Catat dan hitung data-data hasil percobaan menggunakan persamaan (2) pada Tabel
A.
6. Ulangi langkah percobaan untuk ketebalan tali yang berbeda (minimal 2 tebal tali
yang berbeda) dan catat hasilnya pada Tabel B.

Perubahan Frekuensi Getaran

1. Rangkai peralatan seperti pada percobaan sebelumnya Gambar 2. Gunakan beban


sebesar 150 gram.
2. Nyalakan generator frekuensi audio.
3. Atur frekuensi generator sehingga terbentuk gelombang stasioner/gelombang
berdiridengan titik simpul yang jelas yang teridri dari 2 simpul dan 1 perut seperti
Gambar 3.

Gambar 2. Setengah panjang gelombang


4. Pada frekuensi pertama diperolehnya gelombang berdiri, catat frekuensi tersebut
sebagai frekuensi dasar (frekuensi harmonik pertama).
5. Ukur jarak dari simpul ke simpul terdekat (1⁄2 λ). Catat hasilnya pada Tabel C.
6. Dengan tidak mengubah massa beban dan panjang tali, perbesar frekuensi generator
hingga terbentuk gelombang berdiri yang baru pada tali dengan titik simpul yang
tajam. Lihat Gambar 3.

Gelombang 3. Satu panjang gelombang


7. Catat jarak dari simpul ke simpul terdekat dan amati jumlah banyaknya gelombang
yang dihasilkan.
8. Ulangi langkah 6-7 dengan memperbesar frekuensi hingga diperoleh lima frekuensi
resonansi gelombang tali. Catat hasil pada Tabel C.

B. Tabung Resonansi
Persiapan Percobaan
1. Rangkai alat tabung resonansi seperti terlihat pada Gambar 1.

Gambar 1. Rangkaian percobaan


2. Pengeras suara dihubungkan ke pembangkit frekuensi audio menggunakan dua
kabel penghubung.
3. Mikrofon dihubungkan ke terminal masukan sound level meter (SLM).

Percobaan Frekuensi Resonansi dan Panjang Tabung

1. Rangkai semua peralatan yang diperlukan seperti pada Gambar 1.


2. Tempatkan piston pada jarak 10 cm dari ujung tabung terbuka.gunakan batang
aluminium yang terdapat pada alat tabung resonansi untuk menggeser piston.
3. Atur pembangkit frekuensi audio dengan memutarpengatur FREQ. RANGE pada
skala 100 Hz, putar tombol LEVEL ke skala minimum atau skala nol, dan kemudian
hidupkan pembangkit frekuensi audio.
4. Atur amplitudo gelombang bunyi dengan memutar tombol LEVEL secara perlahan
sampai mendengar bunyi yang cukup jelas dari pengeras suara.
5. Naikkan besar frekuensi secara perlahan dengan memutar pengtur frekuensi pada
pembangkit frekuensi audio sampai didengarkan bunyi yang relatif keras (jarum
penunjuk SLM menunjukkan nilai terbesar). Bunyi yang relatif keras ini
menunjukkan adanya resonansi di dalam tabung.
6. Catat hasil frekuensi yang didapatkan dari hasil penunjukkan pembangkit audio
pada Tabel A.
7. Ubah panjang tabung dengan menggeser piston pada posisi yang sesuai seperti
tercantum pada Tabel A. Ulangi langkah percobaan 1 – 6 untuk mendapatkan
frekuensi resonansi tabung tersebut.

Percobaan Tabung Tertutup Dan Frekuensi Harmonik

1. Atur posisi piston sehingga panjang tabung resonansi 30 cm.


2. Atur pembangkit frekuensi audio dengan memutarpengatur FREQ. RANGE pada
skala 100 Hz, putar tombol LEVEL ke skala minimum atau skala nol, dan kemudian
hidupkan pembangkit frekuensi audio.
3. Naikkan besar frekuensi secara perlahan dengan memutar pengatur frekuensi pada
pembangkit frekuensi audio sampai didengarkan bunyi yang relatif keras (jarum
penunjuk SLM menunjukkan nilai terbesar). Bunyi yang relatif keras ini
menandakan terjadinya resonansi di dalam tabung.
4. Catat nilai frekuensi yang didapatkan dari hasil penunjukkan pembangkit audio
pada Tabel B sebagai frekuensi dasar f଴.
5. Naikkan lagi besar frekuensi secara perlahan dan sampi didengarkan bunyi yang
relatif keras berikutnya. Catat frekuensi ini sebagai frekuensi atas kesatu fଵ.
6. Ulangi langkah 5 di atas sampai didapatkan minimal 5 frekuensi atas berikutnya.
Catat hasil perhitungan pada kolom yang sesuai pada Tabel B.
7. Hitung perbandingan untuk tiap frekuensi atas dan frekuensi dasar tabung. Catat
hasil perhitungan pada kolom yang sesuai pada Tabel B.
3.3 Analisis Data
A. Hukum Melde: Gelombang Berdiri pada Tali
Perubahan Tegangan Tali
1. Sebutkan faktor-faktor yang mempengaruhi cepat rambat gelombang pada tali!
2. Jelaskan pengaruh tegangan tali terhadap nilai panjang gelombang dan cepat rambat
gelombang pada tali!

