Anda di halaman 1dari 18

Gelombang bunyi merupakan salah satu contoh dari gelombang mekanik, yaitu gelombang

merambat memerlukan zat perantara (medium perantara). Gelombang bunyi adalah gelombang
mekanik yang berbentuk gelombang longitudinal, yaitu gelombang yang arah rambatannya
sejajar dengan arah getarannya. Gelombang bunyi dihasilkan oleh benda yang bergetar, benda
yang bergetar disebut sumber bunyi. Karena bunyi dihasilkan oleh benda yang bergetar, maka
kuat kerasnya bunyi tergantung pada amplitudo getarannya. Makin besar amplitudo getarannya,
makin keras bunyi terdengar dan sebaliknya makin kecil amplitudonya, makin lemah bunyi yang
terdengar. Di samping itu, keras lemahnya bunyi juga tergantung pada jarak terhadap sumber
bunyi, makin dekat dengan sumber bunyi, bunyi terdengar makin keras dan sebaliknya makin
jauh dari sumber bunyi, makin lemah bunyi yang kita dengar.

Batas Dengar Manusia Terhadap Gelombang Bunyi


Gelombang bunyi berdasarkan daya pendengaran manusia dibedakan menjadi menjadi tiga, yaitu
audio/bunyi, infrasonik dan ultrasonik. Audio yaitu daerah gelombang bunyi yang dapat didengar
oleh telinga manusia yang memiliki frekuensi berkisar antara 20 hingga 20.000 Hz. Infrasonik
yaitu gelombang bunyi yang memiliki frekuensi di bawah 20 Hz. Sedangkan ultrasonik yaitu
gelombang bunyi yang memiliki frekuensi di atas 20.000 Hz. Baik gelombang infrasonik
maupun ultrasonik tidak dapat didengar oleh telinga manusia.
Sifat Gelombang Bunyi
Gelombang bunyi merupakan gelombang longitudinal, yaitu gelombang yang terdiri atas
partikel-partikel yang berosilasi searah dengan gerak gelombang tersebut, membentuk daerah
bertekanan tinggi dan rendah (rapatan dan renggangan). Partikel yang saling berdesakan akan
menghasilkan gelombang bertekanan tinggi, sedangkan molekul yang meregang akan
menghasilkan gelombang bertekanan rendah. Kedua jenis gelombang ini menyebar dari sumber
bunyi dan bergerak secara bergantian pada medium.

Representasi Gelombang Bunyi


Gelombang bunyi dapat bergerak melalui zat padat, zat cair, dan gas, tetapi tidak bisa melalui
vakum, karena di tempat vakum tidak ada partikel zat yang akan mentransmisikan getaran.
Kemampuan gelombang bunyi untuk menempuh jarak tertentu dalam satu waktu disebut
kecepatan bunyi. Kecepatan bunyi di udara bervariasi, tergantung temperatur udara dan

kerapatannya. Apabila temperatur udara meningkat, maka kecepatan bunyi akan bertambah.
Semakin tinggi kerapatan udara, maka bunyi semakin cepat merambat. Kecepatan bunyi dalam
zat cair lebih besar daripada cepat rambat bunyi di udara. Sementara itu, kecepatan bunyi pada
zat padat lebih besar daripada cepat rambat bunyi dalam zat cair dan udara.

Laju bunyi pada berbagai materi pada 20o C dan 1


atm
Pada umumnya, bunyi memiliki tiga sifat, yaitu tinggi rendah bunyi, kuat lemah bunyi, dan
warna bunyi. Tinggi rendah bunyi adalah kondisi gelombang bunyi yang diterima oleh telinga
manusia berdasarkan frekuensi (jumlah getaran per detik). Tinggi suara ( pitch) menunjukkan
sifat bunyi yang mencirikan ketinggian atau kerendahannya terhadap seorang pengamat. Sifat ini
berhubungan dengan frekuensi, namun tidak sama. Kekerasan bunyi juga memengaruhi titi nada.
Hingga 1.000 Hz, meningkatnya kekerasan mengakibatkan turunnya titi nada.
Gelombang bunyi dibatasi oleh jangkauan frekuensi yang dapat merangsang telinga dan otak
manusia kepada sensasi pendengaran. Jangkauan ini adalah 20 Hz sampai 20.000 Hz, di mana
telinga manusia normal mampu mendengar suatu bunyi. Jangkauan frekuensi ini disebut
audiosonik. Sebuah gelombang bunyi yang memiliki frekuensi di bawah 20 Hz dinamakan
sebuah gelombang infrasonik. Sementara itu, bunyi yang memiliki frekuensi di atas 20.000 Hz
disebut ultrasonik.

