Resonance
PENDAHULUAN
Gelombang adalah salah satu materi yang abstrak dalam dunia fisika dan akan ada
problem tersendiri dalam mempelajarinya. Gelombang merupakan getaran yang berjalan melalui
suatu medium.seringkali kita mengetahui keberadaan gelombang melalui sebuah referensi-refensi
tertentu tanpa mengetahui bagaimanakah bentuk gelombang itu sendiri. Peristiwa resonansi
adalah peristiwa bergetar nya suatu sistem fisis dengan nilai frekuensi tertentu pula dimana nilai
kedua frekuensi ini adalah sama. Setiap hari kita mendengar berbagai macam bunyi dilingkungan
sekitar. Bunyi dapat didengar karena adanya getaran. Peristiwa dimana suatu benda ikut bergetar
karena benda lain yang juga bergetar yang memiliki frekuensi sama dengan frekuensi alamiah
benda tersebut disebut dengan peristiwa resonansi. Benda yang banyak menggunakan asas kerja
resonansi adalah benda yang memiliki rongga udara. Asas resonansi biasa digunakan pada alat
musik. Dapat diidentifikasikan bahwa alat musik yang berongga udara akan menimbulkan suara
yang nyaring. Kualitas bunyi atau timbre(warna bunyi) itu karakter bunyi akibat banyaknya
amplitudo, frekuensi nada dasar,nada Tambahan,dan kuat nada atas yang menyertainya.
DASAR TEORI
Peristiwa resonansi adalah peristiwa bergetarnya suatu sistem fisis dengan nilai frekuensi
tertentu akibat dipengaruhi oleh sistem fisis lain(sumber) yang bergetar dengan frekuensi tertentu.
Dimana nilai kedua frekuensi ini sama. Peristiwa ini dapat kita amati dengan menggunakan
kolom udara. Kolom udara dapat dibuat dengan menggunakan tabung yang sebagian diisi dengan
air, sehingga kita dapat mengatur panjang kolom udara dengan menaik-turunkan permukaan air
pada tabung. Sistem fisis sumber adalah audio generator yang dapat menghasilkan gelombang
bunyi dengan nilai frekuensi bervariasi. Sedangkan sistem fisis yang ikut bergetar adalah
molekul-molekul udara yang berada dalam kolom udara yang bergetar karena variasi tekanan.
Gelombang yang terbentuk dalam kolom udara merupakan gelombang bunyi berdiri. Peristiwa
resonansi terjadi saat frekuensi sumber nilai nya sama dengan frekuensi gelombang bunyi pada
kolom udara yang dicirikan dengan bunyi yang paling nyaring(Amplitudo maksimum).
Bila garpu penala digetarkan diatas tabung resonansi,maka garpu penala ini akan
menggetarkan kolom udara didalam tabung resonansi. Dengan mengatur panjang kolom udara
didalam tabung resonansi. Maka akan terdengar dengung garpu penala yang lebih keras. Inilah
yang disebut resonansi.
Resonansi Hemholzt adalah peristiwa resonansi udara dalam satu rongga. Resonator
tersebut terdiri dari suatu badan yang berbentuk bola dengan satu volume udara dengan sebuah
leher. Salah satu contoh peristiwa resonansi Holmholzt adalah bunyi yang diciptakan ketika satu
hembusan melintasi puncak satu botol kosong. Ketika udara masuk kedalam suatu rongga,
tekanan didalam meningkat gaya luar yang menekan udara menghilang, udara dibagian dalam
akan mengalir keluar. Udara yang mengalir keluar akan mengimbangi udara yang ada didalam
leher.proses ini akan berulang dengan besar tekanan yang berubah semakin menurun. Efek ini
sama seperti suatu massa yang dihubungkan dengan sebuah pegas.
Udara yang berada dalam rongga berlaku sebagai sebuah pegas dan udara yang berada
dalam leher resonator yang berisi udara identik dengan sebuah massa, sebuah rongga yang lebih
besar dengan volume udara yang lebih banyak akan membuat suatu pegas menjadi lebih lemah
dan sebaliknya. Udara dalam leher yang berfungsi sebagai suatu massa. Karena sedang bergerak
maka pada massa terjadi suatu momentum. Apabila leher semakin panjang akan membuat massa
lebih besar begitu juga sebaliknya. Diameter leher sangat berkaitan dengan massa udara dalam
leher dan volume udara dalam rongga. Diameter yang terlalu kecil akan mempersempit aliran
udara sedangkan diameter yang terlalu besar akan mengurangi momentum udara dalam leher.