Perubahan Frekuensi Getaran


1. Jelaskan hubungan antara frekuensi dengan panjang gelombang berdasarkan data
yang diperoleh dari percobaan!
2. Bagaimana pengaruh frekuensi terhadap banyaknya gelombang yang dihasilkan (satu
gelombang terdiri atas 2 perut dan 3 simpul)?
3. Lakukan analisa terhadap kesesuaian perbandingan frekuensi ke-2, ke-3, dan
seterusnya terhadap frekuensi dasar!
4. Lakukan analisa mengapa gelombang berdiri hanya terjadi pada frekuensi tertentu!

B. Tabung Resonansi

1. Buatlah kesimpulan tentang hubungan panjang tabung dan frekuensi resonansinya


dan jelaskan!
2. Tentukan deret apakah yang dibentuk oleh perbandingan antara frekuensi-frekuensi
atas dan frekuensi dasar tabung berdasarkan tabel! Apakah deret tersebut sesuai
dengan deret harmonik untuk resonansi tabung tertutup? Jelaskan!
BAB IV

HASIL PRATIKUM DAN PEMBAHASAN

1.1 Hasil Pratikum


A. Percobaan Hukum Melde: Gelombang Berdiri pada Tali
1. Percobaan perubahan tegangan tali
Tabel 4.1 Data Percobaan Perubahan Tegangan Tali 1 (Tali Putih)
No. Massa Jarak simpul ke simpul λ (m) T v (m/s)
beban (kg) 1⁄2 λ (m) (kg.m/s2)
1. 585 x 10-4 34 x 10-2 0,68 0,25 2,72
2. 686 x 10-4 35 x 10-2 0,7 0,25 2,8
3. 786 x 10-4 37 x 10-2 0,74 0,25 2,96
4. 886 x 10-4 0,4 0,8 0,25 3,2
5. 986 x 10-4 43 x 10-2 0,86 0,25 3,44
• Ket : µ = 1,04 g/m

Tabel 4.2 Data Percobaan Perubahan Tegangan Tali 2 (Tali Hitam)


No. Massa Jarak simpul ke simpul λ (m) T v (m/s)
beban (kg) 1⁄2 λ (m) (kg.m/s2)
1. 585 x 10-4 0,57 1,14 0,25 4,56
2. 686 x 10-4 0,58 1,16 0,25 4,64
3. 786 x 10-4 0,61 1,22 0,25 4,88
4. 886 x 10-4 0,66 1,32 0,25 5,28
5. 986 x 10-4 0,7 1,4 0,25 5,6
• Ket : µ = 0,32 g/m

2. Percobaan perubahan frekuensi getaran


Tabel 4.3 Data Percobaan Perubahan Frekuensi Getaran
No. Frekuensi Jarak simpul ke λ (m) n
(Hz) simpul 1⁄2 λ (m) (jumlah gelombang)
1. 2 0,92 1,84 0,59
2. 3 0,6 1,2 0,86
3. 4 0,51 1,02 1
4. 4,5 0,435 0,87 1,25
5. 6 0,33 0,66 1,65

B. Percobaan Tabung Resonansi


1. Percobaan frekuensi resonansi dan panjang tabung (FREG.RANCE = 1000 Hz)
Tabel 4.4 Data Percobaan Frekuensi Resonansi Dan Panjang Tabung
No. Panjang Tabung (Cm) Frekuensi Resonansi (Hz)
1. 10 4000
2. 15 3800
3. 20 3750
4. 25 3600
5. 30 3500

2. Percobaan tabung tertutup dan frekuensi harmonik (FREG.RANCE = 1000 Hz)


Tabel 4.5 Data Percobaan Tabung Tertutup Dan Frekuensi Harmonik
No. Frekuensi Frekuensi Resonansi (Hz) 𝑓𝑛 /𝑓0
1. 𝑓0 1000 1
2. 𝑓1 1500 1,5
3. 𝑓2 2000 2
4. 𝑓3 3000 3
5. 𝑓4 3600 3,6
6. 𝑓5 4100 4,1