Tinggi rendah bunyi dipengaruhi frekuensi bunyi


Banyak hewan yang dapat mendengar bunyi yang frekuensinya di atas 20.000 Hz. Misalnya,
kelelawar dapat mendeteksi bunyi yang frekuensinya sampai 100.000 Hz, dan anjing dapat

mendengar bunyi setinggi 50.000 Hz. Kelelawar menggunakan ultrasonik sebagai alat penyuara
gema untuk terbang dan berburu. Kelelawar mengeluarkan decitan yang sangat tinggi dan
menggunakan telinganya yang besar untuk menangkap mangsanya. Gema itu memberitahu
kelelawar mengenai lokasi mangsanya atau rintangan di depannya (misalnya pohon atau dinding
gua).

Kuat lemah bunyi dipengaruhi oleh amplitudo


gelombang bunyi
Kuat lemah atau intensitas bunyi adalah kondisi gelombang bunyi yang diterima oleh telinga
manusia berdasarkan amplitudo dari gelombang tersebut. Amplitudo adalah simpangan
maksimum, yaitu simpangan terjauh gelombang dari titik setimbangnya. Intensitas menunjukkan
sejauh mana bunyi dapat terdengar. Jika intensitasnya kecil, bunyi akan melemah dan tidak dapat
terdengar. Namun, apabila intensitasnya besar, bunyi menjadi semakin kuat, sehingga berbahaya
bagi alat pendengaran.
Untuk mengetahui hubungan antara amplitudo dan kuat nada, dapat diketahui dengan melakukan
percobaan menggunakan garputala. Garputala dipukulkan ke meja dengan dua pukulan yang
berbeda, akan dihasilkan yaitu pukulan yang keras menghasilkan bunyi yang lebih kuat. Hal ini
menunjukkan bahwa amplitudo getaran yang terjadi lebih besar. Dengan demikian, dapat
disimpulkan bahwa kuat lemahnya nada atau bunyi bergantung pada besar kecilnya amplitudo.
Semakin besar amplitudo getaran, maka semakin kuat pula bunyi yang dihasilkan.
Warna bunyi adalah bunyi yang diterima oleh alat pendengaran berdasarkan sumber getarannya.
Sumber getaran yang berbeda akan menghasilkan bentuk gelombang bunyi yang berbeda pula.
Hal ini menyebabkan nada yang sama dari dua sumber getaran yang berbeda pada telinga
manusia terhadap gelombang bunyi.

Cepat rambat bunyi dapat diukur dengan metode resonansi. Mengukur cepat rambat
gelombang bunyi dapat dilakukan dengan metode resonansi pada tabung resonator (kolom
udara). Pengukuran menggunakan peralatan yang terdiri atas tabung kaca yang panjangnya 1
meter, sebuah slang karet/plastik, jerigen (tempat air) dan garputala.

Mengukur Cepat Rambat Bunyi

Percobaan resonansi untuk mengukur cepat


rambat bunyi
Resonansi I jika :
L1 =

atau = 4 L1

Resonansi II jika :
L2 =

atau = L2

Resonansi ke III jika :


L3 =

atau = L3

Atau dapat dicari dengan


= 2 (L2 L1) = (L3 L1)
Bagaimana prinsip kerja alat ini? Mula-mula diatur sedemikian, permukaan air tepat memenuhi
pipa dengan jalan menurunkan jerigen. Sebuah garputala digetarkan dengan cara dipukul
menggunakan pemukul dari karet dan diletakkan di atas bibir tabung kaca, tetapi tidak
menyentuh bibir tabung dan secara perlahan-lahan tempat air kita turunkan. Lama-kelamaan
akan terdengar bunyi yang makin lama makin keras dan akhirnya terdengar paling keras yang
pertama. Jika jerigen terus kita turunkan perlahan-lahan (dengan garputala masih bergetar
dengan jalan setiap berhenti dipukul lagi), maka bunyi akan melemah dan tak terdengar, tetapi
semakin lama akan terdengar makin keras kembali. Apa yang menyebabkan terdengar bunyi
keras tersebut?