Prinsip kerja Hemholzt resonator adalah sebagai berikut. Pada saat gelombang menabrak
ruang,maka sebagian akan diteruskan kedalam ruangan dan kemudian menabrak dinding bagian
belakang dari resonator dipantulkan menebus lubang. Panjang dari ruang resonator ini harus
dihitung sehingga pantulan meninggalkan ruang resonator harus tepat pada saat gelombang suara
berikutnya datang keruang resonator. Idealnya, bagian tekanan tinggi dari gelombang yang
datang ke ruang resonator beriringan dengan tekanan rendah dari gelombang yang meninggalkan
ruang resonator, sehingga kedua gelombang tersebut dapat saling meniadakan. Frekuensi resonan
Helmholzt resonator tergantung pada volumenya, dan sebuah resonator harmonik dapat diubah
volumenya dengan cara menggeser tabung penutup (tabung keluar masuk). Fungsi dari
Helmholzt resonator adalah digunakan untuk mengurangi bunyi yang tidak diinginkan dengan
membangun resonator yang dirancang sesuai dengan frekuensi yang ingin dihapus. Biasanya
digunakan dengan frekuensi rendah.
1.Amplitudo
Amplitudo bisa didefinisikan sebagai jarak atau simpangan terjauh dari titik
kesetimbangan dalam gelombang sinusoide. Amplitudo pada sistem internasional disimbolkan
dengan (A) yang mempunyai satuan meter(m). Metode kuantifikasi amplitudo getaran sebagai
berikut:
Nilai amplitudo puncak ke puncak amat penting karena menunjukkan ekskursi maksimum
gelombang. Kuantitas ini untuk mengetahui perpindahan bagian mesin akibat getaran yang
penting untuk menghitung tegangan maksimum material mesin.
Nilai puncak berguna untuk menunjukkan Tingkat guncangan durasi pendek.Namun,nilai puncak
hanya menunjukkan tingkat maksimum getaran yang terjadi pada satu titik waktu tertentu.
Nilai amplitudo rata-rata telah memperhitungkan durasi waktu getaran yang terjadi. Tetapi
dianggap mempunyai fungsi yang terbatas karena pada perhitungannya nilai negatif pada
gelombang sinusoidal getaran seakan meniadakan.
Nilai RMS merupakan nilai amplitudo yang paling relevan karena selain saja memperhitungkan
waktu.dan juga memberi nilai amplitudo yang lebih aktual. Nilai amplitudo RMS memberikan
informasi nilai kandungan energi pada getaran.
Jenis amplitudo
T=t/n…….(pers.1)
f=n/t……(pers.2)
T= periode (s)
t=waktu(s)
n= jumlah getaran
2. frekuensi
Frekuensi getaran yaitu banyaknya jumlah getaran yang terjadi dalam satu detik. Satuan
frekuensi dalam sistem internasional adalah Hertz(Hz). Frekuensi disimbolkan dengan huruf f
dengan rumus:
f=n/t…...(pers. 4)
n=jumlah getaran
t= waktu(s)
BAB III
METODE PERCOBAAN
1. PHET Simulation
Dov manipulasi: menggunakan 3 massa resonator yang berbeda yaitu massa 2,3kg;2,5kg;2,7kg.
Menggunakan 5 frekuensi teng berbeda yaitu 0,8Hz;0,9Hz;1,0Hz;1,1Hz;1,2Hz.
Dov respon : nilai amplitudo didapatkan dari selisih ruler 2 dan ruler 1
4.1 Data
Resonance
Pada percobaan resonansi ini menggunakan ketetapan konstanta yang sama yaitu 100N/m
dan menggunakan 5 frekuensi yang berbeda pada masing-masing massa resonator yaitu
0,8Hz;0,9Hz;1,0Hz;1,1Hz;1,2Hz. Pada percobaan pertama digunakan massa resonator sebesar
2,3kg dan diperoleh nilai amplitudo sebesar 2,0 cm;4,0cm;9,0cm;8,0cm;3,0cm. Pada percobaan
kedua digunakan massa resonator sebesar 2,5kg dan diperoleh nilai amplitudo sebesar
3,0cm;5,0cm;15,0cm;5,0cm;3,0cm. Pada percobaan ketiga digunakan massa resonator sebesar
2,7kg dan diperoleh nilai amplitudo berturut-turut sebesar 3,0cm;7,0cm;12,0cm;4,0cm;dan 2,0cm.