1.2 Pembahasan
A. Hukum Melde: Gelombang Berdiri pada Tali
Perubahan Tegangan Tali
1. Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan, terdapat beberapa faktor yang
memengaruhi cepat rambat gelombang pada tali. Faktor-faktor yang mempengaruhi
cepat rambat gelombang pada tali antara lain :
✓ Massa rapat linier tali yang digunakan (µ)
Massa rapat linier atau massa jenis dari tali yang digunakan pada
percobaan berbanding terbalik dengan cepat rambat gelombang yang dihasilkan,
semakin besar nilai µ maka semakin kecil cepat rambat gelombangnya,
begitupun sebaliknya.
✓ Massa beban yang digantungkan pada tali (m)
Massa beban yang digantungkan pada tali berbanding lurus dengan
tegangan pada tali tersebut. Semakin berat beban yang digantungkan, maka
semakin besar nilai tegangan dan semakin besar pula cepat rambat gelombang
pada tali tersebut, sehingga massa beban yang digantung dapat memengaruhi
(berbanding lurus) dengan cepat rambat gelombang pada tali.
✓ Panjang tali (L)
Panjang tali yang digunakan berpengaruh pada panjang gelombang dan
juga banyaknya gelombang yang dihasilkan. Panjang tali berbanding lurus
dengan panjang gelombang. Panjang gelombang berpengaruh pada cepat rambat
gelombang pada tali tersebut, sehingga panjang tali dapat memengaruhi cepat
rambat gelombang pada tali.
✓ Tegangan pada tali (F)
Tegangan pada tali berbanding lurus dengan cepat rambat pada tali.
Semakin besar tegangan pada tali yang digunakan, maka semakin besar pula
cepat rambat gelombangnya, begitupun sebaliknya.
✓ Luas Penampang Tali (A)
Luas penampang pada tali berbanding terbalik dengan cepat rambat
gelombang yang dihasilkan, semakin besar luas penampang tali maka semakin
kecil cepat rambat gelombangnya, begitupun sebaliknya.
✓ Frekuensi (f)
Frekuensi yang digunakan pada gelombang tali berbanding lurus dengan
cepat rambat pada tali. Semakin besar frekuensi yang dikenakan pada tali, maka
semakin besar pula cepat rambat gelombangnya, begitupun sebaliknya.

2. Dari percobaan yang telah dilakukan, tegangan tali terbukti berpengaruh terhadap
nilai panjang gelombang dan cepat rambat gelombang pada tali. Hubungan antara
tegangan tali dengan nilai panjang gelombang dan cepat rambat gelombang pada tali
adalah saling berbanding lurus. Gaya tegangan tali memengaruhi panjangnya
gelombang yang dihasilkan. Semakin besar nilai tegangan tali, maka semakin besar
juga panjang gelombangnya, begitupun sebaliknya. Selain itu, gaya tegangan tali
juga memengaruhi cepat rabat gelombang yang dihasilkan. Semakin besar nilai
tegangan tali, maka semakin besar juga cepat rambat gelombangnya, begitupun
sebaliknya. Hal tersebut menunjukkan bahwa data hasil percobaan yang telah
dilakukan mendukung rumus yang telah ada yakni :
𝐹.𝐿
v = √ 𝑚 = λ.f............................................................(6)

Keterangan :
v : cepat rambat gelombang (m/s)
F : Gaya tegangan tali (N)
L : Panjang tali (m)
M : Massa tali (kg)
λ : Panjang gelombang (m)
f : Frekuensi (Hz)

HUBUNGAN ANTARA V, F, DAN Λ


PADA TALI PUTIH
V (m/s) F (N) λ (m)

9 0,8 0,86
0,74 3,32 3,57
8 0,68 0,7 3,08
7 2,82 2,91
6
5 2,96 3,2 3,44
4 2,72 2,8
3
2
1
0
1 2 3 4 5
λ (m) 0,68 0,7 0,74 0,8 0,86
F (N) 2,82 2,91 3,08 3,32 3,57
V (m/s) 2,72 2,8 2,96 3,2 3,44

Gambar 4.1 Hubungan Antara Tegangan Tali, Cepat Rambat, dan Panjang
Gelombang pada Tali Putih
HUBUNGAN ANTARA V, F, DAN Λ
PADA TALI HITAM
F (N) V (m/s) λ (m)