Gelombang yang dihasilkan garputala tersebut merambat pada kolom udara dalam tabung dan
mengenai permukaan air dalam tabung, kemudian dipantulkan kembali ke atas. Kedua
gelombang ini akan saling berinterferensi. Apabila kedua gelombang bertemu pada fase yang
sama akan terjadi interferensi yang saling memperkuat, sehingga pada saat itu pada kolom udara
timbul gelombang stasioner dan frekuensi getaran udara sama dengan frekuensi garputala.
Peristiwa inilah yang disebut resonansi. Sebagai akibat resonansi inilah terdengar bunyi yang
keras. Resonansi pertama terjadi jika panjang kolom udara sebesar

, peristiwa resonansi

kedua terjadi jika panjang kolom udara


, ketiga jika
dan seterusnya. Dengan mengukur
panjang kolom udara saat terjadi resonansi, maka panjang gelombang bunyi dapat dihitung.
Persamaan Matematis Cepat Rambat Bunyi
Oleh karena itu, cepat rambat gelombang bunyi dapat dicari dengan persamaan :
v=f
dengan :
=
panjang
gelombang
f
=
frekuensi
v = cepat rambat gelombang bunyi (m/s)

bunyi
garputala

(m)
(Hz)

Cahaya adalah gelombang elektromagnetik, hal ini berdasarkan perhitungan yang telah
dilakukan Maxwell, kecepatan gelombang elektromagnetik di ruang hampa adalah sebesar 3
108 m/s, yang nilainya sama dengan laju cahaya terukur. Hal ini membuktikan bahwa cahaya
merupakan gelombang elektromagnetik. Pernyataan Maxwell diperkuat oleh Heinrich Hertz
(1857 -1894).

Cahaya Adalah Gelombang Elektromagnetik


Dalam eksperimennya, Hertz menggunakan perangkat celah bunga api di mana muatan
digerakkan bolak-balik dalam waktu singkat, membangkitkan gelombang berfrekuensi sekitar
109 Hz. Ia mendeteksi gelombang tersebut dari jarak tertentu dengan menggunakan loop kawat
yang bisa membangkitkan ggl jika terjadi perubahan medan magnet. Gelombang ini dibuktikan
merambat dengan laju 3 108 m/s, dan menunjukkan seluruh karakteristik cahaya (pemantulan,
pembiasan, dan interferensi).
Panjang gelombang cahaya tampak mempunyai rentang antara 4,0 10-7 m hingga 7,5 10-7 m
(atau 400 nm hingga 750 nm). Frekuensi cahaya tampak dapat dihitung berdasarkan persamaan
berikut ini.
c = f. atau f =
dengan:
f
=

=
c = laju cahaya ( 3 108 m/s)

frekuensi
panjang

gelombang
gelombang

(Hz)
(m)

Berdasarkan persamaan (8.3), kita dapat menentukan frekuensi cahaya tampak bernilai antara 4,0
1014 Hz hingga 7,5 1014 Hz.
Cahaya tampak hanyalah salah satu jenis gelombang elektromagnetik yang terdeteksi dalam
interval yang lebar, dan dikelompokkan dalam spektrum elektromagnetik, yaitu daerah
jangkauan panjang gelombang yang merupakan bentangan radiasi elektromagnetik. Gelombang
radio dan gelombang mikro dapat dibuat di laboratorium menggunakan peralatan elektronik.
Gelombang elektromagnetik dengan frekuensi yang lebih tinggi sangat sulit dibuat secara
elektronik. Gelombang elektromagnetik dapat terbentuk secara alamiah, seperti pancaran dari
atom, molekul, dan inti atom. Misalnya, sinar-X dihasilkan oleh elektron berkecepatan tinggi
yang diperlambat secara mendadak ketika menumbuk logam. Cahaya tampak yang dihasilkan
melalui suatu pijaran juga disebabkan karena elektron yang mengalami percepatan di dalam
filamen panas.
Radiasi inframerah memegang peranan penting pada efek pemanasan Matahari. Matahari tidak
hanya memancarkan cahaya tampak, tetapi juga inframerah (IR) dan ultraviolet (UV) dalam
jumlah yang tetap. Manusia menerima gelombang elektromagnetik dengan cara yang berbedabeda tergantung pada panjang gelombangnya.