Pada ketiga percobaan yang telah dilakukan dapat diketahui bahwa Nilai frekuensi pada
sebuah getaran tidak mempengaruhi nilai Amplitudonya, karena frekuensi adalah banyaknya
getaran yang terjadi dalam satu detik, dan amplitudo adalah simpangan terjauh dari sebuah benda
yang bergetar. Tetapi frekuensi itu mempengaruhi nilai gelombang.hal ini dapat dilihat dari data
diatas. Dan juga dapat diketahui bahwa semakin besar massa yang diberikan maka semakin besar
pula nilai amplitudo yang dihasilkan. Pada percobaan pertama massa resonator sebesar 2,3kg dan
diperoleh rata-rata amplitudo sebesar 5,2 cm. Pada percobaan kedua massa resonator sebesar 2,5
kg dan diperoleh rata-rata nilai amplitudo sebesar 6,2 cm. Pada percobaan ketiga massa resonator
sebesar 2,7 kg dan diperoleh rata-rata nilai amplitudo sebesar 5,6 cm. Dari hasil tersebut dapat
diketahui pada percobaan ketiga nilai rata-rata amplitudonya semakin kecil daripada percobaan
kedua. Hal ini mungkin disebabkan oleh ketidaktelitian dalam praktikum saat menggeser dan
memperhatikan Tyler 2 sehingga ampitudo yang dihasilkan menjadi tidak sesuai.
BAB V
5.1 Kesimpulan
1. Pada percobaan pertama massa resonator sebesar 2,3kg dan diperoleh rata-rata amplitudo
sebesar 5,2 cm. Pada percobaan kedua massa resonator sebesar 2,5 kg dan diperoleh rata-rata
nilai amplitudo sebesar 6,2 cm. Pada percobaan ketiga massa resonator sebesar 2,7 kg dan
diperoleh rata-rata nilai amplitudo sebesar 5,6 cm.
2. Nilai frekuensi pada sebuah getaran tidak mempengaruhi nilai Amplitudonya, karena
frekuensi adalah banyaknya getaran yang terjadi dalam satu detik, dan amplitudo adalah
simpangan terjauh dari sebuah benda yang bergetar. Tetapi frekuensi itu mempengaruhi nilai
gelombang.
3. Massa resonator dapat mempengaruhi nilai amplitudo yaitu semakin besar massa resonator
maka semakin besar pula nilai amplitudo yang dihasilkan
5.2 Saran
Dalam melakukan percobaan menggunakan PHET Simulation ini adalah harus benar-benar teliti
saat menentukan ruler 1 dan ruler 2 karena hal tersebut berpengaruh dalam nilai amplitudo yang
dihasilkan. Sebaiknya harus lebih teliti dalam pembacaan jarak antara ruler 1 dan ruler 2 supaya
tidak terjadi kesalahan dalam memperoleh data.
DAFTAR PUSTAKA
Tippler,Paul A.1991.Fisika Untuk Sains dan Teknik Edisi ke 3 jilid 1.Jakarta: Erlangga.
A S S2
2 -0,67 0,4489
3 0,33 0,1089
3 0,33 0,1089
Rata-rata = = = 2,67
ΔA = = = 0,33
A = (2,67 ± 0,33) cm
A S S2
4 -1,33 1,7689
5 -0,33 0,1089
7 1,67 2,7889
ΔA = = = 0,881
A = (5,330 ± 0,881) cm
A S S2
9 -3 9
12 0 0
15 3 9
∑A = 36 ∑S = 0 ∑S2 = 18
Rata-rata = = = 12
ΔA = = = 1,73
A = (12,00 ± 1,73) cm
A S S2
8 2,33 5,4289
5 -0,67 0,4489
4 -1,67 2,7889
Rata-rata = = = 5,67
ΔA = = = 1,201
A = (5,670 ± 1,201) cm
A S S2
3 0,33 0,1089
3 0,33 0,1089
2 -0,67 0,4489
Rata-rata = = = 2,67
ΔA = = = 0,33
A = (2,67 ± 0,33) cm
ACC
7 April 2020
ACC
7 April 2020
Pada massa 2,5 kg
ACC
7 April 2020
ACC
7 April 2020
Pada massa 2.7 kg
ACC
7 April 2020
ACC
7 April 2020