10 1,32 1,4
1,14 1,16 1,22 5,6
4,88 5,28
8 4,56 4,64
6
4 1,68 1,79
1,45 1,48 1,56
2
0
1 2 3 4 5
λ (m) 1,14 1,16 1,22 1,32 1,4
V (m/s) 4,56 4,64 4,88 5,28 5,6
F (N) 1,45 1,48 1,56 1,68 1,79

Gambar 4.2 Hubungan Antara Tegangan Tali, Cepat Rambat, dan Panjang
Gelombang pada Tali Hitam

Perubahan Frekuensi Getaran


1. Berdasarkan data yang diperoleh dari percobaan yang telah dilakukan, hubungan
antara frekuensi dengan panjang gelombang adalah berbanding terbalik. Semakin
besar panjang gelombang, maka akan semakin rendah frekuensinya. Adapun
semakin pendek panjang gelombang, maka akan semakin tinggi frekuensinya. Hal
tersebut mendukung rumus panjang gelombang pada umumnya yakni panjang
gelombang didapatkan dari cepat rambat gelombang dibagi dengan frekuensinya
𝑣
atau dapat dituliskan sebagai berikut : λ = .
𝑓

2. Berdasarkan data yang diperoleh dari percobaan yang telah dilakukan, frekuensi
berpengaruh terhadap banyaknya gelombang yang dihasilkan. Seperti yang kita
ketahui, satu gelombang penuh terdiri atas 2 perut (1 bukit dan 1 lembah) serta 3
simpul. Hubungan antara frekuensi dan jumlah gelombang yang dihasilkan adalah
berbanding lurus. Semakin besar frekuensi yang digunakan, maka semakin banyak
pula jumlah gelombang yang dihasilkan. Hal tersebut mendukung rumus frekuensi
pada umumnya yakni frekuensi didapatkan dari jumlah gelombang dibagi dengan
𝑛
waktu atau dapat dituliskan sebagai berikut : f = .
𝑡
Hubungan Antara F dengan λ
2 1,84
1,8
1,6
1,4 1,2
1,2 1,02
λ (m)

1 0,87
0,8 0,66
0,6
0,4
0,2
0
2 3 4 4,5 6
F(Hz)

Gambar 4.3 Hubungan Antara Frekuensi dengan Panjang Gelombang

Hubungan Antara F dengan N


1,8 1,65
1,6
N (Jumlah Gelombang)

1,4 1,25
1,2 1
1 0,86
0,8 0,59
0,6
0,4
0,2
0
2 3 4 4,5 6
F (Hz)

Gambar 4.4 Hubungan Antara Frekuensi dengan Jumlah Gelombang

3. Berdasarkan data yang diperoleh dari percobaan yang telah dilakukan, terdapat
perbandingan antara frekuensi ke-2, ke-3, dan seterusnya terhadap frekuensi dasar.
Setelah melakukan analisa terhadap data hasil percobaan, frekuensi ke-2, ke-3 dan
seterusnya telah sesuai dengan teori yang ada. Dimana frekuensi pada gelombang
memengaruhi jarak simpul ke simpul, panjang gelombang, dan jumlah gelombang.
Frekuensi yang digunakan juga betingkat, mulai dari yang kecil hingga semakin
lama semakin besar.
4. Gelombang berdiri disebut juga sebagai gelombang stasioner atau gelombang
tegah. Pada percobaan yang telah dilakukan, diketahui bahwa gelombang berdiri
hanya terjadi pada frekuensi tertentu. Hal tersebut dsebabkan konsep gelombang
berdiri sendiri yang amplitudonya berubah-ubah, nilainya mulai dari nol hingga
mencapai nilai maksimum tertentu. Pada gelombang stasioner, ada titik-titik yang
kedua gelombang se-fase menghasilkan titik perut dengan amplitudo dua kali
amplitudo gelombang datang (2A). Pada gelombang stasioner, ada titik-titik yang
kedua gelombang berlawanan dengan fase yang menghasilkan titik simpul dengan
amplitudo nol (A=0). Dari kedua pernyataan tersebut, dapat dibuatkan bentuk
persamaan matematis yang dapat diperoleh tempat terbentuknya simpul dan perut
yang diukur dari ujung pemantulannya sebagai berikut :