Spektrum Gelombang Elektromagnetik Cahaya


Mata kita mendeteksi panjang gelombang antara 4 10 -7 m sampai 7 10-7 m (cahaya tampak),
sedangkan kulit kita mendeteksi panjang gelombang yang lebih besar. Banyak gelombang
elektromagnetik yang tidak dapat kita deteksi secara langsung.

Spektrum Gelombang Elektromagnetik


Cahaya Adalah Gelombang Elektromagnetik
1. Gelombang Radio
Gelombang radio terdiri atas osilasi (getaran) cepat pada medan elektrik dan magnetik.
Berdasarkan lebar frekuensinya, gelombang radio dibedakan menjadi Low Frequency (LF),
Medium Frequency (MF), High Frequency (HF), Very High Frequency (VHF), Ultra High
Frequency (UHF), dan Super High Frequency (SHF).

Klasifikasi gelombang radio


Gelombang radio MF dan HF dapat mencapai tempat yang jauh di permukaan bumi karena
gelombang ini dapat dipantulkan oleh lapisan ionosfer. Gelombang LF diserap oleh ionosfer,
sedang gelombang VHF dan UHF menembus ionosfer, sehingga dapat digunakan untuk
komunikasi dengan satelit.
2. Gelombang Mikro
Gelombang mikro merupakan gelombang elektromagnetik dengan panjang gelombang dalam
selang antara 10-3 dan 0,03 m. Gelombang mikro dihasilkan oleh peralatan elektronik khusus,
misalnya dalam tabung Klystron. Gelombang ini dimanfaatkan dalam alat microwave, sistem
komunikasi radar, dan analisis struktur molekul dan atomik.
3. Sinar Infra Merah
Radiasi inframerah merupakan radiasi elektromagnetik dengan panjang gelombang lebih panjang
daripada panjang gelombang cahaya merah, namun lebih pendek daripada panjang gelombang
radio. Dengan kata lain radiasi pada selang panjang gelombang 0,7 hingga 1 mm. Sinar
inframerah dapat dimanfaatkan dalam fotografi inframerah untuk keperluan pemetaan sumber
alam dan diagnosis penyakit.

4. Cahaya Tampak
Cahaya tampak merupakan radiasi gelombang elektromagnetik yang dapat dideteksi oleh mata
manusia. Cahaya tampak memiliki kisaran panjang gelombang antara 4 10 -7 m hingga 7 10-7
m.
5. Sinar Ultraviolet (1015 Hz 1016Hz)
Gelombang ultraviolet mempunyai panjang gelombang yang pendek. Matahari merupakan
pemancar radiasi ultraviolet yang kuat, dan membawa lebih banyak energi daripada gelombang
cahaya yang lain. Karena inilah gelombang ultraviolet itu dapat masuk dan membakar kulit.
Kulit manusia sensitif terhadap sinar ultraviolet matahari. Meskipun begitu, atmosfer bumi dapat
menghambat sebagian sinar ultraviolet yang merugikan itu. Terbakar sinar matahari juga
merupakan risiko yang dapat menimbulkan kanker kulit.
6. Sinar-X (1016 Hz 1020 Hz)
Sinar-X merupakan radiasi elekromagnetik yang dihasilkan dari penembakan atom-atom dengan
partikel-partikel yang memiliki energi kuantum tinggi. Panjang gelombang sinar-X berkisar
antara 10-11 m hingga 10-9 m. Sinar-X dihasilkan oleh elektron-elektron yang berada di bagian
dalam kulit elektron atom, atau pancaran yang terjadi karena elektron dengan kelajuan besar
menumbuk logam. Sinar-X dapat melintas melalui banyak materi sehingga digunakan dalam
bidang medis dan industri untuk menelaah struktur bagian dalam. Sinar-X dapat dideteksi oleh
film fotografik, karena itu digunakan untuk menghasilkan gambar benda yang biasanya tidak
dapat dilihat, misalnya patah tulang.
7. Sinar Gama (1020 hz 1025 Hz)
Sinar atau gelombang gamma, yang merupakan bentuk radioaktif yang dikeluarkan oleh inti-inti
atom tertentu, mempunyai panjang gelombang yang sangat pendek. Sinar ini membawa energi
dalam jumlah besar dan dapat menembus logam dan beton. Sinar ini sangat berbahaya dan dapat
membunuh sel hidup, terutama sinar gamma tingkat tinggi yang dilepaskan oleh reaksi nuklir,
seperti ledakan bom nuklir.
Jenis-jenis cahaya diatas merupakan bukti cahaya adalah gelombang elektromagnetik.

Efek Doppler Kelas 12


College Loan Consolidation Monday, March 2nd, 2015 - Kelas XII
Efek Doppler adalah perubahan frekuensi yang diterima pendengar dibanding dengan frekuensi
sumbernya akibat gerak relatif pendengar dan sumber. Gejala perubahan frekuensi inilah yang
dikenal sebagai efek Doppler. Istilah ini diambil dari nama seorang fisikawan Austria, Christian
Johanm Doppler (1803-1855).

Peristiwa Efek Doppler


Gejala ini dapat digambarkan seperti pada gambar dibawah pada bagian (a) sumber mampu
menerima A dan B diam atau relatif diam maka frekuensi bunyi yang diterima A dan B akan
sama dengan yang dipancarkan oleh sumber. Bagaimana dengan bagian (b), sumber bunyi
bergerak ke arah B dengan kecepatan vs. Saat sumber dan penerima relatif bergerak ke arah B
maka penerima akan mendapat frekuensi bunyi lebih besar dari sumber, sedangkan penerima A
lebih kecil.

Menurut Doppler, perubahan frekuensi bunyi itu memenuhi hubungan : kecepatan relatifnya
sebanding dengan frekuensi.

vp adalah kecepatan relatif bunyi terhadap pandangan. Nilainya dapat dituliskan juga vp = v
vp. Berarti berlaku juga vs = v vs. Dengan substitusi nilai vp dan vs dapat diperoleh
persamaan efek Doppler seperti berikut.

dengan :
fp
=
frekuensi
bunyi
yang
diterima
pendengar
(Hz)
fs
=
frekuensi
bunyi
sumber
(Hz)
v
=
cepat
rambat
bunyi
di
udara
(m/s)
vs
=
kecepatan
sumber
bunyi
(m/s)
vp
=
kecepatan
pendengar
(m/s)
() = operasi kecepatan relatif, (+) untuk kecepatan berlawanan arah dan () untuk kecepatan
searah
Contoh Efek Doppler Dalam Kehidupan
Dalam kehidupan sehari-hari, kita sering menjumpai bunyi yang kita dengar akan terdengar
berbeda apabila antara sumber bunyi dan pendengar terjadi gerakan relatif. Misalnya pada saat
kita menaiki sepeda motor di jalan raya berpapasan dengan mobil ambulan atau mobil patroli
yang membunyikan sirine. Bunyi sirine yang terdengar akan makin keras saat kita bergerak
saling mendekati dan akan semakin lemah pada saat kita bergerak saling menjauhinya. Peristiwa
ini disebut efek Doppler yaitu peristiwa terjadinya perubahan frekuensi bunyi yang diterima oleh
pendengar akan berubah jika terjadi gerakan relatif antara sumber bunyi dan pendengar.
Sebagai contoh sumber bunyi mengeluarkan bunyi dengan frekuensi fs dan bergerak dengan
kecepatan vs dan pendengar bergerak dengan kecepatan vp dan kecepatan rambat gelombang
bunyi adalah v maka frekuensi bunyi yang diterima oleh pendengar apabila terjadi gerakan relatif
antara sumber bunyi dengan pendengar dapat dirumuskan :

dengan :
fp
=
frekuensi
bunyi
yang
diterima
pendengar
fs
=
frekuensi
sumber
bunyi
v
=
cepat
rambat
bunyi
di
udara
vp
=
kecepatan
pendengar
vs = kecepatan sumber bunyi (ms1)