B. Tabung Resonansi
1. Berdasarkan data yang telah diambil dari percobaan yang telah dilakukan, dapat
diketahui hubungan antara panjang tabung resonansi dengan frekuensi resonansinya
adalah berbanding terbalik. Semakin besar jarak pada tabung resonansinya maka
semakin kecil frekuensi resonansi yang dihasilkan. Begitupun sebaliknya, semakin
kecil jarak pada tabung resonansinya maka semakin besar frekuensi resonansi yang
dihasilkan. Hal ini sesuai dengan teori, dimana semakin besar ruang udara pada pipa
organa dan semakin kecil volume udara di dalamnya, maka panjang gelombang
yang dihasilkan juga semakin besar sedangkan frekuensinya semakin kecil. Hal
tersebut dapat dilihat pada persamaan di bawah ini :
Ln = (2n - 1).λ/4............................(7)
Keterangan :
λ = panjang gelombang (m)
L = panjang kolom udara (m)
n =1, 2, 3, ...
2. Tentukan deret apakah yang dibentuk oleh perbandingan antara frekuensi-frekuensi
atas dan frekuensi dasar tabung berdasarkan tabel! Apakah deret tersebut sesuai
dengan deret harmonik untuk resonansi tabung tertutup? Jelaskan!
Berdasarkan data pada tabel 4.4 frekuensi atas (4000Hz) dan frekuensi dasar
(3500Hz) deret nya berbanding terbalik karena semakin Panjang tabung maka
semakin kecil frekuensi resonansinya.
Berdasarkan data pada tabel 4.5 dari data yang didapatkan, deret yang harmonik
pada pipa organa tertutup tidak sesuai teori dikarenakan
𝑓0 : 𝑓1 : 𝑓2 : 𝑓3 : 𝑓4 : 𝑓5 =1;1,5;2;3;3,6;4,1. Dari data yang didapatkan deret tersebut tidak
sesuia dengan deret harmonik untuk resonansi tabung tertutup yaitu 1:3:5:7:9:11.
Hal ini dikarenakan dua faktor yaitu :
1. Kurangnya ketelitian praktikan dalam membaca alat pengukuran dan mendengar
bunyi.
2. Kurangnya keakuratan dari alat yang dipakai untuk melakukan praktikum.
BAB V
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil percobaan yang telah dilakukan dapat ditarik kesimpulan:
A. Percobaan Hukum Melde: Gelombang Berdiri pada Tali
1. Gelombang merambat dari satu medium ke medium lain yang perpindahan
rambatannya ke medium yang berlainan. Hal ini mengakibatkan perubahan cepat
rambat pada gelombang. Untuk menentukan cepat rambat gelombang berdiri pada tali
(dalam hal ini tali hitam dan putih), maka dapat digunakan persamaan 2 dan 3.
2. Berdasar percobaan perubahan tegangan tali (hitam dan putih) pada data diatas, maka
dapat disimpulkan bahwa percobaan ini telah sesuai dengan dasar teori yang ada.
3. Pada percobaan perubahan tegangan tali dapat diketahui bahwa cepat rambat
gelombang pada tali dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti tegangan tali (T), massa
per satuan panjang tali atau kerapatan tali (µ), panjang gelombang (𝜆), dan juga
frekuensi (f).
B. Percobaan Tabung Resonasi
1. Frekuensi resonansi berbanding terbalik dengan Panjang tabung, maka semakin
Panjang pipa maka semakin kecil nilai frekuensi resonasi yang dihasilkan.
DAFTAR PUSTAKA

Apa itu Panjang Gelombang? (2021, April 19). Retrieved from Kompas.com:
https://www.kompas.com/skola/read/2021/04/19/121500569/apa-itu-panjang-
gelombang-?page=all

Ayu Jati Puspitasari, M.Si, Ir. M. Khoiri, M.Eng, Dr. Sunarko, M.Si, Teguh Handoyo, Ph.D.
(2022). Petunjuk Praktikum Fisika Umum. Yogyakarta: Politeknik Teknologi Nuklir
Indonesia .

Linda Puspitasari, Khumaedi, Supriyadi. (2012). Analisis Kecepatan Gelombang Mekanik


Kompessi P (VP) Pada Bantuan Sedimen Dengan Memanfaatkan Science Workshop
750 Interface. Semarang.

Muhammad Iqbal Syauqi, Imam Sucahyo. (2018). Pengembangan KIT Tabung Resonansi
Berbantuan Aplikasi Physics Toolbox Sensor Suite sebagai Media Pembelajaran
Gelombang Bunyi. Surabaya.
LAMPIRAN

A. Lampiran percobaan Hukum Melde: Gelombang Berdiri pada Tali


B. Lampiran percobaan Tabung Resonansi

Anda mungkin juga menyukai