(Hz)
(Hz)
(ms1)
(ms1)

Contoh efek Doppler dalam keseharian

Gelombang Bunyi
Bunyi merupakan gelombang mekanik yang dalam perambatannya arahnya sejajar dengan arah
getarnya (gelombang longitudinal).
Syarat terdengarnya bunyi ada 3 macam:
1. Ada sumber bunyi
2. Ada medium (udara)
3. Ada pendengar
Sifat-sifat bunyi meliputi :

Merambat membutuhkan medium

Merupakan gelombang longitudinal

Dapat dipantulkan

Karakteristik Bunyi ada beberapa macam antara lain :


Nada adalah bunyi yang frekuensinya teratur.
Desah adalah bunyi yang frekuensinya tidak teratur.
Warna bunyi adalah bunyi yang frekuensinya sama tetapi terdengar berbeda.
Dentum adalah bunyi yang amplitudonya sangat besar dan terdengar mendadak.
Cepat rambat bunyi
Karena bunyi merupakan gelombang maka bunyi mempunyai cepat rambat yang dipengaruhi
oleh 2 faktor yaitu :
1. Kerapatan partikel medium yang dilalui bunyi. Semakin rapat susunan partikel medium
maka semakin cepat bunyi merambat, sehingga bunyi merambat paling cepat pada zat
padat.
2. Suhu medium, semakin panas suhu medium yang dilalui maka semakin cepat bunyi
merambat. Hubungan ini dapat dirumuskan kedalam persamaan matematis (v = v0 +
0,6.t) dimana v0 adalah cepat rambat pada suhu nol derajat dan t adalah suhu medium.
Bunyi bedasarkan frekuensinya dibedakan menjadi 3 macam yaitu

Infrasonik adalah bunyi yang frekuensinya kurang dari 20 Hz. Makhluk yang bisa
mendengan bunyii infrasonik adalah jangkrik.

Audiosonik adalah bunyi yang frekuensinya antara 20 Hz sampai dengan 20 kHz. atau
bunyi yang dapat didengar manusia.

Ultrasonik adalah bunyi yang frekuensinya lebihdari 20 kHz. makhluk yang dapat
mendengar ultrasonik adalah lumba-lumba.

Persamaan yang digunakan dalam bab bunyi sama dengan pada bab gelombang yaitu v = s/t
BUNYI PANTUL
Bunyi pantul dibedakan menjadi 3 macam yaitu :
1. Bunyi pantul memperkuat bunyi asli yaitu bunyi pantul yang dapat memperkuat bunyi
asli. Biasanya terjadi pada keadaan antara sumber bunyi dan dinding pantul jaraknya
tidak begitu jauh (kurang dari 10 meter)
2. Gaung adalah bunyi pantul yang terdengar hampir bersamaan dengan bunyi asli.
Biasanya terjadi pada jarak antara 10 sampai 20 meter.
3. Gema adalah bunyi pantul yang terdengar setelah bunyi asli. Biasanya terjadi pada jarak
lebih dari 20 meter
Perbedaan antara Nada dengan Desah, Nada adalah bunyi yang mempunyai frekuensi teratur
sedangkan Desah adalah bunyi yang mempunyai frekuensi tidak teratur.
Beberapa manfaat gelombang bunyi dalam hal ini adalah pantulan gelombang bunyi adalah
1. dapat digunakan untuk mengukur kedalaman laut disini yang digunakan adalah bunyi
ultrasonik
2. mendeteksi janin dalam rahim, biasanya menggunakan bunyi infrasonik
3. mendeteksi keretakan suatu logam dan lain-lain.
4. diciptakannya speaker termasuk manfaat dari bunyi audiosonik.
Persamaan yang digunakan dalam bunyi sama dengan dalam gelombang yaitu v = s/t. Untuk
bunyi pantul digunakan persamaan v = 2.s/t
Bunyi merambat melalui ketiga wujud zat.
Padat
Cair
Gas
Bunyi tidak dapat merambat melalui vakum (hampa udara)
Bunyi merambat melalui suatu medium dengan cara memindahkan energi
kinetik dari satu molekul ke molekul lainnya dalam medium, tersebut.

Intensitas bunyi adalah Energi gelombang bunyi yang menembus permukaan bidang tiap satu
satuan luas tiap detiknya. Pada dasarnya gelombang bunyi adalah rambatan energi yang berasal
dari sumber bunyi yang merambat ke segala arah, sehingga muka gelombangnya berbentuk bola.

Intensitas Bunyi
Apabila suatu sumber bunyi mempunyai daya sebesar P watt, maka besarnya intensitas bunyi di
suatu tempat yang berjarak r dari sumber bunyi dapat dinyatakan :

dengan :
I
=
intensitas
P
=
daya
sumber
A
=
luas
permukaan
yang
r = jarak tempat dari sumber bunyi (m)

bunyi
bunyi
(watt,
ditembus
gelombang

(watt/m2)
joule/s)
bunyi
(m 2)

Berdasarkan persamaan di atas terlihat bahwa intensitas bunyi di suatu tempat berbanding
terbalik dengan kuadrat jaraknya, makin jauh dari sumber bunyi, maka intensitasnya semakin
kecil. Jika titik A berjarak r1 dan titik B berjarak r2 dari sumber bunyi, maka perbandingan
intensitas bunyi antara titik A dan B dapat dinyatakan dalam persamaan :

Dikarenakan pendengaran telinga manusia mempunyai keterbatasan, maka para ahli


menggunakan istilah dalam intensitas bunyi dengan menggunakan ambang pendengaran dan
ambang perasaan. Intensitas ambang pendengaran (Io) yaitu intensitas bunyi terkecil yang masih
mampu didengar oleh telinga, sedangkan intensitas ambang perasaan yaitu intensitas bunyi yang
terbesar yang masih dapat didengar telinga tanpa menimbulkan rasa sakit. Besarnya ambang
pendengaran berkisar pada 10-12 watt/m2 dan besarnya ambang perasaan berkisar pada 1 watt/m2.
Taraf Intensitas Bunyi
Berdasarkan hasil penelitian para ahli ternyata bahwa daya pendengaran telinga manusia
terhadap gelombang bunyi bersifat logaritmis, sehingga para ilmuwan menyatakan mengukur
intensitas bunyi tidak dalam watt/m2 melainkan dalam satuan dB (desi bell) yang menyatakan
Taraf Intensitas bunyi (TI). Taraf intensitas didefinisikan sebagai sepuluh kali logaritma
perbandingan intensitas dengan intensitas ambang pendengaran. Taraf intensitas bunyi
merupakan perbandingan nilai logaritma antara intensitas bunyi yang diukur dengan intensitas
ambang pendengaran (Io) yang dituliskan dalam persamaan :

dengan :

TI
=
taraf
intensitas
bunyi
I
=
intesitas
Io = intensitas ambang pendengaran (Io = 10-12 watt.m-2)

(dB
=
bunyi

desi

bell)
(watt.m-2)

Taraf Intensitas bunyti dari berbagai sumber bunyi

Maka frekwensi yang dihasilkan oleh sebuah senar(dawai) dan pipa organa dapat dirumuskan
sbb :

Keterangan :
V = Cepat rambat gelombang .................. (m/s)
F = Tegangan tali dawai .......................... (N)
f = Frekwensi nada (bunyi) .................... (Hz)
= Panjang gelombang ........................... (meter)
m = Massa dawai ..................................... (Kg)
l = Panjang tali dawai ............................... (meter)
Catatan :
1. Nada-nada yang dihasilkan oleh sebuah senar (dawai) :
Nada dasar jika ............................. l = ()
Nada atas pertama jika ................. l =
Nada atas kedua jika ................... l = (3/2) dst
2. Nada dasar yang dihasilkan oleh pipa organa :

a. Pipa Organa Terbuka :


Nada dasar jika ............................. l = ()
Nada atas pertama jika ................. l =
Nada atas kedua jika .................. l = (3/2) dst
b. Pipa organa tertutup :
Nada dasar jika ............................. l = (1/4)
Nada atas pertama jika ................. l = (3/4)
Nada atas kedua jika ................... l = (5/4) dst

Contoh 2 :
Sebuah dawai yang panjangnya 1 meter dan massanya 4 gram pada salah satu ujungnya diberi
beban 16 kg. Berapakah frekwensi nada dasar yang dihasilkan pada saat sawai dipetik ?

Intensitas dan Taraf Intensitas bunyi


1. Intensitas bunyi adalah besarnya energi bunyi setiap satuan luas setiap detik
Secara Matematika Intensitas bunyi dirumuskan :

Keterangan :
I = Intensitas bunyi .................. (watt.m-2)
W = Energi bunyi ....................... (Joule)
P = Daya .................................. (watt)
A = Luas ................................... (m2)

A = 4 r2 (r = jarak ke sumber bunyi)


t = waktu ................................ (sekon)
2. Taraf Intensitas bunyi adalah merupakan hasil perbandingan antara logaritma Intensitas bunyi
dengan Intensitas bunyi ambang.
Secara mataematika Taraf ntensitas bunyi dapat dirumuskan :

Keterangan :
TI = Taraf Intensitas bunyi ................. (dB)
I = Intensitas bunyi ........................... (watt.m-2)
Io = Intensitas bunyi ambang ( Io = 1x10-12 watt.m-2)

Contoh 3 :
Taraf Intensitas bunyi dari sebuah sumber di titik P adalah 80 dB, jika ada 6 sumber bunyi
identik dengan bunyi di atas dan dibunyikan secara bersamaan, Hitunglah besar Taraf
Intensitasnya di titik P !
Diketahui :
TI = 80 dB
n=6
TI = ............. ?
TI = TI + 10. log n
TI = 80 + 10. log 6
TI = 80 + 10 . 0,78
TI = 80 + 7,8
TI = 87,8 dB

Efek Dopller
Efek Doppler adlah peristiwa naiknya atau turunnya frekwensi bunyi yang terdengar pengamat
ketika sumber atau pengamat mendekati atau menjauhi.
Besarnya frekwensi bunyi yang terdengar pengamat dirumuskan sbb:
Keterngan : fp = frekwensi bunyi yang terdengar pengamat ....... (Hz)
fs = frekwensi bunyi sumber .................................... (Hz)
Vp= kecepatan pengamat ......................................... (m.s-1)
Vs= kecepatan sumber bunyi .................................... (m.s-1)
V = kecepatan bunyi ................................................. (m.s-1)
Catatan :
Vp : positif jika pengamat mendekati sumber bunyi
Vp : negatif jika pengamat menjauhi sumber bunyi
Vs : positif jika sumber bunyi menjauhi pengamat
Vs : negatif jika sumber bunyi mendekati pengamat
Contoh :
Seorang pengendara motor melaju dengan kecepatan 54 km/jam diikuti oleh sebuah ambulan
yang melaju dengan kecepatan 108 km/jam sambil membunyikan sirene dengan frekwensi 1200
Hz. Kecepatan bunyi diudara 330 m/s. Berapakah frekwensi bunyi sirene yang terdengar oleh
pengendara motor tersebut ?
Diketahui :
Vp = 54 km/jam = 15 m/s
Vs = 108 km/jam = 30 m/s
fs = 1200 Hz
V = 330 m/s
fp = ................. ?
Mau Coba Test Online silakan KLIK DISINI
Mau lihat Soal latihan lainnya ? .
Ok... langsung ajaa kita lihat yuuu.... !
Mau lihat klik aja tombolnya

Anda mungkin juga menyukai